HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANGTUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA TERHADAP PERATURAN SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL DENGAN HASIL BELAJAR

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional (Sopan Santun) Terhadap Guru Melalui Layanan Penguasaan Konten Pada Siswa

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ARTIKEL ILMIAH KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA DI SMP NEGERI 21 KOTA JAMBI OLEH : HASPINAWATI NIM : ERAID08042

KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR

OLEH : DINA OFTAVIANA NPM :

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

PROFIL PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 JAKARTA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Penyuluhan (Guideance and Conseling), merupakan bagian

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan dan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 WERU SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

ARTIKEL ILMIAH DAMPAK POLA ASUH KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL PADA SISWA SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

Hubungan antara Kemampuan Berinteraksi Sosial dengan Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMPN 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

KORELASI ANTARA KONSEP DIRI SOSIAL DENGAN HUBUNGAN SOSIAL (Studi Korelasional terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN CAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK. Reswita 1) 1 Universitas Lancang Kuning.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP AGRESIFITAS ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK KARTIKA 1-61 PADANG

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

POLA PERLAKUAN ORANG TUA DAN DAMPAKNYA PADA PERILAKU ANAK USIA DINI DI KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X SMA ISLAM BAWARI PONTIANAK

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MENGERJAKAN TUGAS-TUGAS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

Korelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial (Studi Korelasional Terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA USIA TAHUN DI SMA PGRI I TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA 2 KOTA JAMBI

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG JURNAL FIRDILA ARIESTA NPM:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X SMK NEGERI I BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

HUBUNGAN KELENGKAPAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NEGERI KEBONAGUNG KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN DISIPLIN PADA SISWA SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Sepanjang masa hidupnya, manusia mengalami perkembangan dari sikap

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Sikap Siswa Dalam Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah

ANALISIS SIKAP SISWA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA DI SDN 023 SEI GERINGGING TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANGTUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA TERHADAP PERATURAN SEKOLAH Linda Fitria, M.Pd 1 Dosen Bimbingan dan Konseling, UPI YPTK Padang Email : lindafitria@yahoo.com Abstrak Orangtua memiliki peranan penting dalam menanamkan dan mengembangkan disiplin diri anak melalui pengenalan aturan, nilai, norma, pemberian tanggung jawab, pemberian kesempatan, motivasi, penguatan dan latihan untuk mengikuti aturan-aturan. Melalui proses pengasuhan orangtua terhadap anak, semestinya anak sudah dapat menyesuaikan diri secara utuh dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, dan mampu menjalankan peran sebagai makhluk individual dan makhluk sosial, termasuk menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang ada di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) pengasuhan yang diterapkan orangtua terhadap anaknya, (2) penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah (3) hubungan antara pengasuhan orangtua dengan penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI dan XII SMA Adabiah Padang dan sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik klaster random sampling. Instrumen yang digunakan yaitu angket. Data diolah dengan menggunakan analisis korelasi pearson Product Moment. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) pengasuhan orangtua terhadap anaknya tergolong pada kategori baik (2) penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah tergolong pada kategori baik (3) terdapat hubungan yang signifikan antara pengasuhan orangtua dengan penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah. Kata kunci : Pengasuhan Orangtua, Penyesuaian Diri Siswa, Peraturan Sekolah. PENDAHULUAN Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai visi yang mulia untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif guna mengembangkan potensi-potensi siswa dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Konsep pendidikan di atas menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berbagai dimensi, salah satunya adalah penyesuaian diri dalam mengikuti aturan yang berlaku. Para pelaksana pendidikan di sekolah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu usaha yang telah dilakukan oleh pelaksana pendidikan adalah dengan membuat peraturan sekolah yang bertujuan membina siswa untuk bersikap sesuai dengan norma-norma dan nilainilai yang berlaku. Guna meningkatkan kesadaran siswa untuk bersikap sesuai dengan aturan dan ketentuan yang sudah ditetapkan. Disamping itu keluarga sebagai lingkungan pendidikan merupakan wadah pertama anak belajar bersosialisasi, dalam hal ini anak mulai belajar memahami aspek-aspek penting dari sosialisasi tersebut, seperti: belajar mematuhi aturan-aturan kelompok, belajar tidak bergantung pada orang lain, belajar bekerja sama, belajar menerima tanggung jawab, demokrasi, kejujuran dan keikhlasan, mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya. Fenomena di lapangan berdasarkan hasil observasi diperoleh data bahwa masih banyak siswa yang datang terlambat, memakai atribut yang tidak sesuai dengan aturan sekolah, meninggalkan kelas pada jam pelajaran berlangsung, keluar pekarangan sekolah sebelum 1 Linda Fitria, Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Putra Indonesia YPTK Padang 1

