Analisis Sistem Pertanian Organik Bali

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel

AGROINDUSTRI BERASAL DARI

Agroindustri berasal dari

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah bagian vital yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. kehutanan. Sementara itu, revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan juga

II TINJAUAN PUSTAKA. Terintegrasi memiliki arti yaitu upaya terobosan dalam mempercepat adopsi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

BAB IV ANALISA SISTEM

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di era otonomi daerah menghadapi berbagai

I. PENDAHULUAN. maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan membangun

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan (4) menjadi basis

VIII. ANALISIS KEBIJAKAN ATAS PERUBAHAN HARGA OUTPUT/ INPUT, PENGELUARAN RISET JAGUNG DAN INFRASTRUKTUR JALAN

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI. pertemuan kedua (matrikulasi) 1

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

AGRIBISNIS. Sessi 3 MK PIP. Prof. Rudi Febriamansyah

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Wilayah

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

I.1. Latar Belakang strategi Permasalahan Dari sisi pertanian

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN. keriting di lokasi peneltian sudah cukup tinggi, yaitu di atas rata-rata

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan net ekspor baik dalam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN

IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. efetivitas rantai pemasok. Menurut Wulandari (2009), faktor-faktor yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

Membangun Pertanian dalam Perspektif Agribisnis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

agribisnis untuk mencapai kesejahteraan wilayah pedesaan (prospherity oriented) (Bappeda Kabupaten Lampung Barat, 2002). Lebih lanjut Bappeda

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

3 KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

MODEL KELEMBAGAAN PERTANIAN DALAM RANGKA MENDUKUNG OPTIMASI PRODUKSI PADI

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

KAJIAN STRATEGI REVITALISASI PERTANIAN INDONESIA DALAM RANGKA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

I PENDAHULUAN

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS PENINGKATAN NILAI TAMBAH MELALUI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI

Topik: : VISI PERTANIAN ABAD 21 (PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI) menjelaskan Visi Pertanian Abad 21

TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain mengalami pertumbuhan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak.

V. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

REVITALISASI PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

KERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

Transkripsi:

tulisan yang sesuai dengan keinginan kita (sebagai penulis) dan sesuai dengan struktur bahasa dan ejaan bahasa yang digunakan. PENUTUP Menulis memang merupakan kegiatan yang sering dirasakan sulit oleh kebanyakan orang. Namun, jika kita mengetahu tata cara menulis, termasuk langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat menulis dan diikuti oleh banyaknya latihan, maka menulis tidak lagi menjadi kegiatan yang menakutkan, tetapi sebaliknya, menulis akan menjadi suatu kegiatan yang sangat menyenangkan. Dengan menulis kita bisa menyampaikan banyak hal kepada orang lain atau masyarakat luaskarena kita dapat memberitahu mereka tentang berbagai hal, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan/menjijikkan yang terjadi di sekeliling kita atau pada diri kita sendiri. Belajar menulis tidak perlu ditundatunda lagi. Mulailah menulis sekarang juga tentang berbagai hal yang ingin anda sampaiakan kepada orang lain. Dengan banyak berlatih menulis, hasil tulisan anda akan semakin baik sehingga kegiatan menulis itu akan menjadi sangat menyenangkan. Daftar Acuan: 1. Alexander, L.G. Essay and Letter Writing 2. Harris, Muriel. Practice for a Purpose. 3. Leggett, Glenn. at al. Handbook for Writers 4. Mc Crimmon, James M. Writing with a Purpose. 5. Suprapto. Surat Menyurat Bahasa Indonesia CLEAN AND GREEN TO BALI ORGANIC I Gusti Bagus Udayana A.A. Ngr. Mayun Wirajaya (Staf Dosen Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, PS. Agroteknologi, Universitas Warmadewa) Analisis Sistem Pertanian Organik Bali Sistem pengembangan pertanian organik Bali seperti memiliki hubungan antar elemen yang relatif kompleks dan saling ketergantungan dalam pengelolaannya. Keberhasilan pengembangan sektor pertanian ini sangat tergantung kepada produksi dari masing-masing komoditas pertanian, dimana dalam sistem produksinya memiliki ketergantungan pada lingkungan tumbuhnya untuk menghasilkan produk yang berkualitas seperti keadaan cuaca atau iklim, adanya serangan hama dan penyakit, persaingan harga, dan adanya krisis keuangan dunia. Keadaan tersebut perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi ketersediaan produsi dari segi jumlah, kualitas dan kontinyuitas. Saat ini pasokan beberapa komoditas pertanian secara umum sudah berkembang dengan baik, namun pengembangan lebih lanjut tetap perlu dilakukan untuk peningkatan nilai tambah seperti pengusahaan pertanian 22 Singhadwala Edisi 44 Februari 2011

