Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan manufaktur yang persaingannya saat ini sangat ketat antar perusahaan. Persaingan yang saat ini terjadi membuat perusahaan semakin meningkatkan kinerjanya agar tujuannya dapat tetap tercapai. Perusahaan yang go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Salvatore, 2005). Wahyudi dan Prawestri (2006) menyatakan dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan, semakin tinggi nilai perusahaan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan terus meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Harga pasar tidak lain adalah gambaran dari berbagai keputusan dan kebijakan yang dilakukan oleh manajemen sehingga dapat pula dikatakan bahwa nilai perusahaan adalah akibat dari tindakan pihak manajemen (Brigham dan Borolla, 2011). Irwanti (2010) untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para 1

2 2 profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder dan stakeholder termasuk dalam membuat keputusan-keputusan keungan dengan tujuan memaksimalkan modal kerja yang dimiliki. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan (Corporate Sustainability) hanya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup (Hartanti dan Monica, 2008) Banyak faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya nilai perusahaan, salah satunya adalah Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom lines, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines yaitu juga memperhatikan masalah sosial dan lingkungan (Novita dan Djakman, 2008). Corporate Social Responsibility telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari praktik bisnis beberapa tahun terakhir. Banyak perusahaan yang melaporkan kegiatan CSR didalam laporan tahunan

3 3 perusahaan, karena kegiatan CSR dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham (Servaes dan Tamayo, 2013). Di Indonesia, kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan dan tanggung jawab sosial telah diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 pasal 74 tahun 2007 yang menjelaskan bahwa perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya yang berhubungan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Serta Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM), pasal 15 huruf b menyebutkan Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Dan pasal 34 ayat (1) UU Nomor 25 Tahun 2007 menyebutkan, jika tidak dilakukan maka dapat diberikan sanksi administrasi berupa peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan, hingga pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal. Kesadaran tentang pentingnya menerapkan CSR ini menjadi tren global seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan produksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-prinsip hak asasi manusia (HAM) (Hartini dan Monica, 2008). Tren globalisasi saat ini yang disertai pula oleh meningkatnya permintaann stakeholder terhadap perusahaan untuk melakukan CSR telah mendorong perusahaan untuk terlibat praktik CSR (Chapple dan Moon, 2005)

4 4 Pemikiran yang melandasi Corporate Social Responsibility yang sering dianggap inti dari etika bisnis bahwa perusahaan tidak hanya memiliki kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada pemegang saham atau stakeholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (Stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban diatas. Tanggung jawab sosial dari perusahaan terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk di dalamnya adalah pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier, bahkan juga competitor (Nurlela dan Islahuddin, 2008). Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, karena dengan tingginya tingkat pengungkapan CSR akan membuat perusahaan memiliki citra positif di masyarakat khususnya akan eksistensinya di dunia bisnis yang nantinya akan lebih meningkatkan nilai perusahaan (Handriyani, 2012). Sedangkan Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, karena hal ini diakibatkan oleh beberapa fenomena, yaitu: kecenderungan investor membeli saham, rendahnya pengungkapan CSR dan variabel yang tidak dapat diukur secara langsung (Ira Agustine, 2013). Dalam penelitian Sarvaes dan Tamayo mengenai pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan, hasil dari penelitian ini ada 4 point yang ditemukan: (1) Kegiatan CSR tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan apabila perusahaan sadar akan lingkungan dan masyarakat sekitar, (2) Perusahaan yang memiliki

5 5 kesadaran rendah terhadap masyarakat akan berdampak negative terhadap nilai perusahaan, (3) Iklan berdampak negatif terhadap CSR, hubungannya jika tidak ada kesesuaian antara upaya dalam penerapan CSR dan reputasi perusahaan, (4) Setelah adanya pengaruh pasti bahwa tidak ada hubungan langsung antara CSR dan nilai perusahaan. Selain Corporate Social Responsibility, terdapat kepemilikan institusional yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Kepemilikan institusional dapat ditunjukan dengan persentase akhir tahun. Tingkat saham institusional yang tinggi akan membatasi perilaku opportunistic manajer. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan mengurangi perilaku opportunistic manajer yang dapat mengurangi agency cost yang diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan (Wahyudidan Pawestri, 2006 dalam Susanti, 2013). Pengawasan oleh institusi diharapkan dapat mendorong manajer untuk menigkatkan kinerjanya sebagai pengelola perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dengan tingginya kepemilikan institusional maka semakin besar pula pengawasan yang diberikan pada pihak manajemen. Pengawasan yang tinggi maka akan meminimalisasi tingkat penyelewenganpenyelewengan yang terjadi pada pihak manajemen yang memungkinkan dapat menurunkan nilai perusahaan. Selain melakukan pengawasan terhadap pihak manajemen, kepemilikan institusional juga melakukan hal

