Radio dan Medan Elektromagnetik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROPAGASI. REFF : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

I. PENDAHULUAN TNI AU. LATAR BELAKANG Perkembangan Teknologi Komunikasi. Wireless : bandwidth lebih lebar. Kebutuhan Sarana Komunikasi VHF UHF SBM

Kata Kunci : Radio Link, Pathloss, Received Signal Level (RSL)

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

ATMOSPHERIC EFFECTS ON PROPAGATION

Dasar Sistem Transmisi

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks kondisi yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR ANTENA DAN PROPAGASI GELOMBANG RADIO

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

Dasar- dasar Penyiaran

KEGIATAN BELAJAR 2. FREKUENSI GELOMBANG RADIO PADA APLIKASI SISTEM TELEKOMUNIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Transmisi Telekomunikasi. Kuliah 6 Jalur Gelombang Mikro

ALOKASI FREKUENSI RADIO (RADIO FREQUENCY) DAN MEKANISME PERAMBATAN GELOMBANGNYA. Sinyal RF ( + informasi)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO

BAB II TEORI DASAR. tracking untuk mengarahkan antena. Sistem tracking adalah suatu sistem yang

Transmisi Signal Wireless. Pertemuan IV

PENGUKURAN DAN PEMODELAN KONSTANTA DIELEKTRIK AIR HUJAN PADA FREKUENSI GELOMBANG MIKRO

BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER

Pertemuan 6 PROPAGASI GELOMBANG RADIO. DAHLAN ABDULLAH

BAB III PRINSIP DASAR MODEL PROPAGASI

Spektrum elektromagnetik. Frekuensi radio

PEMANCAR&PENERIMA RADIO

ELECTROMAGNETIC WAVE AND ITS CHARACTERISTICS

Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PROPAGASI UMUM PEMBAGIAN BAND FREKUENSI RADIO

Konsep Propagasi Gelombang EM dan Link Budget

Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

Telekomunikasi: penyampaian informasi atau hubungan antara satu titik dengan titik yang lainnya yang berjarak jauh. Pengantar Telekomunikasi

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 9 Komunikasi Radio

BAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH

BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima

LINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

PROPAGASI. Oleh : Sunarto YB0USJ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

BAB II JARINGAN MICROWAVE

Spektrum Frekuensi Extremely Low Frequency (ELF) Super Low Frequency (SLF) Very Low Frequency (VLF)

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA

BAB IV PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

BAB 11 GETARAN DAN GELOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

PERANCANGAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING

TEKNOLOGI WiMAX untuk Komunikasi Digital Nirkabel Bidang

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2014 YUYUN SITI ROHMAH, ST., MT

Jurnal ECOTIPE, Volume 1, No.2, Oktober 2014 ISSN

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

BAB II TEORI DASAR ANTENA. Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless,

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON

PEMBAGIAN BAND FREKUENSI RADIO

ANALISIS DAYA TERIMA ANTENA AIRGRID M5HP CLIENT PT. JAWA POS NATIONAL NETWORK MEDIALINK PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB II PROPAGASI GELOMBANG RADIO. sistem komunikasi dengan kabel [2]. Gelombang radio adalah radiasi energi

PENGUKURAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK BEBAS PADA AREA URBAN DAN RURAL

PROPAGASI GELOMBANG RADIO (GELOMBANG ELEKTROMANETIK, GEM)

FADING REF : FREEMAN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT

5. Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik. a. A O B O A b. A O B O c. O A O B d. A O (C3)

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

VARIASI KUAT SIGNAL HF AKIBAT PENGARUH IONOSFER

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

BAB II DASAR TEORI. atau gedung. Dengan performa dan keamanan yang dapat diandalkan,

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)

SKRIPSII BOLIC DISUSUN OLEH: JURUSAN

BAB II DASAR TEORI. Gelombang didefinisikan sebagai getaran atau gangguan yang merambat.