dalam sistem organik. Perkembangan industri industri pertanian berbasis organik tidak mengalami peningkatan yang signifikan, hal ini dikarenakan oleh berfluktuatifnya harga, sumber daya manusia yang menguasai teknologi proses organik baik sistem pertaniannya maupun pengelolaan hasil pertanian organik tersebut masih kurang, faktor kelembagaan belum maksimal, harga hasil komoditi pertanian organik harus bersaing dengan harga komoditi pertanian yang dikelola secara konvensional, sehingga ketergantungan yang sangat besar terhadap keberhasilan produksi menjadi faktor kritis, kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada petani dan tidak konsisten. Selain sistem pertanian yang menjadi permasalahan dalam pengembangan pertanian organik, proses pengolahan hasil pertanian organik juga perlu diperhatikan dalam rangka peningkatan kualitas sistem pertanian organik dari hulu hingga ke hilir. Kegagalan proses dan ketidak tepatan aspek pengolahan dapat menyebabkan tidak tercapainya mutu dan keamanan produk yang akan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen sehingga pada akhirnya mempengaruhi kinerja pemasaran. Hal itu disebabkan karena mesin dan alat yang tidak kontinyu penggunaannya serta perawatannya, kurangnya tenaga terampil serta minimnya variasi proses. Dalam hal pemasaran, perusahaan bidang pertanian sucara khusus mengelola secara organik baik pross pembudidayaan dan pengelolaan hasil pertanian organiknya masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan karena banyak faktor diantaranya adalah kebijakan pemerintah yang belum maksimal tidak konsisten dan kontinyu pada sistem pertanian organik seperti dalam hal subsidi terhadap pertanian organik, harga hasil tanaman organik yang tinggi mengakibatkan selera konsumen kurang sehingga tidak bisa menutupi ongkos produksi. Pada faktor eksternal, yaitu adanya tingkat persaingan yang makin ketat dan adanya perubahan selera konsumen yang sangat cepat, tingginya harga bahan dan alat dalam produksi pertanian secara organik, dan adanya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar. Masalah pemasaran ini berimplikasi langsung terhadap kinerja keuangan perusahaan pengelolan pertanian organik, sehingga mempengaruhi aspek finansial perusahaan/ pengelola. Dalam pengembangan usaha pertanian organik yang terintegrasi dan berkelanjutan, faktor kelembagaan merupakan hal penting yang perlu juga diperhatikan, hal ini karena adanya hubungan kerja dengan permasalahan yang relatif kompleks dan dinamis antara petani, pedagang perantara, perusahaan pengelola sistem pertanian organik, lembaga pembiayaan (bank dan non bank) dan pemerintah daerah. Analisis Kebutuhan Keterkaitan seluruh mata rantai pada sistem pertanian organik yang terintegrasi dan berkelanjutan akan saling mempengaruhi. Terkait dengan tujuan dan kepentingan usaha pertanian organik Bali tersebut maka setiap pihak mempunyai kebutuhan masing-masing. Kebutuhan setiap pihak dapat saling menguntungkan atau saling merugikan. Analisis kebutuhan sangat sangat dibutuhkan untuk merancang suatu model yang mampu mengakomodir semua kebutuhan pihak-pihak yang terkait. Pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan sistem pertanian organik dan Kebutuhan dari masing-masing aktor tersebut disajikan pada Tabel 1. Formulasi Permasalahan Berdasarkan kebutuhan seperti tersebut diatas, permasalahan yang dihadapi dalam usaha pertanian organik dapat diformulasikan sebagai berikut : 1) Adanya variasi dan keterbatasan jumlah, kualitas dan kontinyuitas bahan dan alat akibat ketergantungan terhadap produksi Singhadwala Edisi 44 Februari 2011 23

