Desain Proyek Efektif: Keyakinan dan Sikap Kebiasaan Berpikir

dokumen-dokumen yang mirip
Desain Proyek Efektif: Mengajar Berpikir Lingkungan yang Mendorong Pemikiran

Desain Proyek Efektif: Mengajar Berpikir Menilai Pemikiran

Intel Teach Program Assessing Projects

Intel Teach Program Assessing Projects

Desain Proyek Efektif: Keyakinan dan Sikap Mengajarkan Berbagai Keyakinan dan Sikap

Intel Teach Program Assessing Projects

Intel Teach Program Assessing Projects

Rencana Proyek untuk Unit Air

Garis waktu (timeline)

Intel Teach Program Assessing Projects

Desain Proyek Efektif: Kerangka Kerja Kecakapan Berpikir Gaya Belajar

Desain Proyek Efektif: Mengajar Berpikir Petunjuk Terbuka dalam Berpikir

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prahesti Tirta Safitri, 2013

MENJADI TEACHER JAMAN NOW

Metakognisi. Lihat beberapa cara dimana lakukan untuk memulai. guru menggabungkan Saya dapat membuat sebuah daftar hal yang harus saya lakukan.

2

Kuisioner Kompetensi Kepribadian. Skor Diskripsi Selalu Seringkali Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

SOAL HIGHER-ORDER THINKING SKILLS UNTUK MELATIH KEBIASAAN BERPIKIR MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

Desain Proyek Efektif: Kerangka Kerja Kecakapan Berpikir Taksonomi Baru Marzano

Desain Proyek Efektif: Kerangka Kerja Kecakapan Berpikir Taksonomi Bloom: Sebuah Tampilan Baru dari Cadangan Lama

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

BAB II KAJIAN TEORITIK

Desain Proyek Efektif: Menggunakan Pengetahuan Pemecahan Masalah

Pencarian Bilangan Pecahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Unit 3. CARA TEPAT MEMILIH PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA Inawati Budiono

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

MATHEMATICAL HABITS OF MIND: URGENSI DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vika Aprianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional dilaksanakan melalui tiga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tidak dipahami kemudian dilihat, diamati hingga membuat seseorang

Transformasi Pendidikan Menghadapi Abad 21 Melalui Penguatan Peran Budaya Sekolah Paparan Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: 1 Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: 13/03/2016 Organisasi: Facet5

UJIAN TENGAH SEMESTER

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

note CHANGING YOUR COURSE AQUARIUS note Learn More in Less Time

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang

2. Memberikan informasi untuk memperoleh pengaruh tertentu. 3. Menggunakan keterampilan kelompok dalam memimpin suatu kelompok

Most Conceptual. Personal Dewasa

BAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT

BAB II KAJIAN TEORI. E. Kajian Teori. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah

Dokumenter Episode ke 3. Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa secara optimal baik pada aspek kognitif, efektif maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

DAFTAR ISI FILOSOFI PEMBELAJARAN I. HAKEKAT PEMBELAJARAN 1. HAKEKAT PEMBELAJARAN 12/19/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Peserta didik diberikan drill untuk memperkuat konsep tersebut. (Herman Hudojo, 2003: 123)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan yang terus berkembang membuat banyak teori-teori

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

note THE POWER OF LESS AQUARIUS note D18 Learn More in Less Time AQUARIUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Most Positive. Learner Anak

Most Reliable. Personal Dewasa

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak dapat berjalan baik, tanpa adanya kerja sama dengan berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah

Most Energizing. Personal Dewasa

PANDUAN PELAKSANAAN PENUGASAN CRITICAL BOOK REPORT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II DASAR TEORI. II.1 Model dan Pemodelan

BAB 4 KESIMPULAN. 79 Universitas Indonesia. Materi dan metode..., Muhammad Yakob, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).

