INSTRUMEN PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

NO RESPONDEN : PEWAWANCARA :

BAB III INTERPRETASI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Metode Penelitian Kualitatif

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berada ditpk Sukamenak Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penilitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. ownload/regulasi/kepmen/ukm05kepmen, 10 Januari 2013.

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian, Sifat Penelitian, Lokasi dan Waktu penelitian

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam keluarga-keluarga ibu

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA

PENDAHULUAN. tahun 2004, konsumsi protein sudah lebih besar dari yang dianjurkan yaitu

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

BAB I PENDAHULUAN. terletak sekitar 30 km dari pusat Kabupaten Tuban. Dusun ini jauh dari keramaian karena

Lampiran 1. Denah Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang TRADISI LAMARAN PERSPEKTIF. MASYARAKAT PENGIKUT MADZHAB SYAFI I (Studi di Desa Seletreng

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta

REALITAS SOSIAL TINGKAT MESO

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI. Batasan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bahkan nabi-pun juga mengkonsumsinya. Seperti diriwayatkan oleh Maimunah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 124,00 ha.

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Keterbelakangan menurut Chamber (1987) ialah rasa tidak berdaya

BAB III METODE PENELITIAN. karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

METODE PENELITIAN Populasi dan Contoh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini,

BAB V PENUTUP. 1. Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja Kota Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENDEKATAN & KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan, permasalahan, dan faktor lain yang dimiliki oleh pelakunya.

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir

Profil Desa Toyomarto

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KARYA A ILMIAH PELUANG BISNIS Usaha Ternak Sapi Perah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. masa mendatang), keterjangkauan pelayanan kontrasepsi (lokasi tempat tinggal,

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Peranan Tokoh Masyarakat dalam Menumbuhkan

FORMAT LAPORAN PPDH. Pedoman Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) PKH-UB 1

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas maupun kualitasnya. Keberhasilan pembangunan sub sektor

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian nasional pada era reformasi dewasa. ini, merupakan momentum yang sangat penting dalam menghadapi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANCAN PADA MASUARAK. (STUD1 KASUS Dl KAMPUNG IWUL BULAK, DESA IWUL KEG. PARUNG,-BOGOR ) OIeh CHRISTINA RUSHARIATI A

BAB V PENUTUP. Terjadinya perkawinan yang dilakukan oleh para pendatang Flores

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

PENDAHULUAN. lain, biasanya terjadi dalam dua konteks, yaitu komunikasi yang terjadi di

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB.I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini penulis menyajikan mengenai lokasi dan subjek penelitian, melakukan penelitian serta dalam pengolahannya.

BAB III METODE PENELITIAN


Transkripsi:

INSTRUMEN PENELITIAN Dalam penelitian kali ini kami ingin mengetahui bagaimana dinamika struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Agar kami mendapatkan informasi yang kami perlukan untuk dapat menggambarkan dinamika struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo kami mengambil beberapa item pertanyaan yang kemudian kami rumuskan sebagai berikut : Rumusan masalah : 1. Bagaiamana terbentuknya struktur sosial desa Wiyurejo? 2. Apakah ada keterkaitan antara kepemilikan hewan ternak dengan struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo? 3. Siapa saja yang menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas dan bawah? 4. Apakah ada simbol lain yang menjadi dasar penentuan dalam struktur sosial desa Wiyurejo? 5. Bagaimana implikasi yang terjadi terhadap struktur sosial desa Wiyurejo? Landasan Teori : Untuk dapat menjawab rumusan masalah yang telah kami rumuskan tersebut kami menggunakan landasan teori dari James C Sccot mengenai pembentukan struktur sosial dikalangan petani. Karena, kami ingin mengetahui apakah faktor yang menjadi dasar penentuan struktur sosial pada kalangan petani sama dengan dasar yang digunakan sebagai dasar penentuan struktur sosial di kalangan peternak. Kami menggunakan teori tersebut karena menurut kami teori tersebut telah dapat menggambarkan secara keseluruhan dasar pembentukan struktur sosial tersebut. Tetapi yang menjadi objek kajian kami adalah dasar penentuan struktur sosial di kalangan peternak.

