: POB-SJSK-009 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Tanggal Berlaku : 1/01/2013 Backup & Recovery Nomor Revisi : 02

dokumen-dokumen yang mirip
: POB-SJSK-014 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Tanggal Berlaku : 1/1/2013 Layanan IP Publik Internet Nomor Revisi : 03

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

: POB-SJSK-011 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Tanggal Berlaku : 1/01/2011 INFRASTRUKTUR IPB Nomor Revisi : 02

DAFTAR ISI. On System Review Pemeriksaan Prosedur Eksisting untuk Database Backup dan Recovery. PLN Dis Jabar & Banten - LPPM ITB

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. audit dari wawancara dengan manajer yang terkait dan bagian bagian yang

SISTEM BASIS DATA BACKUP DAN RECOVERY. Backup Data. Restore Data. DENI HERMAWAN Informatika


BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

FAILOVER CLUSTER SERVER DAN TUNNELING EOIP UNTUK SISTEM DISASTER RECOVERY

METODE MANAJEMEN BACKUP DATA SEBAGAI UPAYA PENYELAMATAN DATA ON LINE WEB LAPAN BANDUNG

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Mengamankan Sistem Informasi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN FILE SERVER MENGGUNAKAN PYDIO (PUT YOUR DATA IN ORBIT) PADA SEKOLAH GLOBE NATIONAL PLUS BATAM

BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR IT DAN APLIKASI E-LEARNING IPB

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan alat/device yang dipasang (attached) secara langsung, seperti cardreader

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

BAB 4 Usulan Program Kegiatan Tahun 2014

Implementasi Network Attached Storage (NAS) Menggunakan NAS4Free untuk Media Backup File

PEMBUATAN DISASTER RECOVERY PLAN (DRP) BERDASARKAN ISO/IEC 24762: 2008 DI ITS SURABAYA (STUDI KASUS DI PUSAT DATA DAN JARINGAN BTSI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Work Flow (SOP) Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII)

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah beberapa teori dan definisi yang terkait dengan Disaster. Recovery yang digunakan dalam tesis ini.

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

BAB 2 ANALISIS KONDISI EKSISTING TIK UNHAS DAN KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN TIK

A I S Y A T U L K A R I M A

RECOVERY SYSTEM. Sistem Basis Data. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government

DATA CENTER: PENDAHULUAN

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

pengumpulan, pengolahan, penyimpanan hingga penemuan kembali data serta mampu memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

Data Center LPSE untuk 100% Eprocurement. IT Operation Dit E-procurement LKPP

3. Penagihan dan pertanyaan akun lain yang terkait Semua pertanyaan tentang penagihan Perusahaan untuk jasa terkait harus dikirim melalui tiket area p

Ahmad Fauzi

Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan Pengelolaan Risiko. LPSE Provinsi Jawa Barat Rakerna LPSE november 2015

Notulen Sosialisasi (Jaringan)

1 of 36. Strategi Sebelum Bencana (2):(a) Back Up: (Obyek sasaran Back Up, Lokasi, Media & Tool Back Up, Metode Back Up), (b) Pembuatan Recovery Box

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komputer yang dapat menghubungkan komputer-komputer yang berada di seluruh

Pengantar Cloud Computing Berbasis Linux & FOSS

PENERAPAN SISTEM KEAMANAN TEKNOLOGI INFORMASI. Zaenal Arifin

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA TENTANG PENGOPERASIAN SISTEM PENGOLAHAN DATABASE BMKGSOFT.

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Kedua)

BAB I PENDAHULUAN. Komputer pertama kali diciptakan bersifat standalone, yang berarti komputer

Bab V Pengujian (Testing)

TEKNIK AUDIT DATA CENTER DAN DISASTER RECOVERY. Titien S. Sukamto

Amalia Zakiyah D4 LJ TI. LAPORAN RESMI TELNET dan SSH

1. TUJUAN 3. DEFINISI

Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem

ADMINISTRASI SERVER KELAS 11. Oleh Alimansyah Aprianto Tek. Komputer dan Jaringan

BAB II.