jam pulang, memakai pakaian yang tidak sesuai dengan aturan sekolah. Berdasarkan fenomena tersebut penulis beranggapan bahwa apa yang dilakukan oleh siswa tersebut merupakan bagian dari apa yang diperolehnya dalam keluarga yaitu cara pengasuhan orangtuanya. Maka penulis tertarik untuk mengungkap hubungan antara pengasuhan orangtua dengan penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: mengungkap pengasuhan yang diterapkan orangtua terhadap anaknya, mengungkap penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah, dan mengungkap hubungan antara pengasuhan orangtua dengan penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana Hubungan antara pengasuhan orangtua dengan penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah. Dengan batasan masalah sebagai berikut: 1. Pengasuhan orangtua yang diterapkan kepada anak. 2. Penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah. 3. Hubungan antara pengasuhan orangtua dengan penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah. Menurut Jerome Kagan seorang psikolog perkembangan (dalam Okvina. 2009) mendefinisikan pengasuhan (parenting) sebagai Serangkaian keputusan tentang sosialisasi pada anak, yang mencakup apa yang harus dilakukan oleh orang tua/ pengasuh agar anak mampu bertanggung jawab dan memberikan kontribusi sebagai anggota masyarakat termasuk juga apa yang harus dilakukan orang tua/ pengasuh ketika anak menangis, marah, berbohong, dan tidak melakukan kewajibannya dengan baik. Sejalan dengan itu Brooks (dalam Okvina. 2009) juga mendefinisikan bahwa: Pengasuhan sebagai sebuah proses yang merujuk pada serangkaian aksi dan interaksi yang dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan anak. Proses pengasuhan bukanlah sebuah hubungan satu arah yang mana orang tua mempengaruhi anak namun lebih dari itu, pengasuhan merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak yang dipengaruhi oleh budaya dan kelembagaan sosial dimana anak dibesarkan. Beberapa definisi tentang pengasuhan tersebut menunjukkan bahwa konsep pengasuhan mencakup beberapa pengertian pokok, antara lain: (i) pengasuhan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, baik secara fisik, mental maupun sosial, (ii) pengasuhan merupakan sebuah proses interaksi yang terus menerus antara orang tua dengan anak, (iii)pengasuhan adalah sebuah proses sosialisasi, (iv) sebagai sebuah proses interaksi dan sosialisasi proses pengasuhan tidak bisa dilepaskan dari sosial budaya dimana anak dibesarkan. Dimensi pengasuhan orang tua tersebut adalah: a. Dimensi Kehangatan b. Dimensi Pelatihan Emosi c. Dimensi pengarahan Gaya Pengasuhan Orangtua terdiri dari Authoritarian. Authoritarian dikenal juga dengan pengasuhan yang otoriter. Menurut Baumrind (dalam Syamsu, 2008:51) menyatakan bahwa: Orangtua dalam berinteraksi dengan anak menampilkan sikap (1) acceptence rendah, namun kontrol tinggi, (2) suka menghukum secara fisik, (3) bersikap mengumando (mengharuskan/ memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi, (4) bersikap kaku (keras), serta (5) cendrung emosional dan bersikap menolak. Permissive. Menurut Baumrind (dalam Syamsu, 2008:52) pengasuhan permissive ditandai dengan penerimaan tinggi tetapi kontrol rendah dan memberikan kebebasan pada anak untuk menyatakan keinginan. Authoritative Penerapan gaya pengasuhan Authoritative identik dengan penanaman nilainilai demokrasi yang menghargai dan menghormati hak-hak anak, mengutamakan diskusi dibandingkan dengan instruksi, kebebasan berpendapat dan selalu memotivasi anak untuk menjadi lebih baik. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pola asuh orang tua ada tiga kategori yaitu pandangan dan persepsi tentang keberadaan anak, pengalaman dan pendidikan. a. Pandangan dan persepsi Sikap dan persepsi seseorang akan menentukan tindakan. Begitu juga halnya dengan pengasuhan yang diterapkan orangtua dalam keluarga. Euis (2004:51) menyatakan bahwa pandangan atau persepsi orang tua terhadap anak atau kehidupannya, akan menentukan tindakannya. Pandangan dan persepsi orangtua yang dimaksud meliputi pandangan tentang keberadaan anak, harapan orangtua terhadap anak, dan nilai anak dimata orangtua. Bisa dibayangkan bagaimana pengasuhan 2