Metode Penelitian Kuantitatif :Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode kuantitatif yaitu pendekatan yang berhubungan dengan angka-angka statistik dan angka-angka yang dalam pengolahan datanya mengunakan skoring, indeks, tabel frekuensi dan tabel silang. Pada penelitian kuntitatif kami akan mencari pola-pola umum yang berkaitan dengan desa yang menjadi lokasi penelitian kami dan melakukan analisis untuk menyimpulkan data yang telah kami olah untuk menemukan keseragaman dalam setting penelitian kami. Kualitatif :Dalam penelitian ini selain menggunakan metode kami juga menggunakan pendekatan kualitatif sebagai cara untuk menganalisis kondisi yang ada di dalam masyarakat. Metode kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang orang yang diteliti. Dalam metode kualitatif kami memiliki cara pandang yang berbeda terhadap sifat rfealitas sosal itu, dimana realitas sosial pada pendekatan ini bersifat ganda dan merupakan hasil konstruksi memikiran yang holistik dan penelitian kualitatif tidak dapat dikatakan penelitian yang bebas nilai karena peneliti terlibat secara langsung dengan informan. Pendekatan Kualitatif Dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan Fenomenologi yaitu upaya untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana struktur dan hakikat pengalaman terhadap suatu gejala bagi sekelompok manusia?. Kami menggunakan pendekatan fenomenologi karena kami akan meneliti kehidupan peternak sehubungan dengan aktivitas kesehariannya yang berpengaruh terhadap dinamika struktur sosial di desa Wiyurejo. Oleh karena itu kami akan menganalisis kehidupan sehari hari dan aktivitas peternak.

Instrumen Penelitian Kualitatif Informan : 1. Peternak kaya 2. Peternak menengah 3. Peternak miskin 4. Ketua komunitas peternak dusun kalangan (pos 6) 5. Pengepul atau tengkulak 6. Petugas pos 6, Dusun Kalangan 7. Pejabat Desa 8. Kyai 9. Ketua PKK 10. Penyuluh ternak 11. Pencari Rumput Setting Sosial : - Lokasi : Desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur - Waktu : Tanggal 1-4 Desember 2011 - Aktor penelitian : Peternak di Desa Wiyurejo Pedoman Wawancara Bebas : 1. Identitas Informan 2. Awal menjadi seorang peternak 3. Keadaan status sosial ekonomi peternak - Kondisi ekonomi peternak - Jumlah kepemilikan hewan ternak - Simbol status yang dinggap berharga oleh peternak 4. Intensitas hubungan sosial yang terjadi antar peternak - Bentuk dari hubungan sosial yang terjadi di kalangan peternak - Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan sosial

5. Peranan lembaga sosial (Organisasi peternak & KSSP) dalam pembentukan struktur sosial - Hubungan timbal balik antara struktur lembaga sosial dengan peternak desa - Peranan peternak untuk KSSP - Peranan KSSP dalam menentukan harga pembelian susu sapi - Peranan organisasi lainnya. Pedoman indepth interview khusus 1. Peternak kaya - awal mula kepemilikan ternak sapi - jumlah kepemilikan sapi - jumlah sapi produktif - produktivitas sapi dilihat dari jumlah susu yang dihasilkan sapi per hari - penghasilan yang didapat dari kop sae setiap 15 hari sekali - kondisi sosial ekonomi peternak setahun yang lalu hingga sekarang - kendala-kendala menjadi peternak - jenis pekerjaan non peternak (pekerjaan sampingan) - jumlah pendapatan dari pekerjaan sampingan (non peternak) per bulan - kepemilikan barang 2. Peternak menengah - awal mula kepemilikan ternak sapi - jumlah kepemilikan sapi - jumlah sapi produktif - produktivitas sapi dilihat dari jumlah susu yang dihasilkan sapi per hari - penghasilan yang didapat dari kop sae setiap 15 hari sekali - kondisi sosial ekonomi peternak setahun yang lalu hingga sekarang - kendala-kendala menjadi peternak - jenis pekerjaan non peternak (pekerjaan sampingan) - jumlah pendapatan dari pekerjaan sampingan (non peternak) per bulan - kepemilikan barang

