Key words: egg production, income, production cost, agriculural and fishery centers.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Key words: egg production, income, production cost, agriculural and fishery centers."

Transkripsi

1 45 PRODUKSI TELUR DAN PENDAPATAN PETERNAK ITIK PADA PEMELIHARAAN SECARA GEMBALA DAN TERKURUNG DI DAERAH PERTANIAN DAN PERIKANAN (DUCK EGG PRODUCTION AND FARMERS INCOME UNDER EXTENSIVE AND INTENSIVE SYSTEMS IN AGRICULTURAL AND FISHERY CENTERS) Oleh: Ismoyowati dan Imam Suswoyo Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Kontak Person: (Diterima 20 April 2011, disetujui 7 Juni 2011) ABSTRACT The purpose of this research was to study the differences of egg production and income of duck farming in agriculural and fishery areas. Accordingly, the areas had different altitude natural resourches to support the existing duck farming. Survey method was applied with respondents of extensive and intensive duck farmers in Purbalingga Regency as a center of agricultural area and Cilacap Regency as a center of fishery area. Data consisted of primary data as a result of direct observation and discusion with respondents. Parameters observed were egg production, farm size, costs of production, farm revenue and income. Data were analysed using variance analysed based on the nested classification and honestly significance different. The results showed that the intensive farming in the agricultural area (Purbalingga) had a higher egg production (60.42%) than that in the fishery area (Cilacap). Farm revenue and production cost under intensive system in agricultural area was higher; consequenlty the income of both sysems in the area relatively similar. It can be concluded that egg production was higher in the agricultural area, but the farm revenue under extensive and intensive systems in the both areas relatively similar. Key words: egg production, income, production cost, agriculural and fishery centers. PENDAHULUAN Usaha peternakan itik merupakan salah satu usaha peternakan unggas yang sudah lama dikenal masyarakat Indonesia. Jenis usaha ini banyak dijumpai tidak hanya di daerah pantai tetapi juga di daerah pegunungan, dan merupakan salah satu sumber pendapatan keluarga yang utama bagi banyak anggota masyarakat. Pada umumnya, peternakan itik berkembang di daerah lumbung padi, karena peternak itik memanfaatkan areal persawahan sebagai ladang penggembalaan itik, dan juga di daerah sekitar pantai yang banyak dihasilkan ikan. Jenis itik yang dipelihara pada umumnya adalah itik petelur. Produksi dan kualitas telur itik sangat dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan yang dilakukan peternak (Balitbang Deptan, 2010). Dalam usaha peternakan itik, dikenal berbagai sistem pemeliharaan dan sistem gembala ekstensif yang masih merupakan sistem pemeliharaan yang masih banyak diterapkan peternak sekarang ini. Beberapa penelitian melaporkan bahwa pada sistem pemeliharaan seperti ini produktivitas itik sangat rendah. Produksi telur rata-rata pada sistem gembala berkisar antara 26,9 41,3 persen (Setioko et al., 1985); sedangkan pada sistem terkurung rata-rata 78,00 ± 19,00 persen (Ismoyowati et al., 2009) Rendahnya tingkat produksi telur itik pada sistem pemeliharaan ekstensif karena itik sangat tergantung pada ketersediaan pakan alami yang ada di sawah pasca panen. Bahan pakan yang dimanfaatkan adalah butir-butir padi Jurnal Pembangunan Pedesaan Volume 11 Nomor 1, Juni 2011, hal

2 46 yang tercecer, keong, katak kecil, belalang, dan serangga (Setioko et al.,1985). Kemampuan itik beradaptasi dan kemampuannya bertelur dalam jumlah banyak menyebabkan unggas ini cocok dalam sistem pertanian khususnya padi. Itik membantu memangsa berbagai hewan pengganggu tanaman padi dan memanfaatkan butir-butir padi yang jatuh pada saat panen (Powell, 2004). Pada sisi lain, pemeliharaan secara terkurung menghadapi tantangan tersendiri dari sudut kenyamanan ternak (animal welfare) karena itik tidak lagi hidup secara alami, tidak dapat berkeliaran dan makan secara bebas. Sebaliknya dengan sistem terkurung kehidupan itik menjadi terbatas serta pakan tergantung sepenuhnya kepada peternak. Itik memiliki peran sebagai penghasil telur dan daging yang cukup baik, sebanyak 19,35% dari ton kebutuhan telur di Indonesia yang dipenuhi dari telur itik setelah telur ayam niaga. Perananannya sebagai penghasil daging masih rendah yaitu baru sekitar 0,5% dari 3 juta ton kebutuhan daging nasional (Ditjennak, 2007). Tingkat produktivitas itik lokal Indonesia baik telur maupun daging masih rendah dan berpeluang besar untuk ditingkatkan. Perbedaan sistem pemeliharaan menyebabkan tingkat produksi telur yang dihasilkan berbeda pula. Perbedaan sistem pemeliharaan dan topografi daerah dalam usaha ternak itik akan berpengaruh terhadap produksi telur. Daerah sentra pertanian dan perikanan memiliki kondisi lingkungan yang berbeda, mengakibatkan perbedaan pada ketersediaan sumber daya alam. Daerah pertanian merupakan daerah dengan komoditas utama hasil pertanian sehingga ketersediaan pakan untuk ternak sebagian besar berasal dari limbah pertanian; sedangkan daerah perikanan dekat dengan pantai yang ketersediaan sumber daya alam berasal dari limbah pertanian dan perikanan. Ketersediaan pakan yang berbeda akan berpengaruh pada pola komposisi pakan yang diberikan, produksi dan pendapatan peternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan produksi telur dan tingkat pendapatan sistem pemeliharaan gembala dan terkurung di daerah pertanian dan perikanan. METODE PENELITIAN Sasaran penelitian adalah peternak yang memelihara itik dengan sistem pemeliharaan gembala dan terkurung di Kabupaten Purbalingga yang merupakan daerah sentra pertanian yaitu kecamatan Kaligondang dan Bukateja; dan Kabupaten Cilacap yang merupakan daerah sentra perikanan yaitu kecamatan Kroya dan Adipala. Penelitian dilakukan dengan metode survai. Sumber data terdiri dari data primer dan sekunder, data primer diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara langsung dengan peternak menggunakan daftar pertanyaan, khususnya mengenai data produksi, jenis pakan, biaya, penerimaan, dan manajemen pemeliharaan. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dengan penelitian (Dinas Peternakan, Bappeda, BPS Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Cilacap), pustaka, dan hasil penelitian terdahulu. Penetapan sampel menggunakan metode Cluster Sampling (daerah), dengan lokasi ternak yaitu daerah pertanian dan perikanan sebagai cluster dan sub cluster adalah sistem pemeliharaan (terkurung dan gembala). Pemilihan sampel di kecamatan secara purposive sampling dengan kriteria daerah yang terdapat peternak itik baik sistem pemeliharaan gembala maupun terkurung. Kabupaten Purbalingga terpilih untuk mewakili daerah sentra pertanian; sedangkan Kabupaten Cilacap untuk wilayah daerah perikanan. Pemilihan sampel peternak Produksi Telur dan Pendapatan Peternak Itik... (Ismoyowati & I. Suswoyo)

