PENGARUH PENGGUNAAN IKAN PIRIK (LEIOGNATHIDAE) KERING DAN SEGAR TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL PADA PEMELIHARAAN INTENSIF

dokumen-dokumen yang mirip
KERAGAAN PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL DITINGKAT PETERNAK DAN UPAYA PENINGKATANNYA DALAM MENDUKUNG KECUKUPAN PANGAN HEWANI

PRODUKTIVITAS ITIK TEGAL DI DAERAH SENTRA PENGEMBANGAN PADA PEMELIHARAAN INTENSIF

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

PROGRAM VILLAGEBREEDING PADA ITIK TEGAL UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI TELUR: SELEKSI ITIK TEGAL GENERASI PERTAMA DAN KEDUA ABTRACT ABTRAK

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

PROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

PEMANFAATAN BEKICOT SAWAH (TUTUT) SEBAGAI SUPLEMENTASI PAKAN ITIK UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ITIK PETELUR DI DESA SIMOREJO-BOJONEGORO

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

Kususiyah, Urip Santoso, dan Rian Etrias

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

KERAGAAN PRODUKSI TELUR PADA SENTRA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN (SPAKU) ITIK ALABIO DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA, KALIMANTAN SELATAN

PENENTUAN UMUR JUAL ANAK ITIK PENGGING SEBAGAI PENGHASIL DAGING. (Deremination For Pengging Male Duck Selling Age as Meat Producing)

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

MENGATASI HAMBATAN PEMELIHARAAN ITIK SECARA EKSTENSIP (DIGEMBALAKAN)

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM

PERTUMBUHAN AYAM BURAS PERIODE GROWER MELALUI PEMBERIAN TEPUNG BIJI BUAH MERAH (Pandanus conoideus LAMK) SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF

Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Itik Bali...Herbert Jumli Tarigan

PEMANFAATAN JAMU AYAM SEBAGAI FEED SUPLEMENT TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI AYAM BURAS DI DESA GARESSI, KECAMATAN TANETE RILAU, KABUPATEN BARRU

(PRODUCTIVITY OF Two LOCAL DUCK BREEDS: ALABIO AND MOJOSARI RAISED ON CAGE AND LITTER HOUSING SYSTEM) ABSTRACT ABSTAAK PENDAHULUAN

PERTUMBUHAN STARTER DAN GROWER ITIK HASIL PERSILANGAN RESIPROKAL ALABIO DAN PEKING

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 8. Rataan Hasil Pengamatan Konsumsi, PBB, Efisiensi Pakan Sapi PO selama 48 Hari Pemeliharaan

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

INTERAKSI ANTARA BANGSA ITIK DAN KUALITAS RANSUM PADA PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR ITIK LOKAL

ANALISIS KELAYAKAN USAHA ITIK ALABIO DENGAN SISTEM LANTING DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

L.D. Mahfudz dan E. Prasetya Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

TINGKAT KEPADATAN GIZI RANSUM TERHADAP KERAGAAN ITIK PETELUR LOKAL

EFEK PENAMBAHAN TEPUNG KULIT NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) DALAM PAKAN TERHADAP JUMLAH TELUR DAN KUALITAS TELUR ITIK

STUDY POTENSI DAN PEMANFAATAN CACING TANAH UNTUK PAKAN UNGGAS

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

Pengaruh Pemberian Pakan Terbatas terhadap Produktivitas Itik Silang Mojosari X Alabio (MA): Masa Pertumbuhan sampai Bertelur Pertama

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

EVALUASI PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA ITIK PEDAGING YANG DIBERI LEVEL AMPAS TAHU YANG BERBEDA

Kata kunci: penetasan, telur itik Tegal, dan mesin tetas

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN C PADA PAKAN NON KOMERSIAL TERHADAP EFISIENSI PAKAN PUYUH PETELUR

PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG

Ade Trisna*), Nuraini**)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

MATERI DAN METODE. Materi

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

ANALISIS USAHA AYAM BROILER DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN TEPUNG LIMBAH UDANG MELALUI PENGOLAHAN FILTRAT AIR ABU SEKAM FERMENTASI EM-4 DAN KAPANG