sektor pertanian organik sehingga harga bahan baku berfluktuasi, mutu bahan baku tidak standar dan ketersediaannya tidak kontinyu. Para perusahaan pertanian organik yang berproduksi di bawah kapasitas terpasang atau bahkan terhenti akibat faktor bahan baku yang tidak memenuhi kebutuhan 2) Adanya variasi proses yang berdampak terhadap variasi mutu produk hasil pertanian organik yang dihasilkan yang berpengaruh terhadap kualitas dan keamanan produk. Beragamnya mutu yang dihasilkan berdampak terhadap kinerja pemasaran komoditas pertanian organik. 3) Adanya risiko pemasaran yang disebabkan kurang tepatnya program pemasaran yang dilaksanakan, sehingga berdampak terhadap kinerja keuangan perusahaan pengelola hasil pertanian organik. 4) Tingginya tingkat risiko finansial yang bersifat spekulatif akibat faktor suku bunga,dan tingkat inflasi. 5) Adanya persoalan sosial kelembagaan antara petani, masyarakat sekitar, pemerintah dan instansi terkait dengan perusahaan pengelola pertanian organik. 6) Belum berkembangnya kesadaran berorganisasi dan berkoperasi di kalangan petani dalam meningkatkan taraf hidup dan posisi tawar secara kelembagaan. 7) Dukungan infrastruktur (soft dan hard) kurang memadai bagi pengembangan produksi pertanian organik Tabel 1. Kebutuhan aktor dalam sistem pert anian organik Bali No Aktor Kebutuhan 1 Asosiasi petani organik 2 Pengusaha/ Pengelola pertanian organik 3 Pengusaha/ pengelola hasil pertanian organik 4 Industri transportasi dan industri kimia 5 Asosiasi pedagang hasil komoditas pertania organik 6 Pabrik pengelola hasil pertanian organik 7 Industri komoditas pertanian organik 8 Pemerintah dan Pemda Pendapatan yang tinggi melalui harga komoditas pertanian organik yang tinggi dan biaya produksi yang rendah Terjaminnya permintaan produk pertanian organik secara kontinyu Peningkatan pengetahuan teknologi budidaya dan pemanfaatan teknologi Pendapatan yang tinggi melalui pengelolaan sistem pertanian organik dengan biaya produksi yang rendah Terjaminnya permintaan komoditi pertanian organik secara kontinyu Keuntungan maksimum melalui harga hasil komoditas pertanian organikyang tinggi, biaya produksi rendah, pajak rendah, biaya pengelolaan pasca panen yang rendah Pajak rendah Permintaan hasil produksi pertanian organik yang tinggi dan kontinyu Kerjasama industri Peningkatan permintaan hasil olahan lanjut hasil komoditas pertanian organik meningkat Harga hasil komoditas pertanian organik yang rendah Keuntungan maksimum Harga komoditas pertanian organik rendah dengan kualitas baik Terjaminnya pasokan hasil komoditi pertanian organik yang kontinyu Terjaminnya permintaan hasil produk olahan produk pertanian organik secara kontinyu dengan harga yang tinggi Harga hasil olahan komoditi pertanian organik rendah dengan kualitas yang baik Pasokan hasil olahan komoditi pertanian organik secara kontinyu Permintaan hasil olahan komoditi pertanian organik tinggi Kebijakan pemerintah mendukung pengembangan dan pengelolaan pertanian organik Penerimaan pendapatan daerah dan negara tinggi melalui penerimaan pajak Meningkatnya lapangan pekerjaan Mengurangi kemiskinan Jumlah pertanian organik dan agroindustri berbasis pertanian organik meningkat Lingkungan hidup terjaga 9 Masyarakat Sarana dan prasarana tersedia Meningkatnya kesejahteraan melalui perluasan kesempatan kerja. Kenyamanan dalam berusaha pertanian organik 10 Konsumen Harga komoditas pertanian organik rendah dengan kualitas yang tinggi Komoditas pertanian organik tersedia secara kontinyu 24 Singhadwala Edisi 44 Februari 2011

