Kata Kunci: inkuiri terbimbing, kemampuan berpikir tingkat tinggi, hasil belajar

dokumen-dokumen yang mirip
Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Nanda Maikristina, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

PENERAPAN STAD DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

Mono Eviyanto, Ridwan Joharmawan, Dermawan Afandy Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

METODE. Kata kunci: inkuiri terbimbing, hasil belajar, larutan elektrolit dan larutan non elektrolit

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

Kata kunci: Inkuiri Terbimbing kolaboratif, hidrolisis garam

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis.

Kata kunci: Learning Cycle 5 Fase, stoikiometri, prestasi belajar

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 02 BATU

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Iqma Novianty, Oktavia Sulistina, Neena Zakia Universitas Negeri Malang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMP

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

PENGARUH AKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA JURNAL. Oleh

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Binti Wulansari, Srini M Iskandar, dan Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia FMIPA

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

OLEH: MIA BUDI AROFA NIM. E1M

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR

Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.1, Maret 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENGARUH PBL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS 01 KRETEK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X MAN 3 MALANG PADA MATERI REAKSI REDOKS

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

KEEFEKTIFAN MODEL GUIDED DISCOVERY DAN GUIDED INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PENGGUNAAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Reproduksi Manusia.

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS TERPADU DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMAN 2 PROBOLINGGO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

Fathma Fitriani 1, Jimmi Copriady 2, Lenny Anwar 3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis quasi eksperiment.

Transkripsi:

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HIGH ORDER THINKING SKILL) SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MALANG PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON Yoranda Meinita Dwi Putri, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang Email: donga_dong@yahoo.com, idasna@um.ac.id, oktavia_dm@yahoo.com ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada pokok bahasan hidrokarbon. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental semu. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling dari 8 kelas yang ada di SMA Negeri 1 Malang. Instrumen yang digunakan berupa soal tes pilihan ganda berjumlah 31 soal yang sebelumnya diuji validitas butir soal dan reliabilitasnya. Analisis data yang dilakukan adalah analisis statistik uji normalitas, homogenitas, uji-t dua pihak serta uji-t satu pihak sebagai uji lanjutan yang menggunakan bantuan SPSS 16,0 for windows dengan signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri terbimbing lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Kata Kunci: inkuiri terbimbing, kemampuan berpikir tingkat tinggi, hasil belajar ABSTRACT: This study was designed to see the effect of guided inquiry on learning outcomes and the difference high order thingking skill of students in hydrocarbon material. The study was designed quasy experimental. Sampling technique using cluster random sampling technique from an existing class 8 in SMA Negeri 1 Malang. nstruments used in the form of multiple choice test questions about a previously totaled 31 items tested for validity and reliability. Data analysis is the statistical analysis of the normality test, homogeneity, t-test of the two parties and one party t-test as a follow-up test using SPSS 16.0 for windows with 0.05 signification.the results of tihis research shows that guided inquiry method better to increasing he learning outcomes ang high order thinking skill of students. Keywords: guided inquiry, high order thinking skill, learning outcomes Kimia termasuk salah satu rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, kimia dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur (Trianto, 2010). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan tujuan dari mata pelajaran kimia adalah membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Salah satu tujuan penting mata pelajaran kimia di SMA adalah agar peserta didik memahami konsep, prinsip, hukum, teori kimia serta penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dipilihnya materi hidrokarbon dalam penelitian ini adalah karena hidrokarbon sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu hidrokarbon merupakan salah satu materi kimia yang tidak dibelajarkan menggunakan metode praktikum sehingga dalam pembelajarannya membutuhkan suatu model yang dapat mempermudah siswa memahami konsep, salah satunya