AYAM HASIL PERSILANGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN USAHA TERNAK UNGGAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sumber penyedia daging dan telur telah dipopulerkan di Indonesia dan juga

Yosi Fenita, Irma Badarina, Basyarudin Zain, dan Teguh Rafian

PENGARUH PENGGUNAAN UREA-MINYAK DALAM RANSUM TERHADAP ph, KECERNAAN BAHAN KERING,BAHAN ORGANIK, DAN KECERNAAN FRAKSI SERAT PADA SAPI PO

Kata kunci : Konsumsi, Konversi, Income Over Feed Cost (IOFC), Ayam Kampung, Enzim Papain

PENGARUH PEMBERIAN BUI PHASEOLUS LUNATUS DALAM RANSUM TERHADAP KONSUMSI PAKAN DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN AY AM KAMPUNG

TINGKAT PENGGUNAAN ONGGOK SEBAGAI BAHAN PAKAN PENGGEMUKAN SAPI BAKALAN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN TEPUNG IKAN RUCAH NILA (Oreochromis niloticus) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BURAS

HASIL-HASIL PENELITIAN DAN SUMBANGAN PEMIKIRAN PENGEMBANGAN AYAM KEDU

PELUANG DAN POTENSI USAHA TERNAK ITIK DI LAHAN LEBAK ABSTRAK

USAHA PEMBESARAN ITIK JANTAN DI TINGKAT PETANI DENGAN PENINGKATAN EFISIENSI PAKAN

PROPORSI DAGING, TULANG DAN LEMAK KARKAS DOMBA EKOR TIPIS JANTAN AKIBAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN ARAS YANG BERBEDA

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU DAN L-KARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN LEMAK KASAR ITIK LOKAL JANTAN (Anas plathyrynchos)

TINJAUAN PUSTAKA. ini akan dinilai apakah pantas atau layak dilaksanakan didasarkan kepada

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Key words: egg production, income, production cost, agriculural and fishery centers.