orangtua yang memandang anak sebagai sumber malapetaka. Pandangan orangtua terhadap anak baik keberadaan ataupun nilai anak terlepas dari situasi dan kondisi orangtua itu sendiri baik tingkatan ekonomi, pekerjaan maupun pendidikan. b. Pengalaman orangtua Orangtua dalam mengasuh anaknya cenderung menerapkan apa yang telah diterima dari pengasuhan orangtuanya, dalam hal ini Euis (2004:92) menegaskan bagaimana bisa orangtua yang miskin kasih sayang mampu mencurahkan kasih sayang. Dalam hal ini ada kecenderungan orangtua dalam menerapkan gaya pengasuhan terhadap anak sama halnya bagaimana ia diasuh dan diperlakukan oleh orangtuanya. c. Pendidikan Pengetahuan orangtua tentang faktorfaktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku anak, tentunya akan sangat membantu dalam mengupayakan lingkungan pengasuhan yang kompeten bagi perkembangan perilaku anak sesuai dengan yang diharapkan. Pengetahuan itu tidak akan berarti jika orangtua sendiri tidak mengenal gaya pengasuhan. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diperoleh melalui pendidikan, baik formal ataupun non formal. Orangtua yang berpendidikan memiliki kecenderungan berbeda dalam mempersepsi keberadaan anak dan harapan terhadap anak, jika dibandingkan dengan orangtua yang minim pendidikan dan mengasuh anak berdasarkan pengalaman saja. Menurut Chaplin (2001:1) adjustment/penyesuaian diri diartikan dengan dua makna yaitu: variasi dalam kegiatan organisme untuk mengatasi suatu hambatan dan memenuhi kebutuhannya, dan menekankan hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan sosial. Penyesuaian diri merupakan konsep yang berkaitan dengan reaksi individu terhadap tuntutan lingkungan sekitar maupun diri sendiri. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Sofyan S. Willis (1994:43) bahwa penyesuaian diri adalah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap lingkungannya. Sejalan dengan itu Davidoff dalam Enung (2006:194) menyatakan bahwa adjusment merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri dan tuntutan lingkungan. Alex Sobur (2003:529) menyatakan penyesuaian diri itu bisa diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu : Adaptif dan adjustive Bentuk penyesuaian diri yang adaptif sering dikenal dengan istilah adaptasi. Bentuk penyesuaian diri ini lebih bersifat badani. Adjustive adalah bentuk penyesuaian diri yang menyangkut kehidupan psikis. Penyesuaian ini berhubungan dengan tingkah laku. Sebagaimana yang diketahui bahwa tingkah laku sebagian besar dilatarbelakangi oleh hal-hal psikis, kecuali tingkah laku tertentu dalam bentukbentuk, gerakan-gerakan yang sudah menjadi kebiasaan atau gerakan-gerakan refleks. Proses penyesuaian diri dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menentukan keperibadian itu sendiri, baik internal maupun eksternal. Enung (2006:199) menyatakan bahwa faktor-faktor itu dapat dikelompokkan sebagai faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor perkembangan dan kematangan, faktor lingkungan, faktor budaya dan agama. a. Faktor fisiologis Kondisi fisik seperti struktur fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan tubuh. Struktur jasmaniah merupakan kondisi yang primer bagi tingkah laku, dapat diperkirakan bahwa sistem syaraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berpengaruh terhadap penyesuaian diri. Kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat dicapai dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. b. Faktor psikologis Faktor fsikologis yang mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri seperti pengalaman, hasil belajar, kebutuhankebutuhan, aktualisasi diri, frustasi, depresi dan sebagainya. c. Faktor perkembangan dan kematangan Dalam proses perkembangan, respon berkembang dari respons yang bersifat instingtif menjadi respon yang bersifat hasil belajar dan pengalaman. Dengan bertambahnya usia, perubahan dan perkembangan respon tidak hanya diperoleh melalui proses belajar, tetapi juga perbuatan 3

