ZONA INTEGRITAS POLDA SUMSEL MENUJU WBK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN

PENGADILAN NEGERI BOGOR

Pilihan Jawaban. Jawaban Nilai % Keterangan. Y/T Ya 1 Ya, apabila Tim telah dibentuk di dalam Satker/Satfung A/B/C A 1. Y/T Ya 1

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH & MELAYANI (WBBM) PADA DIREKTORAT JENDERAL

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA /PERMEN-KP/2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintahan Daerah

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDA ACEH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

SKEMA ZONA INTEGRITAS WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)/WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) POLRES METRO

Pilihan Jawaban. Jawaban Nilai % Keterangan. Y/T Ya 1 A/B/C A 1 A/B/C/D A 1

KORUPSI WILAYAH BIROKRASI BERSIH

PETUNJUK PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI DI LINGKUNGAN POLRI

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG TAHUN Disusun oleh: TIM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

1. Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI SERTA TINDAK LANJUT RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH

- 2 - Pasal 3. Pasal 5 Area sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini.

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BNN TAHUN Jakarta, Juli 2015

ZONA INTEGRITAS KEMENTRIAN AGAMA KOTA DENPASAR

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

RENCANA AKSI IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI. Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi SK Ketua Pengadilan

DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

SKEP KASATKER/KASARTFUNG tentang pembentukan tim untuk melakukan pembangunan ZI menuju WBK/WBBM pembangunan ZI (satker/satfung)

LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

LEMBAR KERJA EVALUASI (LKE) ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : SETJEN WANTANNAS TAHUN : 2017

DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

BAB I PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM

HASIL PENILAIAN MANDIRI REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN Jakarta, 26 April 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/706/KPTS/013/2012 TENTANG

CONTOH. File manajemen Perubahan. File Sub Tim Kerja Zi TIM KERJA. Membentuk Tim Kerja Pembangunan ZI

Dokumen Pendukung dan Catatan Tim Penilai Internal

DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS POLRES BOJONEGORO BULAN APRIL 2018

REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN PENGAWASAN. Heru Suseno, Yudrika Putra, Nila Yantrisiana, Testianto Hanung F.P

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012

REFORMASI BIROKRASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Rapat PRA RAKER B2TKE 2017 Tangsel, 30 Maret 2017

DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN TAHUN Disusun oleh: TIM ZONA INTEGRITAS

2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201

BIDANG PENATAAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN Jakarta, 1 Desember 2015

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Hasil Laporan Evaluasi

SOSIALISASI PEDOMAN MENTERI PAN DAN RB NOMOR 20 TAHUN 2012

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN Jakarta, 11 Februari 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

ROAD MAP PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Powerpoint Templates Page 1

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

Republik Indonesia Nomor 4286);

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

Pendahuluan. Penguatan Pengawasan. Lemahnya Sistem Pengawasan. Perilaku koruptif ASN dan Pejabat Negara. Penyimpangan Birokrasi

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ZONA INTEGRITAS PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI DI BIDANG PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOBA

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

2012, No1294.

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU. wn.ayah BEBAS darl KORUPSI (WBl) &' WILAYAH BIROKRASIBERSIH MELAYANI (W88M) PENILAIAN R1SIKO DALAM PENERAPAN SPIP

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

Transkripsi:

ZONA INTEGRITAS POLDA SUMSEL MENUJU WBK Rapat kerja pembangunan Zona Integritas Polda Sumsel Palembang. Blogger DANI 98 pada hari Rabu tanggal (1/4) di ruang kerja Inspekturat Pengawasan Daerah ( Itwasda ) Polda Sumsel Jl. Jenderal Sudirman KM 4.5 Palembang telah dilaksanakan rapat kelompok kerja pembangunan Zona Integritas persiapan unit kerja yang berpotensi sebagai unit kerja yang berpredikat Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi ( WBK ) atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di lingkungan ( WBBM ). Lebih lanjut dikatakan oleh Inspektur Pengawasan Daerah Polda Sumsel Kombes Pol Drs. Sukisto selaku Ketua Umum sesuai dengan Surat Perintah Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof. Dr. Iza Fadri Nomor : sprin/487/iii/2015, tanggal 20 Maret 2015 dengan dihadiri para pejabat utama Polda Sumsel guna terlaksananya kegiatan Pembangunan Zona Integritas menujunwilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di lingkungan Polda Sumsel. Hal ini sangat diperlukan mengingat ; 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ; 2. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ; 3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ( SPIP ) ; 5. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi ; 6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pembe rantasan Korupsi ; 7. Peraturan Menteri Pendayagunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di ling kungan Instansi Pemerintah. Disamping melaksanakan tugas dan jabatan sehari-hari, ditunjuk sebagai Tim kelompok kerja untuk melakukan identifikasi terhadap unit kerja yang berpotensi sebagai unit kerja berpredikat menuju WBK/WBBM : 1. Kombes Pol Drs. Johanes Didiek, SH Kabid Propam ditunjuk sebagai Ketua Unit Penggerak Integritas dibantu 1 anggota KBG RBP dan 2 sekretaris ; 2. Kombes Pol M. Mustaqim, S.IK Karo SDM ditunjuk sebagai Tim Pemenuhan Pakta