KEBIASAAN BERPIKIR MATEMATIK SISWA SANTRI DAN NON-SANTRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

PENDAHULUAN. Leli Nurlathifah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. penerapannya yang semakin luas ke berbagai bidang tak terkecuali dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Becker dan Shimada (1997: 1) mengungkapkan bahwa we propose to call problem

BAB I PENADAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) diharapkan dapat berkarya dan memiliki produkitivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dicky Fauzi Firdaus, 2015

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

Modul ke: ETIK UMB. Memahami Potensi Diri. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer. Saputra, S.Pd, M.Si. Program Studi Informatika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu,

Membangkitkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar. (Peace Of Mind)

BERFIKIR KREATIF Kelompok 8 Febrian Karunia M. Razuli Azmi Riuh Adi Pranata

Transkripsi:

Desain Proyek Efektif: Keyakinan dan Sikap Kebiasaan Berpikir Karakteristik Orang dengan Kebiasaan Berpikir Di luar pernyataan dari banyak program komersial mengenai memajukan pemikiran, banyak ahli di lapangan setuju bahwa ada beberapa kemampuan berpikir yang dapat dilakukan secara umum pada seluruh area subyek (Wegerif, 2002). Menganalisa puisi berbeda dari menganalisa data statistik, dan memecahkan masalah mengenai pembuangan sampah beracun sangat berbeda dengan mencari tahu di mana harus meletakkan furnitur untuk menciptakan perputaran udara yang nyaman dari satu ruang ke ruangan lain. Walau begitu, sikap dan keyakinan tertentu mendukung pemikiran dalam segala ketertiban. Arthur Costa dan Bena Kallick (2000) memanggil seluruh sikap Kebiasaan Berpikir, dan mereka melebihi semua subyek tradisional dan melakukannya secara adil bagi semua umur. Costa menggambarkan lima karakteristik dari manusia yang menunjukkan Kebiasaan Berpikir yang membuat orang menjadi pemikir yang baik. Kecenderungan Kecenderungan berarti, secara umum, bahwa orang cenderung untuk berpikir secara berhati-hati mengenai masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan. Mereka akan, tentu saja, sering kali membuat keputusan sekejap, tetapi biasanya mereka seringkali menggunakan sumber apapun yang mereka bisa untuk melakukan strategi pemikiran yang baik. Nilai Karakteristik ini mirip dengan kecenderungan, tetapi lebih berhubungan dengan emosi si pemikir. Pemikir yang menghargai berpikir kritis percaya bahwa latihan seperti menimbang alternatif yang berbeda, memeriksa kredibilitas suatu bukti, mendengarkan sudut pandang yang bertentangan sangatlah berharga. Mereka percaya bahwa jenis pemikiran seperti ini sangatlah penting, bahkan etis, dan usaha yang cukup layak untuk dipertimbangan. Sebagai contoh, siswa kelas lima membuat presentasi mengenai imigrasi melakukan wawancara dengan imigran lokal karena ia ingin memberitahukan hal yang sebenarnya mengenai pengalaman mereka. Orang yang menghargai pemikiran menginvestasikan waktu dan uang dalamalat yang membantu mereka berpikir secara berhati-hati. Mereka membeli buku informasi dan mempelajari bagaimana menggunakan software yang melengkapi pemikiran mereka. Mereka membuat waktu untuk melihat data dan untuk mencari para ahli. Mereka menunjukkan rasa hormat mereka untuk Pemecahan Masalah dengan pikiran jernih dalam keputusan besar dan kecil dari kehidupan sehari-hari mereka. Kepekaan Memiliki daftar strategi dan kemampuan berpikir, dan sangat lengkap dalam menggunakannya, sedikit nilai jika seseorang tidak menyadari saat jenis tertentu dari pemikiran cocok untuk tugas khusus. Sebagai contoh, seorang siswa yang mengerjakan laporan penelitian harus menyadari bahwa mengatagorikan catatannya akan membantunya saat ia menggunakan struktur untuk tugas akhir. Mengenali peralatan mental yang benar untuk pekerjaan sangat penting untuk pemikiran yang efisien dan efektif, dan hal ini membutuhkan kepekaan. Kemampuan Copyright 2007, Intel Corporation. All rights reserved. 1

