LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PENGADILAN NEGERI MAJENE TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L K j I P 2015

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN NEGERI MAJENE

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI DENPASAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

JALAN MERDEKA LINGKUNGAN I NOMOR 497, SEKAYU. : : WEBSITE TELEPON/ FAKSIMILI : /

BAB II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PENGADILAN AGAMA SOLOK. Jl. KAPTEN BAHAR HAMID LAING KOTA SOLOK

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

TAHUN ANGGARAN Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

TAHUN ANGGARAN Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI DENPASAR

PENGADILAN NEGERI BANGLI LkjIP TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

TAHUN ANGGARAN Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

menjadi kewenangan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan

Purwodadi, 29 Januari 2016 KETUA PENGADILAN NEGERI PURWODADI R.HENDRAL,SH.MH NIP H a l i

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN

PENGADILAN NEGERI SEKAYU

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO

REVIU RENSTRA

LKjIP Pengadilan Negeri Sukoharjo Tahun LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015 PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO

KATA PENGANTAR. dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Review Dokumen Rencana Strategis

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

PENGADILAN NEGERI SLAWI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN JL. A. YANI NO. 99 PROCOT, SLAWI

PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

RENSTRA PENGADILAN AGAMA JAKARTAA PUSAT

(LKjlP) Pengadilan Agama Pangkalpinang tahun 2016, yang intinya memuat laporan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

L A K I P TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PENGADILAN NEGERI SUNGGUMINASA

PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran

KATA PENGANTAR. Barru, 20 Januari 2014 PENGADILAN NEGERI BARRU Wakil Ketua K A Y A T, SH, MH NIP

PENGADILAN NEGERI SEKAYU

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON. Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

55 RANGKASBITUNG KAB. LEBAK PROVINSI BANTEN TLP./FAX (0252) PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG 1

RENCANA STRATEGIS TAHUN

RENSTRA PENGADILAN AGAMA JENEPONTO RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

KATA PENGANTAR JAMSER SIMANJUNTAK,SH. NIP

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

KATA PENGANTAR. Ponorogo, 26 Januari 2013 KETUA PENGADILAN NEGERI PONOROGO M U S L I M, SH. NIP

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN HASIL REVIU PENGADILAN NEGERI BANGLI. Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 61

RL/LAKIP 2011/PTA Samarinda-2012

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Agama Brebes, merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah Mahkamah Agung Republik

Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran. Pengadilan Negeri Palangka Rayadalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya,

PENGADILAN AGAMA SRAGEN KLAS IB

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

DAFTAR ISI. Kata Pengantar i. BAB I Pendahuluan Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan... 1 BAB II Visi, Misi dan Tujuan...

EXECUTIVE SUMMARY ( IKHTISAR EKSEKUTIF )

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN 2014

PENGADILAN AGAMA DEMAK

PENGADILAN NEGERI BANGKINANG

Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping 1

KATA PENGANTAR. Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Pandeglang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

PENGADILAN AGAMA KRUI Jl. Mawar No. 10 Way Mengaku, Telp: Website : www. pa-krui.go.id

PENGADILAN AGAMA BUOL

BAB I. Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Negara Republik Indonesia

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA MIMIKA JL. YOS SUDARSO KM 4 NAWARIPI TIMIKA PAPUA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. IKHTIAR EKSEKUTF...ii. DAFTAR ISI...iii BAB I PENDAHULUAN...1

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) HASIL REVIU TAHUN

TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) HASIL REVIU FOTO PENGADILAN NEGERI KLAS II MANNA PENGADILAN PENGADILAN NEGERI KLAS II MANNA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

dibidang Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Negeri Wonosari, merupakan lingkungan Peradilan Umum di bawah Mahkamah Agung

PENGADILAN AGAMA SRAGEN KLAS IB

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI SEMARAPURA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA SOLOK. Jl. KAPTEN BAHAR HAMID LAING KOTA SOLOK

Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Negeri Gorontalo merupakan

RENSTRA PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENSTRA Tahun Pengadilan Negeri Demak

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Jl. Ir. H. Juanda No. 11 A Pasuruan

Transkripsi:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PENGADILAN NEGERI MAJENE TAHUN 2014 PENGADILAN NEGERI MAJENE Jalan Jenderal Sudirman No. 100 Majene Telp. (0422) 21048-21666 03/03/2015

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami telah dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 Pengadilan Negeri Majene, sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 tahun 2010. Yang dimana dalam penyusunan LAKIP tersebut agar menyampaikan paling lambat dua setengah bulan setelah tahun anggaran berakhir (Pasal 14 Peraturan MENPAN & RB No. 29 tahun 2010). Laporan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum tentang pelaksanaan tugas dan kegiatan, juga sebagai bahan evaluasi kerja pada Pengadilan Negeri Majene baik yang telah dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan untuk tahun 2014 dan mempersiapkan diri memasuki Tahun Anggaran 2015. Selain itu Laporan ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban dan transparansi kepada masyarakat Data yang disajikan dalam Laporan ini termasuk Realisasi anggaran dan data tentang Pendaftaran, Penyelesaian dan Sisa Perkara di Pengadilan Negeri Majene. Laporan ini dapat terlaksana berkat usaha dan kerja sama seluruh pegawai Pengadilan Negeri Majene, sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kami berusaha semaksimal mungkin dalam penyusun Laporan ini dan disadari terdapat kekurangan yang perlu penyempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik ii

membangun demi kesempurnaan pelaksanaan tugas untuk masa-masa yang akan datang. Semoga Laporan ini punya makna dan arti dalam kegiatan keseharian kita. Majene, 03 Maret 2015 Pengadilan Negeri Majene Panitera/Sekretaris, MUHAMMAD NASRUM, SH NIP. 19600217 199303 1 001 iii

