sendiri yang memiliki suatu hal yang khusus, tersendiri, tidak bisa sembarangan. Cerminan dari sebuah keindahan dan keunikan pun akan terlihat di dala

dokumen-dokumen yang mirip
5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Bab IV. Konsep Perancangan

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.


BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 4. Analisis dan Bahasan

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18.

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

Putih Abu Hitam Coklat

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

EKSTERIOR SIANG HARI

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Beberapa simpulan dari hasil perancangan ini adalah:

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. aktivitas dan kegiatan yang bergerak di bidang fashion muslimah dan. optimalitas dalam mendukung perkembangan dunia

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )


BAB IV ANALISA PROYEK. Peranan Praktikan dalam mengerjakan proyek ini adalah sebagai junior designer 2

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

Desain Interior Hotel Mutiara Baru dengan Konsep Green Tourism

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

KONSEP TUGAS AKHIR REDESAIN RESTORAN ITALIA PRONTO DENGAN KONSEP ITALIA KONTEMPORER

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

REDESAIN KANTOR PT. TELKOMSEL DI GEDUNG GRAHA MERAH PUTIH LANTAI 2 JALAN JAPATI NO. 1 BANDUNG, JAWA BARAT DENGAN PRINSIP ECO-DESIGN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Desain Interior Hotel Alila dengan Langgam Modern Luxury Nuansa Budaya Jawa

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Konsep citra dalam perancangan interior terbagi ke dalam dua hal, yaitu tema dan style. Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 5.1.1 Tema Beauty of Rustic merupakan sebuah konsep pada proyek kali ini. Beauty itu sendiri berarti, seusuatu nilai nilai yang memberi kesenangan atau kenikmatan kepada seluruh indera manusia, sesuatu yang menakjubkan, sesuatu yang menarik. Hal tersebut memiliki keterkaitan dengan karakteristik wine itu sendiri yang khusus dan unik. Rustic merupakan sesuatu hal yang berhubungan dengan keindahan alam, natural, countryside. Hal tersebut merupakan karakter yang dari wine itu sendiri yang berasal dari alam, di mana kesan yang akan ditampilkan adalah kesan alam yang memiliki tekstur yang kasar. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan kesan hangat seperti sensasi yang timbul sewaktu meminum wine. Penulis menggunakan konsep ini dikarenakan pada proyek ini hal yang terpenting di dalamnya adalah unsur unik dari wine tersebut dan keindahan dari berbagai elemen elemen pendukung. Pada wine house ini, keunikan merupakan sesuatu hal yang utama, di mana wine itu 46

sendiri yang memiliki suatu hal yang khusus, tersendiri, tidak bisa sembarangan. Cerminan dari sebuah keindahan dan keunikan pun akan terlihat di dalam proyek ini, sehingga manusia dapat merasakan makna yang tersirat jika sedang berada di dalam wine house ini, karena pada dasarnya orang datang ke tempat ini dengan perasaan ingin mencari ketenangan dan relaksasi. 5.1.2 Style Konsep Style yang digunakan di dalam perancangan interior wine house ini adalah konsep yang dapat membuat manusia merasakan kenyamanan dan ketenangan di dalam setiap ruangnya. Style yang akan digunakan adalah style modern. Style modern ini merujuk pada kesan yang sederhana dan tidak berlebihan, bentuk-bentuk interior modern mengarah pada bentuk dasar seperti lingkaran, bentuk yang tidak tajam. Style ini digunakan karena melihat adanya teknologi-teknologi yang ada pada jaman sekarang ini yang semakin maju dan perkembangan jaman, sehingga menimbulkan bentuk-bentuk yang sederhana yang dihasilkan oleh teknologi yang ada sekarang dan bentuk yang tidak rumit. 47

Gambar 5.1 Interior modern Sumber : http://horizontelibertario.blogspot.com/2011/06/these-modern-interior -style.html Gambar 5.2 Interior modern Sumber : http://modern-interior-design-info.blogspot.com/2012_01_01_archive.html 5.2 Konsep Bentuk Bentuk-bentuk yang akan digunakan pada proyek ini adalah bentuk yang harus mencerminkan kekuatan konsep Beauty of Rustic. Bentuk informatif harus mempertimbangkan aspek kesadaran manusia pada saat berinteraksi dengan lingkungannya, bentuk geometris merupakan pendekatan yang menarik agar terlihat interior yang stabil, seimbang, dan established (mapan). Wine House ini merupakan sebuah ruang yang dikunjungi manusia secara berkala, sehingga bentuk-bentuk dari furnitur dan plafon menggunakan bentuk yang geometris. 48

