NILAI WAKTU PENGGUNA PESAWAT TERBANG STUDI KASUS: RUTE PADANG-JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
REVIEW PENDEKATAN STATED PREFERENCED DALAM BEBERAPA PENELITIAN TRANSPORTASI DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh terbatasnya sistem

KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG BERDASARKAN MODEL LOGIT-BINOMIAL-SELISIH DAN LOGIT-BINOMIAL-NISBAH

BAB I PENDAHULUAN. negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Umum. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan. manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap

ANALISA PROBABILITAS PENGGUNA JEMBATAN SURAMADU DAN KAPAL FERRY PADA RUTE SURABAYA MADURA

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, November 2009

PARADIGMA ANGKUTAN KOTA DI KOTA PADANG DALAM PANDANGAN SOPIR DAN MASYARAKAT

STUDI KEBUTUHAN TAKSI DI KOTA MALANG DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

MODEL PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN DALAM PROVINSI

KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE

THESIS ABDUL GAUS NRP :

PENGARUH ANGKUTAN ONLINE TERHADAP PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PUBLIK DI KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK MALALAYANG - PUSAT KOTA)

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

BAB VI PENGUMPULAN DATA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil survei kuisioner memberikan hasil sebagai berikut:

MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG KAPAL ROLL ON ROLL OFF (PT.ASDP) & KAPAL CEPAT (SWASTA)

KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG ANTARA MODA JALAN RAYA (MIKROLET/BISON) DAN MODA JALAN REL (KA.KOMUTER) RUTE : SURABAYA-SIDOARJO

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS DENGAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS MEDAN - SIDIKALANG) LEO GANDA SILALAHI

STUDI POTENSI PENUMPANG PADA RENCANA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA DI TULUNGAGUNG NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

NILAI WAKTU PERJALANAN BUS PENGGUNA JALAN TOL DALAM KOTA DI SEMARANG. Karnawan Joko Setyono Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA JAKARTA LRT DENGAN KENDARAAN PRIBADI MENGGUNAKAN MODEL PEMILIHAN DISKRIT

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

STUDI POTENSI JUMLAH PENUMPANG BUS PEMADU MODA RUTE MALANG BANDAR UDARA JUANDA PP ABSTRAK

ANALISA PEMILIHAN MODA KERETA API DAN BUS (STUDI KASUS: MEDAN PEMATANG SIANTAR)

NILAI WAKTU KENDARAAN PRIBADI DI KOTA BANDA ACEH

DAFTAR PUSTAKA Statistic for Experimenters: An Introduction to Design, Data Analysis, and Model Building, Intruduction to Transportation Planning,

PERENCANAAN RUTE BUS PENUMPANG DARI BANDARA JUANDA MENUJU BEBERAPA KOTA DI SEKITAR SURABAYA

MODEL PEMILIHAN ANGKUTAN TAKSI DI KOTA MEDAN (TEKNIK STATED PREFERENCE)

PELAYANAN DAN TARIF KERETA API PERKOTAAN DI YOGYAKARTA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

PROBABILITAS PERPINDAHAN MODA DARI BUS KE KERETA API DALAM RENCANA RE-AKTIVASI JALUR KERETA API JEMBER-PANARUKAN

KAJIAN PERMINTAAN BUS KORIDOR CIBIRU DAGO MENGGUNAKAN TEKNIK STATED PREFERENCE

PEMODELAN PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN TRAVEL DENGAN METODE STATED PREFERENCE RUTE PALANGKARAYA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan masyarakat di wilayah perkotaan memiliki tingkat mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

PASSENGER PUBLIC TRANSPORTATION MODE CHOICE COMPETITION BETWEEN BUS AND STATION WAGON

BAB II STUDI PUSTAKA. Salah satu langkah yang diperlukan dalam evaluasi dan penyelesaian masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

MODAL SPLIT ANGKUTAN UMUM SURABAYA - MALANG. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI Umum