individu telah matang untuk melakukan respon dan ini menentukan pola penyesuaian diri. Pola-pola penyesuaian diri juga akan bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan yang dicapai. d. Faktor lingkungan Berbagai lingkungan seperti keluarga, sekolah, masyarakat, kebudayaan, dan agama berpengaruh kuat terhadap penyesuaian diri seseorang. a. Pengaruh lingkungan keluarga. Dari sekian banyak faktor yang mengkondisikan penyesuaian diri, faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting, karena keluarga merupakan media sosialisasi bagi anakanak. Proses sosialisasi dan interaksi sosial yang pertama dan utama yang dijalani individu di lingkungan keluarga. b. Lingkungan masyarakat. Keadaan lingkungan masyarakat menentukan proses dan pola-pola penyesuaian diri. Pergaulan yang salah dan terlalu bebas di kalangan remaja dapat mempengaruhi pola-pola penyesuaian diri. c. Lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah berperan sebagai media sosialisasi, yaitu mempengaruhi kehidupan intelektual, sosial, dan moral anak. Suasana di sekolah, baik sosial maupun psikologis akan mempengaruhi proses dan pola penyesuaian diri siswa. c. Faktor budaya dan agama Proses penyesuaian diri anak, mulai di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara bertahap dipengaruhi oleh factor-faktor kultur dan agama. Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi, dan ketegangan lain. Oleh karena itu agama memegang peranan penting dalam proses penyesuaian diri seseorang. Sunarto (2006:229) juga menyatakan bahwa ada beberapa faktor penentu dalam penyesuaian diri yaitu: 1) Kondisi-kondisi fisik, termasuk di dalamnya keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf, kelenjar, dan sistem otot, kesehatan, penyakit dan sebagainya. 2) Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan intelektual, sosial, moral, dan emosional. 3) Penentu psikologis, termasuk di dalamnya pengalaman, belajarnya, pengkondisian, penentuan diri (self-determination), frustasi, dan konflik. 4) Kondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolah. 5) Penentu kultural, termasuk agama METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan dan tujuan, jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang berbentuk deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk menemukan fakta yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Menurut A. Muri Yusuf (2005:84) penelitian korelasi merupakan suatu tipe penelitian yang melihat hubungan antara satu atau beberapa ubahan dengan satu atau beberapa ubahan lain. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI dan XII SMA Adabiah Padang yang berjumlah 1176 orang. Penarikan sampel menggunakan rumus slovin, maka besarnya sampel yang digunakan adalah 92 siswa. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber data adalah siswa kelas XI dan XII SMA Adabiah Padang. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan adalah kuesioner. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik metode statistik, kriteria pengolahan data deskriptif dengan mencari skor mean, standar deviasi dengan menggunakan program statistik SPSS. HASIL Dari hasil pengolahan angket pengasuhan orangtua diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1 Pengasuhan Orangtua N o Aspek Kategori (%) 1 Mendidik anak bersoaialis asi 2 Mendidik anak mengikuti Sang at Baik Bai k Cuku p Ku ran g 18 45 25 12 16 47 22 15 4

aturan dalam keluarga 3 Mendidik anak untuk mendiri 4 Pengasuha n secara umum Sumber: Hasil pengolahan data 29 32 24 15 22 36 27 15 Pada tabel di atas terlihat bahwa orangtua yang mendidik anaknya untuk bersosialisasi dengan kategori sangat baik berjumlah 17 dengan persentase 18%, yang tergolong kategori baik berjumlah 41 dengan persentase 45%, dan kategori cukup 23 dengan persentase 23%, serta yang mendidik anak untuk bersosialisasi dengan kategori kurang sebanyak 11 dengan persentase 12%. 16% orangtua sangat baik dalam mendidik anaknya untuk mengikuti aturan dalam keluarga, 47% termasuk kategori baik, 22% Cukup, dan 15% orangtua yang tegolong kurang dalam mendidik anak untuk mengikuti aturan dalam keluarga. 29% orangtua mendidik anak untuk mandiri dengan kategori sangat baik, 32% dengan kategori Baik, 24% dengan kategori cukup dan 15% dengan kategori kurang. Dari data di atas dapat dilihat bahwa 61% orangtua dalam mendidik anaknya untuk mandiri termasuk kategori baik. Orangtua dalam pengasuhan terhadap anak yang tergolong dengan kategori sangat baik berjumlah 20 orang dengan persentase 22%, yang tergolong kategori baik berjumlah 33 orang dengan persentase 36%, dan kategori cukup 25 orang dengan persentase 27%, serta yang termasuk pada kategori kurang sebanyak 14 dengan persentase 15%. Tabel 2 Penyesuaian Diri Siswa terhadap Peraturan Sekolah N o Aspek Kategori (%) Sang at Baik Bai k Cuku p 1 Kehadiran di sekolah 2 Aturana berpakaia Kurang 32 40 17 11 33 38 16 13 n/kerapia n 3 Aturan 20 43 26 11 kebersiha n sekolah 4 Kehadiran 29 28 31 12 dalam belajar 5 Mengikuti 25 34 30 11 proses belajar 6 Mengerja 25 39 25 11 kan tugas 7 Mengikuti 30 41 19 10 ujian 8 Penyesuai an secara umum 17 38 33 12 Sumber: Hasil pengolahan data Pada tabel di atas terlihat bahwa 32% penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah yang berkaitan dengan kehadiran di sekolah dengan kategori sangat baik, 40% dengan kategori baik, 17% kategori Cukup dan 11% dengan kategori kurang. 33% penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah yang berkaitan dengan pakaian/kerapian dengan kategori sangat baik, 38% dengan kategori baik, 16% kategori Cukup dan 13% dengan kategori kurang. 20% penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah yang berkaitan dengan aturan kebersihan sekolah dengan kategori sangat baik, 43% dengan kategori baik, 26% kategori Cukup dan 11% dengan kategori kurang. 29% penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah yang berkaitan dengan kehadiran dalam belajar dengan kategori sangat baik, 28% dengan kategori baik, 31% kategori Cukup dan 12% dengan kategori kurang. 25% penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah yang berkaitan dengan mengikuti proses belajar dengan kategori sangat baik, 34% dengan kategori baik, 30% kategori Cukup dan 11% dengan kategori kurang. 25% penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah yang berkaitan dengan mengerjakan tugas dengan kategori sangat baik, 39% dengan kategori baik, 25% kategori Cukup dan 11% dengan kategori kurang. 30% penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah yang berkaitan dengan mengikuti ujian dengan kategori sangat baik, 41% dengan kategori baik, 19% kategori Cukup dan 10% dengan kategori kurang. 17% penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah dengan kategori 5