Integritas, Penataan Tata Laksana dan Tim Penataan Sistem Manajemen SDM dibantu 4 anggota ; 3. Kombes Pol Drs. R Djarod PH Padakova Kabid Humas ditunjuk sebagai Tim Manajemen Perubahan dibantu 4 anggota ; 4. Kombes Pol ML Jhon Mangundap SH. S.IK Kabidkum ditunjuk sebagai Tim Penataan Laksana dibantu 2 anggota ; 5. AKBP VG Titin Wardani Kabag Dalprogar Ro Rena ditunjuk sebagai Tim Penguatan Akuntabilitas dibantu 4 anggota ; 6. AKBP Dra. Fatmawati Irbid Ops Itwasda ditunjuk sebagai Tim Pengawasan dibantu 6 anggota ; 7. AKBP Eko Waluyo Irbid Bin Itwasda ditunjuk sebagai Tim Penilai Internal ( TPI ) untuk melakukan penilaian mandiri ( Self Assessment ) dibantu 1 sekretaris dan 7 anggota ; 8. Kombes Pol Drs. Suharsono, SH. M.Hum Dir Lantas ditunjuk sebagai Tim Penguatan Kualitas Pelayanan Publik dalam rangka mempersiapkan unit kerja yang dipimpinnya sebagai unit yang berpotensi sebagai unit kerja berpredikat menuju WBK/ WBBM bersama-sama dengan Kombes Pol Drs. Budi Dermawan Dir Intelkam, Kombes Pol Drs. Eddy Purwatmo, MH Dir Reskrimsus dan Kombes Pol Drs. Edy Moestopa, MH Dir Res Krim Umum ; 9. Kombes Pol / AKBP Kapolresta/ Kapolres ditunjuk sebagai Penanggung Jawab Wilayah Zona Integritas di Satwil Polda Sumsel. Implementasi Pembangunan Zona Integritas menuju WBK / WBBM di Polda Sumsel terdiri dari komponen pengungkit Manajemen Perubahan : a. Meningkatnya komitmen seluruh jajaran pimpinan dan pegawai unit kerja dalam membangun Zona Integritas menuju WBK/WBBM ; b. Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja pada unit kerja yang diusulkan sebagai Zona Integritas menuju WBK/WBBM ; c. Menurunnya resiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan. a. Penyusunan Tim Kerja Penyusunan Tim Kerja dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut : 1) Unit kerja telah membentuk tim untuk melakukan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM ; 2) Penentuan anggota tim selain pimpinan dipilih melalui prosedur/mekanisme yang jelas. b. Dokumen Rencana Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut :

1) Dokumen rencana kerja pembangunan Zona Integritaas menuju WBK/WBBM telah disusun ; 2) Dokumen rencana kerja pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM telah memuat target-target prioritas yang relevan dengan tujuan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM ; 3) Terdapat mekanisme atau media untuk mensosialisasikan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM. c. Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut : 1) Seluruh kegiatan pembangunan Zona Integritas dan Wilayah Bebas Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani telah dilaksanakan sesuai dengan target yang direncanakan ; 2) Terdapat monitoring dan evaluasi terhadap pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM ; 3) Hasil monitoring dan evaluasi telah ditindaklanjuti. d. Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut : 1) Pimpinan berperan sebagai role model dalam pelaksanaan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM ; 2) Agen Perubahan telah ditetapkan ; 3) Budaya kerja dan pola pikir telah dibangun di lingkungan organisasi ; 4) Anggota organisasi terlibat dalam pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM. Bukti pendukung : Sprin tim Zona Integritas ttd. Kasatker Dokumen Rapat : a. Undangan Rapat b. Absensi c. Dokumentasi d. Notulen : Memuat alasan memilih anggota tim e. Dll Analisa Beban Kerja per fungsi per Job Discription Pendataan kinerja perorangan ( Dokumen kesepakatan kinerja, Motto Polda ) Komponen Pengungkit Penataan Tata Laksana a. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan manajemen pemerintahan di Zona Integritas menuju WBK/WBBM ; b. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan di Zona Integritas menuju WBK/WBBM ; c. Meningkatnya kinerja di Zona Integritas menuju WBK/WBBM.