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Regresi

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

KAJIAN ABILITY TO PAY, WILLINGNESS TO PAY DAN WILLINGNESS TO USE, CALON PENUMPANG KERETA API COMMUTER MALANG RAYA

KAJIAN TARIF ANGKUTAN ANTAR JEMPUT SEKOLAH DI YOGYAKARTA: STUDI KASUS TK/SD BUDI MULIA II, TK/SD SYUHADA, SD UNGARAN, DAN SD SERAYU

KAJIAN PREFERENSI MODA ANGKUTAN BARANG ANTARA TRUK DAN ANGKUTAN SUNGAI PADA PERGERAKAN DI SUNGAI KAPUAS KALIMANTAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PROYEKSI PENUMPANG BANDARA PERINTIS SERAI LAMPUNG BARAT - PROVINSI LAMPUNG

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

Gambar III. 1 Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dalam Salim factor, dalam Dirgantoro Setiawan, 2003 :

PEMILIHAN MODA PERJALANAN

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA ANGKUTAN UMUM DAN SEPEDA MOTOR UNTUK MAKSUD KERJA. Karnawan Joko Setyono. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

MODELLING CHOICE BETWEEN OVERNIGHT PARKING PRIVATE CAR AND TAXI TO MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT (bim) BY STATE PREFERENCE TECHNIQUE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Karena dalam

KINERJA TEKNIS DAN ANALISIS ATP WTP ANGKUTAN TRANS JOGJA

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

ANALISA PROBABILITAS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA SEPEDA MOTOR DENGAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA LHOKSEUMAWE

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SEKAR PANDAN ARUM NPM

BAB VIII APLIKASI MODEL

BAB I PENDAHULUAN. kinerja (performance) dalam memfasilitasi mobilitas orang dan barang. Hal ini

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) DI KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu bandara perlu didukung oleh sarana angkutan umum yang handal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. metode analisis yang akan digunakan yaitu pada penelitian dari Dhani Yudha B.P. dengan

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH JUMLAH DAN KESALAHAN DATA ARUS LALU LINTAS TERHADAP AKURASI ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALU LINTAS

BAB V DESAIN KUESIONER STATED PREFERENCE

PERENCANAAN PARK AND RIDE MAYJEND SUNGKONO KOTA SURABAYA

1. PERUBAHAN BIAYA PERJALANAN (COST) ANTARA KAPAL RORO & KAPAL CEPAT. Pasti Pilih Kapal Roro. Mungkin Pilih Kapal Roro

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN ANGKUTAN KOTA DI KOTA JAMBI STUDI KASUS : RUTE ANGKOT LINE 4C JELUTUNG-PERUMNAS

PEMILIHAN MODA TENAGA PENGAJAR UNIVERSITASS SEBELAS MARET KE KAMPUS METODE STATED PREFERENCE

BAB IV INTEPRETASI DATA

PERBEDAAN FASILITAS PARKIR UNTUK MENDORONG MAHASISWA BERKENDARA BERSAMA KE KAMPUS

PROBABILITAS PEMILIHAN ANGKUTAN UMUM ANTARA MINI BUS DAN TRAVEL RUTE MEULABOH BANDA ACEH

TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil. Disusun Oleh:

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JEMBATAN SELAT SUNDA MENGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

BAB I PENDAHULUAN. dan atau mesin. Transportasi merupakan fasilitas yang sangat penting dalam perkembangan suatu

KELAYAKAN TARIF BATIK SOLO TRANS (BST) DITINJAU DARI ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan satu kesatuan yang utuh baik intra maupun antar moda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara baru untuk

Transkripsi:

NILAI WAKTU PENGGUNA PESAWAT TERBANG STUDI KASUS: RUTE PADANG-JAKARTA Yosritzal, MT. Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Andalas Phone: +62-751-72664, Fax: +62-751-72566 e-mail: yosritzal@ft.unand.ac.id Elfi Eriani, ST. Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Andalas Phone: +62-751-72664, Fax: +62-751-72566 ABSTRAK Nilai waktu merupakan jumlah maksimum dari pendapatan seseorang yang dengan rela diserahkannya untuk menghemat waktu perjalanannya. Pengetahuan tentang nilai waktu akan bermanfaat sekali bagi operator dan pengambil kebijakan transportasi dalam mempertimbangkan operasi angkutan umum baik moda darat, laut maupun udara. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai waktu pengguna pesawat terbang khususnya rute Padang-Jakarta dengan Pendekatan Teknik Stated Preference. Hasilnya menunjukkan nilai waktu pengguna pesawat terbang bervariasi antara Rp 98.000,-/orang/jam sampai Rp 520.000,-/orang/jam tergantung pada karakteristik orangnya dan karakteristik perjalanannya. Nilai waktu terbesar dimiliki oleh orang dengan tujuan perjalanan bisnis, dan nilai waktu terendah dimiliki oleh ibu rumah tangga. Secara umum nilai waktu pengguna pesawat terbang rute Padang-Jakarta adalah Rp 170.000,-. Dibandingkan dengan ongkos normal pesawat udara yang berlaku, dapat disimpulkan bahwa ongkos pesawat masih cukup tinggi bagi sebagian pengguna. Oleh karena itu disarankan kepada operator pesawat udara untuk dapat menurunkan ongkos tanpa mengurangi aspek keselamatan, dan juga agar memperhatikan ketepatan waktu berangkat terutama pada jam yang biasa digunakan oleh pelaku perjalanan dengan nilai waktu besar untuk terbang dengan pesawat udara.. Kata kunci: Nilai Waktu, Stated Preference, pesawat terbang. 1. PENDAHULUAN Setiap perusahaan penerbangan (airline) yang mempunyai jaringan ke berbagai daerah pasti akan menghadapi persaingan yang sangat ketat disetiap daerah yang dikunjungi. Persaingan dalam merebut calon penumpang makin lama makin ketat, apalagi setelah adanya globalisasi dan liberalisasi ekonomi (Alrasyid, 2001) Dalam menghadapi kondisi persaingan tersebut operator-operator penerbangan berusaha untuk melakukan perbaikan diberbagai hal. Disamping perbaikan secara terus menerus kualitas tersebut juga dilakukan dengan menekan sekecil mungkin biaya-biaya yang dikeluarkan, terutama biaya operasi penerbangan, supaya tarif atau harga jasa penerbangan makin kompetitif. Kemudian perbaikan terus menerus perlu dilakukan terhadap penentuan skedul dari setiap rute penerbangan yang sesuai dengan kebutuhan penumpang atau pelanggan serta implementasinya tepat waktu supaya penumpang tidak merasa kecewa. Salah satu alasan utama kenapa orang memilih menggunakan pesawat udara adalah alasan waktu. Hal ini menunjukkan waktu sangat berharga bagi penumpang dan untuk penghematan waktu tersebut mereka rela mengeluarkan sejumlah tertentu dari pendapatannya. Penelitian ini mencoba memprediksi nilai utilitas penggunaan pesawat terbang oleh penggunanya dan memprediksi nilai waktu pengguna pesawat terbang berdasarkan model utilitas tersebut. Nilai waktu ini dapat jadi pedoman bagi operator dalam merencanakan operasi armadanya. 473

