Media Trend Vol. 10 No. 1 Maret 2015, hal PENGEMBANGAN AGRIBISNIS CABAI MERAH (Capsicum annuum L) DI KABUPATEN MAGELANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS JAGUNG DAN MANGGA DI KABUPATEN BLORA Development of Corn and Mango Agribusiness Region in Blora District

PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS PERBERASAN PROPINSI JAWA TENGAH SEBAGAI UPAYA MENJAGA KEDAULATAN PANGAN

PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS PERBERASAN PROPINSI JAWA TENGAH SEBAGAI UPAYA MENJAGA KEDAULATAN PANGAN

Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Daya Saing Komoditas Kelapa di Kabupaten Flores Timur

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITI PADI SAWAH DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRACT

DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN IMPOR BAWANG MERAH TERHADAP USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO

KERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin

ANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO

Volume 12, Nomor 1, Hal ISSN Januari - Juni 2010

BAB IV METODE PENELITIAN

EMBRYO VOL. 7 NO. 2 DESEMBER 2010 ISSN

ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga)

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN FLORES TIMUR

IV METODOLOGI PENELITIAN

VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT

ANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo)

.SIMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP DAYA SAING TEMBAKAU MADURA. Kustiawati Ningsih

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang. jagung per musim tanam yang, diukur dalam satuan ton.

Oleh: Tobari dan Budi Dharmawan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 11 September 2004, disetujui: 21 September 2004)

III. METODE PENELITIAN

DAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHATANI JAGUNG DAN PADI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PROPINSI SULAWESI UTARA ZULKIFLI MANTAU

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 12 No. 2, Agustus 2007 Hal: namun sering harganya melambung tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh nelayan. Pe

EFISIENSI DAN DAYA SAING USAHATANI HORTIKULTURA

Analisis Privat dan Sosial Usahatani Padi di Kabupaten Grobogan (Private and Social Analysis of Rice Farming in Grobogan District)

ANALYSIS ON COMPETITIVENESS OF ARABICA COFFEE IN NORTH TAPANULI (Case Study: Bahal Batu III Village, Siborong-borong Subdistrict)

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III METODE PENELITIAN. Daya saing adalah suatu konsep yang menyatakan kemampuan suatu produsen

VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI RAKYAT PADA KELOMPOK TANI DAN NON KELOMPOK TANI (suatu survey di Kelurahan Eka Jaya)

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG

3.5 Teknik Pengumpulan data Pembatasan Masalah Definisi Operasional Metode Analisis Data

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN KUPANG

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PRIVAT DAN SOSIAL USAHA TANI PADI DI KABUPATEN GROBOGAN

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN

KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN DAMPAK KEBIJAKAN PENGURANGAN SUBSIDI INPUT TERHADAP PENGEMBANGAN KOMODITAS KENTANG DI KOTA BATU

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS CABAI MERAH DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN MAGELANG

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS DAYA SAING KEDELAI DI JAWA TIMUR

sesuaian harga yang diterima dengan cost yang dikeluarkan. Apalagi saat ini,

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik

PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU ANTARA PENGGUNA AIR BOR DENGAN PENGGUNA AIR TADAH HUJAN

POLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN. Dr. Adang Agustian

VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM

ANALISIS DAYA SAING UBI KAYU INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF JERUK SIAM DI SENTRA PRODUKSI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KOMODITI NANAS PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR TESIS

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KEDELAI VS PENGUSAHAAN KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009)

JIIA, VOLUME 1, No. 4, OKTOBER 2013

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHATANI PALA (STUDI KASUS: KABUPATEN BOGOR DAN SUKABUMI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 Juni 2008)

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PRODUKSI KAKAO DI JAWA TIMUR

PENGENALAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANI PADI SAWAH DI DESA KEBUN KELAPA KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAMUR TIRAM PADA DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN KARANGANYAR. Oleh: Lucky Yoga Adhiyana H

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

Analisis Tingkat Keuntungan Usahatani Padi Sawah sebagai Dampak dari adanya Subsidi Pupuk di Kabupaten Tabanan

Lampiran 1. Syarat Mutu Lada Putih Mutu I dan Mutu II. binatang

DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

ANALISIS DAYA SAING USAHATANI KOPI ROBUSTA (COFFEA CANEPHORA) DI KABUPATEN REJANG LEBONG

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI. Oleh : YULIANA

ANALISIS KOMPARATIF MONOKULTUR UBIKAYU DENGAN TUMPANGSARI UBIKAYU-KACANG TANAH DI BANYUMAS

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

IV. METODE PENELITIAN. Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-Faktor Penting yang Memengaruhi Dayasaing Suatu Komoditas