8) Tidak proporsionalnya distribusi antara usaha produksi pertanian organik dengan usaha pengelola hasil komoditas pertanian organik. Petani menghadapi risiko dan ketidakpastian usaha yang lebih besar akibat gangguan alam, cuaca, hama dan penyakit serta sarana produksi seperti kelangkaan pupuk dan benih pertanian organik yang berkualitas 9) Keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha akibat sulitnya mendapat kredit komersial. Kondisi ini menyebabkan peran lembaga keuangan belum optimal menunjang pengembangan sistem pertanian organik Bali 10) Keterbatasan sumberdaya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dalam bidang teknologi dan manajemen usaha pertanian organik. Dengan memperhatikan permasalahan utama dalam usaha pertanian organik, maka dibutuhkan suatu prosedural model pengelolaan yang proaktif melakukan prakiraan risiko dan perencanaan pengendaliaannya. Model yang dibangun ini untuk memberi masukan pada pemerintah utamanya pemerintah daerah propinsi Bali dalam strategi teknologi pengembangan pertanian organik sehingga dapat membuat kebijakan yang efektif dan efisien serta untuk meminimalkan risiko pengelolan sistem pertanian organik sebagai dampak perkembangan industri dan krisis ekonomi. Identifikasi Sistem Identifikasi sistem merupakan hubungan antara kebutuhan dengan permasalahan yang harus dipecahkan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut Eriyatno (1999) hal ini dapat digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab akibat dan dengan input output. Diagram lingkar sebab akibat sistem pertanian organik Bali dapat dilihat pada Gambar 1. Pada Gambar 1 menunjukkan hubungan antar objek di dalam maupun diluar sistem pertanian organik Bali dapat dilihat dari segi dampak positip atau negatif satu obyek terhadap obyek-obyek yang lainnya. Gambar 1. Pada Gambar 1 menunjukkan hubungan antar objek di dalam maupun diluar sistem pertanian organik Bali dapat dilihat dari segi dampak positip atau negatif satu obyek terhadap obyek-obyek yang lainnya. Gambar 1. Diagram lingkar sebab akibat sistem pertanian organik Bali Pada diagram lingkar sebab akibat menunjukkan bahwa sistem pertanian organik Bali secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh positif terhadap pendapatan petani/ pekebun/peternak, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, tataguna lahan kawasan andalan, dan stabilitas ekonomi. Sebaliknya majunya pertanian organik Bali didorong antara lain oleh ketersediaan kredit, teknologi serta sumberdaya manusia yang terampil. Diagram tersebut juga menunjukkan bahwa pertanian organik Bali memiliki hubungan Singhadwala Edisi 44 Februari 2011 25