2. NILAI WAKTU 2.1 Definisi Nilai Waktu Waktu adalah biaya real dalam transportasi. Nilai waktu, atau nilai penghematan waktu, didefinisikan sebagai jumlah uang yang bersedia dikeluarkan oleh seseorang untuk menghemat waktu perjalanan. Tamin (1997), mendefinisikan nilai waktu sebagai sejumlah uang yang disediakan seseorang untuk dikeluarkan (atau dihemat) untuk menghemat satu unit waktu perjalanan. Nilai waktu biasanya sebanding dengan pendapatan perkapita, merupakan perbandingan yang tetap dengan tingkat pendapatan. Ini didasari asumsi bahwa waktu perjalanan tetap konstan sepanjang waktu, relatif terhadap pengeluaran konsumen. Definisi lain dari nilai waktu adalah sebagai jumlah maksimum dari pendapatan seseorang yang dalam situasi tertentu akan dengan rela diserahkannya untuk menghemat waktu perjalanannya (Hermawan, 1999). Nilai waktu perjalanan dalam hubungannya dengan perhitungan keuntungan dalam studi kelayakan (cost-benefit analysis) suatu proyek transportasi dapat dipandang sebagai keuntungan bagi pengguna jalan dalam nilai uang, dimana keuntungan (benefit) yang didapat adalah perkalian antara waktu yang dihemat dengan adanya proyek dengan nilai waktu itu sendiri. 2.2 Perhitungan Nilai Waktu dengan Metoda Pilihan Moda Angkutan Metoda ini berusaha untuk menentukan nilai waktu dari model untuk mengestimasi rasio pilihan dari sebuah moda lalu lintas. Pada model ini, rasio pilihan diasumsikan merupakan fungsi dari dua variabel yaitu biaya operasi dan biaya waktu. Nilai waktu λ didefinisikan sebagai rasio dari parameter biaya waktu dan biaya operasi. P = a + a X +... + a i X 0 1 1 n n ( 1 ) Koef. waktu λ = ( 2 ) Koef. ongkos dimana : P i = utilitas pilihan; X 1, X 2, X 3 = variabel bebas (biaya dan waktu); a 0...a 3 = koefisien dari variabel bebas. Pengaruh yang menggambarkan kontribusi yang dihasilkan oleh suatu alternatif dinyatakan dalam bentuk koefisien (a 0...a 3 ). Konstanta (a 0 ) biasanya diartikan sebagai yang mewakili pengaruh dari karakteristik pilihan atau individu yang tidak dipertimbangkan dalam fungsi utilitasnya. Contohnya, unsur kenyamanan dan keamanan yang sulit diukur secara kuantitatif. 2.3 Teknik Stated Preference Salah satu metoda, yang telah terbukti memperlihatkan hasil yang memuaskan pada penurunan nilai waktu dibeberapa negara, adalah teknik stated preference (Alrasyid, 2001). Teknik stated preference menawarkan sebuah teknik untuk menyediakan informasi tentang permintaan dan perilaku perjalanan dengan baik untuk suatu pengeluaran tertentu dengan alasan tertentu. Teknik stated preference mengacu pada suatu pendekatan yang menggunakan 474

pernyataan mengenai bagaimana responden memberikan respon terhadap situasi yang berbeda atau berubah. Secara definisi Stated Preference adalah suatu pernyataan individu tentang pilihannya terhadap satu alternatif dibanding alternatif pilihan yang lain (Permain and Swanson, 1999). Stated Preference merupakan pendekatan yang tergolong baru dalam menyediakan informasi mengenai perilaku perjalanan dikaitkan dengan pengeluaran biaya dengan alasan tertentu. Prinsip dasar dari Stated Preference adalah kemampuannya menyajikan suatu skenario pilihan situasi, lalu menuntun responden untuk memilih sesuai dengan keinginan responden. Tujuan umumnya adalah untuk menetapkan dampak relatif dari masing-masing atribut pada keseluruhan kepuasan pribadi pengguna angkutan bagi setiap individu untuk tiap pilihan. Sebuah desain stated preference yang baik memungkinkan untuk dapat juga melihat suatu pilihan masyarakat terhadap suatu item pilihan yang tidak dapat terukur dengan metoda yang konvensional. Stated prefernce menyediakan teknik analisis yang bervariasi menurut cara responden menyatakan pilihan-pilihan yang berbeda. Sifat utama dari teknik stated preference adalah sebagai berikut : 1. Teknik stated preference didasarkan pada pernyataan pendapat responden tentang bagaimana respon mereka terhadap beberapa alternatif hipotesa. 2. Setiap pilihan direpresentasikan sebagai paket dari atribut yang berbeda seperti waktu, ongkos, headway, dan lain-lain. 3. Peneliti membuat alternatif hipotesa sedemikian rupa sehingga pengaruh individu pada setiap atribut dapat diestimasi, ini diperoleh dengan teknik desain eksperimen (experimental design). 4. Alat interview (kuisioner) harus memberikan alternatif hipotesa yang dapat dimengerti oleh responden, tersusun rapi dan masuk akal. 5. Responden menyatakan pendapatnya pada setiap pilihan (option) dengan melakukan rangking, rating dan pilihan pendapat terbaiknya dari sepasang atau sekelompok pernyataan. 6. Respon sebagai jawaban yang diberikan oleh individu dianalisa untuk mendapatkan ukuran secara kuantitatif mengenai hal yang penting (relatif) pada setiap atribut. Utilitas berfungsi sebagai alat ukur daya tarik setiap pilihan (skenario hipotesa) yang diberikan kepada responden. Fungsi ini merefleksikan pengaruh pilihan responden pada seluruh atribut yang temasuk dalam stated preference. Umumnya fungsi utilitas berbentuk linier, sebagai berikut : dimana : P = a + a X +... + a i 0 1 1 n n ( 3 ) X U i = utilitas pilihan i; X 1,..., X n = nilai atribut; a 1,...,a 3 = parameter model. Tujuan analisa adalah menentukan estimasi nilai a 0 sampai a n dimana nilai-nilai tersebut disebut sebagai bobot pilihan atau komponen utilitas. Dari nilai parameter model, dapat diketahui efek relatif setiap atribut pada seluruh utilitas. Setelah komponen utilitas dapat diestimasi, maka selanjutnya dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti menentukan 475

