BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap keadaan perekonomian. Keberadaan perusahaan menimbulkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. modal (investor dan kreditor), tetapi juga kepentingan karyawan, konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. sumbangan yang maksimum kepada masyarakat. Namun, seiring berjalannya

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dapat memberikan manfaat dan membantu memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. operasinya untuk mencapai laba yang maksimal, yang semakin lama dirasakan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan community empowerment developing program, community. based resources management, community based development

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kinerja keuangan perusahaan adalah tujuan yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibilty atau lebih dikenal dengan CSR adalah bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap keadaan. perekonomian suatu negara. Laporan keuangan menjadi alat utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. penting perusahaan yaitu untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya membuat dunia usaha dijalankan secara profesional justru menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dilihat dari harga

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

pada perusahaan sektor pertambangan dan otomotif di Indonesia Disusun Oleh : Alif Puspo Ardianto F BAB I PENDAHULUAN

Dian Wahyu Anita NIM. F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input) seperti

BAB I PENDAHULUAN. Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) ini menjadi trend global seiring

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini, perusahaan melakukan persaingan bebas untuk

BAB I PENDAHULUAN. an. Hal ini ditunjang dengan perkembangan dunia teknologi yang. antar negara, maupun antar benua. Kemajuan teknologi ini melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. antara investor dengan perusahaan yang dilakukan melalui perdagangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. berbadan hukum yang memproduksi atau menjalankan keuntungan. perusahaan dalam jangka waktu tertentu dengan memperhatikan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi perokonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi


BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

Disusun Oleh : : Lian Ismaya NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yaitu mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan. pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB I PENDAHULUAN. ini para pemegang saham. Di tengah persaingan global dunia usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban terhadap pihak lain termasuk masyarakat. Menurut Suwaldiman (2000),

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini sangat pesat, hal ini menyebabkan pelaporan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhinya pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya,

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga

BAB 5 PENUTUP. perusahaan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di bidang ekonomi. Perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan

BAB I Pendahulauan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai pengaruh besar terhadap keadaan perekonomian. Keberadaan perusahaan menimbulkan dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Barang dan jasa yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi di sisi lain seringkali perusahaan mengabaikan tanggungjawab terhadap lingkungan sekitarnya. Ketatnya persaingan di dunia usaha terkadang juga membuat perusahaan menghalalkan segala cara untuk meningkatkan profit dengan menekan biaya-biaya, sehingga mengakibatkan perusahaan mengesampingkan tanggungjawab sosialnya. Kondisi tersebut tidak sejalan dengan legitimacy theory yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice (Tilt, 1994 dalam Haniffa et. al., 2005 dalam Yosefa dan Ludovicus, 2007). Perusahaan dalam hal ini mempunyai tanggungjawab untuk memberikan kontribusi terhadap semua pihak yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan operasinya. Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya dapat diwujudkan dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). Di Indonesia wacana mengenai CSR mulai mengemuka pada tahun 2001 dan semakin banyak perusahaan yang mengungkapkan aktivitas sosialnya meskipun belum ada standar mengenai pengungkapannya (Rika dan Islahuddin, 2008). Selain

untuk memenuhi nilai-nilai keadilan terhadap masyarakat, beberapa penelitian menemukan bahwa pengungkapan CSR dapat memberikan manfaat untuk perusahaan. CSR merupakan klaim agar perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan pemegang saham (shareholder), tapi juga untuk kemaslahatan pihak stakeholder (Lely & Sylvia, 2008). Tanggungjawab perusahaan tidak hanya meningkatkan kemakmuran pemegang saham yang lebih menekankan pendekatan ekonomi, tetapi yang lebih penting adalah menjaga hubungan yang harmonis dengan pihak stakeholder yaitu karyawan, kreditor, investor, pemerintah, lembaga sosial masyarakat, konsumen dan lingkungan sekitarnya. Hubungan ini diharapkan mampu memperpanjang kelangsungan hidup (going concern) suatu perusahaan. Dalam pengambilan keputusan ekonomi tidak hanya menggunakan informasi laba, karena informasi laba bagi investor maupun kreditor sangat terbatas. Hal ini ditunjukan dengan lemah dan tidak stabilnya contemporaneous korelasi antara return saham dan laba, juga rendahnya kontribusi laba untuk memprediksi harga dan return saham (Lev, 1989 dalam Yosefa & Ludovicus, 2007). Lely dan Sylvia (2008) menyatakan pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan melihat kinerja keuangan suatu perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi. Tanggungjawab sosial yang dilakukan suatu perusahaan dapat memberikan jaminan akan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini menyebabkan informasi mengenai tanggungjawab sosial suatu perusahaan menjadi salah satu informasi yang digunakan investor maupun kreditor dalam pengambilan keputusan ekonomi selain melihat kinerja keuangan.