timbal balik yang luas dan beragam dengan berbagai objek lainnya, ini menandakan bahwa sistem pertanian organik Bali bersifat kompleks Identifikasi sistem juga dapat digambarkan dengan konsep kotak hitam (black box), dimana tidak diketahui apa yang terjadi di dalamnya tetapi hanya diketahui input yang masuk dan output yang keluar dari kotak hitam tersebut seperti dapat telihat pada Gambar 2. Pada Gambar 2 secara menujukkan bahwa sistem pertanian organik Bali terdiri dari input internal sistem yang terkendali dan tidak terkendali serta input lingkungan. Sedangkan output terdiri dari output yang dikehendaki dan output yang tidak dikehendaki yang memerlukan proses justifikasi melalui manajemen pengelolaan, ini dibutuhkan sebagai dasar informasi dalam membuat kebijakan. Output yang tidak dikehendaki dari sistem pertanian organik berupa : minat investasi rendah, komplain kualitas tinggi,biaya produksi tinggi, kerusakan lingkungan tinggi, kredit usaha macet, dan harga produk organik yang tinggi. Gambar 2. Diagram input output sistem pertanian organik Bali Kondisi dan permasalahan dalam pembangunan usaha pertanian secara umum yaitu: 1) Belum tergarapnya potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia secara optimal; 2) Belum berkembangnya diversifikasi usaha, baik intern sektor pertanian dan antar sektor pertanian dengan sektor lainnya sesuai potensi masing-masing wilayah; 3) Belum terfokus dan terpadunya kegiatan baik antar sub sektor pertanian dan dengan sektor pendukungnya; 4) Masih rendahnya insentif berusahatani karena belum diterapkannya rekomendasi teknologi dan sistim usahatani yang terintegrasi, efektif dan efisien. Memperhatikan kondisi seperti itu maka upaya pemberdayaan masyarakat petani terkhusus bagi sistem pertanian organik menjadi mutlak untuk dilakukan antara lain melalui Simantri. Simantri adalah upaya terobosan dalam mempercepat adopsi alih teknologi pertanian kepada masyarakat perdesaan. Simantri mengintegrasikan kegiatan sektor pertanian dengan sektor pendukungnya baik secara vertikal maupun horizontal sesuai potensi masing-masing wilayah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada. Inovasi teknologi yang diintroduksikan berorientasi untuk menghasilkan produk pertanian organik dengan pendekatan pertanian tekno ekologis. Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada pengembangan usaha pertanian tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan 4 F (food, feed, fertilizer dan fuel). Kegiatan utama adalah mengintegrasikan usaha budidaya tanaman dan ternak, dimana limbah tanaman diolah untuk pakan bermutu (makanan ternak) dan cadangan pakan pada musim kemarau dan limbah ternak (faeces, urine) diolah menjadi bio gas, bio urine, pupuk organik dan bio pestisida. Beberapa indikator 26 Singhadwala Edisi 44 Februari 2011

keberhasilan Simantri yang diharapkan dapat terwujud dalam jangka pendek (3-4 tahun) antara lain : 1.) Berkembangnya kelembagaan dan SDM baik petugas pertanian maupun petani; 2.) Terciptanya lapangan kerja melalui pengembangan diversifikasi usaha pertanian dan industri rumah tangga; 3.) Berkembangnya intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani; 4.) Meningkatnya insentif berusaha tani melalui peningkatan produksi dan efisiensi usaha tani (pupuk, pakan, biogas, bio urine, bio pestisida diproduksi sendiri/ in situ); 5.) Tercipta dan berkembangnya pertanian organik (green economic); 6.) Berkembangnya lembaga usaha ekonomi pertanian terintegrasi; 7.) Peningkatan pendapatan petani (minimal 2 kali lipat). Beberapa permasalahan pertanian baik konvensional maupun organik yang begitu komplek terhadap permasalahannya diantaranya adalah produknya yang cepat rusak, investasi yang diperlukan sangat tinggi, harga bahan baku dan peralatan pertanian yang berfluktuatif, selalu bergantung pada iklim mikro yang selalu berubah-ubah, dan lainlain. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut agar dapat meningkatan nilai tambah bagi para petani dapat dilakukan dengan strategi dan pengembangan agroindustri berbasis pertanian organik. Strategi menurut Simatupang (1997) adalah suatu pola atau perencanaan yang mampu mengintegrasikan sasaran, kebijakan, dan tindakan-tindakan organisasi secara komprehensif. Sedangkan pengembangan agroindustri adalah segala bentuk pengusahaan yang dilakukan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Hasil kajiannya menyebutkan bahwa agroindustri terbukti telah berhasil memberikan nilai tambah sekitar 20,7%, penyerapan tenaga kerja 30,8% dan penyerapan bahan baku 89,9% dari total industri yang ada. Hal tersebut mengindikasikan perlunya perhatian pemerintah dalam menetapkan kebijakan ke arah pengembangan agroindustri berbasis organik menjadi sistem unggulan. Agroindustri Organik Sebagai Sistem Unggulan Pembangunan ekonomi Indonesia kini dan kedepan harus mengarah kepada era liberisasi perdagangan yang ditandai dengan adanya perubahan term of trade, sehingga perdagangan lambat laun semakin hilang subsidi, tarif, dan arus lalu lintas modal antar negara semakin meningkat, sehingga menimbulkan adanya Foreign Direct Invesment (Devaragan & Lewis 1990). Berdasarkan kondisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kinerja industri pertanian di Indonesia akan mengalami halhal berupa : 1) Industri yang mendapat perlindungan dari pemerintah melalui subsidi atau tarif akan tertekan pada posisi yang tidak diuntungkan. 2) Industri yang padat modal dan tergolong industri berat yang selama ini memiliki tingkat keunggulan komparatifnya rendah akan dihadapkan pada tantangan produkproduk impor ataupun dari investasi asing langsung. 3) Industri yang monopoli akan dipaksa bersifat kompetitif. 4) Industri yang padat modal dan teknologi dihadapkan pada ketidak patuhan konsumen dalam mengkonsumsi, karena cepatnya arus informasi berlebihan yang hanya ditujukan untuk kelanggengan produk. 5) Sebaliknya industri yang intensif sumberdaya lokal, tampaknya berada dalam posisi yang aman dalam era liberisasi perdagangan. Berdasarkan kondisi kinerja seperti tersebut di atas maka, kemajuan peningkatan industri Indonesia hanya dapat diatasi melalui dua cara yaitu; (1) efisiensi dalam proses produksi dan (2) memprioritaskan pada pengembangan agroindusri yang berbasis pada sumberdaya lokal, terintegrasi dan bersinergi. Apabila agroindustri dibangun berbasis sumberdaya lokal, maka dalam era globalisasi prospeknya sangat cerah, sehingga Singhadwala Edisi 44 Februari 2011 27