IKHTISAR EKSEKUTIF Pada prinsipnya, Instansi Pemerintah atau unit kerja dibawahnya wajib bertanggung jawab kepada publik. Pertanggung jawaban tersebut diwujudkan dalam bentuk pemberian informasi kinerja kepada masyarakat disamping kepada atasannya. Pertanggung jawaban ini tentu saja tidak semata-mata dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang kegiatan dan anggaran yang telah digunakan, melainkan informasi tentang sejauh mana unit kerja tersebut memberikan manfaat atau hasil kepada lingkungannya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Negeri Majene Tahun 2014 ini menyajikan berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pengadilan Negeri Majene sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai Peradilan Tingkat Pertama dan sesuai dengan Visi Misinya yaitu mewujudkan supremasi hukum melalui kekuasaan kehakiman yang mandiri, efektif, efisien, serta mendapatkan kepercayaan publik, profesional dan memberikan pelayanan hukum yang berkualitas, etis, terjangkau dan biaya rendah bagi masyarakat serta mampu menjawab panggilan pelayanan publik. Dalam LAKIP Tahun 2014 ini dapat diketahui beberapa hal penting yang merupakan keberhasilan maupun kegagalan kinerja Pengadilan Negeri Majene secara umum, yaitu: 1. Dari segi perkara, pada Pengadilan Negeri Majene pada tahun 2014 terdapat penurunan jumlah perkara Pidana yang masuk dibandingkan dari tahun 2013 juga pada perkara perdata Gugatan pada tahun 2014 terdapat penurunan perkara yang masuk dibandingkan tahun 2013. Ini membuktikan kegiatan penanganan perkara telah terlaksana dengan baik karena adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dari lembaga-lembaga penegak hukum lain di daerah hukum Pengadilan Negeri Majene. iv

2. Terjadi penurunan realisasi belanja pada tahun anggaran 2014 diakibatkan menurunnya anggaran untuk tahun 2014 dibandingkan dibandingkan anggaran tahun 2013. Pada tahun yang akan datang, Pengadilan Negeri Majene akan terus berusaha lebih meningkatkan kinerja baik dalam bidang penanganan perkara maupun pengelolaan anggaran dengan menggunakan sumber daya yang ada, sehingga dapat terwujud lembaga Peradilan yang Profesional, berwibawa dan dipercaya masyarakat. v

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... IKHTISAR EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... ii iv vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tugas dan Fungsi... 3 C. Sistematika Penyajian... 8 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 9 A. Rencana Strategis 2010-2014... 9 1. Visi dan Misi... 9 2. Tujuan dan Sasaran Strategis... 10 3. Program dan Kegiatan... 10 B. Indikator Kinerja Utama (IKU)... 12 C. Rencana Kinerja Tahun 2015... 14 D. Perjanjian Kinerja (Dokumen Penetapan Kinerja) Tahun 2015... 16 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 19 A. Pengukuran Kinerja... 19 B. Analisis Akuntabilitas Kinerja... 23 C. Akuntabilitas Keuangan... 35 D. Akuntabilitas Kinerja Lainnya... 41 BAB IV PENUTUP... 43 A. Kesmipulan... 43 B. Saran-Saran... 44 BAB V LAMPIRAN... 45 vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran. Kesemuanya harus terangkum dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), selain sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah dicanangkan pada awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam menyusun langkah-langkah pada tahun berikutnya. Selain itu laporan tahunan yang disusun secara hirearki merupakan bahan untuk menyusun berbagai kebijaksanaan sehingga dapat ditarik satu langkah yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan Badan Kehakiman menurut Undang- Undang. Dengan amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, khususnya Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 24 telah membawa perubahan penting terhadap penyesuaian tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung. Berdasarkan pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasan Kehakiman disebutkan bahwa Ketentuan mengenai organisasi, administrasi dan finansial badan peradilan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk masing-masing lingkungan peradilan diatur dalam undang-undang sesuai dengan kekhususan lingkungan peradilan masing-masing. Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut, lahirlah apa yang disebut dengan peradilan satu atap. Sebagai realisasi dari pasal tersebut lahirlah 1

Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum. Sebagai lembaga Pemerintah, Pengadilan Negeri Majene merupakan Pengadilan Tingkat Pertama dibawah kekuasaan Mahkamah Agung dan hal ini juga merupakan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan oleh undangundang atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menysusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk mengkonsumsikan capaian kinerja Pengadilan Negeri Majene dalam satu tahun angggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, pasal 3 dinyatakan bahwa Asas-asas umum Penyelenggaraan Negara meliputi Asas Kepastian Hukum, Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, Asas Kepentingan Umum, Asas Keterbukaan, Asas Proporsionalitas, Asas Profesionalitas dan Asas Akuntabilitas. Sedangkan untuk menciptakan good govermance diperlukan prinsip-prinsip partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan kedepan, akuntabilitas, pengawasan, efisensi dan efektifitas, serta profesionalisme. Kemudian prinsip akuntabilitas ditegaskan lagi dalam visi, misi dan program membangun Indonesia yang aman, adil dan sejahtera melalui program meningkatkan pengawasan untuk menjamin akuntabilitas, transparansi, dan perbaikan kinerja aparatur Negara/pemerintah. Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Majene dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Peradilan Tingkat Pertama, baik yang bersifat administratif, keuangan dan organisasi mengacu pada Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor : MA/SEK/07/SK/III/2006 tentang Organisasi dan Tatakerja Sekretariat Mahkamah Agung RI, Lembaga Mahkamah Agung RI sebagai salah satu institusi negara / kepemerintahan sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang 2