a. Prosedur Operasional tetap (SOP) Kegiatan Utama telah 1) Prosedur operasional tetap mengacu kepada peta proses bisnis instans ; 2) Prosedur operasional tetap telah diterapkan ; 3) Prosedur operasional tetap telah dievaluasi. b. E-Office telah dilakukan, yaitu 1) Sistem pengukuran kinerja berbasis sistem informasi ; 2) Sistem kepegawaian berbasis sistem informasi ; 3) Sistem pelayanan publik berbasis sistem informasi. c. Keterbukaan Informasi Publik telah 1) Kebijakan tentang keterbukaan informasi publik telah diterapkan ; 2) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukan informasi publik. Komponen Pengungkit Penataan Sistem Manajemen SDM a. Meningkatnya ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur pada masing-masing Zona Integritas menuju WBK/WBBM ; b. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur pada masing-masing masing Zona Integritas menuju WBK/WBBM ; c. Meningkatnya disiplin SDM aparatur pada masing-masing masing Zona Integritas menuju WBK/WBBM ; d. Meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur pada Zona Integritas menuju WBK/WBBM ; e. Meningkatnya profesionalisme SDM aparatur pada Zona Integritas menuju WBK/WBBM. a. Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan Organisasi Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang seharusnya 1) Unit kerja telah membuat rencana kebutuhan pegawai di unit kerjanya dalam hal rasio dengan beban kerja dan kualifikasi pendidikan ; 2) Unit kerja telah menerapkan rencana kebutuhan pegawai di unit kerjanya ; 3) Unit kerja telah menerapkan monitoring dan evaluasi terhadap rencana kebutuhan pegawai di unit kerjanya. b. Pola Mutasi Internal

1) unit kerja telah menetapkan kebijakan pola mutasi internal ; 2) unit kerja telah menerapkan kebijakan pola mutasi internal ; 3) unit kerja telah memiliki monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan pola rotasi internal. c. Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi 1) Telah melakukan upaya pengembangan kompetensi (capacity building / transfer knowledge) ; 2) Terdapat kesempatan/hak bagi pegawai di unit kerja terkait untuk mengikuti diklat maupun pengembangan kompetensi lainnya. d. Penetapan Kinerja Individu 1) telah memiliki penilaian kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi ; 2) ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian dengan indikator kinerja individu level diatasnya ; 3) telah melakukan pengukuran kinerja individu secara periodik; dan 4) hasil penilaian kinerja individu telah dilaksanakan/diimplementasikan mulai dari penetapan, implementasi dan pemantauan. e. Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Pegawai dilakukan, seperti pelaksanaan Aturan disiplin/kode etik/kode perilaku telah dilaksanakan / diimplementasikan ; f. Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Pegawai Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang seharus nya dilakukan, seperti pelaksanaan sistem informasi kepegawaian pada unit kerja telah dimutakhirkan secara berkala. Komponen Pengungkit Penguatan Akuntabilitas Kinerja a. Meningkatnya kinerja instansi pemerintah ; b. Meningkatnya akuntabilitas instansi pemerintah. a. Keterlibatan Pimpinan Dalam penyelenggaraan sistem akuntabilitas kinerja, salah satu komponen yang termasuk di dalamnya adalah dokumen perencanaan strategis unit kerja tersebut. Dokumen ini menyajikan arah pengembangan yang diinginkan dengan memperhatikan kondisi unit kerja saat ini termasuk sumber daya yang dimiliki, strategi pencapaian, serta ukuran keberhasilan.

Agar penjabaran dokumen perencanaan strategis ini dapat terlaksana dengan baik dibutuhkan keterlibatan pimpinan instansi. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh pimpinan instansi, sebagai berikut : 1) Unit kerja telah melibatkan pimpinan secara langsung pada saat penyusunan perencanaan ; 2) Unit kerja telah melibatkan secara langsung pimpinan saat penyusunan penetapan kinerja ; 3) Pimpinan telah memantau pencapaian kinerja secara berkala. b. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja Pengelolaan akuntabilitas kinerja terdiri dari pengelolaan data kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja. Untuk mengukur pencapaian program ini digunakan indikator di bawah ini : 1) Unit kerja telah memiliki dokumen perencanaan ; 2) Dokumen perencanaan telah berorientasi hasil ; 3) Indikator kinerja telah memiliki kriteria Specific, Measurable, Acheivable, Relevant and Time bound (SMART) ; 4) Unit kerja telah menyusun laporan kinerja tepat waktu ; 5) Pelaporan kinerja telah memmberikan informasi tentang kinerja ; 6) Unit kerja telah berupaya meningkatkan kapasitas SDM yang menangangi akuntabilitas kinerja. Komponen Pengungkit Penguatan Pengawasan a. Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara oleh masing-masing instansi pemerintah ; b. Meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara pada masing-masing instansi pemerintah ; c. Meningkatnya status opini BPK terhadap pengelolaan keuangan negara pada masingmasing instansi pemerintah ; d. Menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang pada masing- masing instansi pemerintah. a. Pengendalian Gratifikasi 1) unit kerja telah memiliki public campaign tentang pengendalian gratifikasi; dan 2) unit kerja telah mengimplementasikan pengendalian gratifikasi. b. Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) 1) unit kerja telah membangun lingkungan pengendalian; 2) unit kerja telah melakukan penilaian risiko atas unit kerja;