dimungkinkan akan menjadi sistem unggulan dengan alasan bahwa: 1) Kenyataan menunjukkan, di pasar Internasional hanya industri yang berbasiskan sumberdaya lokal yang mempunyai keunggulan komparatif dan mempunyai kontribusi terhadap ekspor terbesar, dengan demikian pengembangan agroindustri di Indonesia akan menjamin perdagangan yang lebih kompetitif. 2) Kegiatan agroindustri mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang yang sangat besar (Backward dan forward linkages). Simatupang (1997) secara ekstrim menggambarkan keterkaitan berspektrum luas bahwa, agroindustri sebetulnya tidak hanya dengan produk sebagai bahan baku, tapi juga dengan konsumsi, investasi dan fiskal. 3) Besarnya keterkaitan ke depan dan ke belakang bagi kegiatan agroindustri, sehingga apabila dihitung berdasarkan impact multiplier secara langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian diprediksi akan sangat besar. Hal inilah yang menjadi pendekatan dalam memposisikan agroindustri berpeluang besar menjadi sistem unggulan (Simatupang 1997). 4) Produk agroindustri umumnya mempunyai elastisitas yang tinggi, sehingga makin tinggi pendapatan seseorang makin terbuka pasar bagi produk agroindustri (Sa id dan Intan 2001). 5) Kegiatan agroindustri umumnya menggunakan input yang bersifat renewable, sehingga pengembangan agroindustri tidak hanya memberikan nilai tambah, tetapi juga dapat menghindari pengurangan sumberdaya sehingga lebih menjamin sustainabbility. 6) Teknologi agroindustri sangat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan dalam padat modal dan padat karya, mulai dari manajemen sederhana sampai modern, dari skala kecil sampai besar, sehingga Indonesia yang penduduknya padat berpeluang dilakukan pengembangan agroindustri dari berbagai segmen usaha. Sesuai dengan amanat pembangunan Nasional, bahwa landasan pembangunan Nasional Indonesia adalah Trilogi (pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas) dengan penekanan pada pemerataan. Jika dikaitkan dengan pembangunan sektor industri pertanian, maka definisi Trilogi dapat dioperasionalkan menjadi: Pertumbuhan dalam arti pertumbuhan produksi, pendapatan tenaga kerja, jenis industri; pemerataan dalam arti pemerataan mendapatkan kesempatan berusaha, pendapatan, kesempatan kerja, jenis industri; Stabilitas dalam arti strategi menyangkut produk, pendapatan, kesempatan kerja, dan kelestarian usaha. Agroindustri adalah perusahaan (enterprise) yang mengolah hasil tanaman dan hewan. Pengolahan mencakup transformasi dan pengawetan produk melalui perubahan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi (Austin 1992). Pengembangan agroindustri berkelanjutan adalah pengembangan agroindustri yang memperhatikan aspek manajemen dan konservasi sumber daya alam dengan menggunakan teknologi dan kelembagaan yang sesuai dengan daya dukung lingkungan, tidak menimbulkan degradasi atau kerusakan, secara ekonomi menguntungkan dan secara sosial dapat diterima oleh masyarakat (Soekartawi 2000). Beberapa ciri utama agroindustri berkelanjutan yaitu (1) produktivitas dan keuntungan dapat dipertahankan atau ditingkatkan dalam waktu yang relatif lama, sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia pada masa sekarang dan masa mendatang, (2) sumber daya alam khususnya sumber daya pertanian terpelihara dengan baik karena salah satu aspek keberlanjutan agroindustri adalah tersedianya bahan baku, (3) tingginya kepedulian terhadap lingkungan yang dicirikan oleh rendahnya dampak lingkungan. Berdasarkan diagram input output (output yang tidak dikehendaki) pada Gambar 2, hal yang perlu diatasi dalam pengembangan pertanian di bali menuju pertanian organik yaitu minat investasi rendah, komplein terhadap 28 Singhadwala Edisi 44 Februari 2011