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya, dan sumber dana serta kewenangan yang ada yang dipercayakan kepada Publik. Bahwa dalam rangka mewujudkan dan meningkatkan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung dan Peradilan dibawahnya, maka perlu melakukan penyusunan LAKIP sebagaimana yang diamanatkan dalam instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan Peraturan MENPAN dan RB No. 29 tahun 2010. Untuk itulah Pengadilan Negeri Majene membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Tahun 2014 dan Penetapan Kinerja Tahun 2015. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Negeri Majene merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap tahun, disusun dengan mengacu pada Surat surat Ketua Pengadilan Tinggi Makassar Nomor : W22.U/252/UM/II/2015 tanggal 11 Februari 2015 perihal Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) tahun 2014 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015. B. Tugas Dan Fungsi Pengadilan Negeri Majene sebagai kawal depan (Voorj Post) Mahkamah Agung, bertugas dan berwenang untuk : 1. Menerima, Memeriksa dan menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya sesuai Undang-undang Nomor : 49 Tahun 2009, tentang Peradilan Umum. 2. Menyelenggarakan Administrasi Perkara dan Administrasi Umum lainnya Pengadilan Negeri Majene masuk dalam wilayah hukum Pengadilan Tinggi Makassar, dengan jarak kurang lebih 300 km dari Makassar ibukota provinsi Sulawesi Selatan dengan kondisi pemerintahan terdapat 8 Kecamatan, 20 Kelurahan dan 62 Desa. Adapun tugas dan fungsi sesuai dengan struktur organisasi adalah sebagai berikut: 1. Ketua dan Wakil Ketua ( Pimpinan Pengadilan Negeri ). 3

Ketua mengatur pembagian tugas para Hakim, membagikan berkas perkara dan surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara yang diajukan kepada Majelis Hakim untuk diselesaikan. Mengadakan pengawasan dan pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera/sekretaris, Pejabat Struktural dan Fungsional, serta perangkat Administrasi peradilan di daerah hukumnya. Menjaga agar penyelenggaraan peradilan terselenggara dengan wajar dan seksama. 2. Majelis Hakim Melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman di daerah hukumnya. 3. Panitera/Sekretaris Panitera bertugas menyelenggarakan administrasi perkara, dan mengatur tugas Wakil Panitera, Para Panitera Muda, Panitera Pengganti, serta seluruh pelaksana di bagian tekhnis Pengadilan Negeri Majene. Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti bertugas membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan. Panitera membuat daftar perkara-perkara perdata dan pidana yang diterima di Kepaniteraan. Panitera membuat salinan putusan menurut ketentuan undang-undang yang berlaku. Panitera bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen,akta, buku daftar,biaya perkara,uang titipan pihak ketiga, surat-surat berharga, barang bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di kepaniteraan. Sekretaris bertugas menyelenggarakan administarsi umum, mengatur tugas Wakil Sekretaris, Para Kepala Urusan, Pejabat Administrasi Umum, serta seluruh pelaksana di bagian Kesekretariatan Pengadilan Negeri Majene. Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab atas penggunaan anggaran. Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Barang bertanggung jawab atas keberadaan dan pemanfaatan barang milik negara ( BMN ). 4

4. Wakil Panitera Membantu Panitera di dalam membina dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas administrasi perkara. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan. Melaksanakan tugas Panitera apabila Panitera berhalangan. Melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya. 5. Panitera Muda Perdata Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan. Melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara perdata. Memberi nomor register pada setiap perkara yang diterima di Kepaniteraan Perdata. Menyerahkan salinan putusan kepada para pihak yang berperkara bila diminta. Menyiapkan berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi atau peninjauan kembali. Menyerahkan berkas perkara in aktif kepada Panitera Muda Hukum. 6. Panitera Muda Pidana Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan. Melaksanakan administrasi perkara, Mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara pidana. Memberi nomor register pada setiap perkara yang diterima di Kepaniteraan Pidana. Menyerahkan salinan putusan kepada Jaksa, Terdakwa atau kuasanya dan Lembaga Pemasyarakatan apabila Terdakwa ditahan. Menyiapkan berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi atau peninjauan kembali. Menyerahkan berkas perkara in aktif kepada Panitera Muda Hukum. 7. Panitera Muda Hukum Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan. 5

Mengumpulkan, mengolah dan mengkaji data, menyajikan statistik perkara, menyusun laporan perkara, menyimpan arsip berkas perkara dan tugas lain yang diberikan berdasarkan peraturan yang berlaku. 8. Panitera Pengganti Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan. Membuat berita acara persidangan. Membantu Hakim dalam: Membuat penetapan hari sidang. Membuat penetapan penahanan. Mengetik putusan dari konsep yang diberikan Hakim Majelis. Melaporkan kepada Panitera Muda bersangkutan berkenaan dengan penundaan hari sidang, perkara yang sudah putus dan amar putusannya. Menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Muda bersangkutan bila telah selesai minutasi. 9. Jurusita/Jurusita Pengganti Melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh Ketua Pengadilan, Majelis Hakim dan Panitera. Melaksanakan pemanggilan atas perintah Ketua Pengadilan atau atas perintah Hakim. Menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-teguran dan pemberitahuan Putusan Pengadilan menurut cara-cara berdasarkan ketentuan Undang-Undang. Melakukan penyitaan atas perintah Ketua Pengadilan dan dengan teliti melihat lokasi batas-batas tanah yang disita beserta surat-surat yang sah apabila menyita tanah. Membuat berita acara penyitaan yang salinan resminya diserahkan kepada pihakpihak yang berkepentingan, antara lain kepada BPN setempat bila terjadi penyitaan sebidang tanah. 10. Wakil Sekretaris Membuat program kerja pelaksanaan anggaran selaku Pejabat Pembuat Komitmen. Menyusun rencana kegiatan kesekretariatan tahunan dan rencana anggaran tahun berjalan. 6

Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas sub bagian umum, keuangan dan kepegawaian. Mengoreksi dan mengkoordinasikan surat-surat keluar yang dibuat oleh sub bagian umum, keuangan dan kepegawaian. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Menyusun data untuk keperluan evaluasi dan pelaporan seluruh kegiatan untuk disampaikan kepada pimpinan melalui Panitera/Sekretaris. 11. Kepala Sub Bagian Umum Menyelenggarakan administrasi tata persuratan. Menyelenggarakan administrasi perlengkapan. Menyelenggarakan administrasi perencanaan menyangkut sarana dan prasarana. Menyelenggarakan pengelolaan perpustakaan. Mengkoordinir penyelenggaraan keamanan dan kebersihan lingkungan kantor. 12. Kepala Sub Bagian Keuangan Menyelenggarakan perencanaan keuangan yang bersumber dari DIPA. Menyelenggarakan pelaksanaan anggaran yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal yang bersumber dari DIPA. Menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dan laporan keuangan. Menyelenggarakan penatausahaan dan pengawasan anggaran yang bersumber dari DIPA. 13. Kepala Sub Bagian Kepegawaian Menyelenggarakan peningkatan pengelolaan data dan informasi kepegawaian. Membuat usulan kenaikan pangkat. Membuat kenaikan gaji berkala. Membuat usulan jabatan. Membuat usulan pensiun. Membuat usulan tanda penghargaan satya lencana. Membuat cuti. Membuat DP3. 7

C. Sistematika Penyajian Pada dasarnya laporan Akuntabilitas ini untuk mengakomodasikan pencapaian kinerja yang ada di jajaran Pengadilan Negeri Majene, dengan bentuk sajian sebagai berikut : Bab. I : PENDAHULUAN, menguraikan gambaran secara garis besar tentang Pengadilan Negeri Majene serta tugas dan fungsi. Bab. II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA, menguraikan Rencana Strategis 2015-2019 yang memuat Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis, program dan kegiatan. Serta menguraikan Rencana Kinerja Tahunan 2015 dan Perjanjian Kinerja (Dokumen Penetapan Kinerja) Tahun 2014 Bab. III : AKUNTABILITAS KINERJA, menguraikan Indikator Kinerja yang terdiri dari pelaksanaan Tugas Pokok Teknis Yudisial, Administrasi Peradilan, Pembinaan Aparatur Peradilan serta Administrasi Kesekretariatan yang meliputi Kepegawaian, Keuangan dan Umum. dilanjutkan dengan uraian mengenai pencapaian sasaran-sasaran organisasi dan analisis kerja baik bidang teknis yudicial, Administrasi Peradilan maupun Kesekretariatan dan dilengkapi dengan penyajian dari hasil pengukuran kinerja. Bab. IV : PENUTUP, yang menguraikan kesimpulan dan saran. 8

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA A. Rencana Strategis 2015-2019 Rencana Strategis Pengadilan Negeri Majene Tahun 2015 2019 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi. Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Negeri Majene diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015 2019, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2015 2019. Selain itu Rencana Strategis Pengadilan Negeri Majene didasarkan atas Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan. 1. Visi dan Misi Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri Majene Adapun visi dari Pengadilan Negeri Majene,adalah: MEWUJUDKAN BADAN PERADILAN INDONESIA YANG AGUNG Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Negeri Majene menetapkan misi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu : 1. Menjaga kemandirian Badan Peradilan 2. Memberikan pelayanan Hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan 9

3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan Badan Peradilan 4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Badan Peradilan 2. Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Negeri Majene Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Majene adalah sebagai berikut : 1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi 2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan 3. Publik percaya bahwa Pengadilan Negeri Majene dapat memenuhi butir 1 dan 2 diatas Sasaran Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Majene adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya penyelesaian perkara 2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. 6. Meningkatnya kualitas pengawasan 3. Program dan Kegiatan Enam sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Negeri Majene untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 10

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum merupakan program untuik mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Negeri Majene dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum adalah : 1. Penyelesaian Perkara Pidana dan Perdata 2. Penyelesaian Sisa Perkara Pidana dan Perdata 3. Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu 4. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat waktu 5. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai pengawasan yang berkualitas. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah : 1. Pengikutsertaan diklat teknis yudisial dan non yudisial 2. Tindak lanjut pengaduan yang masuk 3. Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan peradilan tingkat banding dan tingkat pertama. Bahwa dalam DIPA Pengadilan Negeri Majene terdapat 2 DIPA yaitu DIPA dengan kode unit organisasi (01) dari Badan Urusan Administrasi dan DIPA dengan kode unit organisasi (03) dari Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum. 11

a. DIPA 01 (BADAN URUSAN ADMINISTRASI) Pada DIPA (01) Pengadilan Negeri Majene, dengan sasaran utama adalah sebagai berikut : a. Belanja Pegawai Dalam Penyelenggaraan Pembayaran Gaji dan Tunjangan Pegawai, Pengadilan Negeri Majene mendapat Anggaran Belanja Pegawai alokasi DIPA b. Belanja Barang Dalam Penyelenggaraan kegiatan sehari-hari perkantoran, Pengadilan Negeri Majene mendapat Anggaran Belanja Barang dengan alokasi DIPA c. Belanja Modal Dalam Penyelenggaraan Peningkatan sarana dan prasarana kantor, Pengadilan Negeri Majene mendapat Anggaran Belanja Modal dengan alokasi DIPA b. DIPA 03 (DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM) Pada DIPA (03) Pengadilan Negeri Majene mendapat anggaran yang dialokasikan untuk operasional Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum. B. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri Majene Pengadilan Negeri majene telah menetapkan Indikator Kinerja Utama berdasarkan SK. Ketua Pengadilan Negeri Majene Nomor : W22.U20/170/UM/SK/II/2014 tanggal 03 Februari 2014, dapat dilihat sebagai berikut : NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA 1. Meningkatnya penyelesaian perkara a. Persentase mediasi yang diselesaikan - Perkara Gugatan b. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: - Perdata - Pidana 12

d. Persentase perkara yang diselesaikan: - Perdata - Pidana e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan 2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak d. Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara f. Persentase responden yang puas terhadap proses peradilan 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 13