Gambar 5.3 Bentuk lengkung pada interior Sumber : http://www.afriklinks.org/organic-interior-designs.html/organic-interior-designs2 Gambar 5.4 Bentuk geometris pada interior Sumber : http://houseinteriordesignz.blogspot.com/2009/05/modern-geometric-home-luxuryhome.html 5.3 Konsep Pencahayaan Pada prinsipnya, pencahayaan alami direncanakan sebagai sumber cahaya untuk fasilitas gedung. Pencahayaan buatan merupakan fasilitas penunjang. Pencahayaan yang digunakan mencerminkan konsep Beauty of Rustic. Manusia pada dasarnya menginginkan dan mengharapkan sebuah interior pencahayaan yang tidak terlalu membuat mata mereka silau dan memuat mereka bimbang, sehingga mereka betah dan merasa nyaman berlama lama di dalamnya. Sehingga pencahayaan yang baik dan nyaman harus terlihat di dalam wine house ini. Konsep pencahayaan yang akan digunakan pada ruangan-ruangan yang ada 49

adalah pencahayaan yang berkesan hangat bagi ruangan yang dan dapat membuat manusia nyaman di dalam ruangan. Pada bagian area tempat makan akan menggunakan pencahayaan yang terang, akan tetapi tidak membuat silau mata para pengguna ini, hal tersebut dikarenakan pencahayaan yang buruk dapat membuat orang yang makan di dalamnya tidak merasa nyaman, pada dasarnya manusia makan dalam kondisi ruangan dengan pencahayaan baik. Intensitas cahaya yang dimaksud adalah intensitas yang membuat orang betah berada di dalam wine house. Sementara pada bagian bar and lounge pencahayaan yang lebih redup dapat digunakan. Pencahayaan tersebut dapat dibagi ke dalam dua kategori : 1. Fungsional Pencahayaan fungsional dapat diterapkan pada area area yang tidak membutuhkan ambience, seperti : area kitchen, area office, dan lain lain. Pada pencahayaan fungsional biasanya konsep tidak begitu terasa, hal ini dikarenakan yang diutamakan adalah aspek fungsional. 2. Ambience Pencahayaan ambience merupakan pencahayaan yang mengutamakan suasana, biasanya diterapkan pada area area yang memerlukan ambience tertentu, seperti : area dinning, bar, lounge, dan lain lain. Hal tersebut diperlukan sebagai pembentuk suasana bagi pengunjung yang ada di dalamnya. 50

Gambar 5.5 Warm interior Sumber : http://archnewhome.com/snow-house-design/casa-techos-roof-house-by-mathiasklotz/attachment/warm-interior-casa-techos-by-mathias-klotz 5.4 Konsep Penghawaan Pada dasarnya sebuah gedung pasti membutuhkan penghawaan di dalamnya. Penghawaan yang membuat manusia nyaman di dalam sebuah ruangan adalah penghawaan yang tidak terlalu dingin pada setiap ruangannya. Oleh karena itu pada wine house kali ini penghawaan yang digunakan adalah penghawaan buatan. Penghawaan buatan yang akan digunakan adalah pendingin ruangan atau AC. Suhu udara yang akan dihasilkan oleh AC ini kurang lebih 18 C. Penghawaan alami dapat di gunakan pada proyek ini secara maksimal, hal ini dikarenakan lokasi site yang berada di dataran tinggi pegunungan. Penghawaan itu sendiri mementingkan dua hal : 1. Kenyamanan manusia sebagai pengguna dalam proyek ini kenyamanan pengguna sangat penting untuk menentukan kondisi fisik maupun mental dari pengguna, sehinga kenyamanan manusia dalam proyek ini sangat mengoptimalkan penghawaan alami dari bangunan, yang merupakan potensi dari bagunan dan site ini sendiri 2. Wine itu sendiri 51