3 47 sistem pemeliharaan gembala pada kedua daerah diambil dengan metode random sampling sebanyak 25% dari populasi 80 orang, sehingga responden terpilih sebanyak 20 orang untuk masing-masing kabupaten. Pemilihan sampel peternak sistem pemeliharaan terkurung diambil dengan metode sensus yaitu semua peternak yang memelihara itik secara terkurung dari seluruh populasi yang terpilih yaitu sebesar 15 orang untuk masing-masing wilayah. Variabel penelitian yang diamati meliputi: 1. Produksi telur adalah jumlah telur yang dihasilkan selama periode satu bulan pencatatan produksi pada usaha peternakan itik responden. 2. Hen day production (HDP) adalah perbandingan jumlah telur yang diproduksi dengan jumlah itik betina hidup dalam satu periode pencatatan dengan satuan persen. 3. Penerimaan adalah jumlah penjualan produk berupa telur itik dinyatakan dalam satuan rupiah selama satu bulan. 4. Pendapatan adalah jumlah keseluruhan penerimaan dikurangi biaya produksi yang telah dikeluarkan dinyatakan dalam satuan rupiah dalam kurun waktu satu bulan. 5. Biaya Produksi merupakan jumlah dari biaya tetap (biaya peralatan, itik, kandang dan penyusutan) dan biaya variabel (biaya pakan, tenaga kerja, transportasi, dan rehabilitasi kandang) dinyatakan dalam rupiah per satu bulan. Pendapatan dianalisis model analisis cashflow; dengan menggunakan rumus sebagai berikut: I = TR TC; TC = TVC + TFC dan TR = Y Py (Moleong, 2004). Keterangan: I = Pendapatan TVC = Biaya variabel total TR = Total penerimaan TFC = Biaya tetap total TC = Biaya total yang dikeluarkan Y = Jumlah produk telur Py = Harga produk yang dihasilkan Perbedaan produksi telur dan pendapatan antara sistem gembala dan sistem terkurung di daerah sentra pertanian dan perikanan dianalisis dengan nested clasification (pola tersarang) dengan daerah sebagai grup, sistem pemeliharaan sebagai sub grup, dan peternak sebagai sampel. Uji lanjut yang digunakan adalah uji BNJ (beda nyata jujur) untuk mengetahui perbedaan antar sub grub yang dibandingkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Pemeliharaan Itik Sistem pemeliharaan yang dilakukan pada usaha itik di Kabupaten Purbalingga dan Cilacap yang mewakili daerah daerah pertanian dan perikanan menunjukkan adanya perbedaan, baik untuk sistem pemeliharaan gembala maupun terkurung. Pada sistem pemeliharaan gembala di Kabupaten Purbalingga, ternak dilepaskan untuk mencari pakan mulai jam 7 pagi sampai jam 4 sore. Peternak di Kabupaten Cilacap melepaskan itik ke padang gembalaan dalam dua kali frekuensi yaitu mulai jam 8-10 dan jam 1-4 sore. Persamaan dari kedua kabupaten ini, masing-masing peternak tidak memberi pakan tambahan, tetapi beberapa peternak memberi obat yang dicampur pada minuman ketika ternak sakit. Pemeliharaan itik secara gembala tidak memperhatikan jenis bahan pakan yang digunakan. Peternak gembala hanya mengandalkan pakan dari sumber daya yang tersedia di areal penggembalaan. Peternak terkurung memberikan pakan disesuaikan dengan kebutuhan itik untuk mencapai produksi yang optimal. Peternak di Kabupaten Jurnal Pembangunan Pedesaan Volume 11 Nomor 1, Juni 2011, hal

4 48 Purbalingga yang memelihara itik secara terkurung memberikan pakan berupa bekatul, nasi aking, dedak dan konsentrat. Pada sistem terkurung di Kabupaten Cilacap, peternak memberikan pakan berupa bekatul, jagung, konsentrat, dedak, nasi aking, ikan laut, dan kerang (lancang) yang memiliki kadar kalsium dan protein yang cukup. Hasil penghitungan kandungan protein kasar dan energi pada sistem terkurung di Kabupaten Purbalingga masingmasing sebesar 15,46% dan 2769,9 kkal. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Saleh (2004) bahwa protein yang dibutuhkan pada periode bertelur sebesar 15-17%. Prasetyo dan Muryanto (2006) menyatakan bahwa kandungan energi yang dibutuhkan itik umur > 16 minggu adalah sebesar 2800 kkal. Kandungan protein kasar dan energi yang diberikan pada sistem terkurung di Kabupaten Cilacap masing-masing sebesar 13,33 % dan 2777,53 kkal. Kebutuhan nutrisi itik periode produksi telur yang utama adalah kadar protein ransum sebesar persen dan tingkat energi metabolis sebesar 2900 kkal/kg (Sinurat dkk., 2000). Jumlah Kepemilikan Itik Jumlah kepemilikan itik betina berkisar antara ekor dengan rata-rata sebanyak 226,5 ekor. Ranto dan Maloedyn (2008) menyatakan jumlah kepemilikan rata-rata pada sistem terkurung berkisar antara ekor yang termasuk skala usaha sedang. Jumlah kepemilikan itik pada sistem gembala kurang dari 1000 ekor. Rata-rata kepemilikan itik betina pada masing-masing daerah dan sistem pemeliharaan tersaji pada Tabel 1. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa kepemilikan jumlah itik antara sistem pemeliharaaan berbeda nyata (P<0,05); sedangkan jumlah kepemilikan antara kabupaten berbeda tidak nyata (P>0,05). Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah kepemilikan itik betina pada sistem terkurung lebih banyak daripada sistem gembala. Hal tersebut dipengaruhi oleh kemampuan seorang penggembala dalam menggembala itik terbatas. Banyaknya jumlah itik yang dipelihara dapat berpengaruh terhadap pendapatan peternak. Semakin banyak itik yang dipelihara maka dapat meningkatkan pendapatan, tetapi dengan konsekuensi meningkatnya biaya pakan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gusasi dan Saade (2006) bahwa skala usaha yang lebih besar akan memperoleh penerimaan yang cukup. Semakin besar skala usaha, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai usaha tersebut. Produksi Telur Usaha ternak itik dalam penelitian ini Tabel 1. Rataan Jumlah Itik Betina di Daerah Pertanian (Kabupaten Purbalingga) dan Perikanan (Kabupaten Cilacap) Jumlah Itik Betina (ekor) Daerah Terkurung Gembala Rata-rata Pertanian (Purbalingga) 293,73±326,69 ab 163,95 ±58,71 b 228,84±223,87 Perikanan(Cilacap) 269,13±88,49 a 179,35±45,43 ab 224,24±80,06 Rata-rata 281,43±235,50 171,65±52,40 226,54±160,89 Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom dan baris yang berbeda menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01) Produksi Telur dan Pendapatan Peternak Itik... (Ismoyowati & I. Suswoyo)

