Interaksi Edukatif. Kelompok 8 Labiba Zahra K Novita Ening B K Rini Kurniasih K

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. sebut tariqah artinya jalan, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan upaya cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan upaya ilmiah,

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai

PRINSIP-PRINSIP METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARANDILIHAT DARI SASARAN:

I. PENDAHULUAN. Menurut Djamarah dan Zain (1996:1) menyatakan bahwa Belajar mengajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara efektif menurut Setiawan, dkk (2007: 111) adalah sebagai

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan adanya motivasi

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

MODEL & PENDEKATAN PEMBELARAN. (A. Suherman)

BAB II. Kajian Pustaka. pembelajaran kooperatif, dan prestasi belajar.

BAB II. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

INTERAKSI EDUKATIF. (Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Belajar dan Pembelajaran 2 dengan dosen pengampu Dr.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pendidikan, baik pendidikan non formal (masyarakat),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pers, 2002, hlm Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media pembelajaran, Jakarta :

BAB II KAJIAN TEORI. disebut dengan hasil belajar belajar. Hal ini tentunya tidak terlepas dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model. Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan Jigsaw

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian belajar dalam kehidupan sehari-hari seringkali diartikan yang kurang

BAB II LANDASAN TEORI. dalam psikologi sosial disebut konformitas (Sarwono, 2006).

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan angka angka dan rumus rumus. Dari hal ini muncul. anggapan bahwa kemampuan komunikasi matematika belum dapat dibangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika HANAFI A

c. Metode Curah Pendapat/Urun Pendapat/Brainstorming

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang dipergunakan oleh guru. Pengertian lain ialah sebagai teknik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, 2010:105. Pengertian hasil belajar adalah suatu proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar mengajar Sardiman (2004: 93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sekarang dihadapkan pada tantangan-tantangan yang. mengharuskannya mampu melahirkan individu-individu yang dapat

Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

Konsep Dasar Pengajaran Remedial untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik dalam Mempelajari Statistika

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING KELAS V SD NEGERI 188/III SUNGAI BETUNG MUDIK

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kuat, bahwa proses belajar mengajar akan lebih efektif apabila

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. Metode adalah merupakan cara mengerjakan sesuatu. pelajaran yang disajikan, mudah diterima dan dipahami.

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini sedang memasuki era baru yaitu era globalisasi dimana hampir

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Transkripsi:

Interaksi Edukatif Kelompok 8 Labiba Zahra K1310049 Novita Ening B K1310060 Rini Kurniasih K1310069 Pend. Matematika (sbi) 2010

Pengertian Interaksi Edukatif Interaksi edukatif adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secar aktif, dimana guru dengan siswa saling berinteraksi untuk melakukan pembahasan dan pengkajian suatu materi tertentu, sehingga siswa berperan aktif dalam belajar dan guru berperan aktif dalam mengajar.

Ciri-ciri a. Ada tujuan yang ingin dicapai b. Ada bahan atau pesan yang menjadi isi interaksi c. Ada pelajar yang aktif mengalami d. Ada guru yang melaksanakan e. Ada metode untuk mencapai tujuan f. Ada situasi yang memungkinkan proses belajar mengajar dengan baik g. Ada penilaian terhadaap hasil interaksi

Komponen - komponen a. Tujuan b. Bahan Ajar c. Metode d. Alat e. Sarana atau sumber f. Evaluasi

Prinsip - prinsip a. Motivasi b. Presepsi yang dimiliki c. Titik pusat perhatian d. Keterpaduan e. Pemecahan masalah f. Mencari g. Belajar sambil bekerja h. Hubungan sosial i. Perbedaan individu

Tahap tahap a. Sebelum pengajaran b. Pengajaran c. Sesudah pengajaran

Metode Interaksi edukatif a. Di dalam kelas 1. Metode ceramah 2. Metode tanya jawab 3. Metode diskusi 4. Metode eksperimen 5. Metode pemecahan masalah 6. Metode sosiodrama b. Di luar kelas 1. Metode karya wisata 2. Metode pemberian tugas