Wine itu sendiri harus diperhatikan dalam proyek ini, di mana wine itu merupakan bagian terpenting dalam proyek ini. Tempat penyimpanan wine itu sendiri memerlukan suhu yang stabil, sehingga diperlukan sistem penghawaan buatan yang khusus, dan dapat membantu dalam proses penyimpanaan wine itu sendiri. Gambar 5.6 AC Sumber : http://www.tokoaconline.com/ac-split-panasonic/ Gambar 5.7 Exhaust Sumber : http://www.exhaust-fans.net/commercialfans-c-1_2.html 5.5 Konsep Warna Warna warna yang digunakan harus mencerminkan konsep dan karakter wine itu sendiri : 52

1. Natural Menggunakan warna warna yang memberikan kesan natural dan warna warna yang mewakili buah anggur tersebut, seperti : hijau, merah, creame, abu abu, dan lain lain. 2. Exclusive Menggunakan warna warna yang memberikan kesan exclusive, seperti : abu abu, hitam, coklat, dan lain lain. 3. Hangat Menggunakan warna warna yang dapat memberikan kesan hangat pada interior, seperti : merah, coklat, dan lain lain. Gambar 5.8 Merah dan turunannya Gambar 5.9 Hitam dan turunannya 53

Gambar 5.10 Coklat dan turunannya Gambar 5.11 Hijau dan turunannya 5.6 Konsep Material dan Finishing Material yang digunakan adalah material material alami yang merupakan cerminan dari konsep Beauty of Rustic. Hal tersebut dapat terlihat dari penggunaan material alami yang jarang digunakan. Material yang digunakan juga dapat mencerminkan kesan Rustic itu sendiri dan dapat diaplikasikan sebagai implementasi dari konsep itu sendiri, yang tercermin dalam penggunaan material bertekstur dan apa adanya. Material material yang merupakan salah satu contoh material yang memberikan kesan rustic adalah batu kali dan kayu. 54

Gambar 5.13 batu kali Sumber : http://blogargajogja.com/tips-and-triks/tanya-jawab-seputar-batu-alam.html Gambar 5.14 Tembok kayu Sumber : http://somadesigns.blogspot.com/2011/08/wood-walls-and-breaks.html Menggunakan material bertekstur itu sendiri dapat menciptakan ambience untuk suatu ruangan. Hal tersebut dapat tercipta secara alami dengan bantuan pencahayaan yang baik. 55

BAB VI IMPLEMENTASI DESAIN 6.1 Ruang Lobby Lobby merupakan area yang pertama dikunjungi ketika pengunjung memasuki suatu bangunan. Maka dari itu lobby harus mampu menampilkan gambaran mengenai citra sebuah perusahaan dan suasana yang ingin ditonjolkan sesuai dengan konsep yang telah terpilih seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Citra ruang yang ingin disampaikan pada ruang lobby ini adalah sebuah interior yang menonjolkan kesan rustic dan alami, namun tetap menampilkan kesan yang eksklusif. Lobby merupakan sebuah area yang dilalui pada saat proses pemindahan wine dari wine cellar menuju customer pada area restaurant. Oleh sebab itu maka harus diterapkan beberapa treatment khusus agar wine tersebut dapat terjaga suhunya. Pada area lobby terdapat banyak bukaan, dimana udara banyak masuk kedalam area ini, sehingga suhu udara pada luar dan dalam ruangan sama yaitu berkisar antara 18 C 19 C pada malam hari dan 20 C 21 C pada siang hari. Pada siang hari pemanfaatan terhadap penghawaan buatan seperti ac dan air curtain, penggunaan penyejuk ruangan dapat menjaga dan menstabilkan suhu dalam sebuah ruangan, sehingga suhu dalam sebuah ruangan dapat terjaga. Sementara air curtain digunakan untuk memisahkan udara dalam dua area, 56