Guru memiliki kendali yang terbesar akan siswa mereka saat diharuskan untuk menampilkan kemampuan berpikir yang cocok. Saat siswa mungkin tidak memilih untuk menggunakan kemampuan berpikir yang mereka miliki, tidak ada rasa kecenderungan, nilai, atau kepekaan akan membantu seseorang yang todaak memiliki kemampuan untuk menampilkan jenis pemikiran yang diinginkan oleh permasalahan. Siswa dari segala usia dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk membandingkan dan melihat perbedaan kontras dari objek dan ide, membuat kategori untuk mengatur fakta, dan menggunakan argument logis untuk meyakinkan yang lainnya. Area ini adalah tanggung jawab guru, dan walaupun beberapa siswa dapat mengembangkan sendiri kemampuan berpikir yang mereka butuhkan, banyak siswa tidak akan mengembangkan kemampuan ini tanpa pengarahan. Komitmen Berpikir adalah kerja keras. Terkadang hal itu berarti mengorbankan keyakinan dan praktik yang dipegang dan dilakukan sejak lama. Terkadang hal itu berarti mengakui sebuah kesalahan dan memulai kembali dari awal. Sebuah komitmen pemikiran yang dalam dan berhati-hati berarti sesorang yang secara konstan mempelajari kemampuan dan pengetahuan baru. Sebagai contoh, siswa sekolah menengah yang sudah mahir mengembangkan kemampuan matematika mereka bukan hanya sekedar untuk nilai tetapi karena mereka ingin menjadi lebih baik dalam matematika. Komitmen berarti tidah hanya ingin belajar, tapi melakukan upaya yang penting untuk menjalankan sebuah pembelajaran. Orang dengan komitmen pada pemikiran mau melakukan apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan intelektual mereka. Kebiasaan Berpikir Costa dan Kallick mengidentifikasi 16 Kebiasaan Berpikir yang sangat penting untuk pemikiran yang efektif. Individu yang memiliki kebiasaan ini tidak hanya dapat berpikir secara dalam, tetapi mereka memilih untuk melakukannya. Kebiasaan Berpikir ini terbentuk oleh kecerdasan kita, kepribadian kita, dan pengalaman kita; dan mereka membantu kita mengakses kemampuan mental untuk menyelesaikan masalah saat kita membutuhkannya. Ketekunan Pemikir dan siswa yang sukses tidak menyerah saat mereka mengerjakan proyek yang menantang. Mereka bekerja dengan cara mereka menghadapi masalah dengan mencoba strategi berbeda atau menggunakan tehnik motivasi diri. Mengatur Keimpulsivan Pemikir yang baik itu disengaja. Mereka memikirkan hal sebelum mereka mengambil tindakan. Mereka membuat rencana, memperkirakan konsekuensi, dan mengantisipasi masalah. Mereka menghabiskan waktu yang cocok untuk memikirkan suatu masalah sebelum mereka memulai untuk memecahkannya. Mendengarkan yang Lainnya dengan Pemahaman dan Empati Pemikir yang baik adalah pendengar yang baik. Mereka tertarik pada apa yang orang lain katakana, dan mereka mendengarkan dengan seksama untuk memastikan bahwa mereka mengerti dengan benar. Mereka menyimpan opini mereka sampai mereka mendengar apa opini orang lain, mengetahui bahwa orang lain pun memiliki ide dan informasi yang akan membantu mereka memecahkan masalah dan membuat keputusan. Copyright 2007, Intel Corporation. All rights reserved. 2

