ADVOKASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PROGRAM MBS B2-4

dokumen-dokumen yang mirip
Strategi UNICEF dalam Mendukung Pemerintah untuk Memperluas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

CONTOH SUKSES PELAKSANAAN MBS B2-3

PROGRAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH:KONSEP PELAKSANAAN, PERENCANAAN, MONITORING, EVALUASI, DAN SUPERVISI

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan data yang telah dianalisis secara kualitatif pada

PANDUAN ADVOKASI DAN LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN, ANGGARAN, SUPERVISI DAN MONITORING PROGRAM MBS

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH B2-2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

LANDASAN IMPLEMENTASI MBS

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)

! "## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan

FORMULIR EVALUASI HASIL RENJA PD KABUPATEN BARRU PERANGKAT DAERAH : PERIODE PELAKSANAAN TAHUN 2017 SAMPAI DENGAN SEMESTER I. Kab.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

SURAT EDARAN Nomor: 348/C/KU/2009

LAPORAN EKSEKUTIF KONTRIBUSI PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGELOLAAN DAN PENGUATAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD), 2010

BAB I PENDAHULUAN. mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam pengelolaan urusan publik

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

LPF 7. PENYUSUNAN RENCANA PEMANTAUAN & EVALUASI 120 menit

Inovasi Jogjaplan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Pelaksanaan, Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Pemutakhiran RKS/M/RKT/RKAS

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

PERAN APIP DALAM MENGAWAL AKUNTABILITAS PEMBANGUNAN DESA

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

ANGGARAN 2015 URUT PROGRAM KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Jalan Istana Kota BaruKodePos DAIK LINGGA

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011

Pembentukan TIM PENGEMBANG SEKOLAH/ MADRASAH (TPS/M)

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN KINERJA

B ab I P endahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang

-1- PETUNJUK TEKNIS PERENCANAAN PEMBIAYAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA I.

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. pada tahun 1990-an berpengaruh terhadap konsep anggaran negara pada

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

5 KEWAJIBAN PEMERINTAH DESA PASCA IMPLEMENTASI UU NO.6 TAHUN Suswanta

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2017

LAMPIRAN. Biaya Satuan

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

KATA PENGANTAR. Ratahan, 2016 KEPALA BADAN PMPD KABUPATEN MINAHASA TENGGARA,

BAB III METODE PENELITIAN

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

RANGKUMAN HASIL KONFERENSI

DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Tujuan

BUPATI SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

RKAS RKAS RKS RPS 11/1/2011. Dr. Cepi Safruddin Abd. Jabar Jurusan Administrasi Pendidikan

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM/KEGIATAN RKPD TAHUN Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Timur 2012

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

RENCANA KERJA ANGGARAN AS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BANDU Tahun Anggaran 2015

=================================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN. dewan melainkan juga dipengaruhi latar belakang pendidikan dewan,

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban

PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2015 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB II EVALUASI HASIL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 SAMPAI DENGAN TRIWULAN II TAHUN 2016

BUPATI BOLAANG MONGONDOW

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

HASIL RAPAT KOORDINASI KELITBANGAN TAHUN 2017 di PALANGKARAYA, KALIMANTAN TENGAH MATERI KOMISI I KELEMBAGAAN DAN SDM BADAN LITBANG DAERAH

RANCANGAN AKHIR RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

Rumusan. Masalah. Target. Tujuan. eplanning. Sasaran DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LPF 6. LANGKAH 6 MENYUSUN PROGRAM STRATEGIS DAN PAGU INDIKATIF 120 Menit

PERLUASAN DAN PEMERATAAN AKSES PAUD BERMUTU DAN BERKESETARAAN GENDER DI SEMUA PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERJALANAN DINAS PEDOMAN PERBUP KABUPATEN KEPULAUAN ARU NO. 4 TAHUN

PROPOSAL. Sistem Informasi Monitoring & Evaluasi Pembangunnan

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik

BUPATI MALUKU TENGGARA

SAMBUTAN PENYERAHAN LAPORAN HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA WILAYAH II

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN APA, BAGAIMANA, DAN MENGAPA

2 RKS dan RKA hanya memuat dua dari tiga. 1 RKS dan RKA hanya memuat satu dari tiga. 0 RKS dan RKA tidak memuat ketiganya

WALIKOTA PROBOLINGGO

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 jo No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan di Daerah

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V. Berdasarkan rumusan masalah pada BAB I, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

Rencana Kerja Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Transkripsi:

ADVOKASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PROGRAM MBS FA Book 2 4.indd 1 10/26/10 2:14:59 PM

FA Book 2 4.indd 2 10/26/10 2:14:59 PM

DAFTAR ISI A. Dasar Pemikiran 03 B. Tujuan Advokasi Perencanaan 04 dan Penganggaran Program MBS C. Kerangka Regulasi Memberikan 05 Peluang untuk Mengintegrasikan MBS dalam Perencanaan dan Penganggaran D. Biaya satuan (unit cost) Program MBS 07 2 FA Book 2 4.indd 3 10/26/10 2:14:59 PM