biasanya digunakan pada area perbatasan antara area luar dan dalam 15. Hal tersebut bertujuan agar udara dingin yang berada di dalam ruangan tidak mengalir keluar ruangan, itu disebabkan oleh angin air-stream yang dikeluarkan oleh aircurtain itu sendiri sehingga membentuk sebuah air-barrier. Setiap benda atau zat yang ada memiliki kemampuan untuk menyerap panas, setiap benda memiliki kemampuan menyerap yang berbeda beda, hal tersebut disebut heat-capacity. Lalu pembuatan kolam berbentuk water-stream. Hal ini bertujuan, agar dapat menurunkan suhu ruangan, dimana penggunaan air dalam suatu ruangan dapat menurunkan kira kira 1 C 2 C suhu ruangan tersebut. Air merupakan sebuah zat yang dapat menyerap panas tanpa menaikan beberapa derajat suhu air itu sendiri, dibandingkan dengan zat zat lain 16. Selain itu, penggunaan material pada dinding adalah batu andesit, hal tersebut untuk menambah kesan natural dari interior tersebut. Batu juga memiliki kemampuan untuk menyerap panas, yaitu 0.84 ( kj/kg K ). 17 Sedangkan pada ceiling menggunakan mahogany wood yang merupakan bahan yang biasa digunakan pada wine racking system. Pada lantai menggunakan acian beton, dimana memiliki ketahanan terhadap panas dan kelembaban yang baik, juga untuk memberi kesan rustic itu sendiri. Implementasi desain dipaparkan melalui: 1. Konsep Citra 15 http://www.engineeringtoolbox.com/air-curtains-d_129.html accessed on 16 june 2012, 13:10 PM 16 http://www.freedrinkingwater.com/water_quality/water-science/j-7-08-can-waterabsorb-heat-better-than-most-substances.htm accessed on 16 june 2012, 13:12 PM 17 http://www.engineeringtoolbox.com/specific-heat-solids-d_154.html accessed on 16 june, 15:21 PM 57

Citra pada ruang lobby yang rustic atau countryside, alami, dan eksklusif di tuangkan dalam pembentukan suasana ruang yang banyak menggunakan unsur-unsur alam seperti penggunaan material alami, keterbukaan ruang, pemaksimalan pencahayaan, wall panel yang menggunakan bentuk alam hingga pengadaan waterstream. Hal ini ditujukkan untuk dapat memberikan kesan seperti berada di alam kepada seseorang ketika pertama kali memasuki ruangan dengan merasakan dan melihat dengan panca inderanya akan suasana alami yang tercipta. 2. Konsep Bentuk Bentuk yang dituangkan ke dalam ruang lobby merupakan penggambaran akan suasana alami, yang terdapat pada sentuhan modern di dalamnya untuk mendapakan kesan alami ketika memasuki ruang lobby. Bentuk-bentuk dinamis juga diterapkan di dalam lobby seperti bentuk melengkung karena bentuk melengkung cenderung mengarahkan sirkulasi pengunjung. Selain terlihat dari bentuk layout, sirkulasi juga ditunjukkan melalui pola lantai. Bentuk - bentuk furniture yang digunakan pada ruang lobby merupakan furniture dengan bentuk geometris tetapi tetap terbalut unsur alami. 58

Gambar 6.1 Layout lobby Gambar 6.2 Potongan lobby 3. Konsep Warna dan Material Warna-warna yang tercipta pada ruang lobby muncul dari penggunaan material alami pada hampir semua permukaan lobby. Lantai yang didapat dari penggunaan acian beton dengan warna abu - abu tua untuk memberi kesan rustic yang kuat, penggunaan batu alam seperti batu andesit berwarna abu abu tua dan batu bata pada dinding, serta coklat yang muncul dari penggunaan kayu untuk wall panel. Penggunaan warna dan material alami tentunya diaplikasikan untuk menunjang terciptanya 59

suasana alami. Pemilihan itu tetap berdasarkan konsep dan sifat teknis dari wine itu sendiri. 4. Konsep Pencahayaan Pada area lobby, untuk pagi hingga sore hari penggunaan pencahayaan alami lebih dimaksimalkan karena banyaknya bukaanbukaan pada ruang, yang merupakan salah satu potensi dari bangunan. Hal ini juga ditunjukkan untuk memaksimalkan suasana alami serta lebih mengurangi penggunaan energi. Pencahayaan alami yang kondusif, dapat mempengaruhi suasana sebuang ruang menjadi lebih alami. Sedangkan untuk malam hari, pencahayaan yang berkesan elegan ditonjolkan pada ruang lobby seperti warm light seperti lampu halogen, indirect light pada ceiling dan area reception, yang bertujuan untuk mendapatkan suasana eksklusif dan hangat, di mana pada saat malam hari kondisi lingkungan sekitar yang cenderung dingin. 5. Konsep Penghawaan Penghawaan yang digunakan pada area lobby adalah penghawaan alami karena lobby memiliki banyak bukaan-bukaan. Penggunaan penghawaan alami ditunjang oleh penghijauan dan landscape di luar bangunan yang merupakan potensi dari bangunan ini. Dengan keadaan udara alami yang baik pada area lobby diharapkan dapat menambah kesan alami dan rustic pada area ini. Tetapi digunakan pula penghawaan buatan berupa air curtain, untuk menjaga suhu ruangan agar tetap stabil, hal tersebut di karenakan lobby merupakan salah satu wilayah yang dekat 60