Berpikir Fleksibel Pemikir fleksibel merubah pikiran mereka saat mereka menemukan yang baru, akurat, dan informasi kritis, walaupun informasi tersebut merupakan kontradiksi dari pemahaman mereka. Mereka dapat melihat gambaran besar dan detail yang signifikan. Mereka dapat memproduksi informasi dari berbagai macam sumber di saat yang bersamaan dengan saat mereka mengevaluasi kredibilitas mereka. Mereka dapat menggambarkan beberapa strategi yang berbeda dan mengadaptasi dan memodifikasi mereka saat dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Metakognisi Pemikir metakognitif memiliki kendali akan pemikiran mereka karena mereka waspada akan bagaimana mereka berpikir. Mereka merencanakan bagaimana mereka akan memecahkan suatu masalah dan memantau seberapa baik yang mereka lakukan dengan rencana mereka. Saat mereka menyelesaikan proyek, mereka melihat kembali dan memikirkan apa yang dapat mereka pelajari dari pengalaman tersebut. Termotivasi untuk Keakuratan dan Kebenaran Rasa dari keahlian sangat kritikal bagi pemikiran yang baik, rasa hormat untuk kualitas dan keakuratan, dankeinginan untuk membuat suatu hal seefisien, secantik, atau sejernih mungkin. Pemikir yang baik waspada akan criteria yang sukses untuk kualitas dalam bidang yang mereka kerjakan, dan mereka bekerja sekeras yang mereka bisa untuk menghasilkan kerja yang cocok dengan criteria. Menanyakan dan Menyikapi Masalah Rasa keingintahuan yang sebenarnya mengendalikan pemikiran yang dalam, bukan keingintahuan yang sempit yang menjawab dengan fakta atau hal yang klise, tetapi jenis pemikiran yang menggambarkan masalah yang kompleks pada si pemikir. Pemikir ahli menemukan masalah di mana yang lainnya sudah merasa puas dengan status quo, dan mereka waspada akan jenjang dalam pengetahuan mereka. Menggunakan Pengetahuan Lampau pada Situasi Baru Pemikir yang efektif menggunakan pengalaman mereka dan pengetahuan yang sudah mereka ketahui untuk membantu mereka mengerti konsep yang baru dengan menyadari persamaan dan membuat kaitan. Mereka mengatakan hal seperti, Hal ini mengingatkan saya saat saya atau Model ini terlihat sangat mirip dengan Mereka sering kali menggambarkan ide dalam metafora dan analogi yang membantu mereka membuat struktur untuk ide yang asing. Berpikir dan Berkomunikasi dengan Kejernihan dan Keakuratan Costa menggambarkan pemikiran dan bahasa sebagai dua sisi koin. Bahasa yang tidak jelas, Ia memperingatkan, mencerminkan pemikiran yang tidak jelas. Tidaklah cukup bagi siswa mempunyai ide yang baik; mereka harus baik dalam mengomunikasikan ide tersebut pada yang lainnya, dan hal ini memerlukan perhatian yang berhati-hati pada struktur dan bahasa dari pengertian dan deskripsi. Mengumpulkan Data dari Seluruh Indera Bagian dari menjadi pemikir yang fleksibel adalah menggunakan berbagai metode untuk mendapatkan kebenaran. Pemikir yang baik menggunakan penglihatan, suara, pengecapan, peraba, dan penciuman untuk mengembangkan ide mereka dan memperluas cara berpikir mereka mengenai duni di sekitar mereka. Membuat, Mebuat Gambaran, dan Menemukan Terobosan Baru Copyright 2007, Intel Corporation. All rights reserved. 3