kepentingan relatif dari atribut yang termasuk dalam eksperimen dan menentukan fungsi utilitas. Metode regresi dapat diterapkan untuk memperoleh model utilitas. 3. METODOLOGI PENELITIAN Dalam menentukan nilai waktu, penelitian ini menggunakan Metode Pilihan Moda. Atribut yang digunakan adalah Waktu (termasuk semua waktu yang dihabiskan mulai dari check in, menunggu termasuk delay dan waktu tempuh) dan Harga Tiket. Kedua atribut dikombinasikan dalam 3 level. Dengan demikian diperoleh 9 kombinasi hipotesa yang akan ditawarkan kepada responden. Responden diminta untuk merangking kesembilan pilihan tersebut berdasarkan kesukaannya. Kesembilan alternative tersebut diperlihatkan pad Tabel 5. Tabel 5 Alternatif yang ditawarkan No. Waktu Ongkos Rangking 1 2.5 250000 2 3.5 350000 3 4.5 450000 4 2.5 250000 5 3.5 350000 6 4.5 450000 7 2.5 250000 8 3.5 350000 9 4.5 450000 Rangking tersebut ditransformasi ke dalam probabilitas pemilihan moda, rangking 1 : probabilitas pemilihan p = 0,9, sedangkan rangking 9 : probabilitas p = 0,1. Selanjutnya skala probabilitas ini ditransformasi lagi dengan rumus ln(p/1-p) untuk mendapatkan utilitas. Nilai waktu dihitung dengan membandingkan koefisien waktu dan koefisien ongkos seperti pada persamaan (1) dan (2). 1. PELAKSANAAN SURVEY Survey dilaksanakan selama 30 hari terhadap 300 responden. Pengambilan responden dilakukan secara acak kepada seluruh anggota masyarakat yang sering menggunakan pesawat terbang dari Padang menuju Jakarta. Lokasi survey adalah kawasan perkantoran baik swasta maupun pemerintah, pusat-pusat aktivitas masyarakat, dan kawasan perumahan. Surveyor ditempatkan pada beberapa lokasi seperti : pusat perbelanjaan (depan Matahari Dept. Store dan jalan permindo) dan perkantoran (Pelataran Parkir Kantor Balaikota, Bank, dan instansi pemerintah lainnya). Sementara pembagian kuisioner juga dilakukan melalui orang-orang yang bisa ditunjuk sebagai surveyor dilingkungan perkantoran (bukan wawancara). Kuisioner yang disebarkan pada responden berjumlah 300 buah kuisioner, dan yang dapat digunakan hanya 200 responden, sementara 100 responden lainnya tidak memenuhi syarat untuk dianalisis. 476