BAB II DASAR TEORI. cara menitipkan -nya pada suatu gelombang pembawa (carrier). Proses ini

Antiremed Kelas 10 Fisika

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

Perancangan Sistem Komunikasi Radio Microwave Antara Onshore Dan Offshore Design of Microwave Radio Communication System Between Onshore and Offshore

Pertemuan 9 SISTEM ANTENA. DAHLAN ABDULLAH

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k

Jenis dan Sifat Gelombang

Perencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto

Transkripsi:

Radio dan Medan Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat, Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang/wavelength, frekuensi, amplitude/amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya, berikut gambar ilustrasi medan elektromagnetik: Gambar 1. Propagasi gelombang elektromagnetik

Ciri-ciri gelombang elektromagnetik : Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan beberapa ciri gelombang elektromagnetik adalah sebagai berikut: Perubahan medan listrik dan medan magnetik terjadi pada saat yang bersamaan, sehingga kedua medan memiliki harga maksimum dan minimum pada saat yang sama dan pada tempat yang sama. Arah medan listrik dan medan magnetik saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus terhadap arah rambat gelombang dan bersifat transversal Seperti halnya gelombang pada umumnya, gelombang elektromagnetik mengalami peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi. Juga mengalami peristiwa polarisasi karena termasuk gelombang transversal. Cepat rambat gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada sifat-sifat listrik dan magnetik medium yang ditempuhnya. Gelombang elektromagnetik sendiri dikelompokkan kedalam beberapa level berdasarkan rentang frekuensi kerjanya, dan tiap kelompoknya memiliki karakteristik yang berbeda beda satu sama lain, berikut kelompok gelombang elektromagnetik tersebut:

Frekuensi Panjang Gelombang Nama Band 3-30 Hz 10 4 10 5 km ELF 30-300 Hz 10 3 10 4 km SLF 300-3000Hz 100 10 3 km ULF 3 30 KHz 10 100 km VLF 30 300 KHz 1 10 km LF 300 3000 KHz 100 m 1 km MF 3 30 MHz 10 100 m HF 30 300 MHz 1 10 m VHF 300 3000 MHz 10 cm 1 m UHF 3 30 GHz 1 10 cm SHF 30 300 GHz 1 mm 1 cm EHF Propagasi Gelombang Radio Dalam proses transmisinya gelombang radio akan mengalami pembelokan atau pembiasan yang disebabkan oleh atmosfir bumi. Pembiasan ini disebabkan oleh perbedaan indeks bias atmosfir berdasarkan beberapa factor seperti ketinggian, kelembapan area, density udara yang dipengaruhi oleh ketinggian dari permukaan laut dan indeks bias. Konstanta K ditentukan oleh perubahan indeks bias udara terhadap ketinggian lapisan atmosfir dari permukaan laut rata-rata, untuk nilai konstanta K sendiri tiap daerah atau lokasi memiliki

perbedaan propagasinya, secara garis besar dibedakan dengan lingkungan sekitar apakah itu lautan, daratan hutan, padang gurun dan daerah urban bahkan perkotaan. Faktor K adalah faktor skala yang digunakan untuk menunjukkan skala kelengkungan dari pemancaran gelombang radio, pada umunya link radio yang mana menggunakan propagasi line of sight pancarannya akan dibatasi oleh garis horizon, seperti ditunjukkan pada gambar 2 dengan keterangan gambaran variasi faktor kelengkungan dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2 Pola Propagasi Gelombang Elektromagnetik Dapat dilihat dari gambar 2 mewakili beberapa nilai K yang berbeda, untuk Indonesia yang terdiri dari daerah tropis dan Sub Urban nilai konstanta K untuk perambatan gelombang mikro Elektromagnetik dibulatkan menjadi k=4/3 atau 1.33. Gelombang dalam perambatannya menuju antenna penerima dapat melalui berbagai macam lintasan. Jenis lintasan yang diambil tergantung dari frekuensi sinyal, kondisi atmosfir dan waktu transmisi. Ada 3 jenis lintasan