b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara zetting plaat c. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti 6. Meningkatnya kualitas pengawasan a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. C. Rencana Kinerja Tahunan 2014 Pada tahun 2013 Pengadilan Negeri Majene telah memiliki Rencana Kinerja tahun 2014 yang tergambar dalam tabel berikut : NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Meningkatnya penyelesaian perkara a. Persentase mediasi yang diselesaikan 60 % b. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian 60 % c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 14

d. Persentase perkara yang diselesaikan 90 % e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan 98 % f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan 2 % 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali - Banding = 90% - Kasasi = 95% - PK = 95% 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak d. Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat. e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara 15

f. Persentase responden yang puas terhadap proses peradilan 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase amar putusan yang diutamakan yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus 95 % 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti 6. Meningkatnya kualitas pengawasan a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. D. Penetapan Kinerja Tahun 2014 Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Negeri Majene, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja. Penetapan Kinerja Tahun 2014 Pengadilan Negeri Majene, sebagai berikut : 16

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Meningkatnya penyelesaian perkara a. Persentase mediasi yang diselesaikan 60 % b. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian 60 % c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan d. Persentase perkara yang diselesaikan 90 % e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan 98 % f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan 2 % 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali Banding = 90 % Kasasi = 95 % PK = 95 % 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis 17

c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak. d. Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara f. Persentase responden yang puas terhadap proses peradilan 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase amar putusan yang diutamakan yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus 95 % 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti 6. Meningkatnya kualitas pengawasan a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja. Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi. Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri Majene tahun 2014, dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2014 ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing masing indikator kinerja tersebut diuraikan dalam tabel dibawah ini. NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN % Realisasi/ Target x 100% 1. Meningkatnya penyelesaian perkara a. Persentase mediasi yang diselesaikan 60 % 0 % 0 % 19

b. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian 60 % 0 % 0 % c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan - Perdata - Pidana -Perdata = -Perdata = -Perdata = d. Persentase perkara yang diselesaikan - Perdata - Pidana -Perdata = 90 % 90 % -Perdata = 60.87% 74.14% -Perdata = 67.63 % 82.38 % e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan -Perdata = 98 % 98 % -Perdata = -Perdata = f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan -Perdata = 2 % 2 % -Perdata = 0 % 0 % -Perdata = 0 % 0 % 2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali Perdata : - Banding = 85 % - Kasasi = 90 % - PK= 95 % Perdata : - Banding = 58.33 % - Kasasi = 91.67 % - PK=100% Perdata : - Banding = 68.62 % - Kasasi = - PK=100% Pidana : - Banding = 85 % - Kasasi = 90 % - PK= 95 % Pidana : - Banding = 96.51 % - Kasasi = 98.84 % - PK=100% Pidana : - Banding = - Kasasi = - PK=100% 20

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara a. Persentase berkas yang diajukan kasasi yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diajukan PK yang disampaikan secara lengkap 0 % 0 % c. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis - Perdata = - Perdata = - Perdata = d. Persentase penyampaian pemberitahuan relas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak. e. Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat f. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara Perdata : Perdata : Hakim = 7 orang Perkara = 6 perkara Perdata : Hakim = 7 orang Perkara = 6 perkara Pidana : Pidana : Hakim = 7 orang Perkara = 45 perkara Pidana : Hakim = 7 orang Perkara = 45 perkara 21

g. Persentase responden yang puas terhadap proses peradilan 0 % 0 % 0 % 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara zitting plaatz 0 % 0 % 95 % 0 % 0 % c. Persentase amar putusan yang diutamakan yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. - Perdata = 95 % 95 % - Perdata = - Perdata = 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti 6. Meningkatnya kualitas pengawasan a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti 0 % 0 % b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. 0 % 0 % 22

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran kinerja Pengadilan Negeri Majene Tahun 2014 mengacu pada indikator kinerja utama sebagaimana tertuang pada tabel di atas, untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Pada akhir tahun 2014, Pengadilan Negeri Majene telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun hasil capaian kinerja sesuai sasaran yang ditetapkan, diuraikan sebagai berikut : Sasaran 1. Meningkatnya penyelesaian perkara Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut: NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN % 1. Meningkatnya penyelesaian perkara a. Persentase mediasi yang diselesaikan 60 % 0 % 0 % b. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian 60 % 0 % 0 % c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan - Perdata - Pidana -Perdata = -Perdata = -Perdata = d. Persentase perkara yang diselesaikan - Perdata - Pidana -Perdata = 90 % 90 % -Perdata = 66.67% 73.13% -Perdata = 74.08 % 81.26 % e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan -Perdata = 98 % 98 % -Perdata = -Perdata = 23

f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan -Perdata = 2 % 2 % -Perdata = 0 % 0 % -Perdata = 0 % 0 % Persentase mediasi yang diselesaikan Berdasarkan Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur mediasi di Peradilan gugatan perdata yang masuk ke Pengadilan harus melalui proses mediasi agar perkara yang didaftarkannya dapat diselesaikan diluar persidangan Pada tahun 2014 perkara gugatan perdata yang masuk sebanyak 6 perkara dan diselesaikan melalui mediasi 0 (Nihil) 7 6 5 4 3 Selesai Mediasi Gagal Mediasi 2 1 0 Perkara Masuk Tahun 2014 Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian Pada tahun 2014 Pengadilan Negeri Majene menerima gugatan perkara perdata sebanyak 6 perkara dari jumlah gugatan perkara perdata tersebut yang menjadi akta perdamaian hanya 0 (Nihil) perkara. Hal ini dikarenakan perkara gugatan perdata yang masuk hanya sebagian kecil yang dapat diselesaikan secara mediasi dan menjadi akta perdamaian. 24