5 49 memiliki produk utama berupa telur dan tidak ada produk sampingan yang dihasilkan. Sebagian besar peternak baik pada sistem pemeliharaan gembala maupun terkurung di daerah pertanian (Purbalingga) dan perikanan (Cilacap) menjual telur itik sebagai telur konsumsi, dan hanya satu orang saja yang melakukan penjulan telur sebagai telur konsumsi dan telur tetas. Produksi telur sangat berpengaruh terhadap pendapatan sebab penerimaan hanya berasal dari penjualan telur. Prasetyo dan Ketaren (2005) menyatakan bahwa kemampuan produksi telur itik dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah kualitas bibit, umur ternak, kondisi lingkungan, dan yang utama adalah kualitas pakan. Tabel 2 menunjukkan bahwa produksi telur itik selama satu bulan pada sistem pemeliharaan terkurung baik di daerah pertanian maupun perikanan lebih pertanian dibandingkan dengan sistem pemeliharaan gembala. Hal tersebut disebabkan oleh rataan jumlah ternak di Kabupaten Purbalingga sistem pemeliharaan terkurung lebih pertanian dibandingkan dengan sistem pemeliharaan yang lain. Dilihat dari HDP, sistem pemeliharaan terkurung baik di Kabupaten Purbalingga maupun Kabupaten Cilacap lebih tinggi daripada sistem pemeliharaan gembala seperti yang terlihat pada Tabel 2. Selain itu, faktor umur itik juga mempengaruhi produksi telur. Umur pertama bertelur itik adalah pada umur 23 minggu. Itik memiliki kemampuan produksi telur sampai umur 74 minggu (Saleh, 2004). Puncak produksi itik dicapai pada umur 3 bulan dari awal produksi, berlangsung selama 2 bulan, dan setelah itu produksi telur mulai menurun (Hardjosworo, 2001). HDP telur itik berkisar antara 5,18% sampai 82,13% dengan rata-rata HDP sebesar 47,85%. Rataan hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan penelitian Ismoyowati, et al. (2009) yang melaporkan HDP telur itik Tegal pada umur 6 bulan sebesar 78,00 ± 19 %. Produksi telur dipengaruhi pakan yang diberikan dan kondisi lingkungan. Kandungan protein dan energi pakan pada sistem terkurung di daerah pertanian (Purbalingga) yaitu sebesar 15,46% dan 2769,9 kkal/kg, lebih tinggi dibandingkan dengan sistem terkurung di daerah perikanan (Cilacap) yaitu sebesar 13,33% dan 2777,53 kkal/kg. Rendahnya HDP pada sistem gembala diduga karena rendahnya kualitas pakan. Itik pada sistem gembala tidak diberi pakan tambahan oleh peternak. Itik hanya mendapatkan pakan dari area penggembalaan tanpa diketahui kecukupan kebutuhan nutriennya. Nutrien pakan yang tinggi di daerah pertanian disebabkan karena pemberian konsentrat yang cukup sebagai sumber protein; sedangkan di daerah perikanan Tabel 2. Rataan Produksi Telur, Jumlah Ternak dan Umur Ternak Sistem Gembala dan Terkurung di Daerah Pertanian dan Perikanan Daerah Pertanian (Purbalingga) Perikanan (Cilacap) Sistem Pemeliharaan Terkurung Gembala Terkurung Gembala Produksi Telur (butir/bulan) 4967, , , ,00 Jumlah Ternak (ekor) 337,00 168,00 279,00 182,00 Umur Ternak (bulan) 12,20 13,18 12,55 10,33 HDP (%) 60,42 a 43,39 b 57,79 a 45,92 b Keterangan: Superskrip yang berbeda pada kolom yang berbeda menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01) Jurnal Pembangunan Pedesaan Volume 11 Nomor 1, Juni 2011, hal

6 50 meskipun diberikan pakan ikan segar tetapi jumlahnya sangat terbatas. Pendapatan Usaha Ternak Itik Penelitian ini menggunakan analisis pendapatan secara cash out flow selama satu bulan yaitu bunga modal, biaya tenaga kerja keluarga, dan sewa lahan (lahan sendiri) tidak diperhitungkan. Perhitungan pendapatan diperoleh dari selisih antara penerimaan dan biaya. (1) Penerimaan Penerimaan dalam usaha tani dapat dibagi menjadi dua: penerimaan tunai yaitu diperoleh dari penjualan produk; dan penerimaan tidak tunai yang diperoleh dari selain penjualan produk (Soekartawi, 2004). Rataan penerimaan usaha itik sistem pemeliharaan gembala dan terkurung di daerah pertanian dan perikanan dapat dilihat di Tabel 3. Penerimaan tertinggi usaha itik sistem pemeliharaan terkurung di daerah sentra pertanian (Kabupaten Purbalingga) sebesar Rp ,00. Demikian juga, penerimaan yang terendah sebesar Rp ,88 pada pemeliharaan secara gembala. Hal tersebut disebabkan produksi telur itik pada sistem pemeliharaan terkurung di Kabupaten Purbalingga lebih tinggi dibandingkan sistem pemeliharaan lainnya. Rataan harga jual telur/butir paling tinggi juga terdapat pada sistem pemeliharaan terkurung di Kabupaten Purbalingga. Semakin besar produksi dan harga jual yang tinggi maka penerimaan yang diperoleh peternak juga semakin besar. Besar kecilnya penerimaan yang diperoleh oleh peternak akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh oleh peternak. Semakin besar penerimaan yang diperoleh maka akan semakin besar pendapatan yang diperoleh didukung dengan biaya produksi yang dikeluarkan dapat ditekan. Penerimaan diperoleh dari hasil penjualan produk berupa telur konsumsi dan telur tetas selama satu bulan. Dari lima belas peternak sistem pemeliharaan terkurung di Kabupaten Purbalingga, seorang peternak melakukan diversifikasi usaha yaitu selain menjual telur konsumsi, dan juga menjual DOD hasil penetasan sendiri. Skala usaha dari peternak diversifikasi ini mencapai 1400 ekor itik dengan HDP sebesar 46,45%. Sebanyak ±90% dari telur yang dihasilkan digunakan sebagai telur tetas dan sisanya ±10% atau telur yang tidak layak sebagai telur tetas dijual sebagai telur konsumsi. Daya tetas di peternakan ini cukup tinggi yaitu mencapai ±70% dengan sex ratio jantan betina 1:1. Penerimaan dari penjualan DOD juga lebih menguntungkan dari pada menjual telur konsumsi. Harga jual DOD jantan sebesar Rp 3.000,00 dan DOD betina sebesar Rp 6.000,00. Oleh karena itu, rataan penerimaan sistem pemeliharaan terkurung di Kabupaten Purbalingga lebih baik pada daerah pertanian dibandingkan sistem pemeliharaan lainnya. Tabel 3. Rataan Penerimaan Peternak Itik Sistem Gembala dan Terkurung di Daerah Pertanian dan Perikanan (selama 1 bulan) Daerah Pertanian Perikanan Sistem Pemeliharaan Terkurung Gembala Terkurung Gembala Penerimaan (Rp) , , , ,50 Penerimaan/ekor (Rp) , , , ,48 Produksi (butir) 4967, , , ,00 Jumlah Ternak (ekor) 337,00 168,00 279,00 182,00 Harga telur/butir (Rp) 1223, ,00 966,67 920,00 Produksi Telur dan Pendapatan Peternak Itik... (Ismoyowati & I. Suswoyo)