5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 1. Frekuensi Perjalanan Responden dalam 1 Tahun Terakhir Sebagian besar responden melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang ke Jakarta berkisar antara 2 kali sampai dengan 5 kali dalam satu tahun terakhir. Untuk lebih jelasnya distribusi jumlah responden dapat dilihat pada Gambar 1. FREKUENSI PERJALANAN RESPONDEN DALAM 1 TAHUN TERAKHIR > 5 kali 20% 1 kali 25% ` 2-5 kali 55% 2. Usia Responden Gambar 1. Frekuensi Perjalanan responden 1 Tahun Terakhir Dari 200 orang responden paling banyak adalah berusia antara 31 45 tahun, usia 16 30 tahun sebesar 34 %, usia 46 60 tahun sebesar 24%, sementara usia lebih dari 60 tahun hanya berjumlah 2 orang. Untuk lebih jelasnya distribusi usia responden pengguna pesawat terbang dapat dilihat pada Gambar 2. USIA RESPONDEN 40 30 20 10 0 16-30 tahun 31-45 tahun 46-60 tahun > 60 tahun Persentase 34 36 24 1 3. Status Pekerjaan Responden Gambar 2. Tingkat Usia Responden Pada Gambar 3, disajikan prosentase status pekerjaan dari responden. Terlihat komposisi status pekerjaan, pegawai negri dan swasta memiliki prosentase paling tinggi dan hampir sama jumlahnya. 477

STATUS PEKERJAAN 30 20 10 0 P.NEGRI P.SWAST MHSWA PDGNG/ IBU RMH LAINNYA PERSENTASE 26 25.5 17.5 16.5 8 6.5 4. Tingkat Penghasilan Responden Gambar 3. Status Pekerjaan Responden Dari gambar terlihat bahwa pengguna jasa angkutan udara lebih didominasi oleh responden yang berpenghasilan 2jt 3jt, kemudian disusul responden berpenghasilan lebih dari 3jt. Untuk lebih jelasnya distribusi tingkat penghasilan total keluarga responden dapat dilihat pada gambar 4. TINGKAT PENGHASILAN 60 40 20 ` 0 < 1 Jt 1 Jt - 2 Jt 2 Jt - 3 Jt > 3 Jt Persent ase 6 21.5 43 29.5 5. Tujuan Perjalanan Gambar 4. Grafik Tingkat Penghasilan Responden Distribusi tujuan perjalanan responden dapat dilihat pada Gambar 5. TUJUAN PERJALANAN 35 30 25 20 15 10 5 0 Dinas Bisnis Pendidik Urusan Rekreasi Lainnya an Keluarga Persentase 21.5 17 8 14.5 34 5 Gambar 5. Grafik Tujuan Perjalanan Responden 478

7. Harga Tiket Gambar 7 memperlihatkan harga tiket yang dibayar responden untuk perjalan terakhir ke Jakarta menggunakan pesawat. Untuk harga tiket berkisar antara Rp. 350.000 Rp. 450.000 memiliki persentase terbesar yaitu sekitar 41%. HARGA TIKET > Rp. 450rb 26% Rp. 250rb - 350rb 33% Rp. 350rb - 450rb 41% Gambar 7. Variasi Harga Tiket Yang Dibayar 5.2 Analisa Model Dari hasil regresi linier untuk seluruh responden yang diperoleh model: Y = 6,238 6,580E-6X 1 1,124X 2 R 2 = 0,6673 Dimana: X 1 = Ongkos; X 2 = Waktu Berdasarkan tanda koefisien persamaan dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Atribut ongkos (X 1 ) memiliki tanda negatif (-) pada alternatif persamaannya. Bila perubahan ongkos meningkat, maka utilitas penggunaan angkutan umum akan berkurang. b. Atribut waktu tempuh perjalanan (X 2 ) memiliki tanda negatif pada alternatif persamaannya. Bila perubahan waktu tempuh meningkat, maka utilitas berkurang. Nilai waktu untuk model ini adalah: λ = -1,124/ -0,00000658 λ = a 2 /a 1 λ = Rp. 170.820 /orang/ jam Selanjutnya juga dihitung nilai waktu terhadap berbagai karakteristik responden. Nilai ini diperoleh dengan membagi responden menurut karakteristik-nya, kemudian data tersebut dikompilasi untuk mendapatkan persamaan utilitas. Dengan cara yang sama seperti nilai waktu secara umum diatas, maka diperoleh nilai waktu pengguna pesawat terbang menurut karakteristiknya. Hasilnya diperlihatkan pada Tabel 6. Tabel 6 Nilai waktu berdasarkan karakteristik responden. Atribut Level Nilai Waktu (Rp/orang/jam) Usia 16-30 120.500 30-45 197.000 46-60 281.000 479