dengan wine cellar dan area yang dilalui saat wine itu bergerak dari wine cellar menuju kepada konsumen. 6.2 Wine Cellar Sebagai sebuah wine house, hal yang paling utama adalah sebuah wine cellar, di mana wine cellar tersebut merupakan suatu karakter dari sebuah wine house. Pengolahan desain pada ruang wine cellar juga tetap mengedepankan alam sebagai unsur utama suasana ruang. Selain memasukkan unsur alam, desain dengan bentuk-bentuk dinamis juga diimplementasikan pada interior. Wine cellar merupakan tempat penyimpanan wine itu sendiri, yang merupakan area terpenting dan vital dalam sebuah wine house. Penyimpanan wine itu sendiri harus memiliki beberapa standar standar yang ada. Dari segi perawatan wine itu sendiri memiliki beberapa standar yang telah ditetapkan. Standar standar sebuah tempat penyimpanan wine (wine cellar) : 1. Tempat gelap 2. Bersuhu stabil (10 C -15 C) 3. Tidak ada getaran 4. Tidak terkena sinar matahari langsung 5. Jauh dari sumber panas 6. Kelembaban udara stabil (55%-75%) Standarisasi sebuah wine cellar : 18 Wine cooling system 18 http://www.vintagecellars.com/howto.asp accessed on 17 june 2012, 16:42 PM 61

Pada ruang ini akan digunakan split cooling system, terdiri dari condensing unit, evaporator coil, dan line sets. Sistem cara kerjanya sama seperti ac split. Hal ini dimungkinkan karena sistem seperti ini dapat mengurangi panas, suara, dan kebutuhan ventilasi sebagai pembuangan. Wine cellar racking Biasanya kayu yang digunakan adalah kayu redwood dan mahogany, hal tersebut dikarenakan kedua kayu tersebut memiliki ketahanan terhadap jamur dan daya serap air lebih tinggi daripada kayu jenis lain. Selain kayu dapat pula digunakan besi sebagai bahannya. Dalam proyek ini bahan yang akan digunakan dalam wine rack adalah gabungan dari kayu redwood dan pipa stainless steel. Jangan pernah menggunakan kayu cedar, karena memiliki aroma yang kuat dan dapat merusak wine. Perancangan sebuah wine racking system, harus memenuhi beberapa syarat dari wine itu sendiri dari segi fisik, di mana wine itu sendiri memiliki ukurang yang berbeda beda. Terdapat dua golongan ukuran wine yang biasa disimpan yaitu, standard racking dan magnum racking 19. Standard racking adalah wine wine yang memiliki ukuran berkisar antara 5,9cm sampai 8,6cm, sementara magnum racking berkisar antara 9,05cm sampai 10,16cm. sementara standar untuk standard wine racking memiliki lebar 7,92cm dan 10,79cm untuk magnum racking. Hal tersebut menjadi standar dari desain wine rack pada area ini. 19 http://www.wineracksamerica.com/content/bottle_sizes.html accesed on 17 June 2012, 16:52 PM 62

Wall and ceiling covering Sebelum melakukan finishing pada tembok dan langit langit, dimulai dengan pemasangan insulation wall system. Dengan memasangkan vapor barrier pada dinding beton, lalu pemasangan insulation, dan kemudian pemasangan dinding dalam, pada umumnya digunakan green board lalu dilapisi dengan cat latex. Penggunaan bahan bahan seperti granit dan batu batuan lain juga banyak digunakan. Gambar 6.3 Wall insulation Sumber : http://www.vintagecellars.com/howto.asp Wine cellar door Pada proyek kali ini akan digunakan pintu kaca, dan pintu tersebut harus setidaknya memiliki dua buah panel kaca temper, hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada perpindahan panas dari luar ke dalam, yang dapat merusak wine, dan penting bahwa tidak ada udara yang masuk atau keluar dari sela sela pintu, sehingga penggunaan seal atau lapisan penumbat berupa karet yang baik harus 63