3. Peternak miskin - awal mula kepemilikan ternak sapi - jumlah kepemilikan sapi - jumlah sapi produktif - produktivitas sapi dilihat dari jumlah susu yang dihasilkan sapi per hari - penghasilan yang didapat dari kop sae setiap 15 hari sekali - kondisi sosial ekonomi peternak setahun yang lalu hingga sekarang - kendala-kendala menjadi peternak - jenis pekerjaan non peternak (pekerjaan sampingan) - jumlah pendapatan dari pekerjaan sampingan (non peternak) per bulan - kepemilikan barang 4. Ketua komunitas peternak dusun kalangan (pos 6) - Awal mula terpilihnya informan menjadi ketua komunitas peternak - Alasan informan mau menjadi ketua komunitas peternak desa Wiyurejo - Sistem pemilihan ketua komunitas peternak di desa Wiyurejo - Tugas informan sebagai ketua komunitas peternak - Tingkat partisipasi anggota komunitas peternak di desa Wiyurejo(aktif/tidak) - Pengaruh informan terhadap para peternak - Kontribusi informan selama menjabat ketua komunitas peternak - Keuntungan menjadi seorang ketua komunitas peternak (perlakuan khusus dari anggota komunitas peternak) - Kerugian menjadi seorang ketua komunitas peternak - Hambatan informan sebagai ketua komunitas peternak - Harapan informan pada para peternak desa Wiyurejo (untuk kedepannya) - Harapan informan pada KUD (untuk kedepannya) - Ada tidaknya keinginan informan untuk mempertahankan jabatan

5. Pengepul atau tengkulak - Awal mula menjadi pengepul susu / tengkulak. - Peranan tengkulak bagi peternak. - Mekanisme penyetoran susu yang di lakukan oleh informan. - Kriteria susu yang berkualitas baik menurut informan. - Proses verifikasi data ketika peternak telah menyetorkan susu - Alasan peternak menjual susu di informan. - Distribusi susu yang telah ditampung oleh informan - Berapa liter susu yang diterima dalam sehari. - Bagaimana suka dan duka selama menjadi pengepul susu atau tengkulak. - Aturan yang membatasi aktivitas tengkulak. - Informan mengetahui fungsi kehadirannya bagi peternak. 6. Petugas pos 6, Dusun Kalangan - Awal mula menjadi petugas pos kopsae. - Tugas yang informan emban selama menjadi petugas pos kopsae. - Bagaimana mekanise penyetoran susu. - Bagaiamana kriteria susu yang berkualitas baik menurut informan. - Proses verifikasi data ketika peternak telah menyetor susu. - Acuan informan untuk menilai kualitas susu. - Harapan informan bagi peningkatan kualitas susu peternak. - Berapa liter susu yang disetorkan dalam sehari. - Bagaimana suka dan duka selama menjadi petugas pos kopsae - Hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki sistematika penyetoran dan pendistribusian susu.

- Apa-apa saja yang harus diberikan kepada peternak mengacu pada kondisi peternak dan hewan ternak desa Wiyurejo. - Harapan Informan demi kemajuan peternak desa Wiyurejo 7. Pejabat Desa - Peran dan kontribusi informan sebagai perjabat desa - Sistem pembentukan dan pemilihan struktur birokrasi desa - Hubungan sosial informan dengan masyarakat desa - Pengaruh informan terhadap peternak di desa - Keuntungan dan kerugian informan sebagai pejabat desa - Hambatan informan sebagai pejabat desa - Pendapatan informan sebagai pejabat desa - Ada tidaknya perlakuan khusus terhadap informan selaku pejabat desa (fasilitas, jaminan sosial, dan pandangan masyarakat) - Ada tidaknya keinginan informan untuk mepertahankan jabatan 8. Tokoh Agama - Awal mula serta alasan informan menjadi tokoh agama. - Peranan informan terhadap kehidupan sosial masyarakat Desa Wiyurejo. - Pengaruh informan terhadap kehidupan sosial masyarakat Desa Wiyurejo. - Suka dan duka menjadi tokoh agama. - Perlakuan khusus dari masyarakat kepada informan. - Hubungan sosial informan dalam kehidupan sosial (formal & non-formal). - Hambatan yang dihadapi informan menjadi tokoh agama. - Kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan seorang tokoh agama. - Kegiatan keagamaan yang ada di Desa Wiyurejo 9. Ketua PKK - Identitas informan - Awal mula menjadi ketua pkk - Alasan menjadi ketua pkk - Pekerjaan/jabatan lain selain menjadi ketua PKK - Tugas ketua PKK - Keterlibatan PKK dalam struktur sosial masyarakat - Kegiatan PKK - Partisipasi masyarakat/anggota PKK dalam PKK - Perubahan sebelum dan sesudah menjadi PKK - Pengaruh PKK dalam kehidupan peternak - Kontribusi PKK terhadap kesejahteraan istri-istri peternak. - Tujuan utama dan tujuan khusus PKK