dasar yang dapat dilalui, yakni melalui permukaan tanah (gelombang tanah), melalui pantulan dari lapisan ionosfir di langit (gelombang langit), dan perambatan langsung dari antenna pemancar ke antenna penerima tanpa ada pemantulan (LOS). Gelombang tanah merambat dekat permukaan tanah dan mengikuti lengkungan bumi, sehingga dapat menempuh jarak melampaui horizon. Perambatan melalui lintasan ini sangat kuat pada daerah frekuensi 30 khz 3 MHz. Di atas frekuensi tersebut permukaan bumi akan meredam sinyal radio, karena benda-benda di bumi menjadi satu ukuran dengan panjang gelombang sinyal. Sinyal dari pemancar AM utamanya merambat melalui lintasan ini Gambar 3. Propagasi gelombang tanah Gelombang langit diradiasikan oleh antenna ke lapisan ionosfir yang terletak di atmosfir bagian atas dan dibelokkan kembali ke bumi. Ada beberapa lapisan ionosfir yakni lapisan D, E, F1 dan F2, dimana keberadaannya di langit berubah-ubah menurut waktu, dan sangat mempengaruhi perambatan sinyal. Lapisan D dan E adalah lapisan yang paling jauh dari

matahari sehingga kadar ionisasinya rendah. Lapisan ini hanya ada pada siang hari, dan cenderung menyerap sinyal pada daerah frekuensi 300 khz 3 MHz. Gambar 4. Propagasi gelombang langit Propagasi Gelombang Langsung sinyal yang dipancarkan oleh antenna pemancar langsung diterima oleh antenna penerima tanpa mengalami pantulan, disebut Line Of Sight (LOS). Karena perambatannya harus secara langsung, maka di lokasi- lokasi yang antenna penerimanya terhalang, tidak akan menerima sinyal (blocked spot).

Gambar 5. Propagasi Gelombang langsung (LOS) Dari tipe propagasi diatas dapat dilihat karakteristik umum dari gelombang elektromagnetik yaitu semakin tinggi frekuensi semakin tinggi factor redaman lingkungannya seperti terhadap kelembapan, suhu, dan intesitas hujan untuk noise akibat suhu dalam persamaan nyquist disebut N= ktbw dimana nilai noise berbanding lurus terhadap T(suhu dalam Kelvin) Bw (Lebar kanal) k(konstanta Boltzman 1.380 10 23 ). Freshnel Perambatan gelombang elektromagnetik memiliki sifat berbeda untuk tiap bandnya semakin tinggi frekuensi semakin rentan terhadap hambatan, oleh karena itu untuk menghindari obstacle(penghalang) yang dapat menurunkan kualitas gelombang radio digunakanlah hukum freshnel yang mana digunakan untuk memprediksi beamwidth gelombang elektromagnetik supaya beam tersebut tidak terhalang oleh obstacle yang berarti. Dalam

pentrasmisiannya untuk jarak transmisi yang lebih dari 10 km akan terdapat faktor kelengkungan bumi hal ini ditimbulkan dari bentuk bumi yang bulat yang mana sebenarnya bukanlah dataran yang mana factor itu akan memiliki efek dalam jarak 10 km oleh karena faktor ini dimasukkan pada salah satu titik untuk penambahan tinggi, dengan gambar 6 sebagai ilustrasi dan persamaan sebagai berikut: Gambar 6. Faktor kelengkungan bumi dengan h :Besar penambahan tinggi pada titik di ketinggian tertentu d1: Jarak antara lokasi titik d1 dengan titik yang dihitung d2: Jarak antara lokasi titik d2 dengan titik yang dihitung k :Koefisien jari-jari efektif bumi, Indonesia k=1.33 Koefisien kelengkungan bumi akan berpengaruh pada obstacle yaitu akan menambah tinggi titik obstacle tertentu yang dapat mengakibatkan pemasangan tower antena yang harus lebih tinggi agar tercapai kondisi bebas pandang. Menurut Fresnel, daerah Fresnel ke-n adalah kumpulan titik-titik pantul dimana perbedaan fasa antara gelombang langsung dengan gelombang pantul yang melalui titik tersebut merupakan kelipatan dari 180 atau perbedaannya merupakan kelipatan setengah dari panjang gelombang.