3) unit kerja telah melakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risikoyang telah diidentifikasi; dan 4) unit kerja telah mengkomunikasikan dan mengimplementasikan SPI kepada seluruh pihak terkait. c. Pengaduan Masyarakat 1) unit kerja telah mengimplementasikan kebijakan pengaduan masyarakat ; 2) unit kerja telah melaksanakan tindak lanjut atas hasil penanganan pengaduan masyarakat ; 3) unit kerja telah melakukan monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat ; 4) unit kerja telah menindaklanjuti hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat. d. Whistle Blowing System 1) unit kerja telah menerapkan whistle blowing system ; 2) unit kerja telah melakukan evaluasi atas penerapan whistle blowing system ; 3) unit kerja menindaklanjuti hasil evaluasi atas penerapan whistle blowing system. e. Penanganan Benturan Kepentingan 1) Unit kerja telah mengidentifikasi benturan kepentingan dalam tugas fungsi utama ; 2) Unit kerja telah menyosialisasikan penanganan benturan kepentingan ; 3) Unit kerja telah mengimplementasikan penanganan benturan kepentingan ; 4) Unit kerja telah melakukan evaluasi atas penanganan benturan kepentingan ; 5) Unit kerja telah menindaklanjuti hasil evaluasi atas penanganan benturan kepentingan. Komponen Pengungkit Penguatan Kualitas Pelayanan Publik a. Meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih murah, lebih aman, dan lebih mudah dijangkau) pada instansi pemerintah ; b. Meningkatnya jumlah unit pelayanan yang memperoleh standardisasi pelayanan internasional pada instansi pemerintah ; c. Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik oleh masing-masing instansi pemerintah. a. Standar Pelayanan Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang seharusnya 1) Unit kerja telah memiliki kebijakan standar pelayanan ; 2) Unit kerja telah memaklumatkan standar pelayanan ; 3) Unit kerja telah memiliki SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan ; 4) Unit kerja telah melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan SOP. b. Budaya Pelayanan Prima Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang seharusnya

1) Unit kerja telah memiliki sitem reward and punishment bagi pelaksana layanan lakukan sosialisasi/pelatihan berupa kode etik, estetika, capacity building dalam upaya penerapan budaya pelayanan prima ; 2) Unit kerja telah memiliki informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui berbagai media ; 3) Unit kerja telah memiliki sistem reward and punishment bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar ; 4) Unit kerja telah memiliki sarana layanan terpadu / terintegrasi ; 5) Unit kerja telah melakukan inovasi pelayanan. c. Penilaian Kepuasan Terhadap Pelayanan 1) Unit kerja telah melakukan survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan ; 2) Hasil survey kepuasan masyakat dapat diakses secara terbuka ; 3) Unit kerja telah melakukan tindak lanjut atas hasil survey kepuasan masyarakat. 1. Manajemen Perubahan Implementasi Membentuk tim untuk melakukan pembangunan Zona Integritas. Rapat (Penentuan anggota Tim selain pimpinan dipilih melalui prosedur/mekanisme jelas) Dokumen rencana kerja pembangunan Zona Integritas menuju WBK / WBBM. Bukti Pendukung Sprin tim Zona Integritas ttd. Kasatker Dokumen Rapat : a. Undangan Rapat b. Absensi c. Dokumentasi d. Notulen : Memuat alasan memilih anggota tim, e. Dll Analisa Beban Kerja per fungsi per Job Discription Pendataan kinerja perorangan (Dokumen kesepakatan kinerja, Motto Polda) 2. Penataan Tata Laksana Implementasi - SOP Satker telah diterapkan - SOP Satker dievaluasi. Bukti Pendukung - Produk, Prosedur Operasional tetap (SOP) yang ada di Satker 3. Penataan Sistem Manajemen SDM 4. Penguatan Akuntabilitas Kinerja 5. Penguatan Pengawasan

6. Penguatan Kualitas Pelayanan Publik Ditambahkan oleh Irwasda Sumsel setelah dilaksanakan rapat kerja segera dapat ditindak lanjuti oleh masing-masing satuan kerja dan satuan kewilayahan jajaran Polda Sumsel sehingga kedepan diharapkan Polda Sumsel mendapatkan predikat yang lebih baik dari sekarang ditulis oleh Kompol Soeryadan