Adapun hal-hal yang membuat penyelesaian secara mediasi tidak tercapai, sebagai berikut: 1. Karena masing-masing pihak masih ingin tetap mempertahankan haknya. Sebagai bahan perbandingan perkara gugatan perdata yang menjadi akta perdamaian sebagai berikut: Perkara Capaian Tahun 2014 2013 2012 Gugatan perdata 0 0 0 Berdasarkan data tersebut di atas tidak ada peningkatan akuntabilitas kinerja pada perkara gugatan perdata yang menjadi akta perdamaian dari capaian tahun 2011 dengan capai tahun 2012 sebanyak 0 % dan capai tahun 2013 dengan capaian tahun 2014 sebanyak 0 %. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: - Perdata - Pidana Perkara Gugatan Perdata yang masuk tahun 2014 dan tidak dapat diselesaikan pada tahun tersebut merupakan sisa perkara yang harus diselesaikan pada tahun berikutnya, penyebab adanya sisa perkara karena adanya perkara yang masuk pada bulan desember 2014 dan baru disidangkan pada Tahun 2015, sedangkan yang masuk di bawah bulan desember masih dalam taraf pemeriksaan ada yang masih dalam tahapan, replik, duplik,pembuktian/saksi. Sisa perkara gugatan perdata Tahun 2014 sebanyak 2 perkara dan pada Tahun 2014 diselesaikan seluruhnya sebanyak 2 sehingga capaiannya 100%. Penyelesaian perkara Tahun 2014 yang diselesaikan pada tahun 2015 mencapai target yang ditetapkan yaitu menunjukan bahwa sistem kerja yang berlaku di lingkungan Pengadilan Negeri Majene telah berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya yang tidak selesai pada tahun berikutnya. 25

Sebagai bahan perbandingan persentase sisa perkara gugatan perdata yang diselesaikan, sebagai berikut : Perkara 2012 Capaian % Tahun 2013 Capaian % 2014 Capaian % Sisa Gugatan Perdata Berdasarkan data tersebut di atas adanya peningkatan akuntabilitas kinerja pada sisa perkara yang diselesaikan dari tahun 2012 diselesaikan tahun 2013 capaiannya, sisa perkara tahun 2013 diselesaikan tahun 2014 capaiannya 100% dan sisa perkara tahun 2014 diselesaikan tahun 2015 capaiannya 100%. Perkara Pidana Biasa yang masuk tahun 2013 dan tidak dapat diselesaikan pada tahun tersebut merupakan sisa perkara yang harus diselesaikan pada tahun berikutnya, penyebab adanya sisa perkara karena adanya perkara yang masuk pada bulan desember 2013 dan baru disidangkan pada Tahun 2014, sedangkan yang masuk di bawah bulan Desember masih dalam taraf pemeriksaan ada yang masih dalam tahapan, eksepsi, tanggapan atas eksepsi, pembuktian/saksi. Sisa perkara Pidana Tahun 2013 sebanyak 30 perkara dan pada Tahun 2014 diselesaikan seluruhnya sebanyak 30 sehingga capaiannya 100%. Penyelesaian perkara pidana Tahun 2013 yang diselesaikan pada tahun 2014 mencapai target yang ditetapkan yaitu menunjukan bahwa sistem kerja yang berlaku di lingkungan Pengadilan Negeri Majene telah berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya yang tidak selesai pada tahun berikutnya. Sebagai bahan perbandingan persentase sisa perkara pidana yang diselesaikan, sebagai berikut: Perkara 2011 Capaian % Tahun 2012 Capaian % 2013 Capaian % Sisa Perkara Pidana 100% 100% 100% 26

Berdasarkan data tersebut di atas adanya peningkatan akuntabilitas kinerja pada sisa perkara Pidana tahun 2011 diselesaikan tahun 2012 capaiannya, sisa perkara tahun 2012 yang diselesaikan tahun 2013 capaiannya 100% dan sisa perkara tahun 2013 yang diselesaikan tahun 2014 capaiannya 100%. Persentase perkara yang diselesaikan: - Perdata - Pidana Perkara Perdata Gugatan yang masuk pada tahun 2014 sebanyak 6 perkara, diselesaikan sebanyak 4 diantaranya 2 perkara yang diputus dan 2 perkara yang dicabut. Adapun sisa perkara yang belum diselesaikan pada tahun 2014 sebanyak 2 perkara capaiannya 66.67 %. Keadaan Perkara gugatan perdata Di Pengadilan Negeri Majene Tahun 2014 No Bulan Masuk Putus Sisa 1. Januari 0 0 0 2. Pebruari 0 0 0 3. Maret 0 0 0 4. April 0 0 0 5. Mei 1 0 1 6. Juni 2 0 3 7. Juli 0 0 3 8. Agustus 1 0 4 9. September 0 1 3 10. Oktober 1 0 4 11. November 1 3 2 12. Desember 0 0 0 Jumlah 6 4 2 27

Adapun penyebab belum tercapainya target sasaran ini karena banyak perkara yang masuk akhir Tahun 2014 dan baru disidangkan pada Tahun 2015, sedangkan yang masuk di bawah bulan desember masih dalam taraf pemeriksaan ada yang masih dalam tahapan, replik, duplik,pembuktian/saksi serta jumlah Majelis Hakim dan Panitera Pengganti sedikit dibandingkan dengan jumlah perkara yang harus diselesaikan. Sebagai bahan perbandingan persentase Perkara Perdata Gugatan yang diselesaikan, sebagai berikut: 2011 2012 2013 Perkara masuk selesai Capaian % Masuk Selesai Capaian % masuk Selesai Capaian % Perdata 9 6 66.67 % 8 2 25.00 % 6 4 66.67 % Berdasarkan data tersebut di atas adanya perubahan akuntabilitas kinerja pada persentase perkara gugatan perdata yang diselesaikan berdasarkan perbandingan tahun 2011 dengan capaian sebesar 66.67 % dan pada tahun 2012 dengan capaian sebesar 25.00 % serta pada tahun 2012 dengan capaian sebesar 66.67 %. Adanya perbandingan tersebut disebabkan perkara yang masuk dari tahun ke tahun terjadi peningkatan maupun penurunan. Perkara Pidana Biasa yang masuk pada tahun 2014 sebanyak 45 perkara, diselesaikan sebanyak 33 perkara dan sisa 12 perkara capaiannya 73.33 %. Keadaan Perkara Pidana Di Pengadilan Negeri Majene Tahun 2014 No Bulan Masuk Putus Sisa 1. Januari 1 0 1 2. Pebruari 3 0 4 3. Maret 5 5 4 4. April 2 1 5 5. Mei 3 3 5 28