- Peranan PKK dalam pembentukan struktus sosial desa Wiyurejo - Hubungan antara keikutsertaan masyarakat Desa Wiyurejo dengan status ekonomi seseorang 10. Penyuluh ternak - Awal mula informan mejadi penyuluh ternak. - Apa saja tugas yang anda emban selama menjadi penyuluh ternak. - Bagaimana kondisi peternak di desa wiyurejo - Apa kekurangan dan kelebihan yang perlu diperbaiki guna meningkatkan produktivitas hewan ternak - Intensitas pemberian penyuluhan pada peternak. - Pengaruh penyuluhan terhadap kondisi perekonomian peternak (Sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan) - Hambatan yang dihadapi sebagai penyuluh ternak. - Bagaimana cara Informan memberikan penyuluhan kepada peternak. - Pendekatan apa sajakah yang dilakukan oleh informan agar peternak mau dan dapat memahami apa yang di informasikan oleh informan. - Apa-apa saja yang harus diberikan kepada peternak mengacu pada kondisi peternak dan hewan ternak desa wiyurejo. - Harapan Informan demi kemajuan peternak desa wiyurejo. 11. Pencari Rumput - Alasan informan menjadi pencari rumput - Apa yang informan emban sebagai pencari rumput - Suka duka / keuntungan dan kerugian sebagai pencari rumput - Hambatan / resiko sebagai pencari rumput - Akitivitas informan selain mencari rumput - Hubungan sosial informan dalam kehidupan sosial - Peran informan dalam KOPSAE 1. Jika terlibat, alasan informan 2. Jika tidak, alas an informan - Hubungan sosial informan dengan peternak - Rumput yang dihasilkan dalam sehari - Sistem pembayaran oleh peternak - Harapan informan terhadap peternak - Penghasilan informan dalam sebulan - Keadaan ekonomi informan - Keadaan dan usaha informan untuk kondisi ekonomi yang lebih baik bagi informan

Pendekatan kuantitatif Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang berhubungan dengan angka-angka statistik dan angka-angka yang dalam pengolahan datanya menggunakan scoring, indeks, tabel frekuensi dan tabel silang. Pada penelitian kuantitatif ini nakan mencari pola-pola umum yang berkaitan dengan desa yang menjadi lokasi penelitian kami dan melakukan analisis untuk menyimpulkan data yang telah kami olah untuk menemukan keseragaman dalam setting penelitian kami. Dalam penelitian kuantitatif ini kami mengukur dengan menggunakan konsep antara lain: 1. Lembaga sosial Konsep lembaga sosial kami gunakan untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah yaitu terbentuknya struktur sosial masyarakat desa Wiyurejo. Kami menggunakan konsep ini karena lembaga sosial dapat menggambarkan struktur sosial di desa Wiyurejo, dimana dapat dilihat pada konsep ini hubungan timbal balik antara peternak dan lembaga sosial yang ada. Termasuk di dalamnya peranan yang membentuk struktur sosial. Variabel : Selanjutnya, variabel yang kami gunakan adalah jenis lembaga sosial. Definisi Operasional Jenis lembaga sosial adalah variasi lembaga sosial yang ada di desa Wiyurejo yang diukur dari: 1. Jenis Lembaga Sosial yang ada di desa Wiyurejo. 2. Tingkat partisipasi peternak dalam organisasi peternak dan KSSP. 3. Tujuan Lembaga Sosial ` Indikator : - Jenis Lembaga sosial 1. KSSP 2. Organisasi Peternak - Tingkat partisipasi peternak : 1. Peranan anggota organisasi peternak (jabatan) 2. Peranan peternak untuk KSSP (apakah hanya untuk menyetor susu, mengikuti pelatihan, dsb) - Tujuan lembaga sosial 1. Memberdayakan peternak kecil 2. Meningkatkan kesejahteraan peternak kecil