A. DASAR PEMIKIRAN Sejak tahun 1999 Pemerintah Indonesia (melalui Departemen Pendidikan Nasional) bekerjasama dengan UNICEF dan UNESCO telah mengembangkan Program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai salah satu inovasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar. Dengan adanya program ini telah terjadi reformasi dalam manajemen sekolah, peningkatan mutu pengajaran, dan meningkatnya peran serta masyarakat dalam mendukung pendidikan di sekolah. Di samping itu dari sisi output telah terjadi peningkatan nilai ujian siswa, meningkatnya fasilitas sekolah, menurunnya angka putus sekolah, dan meningkatnya angka partisipasi sekolah. Pelatihan bagi guru, kepala sekolah, dan stakeholder untuk mengembangkan MBS Berdasarkan pengalaman Kabupaten Bone-Sulawesi Selatan dan Kota Probolinggo-Jawa Timur yang telah mereplikasi program MBS yang dirintis oleh UNICEF dan UNESCO, ternyata replikasi program ini tidak membutuhkan biaya yang besar. Ini terbukti dari temuan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang melakukan penelitian tentang pembiayaan program MBS melalui CLCC Cost Analysis. Dari hasil penelitian mereka ditemukan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mereplikasi program MBS di Kabupaten Bone-Sulawesi Selatan hanya 0,71% dari belanja langsung pendidikan atau 0,71% dari total belanja pendidikan atau 0,04 % dari total belanja APBD kabupaten ini. Sedangkan untuk Kota Probolinggo-Jawa Timur biaya yang dibutuhkan adalah 0,49 % dari belanja langsung pendidikan, 0,10% dari total belanja pendidikan atau 0,09 % dari total APBD Kota Probolinggo.Total unit cost rata-rata per tahun untuk melaksanaan kegiatan program MBS dengan dana UNICEF di Kabupaten BoneSulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel berikut: 3 FA Book 2 4.indd 4 10/26/10 2:15:00 PM

Jenis Kegiatan Unit Cost MBS dalam 1 tahun di Kabupaten Bone Biaya Kegiatan Jumlah Kegiatan/ Tahun Biaya (Rp) Kegiatan Persiapan 10.420.000,00 1 10.420.000 In-service Training 119.510.000,00 1 119.510.000 OJT 560.000,00 2 1.120.000 KKG/KKKS 1.430.000,00 15 21.450.000 MONEV 4.565.000,00 2 9.130.000 Block Grant 12.000.000,00 2 24.000.000 Total Biaya 185.630.000 Sumber: UNICEF 2009 Total biaya pada tabel di atas adalah untuk pelaksanaan program di 12 sekolah. Dengan demikian, rata-rata unit cost pelaksanaan MBS untuk satu sekolah per tahun adalah sekitar Rp. 15,5 juta yang sesungguhnya adalah jumlah yang tidak besar. B. TUJUAN ADVOKASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PROGRAM MBS Advokasi adalah suatu proses terencana, terorganisir, dan sistematik yang dilakukan mendukung pembaharuan atau perubahan kebijakan publik, dengan jalan mempengaruhi para penentu kebijakan. Advokasi perencanaan dan penganggaran pendidikan dasar melalui MBS bertujuan untuk memastikan diakomodirnya program/kegiatan MBS; dialokasikannya anggaran dalam APBD atau sumber daya lain untuk program/kegiatan tersebut; termonitor dan terevaluasinya pelaksanaan anggaran agar berjalan efektif dan efisien. Dalam konteks keberlanjutan dan pengembangan program MBS, proses perencanaan dan penganggaran sangat penting mengingat keduanya merupakan alat untuk mewujudkan komitmen terhadap peningkatan kualitas pendidikan dasar ke dalam praktek. Perencanaan dan penganggaran berfungsi sebagai pedoman untuk melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi kebijakan peningkatan kualitas pendidikan dasar, serta acuan untuk penilaian kinerja. Dengan demikian pelajaran baik yang dihasilkan oleh MBS dapat direplikasi dan terjamin keberlanjutannya. Advokasi perencanaan dan penganggaran untuk peningkatan kualitas pendidikan dasar melalui MBS bukanlah menjadi tanggung jawab satu pihak saja. Semua pemangku kepentingan untuk pendidikan memiliki tanggungjawab untuk melakukan advokasi ini demi mewujudkan program dan anggaran yang berpihak kepada peningkatan kualitas pendidikan dasar melalui MBS. 4 FA Book 2 4.indd 5 10/26/10 2:15:00 PM