7 51 Rataan penerimaan per ekor per bulan pada sistem pemeliharaan terkurung di Kabupaten Purbalingga juga lebih tinggi dibandingkan sistem pemeliharaan yang lain yaitu sebesar Rp ,55 ± ,77. Rataan penerimaan per ekor per bulan paling rendah terdapat pada sistem pemeliharaan gembala di Kabupaten Cilacap sebesar Rp ,48 ± 6.347,32. Hal tersebut disebabkan oleh rataan harga telur pada sistem pemeliharaan gembala di Kabupaten Cilacap paling baik di daerah perikanan dibandingkan dengan sistem pemeliharaan lainnya meskipun skala usaha dan produksinya lebih baik di daerah pertanian dari pada sistem pemeliharaan gembala di Kabupaten Purbalingga. 2. Biaya Produksi Berdasarkan hasil penelitian, biaya produksi dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah dengan atau tidak adanya itik yang dipelihara di kandang. Sekalipun peternakan dalam masa istirahat, biaya ini tetap dikeluarkan. Biaya tetap dalam penelitian ini meliputi biaya penyusutan dari kandang, peralatan, ternak, iuran desa (pajak bagi sistem pemeliharaan gembala) dan sewa lahan. Biaya variabel merupakan biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah itik yang dipelihara. Semakin banyak itik yang dipelihara maka semakin besar biaya variabel yang dikeluarkan (Rasyaf, 1996). Biaya variabel dalam penelitian Tabel 4. Rataan Biaya Produksi Sistem Gembala dan Terkurung di Kabupaten Purbalingga dan Cilacap (Bulan) Rataan Kabupaten Purbalingga (Rp) Kabupaten Cilacap (Rp) Gembala % Terkurung % Gembala % Terkurung % Biaya Tetap: Sewa lahan , , Penyusutan , , , ,75 Makan peternak , ,48 Iuran warga , , Tenaga kerja , Total biaya tetap , , , ,75 Biaya variabel: Rapid/cat , , Obat , , , Pakan , , , ,57 Transport , , , ,92 Perbaikan kandang , ,77 Perbaikan mesin tetas , Minyak , Tempat DOD , Listrik , Total biaya variabel , , , ,25 Biaya total , , Skala usaha Biaya per ekor Jurnal Pembangunan Pedesaan Volume 11 Nomor 1, Juni 2011, hal

8 52 meliputi biaya pakan, obat, listrik dan transportasi yang dianalisis selama satu bulan. Tabel 4 menunjukkan bahwa rataan biaya produksi per ekor per bulan tertinggi dikeluarkan pada sistem pemeliharaan terkurung di Kabupaten Purbalingga sebesar Rp ,00 dan biaya yang terendah pada sistem pemeliharaan gembala di Kabupaten Cilacap sebesar Rp 4.693,00. Biaya produksi tertinggi pada sistem pemeliharaan terkurung di Kabupaten Purbalingga dan Cilacap adalah biaya pakan mencapai 77,95% dan 85,57% dari total biaya yang dikeluarkan. Hal tersebut sesuai dengan temuan Mangisah dkk (2009) bahwa semakin banyak jumlah ternak yang dimiliki maka semakin banyak biaya yang dikeluarkan khususnya untuk pakan yang merupakan biaya terbesar dari total biaya yang dikeluarkan yaitu mencapai 60 80%. Rataan biaya produksi pada sistem pemeliharaan gembala di Kabupaten Purbalingga dan Cilacap relatif sama. Pada sistem pemeliharaan gembala biaya terbesar yang dikeluarkan adalah untuk kebutuhan penggembalaan tetapi biaya ini tidak terpengaruh jumlah ternak yang digembalakan. Rataan biaya produksi pada sistem pemeliharaan gembala di Kabupaten Purbalingga dan Cilacap memiliki selisih yang berbeda jauh. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain: (1). Harga bahan pakan yang berbeda di Kabupaten Purbalingga dan Cilacap. Perbedaan yang nyata pada rataan harga konsentrat di Kabupaten Purbalingga sebesar Rp 6239,29 ± 978,84; sedangkan di Kabupaten Cilacap sebesar Rp 6714,29 ± 453,80. Harga bahan pakan juga dipengaruhi iklim. Bahan pakan harganya lebih di daerah pertanian pada musim hujan dibandingkan pada musim kemarau, sehingga peternak bisa melakukan teknik pengawetan bahan pakan untuk penimbunan pakan di musim hujan. (2). Jumlah pemberian pakan terkait dengan jumlah ternak yang dimiliki. Semakin banyak jumlah ternak yang dimiliki maka jumlah pakan yang diberikan juga semakin banyak. Selisih harga pakan yang berbeda antar kabupaten akan berpengaruh pada biaya pakan yang dikeluarkan. Biaya sangat mempengaruhi pendapatan, semakin besar biaya yang dikeluarkan maka semakin kecil pendapatan yang diterima. 3. Pendapatan Berdasarkan hasil penelitian rataan pendapatan peternak itik sistem gembala di daerah sentra pertanian (Kabupaten Purbalingga) adalah Rp ,95 ± ,37 dengan kisaran pendapatan per responden yaitu Rp ,00 sampai Rp ,00; sedangkan pada sistem pemeliharaan terkurung sebesar Rp ,22 ± ,01 dengan kisaran Rp ,00 sampai Rp ,67. Tabel 5 menunjukkan rataan pendapatan per ekor per bulan tertinggi adalah usaha itik dengan sistem pemeliharaan terkurung di daerah pertanian (Purbalingga) sebesar Rp 8.502,62 ± ,08 dan rataan pendapatan terendah pada sistem pemeliharaan terkurung di daerah perikanan (Cilacap) sebesar Rp 5.621,28 ± 4.498,89. Hal tersebut karena rataan jumlah kepemilikan ternak pada sistem pemeliharaan terkurung di Purbalingga lebih besar berkisar antara 337 ± 425 ekor; sedangkan pada sistem terkurung di Cilacap berkisar 279 ± 98,68 ekor. Jumlah kepemilikan ternak akan berpengaruh pada banyaknya produksi telur. Gusasi dan Saade (2006) bahwa pendapatan pertanian dapat dicapai dengan penambahan sumbersumber usaha antara lain dengan penanaman modal yang lebih besar, dalam hal ini adalah jumlah ternak itik. Peningkatan produksi telur akan meningkatkan penerimaan. Semakin besar Produksi Telur dan Pendapatan Peternak Itik... (Ismoyowati & I. Suswoyo)

