PERANCANGAN SISTEM PROCUREMENT BERBASIS ODOO DENGAN SOFT SYSTEM METHODOLOGY DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN SISTEM WAREHOUSE BERBASIS ODOO DENGAN SOFT SYSTEM METHODOLOGY DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG

PERANCANGAN SISTEM ASSET MANAGEMENT BERBASIS ODOO DENGAN SOFT SYSTEM METHODOLOGY DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG

BAB I. PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN FITUR SISTEM SALES AND DISTRIBUTION PADA PABRIK GULA JATIBARANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFT SYSTEM METHODOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN SISTEM FIXED ASSET MANAGEMENT BERBASIS OPENERP DENGAN METODE SOFT SYSTEM METHODOLOGY (STUDI KASUS: RSUD AL IHSAN)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI SISTEM PURCHASING DAN WAREHOUSE MANAGEMENT BERBASIS ODOO PADA PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk DENGAN METODOLOGI ASAP

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3491

PENGEMBANGAN SISTEM ERP WAREHOUSE MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN BERBASIS OPENERP DENGAN METODE SOFT SYSTEMS METHODOLOGY (STUDI KASUS : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN)

PERANCANGAN SISTEM PENGADAAN (PROCUREMENT) BERBASIS OPENERP DENGAN METODE SOFT SYSTEM METHODOLOGY (Studi Kasus: RSUD Al Ihsan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN SISTEM ERP MODUL PROJECT MANAGEMENT PADA CLIENT PT. JIVA VENTURES (STUDI KASUS : PT. BEST PLANTATION INTERNATIONAL)

PERANCANGAN SISTEM ENTERPRISE RESOURCES PLANNING MODUL ACCOUNTING ODOO 9 PADA PT. ARETHA NUSANTARA FARM DENGAN METODE ASAP

Puspita Ayu Kartika 1, Nia Ambarsari 2, R. Wahyu Wicaksono 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap

Kata Kunci: ERP, Purchase Management, Warehouse Management, Odoo, Accelerated SAP

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENERAPAN SOFTWARE OpenERP MODUL WAREHOUSE MANAGEMENT PADA GUDANG MUSTIKA RATU DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Hasil Produksi PT. Sampoerna Jaya Sentosa Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3195

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI DI PT. MTE BERBASIS SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING MENGGUNAKAN SOFTWARE ODOO

1.1 Latar Belakang Masalah

ANALYSIS AND DESIGN INFORMATION SYSTEM LOGISTICS DELIVERY SERVICE IN PT REPEX WAHANA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN MODUL SALES MANAGEMENT BERBASIS ODOO DENGAN METODE ACCELERATED SAP PADA INGLORIOUS INDUSTRIES

Sistem Remedial Nilai Siswa SMA Olah Raga Negeri Sriwijaya Palembang Menggunakan J2ME dengan Metode Soft System Methodology (SSM)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KUSTOMISASI DAN PENERAPAN SOFTWARE OPEN-ERP

PERANCANGAN SISTEM ERP DENGAN MODUL PURCHASING DAN INVENTORY BERBASIS ODOO 9 DENGAN METODE ASAP PADA PT. ARETHA NUSANTARA FARM

Catrine ( ) Binus University, Jakarta, Indonesia, Vania Kartika Utami ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

SISTEM REMEDIAL NILAI SISWA SMA OLAH RAGA NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN J2ME DENGAN METODE SOFT SYSTEM METHODOLOGY (SSM)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini memberi pengaruh yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.04 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang The Integration Level of Accounting Information System in The Croatian Companies

Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Proyek pada PT. Taruna Jaya Cipta Palembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI PENJUALAN ONLINE SEPATU PADA TOKO STARS SHOP MEDAN

PEMBUATAN APLIKASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING PADA MODUL PURCHASING DAN INVENTORY BERBASIS WEB PADA UD PRIMA


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Perancangan Sistem Inventory Unit Logistik Bank Indonesia Bandung

enterprise resource planning, penjualan, produksi, work order, otomatisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci : TEAMs, Pengadaan Asset, SAP EAM, Material Management, Line Item, Sistem Terintegrasi. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMESANAN KUE BERBASIS ANDROID PADA TOKO KUE MAMA SILA HADI SULISTIANI

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI ORDER TRACKING UNTUK BAGIAN PURCHASING BERBASIS WEB PADA PT.ABC

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

ABSTRAK. Kata kunci : Sistem Informasi Manajemen Persediaan dan Penjualan,

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )


PERANCANGAN APLIKASI FARMASI HOSPITAL INFORMATION SYSTEM DI SILOAM HOSPITALS

SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA COFFEE SHOP STUDI KASUS: KRAKATOA COFFEE AND GEMSTONE

Perencanaan Sumber Daya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS ORACLE PADA MODUL ORDER MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT.

Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang

IMPLEMENTASI SOFTWARE ERP ODOO 8 DI WAREHOUSE PT APPAREL ONE INDONESIA SEMARANG. Andana Cantya P, Dyah Ika Rinawati*

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN SISTEM ERP DALAM MEMBUAT PROJECT FEASIBILITY, PROJECT STATUS DAN PROJECT MONITORING PADA PERUSAHAAN DI BIDANG KONTRAKTOR

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

10/30/2013. N. Tri Suswanto Saptadi

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan hingga jutaan dolar AS. Pengalaman menunjukkan bahwa sebuah

OTOMATISASI SISTEM MANAJEMEN DAN INVENTORY VOUCHER ELEKTRONIK MKIOS CV. AKAR DAYA MANDIRI. Irvan Ramdhani Pembimbing : Andri Heryandi, S.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Obat Pada Apotek Rio Farma

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian Stock barang atau yang biasa disebut kulakan merupakan bagian

TRANSACTION PROCESSING

Transkripsi:

PERANCANGAN SISTEM PROCUREMENT BERBASIS ODOO DENGAN SOFT SYSTEM METHODOLOGY DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG DESIGNING PROCUREMENT SYSTEM USING ODOO WITH SOFT SYSTEM METHODOLOGY IN MUHAMMADIYAH BANDUNG 1 Adam Ramadhan, 2 Luciana Andrawina, 3 R. Wahjoe Witjaksono 1,2,3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1 adamramadh@gmail.com, 2 lucianawina@gmail.com, 3 witjaksonowahjoe@gmail.com Abstrak Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung (RSMB) merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berada di Bandung. Terkendalanya pengadaan barang di RSMB diakibatkan kurangnya integrasi antara bagian pengadaan, warehouse, dan akuntansi. Belum adanya integrasi antara bagian pengadaan, warehouse, dan akuntansi menimbulkan terhambatnya proses pengajuan permintaan barang, proses validasi invoice, serta proses pembuatan dan peninjauan reporting hasil transaksi. Selain belum adanya integrasi, tidak berjalananya proses bisnis secara baik mengakibatkan proses pengadaan barang menjadi tidak efektif. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bagian pengadaan di RSMB dapat diatasi dengan pembuatan ERP system yang berfungsi mengintegrasikan bagian procurement, warehouse, dan accounting. Dengan terintegrasinya bagian pengadaan, warehouse, dan akuntansi, proses pengadan barang dapat berjalan efektif dan produktif. Penelitian ini menggunakan modul purchase management pada Odoo yang dirancang dengan Soft System Methodology dan disesuaikan dengan kebutuhan RSMB. Soft System Methodology memiliki kelebihan, stakeholder dapat memberikan masukan serta koreksi secara langsung. Dengan menerapkan Odoo modul purchase management pada RSMB maka proses pengajuan permintaan barang, proses validasi invoice, serta proses pembuatan dan peninjauan reporting hasil transaksi dapat dilakukan dengan bantuan sistem, sehingga proses pengadaan barang dapat efektif dan efisien. Kata Kunci : ERP, Odoo, Purchase Management, Soft System Methodology Abstract Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung (RSMB) is a private hospital in Bandung. Procurement problem in RSMB due to the lack of integration between procurement, warehouse, and accounting. Lack of integration between procurement, warehouse, and accounting causing delays in the process of filing the demand for goods, invoice validation process, and the process of development and review of reporting the results of the transaction. In addition to the lack of integration, ineffectiveness of the business process well in the procurement make procurement process becomes ineffective. Various problems that occurred in parts procurement in RSMB can be overcome by making the ERP system that function to integrate parts of the procurement, warehouse, and accounting. With the integration of parts procurement, warehouse, and accounting, the procurement process of goods can be effective and productive. This research uses the purchase management module on Odoo designed with Soft Systems Methodology and be adapted to the RSMB needs. Soft Systems Methodology has advantages, stakeholders can provide feedback and corrections directly. By applying Odoo purchase modules in RSMB in the process of filing the demand for goods, invoice validation process, and the process of development and review of reporting the results of the transaction can be done with the help of the system, so that the procurement process can be more productive and efficient. Keywords : ERP, Odoo, Purchase Management, Soft System Methodology