Pekerjaan Pendapatan Maksud Perjalanan > 60 120.700 PNS 204.700 Swasta 216.000 Mahasiswa 123.000 Wiraswasta 210.500 Ibu Rumah 98.100 Tangga < 1 jt 104.400 1 2 jt 134.400 2 3 jt 195.300 > 3 jt 224.000 Dinas 191.300 Bisnis 520.500 Pendidikan 161.600 Rekreasi 150.300 Urusan 145.900 Keluarga 6. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan terhadap analisis utilitas pesawat terbang rute Padang-Jakarta dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara umum nilai waktu pengguna adalah Rp 170.800/orang/jam. 2. Nilai waktu bervariasi menurut karakteristik responden. 3. Nilai waktu berkisar antara Rp 98.000,-/orang/jam sampai Rp 530.000,-/orang/jam, dengan nilai waktu terbesar adalah perjalanan untuk tujuan bisnis dan nilai waktu terendah adalah nilai waktu ibu rumah tangga. Selanjutnya disarankan pula hal sebagai berikut: 1. Pengguna dengan tujuan perjalanan untuk bisnis memiliki nilai waktu terbesar, oleh karena itu segmentasi pengguna ini haruslah diperhatikan dengan sebaik-baiknya oleh operator dengan meningkatkan ketepatan waktunya. Operator perlu tahu pada kapan (hari dan jam berapa saja) biasanya pengguna jenis ini melakukan perjalanan. 2. Penelitian tentang nilai waktu perjalanan di kota-kota Indonesia masih kurang, oleh karena itu perlu dilakukan studi sejenis di kota-kota besar dan dilakukan secara periodik agar dapat terlihat perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu. DAFTAR PUSTAKA Alrasyid, S., Lubis; H. Armijaya; Rudi Karsaman H., Nilai Penghematan Waktu Pengguna Jalan Tol Menggunakan Data Stated Preference, Jurnal Perencanaan dan Kebijakan Transportasi, Vol. 1, No. 2, ISSN 1411-7568, Maret, 2001. Hermawan, Rudi; Ade Sjafruddin; Hariadi Purwatmoko; Ervan Permadi, Penentuan Nilai Waktu Pengguna Angkutan Umum di Kotamadya Bandung, Jurnal Transportasi. Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi, Vol.1, No.2, ISSN 1411-2442, Desember, 1999. 480

Pearmain, D; Swanson, J., Stated Preference Techniques : A Guide to Practice, Steer Davies Gleave and Haque Consulting Group, London, 1999 Setyosantososantoso, Erik; A Wicaksono; Imam Nurhadi, Perhitungan Nilai Waktu Menggunakan Metoda Income Approach dan Metode Mode Choice Approach untuk pengguna kenderaan Pribadi di Wilayah Kota Malang, 2001 Tamin, O., Z., Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, 1997. Tonner, J.,P., The Demand for Taxis and The Value of Time A welfare Analysis, Working Paper 333, University of Leeds, Institute for Transport Studies, 1991. 481