dengan menggunakan molymood. Pembelajaran materi hidrokarbon biasanya menggunakan metode konvensional. Siswa yang dibelajarkan dengan metode konvensional cenderung hanya mengingat dan menghafal materi yang diberikan oleh guru sehingga pemahaman siswa menjadi kurang dan sering lupa. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan alam, pembelajaran sains khususnya kimia tidak hanya ditekankan pada produk tetapi juga pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang tidak melibatkan siswa secara aktif mengakibatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa relatif rendah dikarenakan proses berpikir siswa hanya ditekankan oleh bagaimana menyelesaikan persoalan yang terbatas. Persoalan kesulitan belajar memerlukan suatu cara penyelesaian yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang diharapkan, upaya yang dapat dilakukan guru adalah dengan cara memperhatikan pola belajar siswa, menguasai materi pelajaran, serta memilih suatu metode pembelajaran yang tepat dan inovatif dimana pembelajaran berpusat pada siswa (student center learning). Salah satu metode yang tepat dalam mata pelajaran kimia adalah metode inkuiri terbimbing (guided inquiry). Dalam metode inkuiri terbimbing siswa diberi kesempatan untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif serta dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus membuat suatu.keputusan. Selain itu, dengan metode inkuiri terbimbing siswa dapat menjawab pertanyaan tentang fenomena alam atau peristiwa dengan melakukan penyelidikan ilmiah dimana mereka bekerja sama mengembangkan rencana, mengumpulkan dan menjelaskan bukti, menghubungkan penjelasan untuk ada pengetahuan ilmiah, dan berkomunikasi dan membenarkan penjelasan (National Research Council dalam Brandon et al, 2009). Berdasarkan penelitian sebelumnya, penerapan metode inkuiri terbimbing lebih efektif daripada metode konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi hidrolisis garam serta memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan inkuiri siswa (Octadhia, 2011). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin mengetahui bagaiamana pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada pokok bahasan hidrokarbon di SMA Negeri 1 Malang. METODE Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan eksperimental semu (Quasy Experimental Design). Desain penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah posttest only control group design. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2013, dengan jumlah pertemuan sebanyak lima kali tatap muka dan satu pertemuan untuk ulangan harian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Malang tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 8 kelas. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling yaitu dengan cara mengundi kelas yang digunakan sebagai sampel terlebih dahulu. Sampel yang diambil untuk penelitian adalah kelas X-4 sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 36 siswa, serta kelas X-3 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 37 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen pembelajaran dan instrumen pengukuran. Instrumen pembelajaran meliputi silabus untuk materi pembelajaran hidrokarbon, Rencana Pelaksanaan

pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dan RPP untuk kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sedangkan instrumen pengukuran berupa soal tes hasil belajar kognitif sejumlah 31 soal dengan ranah C1 sampai C5 yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi hidrokarbon. Instrumen hasil belajar afektif berupa observasi hasil belajar afektif berisi indikator yang harus dicapai siswa, antara lain teliti, jujur, bertanggung jawab, menyumbangkan ide, dan komunikasi siswa dalam proses pembelajaran yang harus diisi oleh peneliti setiap pertemuan. Instrumen kemampuan berpikir tingkat tinggi berupa soal tes obyektif yang disusun sejumlah 17 soal dari 31 soal dengan ranah C4 dan C5 serta instrumen keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing untuk kelas eksperimen berupa lembar observasi keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran yang diisi oleh observer. Analisis data keterlaksanaan pembelajaran dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dilakukan dengan analisis deskriptif, sedangkan analisis data hasil belajar kognitif dan afektif dilakukan dengan analisis statistik kuantitatif yang terdiri atas analisis data awal (uji prasyarat analisis) berupa uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata. Sedangkan analisis data akhir berupa pengujian hipotesis (uji-t dua pihak dan analisis lanjutan dengan uji-t satu pihak) dengan taraf signifikansi α = 0,05. HASIL Kemampuan Kerja Ilmiah Kemampuan kerja ilmiah siswa pertemuan pertama sampai pertemuan kelima menunjukkan peningkatan. Persentase (%) Merumuskan hipotesis Menganalisis data Menarik kesimpulan I II III IV V Ratarata 55,6 70,8 84,7 85,2 86,1 76,48 69,0 73,4 86,7 87,0 91,5 81,52 44,4 54,2 62,5 93,8 97,8 70,54 Rerata persentase merumuskan hipotesis adalah 76,48% yang dikategorikan baik. Sedangkan rerata perentase menganalisis data dan menarik kesimpulan berturutturut adalah 81,52% dan 70,54% yang dikategorikan sangat baik dan baik. Hasil Belajar Kognitif Dari hasil uji hipotesis menggunakan uji-t dua pihak menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri terbimbing dan metode konvensional. Kelas Sig. Kesimpulan Eksperimen Kontrol 0,038 sig. < 0,05 : H 0 ditolak Hasil uji hipotesis lanjutan menggunakan uji-t satu pihak menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan menggunakan metode

pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada metode konvensional. Perbedaan hasil belajar juga dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas ulangan harian hidrokarbon pada kelas eksperimen yang lebih tinggi yaitu sebesar 81,4 dan kelas kontrol sebesar 77,7. Kelas t hitung t tabel df Sig. Kesimpulan Eksperimen 3,420 2,030 35 0,002 t hitung > t tabel : H 0 ditolak sig. < 0,05 : H 0 ditolak Hasil Belajar Afektif Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar afektif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Kelas Sig. Kesimpulan Eksperimen Kontrol 0,013 sig. < 0,05 : H 0 ditolak Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar afektif antara kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan metode inkuiri terbimbing dan kelas kontrol yang dibelajarkan dengan metode konvensional pada materi hidrokarbon. Setelah itu dilakukan uji hipotesis lanjutan menggunakan Independent Sample T Test satu pihak. Kelas t hitung t tabel df Sig. Kesimpulan Eksperimen t 2,725 2,030 35 0,010 hitung > t tabel : H 0 ditolak Kontrol sig. < 0,05 : H 0 ditolak Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar afektif siswa yang dibelajarkan menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada metode konvensional. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Kemampuan berpikir tingkat tinggi pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat dari kemampuan siswa untuk menjawab soal dengan ranah kognitif C4 dan C5 sebanyak 17 soal dari 31 soal yang diberikan. No Tipe Soal Jumlah Jawaban Benar Jumlah Kelas Eksperimen (36 siswa) Kelas Kontrol (37 siswa) Soal Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Atas Bawah Atas Bawah 1 C4 15 236 212 219 149 2 C5 2 25 17 15 6 Persentase (%) 42,6 37,4 38,3 25,3 74,2 63,0 Secara keseluruhan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 74,2% dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya sebesar 63,0%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk menjawab soal dengan ranah kognitif C4 dan C5 pada kelas eksperimen lebih banyak daripada kelas kontrol.

PEMBAHASAN Kemampuan Kerja Ilmiah Berdasarkan hasil analisis data, kemampuan kerja ilmiah siswa meningkat dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima. Kemampuan inkuiri (kerja ilmiah) siswa dapat dilihat dari kemampuan untuk merumuskan hipotesis dari permasalahan yang ada, menganalisis data serta menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep sains, kreativitas, dan keterampilan menganalisis informasi. Hasil penelitian Wulandari (2012) menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri berpengaruh meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta berpengaruh meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Penerapan inkuiri sangat berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme yang telah berkembang atas dasar psikologi perkembangan dari Jean Piaget dan teori scaffolding dari Lev Vygotsky yaitu penyediaan dukungan untuk belajar dan memecahkan masalah. Teori konstruktivisme menitikberatkan bahwa siswa harus bisa membangun pengetahuannya sendiri (Stenberg, 2006). Dengan belajar menggunakan metode inkuiri siswa akan terlibat dalam proses pengorganisasian struktur pengetahuan melalui penggabungan konsep yang sudah dimiliki sebelumnya dengan ide-ide yang baru didapatkan. Collete dan Chiapetta (1984) menyatakan bahwa inkuiri berperan dalam mengembangkan: (a) pemahaman fundamental mengenai fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori; (b) keterampilan yang mendorong pemerolehan pengetahuan dan pemahaman mengenai fenomena alam; (c) pengayaan disposisi untuk menemukan jawaban pertanyaan dan menguji kebenaran penyataan-pernyataan; (d) pembentukan sikap positif terhadap sains; serta (e) pemerolehan pengertian mengenai sifat-sifat sains. Inkuiri dapat merangsang pengembangan sikap keterbukaan dan kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cara yang tepat dan semangat kerja sama yang tinggi. Hasil analisis menunjukkan bahwa terhadap kemampuan inkuiri siswa dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki kemampuan inkuiri baik memiliki hasil belajar yang lebih baik pula, tetapi ada pula yang kemampuan inkuirinya baik tetapi memiliki hasil belajar yang kurang baik. Hal ini dapat terjadi karena kegiatan belajar siswa menuntut siswa untuk berdiskusi dalam tahap analisis data, sedangkan kegiatan individu siswa adalah dalam hal perumusan hipotesis dan penarikan kesimpulan. Sehingga pada umumnya siswa memiliki skor yang hampir sama pada tahapan analisis data dan berbeda pada tahap perumusan hipotesis dan penarikan kesimpulan. Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kognitif siswa SMA Negeri 1 Malang dimana hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode konvensional pada pokok bahasan hidrokarbon. Jean Peaget, salah seorang pemikir aliran teori kognitif berpendapat bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Proses asimilasi adalah proses pengintegrasian informasi baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada dalam benak mahasiswa. Proses akomodasi menyesuaikan struktur kognitif ke dalam situasi