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP

Transkripsi:

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS CABAI MERAH (Capsicum annuum L) DI KABUPATEN MAGELANG Ernoiz Antriyandarti dan Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Email: ernoiz@uns.ac.id dan ernoiz_a@yahoo.com ABSTRACT One of major commodity of horticulture in Central Java Province is chili (Capsicum annuum L). As a central area for agribusiness of Chili, Magelang needs the development to stimulate investment growth potential by involving all regional agribusiness, government, farmers/ agribusiness and private groups to work together in an integrated. This study aims to (1) Determine the feasibility of chilli farm; (2) Knowing the comparative advantage of the chili farm; and (3) Formulate developing agribusiness of Chili. This research uses descriptive analytical method. On farm analysis, quantitative data are converted and tabulated in the same unit. To determine the feasibility of Chili farm used analysis of R/C ratio. The greater the value of R/C ratio was more viable farm. Determination of comparative advantage of Chili is analyzed by the Policy Analysis Matrix (PAM). PAM results show the individual and collective effects of price and factor policies. Furthermore, this method can analyze the comparative advantage of a commodity. The result showed that Agribusiness of Chili is profitable both the private and social, and there are no disadvantage caused by the activities of Chili agribusiness. Thus agribusiness of chili can be further developed. The nontradeable inputs of chili farming have been used efficiently and provide added value for farmers. Domestic demand of chili is more profitable supplied by domestic production rather than imports. Farmers receive chili prices lower than it should and not get product price protection. Farmers pay the nontradeable input lower than it should. As for the tradeable inputs, farmers pay higher than it should. It can be concluded that the chili agribusiness has not received adequate protection. Keywords: Development, Agribussiness, Chili (Capsicum annuum L), Policy Analysis Matrix 32

PENDAHULUAN Cabai merah merupakan komoditas hortikultura yang yang sangat digemari oleh masyarakat. Harga cabai merah sangat fluktuatif karena keadaan pasar cabai merah dipengaruhi oleh jumlah cabai merah yang tersedia di pasar. Apabila cabai merah sedang melimpah, harganya akan murah. Dan sebaliknya, ketika stok di pasar sedikit, harga cabai merah sangat tinggi (Prayitno, et al. 2013). Daerah yang memiliki luas panen cabai merah terbesar di Jawa Tengah adalah Brebes dan Magelang (Gambar 1). Sumber: BPS Propinsi Jawa Tengah Gambar 1. Produksi Cabai merah Propinsi Jawa Tengah 2010 Secara Geografis Kabupaten Magelang terletak di antara 110 01 51 dan 110 26 58 Bujur Timur, 7 19 13 dan 7 42 16 Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.085,73 km 2. Wilayah Kabupaten Magelang memiliki posisi yang strategis karena keberadaannya terletak di tengah-tengah jalur kegiatan ekonomi Semarang-Magelang-Yogyakarta-Purwokerto-Solo (Gambar 2). Secara topografi, wilayah Kabupaten Magelang merupakan dataran tinggi berbentuk cekungan karena dikelilingi oleh lima gunung (Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing, dan Pegunungan Menoreh) sehingga sebagian besar wilayahnya merupakan daerah tangkapan air. Tanahnya pun subur karena adanya sisa abu vulkanis dan sumber air yang melimpah. Penataan ruang Kabupaten Magelang sangat memperhatikan pelestarian fungsi wilayah sebagai daerah resapan air, di antaranya dengan mengembangkan sentra agribisnis berbasis pertanian (Handari et al, 2012). 33

Sumber: informasi-magelang.blogspot.com Gambar 2. Peta Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang mempunyai iklim yang bersifat tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan temperatur udara 20 C - 27 C. Kabupaten Magelang mempunyai curah hujan yang cukup tinggi, cocok untuk usahatani cabai merah (http://www.magelangkab.go.id). Cabai merah dapat tumbuh dengan baik jika didukung faktor-faktor penunjang budidaya yang memadai seperti kondisi tanah, iklim, dan ketersediaan air (Tjahjadi 1991). Tujuan pengembangan kawasan agribisnis cabai merah di Kabupaten Magelang adalah untuk merangsang pertumbuhan investasi regional potensial dengan melibatkan semua pelaku agribisnis, baik pemerintah, petani/kelompok agribisnis dan swasta agar dapat bekerja sama secara terpadu dan saling terintegrasi. Menurut Kahana (2008), kerjasama yang terkait antar unsur petani, birokrat, pengusaha, dan unsur pendukung agribisnis cabai merah memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap besarnya pendapatan petani cabai merah. Adapun penelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan usahatani cabai merah; (2) mengetahui keunggulan komparatif usahatani cabai merah; (3) merumuskan upaya pengembangan agribisnis cabai merah di Kabupaten Magelang. 34