6 6 hal yang positif guna untuk meningkatkan nilai perusahaan (Susanti, 2013). Penelitian Dian dan Lidyah (2013) menyatakan bahwa kepemilikan institusional positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan meningkatnya kepemilikan institusional dapat menarik minat investor untuk berinvestasi ke perusahaan tersebut karena investor merasa dana yang mereka investasikan dapat terus berkembang (Dian dan Lidyah, 2013), sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, karena adanya simetri informasi antara investor dengan manajer, investor belum tentu sepenuhnya memiliki informasi yang dimiliki manajer (sebagai pengelola perusahaan) sehingga manajer sulit dikendalikan oleh investor institusional (Senda, 2012) Indikator lain yang mempengaruhi untuk menilai nilai perusahaan memiliki prospek baik atau tidak di masa mendatang adalah profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka akan semakin besar penghasilan yang diharpkan incestor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik (Saidi, 2004 dalam Martalina, 2011). Peningkatan laba akan memberikan sinyal positif kepada para investor bahwa perusahaan tersebut profitable dan diharapkan mampu memberikan kesejahteraan kepada pemegang saham melalui pengembalian saham yang tinggi. Perusahaan yang mampu meningkatkan laba

7 7 perusahaannya akan lebih bepeluang untuk melakukan ekspansi bisnis (Pramana dan Mustanda, 2014). Perusahaan yang berhasil meningkatkan labanya, mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan tanggapan yang positif dari para investor dan dapat membuat harga saham perusahaan terus meningkat. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi menunjukan bahwa perusahaan tersebut mengelola asset perusahaan secara efektif dan efisien. Profitabilitas terhadap nilai perusahaan yang diukur melalui ROE menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, yaitu semakin tinggi nilai profitabilitasnya, maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaan. Sebaliknya, semakin rendah profitabilitasnya, maka akan semakin rendah nilai perusahaan (Priyastuti, 2013), Sedangkan nilai perushaaan yang diukur net profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perushaaan, karena jika perusahaan memperoleh keuntungan yang rendah dari penjualan, maka akan menghambat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan, sehingga nilai perusahaan akan menurun (Mulyawati, Lestari dan Nurleli, 2014). Selain profitabilitas, faktor lain yang dapat menentukan nilai perusahaan adalah leverage. Leverage adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva dan atau dana yang mempunyai

8 8 beban tetap (hutang dan atau saham istimewa) dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan milik perusahaan. Leverage menunjukan adanya pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, bahwa semakin tinggi leverage maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaan yang diperoleh (Pratama dan Wiksuana, 2014), sedangkan leverage tidak memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan, karena para investor tidak memperhatikan tingkat leverage dari perusahaan, tinggi rendahnya leverage tidak akan berpengaruh dengan tinggi rendahnya nilai perusahaan (Priyastuti, 2013) Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efak Indonesia (BEI) pada tahun Alasan memilih perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur lebih mudah terpengaruh oleh kondisi ekonomi dan memiliki tingkat senstifitas yang tinggi terhadap setiap kejadian baik internal maupun eksternal perusahaan. Selain itu perusahaan manufaktur juga sangat terkait dengan lingkungan dan masyarakat disekitarnya, karena sisa hasil proses produksi yang dihasilkan oleh perusahaan manufaktur akan menghasilkan limbah yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. PT. Indofood ICBP Sukses Makmur, Tbk melakukan stock spilt sahamnya. Anak usaha PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk tersebut memecah nilai saham dengan rasio 1:2. Nilai nominal saham ICBP turun dari Rp. 100 menjadi Rp. 50 per lembar saham. Hal ini dilakukan untuk menggerek likuiditas perdagangan saham. Saat ini, saham public ICBP

9 9 dengan kepemilikan dibawah 5% mencapai 1.13 miliar saham atau setara 19.47% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Setelah melakukan stock split jumlah saham ICBP yang beredar dipasar naik menjadi 2.26 miliar saham. Dalam perdagangan di BEI harga saham ICBP mencapai Rp per lembar saham dan setelah dilakukan stock spilt menjadi Rp per lembar saham. Dengan adanya stock split ini harga saham ICBP akan lebih mudah dijangkau oleh para investor, hal ini akan berdampak positif terhadap nilai perusahaan tersebut. Dan hal ini pun berdampak terhadap IHSG yang ikut menaik karena perdagangan saham yang semakin tinggi. Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang korelasi Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage yang akan dituangkan kedalam laporan yang berjudul: PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, NET PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun )

10 10 B. Perumusan Masalah 1. Apakah berpengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah berpengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah berpengaruh net profit margin terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah berpengaruh leverage terhadap nilai perusahaan? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, net profit margin dan leverage terhadap nilai perusahaan baik secara bersama-sama maupun secara terpisah. Berdasarkan masalah yang akan dibahas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk menganalisis pengaruh net profit margin terhadap nilai perusahaan. 4. Untuk menganalisis pengauh leverage terhadap nilai perusahaan.

11 11 2. Kontribusi Penelitian Adapun kontribusi penelitian ini adalah sebagai berikut : 2.1 Manfaat Praktik a. Bagi Perusahaan Sebagai sumber informasi dan bahan referensi untuk melakukan kebijakan manajemen dalam meningkatkan nilai perusahaannya, terutama dalam hal pengungkapan Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusioanl, net profit margin dan leverage b. Bagi investor Bagi investor dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengidentifikasikan nilai perusahaan yang dipengaruhi oleh rasio net profit margin dan leverage. Dengan demikian para investor dapat memanfaatkan hasil analisa ini untuk menjadi dasar pengambilan keputusan investasi di Bursa Efek Indonesia. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam literatur dan menambah pengetahuan dan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.

12 Manfaat Akademik Bagi institusi pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa tambahan literatur untuk bidang studi ini, sehingga dapat menambah wawasan melalui bukti empiris mengenai Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusioanl, net profit margin dan leverage terhadap nilai perusahaaan.