Konsep Pemrograman Internet (1)

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI. Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang. 6. Rencana Kontingensi/Pemulihan Bencana

Langkah langkah FRAP. Daftar Risiko. Risk

M. Choirul Amri

KUESIONER. Nama Responden. Bagian/Jabatan

LAMPIRAN. Scalability Checklist No. Pertanyaan Pilihan Note Ya Sebagian Tidak

LAYANAN PLATFORM UPT E- LEARNING ITB

LAPORAN TUGAS V JARINGAN KOMPUTER DAN KOMUNIKASI DATA. Kelompok Kerja P262

INFRASTRUCTURE SECURITY

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI DATA LOSS PREVENTION SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN NETWORK ATTACHED STORAGE

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

UTILITY COMPUTING Segala hal mengenai Utility Computing dan Cloud. Oleh: Abdullah Adnan Dosen: I Made Andhika

BAB III TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ADMIN SERVER

JUDUL. Tugas UAS Regulasi Telekomunikasi. (Dosen : Bpk Iwan Krisnadi) Nama : Aun Abdul Wadud NIM : HP :

Rancang Bangun Arsitektur Jaringan Komputer Menggunakan Network Attached Storage (NAS) Studi Kasus : STMIK STIKOM Bali

Otomatisasi Failover pada Standby Database menggunakan Internet Control Message Protocol (ICMP)

Perancangan dan Implementasi Penyimpanan Data Recording. CCTV Berbasis Network Attached Storage. (Studi Kasus : TMC Semarang) Artikel Ilmiah

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST,. M.KOM

Audit Operasional TI. Budi Hermawan, S.Kom CISA, CISM, CGEIT. adita.si auditti.com Budi Hermawan, S.Kom, CISA, CISM, CGEIT

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Kelas 1A Khusus Jalan L.L.R.E. Martadinata Jakarta Pusat Telp.(022) Fax.

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STANDAR SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

SIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Simpulan

Developing information systems and technology to support business strategy

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

Nagios Sebagai Network Monitoring Software

PENGENDALIAN KEAMANAN FISIK DAN LOGIS. Titien S. Sukamto

Strategi dan Implementasi Pengembangan Sistem Monitoring

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT)

BAB I PENDAHULUAN I-1

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

IMPLEMENTASI SISTEM ALERT PADA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PUSAT DATA, INFORMASI DAN STANDARDISASI (BPPT-PDIS)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI SUB BAGIAN UMUM

IT Padma (PT RSP Group) Workgroup UKDI SIPENA (NACE) [ Sistem Information Uji Kompetensi Nasional Kesehatan Sub Modul : McRegOnline]

Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN

INSTALLATION CHECKING

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem

Transkripsi:

1. TUJUAN 1.1. Menetapkan standard backup dan recovery 1.2. Menetapkan prosedur backup 1.3. Menetapkan prosedur recovery 1.4. Menetapkan prosedur penanggulangan keadaan darurat 2. RUANG LINGKUP 2.1. Prosedur operasi baku ini mencakup standard dan prosedur backup serta recovery dan penanggulangan keadaan darurat (contingency) 3. DEFINISI 3.1. Backup adalah proses membuat duplikasi sistem, sehingga dapat digunakan dalam proses recovery sistem utama gagal. 3.2. Full Backup adalah proses backup yang menduplikasi sistem secara lengkap dan utuh. 3.3. Incremental Backup adalah proses backup yang hanya melakukan duplikasi terhadap perubahan yang terjadi pada sistem utama. Proses incremental backup selalu diawali dengan full backup. 3.4. Realtime Backup adalah proses backup yang dilakukan secara continue dan realtime, setiap terjadi perubahan pada sistem utama, dengan segera dilakukan backup. 3.5. Recovery adalah proses mengembalikan backup sistem ke dalam running sistem 3.6. Network Attached Storage adalah media penyimpanan online yang menyediakan berbagai layanan transfer file. 3.7. Network File Service adalah aplikasi jaringan yang memungkinkan sebuah sistem untuk berbagi direktori dan file melalui jaringan 3.8. RSYNC adalah aplikasi yang memungkinkan melakukan sinkronisasi data dari satu sistem ke sistem yang lain dengan minimal data transfer (incremental backup) 1

4. KETENTUAN UMUM 4.1. Ketentuan Backup 4.1.1. Kegiatan backup data center secara rutin merupakan tanggung jawab Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi. 4.1.2. Prosedur operasional baku ini mengikat bagi semua staff (administrator) DKSI untuk mematuhinya. 4.1.3. Kegiatan backup meliputi backup data, aplikasi dan infrastruktur. 4.1.4. Backup data meliputi backup seluruh database dan file-file yang tersimpan pada berbagai server pada Data Center, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Backup data dilakukan oleh setiap administrator penanggung jawab server. b. Metode backup yang dilakukan meliputi full backup, incremental backup, dan realtime backup. c. Media penyimpanan yang digunakan terdiri atas online storage (NAS atau SAN) dan offline storage (external hardisk, DVD, atau tape). d. Protokol backup yang digunakan terdiri atas RSYNC dan NFS dengan enkripsi berbantukan protocol ssh. e. Secara fisik backup data diletakkan pada remote site (di luar Data Center). f. Proses backup dipantau secara berkala oleh Kepala Sub Direktorat 4.1.5. Backup aplikasi meliputi backup seluruh aplikasi bisnis IPB, berbagai aplikasi layanan web IPB, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Backup aplikasi dilakukan oleh setiap administrator penanggung jawab server. b. Metode backup yang dilakukan meliputi full backup, incremental backup, dan realtime backup. c. Media penyimpanan yang digunakan terdiri atas online storage (NAS atau SAN) dan offline storage (external hardisk, DVD, atau tape). d. Protokol backup yang digunakan terdiri atas RSYNC dan NFS dengan enkripsi berbantukan protocol ssh. e. Secara fisik backup data diletakkan pada remote site (di luar Data Center) f. Proses backup dipantau secara berkala oleh Kepala Sub Direktorat 2