1. Pendahuluan Rumah sakit merupakan fasilitas utama yang diperlukan masyarakat dalam menunjang kesehatan. Setiap rumah sakit mempunyai administratif serta proses bisnis yang berbeda-beda menurut ketentuan masing-masing rumah sakit. RSMB merupakan rumah sakit swasta dibandung yang memiliki masalah pada integrasi pada bagian procurement, warehouse, dan accounting. Untuk menunjang segala kegiatan dalam proses bisnis pada RSMB dibutuhkan teknologi yang dapat mengatasi masalah integrasi di RSMB. Salah satu teknologi yang tepat untuk digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah Enterprise Resource Planning (ERP). Menurut Tarigan (2006) bahwa 78,8% dari perusahaan perusahaan di Indonesia menyebutkan bahwa pemanfaatan aplikasi ERP mampu meningkatkan produktivitas perusahaan [1]. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sebuah teknologi transaksi enterprise yang menghubungkan proses pemesanan barang, manajemen inventarisasi dan kontrol, perencanaan distribusi dan produksi, dan keuangan. ERP bekerja sebagai kekuatan lintas fungsional perusahaan yang mengintegrasikan dan mengotomatiskan berbagai proses bisnis internal dan sistem informasi termasuk manufacturing, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan sumber daya manusia dari sebuah perusahaan (O Brien, 2005) [2]. Salah satu alur komunikasi yang dapat dikelola Enterprise Resource Planning (ERP) dan menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah rumah sakit adalah pengadaan kebutuhan (procurement). Rumah sakit memiliki berbagai macam jenis persediaan guna memenuhi kebutuhan. Persediaan barang Rumah Sakit dibagi dalam 3 kelompok dasar diantaranya, persediaan barang farmasi, persediaan makanan (gizi), dan persediaan barang logistik umum (Lumenta, 1990) [3]. Selain itu tentu banyak hal yang dipertimbangkan menjadi kriteria, diantaranya jenis barang, kegunaan barang, tenggang waktu penyimpanan, dan kemudahan dalam pengelolaan barang tersebut. Pembagian golongan berdasarkan kebutuhan medik dan non medik juga perlu diperhatikan agar kebutuhan dapat terpenuhi tepat waktu. Tabel 1 Transaksi Pembelian Barang Inventory Bulan Total Transaksi (Rp) Total Netto (Rp) Februari 2016 485,800,133.00 487,356,901.00 Maret 2016 516,122,339.00 517,373,528.00 April 2016 799,853,043.00 803,767,224.00 Tabel 1 menggambarkan besarnya transaksi pengadaan barang inventory. Sedikitnya source pegawai yang terdapat pada bagian pengadaan di RSMB mengakibatkan perlunya sebuah sistem yang dapat mengorganisir kegiatan transaksi yang dapat mengintegrasikan bagian procurement, warehouse dan accounting. Terintegrasinya bagian procurement, warehouse dan accounting dapat mempermudah proses pengadaan khususnya pada proses pengajuan permintaan, confirm pengadaan barang, validasi invoice, serta reporting transaction. Untuk itu penerapan sistem pengadaan menggunakan ERP modul purchase management dapat digunakan untuk menunjang proses bisnis penadaan barang bagian logistik RSMB. Dalam penelitian ini software yang digunakan adalah Odoo. Odoo adalah software ERP berbasis open source yang memiliki modul-modul yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan bagian-bagian RSMB. Untuk merancang sistem yang sesuai dengan kebutuhan user maka peneliti memilih Soft System Methodology sebagai metode penelitian. Soft System Methodology (SSM) merupakan kerangka kerja (framework) pemecahan masalah yang dirancang secara khusus untuk situasi di mana hakikat masalah sulit untuk didefinisikan (Sinn, 1998) [4]. Selain itu dengan menggunakan metode ini stakeholder dapat memberikan masukan serta koreksi secara langsung. 2. Landasan Teori 2.1 ERP Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sebuah framework transaksi enterprise yang menghubungkan proses pemesanan barang, manajemen inventarisasi dan kontrol, perencanaan distribusi dan produksi, dan keuangan. ERP bekerja sebagai kekuatan lintas fungsional perusahaan yang mengintegrasikan dan mengautomatisasi berbagai proses bisnis internal dan sistem informasi termasuk manufacturing, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan sumber daya manusia dari sebuah perusahaan. 2.2 Odoo Odoo (dulunya OpenERP) adalah sebuah perangkat lunak manajemen perusahaan berbasis Open Source. Aplikasi ini mampu melakukan seluruh otomatisasi perusahaan, meliputi sebagian besar kebutuhan dan proses perusahaan yang terintegrasi. Odoo tidak membatasi jenis, kategori dan skalabilitas perusahaanperusahaan yang akan menggunakannya karena Odoo dapat diaplikasikan baik pada bidang, sektor, maupun