9 53 Tabel 5. Rataan Pendapatan, Penerimaan dan Biaya Usaha Ternak Itik Sistem Gembala dan Terkurung di Daerah Pertanian dan Perikanan (Rupiah) Daerah Pertanian (Purbalingga) Perikanan (Cilacap) Sistem Pemeliharaan Terkurung Gembala Terkurung Gembala Penerimaan (Rp) , , , ,50 Biaya (Rp) , , , ,00 Pendapatan (Rp) ,22 a ,95 a ,36 a ,63 a Pendapatan/ekor (Rp) 8.502, , , ,98 Ternak 337,00 168,00 279,00 182,00 Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang berbeda menunjukan perbedaan nyata (P<0,05). penerimaan yang diperoleh maka akan semakin besar pendapatan yang diperoleh didukung biaya yang dapat ditekan. Pendapatan tidak hanya dipengaruhi oleh perbedaan topografi kedua daerah dan sistem pemeliharaan yang berbeda tetapi juga dipengaruhi beberapa faktor lain antara lain jumlah kepemilikan ternak, umur ternak, produksi ternak, harga bahan pakan dan harga jual produk. Sistem pemeliharaan terkurung di daerah pertanian memiliki jumlah ternak lebih tinggi dibanding sistem pemeliharaan gembala. Penerimaan yang diperoleh pada sistem pemeliharaan terkurung lebih besar, tetapi juga diimbangi dengan pengeluaran yang besar pula khususnya untuk biaya pakan. Pada sistem pemeliharaan gembala, peternak dapat memperoleh penerimaan lebih besar sebab tidak perlu mengeluarkan biaya pakan. Oleh karena itu, pendapatan pada kedua sistem pemeliharaan di kedua daerah relatif sama. SIMPULAN Performams produksi telur itik tertinggi adalah pada sistem pemeliharaan terkurung di daerah sentra pertanian (Purbalingga) dengan HDP sebesar 60,42%. Akan tetapi, pendapatan usaha ternak itik pada sistem pemeliharaan terkurung dan gembala di daerah pertanian dan perikanan relatif sama karena produksi yang tinggi membutuhkan biaya yang tinggi pula. DAFTAR PUSTAKA Balitbang Departemen Pertanian Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Unggas. Departemen Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Peternakan Buku Statistik Peternakan. Departemen Pertanian. Jakarta. Gusasi, A. dan M. A. Saade Analysis of Income and Efficiency of Effort Chicken Livestock at Small Industry Scale. Jurnal Agrisistem, 2 (1): 1-9. Hardjosworo, P. S., A. Setioko, P. P. Ketaren, L. H. Prasetyo, A. P. Sinurat dan Rukmiasih Perkembangan Teknologi Peternakan Unggas Air di Indonesia. Prosiding Lokakarya Unggas Air. Pengembangan Agribisnis Unggas Air Sebagai Peluang Usaha Baru. Bogor, 6-7 Agustus Ismoyowati., I. Suswoyo., A. T. A. Sudewo dan S. A. Santosa Peningkatan Produktivitas Itik Tegal Melalui Seleksi Individu. Animal production 11 (3) Mangisah, I., B. Sukamto dan M. H. Nasution Implementasi Daun Eceng Gondok Fermentasi Dalam Ransum Itik. www. Jurnal Pembangunan Pedesaan Volume 11 Nomor 1, Juni 2011, hal

10 54 pustaka-deptan.go.id. diakses 5 Januari Moleong, L Metode Penelitian Kualitatif. Edisi IV. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Powell, J. C Modern Depelopments in a Traditional System : Egg Layer Ducks in Asia. World Poultry (12). 10 : Prasetyo, A. dan Muryanto Profil Usahatani Unggas di Kabupaten Brebes (Studi Kasus). Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing. Hal Prasetyo, H. P. dan P. Ketaren Interaksi Antara Itik dan Kualitas Ransum pada Produksi dan Kualitas Telur Itik Lokal. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Ranto dan Maloedyn, S Panduan Lengkap Beternak Itik. Edisi Revisi III. Agro Media Pustaka. Tanggerang. Rasyaf, M Manajemen Peternakan Ayam Broiler. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 67 Saleh, E Pengelolaan Ternak Itik di Pekarangan Rumah. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. Sumatra Utara. Tersedia di website download/fp/ternak-eniza.pdf. (Diakses 17 Januari 2011) Setioko, A.R., D.J.S. Hetzel and A.J. Evans Duck Production in Indonesia. Dalam: Duck Production: Science and World Practice (Editor D.J. Farrell dan P. Stapleton). University of New England. Armidale. Sinurat, A. P., Miftah dan Pasaribu Pengaruh Sumber dan Tingkat Energi Ransum Terhadap penampilan Itik Lokal. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Soekartawi Agribisnis: Teori dan Apilikasinya. Cetakan ke-8. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Produksi Telur dan Pendapatan Peternak Itik... (Ismoyowati & I. Suswoyo)

SUSUT MASAK DAN ph DAGING ITIK LOKAL AFKIR BERDASARKAN SISTEM PEMELIHARAAN DAN LOKASI YANG BERBEDA

SUSUT MASAK DAN ph DAGING ITIK LOKAL AFKIR BERDASARKAN SISTEM PEMELIHARAAN DAN LOKASI YANG BERBEDA SUSUT MASAK DAN ph DAGING ITIK LOKAL AFKIR BERDASARKAN SISTEM PEMELIHARAAN DAN LOKASI YANG BERBEDA (COOKING LOSS AND ph OF LOCAL SPENT DUCK MEAT BASED ON DIFFERENT SYSTEMS AND FARMING LOCATION) Ershandy

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS ITIK TEGAL DI DAERAH SENTRA PENGEMBANGAN PADA PEMELIHARAAN INTENSIF

PRODUKTIVITAS ITIK TEGAL DI DAERAH SENTRA PENGEMBANGAN PADA PEMELIHARAAN INTENSIF PRODUKTIVITAS ITIK TEGAL DI DAERAH SENTRA PENGEMBANGAN PADA PEMELIHARAAN INTENSIF SUBIHARTA, D. M. YUWONO, A. HERMAWAN dan HARTONO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek Kotak

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL (Profitability Analysis at Development of Duck Effort in Pagerbarang District at Tegal Regency) Budiraharjo,

Lebih terperinci

PELUANG DAN POTENSI USAHA TERNAK ITIK DI LAHAN LEBAK ABSTRAK

PELUANG DAN POTENSI USAHA TERNAK ITIK DI LAHAN LEBAK ABSTRAK PELUANG DAN POTENSI USAHA TERNAK ITIK DI LAHAN LEBAK Eni Siti Rohaeni 1 dan Yanti Rina 2 1. BPTP Kalimantan Selatan 2. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) ABSTRAK Ternak itik merupakan salah

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA ITIK ALABIO DENGAN SISTEM LANTING DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

ANALISIS KELAYAKAN USAHA ITIK ALABIO DENGAN SISTEM LANTING DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH ANALISIS KELAYAKAN USAHA ITIK ALABIO DENGAN SISTEM LANTING DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH (Feasibility Analysis of Alabio Duck Farm with Lanting System at Hulu Sungai Tengah) ENI SITI ROHAENI Balai Pengkajian

Lebih terperinci

BOBOT DAN PERSENTASE BAGIAN-BAGIAN KARKAS ITIK MOJOSARI AFKIR BERDASARKAN SISTEM DAN LOKASI PEMELIHARAAN

BOBOT DAN PERSENTASE BAGIAN-BAGIAN KARKAS ITIK MOJOSARI AFKIR BERDASARKAN SISTEM DAN LOKASI PEMELIHARAAN BOBOT DAN PERSENTASE BAGIAN-BAGIAN KARKAS ITIK MOJOSARI AFKIR BERDASARKAN SISTEM DAN LOKASI PEMELIHARAAN (THE WEIGHT AND PERCENTAGE OF SPENT MOJOSARI DUCK CARCASS PARTION PERCENTAGE BASED ON THE SYSTEM