Daerah Fresnel pertama dapat dihitung dengan: ( ) R1 f :Jari-jari fresnel pertama :Frekuensi kerja sistem n :1 untuk daerah Fresnel 1 d1,d2 :Jarak dari titik yang ditinjau ke pemancar dan ke penerima Peninjauan bebas Fresnel 1 pada suatu obstacle yaitu, obstacle tidak masuk dalam daerah ellips yang terbentuk dari kumpulan lingkaran dengan jari-jari 1 seperti pada gambar 7 dan untuk nilai freshnel paling tinggi ada pada titik tengah link oleh karena itu pada titik tersebut harus sangat dipastikan tidak ada obstacle, sebenarnya freshnel memiliki beberapa lapis tingkatan namun untuk gelombang dengan tipe frekuensi Super High Frequency memiliki toleransi optimum pada freshnel 1 dengan toleransi clearance 30% untuk link minimum. Dengan memenuhi persamaan Fresnel 1 maka kondisi bumi sudah cukup jauh dari lintasan gelombang radio efektif dengan kata lain hanya pada daerah Fresnel 1 yang harus diusahakan tidak adanya obstacle dengan toleransi 30%.

Gambar 7 Daerah Fresnel Pertama Redaman Propagasi Redaman propagasi yang digunakan untuk menganalisis sistem adalah redaman Free Space Loss (FSL), yaitu redaman dengan anggapan transmisi terjadi di ruang hampa udara dengan menggunakan antena isotropis.antena isotropis adalah antena ideal yang memiliki daya pancar merata ke segala arah. Daya pancar sebesar Pt dipancarkan oleh antena A satu titik B dengan anggapan dalam ruang hampa udara dengan tidak adanya pengaruh atmosfir, maka rapat daya yang dipancarkanadalah sama di setiap titiknya. Pola radiasi antena isotropis dapat dimisalkan sebagai sebuah bola dengan jari-jari d, sehingga rapat daya pada permukaan bola diberikan oleh:

Gambar 2. Pola Radiasi Isotropis ( ) Bila antena penerima mempunyai luas efektif maka daya yang diterima adalah: ( ) Luas efektif antena istropis adalah: Dengan memsubtitusikan persamaan (2.6) ke (2.5), maka diperoleh: ( ) dengan

= panjang gelombang yang dipancarkan ( ) { c adalah kecepatan cahaya dan untuk nilai digunakan untuk menentukan panjang antena yang digunakan} r = jari-jari atau jarak komunikasi (r=d) Sehingga besar daya yang dipancarkan dibanding dengan daya yang diterima adalah sebagai berikut: ( ( ) ( ) ) Redaman untuk ruang bebas dapat dinyatakan sebagai berikut: [ ] ( ) ( ) [ ] ( ) ( ) [ ] ( ) ( ) FSL dalam satuan decibel adalah 10 log FSL. [ ] ( ) ( ) Maka Didapat persamaan untuk perhitungan loss free space sebagai berikut: ( ) ( ) 3 ( ) ( ) Perhitungan EIRP (Effective Isotropic Radiated Power)

EIRP merupakan besaran yang menyatakan kekuatan daya pancar suatu antena, dapat dihitung dengan persamaan : EIRP = Ptx + Gtx Ltx dimana : PTX = daya pancar (dbm) GTX = penguatan antena pemancar (db) LTX = rugi-rugi pada pemancar (db) Perhitungan RSL (Receive Signal Level) RSL (Receive Signal Level) adalah level sinyal yang diterima di penerima dan nilainya harus lebih besar dari sensitivitas perangkat penerima (RSL Sensitivitas minimum perangkat). Sensitivitas perangkat penerima merupakan kepekaan suatu perangkat pada sisi penerima yang dijadikan ukuran threshold. Nilai RSL dapat dihitung dengan persamaan berikut : RSL = EIRP Lpropagasi ( ) + Grx Lrx, dimana : EIRP = Effective Isotropic Radiated Power (dbm) Lpropagasi = rugi-rugi gelombang saat berpropagasi (db) GRX = penguatan antena penerima (db) LRX = rugi-rugi saluran penerima (db)