6 sangat baik, 38% dengan kategori baik, 33% kategori Cukup dan 12% dengan kategori kurang. Hubungan Pengasuhan Orangtua dengan Penyesuaian Diri Siswa terhadap Peraturan Sekolah Siswa Kelas XI dan XII SMA Adabiah Padang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Hubungan Pengasuhan Orangtua dengan Penyesuaian Diri Siswa terhadap Peraturan Sekolah Siswa SMA Adabiah Padang Aspek Pengasuh-an Orangtua Dengan Koefisi en Korelasi 0,44 0 Penyesuaiaa n Diri Sumber: Hasil pengolahan r Tabel 0,20 1 Signifikan si 0,05 Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program statistik SPSS for window release 15 dan menggunakan teknik pearson maka diperoleh korelasi atau r hitung sebesar 0,440 dan r tabel 0,201 pada taraf signifikansi 0,05. Artinya r hitung lebih besar dari r tabel sehingga dapat ditafsirkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengasuhan orangtua dengan penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah dengan tingkat hubungan sedang. PEMBAHASAN 1. Pengasuhan Orangtua Berdasarkan deskripsi pengasuhan orangtua di atas, dapat diketahui bahwa pengasuhan orangtua yang diterapkan oleh orangtua terhadap anaknya dalam penelitian ini adalah 58% termasuk kategori baik. Ini berarti bahwa orangtua dalam pengasuhan sudah mendidik anaknya untuk mampu bersosialisasi, mengikuti aturan dalam keluarga, dan mendidik anak untuk mandiri secara baik. Ini dapat dilakukan oleh orangtua dengan memberi motivasi kepada anak dan menjadi contoh teladan bagi anaknya. Ki Hajar Dewantara (dalam Tilaar, 2005) memiliki keyakinan bahwa pendidikan bagi anak harus melalui tiga lingkungan yaitu: keluarga, sekolah dan organisasi. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting, karena sejak munculnya adab kemanusiaan sampai sekarang keluarga selalu besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Orangtua memiliki peran penting dalam proses pendidikan, di antaranya adalah memberikan dasar pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar seperti budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Sejalan dengan itu Narramura (dalam Erlamsyah, 2000:39) menyatakan bahwa dalam mengajarkan anak untuk menghormati peraturan dan melaksanakannya, orangtua perlu menjelaskan pada anak apa yang seharusnya mereka lakukan dan mengapa mereka dihukum untuk kesalahan. Oleh karena itu, peran orangtua perlu dipertahankan dan lebih dikembangkan melalui pemberian contoh dalam menampilkan diri, bertingkah laku dan dalam melakukan hubungan social dengan lingkungan yang lebih luas. 2. Penyesuaian Diri Siswa terhadap Peraturan Sekolah Berdasarkan deskripsi hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa telah mampu menyesuaikan diri dengan baik terhadap peraturan sekolah. Dalam hal ini berarti bahwa sebagian besar siswa sudah mencapai tugas perkembangan penyesuaian dirinya sebagaimana dikemukakan oleh Elida Prayitno (2002:74) mengungkapkan salah satu tugas perkembangan remaja yang harus dikuasai adalah membina hubungan sosial dengan teman sebaya maupun dengan orang dewasa. Di sekolah siswa akan selalu berinteraksi dengan orang lain disekitar sekolah, baik dengan teman maupun dengan guru yang mengajar bahkan dengan personil sekolah lainnya. Sedangkan siswa yang telah mampu menyesuaikan diri dengan baik dalam belajar dan terhadap peraturan sekolah untuk terus ditingkatkan mengingat kehidupan terus berkembang dan penyesuaian diri merupakan bagian dari proses hidup. Sejalan dengan hal tersebut Enung Fatimah (2006:190) juga menyatakan bahwa penyesuaian bersifat suatu proses sepanjang hayat dan manusia akan terus menerus berupaya melakukan dan