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI (Oriza sativa L) DAN TERNAK ITIK PETELUR (Studi Kasus di Kelompok Mukti Tani Desa Banjarsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ai Indah Perwati, Dedi

Lebih terperinci

KERAGAAN PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL DITINGKAT PETERNAK DAN UPAYA PENINGKATANNYA DALAM MENDUKUNG KECUKUPAN PANGAN HEWANI

KERAGAAN PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL DITINGKAT PETERNAK DAN UPAYA PENINGKATANNYA DALAM MENDUKUNG KECUKUPAN PANGAN HEWANI KERAGAAN PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL DITINGKAT PETERNAK DAN UPAYA PENINGKATANNYA DALAM MENDUKUNG KECUKUPAN PANGAN HEWANI Subiharta, Dian Mahrso Yuwono dan Agus Hermawan Balai engkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS) PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS) A. PRASETYO dan MURYANTO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek, Sidomulyo PO. Box 101, Ungaran ABSTRAK Kabupaten Brebes

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG ISSN: 4-8837 EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG Efficiency Efforts of Modern and Traditional Ducks Breeding on A Household Scale in Lebong

Lebih terperinci

DAYA IKAT AIR DAN KEEMPUKAN DAGING ITIK MOJOSARI AFKIR BERDASARKAN SISTEM DAN LOKASI PEMELIHARAAN

DAYA IKAT AIR DAN KEEMPUKAN DAGING ITIK MOJOSARI AFKIR BERDASARKAN SISTEM DAN LOKASI PEMELIHARAAN DAYA IKAT AIR DAN KEEMPUKAN DAGING ITIK MOJOSARI AFKIR BERDASARKAN SISTEM DAN LOKASI PEMELIHARAAN (WATER HOLDING CAPACITY AND MEAT TENDERNESS OF SPENT MOJOSARI DUCK BASED ON SYSTEMS AND FARMING LOCATION)

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO

PROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO PROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO (Breeding Program of Ma Ducks in Bptu Pelaihari: Selection of Alabio Parent Stocks) A.R. SETIOKO

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN Sunanto dan Nasrullah Assesment Institution an Agricultural Technology South Sulawesi, Livestock research center ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN TRADISIONAL ITIK PETELUR DI KABUPATEN JEMBER.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN TRADISIONAL ITIK PETELUR DI KABUPATEN JEMBER. ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN TRADISIONAL ITIK PETELUR DI KABUPATEN JEMBER Hariadi Subagja 1, Novi Pradita Erlina 2, Erfan Kustiawan 1 1Jurusan Perternakan, Politeknik Negeri Jember 2Manajemen Bisnis

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA Muhammad Sujudi 1) Dhyvhy29@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Enok Sumarsih 2) sumarsihenok@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Itik merupakan sumber daya genetik yang tinggi keanekaragamannya, baik dalam hal jenis maupun potensi produksinya. Ternak itik juga mempunyai potensi untuk dikembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN IKAN PIRIK (LEIOGNATHIDAE) KERING DAN SEGAR TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL PADA PEMELIHARAAN INTENSIF

PENGARUH PENGGUNAAN IKAN PIRIK (LEIOGNATHIDAE) KERING DAN SEGAR TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL PADA PEMELIHARAAN INTENSIF PENGARUH PENGGUNAAN IKAN PIRIK (LEIOGNATHIDAE) KERING DAN SEGAR TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL PADA PEMELIHARAAN INTENSIF (The Effect of Dried and Fresh Pirik Fish (Leiognathidae) Feeding on Egg Production

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak unggas penghasil telur, daging dan sebagai binatang kesayangan dibedakan menjadi unggas darat dan unggas air. Dari berbagai macam jenis unggas air yang ada di Indonesia,

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PEMELIHARAAN DAN MUTU PAKANUNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TELUR TERNAK ITIK LOKAL DI KABUPATEN MERAUKE, PAPUA

PERBAIKAN SISTEM PEMELIHARAAN DAN MUTU PAKANUNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TELUR TERNAK ITIK LOKAL DI KABUPATEN MERAUKE, PAPUA PERBAIKAN SISTEM PEMELIHARAAN DAN MUTU PAKANUNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TELUR TERNAK ITIK LOKAL DI KABUPATEN MERAUKE, PAPUA Usman, B. M. W. Tiro, dan Afrizal Malik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BEKICOT SAWAH (TUTUT) SEBAGAI SUPLEMENTASI PAKAN ITIK UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ITIK PETELUR DI DESA SIMOREJO-BOJONEGORO

PEMANFAATAN BEKICOT SAWAH (TUTUT) SEBAGAI SUPLEMENTASI PAKAN ITIK UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ITIK PETELUR DI DESA SIMOREJO-BOJONEGORO 1 PEMANFAATAN BEKICOT SAWAH (TUTUT) SEBAGAI SUPLEMENTASI PAKAN ITIK UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ITIK PETELUR DI DESA SIMOREJO-BOJONEGORO Nonok Supartini dan Hariadi Darmawan Program Studi Peternakan,

Lebih terperinci

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif Performance of Male and Female Talang Benih Duck Growth Reared Intensively Kususiyah dan Desia Kaharuddin Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL 1 ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Profitability Analysis of Livestock Broiler Business with Partnership Pattern in the

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK ITIK PEDAGING BERDASARKAN SKALA USAHA YANG BERBEDA DI DESA SIPODECENG KECAMATAN BARANTI KABUPATEN SIDRAP

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK ITIK PEDAGING BERDASARKAN SKALA USAHA YANG BERBEDA DI DESA SIPODECENG KECAMATAN BARANTI KABUPATEN SIDRAP ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK ITIK PEDAGING BERDASARKAN SKALA USAHA YANG BERBEDA DI DESA SIPODECENG KECAMATAN BARANTI KABUPATEN SIDRAP Analysis of the Operating Revenue Based Scale Broiler Breeder of Different

Lebih terperinci

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING Seminar Nasional Hasil Penelitian, 2016 KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih, Mardhiyah Hayati Universitas

Lebih terperinci

TINGKAT KEPADATAN GIZI RANSUM TERHADAP KERAGAAN ITIK PETELUR LOKAL

TINGKAT KEPADATAN GIZI RANSUM TERHADAP KERAGAAN ITIK PETELUR LOKAL Seminar Nasional Peternakan dan Peteriner 1999 TINGKAT KEPADATAN GIZI RANSUM TERHADAP KERAGAAN ITIK PETELUR LOKAL ME. TOGATOROP, Y.C. RAHARDJO, dan BROTO WIBOWO Balai Penelitian Terrtak, P.O. Box 221,

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai

ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai 1 ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai THE BREEDING DUCKS EGG LAYER ANALYSIS STADIUM GENERAE : BANDAR KHALIFAH, SERDANG BEDAGAI S REGENCY 1)Riwan Sinaga,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 75 85 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG Nidya Diani *), Iskandarini **), Luhut Sihombing ***) *) Alumni

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK Nama : Wahid Muhammad N Nim : 10.01.2733 Kelas : D3 TI 2A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA I ABSTRAK Pengembangan usaha ternak

Lebih terperinci

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER POLA KEMITRAAN DI DESA BONTOMATENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN MAROS Iskayani, Veronica Sri Lestari, Wempie Pakiding Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI ej. Agrotekbis 3 (6) : 725 730, Desember 2015 ISSN : 23383011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analisys of Income