skala apapun. Odoo dapat dimplementasikan secara modular. Selain itu Odoo juga dapat diimplementasikan pada sistem operasi Linux dan Windows untuk server serta klien linux, windows, dan Mac OS X. Database yang digunakan pada Odoo adalah PostgreSQL, dengan bahasa pemrograman Phyton. 2.3 Soft System Methodology Soft Systems Methodology (SSM) merupakan kerangka kerja (framework) pemecahan masalah yang dirancang secara khusus untuk situasi di mana hakikat masalah sulit untuk didefinisikan (Sinn, 1998) [4]. SSM telah digunakan di banyak bidang dan konteks termasuk di dalamnya manajemen perubahan, perencanaan sistem kesehatan dan medis, perencanaan sistem informasi, manajemen sumber daya manusia, analisis sistem logistik, dan pengembangan sistem pakar (Maqsood, Finegan, & Walker, 2001) [5]. Gambar 1 merupakan tujuh tahapan dari Soft System Methodology menurut Checkland dan Scholes (1990). Gambar 1 Soft System Methodology Step (Checkland dan Scholes, 1990) 2.4 Procurement Pengadaan atau procurement adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau jasa secara transparan, efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya (Christopher & Schooner, 2007) [6]. Menurut Hardjowijono dan Muhammad (2008) pengadaan barang dan jasa harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan yang dipraktekkan secara internasional dengan efisiensi, efektifitas, persaingan sehat, keterbukaan transpraransi, tidak diskriminasi dan akuntabilitas [7]. 3. Pembahasan Sistematika penelitian menjelaskan tahapan untuk penyelesaian penelitian. Sistematika yang digunakan telah disesuaikan dengan alur dari metode yang digunakan, yaitu metode Soft System Methodology. Soft System Methodology terdiri dari tujuh tahapan, yaitu : 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan pada RSMB ini memiliki fokus dalam bidang pengadaan barang (procurement). bagian logistik RSMB menjelaskan bahwa segala kegiatan pengadaan barang seperti pendataan barang, pencatatan kebutuhan, pengajuan pengadaan barang, pemesanan kebutuhan, penerimaan barang, hingga data pendistribusian barang terkadang tidak lengkap dan belum terintegrasi dengan bagian akuntansi. Untuk itu dalam tahap ini dibutuhkan proses bisnis saat ini untuk membuat rancangan sistem procurement pada RSMB. Tahap identifikasi masalah merupakan tahapan yang menampilkan permasalahan yang ada pada RSMB khususnya pada bagian pengadaan. Berikut beberapa permasalahan yang berada pada RSMB. a. Tidak terintegrasi dengan baik antara bagian aset, bagian warehouse, dan bagian akuntansi. b. SOP pengadaan yang ada tidak dijalankan dengan baik. c. Belum adanya format baku pada proses pengajuan serta persetujuan pengadaan barang. 2. Tahap Penggambaran Masalah Tahap kedua adalah penggambaran masalah. Penggambaran masalah dilakukan dengan menggunakan rich picture disesuaikan dengan permasalahan pada RSMB. Pada rich picture dijelaskan alur dari proses pengadaan barang di RSMB. Gambar 2 menjelaskan proses pengadaan barang habis pakai pada bagian procurement RSMB.

Gambar 2 Rich picture barang habis pakai 3. Tahap Root Definition Pada tahap root definition digunakan untuk pendefinisian proses bisnis saat ini dengan menggunakan C.A.T.W.O.E. Holon mendeskripsikan suatu aktivitas sesuai keadaan aslinya. C.A.T.W.O.E. terdiri dari customer, aktor, transformation process, weltanschauung, owner, dan environment constraint. Tabel C.A.T.W.O.E. dapat dilihat pada [LAMPIRAN A]. 4. Tahap Pengembangan Model Konseptual Pada Soft System Methodology, model konseptual adalah model aktivitas-aktivitas manusia yang didasarkan pada hasil root definition. Model konseptual memudahkan stakeholder dalam menentukan solusi. Gambar 3 adalah model konseptual yang disusun setelah tahap root definition. Gambar 3 Model Konseptual