Metode Sosiodrama dan bermain peran Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ini sebagai berikut : 1. guru menerangkannya teknik pelaksanaanya, dan menentukan peran tiap siswa. 2. Menerapkan situasi dan masalah yang akan dimainkan 3. mengatur masalah yang akan dilakukan sedemikian rupa 4. Setelah selesai, guru dapat menghentikan, danmemecahkan masalah secara umum sehingga penonton dapat berkesempatan untuk bertanya 5. Guru dan siswa dapat memberikan komentar dan kesimpulan

Kelebihan Sosiodrama dan bermain peran 1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. 2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias 3. Membangkitkan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi 4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri 5. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja

Kelemahan Sosiodrama dan bermain peran 1. Sosiodrama dan bermain peranan memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak 2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya 3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerankan suatu adegan tertentu 4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai 5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini 6. Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode sosiodrama dan bermain peranan ini.

Metode Karya Wisata Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

Kelebihan Metode Karya Wisata 1. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran. 2. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat. 3. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Kekurangan Metode Karya Wisata 1. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak 2. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang, 3. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan. 4. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan. 5. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

Metode Pemberian tugas (resitasi) Metode tugas dan resitasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas tertentu kepada siswa untuk dikerjakan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam materi pelajaran dan dapat pula mengevaluasi materi yang telah dipelajari. Sehingga siswa akan terangsang untuk belajar aktif baik secara individual maupun kelompok.

Kelebihan Metode pemberian tugas 1. Baik sekali sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif. 2. Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas karena siswa harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan. 3. Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar. 4. Memberikan tugas siswa untuk sifat yang praktis.

Kelemahan Metode pemberian tugas 1. Tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan meniru pekerjaan orang lain. 2. Karena perbedaan individu, maka tugas apabila diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedangkan sebagian lainnya merasa mudah menyelesaikan tugas tersebut. 3. Apabila tugas diberikan, lebih-lebih bila itu sukar dikerjakan, maka ketenangan mental para siswa menjadi terpengaruh.

CBSA DALAM INTERKSI EDUKATIF Suatu cara, teknik atau teknologi proses kegiatan interaksi edukatif dimana peserta didik menjadi subjeknya yang terlibat secara intelektual dan emosional yang berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar.

Pelaksanaan CBSA dalam Interaksi Edukatif Pemanfaatan waktu luang, pembelajaran individual, belajar kelompok, bertanya jawab, belajar mandiri,

1. Pemanfaatan Waktu Luang Pemanfaatan waktu luang di rumah yaitu dengan kegiatan belajar aktif, misalnya menyusun rencana belajar, memilih bahan untuk dipelajari, dan menilai penguasaan bahan bahan sendiri.

2. Pembelajaran Individual pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik individu tiap siswa, seperti : minat abilitet, bakat, kecerdasan, dan sebagainya.

3. Belajar Kelompok Teknik pelaksanaannya dapat dalam bentuk kerja kelompok, diskuis kelompok, diskusi kelas, diskusi terbimbing, dan diskusi ceramah.

4. Tanya Jawab Kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa, dan antar kelompok siswa dengan kelompok lainnya memberikan peluang cukup banyak bagi setiap siswa belajar aktif dan akan lebih besar jika pertanyaanpertanyaan tersebut timbul dan diajukan oleh pihak siswa dan dijawab oleh siswa lainnya.

5. Belajar Inquiry/ Discovery (Belajar Mandiri). Peserta didik melakukan proses mental intelektual dalam upaya memecahkan masalah. Mulai dari merumuskan suatu masalah, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan serta mengaplikasikan hasil belajar dilakukan sendiri.

Keberhasilan interaksi edukatif Terdapat 3 jenis tes yang dapat mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan 1. Tes Formatif Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap pokok bahasan tersebut. 2. Tes Subsumatif bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik. 3. Tes Sumatif Tes ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode belajar tertentu.

Terimakasih