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Metode Deskriptif adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono 2009). Lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang berkaitan erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sugiyono 2009). Pada analisis usahatani, data kuantitatif ditabulasi dan dikonfersi dalam satuan yang sama. Menurut Soekartawi (1995) dalam Antriyandarti, et.al (2012ab; 2013ab), pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan. Pendapatan usahatani komoditas cabai merah diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : R = Y.Py - Σ Xi. Pi Keterangan : R = Pendapatan usahatani cabai merah Y = Produksi komoditas cabai merah P y = Harga komoditas cabai merah per unit X i = Penggunaan faktor ke-i P i = Harga faktor ke-i per unit Analisis pendapatan usahatani sangatlah penting untuk menilai kelayakan atau keberhasilan kegiatan usahatani yang dilakukan. Keberhasilan usahatani diukur dari besarnya pendapatan yang diperoleh dalam kegiatan tersebut. Besarnya pendapatan yang diperoleh dari usahatani cabai merah tergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti luas lahan, tingkat produksi, pilihan komoditas tumpang sari dan pola tanam, karakteristik petani serta efisiensi penggunaan tenaga kerja (Septianita 2010). Selanjutnya, dilakukan analisis R/C rasio untuk mengetahui tingkat kelayakan usahatani cabai merah. Makin besar nilai R/C rasio, berarti usahatani tersebut makin layak diusahakan. Hasil analisis R/C rasio usahatani cabai di Kabupaten Temangung (Khazanani 2011) dan Malang (Rum 2010) menunjukkan bahwa usahatani cabai merah menguntungkan dan layak diusahakan (Nilai R/C rasio > 1). Penentuan komoditas unggulan dengan Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil dari PAM dapat menunjukkan efek harga dan faktor kebijakan komoditas tersebut. Metode ini juga dapat digunakan untuk menganalisis keunggulan komparatif suatu komoditas ditinjau dari sisi input outputnya (Monke & Pearson 1995 dalam Antriyandarti et al. 2012a; 2013ab, Monke & Pearson 1995, Pearson, et al. 2004). HASIL DAN PEMBAHASAN Usahatani cabai merah sangatlah prospektif terutama pada saat permintaan tinggi, sedangkan penawaran terbatas. Dari hasil penelitian diperoleh nilai R/C privat sebesar 3,05 yang menunjukkan bahwa usahatani cabai merah menguntungkan bagi petani produsen cabai merah. Nilai R/C sosial jauh lebih besar dari R/C privat, yaitu sebesar 9,25, menunjukkan bahwa masyarakat pada umumnya menerima benefit dari usahatani cabai merah jauh lebih besar dari petani. 35