Orang yang kreatif melihat hal dari perspektif yang berbeda. Mereka menekan batas dari apa yang mereka harapkan dan mengambil resiko. Kreativitas melibatkan lebih dari sekedar mendapatkan ide yang biasa, bagaimanapun; Hal itu juga termasuk menjadi kritis pada pekerjaan mereka sendiri, mengundang kritik dari yang lainnya, dan bekerja secara konstan untuk menjernihkan pengetahuan teknis dan membuat produk yang lebih baik. Kebiasaan berpikir Merespon dengan Rasa Kagum dan Takjub Pemikir yang baik menyukai misteri yang mereka lihat disekitar dalam dunia. Mereka mencari permasalahan untuk dipecahkan dan menikmati membuat puzzle mereka sendiri. Mereka mencari sesuatu yang mengagumkan dan menginspirasi kejadian sehari-hari seperti peristiwa sekali-dalam-seumur-hidup. Mengambil Resiko Tanggung Jawab Pemikir ahli memiliki impuls yang sangat terkendali untuk bergerak di luar area nyaman mereka. Pengambil resiko yang bertanggung jawab menggunakan pengalaman dan pengetahuan mereka untuk mendapatkan rasa dari jalur tindakan sangatah sepadan dengan resiko. Mereka mengambil tanggung jawab baru secara berani dan dengan antusias mempelajari permainan dan kemampuan baru. Menemukan Humor Pemikir kreatif mempunyai apa yang Costa sebut sebagai pemikiran yang tidak biasa.: Mereka menyadari keanehan dan ironi dalam dunia di sekitar mereka dan sering kali mempunyai perspektif yang unik pada situasi sehari-hari. Mereka senang bermain dengan kata dan menyukai analogi dan metaphor asli. Mereka tidak terlalu serius dan membawa kesenangan dalam pekerjaan. Berpikir Mandiri Dalam abad ke-21, permasalahan menjadi sangat kompleks tidak ada yang dapat menyelesaikannya seorang diri. Saat Costa dan Kallick (2000) menjelaskan, Tidak ada yang memiliki akses ke semua data yang dibutuhkan untuk membuat pilihan kritikal; tidak ada orang yang mempertimbangkan alternatif sebanyak yang beberapa orang lain bisa lakukan (h. 11). Bekerja secara sukses dengan yang lainnya membutuhkan kemampuan siswa dalam memberikan tanggapan, baik pujian dan kritik membangun. Hal ini juga memerlukan mereka untuk mencari dan menerima tanggapan pada kontribusi mereka sendiri untuk usaha kelompok. Bekerja Secara Teratur Motivasi intrinsik untuk menjadi pemikir dan manusia yang lebih baik adalah kunci untuk pembelajaran sepanjang masa. Orang dengan Kebiasaan Berpikir ini selalu melakukan proyek baru dan mendapatkan kemampuan baru. Saat mereka merasa pasti mengenai sudut pandang baru pada topik, mereka tidak pernah merasa terlalu pasti mereka tidak dapat menerima informasi baru dan merubah pikiran mereka. Mereka melihat permasalahan sebagai kesempatan untuk belajar dan melanjutkan untuk melatih semua Kebiasaan Pikiran sepanjang hidup mereka. Mengajarkan Kebiasaan Berpikir berarti mengajarkan hal yang lebih dari materi subyek pada hari itu. Hal itu berarti melakukan pendekatan pada semua aktivitas belajar seperti satu langkah menuju kemandirian, pembelajaran sepenjang masa. Saat siswa sering sekali dipengaruhi untuk menyelesaikan kegiatan dengan hukuman dan penghargaan ekstrinsik, motivasi semacam ini menghilangkan motivasi asli Copyright 2007, Intel Corporation. All rights reserved. 4

dalam mempelajari tugas dan memusnahkan keinginan untuk mengejar pendidikan di luar kelas. Dengan meniru sikap dan keyakinan yang mendukung pemikiran kritis dan kreatif dan dengan membuat budaya kelas yang mengindahkan cinta dalam belajar, siswa tidak akan dibatasi oleh apa yang dapat mereka pelajari di dalam sekolah. Mereka dapat membuat pengalaman apapun sebagain pengalaman belajar. Referensi Costa, A. L. (2000a). Components of a well -developed thinking skills program. Seattle, WA: New Horizons. www.newhorizons.org/strategies/thinking/costa2.htm* Costa, A. L. (2000b). Habits of mind. In A. L. Costa, (Ed.), Developing minds: A resource book for teaching thinking, (pp. 80-83). Alexandria, VA: ASCD. Costa, A. L.. & Kallick, B. (2000a). Describing 16 habits of mind. Alexandria, VA: ASCD. Costa. A. L. & Kallick, B. (2000-2001b).Habits of mind. Highlands Ranch, CO: Search Models Unlimited. http://www.habits-of-mind.net/ Wegerif, R. (2002). Literature review in thinking skills, technology, and learning. Bristol, England: NESTA. www.nestafuturelab.org/research/reviews/ts01.htm* Programs of the Intel Education Initiative are funded by the Intel Foundation and Intel Corporation. Page 5 of 5 Copyright 2007, Intel Corporation. All rights reserved. Intel and the Intel logo are trademarks or registered trademarks of Intel Corporation or its subsidiaries in the United States and other countries. *Other names and brands may be claimed as the property of others.