diterapkan. Jika terjadi kebocoran udara, maka akan terjadi pembuangan energi pada cooling system. Gambar 6.4 Glass door system Sumber : http://www.alibaba.com/productgs/431506833 Wine cellar floor Umumnya digunakan adalah semen, marmer, keramik, dan vinyl. Pada proyek kali ini lantai yang akan digunakan adalah marmer dan vinyl, karena marmer tersebut memiliki heat capacity 0.88 ( kj/kg K ). Jangan menggunakan karpet, hal tersebut dapat bergelombang dan lembab. Wine cellar lighting Pada proyek ini menggunakan dimmer untuk mengatur intensitas terang cahaya, dan menggunakan lampu dengan intensitas cahaya yang tidak terlalu terang. Wine cellar security system Proyek ini menggunakan alarm yang akan berbunyi jika terjadi perubahan suhu dalam wine cellar secara drastis. 64

1. Konsep Citra Selain suasana alami, citra ruang yang ingin dibentuk pada ruang wine cellar ini adalah kesan modern, exclusive, hangat dan alami yang dilihat dari bentuk-bentuk dinamis pada ruang, dan material yang digunakan. 2. Konsep Bentuk Bentuk pada ruangan merupakan bentuk-bentuk yang dinamis dan memiliki sirkulasi yang terarah seperti adanya perbedaan ketinggian lantai dan pola lantai, serta bentuk-bentuk melengkung yang bersifat mengarahkan baik pada bentuk ruang maupun pola lantai. Bentuk ceiling pada wine cellar ini yang berupa bentuk kayu potong utuh, yang dapat memberi kesan rustic yang kuat pada interior. Gambar 6.5 layout wine cellar 65

Gambar 6.6 Potongan wine cellar 3. Konsep Warna & Material Penggunaan warna pada ruang adalah berasal dari material yang ada seperti, warna coklat kayu, atau warna abu-abu dari batu alam. Penggunaan material seperti kayu merupakan material yang dapat memberikan kesan rustic yang kuat dalam wine cellar. Cermin dan kaca banyak diaplikasikan pada ruang ini, selain karena kebutuhan ruang, kaca dan cermin diaplikasikan bersama material lain dan dituangkan ke dalam bentuk yang variatif seperti kaca untuk menciptakan ruang yang dlebih luas, di mana kondisi ruang yang tidak terlalu besar. 4. Konsep Penghawaan Wine memiliki standar khusus terhadap suhu ruangan, kelembaban, dan lain lain, maka dari itu penghawaan buatan dipilih pada ruangan ini. Penggunaan wine cooling system merupakan pilihan yang paling tepat. Hal tersebut juga disebabkan oleh kondisi ruangan yang tertutup dari sumber penghawaan alami. 66

5. Konsep Pencahayaan Pencahayaan pada ruang wine cellar menggunakan pencahayaan buatan. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan cahaya yang tidak terlalu banyak pada ruangan ini, dan juga kondisi yang mengharuskan ruang ini tertutup dan jauh dari sumber cahaya. Sedangkan untuk sebagian besar ruang, menggunakan pencahayaan buatan seperti downlight, dan juga indirect light yang mengikuti bentuk ceiling yang ada, spotlight untuk memberikan atau membuat ambience yang tenang dan hangat. 6.3 VIP Dining Room Ruang makan merupakan salah satu fasilitas utama yang terdapat di dalam wine house yang merupakan tempat di mana para pengunjung dapat menikmati wine tersebut. Ruang makan memiliki kegiatan yang membutuhkan ketenangan dan suasana yang nyaman, yang mempengaruhi psikologi sesorang untuk betah berlama lama di tempat tersebut. Pada proyek ini area vip dinning room merupakan salah satu area yang dijadikan tempat untuk menikmati wine itu sendiri. Sehinga proses wine tersebut dari wine cellar menuju area makan tersebut harus memiliki standar - standar khusus pada saat penyajian wine tersebut, white wine 7 C 13 C, red wine 13 C - 18 C, sementara suhu ruangan yang dianjurkan adalah 18 C - 27 C 20. pada area ini digunakan pula ac, dengan tujuan agar dapat menjaga suhu ruangan agar tetap stabil. 20 http://www.wine-road.com/education/wine-temperature.php accsessed on 17 june 2012, 20:11 PM 67