C. kerangka regulasi memberikan peluang untuk mengintegrasikan mbs dalam perencanaan dan penganggaran Peluang pengintegrasian MBS ke dalam sistem perencanaan dan penganggaran pendidikan sangat terbuka, bahkan telah diamanahkan untuk itu. Berikut beberapa produk hukum yang mengamanahkan untuk diakomodirnya kegiatan kegiatan MBS dalam program dan anggaran pendidikan: Pasal 51 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Renstra Depdiknas 2005-2009 RPJMD Kabupaten/Kota Renstra Pendidikan Daerah PP 19 /2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendagri 13/2006 yang telah disempurnakan oleh Permendagri 59/2007 Suasana pelatihan program MBS. 5 FA Book 2 4.indd 6 10/26/10 2:15:03 PM

Alokasi anggaran untuk pelaksanaan MBS dapat diakomodir dalam APBD dan telah terdapat nomenklatur untuk itu. Nomenklatur MBS diatur sangat jelas dalam Lampiran A.VII.Permendagri 13/2006 yang telah disempurnakan oleh Permendagri 59/2007, sebagai berikut: Kode Rekening MBS dalam Permendagri 59/2007 Kode Rekening Program Kegiatan 1.01.xx.16.70 1.01.xx.16.71 1.01.xx.16.72 1.01.xx. 16.73 1.01.xx. 16.57 1.01.xx. 16.58 1.01.xx. 16.59 1.01.xx. 16.60 1.01.xx. 16.60 1.01.xx. 20.04 1.01.xx.22.05 1.01.xx.22.06 1.01.xx.15.60 1.01.xx.16.74 Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Manajemen Pelayanan Pendidikan Manajemen Pelayanan Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini Pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa Pengembangan Comprehensive Teaching Learning (CTL) Pengembangan materi belajar mengajar & metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar Pelatihan kompentensi tenaga pendidik Pelatihan kompetensi siswa berprestasi Pelatihan penyusunan kurikulum Pembinaan forum masyarakat peduli pendidikan Pembinaan forum masyarakat peduli pendidikan Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG) Pembinaan Dewan Pendidikan Pembinaan Komite Sekolah Pengembangan data dan informasi pendidikan anak usia dini Penyediaan beasiswa retrieval untuk anak putus sekolah Hubungan dengan MBS MBS, PSM, MBS, PSM PSM MBS & PSM & MBS PSM & MBS SIPBM SIPBM 6 FA Book 2 4.indd 7 10/26/10 2:15:03 PM

1.01.xx.16.74 Penyediaan beasiswa transisi SIPBM 1.01.xx. 16.60 Pembinaan forum masyarakat peduli pendidikan PSM 1.01.xx. 20.----- Dst.. Dst. D. biaya satuan (unit cost) Program MBS Sebagaimana telah dijelaskan di atas, program MBS sesungguhnya tidak membutuhkan dana besar namun jika dilaksanakan akan angat besar artinya bagi peningkatan kualitas pendidikan dasar. Berdasarkan hasil penelitian CSIS tentang Unit Cost pelaksanaan MBS, biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan program MBS selama 1 tahun di 1 sekolah di Kab. Bone, Sulawesi Selatan adalah sekitar Rp. 15,5 juta. Hasil penelitian di Kab. Probolinggo-Jawa Timur menemukan bahwa unit cost maksimum yang dibutuhkan per sekolah per tahun lebih rendah dari Kab. Bone-Sulawesi Selatan, yaitu sekitar Rp. 10 juta per sekolah. Unit-unit cost yang disebutkan ini akan menjadi lebih murah apabila pemerintah kabupaten/kota dapat melakukan efisiensi, misalnya dengan memfokuskan kegiatan pelatihan di tingkat gugus dan bukan di tingkat kabupaten sehingga bisa menghemat biaya sewa gedung, biaya akomodasi, dan biaya transportasi. Biaya juga bisa ditekan dengan cara mengintegrasikan kegiatan-kegiatan MBS ke dalam kegiatan rutin seperti pendampingan di sekolah atau OJT yang dapat dilakukan oleh pengawas sebagai bagian dari tupoksinya. Unit cost yang dibutuhkan berdasarkan hasil penelitian CSIS tersebut sesungguhnya bukan nilai mutlak. Berapa besar dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan MBS sangat tergantung pada standar harga barang dan jasa di masingmasing daerah dan ketersediaan fasilitas serta sumber daya lain yang dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Pendanaan kegiatan MBS pun sesungguhnya tidak mesti bergantung pada APBD saja tetapi dapat juga didanai oleh sumber lain. Salah satu ilustrasi pembiayaan kegiatan inti dan pendukung MBS yang dapat didanai dengan berbagai sumber dapat dilihat pada table di bawah ini: Kemungkinan Sumber Pembiayaan Kegiatan MBS No. Sumber Pendanaan Kegiatan 1. APBD 2. BOS 3. Masyarakat Pertemuan Koordinasi Advokasi Program MBS Monitoring Pelatihan in service Pelatihan on the job / magang KKG / KKKS Pengadaan alat peraga KKG / KKKS Pengadaan alat peraga 7 FA Book 2 4.indd 8 10/26/10 2:15:03 PM