yang baru. Sedangkan proses equilibrasi adalah penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi (Dahar, 1991). Tahap penyelidikan (pengumpulan data) dan pemecahan masalah (analisis data) akan meningkatkan kemampuan kognitif siswa yang akan membawa pengaruh terhadap tingginya hasil belajar kognitif yang diperoleh. Setelah mengalami tahapan proses berpikir inkuiri, siswa akan memperoleh konsep sendiri berdasarkan penyelidikan dan pemecahan masalah yang telah dilakukan sehingga konsep pembelajaran yang diinginkan tertanam dalam ingatan siswa. Selain itu pembelajaran inkuiri ini juga menanamkan konsep berdasarkan penginderaan siswa yang akan berpengaruh terhadap tingginya pengetahuan dan daya ingat siswa terhadap materi dibandingkan dengan metode konvensional dimana siswa hanya mendengar dari guru. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiyatsih (2011) menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas yang dibelajarkan dengan metode konvensional. Hasil Belajar Afektif Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa hasil belajar afektif siswa yang dibelajarkan menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada metode konvensional. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing tidak hanya meningkatkan hasil belajar kognitif saja, melainkan afektif pula.pembelajaran inkuiri terbimbing dapat melatih siswa untuk berlatih bersikap ilmiah dalam pembelajaran. Menurut Sumantri dan Permana (2001) metode inkuiri memungkinkan sikap ilmiah dan menimbulkan semangat ingin tahu para siswa. Dengan menemukan sendiri siswa merasa sangat puas sehingga kepuasan mental sebagai nilai intrinsik siswa terpenuhi. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. Kemampuan berpikir siswa dapat dilatihkan melalui kegiatan dimana siswa diberikan suatu masalah dalam hal ini masalah berbentuk soal tes yang bervariasi. Ketika dalam proses pembelajarannya siswa berperan aktif dalam perolehan konsep secara mandiri, maka dalam permasalahan yang lebih rumit pun siswa dapat menyelesaikannya dengan baik karena siswa terbiasa memperoleh konsep sendiri dari permasalahan yang diberikan. Siswa yang terlibat secara langsung dalam pembelajaran aktif dan berpikir tingkat tinggi pada akhirnya akan dibimbing dan diarahkan pada pembelajaran ilmiah. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hendryarto (2012) menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai dari pretest ke postest. PENUTUP Kesimpulan Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbeda secara signifikan dengan siswa yang dibelajarkan

menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil belajar kognitif dan afektif siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada metode konvensional. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri terbimbing lebih tinggi dari metode konvensional. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut; (1) penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing sangat dianjurkan untuk materi hidrokarbon karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada pelajaran kimia karena siswa terlibat aktif dalam memahami konsep, (2) peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap pemahaman konsep siswa DAFTAR RUJUKAN Brandon, P. R., Young, D. B., Pottenger, F. M., & Taum, A. K. 2009. The Inquiry Science Implementation Scale: Development and Application. Collette, A. T. & Chiappetta, E. L. 1984. Science Instructions in The Middle and Secondary Schools. Toronto: Mosby College Publishing. Dahar, R.W. 1991. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Hendryarto, J. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Melatih Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa pada Materi Pokok Laju Reaksi. Jurnal Unesa. (Online), (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/journal-of-chemicaleducation/article/view/2758jurnal.upi.edu/file/hokcu.pdf), diakses 13 Juni 2013. Ibnu, S., Mukhadis, A. & Sukarnyana, I. W. 1997. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Malang: Lemlit Universitas Negeri Malang. Jauhar, M. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakarya. NSES. 1996. National Science Education Standard, Washington, DC: National Academy Press. Octadhia, D. 2011. Efektifitas Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kimia terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gondanglegi pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Kimia FMIPA UM. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajatran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sumantri, M. & Permana, J. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. : CV. Maulana. Stenberg, R. J. 2006. Cognitive Psychology, 4 th edition. Belmont CA, USA: Thomson Higher Education. Tim Penulis PPKI. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi Kelima. Malang: UM Press. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Wiyatsih, K. 2011. Pengaruh Penerapan model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Purwosari pada Materi Reaksi Redoks. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Kimia FMIPA UM.