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan

Lebih terperinci

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO I G.M. BUDIARSANA Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221 Bogor 16002 ABSTRAK Analisis feasibilitas merupakan metode analisis ekonomi

Lebih terperinci

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2013, VOL. 13, NO. 2

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2013, VOL. 13, NO. 2 Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Di Kecamatan Tapin Utara Kabupaten Tapin (Feasibility Analysis of Broiler Chicken Farming at Tapin Utara Subdistrict, Tapin District) Achmad Jaelani, Suslinawati,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan TINJAUAN PUSTAKA Geografi Desa Celawan a. Letak dan Geografis Terletak 30677 LU dan 989477 LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Pantai Cermin dengan ketinggian tempat 11 mdpl, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 8, hal. 51 57 ISSN 197 2821 Vol. 3 No.2 Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Stepanus Pakage Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT Agricola, Vol 5 (1), Maret 2015, 4754 pissn : 2088 1673., eissn 23547731 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE Ineke Nursih Widyantari 1) Surel: inekeenwe@gmail.com

Lebih terperinci

INTERAKSI ANTARA BANGSA ITIK DAN KUALITAS RANSUM PADA PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR ITIK LOKAL

INTERAKSI ANTARA BANGSA ITIK DAN KUALITAS RANSUM PADA PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR ITIK LOKAL Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 25 INTERAKSI ANTARA BANGSA ITIK DAN KUALITAS RANSUM PADA PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR ITIK LOKAL (Interaction between genotypes and quality of diets on

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH Aditya Dwi Mulyono 1, Wulan Sumekar 2, Dwi Sunarti 2 1Sarjana Membangun Desa-Wirausahawan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang) ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang) Riki Suharda*), Lily Fauzia**), Emalisa**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK POTONG DI DESA HARJOWINANGUN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK POTONG DI DESA HARJOWINANGUN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK POTONG DI DESA HARJOWINANGUN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN FEASIBILITY ANALYSIS OF DUCKS IN HARJOWINANGUN VILLAGE GODONG SUB-DISTRICT, GROBOGAN DISTRICT ** Kurniawati

Lebih terperinci

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher) Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher) The Effect of Continued Substitution of Tofu on Basal Feed (BR-2) on The

Lebih terperinci

BUDIDAYA ITIK SECARA TERPADU HULU-HILIR KELOMPOK PETERNAK NGUDI LESTARI SUKOHARJO

BUDIDAYA ITIK SECARA TERPADU HULU-HILIR KELOMPOK PETERNAK NGUDI LESTARI SUKOHARJO BUDIDAYA ITIK SECARA TERPADU HULU-HILIR KELOMPOK PETERNAK NGUDI LESTARI SUKOHARJO Wara Pratitis SS, Susi Dwi Widyawati, dan Joko Riyanto Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Pengaruh Penggunaan Talas (Colocasia esculenta) Terhadap Kualitas Telur Itik Talang Benih The Effect of Taro (Colocasia esculenta) in Feed on Talang Benih Duck Egg Quality Kususiyah, Urip Santoso, dan

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kampung Teras Toyib Desa Kamaruton

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kampung Teras Toyib Desa Kamaruton IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Kampung Teras Toyib Desa Kamaruton Desa Kamaruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi, yang berbatasan dengan desa Teras Bendung di sebelah utara

Lebih terperinci

ABSTRACT PENDAHULUAN EKO SETYO BUDI, ENDANG YEKTININGSIH, EKO PRIYANTO

ABSTRACT PENDAHULUAN EKO SETYO BUDI, ENDANG YEKTININGSIH, EKO PRIYANTO EKO SETYO BUDI, ENDANG YEKTININGSIH, EKO PRIYANTO Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, UPN Veteran Surabaya Profitabilitas Usaha Ternak Itik Petelur di Desa Kebonsari Kecamatan Candi, Sidoarjo The Profitability

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG (STUDI KASUS DI DESA PUNGKOL KECAMATA TATAPAAN, KABUPATEN MINAHASA SELATAN)

HUBUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG (STUDI KASUS DI DESA PUNGKOL KECAMATA TATAPAAN, KABUPATEN MINAHASA SELATAN) HUBUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG (STUDI KASUS DI DESA PUNGKOL KECAMATA TATAPAAN, KABUPATEN MINAHASA SELATAN) Panius Penggu; Nansi M. Santa*, Anie Makalew*, Poulla O.

Lebih terperinci

Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting

Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting Egg Production Performance of talang Benih Ducks on Second Production Period After Force Moulting. Kususiyah,

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK Susy Edwina, Dany Varian Putra Fakultas Pertanian Universitas Riau susi_edwina@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3): 11-16 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda Imam Ismail, Hari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perunggasan merupakan komoditi yang secara nyata mampu berperan dalam pembangunan nasional, sebagai penyedia protein hewani yang diperlukan dalam pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK IMPAS DAN RESIKO PENDAPATAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI DESA SUGIH WARAS KECAMATAN BELITANG MULYA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

ANALISIS TITIK IMPAS DAN RESIKO PENDAPATAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI DESA SUGIH WARAS KECAMATAN BELITANG MULYA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR ANALISIS TITIK IMPAS DAN RESIKO PENDAPATAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI DESA SUGIH WARAS KECAMATAN BELITANG MULYA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR ENDANG LASTINAWATI Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT ANALISIS EKONOMI USAHA AYAM PETELUR CV. SANTOSO FARM DI DESA KERJEN KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR (Economic Analysis Of Layer At CV. Santoso Farm In Kerjen Village Srengat Subdistrict Blitar Regency)

Lebih terperinci

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede ANALISIS BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHA PETERNAKAN BABI RAKYAT DI DESA CIGUGUR, KECAMATAN CIGUGUR, KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT Simon Pardede* Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik 21 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik Rambon Jantan dan 20 ekor Itik Cihateup Betina, 4 ekor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU e-j. Agrotekbis 3 (4) : 543-546, Agustus 2015 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU Analysis of Income and Feasibility of Broiler

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Umum Kandang Local Duck Breeding and Production Station

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Umum Kandang Local Duck Breeding and Production Station 29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Kandang Local Duck Breeding and Production Station Local Duck Breeding and Production Station merupakan suatu unit pembibitan dan produksi itik lokal yang berada

Lebih terperinci

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 4, No. 2, Desember 2015, pp. 41-47 ISSN 2303 1093 Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower F.N.L. Lubis 1*, S. Sandi

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI PADA USAHA AYAM NIAGA PEDAGING DI KABUPATEN PURBALINGGA

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI PADA USAHA AYAM NIAGA PEDAGING DI KABUPATEN PURBALINGGA ANALISIS FUNGSI PRODUKSI PADA USAHA AYAM NIAGA PEDAGING DI KABUPATEN PURBALINGGA (ANALYSIS OF PRODUCTION FUNCTION BROILER CHICKEN FARMS IN PURBALINGGA) Yochie Anggih Buntara, Nunung Noor Hidayat, dan Hudri

Lebih terperinci

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang... FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) (Studi Kasus Pada Gapoktan Nusa Bhakti Desa Adinuso Kecamatan Reban Kabupaten Batang) Umi Faidah, Endah Subekti, Shofia

Lebih terperinci

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta ABSTRACT This research was conducted to investigate the effect

Lebih terperinci

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 4, No. 2, Desember 2015, pp. 29-34 ISSN 2303 1093 Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging Rukmiasih 1, P.R.