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya mengenai suhu ruangan dalam proses penyajian wine tersebut, sangat penting untuk menjaga suhu ruangan agar tetap stabil. Melihat suhu udara lingkungan daerah tersebut yang telah disebutkan sebelumnya, suhu tersebut sangat cocok dan pas dala menyajikan wine, di mana penggunaan material yang berbeda beda tergantung dari heat capacity masing material yang digunakan dalam ruangan tersebut, material yang digunakan dapat merubah suhu ruangan tersebut. Pada ruangan ini, terdapat beberapa material yang digunakan, seperti batu kali pada dinding yang memiliki heat capacity 0.84 ( kj/kg K ) pada dinding, dan lantai ruangan ini. Sementara ada beberapa bagian lantai yang menggunakan batu andensit. Pengunaan kayu mahogany pada dinding ruangan dipilih dengan pertimbangaan kayu yang sama digunakan pada area wine cellar, hal tersebut diangap sebagai kayu yang paling pas untuk sebuah wine, karena memiliki daya serap air dan panas yang tinggi dan tahan terhadap jamur dibandingkan dengan kayu jenis lain. Sementara pada lantai digunakan pula vinyl dimana vinyl merupakan salah satu material yang banyak digunakan pada sebuah wine cellar. Terdapat pula panel plat tembaga pada bagian dinding, meski tembaga tidak memiliki sifat menyerap panas yang besar, namun tembaga tetap dapat menyerap panas dengan heat capacity 0.39 ( kj/kg K ). Pada area ini digunakan pula double panel doors glass, dengan tujuan sama seperti pada penggunaannya pada wine cellar, untuk dapat menjaga suhu pada dalam ruangan. 68

Gambar 6.7 Double panel glass doors system Sumber : http://www.dg-c.com.au/doubleglazing.html Kesan alami dan nyaman ditonjolkan pada interior ruang makan melalui implementasi desain sebagai berikut: 1. Konsep Citra Citra ruang yang ingin dicapai pada ruang ini adalah ruang yang memberikan kesan nyaman ketika pengunjung memasuki ruang dengan nuansa alami. Suasana alami lebih terasa pada ruang makan dengan lebih menonjolkan penggunaan material alami pada sebagian besar permukaan ruang, dan tekstur yang diberikan oleh material yang digunakan, ditambah dengan adanya penghijauan maupun bukaan-bukaan pada ruang. 2. Konsep Bentuk Bentuk geometris yang melambangkan ketenangan dan keteraturan lebih dominan diaplikasikan pada ruang makan. Kesan alami ditonjolkan melalui bentuk ruang yang terbuka yang menonjolkan penghijauan di luar ruang. Bentuk ceiling dan pola lantai yang geometris bertujuan agar terdapat keteraturan di dalamnya. Bentuk furniture juga merupakan bentuk 69

geometris agar menjadi satu kesatuan bersama dengan bentuk ruang secara keseluruhan. Gambar 6.8 Layout VIP dinning room Gambar 6.9 Potongan VIP dinning Room 3. Konsep Warna dan Material Pada ruang makan, penggunaan material alami lebih dimaksimalkan pada hampir setiap bagian permukaan ruang sehingga penggunaan warna sebagian besar merupakan warna dasar dari material 70

alami itu sendiri. Keseluruhan permukaan ruang ini dibalut oleh material alami mulai dari lantai, dinding, hingga ceiling. Lantai menggunakan material kayu, bertujuan agar pengunjung tidak merasa dingin ketika menginjakkan kaki, hal tersebut dilakukan agar menyeimbangkan antara tembok batu yang memberi kesan keras. Warna hijau didapat dari penghijauan di luar dan di dalam ruang yang melengkapi nuansa alami pada ruangan. 4. Konsep Pencahayaan Untuk pagi hingga sore hari, ruang makan menggunakan pencahayaan alami yang didapat dari bukaan-bukaan seperti jendela dan pintu kaca pada balcon yang ada untuk memaksimalkan potensi bangunan yang sudah ada. Panas matahari diredam oleh penghijauan yang ada di luar ruang. Sementara pada waktu malam hari menggunakan pencahayaan buatan tetapi dengan intensitas cenderung rendah, hal tersebut agar dapat memberi kesan hangat tetapi tetap memperlihatkan material pada dinding, dengan tujuan menciptakan kesan hangat dari tekstur material tersebut, dan tidak menggangu pandangan. 71