4.1.6. Backup Infrastruktur meliputi backup network, backup hardware, dan backup supply kelistrikan, dengan ketentuan sebagai berikut a. Backup network dilakukan dengan menyediakan jaringan redundant baik pada jaringan internal maupun koneksi internet b. Backup supply kelistrikan dilakukan dengan menyediakan generator listrik (genset) dan UPS (uninterrupted power supply 4.1.7. Administrator DKSI perlu melakukan tes recovery sistem secara periodik untuk memastikan proses backup dapat berfungsi dengan baik. 5. PROSEDUR 5.1. Prosedur Backup Data 5.1.1. Backup data dilakukan oleh masing-masing administrator penanggung jawab server. 5.1.2. Backup data secara full backup dilakukan setiap triwulan ke dalam media online (NAS) dan ke dalam media offline (Hardisk external, DVD atau tape). 5.1.3. Backup data secara incremental dilakukan setiap minggu sekali ke dalam media online (NAS) 5.1.4. Backup data secara realtime dilakukan ke dalam sistem backup data center (DRC). 5.1.5. Proses backup dipantau secara periodik sesuai dengan periode backup (harian, mingguan, dan triwulan) dan dicatat pada log book, dan dilaporkan pada K 5.2. Prosedur Backup Aplikasi 5.2.1. Backup aplikasi dilakukan oleh masing-masing administrator penanggung jawab server. 5.2.2. Backup aplikasi secara full backup dilakukan setiap triwulan ke dalam media online (NAS) dan ke dalam media offline (DVD atau tape). 5.2.3. Backup aplikasi secara incremental dilakukan setiap minggu sekali ke dalam media online (NAS) 5.2.4. Backup data secara realtime dilakukan ke dalam sistem backup data center (DRC). 3

5.2.5. Proses backup dipantau secara periodik sesuai dengan periode backup (harian, mingguan, dan triwulan) dan dicatat pada log book. 5.3. Prosedur Recovery Data dan Aplikasi 5.3.1. Setiap administrator penanggungjawab server harus melakukan tes recovery sistem setiap triwulan setelah full backup. 5.3.2. Tes recovery dilakukan dengan menggunakan hardware yang terpisah dari sistem utama. 5.3.3. Setiap aplikasi dan data yang berhasil dalam proses testing recovery dibackup kedalam media offline (Hardisk external, DVD atau tape). 5.3.4. Jika proses testing recovery backup gagal, maka proses backup harus diulang. 5.3.5. Setiap kegiatan recovery dicatat dalam log book, dan dilaporkan pada Kepala Sub Direktorat. 5.4. Prosedur Penanganan Keadaan Darurat 5.4.1. Pada keadaan darurat, DKSI wajib mengamankan semua aset IT institusi. 5.4.2. Pada keadaan darurat skala kecil (misalkan: service down, server crash, data lost), maka setiap administrator yang bertanggung jawab pada layanan tersebut wajib melakukan recovery sesegera mungkin, dan menginformasikan status layanan kepada user 5.4.3. Pada keadaan darurat skala besar (misalkan: bencana alam yang menyebabkan rusaknya fasilitas IT/ data center) maka diperlukan langkah-langkah berikut a. Pastikan jaringan backup terutama backup jaringan internet dapat berfungsi. b. Pastikan sistem DRC berfungsi dengan baik, dan dapat mengambil alih fungsi Data Center utama. c. Pada keadaan a dan atau b tidak terpenuhi, maka i. Perlu segera diadakan jalur backup internet ii. Administrator segera mengaktifkan layanan utama IT (DNS, Official Web, Email) berdasarkan data backup. iii. Administrator menginformasikan status layanan TI kepada public (user) iv. Secara bertahap administrator penanggung-jawab layanan melakukan recovery layanannya berdasarkan data backup. 4

v. Setiap langkah yang dilakukan dicatat dalam logbook dan diinformasikan pada pimpinan unit kerja. 5