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG A.S. Noviyanto,* W. Roessali,**M. Handayani ** *Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI AGRIBISNIS AYAM BURAS SISTEM SEMI INTENSIF-INTENSIF (Studi kasus di KUB Ayam Kampung Unggul Desa Krengseng, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang) Dian Maharso Yuwono dan F.

Lebih terperinci

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN BIAYA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TANI TEMBAKAU KASTURI, PADI DAN JAGUNG TRHADAP TOTAL PENDAPATAN USAHA TANI KELUARGA ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor 29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Telur Tetas Itik Rambon Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor dengan jumlah itik betina 42 ekor dan itik jantan 6 ekor. Sex ratio

Lebih terperinci

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau) BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau) Boyon Stefanus Simbolon*), Salmiah**), Yusak Maryunianta **) *) Alumni Program Studi

Lebih terperinci

USAHA ITIK PETELUR DAN TELUR TETAS

USAHA ITIK PETELUR DAN TELUR TETAS Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Medan, 3 Desember 2009 USAHA ITIK PETELUR DAN TELUR TETAS Dosen Penanggungjawab: Dr.Budi Utomo SP. MP Oleh: Srianna Sipora 071201006 Ira Wadani Harahap 071201009 Zulka Hidayati

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis) ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Ciamis) Oleh : Didin Saadudin 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 13 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas

Lebih terperinci

(ANALYSIS OF NEEDED INVESTMENT FOR BROILER CHICKEN FARM IN PURBALINGGA)

(ANALYSIS OF NEEDED INVESTMENT FOR BROILER CHICKEN FARM IN PURBALINGGA) ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI USAHA PETERNAKAN AYAM NIAGA PEDAGING DI KABUPATEN PURBALINGGA (ANALYSIS OF NEEDED INVESTMENT FOR BROILER CHICKEN FARM IN PURBALINGGA) Atun Rohayat, Nunung Noor Hidayat, dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN Agros Vol.17 No.2, Juli 2015: 214-221 ISSN 1411-0172 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN ANALYSIS OF LIVESTOCK REVENUE AND FEASIBILITY BROILER CHICKENS

Lebih terperinci

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase PERFORMA PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica) PETELUR BETINA SILANGAN WARNA BULU COKLAT DAN HITAM DI PUSAT PEMBIBITAN PUYUH UNIVERSITAS PADJADJARAN GROWTH PERFORMANCE (Coturnix coturnix japonica)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO 71 Buana Sains Vol 11 No 1: 71-76, 2011 KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Ana Arifatus Sa diyah dan Rikawanto Eko Muljawan PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu) e-j. Agrotekbis 2 (1) : 91-95, Pebruari 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu) Profitability analysis farm

Lebih terperinci

EVALUASI TELUR TETAS ITIK CRp (CIHATEUP X RAMBON) YANG DIPELIHARA PADA KONDISI MINIM AIR SELAMA PROSES PENETASAN

EVALUASI TELUR TETAS ITIK CRp (CIHATEUP X RAMBON) YANG DIPELIHARA PADA KONDISI MINIM AIR SELAMA PROSES PENETASAN EVALUASI TELUR TETAS ITIK CRp (CIHATEUP X RAMBON) YANG DIPELIHARA PADA KONDISI MINIM AIR SELAMA PROSES PENETASAN EVALUATION OF HATCHING EGG OF CRp (CIHATEUP X RAMBON) DUCK RAISED ON MINIMUM WATER CONDITIONS

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK 1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai oleh masyarakat. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau konsumen lebih banyak memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki 15 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kendal, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki populasi kambing Jawarandu yang tinggi

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA 39 Buana Sains Vol 12 No 2: 39-44, 2012 ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA Asnah 1) dan L. Latu 2) 1)Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang

Lebih terperinci

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN M. Handayani, dkk Pendapatan Tenaga Kerja... PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN FAMILY LABOUR INCOME ON CATTLE FARMING IN TOROH SUBDISTRICT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang pengembangan usahatani mina padi dengan sistem jajar legowo ini dilakukan di Desa Mrgodadi, Kecamatan sayegan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci

Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci Fatati 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan

Lebih terperinci

PRODUKSI TELUR ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN

PRODUKSI TELUR ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN PRODUKSI TELUR ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN (Egg Production of MA Duck and on BPTU Pelaihari South Kalimantan) T. SUSANTI 1, A.R. SETIOKO 1, L.H. PRASETYO 1 dan SUPRIYADI 2 1 Balai Penelitian

Lebih terperinci

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak yang Iebih besar. Selain itu jumlah bagian dagingnya lebih banyak d

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak yang Iebih besar. Selain itu jumlah bagian dagingnya lebih banyak d Lokakatya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak PEMELIHARAAN TERPADU TIKTOK DENGAN PADI SAWAH DI WILAYAH DKI JAKARTA D. ANDAYANI, U. SENTE dan B. BAKRIE Balai Pengkajian

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ade Epa Apriani 1, Soetoro 2, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR Ike Metasari 1), Sunaryo Hadi Warsito 2), Iwan Sahrial Hamid 3) Mahasiswa 1), Departemen Peternakan 2), Departemen

Lebih terperinci

PROFITABILITAS USAHA ITIK PEDAGING DI DESA JULUK KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

PROFITABILITAS USAHA ITIK PEDAGING DI DESA JULUK KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP PROFITABILITAS USAHA ITIK PEDAGING DI DESA JULUK KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP Ir. A. Yudi Heryadi 1) Lina Budiarsih 2) Fakultas Pertanian Universitas Madura E-mail: ayudiheryadi@unira.ac.id ABSTRAKSI

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS (ANALYSIS OF BUSINESS EFFICIENCY AND INCOME CONTRIBUTION OF RABBITS FARMS IN BANYUMAS DISTRICT) Denny Wibowo, Krismiwati

Lebih terperinci

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan

Lebih terperinci

IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI

IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI Haris Lukman, Yatno dan Sestilawarti Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI ej. Agrotekbis 3 (2) : 240 246, April 2015 ISSN : 23383011 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI Feasibility study on Pineapple Farming at Doda Village, Sigi

Lebih terperinci

AGUS PRANOTO

AGUS PRANOTO ANALISIS USAHA PENGGILINGAN PADI DI DESA RAMBAH BARU KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU ARTIKEL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini akan dinilai apakah pantas atau layak dilaksanakan didasarkan kepada

TINJAUAN PUSTAKA. ini akan dinilai apakah pantas atau layak dilaksanakan didasarkan kepada TINJAUAN PUSTAKA Analisis Usaha Analisa usaha ternak merupakan kegiatan sangat penting karena dalam hal ini akan dinilai apakah pantas atau layak dilaksanakan didasarkan kepada beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan SILASE TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PENGEMBANGAN SUMBER PAKAN TERNAK BAMBANG KUSHARTONO DAN NANI IRIANI Balai Penelitian Ternak Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Pengembangan silase tanaman jagung sebagai alternatif

Lebih terperinci