mengatasi tekanan tantangan hidup guna mencapai pribadi sehat. Karena sebagian besar siswa sudah dapat menyesuaikan diri dengan peraturan sekolah dengan baik dan ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan terus. 3. Hubungan Pengasuhan Orangtua dengan Penyesuaian Diri Siswa terhadap Peraturan Sekolah Pengasuhan orangtua berkorelasi positif dengan penyesuaian diri, dimana apabila pengasuhan orangtua yang diterapkan kepada anak baik, maka anak akan mampu menyesuaikan diri terhadap peraturan sekolah secara baik pula, begitu pula sebaliknya, apabila pengasuhan orangtua yang diterapkan kepada anak kurang baik, maka siswa kurang mampu dalam penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah. Menurut Whardani (1997:123) menyatakan bahwa ciri-ciri siswa yang mampu membina hubungan sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di antaranya mampu bertindak sesuai dengan norma yang berlaku serta selaras antara hak dan kewajiban. Dalam menciptakan siswa yang mampu menyesuaikan diri dengan baik dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi (1990:283) faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu dapat dikelompokkan faktor dari dalam dan luar diri. Faktor dari luar diri meliputi (1) faktor lingkungan keluarga (2) lingkungan sekolah dan (3) lingkungan masyarakat. Faktor yang datang dari lingkungan keluarga termasuk bagaimana orangtua dalam mengasuh anaknya, sehingga anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik termasuk dengan peraturan sekolah. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengasuhan orangtua terhadap anaknya tergolong pada kategori baik. 2. Penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah tergolong pada kategori baik. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengasuhan orangtua dengan penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Bagi orangtua, lebih memotivasi anak agar mematuhi peraturan yang berlaku dengan menerapkan pengasuhan yang baik kepada anak. 2. Orangtua lebih meningkatkan kualitas hubungan dengan anak dengan menciptakan suasana keterbukaan, saling pengertian, penghargaan dalam keluarga agar memberi sumbangan positif terhadap penyesuaian diri anak baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat. 3. Bagi guru pembimbing, agar memberikan berbagai informasi kepada siswa maupun orang tua tentang pentingnya mematuhi peraturan sekolah dan lebih memotivasi siswa agar mau mematuhi peraturan sekolah. 4. Pendidik di sekolah (guru dan guru pembimbing) perlu memberikan penguatanpenguatan terhadap anak yang mematuhi aturan di sekolah, baik tentang kehadiran maupun aturan dalam belajar. 5. Bagi wali kelas dan guru mata pelajaran diharapkan agar bekerja sama dengan guru pembimbing dalam mengatasi dan mengentaskan masalah siswa terutama menyangkut kepatuhan siswa terhadap peraturan sekolah. DAFTAR RUJUKAN Abu Ahmadi. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Alex Sobur 2003. Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka Setia. A Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. 1997. Statistik Pendidikan. Padang: Angkasa Raya. Bambang Prasetya dan Lina Miftahul Jannah. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif (teori dan aplikasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Chaplin. JP. 2004. Kamus Lengkap Psikologi (Kartini Kartono. Terjemahan). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Covey, Stephen R. 1997. Tujuh Kebiasaan Manusia yang sangat Efektif (Budijanto. Terjemahan) Jakarta: Binarupa Aksara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Undang - Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika 7

1