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa usahatani cabai merah banyak menggunakan input non tradeable atau input yang tidak diperdagangkan. Salah satu sentra cabai merah di Jawa Tengah adalah kabupaten Magelang, di kecamatan Sawangan dan Grabag dengan rerata luas lahan sebesar 0,7563 Ha. Tanaman cabai merah dapat ditanam secara monokultur maupun tumpang sari dengan tanaman sayur sperti kol, kubis, tomat, brokoli atau ditumpang sari dengan tembakau. Dalam satu musim tanam, cabai merah dapat dipetik 10 hingga 15 kali. Kabupaten Magelang merupakan salah satu sentra penghasil cabai merah di Propinsi Jawa Tengah. Indikator keunggulan komparatif usahatani cabai merah di Kabupaten Magelang disajikan pada Tabel 2. Indikator keunggulan usahatani cabai merah yang diilustrasikan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa keuntungan sosial usahatani cabai merah jauh lebih besar daripada keuntungan privat. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat transfer tidak langsung dari petani cabe kepada masyarakat. PCR sebesar 0,24 menunjukkan bahwa input non-tradeable telah digunakan secara efisien dan memberikan nilai tambah bagi petani. DRCR 0,07 menggambarkan bahwa permintaan domestik lebih menguntungkan disediakan oleh produksi dalam negeri, bukan impor. OT negatif (-171,519,436.14) menunjukkan bahwa petani menerima harga cabai merah yang lebih rendah dari seharusnya. Dari nilai NPCO (0,32) mengindikasikan bahwa petani cabai merah tidak mendapatkan perlindungan harga produk. FT negatif (-1,351,692.17) menunjukkan bahwa petani membayar input non-tradeable lebih rendah dari seharusnya. Sedangkan untuk input tradeable, petani membayar lebih dari yang seharusnya (IT positif (571,207.59)). Perlindungan input diperdagangkan adalah 106%, ditunjukkan oleh nilai NPCI dari 1,06. Karena NT negatif (- 170,738,951.56) dan EPC kurang dari 1 (0,29), dapat disimpulkan bahwa usahatani cabai merah belum menerima perlindungan yang memadai. Tabel 1. Hasil Analisis Privat dan Sosial Usahatani Cabai merah per 0,7563 Ha Di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2012 No URAIAN Privat (Rp) Sosial (Rp) Non Non Tradeable Tradeable Jumlah Tradeable Tradeable Rincian Biaya 36 Jumlah 1 Penyusutan 255244.5 255244.5 510489 255244.5 255244.5 510489 2 Saprodi a. Benih 1704025 1704025 5323447.167 5323447.167 b. Kapur 100883 100883 100883 100883 c. Mulsa 879527 879527 879527 879527 d. Pupuk -Kandang 1956950 1956950 1956950 1956950 -Urea 245571 245571 241231.43 241231.43 -ZA 721433 721433 637191.56 637191.56 -TSP 541667 541667 564898.75 564898.75 -KCl 347433 347433 283181.0973 283181.0973 -NPK 1834017 1834017 1738005.89 1738005.89 -lainnya 1410867 1410867 1269780 1269780 e.pestisida

a. Furadan 229833 229833 218884.07 218884.07 b.dithane 2320333 2320333 2209792.65 2209792.65 c. Insektisid 461233 461233 439260.18 439260.18 d. Fungisida 1063500 1063500 1012834.86 1012834.86 e. Lainnya 217900 217900 207519.24 207519.24 3 Tenaga Kerja a. Pembibitan 421000 421000 336800 336800 b.pencangkulanpemasangan mulsa 6575667 6575667 5260533.33 5260533.33 c. Penanaman 423667 423667 338933.33 338933.33 d. Pemupukan 681167 681167 544933.33 544933.33 e. Penyiangan 401500 401500 321200 321200 f. Pengairan 654958 654958 523966.67 523966.67 g. Pengendalian HPT 543167 543167 434533.33 434533.33 h.pemanenan 1343025 1343025 1074420 1074420 i. Pengangkutan 294500 294500 235600 235600 4 Biaya lain a. Selamatan 402500 402500 402500 402500 b. Pajak tanah 58167 58167 58167 58167 c. Biaya transportasi 148500 148500 148500 148500 Total Biaya 26493478 27273962 Penerimaan 80751400 252270836.1 R/C 3.05 9.25 Sumber: Analisis Data Primer, 2012 Tabel 2. Indikator Keunggulan Komparatif Usahatani Cabai merah di Kabupaten Magelang Tahun 2012/2013 Parameter Revenue Tradeable Cost Non Tradeable Cost 37 Profit Private Price 80,751,400.00 9,649,031.78 16,844,446.12 54,257,922.10 Social Price 252,270,836.14 9077824.195 18,196,138.28 224,996,873.66 - Policy Impact -171,519,436.14 571,207.59-1,351,692.17 170,738,951.56 Private Profit 54,257,922.10 Social Profit 224,996,873.66 Private Cost Ratio (PCR) 0.23690415 Domestic Resource Cost Ratio (DRCR) 0.074821797 Output Transfer (OT) -171,519,436.14 Nominal Protection Coefficient Output (NPCO) 0.320098039 Factor Transfer (FT) -1,351,692.17 Input Transfer (IT) 571,207.59 Nominal Protection Coefficient Input (NPCI) 1.062923403