BAB III MATERI DAN METODE

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO

PENYUSUNAN RANSUM UNTUK ITIK PETELUR

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN IKAN PIRIK (LEIOGNATHIDAE) KERING DAN SEGAR TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL PADA PEMELIHARAAN INTENSIF (The Effect of Dried and Fresh Pirik Fish (Leiognathidae) Feeding on Egg Production of Tegal Duck Intensive Farming) SUBIHARTA, HARTONO dan WARTININGSIH Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Klepu, Ungaran ABSTRACT A research aimed to find out the influence of dried (powder) and fresh pirik fish (Leiognathidae) used in intensive duck husbandry has been carried out at Grinting Village, Bulakamba Subdistrict, Brebes Regency in September until December 2000, collaborated with duck Breeder group AMALIA" on intensive farming. They were treated two rations: one contains dried (Ration I) and the other fresh pirik (Ration II) fish ingredients. This research used Tegal ducks with average of 5 months old. Each treatment has replicates and in each treatment consisted of 8 ducks. The experiment used RAL design. Parameters measured were: egg production, feed consumption and conversion and economic analysis (income over feed cost). Results showed that egg production was significantly different (P<0,05) between fresh and dried pirik fish giving (4.75 vs 4,35 eggs/duck/week). Feed consumption was not actually different, although feed consumption by using fresh pirik fish is higher than by using dried pirik fish (162,6 vs 150,17 g/duck/day). The real feed conversion (P<0,05) was smaller in fresh pirik fish using than dried pirik fish using. Economic calculation showed that using pirik fish meal would obtain higher income (Rp. 2499,7,-/8ducks/week) than fresh pirik fish (Rp. 1083,9,-/8 ducks/week; 1 US$=Rp. 9500,00). The use of dried and fresh pirik fish significantly (P<0,05) increase egg production. The role of farmers group on access of input improvement is expected to optimize the farmer s income. Key words: Tegal duck, pirik fish and egg reproduction ABSTRAK Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ikan pirik (Leiognathidae) kering (tepung) dan basah pada pemeliharaan Itik Tegal terhadap produksi telur telah dilakukan di Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, bekerjasama dengan Kelompok Ternak Itik "AMALIA". Dalam penelitian ini digunakan 96 ekor Itik Tegal betina siap bertelur umur+5 bulan, dibagi menjadi dua kelompok perlakuan ransum yaitu ransum ikan pirik kering (tepung) dan segar. Tiap perlakuan diulang 6 kali dan tiap ulangan diisi 8 ekor itik. Parameter yang diamati meliputi: produksi telur, konsumsi dan konversi pakan dan analisis ekonomi (income over feed cost), perbedaan perlakuan diuji dengan t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi telur berbeda nyata (P<0,05) antara pemberian ikan pirik segar dengan kering (4,75 vs 4,35 butir/ekor/minggu). Konsumsi pakan tidak berbeda nyata, walaupun konsumsi pakan yang diberi ikan pirik segar lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi ikan pirik kering (152,6 vs 150,2 g/ekor/hari). Konversi pakan nyata (P<0,05) lebih kecil dengan penggunaan ikan pirik segar dibandingkan dengan menggunakan ikan pirik kering. Hasil perhitungan ekonomi menunjukkan penggunaan tepung ikan pirik menghasilkan pendapatan lebih tinggi (Rp. 2499,70/8 ekor/minggu) dibandingkan dengan penggunaan ikan pirik segar (Rp. 1083,90/8 ekor/minggu). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penggunaan ikan pirik segar nyata (P<0,05) dapat meningkatkan produksi telur, akan tetapi pendapatan yang diperoleh lebih sedikit akibat sebagian keuntungan digunakan untuk biaya transport pengambilan dan penggilingan ikan. Kata kunci: Itik Tegal, ikan pirik, produksi telur 615

PENDAHULUAN Itik Tegal banyak diusahakan oleh peternak di sepanjang Pantai Utara dan 60% mengusahakannya sebagai mata pencaharian pokok (YUWONO et al., 1995). Masalah dalam pengembangan itik menurut Srigandono dan SUNARTI (2000) ada dua hal yaitu lingkungan dan bibit. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah ketersediaan dan kualitasnya. Masalah utama dalam pemeliharaan itik gembala adalah lahan gembalaan (keadaan sawah). Pada saat sekarang ini penanaman padi yang dilakukan oleh petani secara intensif, berakibat pada sempitnya waktu penggembalaan di sawah yang habis dipanen. Selain itu petani juga intensif menggunakan pestisida pada tanaman padi, yang berakibat juga pada sempitnya lahan gembalaan di sawah yang ditanami padi. Permasalahan tersebut mendorong peternak untuk memelihara itik secara intensif. Berkembangnya usaha Itik Tegal secara intensif di sepanjang Pantai Utara karena didukung oleh lahan usaha, utamanya didukung oleh daya pakan (ikan) (SUBIHARTA et al., 2001). Menurut SUBIHARTA et al. (1995) dan SUBIHARTA et al. (2001) bahwa pakan utama Itik Tegal pada pemeliharaan intensif adalah ikan, bekatul dan nasi kering. Salah satu jenis ikan yang banyak digunakan oleh peternak adalah ikan pirik (Leiognathidae) karena produksinya banyak dan harganya lebih murah dibandingkan dengan harga ikan lain (SUBIHARTA et al., 1995; MARZUKI, 1995). Peternak umumnya memberikan ikan pirik dalam keadaan segar. Permasalahan yang timbul pada penggunaan ikan segar adalah penangkapan yang tidak tetap dalam sepanjang tahun, yang berakibat pada fluktuasinya harga ikan tersebut. Pada saat tangkapan banyak, harga ikan menjadi murah dan terjadi sebaliknya bila saat tangkapan sedikit. Peternak pun dalam memberikan ikan mengikuti jumlah tangkapan, sehingga produksi telur tidak tetap dan cenderung turun karena itik peka terhadap perubahan ransum (SRIGANDONO, 1997). Dari permasalahan tersebut alternatif yang ditawarkan adalah pembuatan kalender pakan. Pada saat ikan murah, peternak menggunakan ikan basah dan pada saat ikan mahal dan sulit didapat digunakan tepung ikan. Untuk melihat perbedaan penggunaan ikan pirik (Leiognathidae) kering dan basah dilakukan suatu pengkajian seperti dilaporkan dalam makalah ini. MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan di Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes bekerjasama dengan Kelompok AMALIA. Penelitian dilakukan dari bulan September sampai dengan Desember 2000. Dalam penelitian digunakan 96 ekor itik, siap bertelur (+5 bulan). Itik tersebut dipelihara dalam kandang kelompok dan tiap kelompok diisi 8 ekor itik. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu penggunaan ikan pirik kering (tepung ikan) dan segar, setiap perlakuan diulang 6 kali. Analisa kandungan nutrisi ikan pirik disajikan pada Lampiran 1 dan susunan ransum percobaan kandungan nutrisi dan harganya disajikan pada Lampiran 2. Pengamatan dilakukan selama 4 bulan, 1 bulan untuk pengamatan awal dan 3 bulan untuk pengambilan data. Parameter yang diamati meliputi produksi telur, konsumsi dan konversi pakan serta analisis ekonomi berdasarkan selisih antara harga penjualan telur dengan biaya pakan (income over feed cost/iofc). Data biologis dianalisa dengan t -test (SNEDECOR dan COCHRAN, 1980). 616

HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas itik Tegal Konsumsi pakan pada itik yang menggunakan ikan pirik basah lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi pakan itik yang diberi ransum dengan ikan pirik dibuat tepung, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata. Konsumsi pakan yang tinggi pada itik yang diberi ikan segar ini berkaitan dengan palatabilitas sesuai dengan habitat aslinya, bahwa itik akan memilih pakan dalam bentuk segar sebelum diproses dibandingkan dengan pakan kering yang sudah mengalami proses. Konsumsi pakan pada penelitian tidak berbeda jauh (151,442 g/e/hari) dibandingkan dengan penelitian SARENGAT (1989) pada itik Tegal. Produktivitas itik Tegal selama penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh penggunaan ikan pirik kering dan segar terhadap produktivitas itik Tegal Parameter R1 (pirik kering) R2 (pirik segar) Konsumsi pakan (g/ekor/hari) 150,17 a 152,61 a Produksi telur (butir/ekor/minggu) 4,22 a 4,75 b Konversi pakan 3,75 a 3,35 b Keterangan: Angka pada baris yang sama dengan huruf yang berbeda, berbeda nyata (P<0,05). Pada perlakuan R2, ikan dikonversikan dalam bentuk kering Produksi telur dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan ikan pirik basah nyata (P<0,01) dapat meningkatkan produksi. Tingginya produksi telur pada itik yang diberi ikan segar (basah) kemungkinan disebabkan oleh konsumsi nutrisi yang lebih tinggi yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan produksi, walaupun kenaikan konsumsi pakan pada itik yang diberi ikan basah tidak nyata secara statistik. Proses pengeringan kemungkinan dapat mengurangi kandungan nutrisi ikan pirik. Produksi telur hasil penelitian ini ternyata lebih tinggi dari produksi telur Itik Tegal hasil penelitian SRIGANDONO dan SARENGAT (1990) yaitu sebesar 2,8 butir/ekor/minggu akan tetapi lebih rendah (4,9 butir/ekor/minggu) dibandingkan dengan hasil penelitian RAHARDJO (1988) yang dilakukan penyeragaman materi dengan mengambil itik yang produksi telurnya di atas 5 butir/minggu. Konversi pakan (konsumsi ransum dibagi dengan bobot telur) menunjukkan bahwa hasil penelitian ini masih lebih baik dari konversi pakan hasil penelitian SARENGAT (1989) yaitu: 5,721. Hal ini bisa dimengerti karena konversi pakan berkaitan dengan produksi telur. Produksi telur pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian SARENGAT (1989) yaitu 2,8 butir/ekor/minggu. Analisa ekonomi (income over feed cost/iofc) Analisa ekonomi dibatasi pada selisih pendapatan dari penjualan telur dikurangi biaya pembelian pakan (income over feed cost/iofc). Biaya pakan yang dikeluarkan pada perlakuan pemberian ikan pirik kering, hanya untuk biaya bahan pakan. Biaya pembuatan tepung ikan pirik sudah dimasukkan dalam harga tepung ikan yang merupakan penjumlahan dari biaya pembuatan tepung ikan dengan harga dasar ikan. Pada penggunaan ikan segar, biaya yang dikeluarkan berupa transport pembelian ikan segar setiap hari dan biaya pencacahan. Biaya pengambilan ikan sebesar 617