6. Juni 3 3 5 7. Juli 6 1 10 8. Agustus 3 4 9 9. September 3 8 4 10. Oktober 2 1 5 11. November 9 3 11 12. Desember 5 4 12 Jumlah 45 33 12 Adapun penyebab belum tercapainya target sasaran ini, antara lain karena banyak perkara yang masuk pada akhir Tahun 2014 dan baru disidangkan pada Tahun 2015, sedangkan yang masuk di bawah bulan desember masih dalam taraf pemeriksaan ada yang masih dalam tahapan, replik, duplik,pembuktian/saksi serta jumlah Majelis Hakim dan Panitera Pengganti sedikit dibandingkan dengan jumlah perkara yang harus diselesaikan. Sebagai bahan perbandingan persentase perkara pidana yang diselesaikan, sebagai berikut: 2011 2012 2013 Perkara masuk Selesai Capaian % masuk selesai Capaian % masuk Selesai Capaian % Pidana 77 66 85.71% 91 80 87.91 % 105 75 71.43% Berdasarkan data tersebut di atas adanya perubahan akuntabilitas kinerja pada persentase perkara gugatan pidana yang diselesaikan berdasarkan perbandingan tahun 2011 dengan capaian sebesar 85.71 % dan pada tahun 2012 dengan capaian sebesar 87.91 % serta pada tahun 2013 dengan capaian sebesar 71.43 %. Adanya perbandingan tersebut disebabkan perkara yang masuk dari tahun ke tahun terjadi peningkatan maupun penurunan. 29

Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan. Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) nomor 3 tahun 1998 tentang penyelesaian perkara, ada batas waktu dalam penyelesaian perkara yaitu maksimal 6 bulan setelah perkara diterima belum termasuk minutasi, apabila lebih dari 6 bulan maka perkara tersebut dianggap perkara sisa. Keadaan Perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan No Bulan Masuk Putus Sisa 1. Januari 0 0 0 2. Pebruari 0 0 0 3. Maret 0 0 0 4. April 0 0 0 5. Mei 1 0 1 6. Juni 2 0 3 7. Juli 0 0 3 8. Agustus 1 0 4 9. September 0 1 3 10. Oktober 0 0 3 11. November 0 3 0 12. Desember 0 0 0 Jumlah 4 4 0 Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 (enam) bulan sebanyak 4 (empat) perkara dan yang tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 (enam) bulan sebanyak 0 perkara capaianya. 30

Sebagai bahan perbandingan Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan, sebagai berikut: Perkara 2011 Capaian % Tahun 2012 Capaian % 2013 Capaian % Sisa Perkara Pidana Berdasarkan data tersebut di atas adanya peningkatan akuntabilitas kinerja pada perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 sebanyak, capaian tahun 2012 sebanyak dan capaian tahun 2013 sebanyak. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan. Sasaran 1. Keadaan perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan No Bulan Masuk Putus Sisa 1. Januari 0 0 0 2. Pebruari 0 0 0 3. Maret 0 0 0 4. April 0 0 0 5. Mei 0 0 0 6. Juni 0 0 0 7. Juli 0 0 0 8. Agustus 0 0 0 9. September 0 0 0 10. Oktober 0 0 0 11. November 0 0 0 31

12. Desember 0 0 0 Jumlah 0 0 0 Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa jumlah perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan sebanyak 0 perkara dan capaianya 0 %. Sebagai bahan perbandingan Persentase yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan, sebagai berikut: Perkara 2011 Capaian % Tahun 2012 Capaian % 2013 Capaian % Sisa Perkara Pidana 0 % 0 % 0 % Berdasarkan data tersebut di atas adanya peningkatan akuntabilitas kinerja pada perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan yang diselesaikan dari capaian tahun 2011 sebanyak 0 %, capaian tahun 2012 sebanyak 0 % dan capaian tahun 2013 sebanyak 0 %. Sasaran 2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut: NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI 1. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Verzet - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali Perdata - - 70 % - 80 % - Perdata - 0-0 - 0-0 CAPAIAN (%) Perdata - - - - Pidana - - 80 % - 95 % - Pidana - 0-0 - 0-0 Pidana - - - - 32

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: Verzet NIHIL Banding Pada tahun 2014 jumlah perkara yang masuk ke Pengadilan Negeri Majene sebanyak 51 perkara dan diputus sebanyak 37 perkara, terdiri dari: - Perkara gugatan perdata 6 perkara yang diputus sebanyak 4 perkara dan yang mengajukan upaya hukum banding sebanyak 0 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum bandng sebanyak 4 perkara. - Perkara pidana yang masuk sebanyak 45 perkara, yang diputus sebanyak 33 perkara dan yang mengajukan upaya hukum banding sebanyak 0 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum banding sebanyak 33 perkara. Adapun hal - hal yang tidak mengajukan upaya hukum Banding sebagai berikut: 1. Penggugat dan Tergugat masih menyatakan berpikir-pikir selama tenggang waktu yang ditentukan. 2. Penggugat dan Tergugat menerima putusan tersebut. 3. Terdakwa maupun Jaksa Penuntut Umum masih menyatakan berpikir-pikir selama tenggang waktu yang ditentukan. 4. Terdakwa maupun Jaksa Penuntut Umum menerima putusan tersebut. Sebagai bahan perbandingan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding sebagai berikut: Perkara 2012 Capaian % Tahun 2013 Capaian % 2014 Capaian % Sisa Perkara Pidana - Perdata - Pidana - 0.00 % - 97.50 % - 37.50 % - 96.00 % - - Berdasarkan data tersebut di atas adanya peningkatan akuntabilitas kinerja pada putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding pada perkara 33