Pentingnya informasi CSR menjadikan semakin banyak perusahaan menyadari bahwa tanggungjawab sosial dan pengungkapannya memberikan banyak manfaat dan merupakan bagian dari strategi bisnis bagi perusahaan. Menurut Tanaya (2004) dalam Agung (2006) terdapat sedikitnya tujuh manfaat CSR yaitu daya saing, peluang bisnis baru, menarik serta mempertahankan investor dan mitra bisnis, kerjasama dengan komunitas lokal, menghindari krisis akibat malpraktek, dukungan pemerintah, dan modal politik. Dengan menerapkan CSR akan diperoleh berbagai keuntungan antara lain menjaga brand image, meningkatkan kepuasan pelanggan, mengurangi ketidakhadiran karyawan dan meningkatkan kemampuan kerja karyawan (Leonard dan Mc Adam, 2003 dalam Heru, 2008). Cowen dkk (1987) dalam Hackston dan Milne (1999) dalam Rika dan Islahuddin (2006) mengatakan bahwa perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial, karena hal ini akan meningkatkan brand image dan penjualan. Rasyid dan Ibrahim (2002) dalam Heru (2008) menguji perilaku para manajer dan eksekutif di Malaysia dalam hal tanggungjawab sosial hasilnya sekitar 69% responden mempercayai bahwa keterlibatan suatu bisnis dalam peningkatan kualitas kehidupan suatu masyarakat, juga akan meningkatan profitabilitas organisasi jangka panjang. Profitabilitas di ukur dengan menggunakan Return on Equity atau ROE. ROE merupakan tingkat hasil pengembalian investasi bagi pemegang saham atas laba yang dihasilkan dari aktivitas operasinya. Semakin tinggi ROE yang dihasilkan, maka kinerja perusahaan dinilai semakin baik. ROE yang tinggi mencerminkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi (Mamduh dan Halim, 1998 dalam Dedy, 2007). Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diukur melalui perolehan laba setiap tahun apalagi jika perolehan laba dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, sehingga mempengaruhi pembagian dividen serta keyakinan investor akan kelangsungan hidup perusahaan yang melakukan CSR, diharapkan ada capital gain di masa yang akan datang. Hal ini menarik bagi investor yang akan menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Menurut Indah (2006) para investor juga memiliki keyakinan bahwa perusahaan yang mengumumkan laba positif terus-menerus akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut menjadi tinggi sehingga akan diperoleh capital gain yang tinggi pula. Kelangsungan hidup perusahaan dapat dilihat dari penilaian terhadap perusahaan tersebut. Hal ini yang menjadi tujuan utama suatu perusahaan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Selama ini banyak pengguna laporan keuangan dan penelitian yang hanya melihat faktor keuangan untuk melakukan penilaian terhadap suatu perusahaan. Fama (1998) dalam Untung dan Hartini (2006) menyatakan nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Dalam menentukan harga saham adalah dengan melihat kondisi keuangan dalam hal ini laba yang diperoleh perusahaan, sehingga dari informasi laba dan harga saham tersebut dapat dilihat juga nilai perusahaan. Siallagan dan Macfoed (2006) dalam Andri dan Hanung (2007) menyatakan bahwa kualitas laba berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun, kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin

nilai perusahaan tumbuh berkelanjutan, diperlukan aspek sosial dan lingkungan (Rika dan Islahuddin, 2008). Menurut Agung (2006) perusahaan yang melakukan tanggungjawab sosial dapat memberikan jaminan akan kelangsungan hidup perusahaan untuk jangka panjang. Perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja, tetapi tanggungjawab perusahaan yang berpijak pada triple bottom line. Disini bottom line lainnya selain financial juga ada sosial dan lingkungan. Keberlanjutan perusahaan hanya akan tercermin apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup (Rika dan Islahuddin, 2008). Manfaat dari pengungkapan CSR direspon positif oleh penggunana laporan keuangan, sehingga akan berdampak pada tingkat profitabilitas perusahaan. Roberts (1992); Zubaidah dan Zulfikar (2005) dalam Rudy & Gatot (2008) dan Lely & Sylvia (2008) menemukan adanya pengaruh positif antara pengungkapan CSR dengan profitabilitas. Penelitian yang dilakukan Sturdivant dan Ginter (1977); Bowman (1978); Cowen, Ferreri dan Parker (1987); Fry, Keim dan Meiner (1982); Waddock dan Graves (1994) dalam Heru (2008) menemukan adanya hubungan yang positif antara kinerja sosial dengan kinerja finansial perusahaan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa dengan pengungkapan CSR, maka kinerja keuangan dan kinerja pasar akan semakin baik sehingga penilaian terhadap perusahaan semakin tinggi. Hal ini menjadikan biaya yang dikeluarkan untuk CSR

bukan sekedar biaya untuk memenuhi kepedulian lingkungan dan sosial, tetapi merupakan investasi perusahaan dalam jangka panjang. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan menguji pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja dan nilai perusahaan dengan periode penelitian 2005-2006. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Lely dahlia dan Sylvia veronica siregar. Peneliti mengambil judul mengenai PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA DAN NILAI PERUSAHAAN. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah dengan menambahkan variabel nilai perusahaan dan menggunakan alat analisis regresi linier berganda dengan metode path analysis. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja keuangan? 2. Apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja pasar? 3. Apakah corporate social responsibility, kinerja keuangan dan kinerja pasar secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan dan kinerja pasar?

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan. 2. Pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja pasar. 3. Pengaruh corporate social responsibility, kinerja keuangan dan kinerja pasar secara parsial terhadap nilai perusahaan. 4. Pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan dan kinerja pasar. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain: 1. Manfaat di bidang teoritis, memberikan bukti empiris mengenai pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan, kinerja pasar dan nilai perusahaan. 2. Manfaat di bidang praktik a. Bagi kalangan pemegang saham, investor, kreditor, manajemen dan praktisi bisnis penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemikiran dan referensi dalam pengambilan keputusan berinvestasi. b. Memberikan pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan perusahaan agar lebih meningkatkan tanggungjawab dan kepeduliannya pada lingkungan sosial.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Corporate Social Responsibility atau CSR The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan corporate social responsibility atau tanggungjawab sosial perusahaan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan (Rika dan Islahuddin, 2008). Menurut Darwin (2004) dalam Retno (2006) CSR adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum. Pemikiran yang melandasi CSR yang dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal kepada pemegang saham atau shareholder, tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban tersebut. Tanggung jawab sosial dari perusahaan terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk di dalamnya adalah