Rp. 84.000,00 per minggu, sedangkan biaya pencacahan sebesar Rp. 50,00/kg. Struktur biaya, penerimaan dan keuntungan pada pemeliharaan Itik Tegal secara intensif disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Perhitungan ekonomis berdasarkan selisih penjualan telur dan biaya pakan (IOFC) Uraian R1 (pirik kering) R2 (pirik basah) Biaya pakan : Konsumsi (kg/8 ekor/minggu) 8,409 6,816 Konsumsi ikan basah (kg/8 ek/mg) - 5,992 Harga pakan (Rp./kg) 1.934 1.314 Harga ikan (Rp./kg) - 1.550 Tenaga kerja 1.493,3 1.493,3 Biaya transport (Rp./8 ek/mg) - 1.568 Biaya mencacah ikan (Rp./8 ek)mg - 299,6 Total biaya pakan 17.756,3 21.604,7 Penerimaan : Produksi telur butir/8 ekor/mg) 33,76 38,00 Harga telur (Rp./butir) 600 600 Total output (Rp.) 20.256 22.688,6 Keuntungan : Rp./8 ekor/minggu 2.499,7 1.083,9 Rp./100 ekor/bulan 133.912,5 58.066,07 Keterangan: * Harga ikan segar antara Rp. 766,60 sampai dengan Rp. 2.333,30/kg * Upah tenaga kerja Rp. 400.000,00/500 ekor/bulan Besarnya penerimaan dari perlakuan pemberian ikan kering dan segar berturut-turut adalah Rp. 20.256,00 dan Rp. 22.800,00/8 ekor/minggu. Keuntungan yang merupakan selisih antara penerimaan dan penjualan telur dengan biaya pakan adalah sebesar Rp. 2.499,70/8 ekor/minggu untuk perlakuan ikan pirik kering dan Rp. 1.083,90/8 ekor/minggu untuk perlakuan ikan segar. Rendahnya pendapatan pada pemberian ikan segar, walaupun produksi telurnya tinggi karena dikurangi biaya transport yang dikeluarkan setiap hari dan biaya pencacahan ikan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan ikan pirik kering dalam ransum itik yang dipelihara secara intensif tidak berpengaruh nyata terhadap produksi telur, konsumsi dan konversi pakan. 2. Penggunaan ikan pirik segar untuk pakan itik yang dipelihara secara intensif, nyata (P<0,05) dapat meningkatkan produksi telur dan menekan konversi pakan, akan tetapi tidak menyebabkan perbedaan jumlah konsumsi pakan. 618