kualitas hasil yang rendah, biaya produksi tinggi, kerusakan lingkungan tinggi, kredit usaha macet dan harga produk organik masih sangat tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu sistem manajemen ahli pertanian organik terintegrasi. Hal ini dibuat untuk pengembangan sistem berdasarkan datadata yang diperoleh dari para pakar, melalui pengembangan sistem manajemen ahli (Gambar 3), kemudian dilakukan pengembangan model dan dibuat Software sehingga model dapat dioperasionakan oleh pengguna. Hasil pengembangan pemodelan sistem pertanian organik bali yang terintgrasi dan berkelanjutan ini diharapkan dapat menyelesaikan berbagai masalah sehingga dapat terwujud suatu sustem pertaian organik Bali yang dapat meningkatan pendapatan petani, mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui peningkatan nilai tambah dengan mengembangkan pertanian secara agroindustri. Dari pengembangan sistem manajemen ahli akan dibuat permodelan sistem yaitu model analisis komoditas unggulan pertanian organik, model analisis proses pengolahan hasil peranian organik, model analisis pemasaran hasil pertanian organik dan model analisis Gambar 3 Sistem manajemen ahli pertanian organik Bali finansial pertanian organik. Selanjutnya berdasarkan model yang dihasilkan akan dibentuk suatu model kelembagaannya. Berdasarkan model yang dihasilkan, selanjutnya dilakukan pengembangan strategi kebijakan untuk mengatasi permasalah pertanian yang komplek dengan menggunakan Metode AHP ( Analitical hierarci procees). Dari hasil AHP kita akan dapatkan model kebijakan sebagai bahan pertimbangan Gubernur dalam mengambil keputusan dan kebijakan dalam penerapan clean and green to Bali organic. Berdasarkan kebijakan yang didapat nanti, selanjutnya disusun suatu Rodmap pertanian organik Bali terintegrasi yang berkelanjutan. Daftar Pustaka Austin JE. 1992. Agroindustrial Project Analysis Critical Design Factors: EDI Series in Economic Development. Baltimore: John Hopkins Univ. Press. Devaragan S, Lewis JD, Robinson S. 1990. Policy Lessons from Trade Focussed, Two Sector Models. Journals of Policy Modeling 12(4) : 625-657 Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem : Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. Bogor: IPB Press. Sa id EG dan. Intan AH. 2001. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Ghalis Indonesia. Simatupang TM. 1997. Pemodelan Sistem. Bandung: Studio Manajemen Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Singhadwala Edisi 44 Februari 2011 29