Net Transfer (NT) -170,738,951.56 Effective Protection Coefficient (EPC) 0.292370112 Analisis Data Primer 2012/2013 PENUTUP Kesimpulan Agribisnis, cabai merah menguntungkan baik secara privat maupun sosial dan tidak ada masyarakat yang dirugikan akibat kegiatan agribisnis komoditas tersebut. Dengan demikian agribisnis cabai merah dapat dikembangkan lebih lanjut Input non-tradeable usahatani cabai merah telah digunakan secara efisien dan memberikan nilai tambah bagi petani. Permintaan domestik cabai merah lebih menguntungkan disediakan oleh produksi dalam negeri, bukan impor. Petani menerima harga cabai merah yang lebih rendah dari seharusnya dan tidak mendapatkan perlindungan harga produk. Petani membayar input non-tradeable lebih rendah dari seharusnya. Sedangkan untuk input tradeable, petani membayar lebih tinggi dari yang seharusnya. Secara keseluruhan, usahatani cabai merah belum menerima perlindungan yang memadai. Saran 1. Agribisnis cabai merah Kabupaten Magelang mempunyai keunggulan komparatif dan memberikan manfaat sosial bagi masyarakat sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut 2. Perlunya regulasi penataan dan perlindungan harga produk 3. Meskipun pemerintah telah memberikan perlindungan di sektor input, tetapi secara keseluruhan perlindungan yang diberikan belum memadai. 4. Perbaikan infrastruktur agribisnis cabe merah UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dibiayai oleh Dana BOPTN Universitas Sebelas Maret, nomor: 165/UN27.11/PN/2013, tanggal 10 Juni 2013. Kami ucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian UNS, Rektor UNS, LPPM UNS dan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, DIKTI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. DAFTAR PUSTAKA Antriyandarti, E, Ferichani, M & Ani, SW 2012a, Laporan Penelitian Hibah Bersaing: Desain Pengembangan Kawasan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Jawa Tengah Sebagai Upaya Menjaga Kedaulatan Pangan. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Antriyandarti, E., Ani, SW & Ferichani, M, 2012b, Analisis Privat dan Sosial Usahatani Padi Di Kabupaten Grobogan, Jurnal SEPA, vol 9, no.1, hlm. 12-18. Antriyandarti, E., Ferichani, M & Ani, SW 2013a, Sustainability of Post-eruption Socio economic Recovery for the Community on Mount Merapi Slope through Horticulture Agribusiness Region Development (Case Study in Boyolali District), Procedia Environmental Sciences, vol. 17, pp. 46 52. Antriyandarti, E & Ani, SW 2013b. Strengthening Agricultural Entrepreneurhip through Horticulture Agribusiness Region Development in Grobogan 38

District, Proceeding of the 5 th Indonesia Interational Conference on Innovation, Entrepreneurship & Small Business, SBM ITB, Bandung, pp. 237-246. Jawa Tengah Dalam Angka 2012, BPS Propinsi Jawa Tengah. Handari MFAW, Bambang AN & Purnaweni, H 2012, Analisis Prioritas Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Di Kabupaten Magelang, Jurnal EKOSAINS, 4 (3), hlm. 19-26. Kahana, BP 2008, Strategi Pengembangan Agribisnis Cabai Merah Di Kawasan Agropolitan Kabupaten Magelang, Master Thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. Khazanani, A 2011, Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Cabai Kabupaten Temanggung (Studi Kasus di Desa Gondosuli Kecamatan Bulu, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang. Monke EA, & Pearson, SR 1995, The Policy Analysis Matrix for Agricultural Development, Cornell University Press. Ithica and London. Pearson, Scott., Gotsch, Carl & Bahri, Sjaiful 2004, Application of The Policy Analysis Matrix in Indonesian Agriculture, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Prayitno, AB, Hasyim, AI & Situmorang, S 2013, Efisiensi Pemasaran Cabai Merah Di Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung, JIIA, 1 (1), hlm. 53-59. Rum, Mokh 2010, Analisis Usaha Tani Dan Evaluasi Kebijakan Pemerintah Terkait Komoditas Cabai Besar Di Kabupaten Malang dengan Menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM), Embryo, 7 (2), hlm. 138 143. Septianita 2010, Analisis Pendapatan Usahatani Cabai Merah dan Hubungannya dengan Kebutuhan Hidup Minimum di Desa Aromantai Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU Selatan, AgronobiS, 2 (4), hlm. 43-47. Sugiyono 2009, Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung http://www.magelangkab.go.id. Diunduh pada 28 Desember 2012. http://informasi-magelang.blogspot.com. Diunduh pada 12 Februari 2013. Tjahjadi, N 1991, Cabai, Kanisius, Yogyakarta. 39