3. Keuntungan yang diperoleh dari pemeliharaan itik secara intensif pada penggunaan tepung ikan pirik kering lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan ikan pirik segar, karena meningkatnya biaya tambahan pemanfaatan ikan. Saran 1. Untuk menghindari kesulitan ikan pada saat penangkapan ikan sedikit, disarankan agar dibuat kalender penggunaan pakan. Pada saat ikan banyak dan murah sebagian dibuat tepung ikan dan dimanfaatkan pada saat kesulitan ikan. 2. Perlunya peran kelompok dalam pengadaan ikan untuk mengurangi biaya. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Pemda Kabupaten Brebes yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini hingga selesai. DAFTAR PUSTAKA MARZUKI, S. 1995. Evaluasi Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Demersal di Perairan Utara Jawa Tengah. Proc. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Berwawasan Lingkungan Menuju Usaha Agribisnis. Puslitbangtek, Lemlit UNDIP Semarang, dan BPTP Ungaran. hal.: 120 124. RAHARDJO. Y.C. 1988. Pengaruh berbagai tingkat protein dan energi terhadap produksi dan kualitas telur itik Tegal. Proc. Seminar Nasional Peternakan dan Forum Peternak. Unggas dan Aneka Ternak II. Puslitbangnak. Bogor. hal.: 327 331. SARENGAT W. 1989. Perbandingan Produksi Telur Iitk Tegal, Itik Magelang, Itik Mojosari dan Itik Bali pada Pemeliharaan Secara Intensif. Proc. Seminar Nasional tentang Unggas Lokal. Fapet UNDIP Semarang. SNEDECOR, G.W. and W.G. COCHRAN. 1980. Statistical Method. The Iowa State University Press. Ames Iowa. USA. SRIGANDONO, B. 1997. Ilmu Unggas Air. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. SRIGANDONO, B. dan W. SARENGAT. 1990. Ternak Itik Beridentitas Jawa Tengah. Proc. Temu Tugas Sub Sektor Peternakan. Pengembangan Usaha Ternak Itik di Jawa Tengah. Sub Balitnak Klepu Ungaran. hal.: 10 15. SUBIHARTA, D.M. YUWONO, MURYANTO, WARTININGSIH dan W. DIRDJOPRATONO. 1995. Status nutrisi Itik Tegal pada tingkat petani di daerah pantai Utara Jawa (Suatu Kasus). Edisi Khusus. Jurnal Ilmiah Penelitian Peternakan. Sub Balai Penelitian Ternak Klepu. hal.: 27 34. SUBIHARTA, S. PRAWIRODIGDO, D. PRAMONO dan HARTONO. 2001. Prospek dan Kendala Usaha Itik Tegal Secara Intensif (Kasus di Kabupaten Pemalang, Tegal dan Brebes). Disampaikan pada Lokakarya Nasional Unggas Air. Kerjasama Fakultas Peternakan IPB Bogor dan Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor. YUWONO, D.M., SUBIHARTA, W. DIRDJOPRATONO, MURYANTO dan A.I. SINURAT. 1995. Studi pemeliharaan itik sistem intensif di Kabupaten Pemalang. Proc. Pertemuan Ilmiah Komunikasi dan Hasil-hasil Penelitian untuk Menunjang Industri Peternakan di Pedesaan. Sub Balai Penelitian Ternak Klepu. Ungaran. hal.: 129 132. 619

Lampiran 1. Kandungan nutrisi ikan pirik kering Zat gizi % Air 9,22 Abu 24,73 Protein 54,98 Lemak 4,51 Serat kasar 0,29 BETN 6,27 Ca 3,29 P 2,10 Keterangan: Analisis Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Semarang Lampiran 2. Susunan ransum percobaan, kandungan nutrisi dan harga ransum Susunan bahan R1 (pirik kering) R2 (pirik basah) Bekatul 33,01 33,01 Tepung ikan pirik 15,50 - Nasi kering 44,50 44,50 CaCO 3 3,00 3,00 Lysine 0,60 0,60 Methionine 0,17 0,17 Mineral itik 0,50 0,50 Konsentrat 2,72 2,72 Ikan pirik basah - 53,45 Kandungan nutrisi : Protein kering (%) 17,53 ME (Kkal/kg) 2.700,54 Ca (%) 2,18 P (%) 0,49 Harga ransum (Rp./kg) 1.934 620