perdata dari capaian tahun 2012 sebanyak 0.00 %, capaian tahun 2013 sebanyak 37.50 % dan capaian tahun 2014 sebanyak 100%, sedangkan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding pada perkara pidana dari capaian tahun 2012 sebanyak 97.50%, capaian tahun 2013 sebanyak 96.00% dan capaian tahun 2014 sebanyak 100%, Kasasi Pada tahun 2014 jumlah perkara yang masuk ke Pengadilan Negeri Majene sebanyak 51 perkara dan diputus sebanyak 37 perkara, terdiri dari: - Perkara gugatan perdata 6 perkara yang diputus sebanyak 4 perkara dan yang mengajukan upaya hukum Kasasi sebanyak 0 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi sebanyak 4 perkara. - Perkara pidana 45 perkara yang diputus sebanyak 33 perkara dan yang mengajukan upaya hukum Kasasi sebanyak 0 perkara dan yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi sebanyak 33 perkara. Adapun hal - hal yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi sebagai berikut: 1. Ada beberapa perkara yang dimana Penggugat dan Tergugat masih menunggu Putusan banding. 2. Penggugat dan Tergugat masih menyatakan berpikir-pikir selama tenggang waktu yang ditentukan. 3. Penggugat dan Tergugat menerima Putusan tersebut. 4. Ada beberapa perkara yang dimana Terdakwa maupun Jaksa Penuntut Umum masih menunggu Putusan banding. 5. Terdakwa maupun Jaksa Penuntut Umum menerima Putusan tersebut. Sebagai bahan perbandingan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi sebagai berikut: Perkara 2011 Capaian % Tahun 2012 Capaian % 2013 Capaian % Sisa Perkara Pidana - Perdata - 50.00 % - 0.00 % - 34

- Pidana - 96.97 % - 98.75 % - Berdasarkan data tersebut di atas adanya peningkatan akuntabilitas kinerja pada putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi pada perkara perdata dari capaian tahun 2011 sebanyak 50.00%, capaian tahun 2012 sebanyak 0.00% dan capaian tahun 2013 sebanyak 100%, sedangkan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi pada perkara pidana dari capaian tahun 2011 sebanyak 96.97%, capaian tahun 2012 sebanyak 98.75% dan capaian tahun 2013 sebanyak 100%, Peninjauan Kembali NIHIL C. AKUNTABILITAS KEUANGAN. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta untuk mencapai target rencana kinerja juga ditentukan oleh penyediaan anggaran melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2014, yang terdiri dari : 1. DIPA (01) Badan Urusan Administrasi, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal 2. DIPA (03) Badan Peradilan Umum, meliputi Belanja Barang Berdasarkan alokasi anggaran Pengadilan Negeri Majene tahun anggaran 2014 rincian pagu awal, pagu revisi, realisasi dan sisa anggaran serta presentase capaian untuk DIPA (01) tahun 2013 dan DIPA (03) tahun 2014, adalah sebagai berikut : 1. DIPA (01) Badan Urusan Administrasi I. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Tekhnis Lainnya Mahkamah Agung 35

No Uraian Kegiatan Pagu Awal Pagu Setelah Revisi Realisasi Sisa Dana (Rp) Rp. % 1 Belanja Pegawai 2,975,665,000 2,348,788,000 2,281,764,323 97.15% 67,023,677 2 Belanja Barang 577,550,000 577,550,000 556,699,402 96.39% 20,850,598 3 Belanja Modal 0 0 0 0.00% 0 JUMLAH 3,553,215,000 2,926,338,000 2,838,463,725 97.00% 87,874,275 1. Belanja Pegawai Rincian anggaran untuk Belanja Pegawai Pengadilan Negeri Majene Tahun Anggaran 2014 sebagai berikut: Pelaksanaan Realisasi pelaksanaan anggaran belanja pegawai Tahun Anggaran 2014 adalah sebagai berikut: MAK URAIAN Pagu (Rp) Realisasi Sisa Dana Rp. % (Rp) 511111 Belanja Gaji Pokok PNS 827,440,000 827,395,320 99.99% 44,680 511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS 15,000 14,521 96.81% 479 511121 Belanja Tunjangan Suami/Isteri PNS 66,844,000 66,842,440 100.00% 1,560 511122 Belanja Tunjangan Anak PNS 19,579,000 19,578,884 100.00% 116 511123 Belanja Tunjangan Struktural PNS 27,430,000 27,430,000 100.00% - 511124 Belanja Tunjangan Fungsional PNS 1,013,155,000 1,013,155,000 100.00% - 511125 Belanja Tunjangan PPh PNS 137,358,000 136,712,958 99.53% 645,042 511126 Belanja Tunjangan Beras PNS 49,994,000 49,973,200 99.96% 20,800 511129 Belanja Uang Makan PNS 132,085,000 131,214,000 99.34% 871,000 511151 Belanja Tunjangan Umum PNS 3,090,000 3,080,000 99.68% 10,000 511157 Belanja Tunjangan Kemahalan Hakim - - 0.00% - 512211 Belanja Uang Lembur PNS 71,798,000 6,368,000 8.87% 65,430,000 JUMLAH 2,348,788,000 2,281,764,323 97.15% 67,023,677 Adapun perbandingan realisasi pelaksanaan anggaran belanja pegawai Tahun Anggaran 2014 dan Tahun Anggaran 2013 dapat dirinci sebagai berikut: 36