3. Melindungi peternak kecil - Peran lembaga sosial terhadap pembentukan struktur sosial 1. KSSP sebagai pembeli tunggal hasil produksi susu sapi desa Wiyurejo 2. Peran organisasi peternak dalam memberdayakan peternak 3. Ketergantungan peternak desa Wiyurejo terhadap Koperasi KKSP. 2. Status sosial ekonomi Konsep status sosial ekonomi kami gunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu keterkaitan antara kepemilikan jumlah hewan ternak dengan struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo dan siapa saja yang menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas dan bawah, serta ada tidaknya simbol lain yang menjadi dasar penentuan status sosial/struktur sosial di desa Wiyurejo. Kami menggunakan konsep status sosial ekonomi karena struktur sosial dapat diukur dari status sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat. Variabel Variabel yang kami gunakan untuk mengukur konsep status sosial ekonomi kami fokuskan pada tingkat status sosial Definisi Operasional Status sosial ekonomi adalah keadaan sosial ekonomi peternak yang diukur dari: 1. Keadaan ekonomi 2. Kepemilikan hewan ternak 3. Produktivitas susu 4. Bentuk yang menjadi simbol status sosial peternak Indikator - Keadaan ekonomi : 1. Pendapatan rata-rata sebulan dari mata pencaharian peternak 2. Pengeluaran untuk biaya hidup dalam sebulan untuk seluruh anggota keluarga 3. Kepemilikan barang - Kepemilikan hewan ternak 1. Jumlah hewan ternak produktif 2. Jumlah hewan ternak yang tidak produktif - Produktivitas susu 1. Jumlah susu yang dihasilkan rata-rata dalam sehari - Bentuk yang menjadi simbol status sosial peternak

3. Stratifikasi Sosial Konsep stratifikasi sosial kami gunakan untuk dapat menjawab dan menggambarkan rumusan masalah tentang siapa saja yang menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas dan bawah yang ada di kalangan peternak desa Wiyurejo. Konsep stratifikasi sosial ini kami gunakan agar dapat menggambarkan struktur sosial yang terbentuk di antara kalangan peternak di desa Wiiyurejo, karena salah satu indikator struktur sosial adalah stratifikasi sosial. Variabel Variabel yang kami gunakan untuk mengukur konsep ini adalah tingkat stratifikasi sosial. Definisi Operasional Stratifikasi adalah konsep yang menjelaskan tentang tingkatan secara vertikal yang terdapat pada masyarakat yang diukur dari : - Kepemilikan hewan ternak - Penentuan status seseorang Indikator - Jumlah hewan ternak yang dimiliki responden yang terdiri dari 1. Pedhet 2. Dara 3. Babon 4. Pejantan - Penentuan status seseorang di kalangan peternak yang diukur dari : 1. Jumlah hewan ternak yang dimiliki 2. Materi 3. Jabatan 4. Lainnya - Orang yang dijadikan panutan 4. Hubungan Sosial Konsep hubugan sosial yang kami gunakan dalam penelitian ini untuk menjawab dan menggambarkan bentuk hubungan sosial yang terjadi di kalangan peternak desa Wiyurejo karena hubungan sosial yang dilakukan secara berulang-ulang menjadi suatu pola dan terjadi hubungan timbal balik antar peran-peran sosial dapat membentuk suatu struktur sosial. Selain itu juga menggambarkan norma sosial yang berkembang di kalangan peternak. Variabel Variabel yang kami gunakan untuk mengukur konsep hubungan sosial yaitu bentuk hubungan sosial

Definisi operasional Hubungan sosial adalah hubungan menyangkut interaksi antar peternak yang diukur dari: 1. Bentuk interaksi yang dilakukan oleh para peternak desa Wiyurejo 2. Intensitas interaksi Indikator - Bentuk interaksi sosial 1. Membantu sesama peternak 2. Pertemuan rutinitas peternak : a. Formal b. Non formal - intensitas interaksi sosial yang dilakukan peternak - Hubungan sosial yang terjadi antara KUD dengan peternak - Kepercayaan dalam hal hubungan sosial saat merawat hewan ternak 5. Norma Sosial Norma sosial adalah seperangkat kaidah atau aturan yang dijadikan sebagai pedoman dalam bertingkah laku, norma sendiri dalam masyarakat desa wiyurejo dalam bentuk tradisi dan kebiasaan, dalam norma sosial terdapat beberapa tingkatan yang daya pengikatnya antara satu dengan lainnya berbeda - Variabel Variabel yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah norma dan tradisi - Definisi operasional Norma dan tradisi diukur dari beberapa indikator antara lain: dari tradisi yang ada di desa wiyurejo, tradisi yang berhubungan dengan kegiatan peternakan dan tradisi yang berhubungan life cycle manusia. - Indikator Tradisi yang ada di desa Wiyurejo: 1. Tasyakuran desa 2. Bantengan 3. Kuda lumping 4. Karnaval Tradisi yang berhubungan dengan kegiatan peternak: 1. Kelahiran sapi (brokoan) 2. Kematian sapi Tradisi yang berhubungan dengan life cycle manusia: 1. Kehamilan 2. Kelahiran 3. Sunatan 4. Pernikahan 5. kematian