5. Tahap Perbandingan Dunia Model dengan Dunia Nyata Pada tahap ini dilakukan perbadingan antara model konseptual dengan keadaan yang saat ini sedang terjadi. Perbandingan dilakukan guna menemukan perbedaan antara keadaan yang saat ini sedang berjalan dengan perubahan yang diharapkan ada pada sistem baru. A. Sistem yang sedang berjalan (Real World) Kurangnya integrasi pada bagian procurement, warehouse, accounting mengakibatkan tidak semua bagian dapat melakukan pengecekan kebutuhan dan pengecekan pengajuan barang secara up-to-date. Form pengadaan masih berupa cetakan kertas yang hanya berisi kop bagian pengadaan dan selebihnya kosong. Belum adanya form baku sering kali mengakibatkan perlunya bagian pengadaan melakukan dua kali pengerjaan dalam pembuatan RFQ. Keadaan tersebut mengakibatkan lamanya proses pengajuan pengadaan barang. Selain itu Tidak berjalannya SOP pengadaan barang dengan baik mengakibatkan proses pengadaan barang tidak berjalan dengan semestinya. B. Sistem yang diinginkan (System Thinking) Pada sistem yang diinginkan oleh bagian logistik RSMB, ERP dapat digunakan sebagai media dalam mengintegrasikan semua kegiatan pengadaan barang baik yang berhubungan warehouse, aset, dan accounting. Diharapkan setelah terintegrasinya bagian bagian tersebut dapat meningkatkan kinerja khususnya pada bagian logistik dan juga dapat mempermudah seluruh bagian RSMB dalam memantau segala perkembangan dan keadaan barang baik dalam gudang maupun ruang. 6. Tahap Perubahan Tahap keenam adalah perubahan model ke dalam dunia nyata sehingga dapat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pihak aktor. Perubahan-perubahan yang dilakukan didasarkan pada rekomendasi yang diusulkan. Pada tahap perubahan dihasilkan possible system yang berisi rancangan fitur pada sistem. Tabel 2 menggambarkan possible system dan fitur yang dirancang sesuai dengan keinginan user Tabel 2 Possible System dan Fitur Odoo No. Possible System Modul Fitur Odoo 1 Pencatatan supplier lengkap Purchase Buat Pemasok Lihat Pemasok Sunting Pemasok Hapus Pemasok 2 Pembuatan RFQ otomatis sesuai dengan request barang dari warehouse Purchase Lihat Permintaan Penawaran Sunting Order Pembelian Konfirmasi Order Pembelian Buat Order Pembelian Sistem secara otomatis menghitung total biaya 3 Accounting Sunting Order Pembelian transaksi Kalkulasi Total Transaksi Receive Invoice 4 Sistem membuat invoice otomatis sesuai order Validasi Faktur Pembelian Accounting pembelian yang telah di validasi Pay Konfirmasi Order Pembelian Konfirmasi Order Pembelian 5 Sistem dapat mengirim PO melalui email Purchase Send invoice & Purchase Order by kepada supplier email 7. Tahap Aksi untuk Perbaikan Masalah Tahap terakhir adalah melihat perubahan yang terjadi dari penggabungan model apabila hasil rancangan disetujui oleh pihak RSMB maka dapat digunakan sebagai acuan pengembangan sistem. Solusi akhir untuk memperbaiki masalah pada RSMB dengan merancang sistem purchase management untuk RSMB. Perancangan sistem digambarkan dengan adanya use case diagram. Use Case Diagram adalah diagram

untuk menunjukkan peran dari berbagai pengguna dan bagaimana peran-peran menggunakan sistem (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009) [8]. Gambar 4 Use Case Diagram Sistem Procurement Gambar 4 menjelaskan use case diagram yang digunakan untuk pembuatan sistem procurement. Terdapat 3 user yang memiliki hak akses dalam penggunaan sistem procurement, yaitu staf pengadaan, manajer logistik, manajer akuntansi. Staf pengadaan memiliki peran utama dalam proses pengadaan barang, karena pengadaan barang dari proses pembuatan permintaan penawaran hingga proses pemesanan pengadaan kepada pemasok (supplier) dilakukan oleh staf pengadaan. logistik memiliki peran untuk mengawasi jalannya proses pengadaan barang. Selain dapat melakukan pengawasan pengadaan barang, manajer logistik memiliki fungsi melakukan konfirmasi order pembelian yang diajukan oleh staf pengadaan. akuntansi memiliki peran dalam melakukan konfirmasi order pembelian, validasi dan receive invoice, serta melakukan fungsi pembayaran kepada pihak pemasok. 4. Kesimpulan Diterapkannya software Odoo modul purchase management pada bagian pengadaan RSMB, sehingga bagian pengadaan dapat mengelola proses bisnis pengadaan dengan baik dengan source SDM saat ini. warehouse dapat melakukan request pengadaan barang kepada bagian pengadaan melalui software Odoo, dan segala prosesnya dapat diawasi secara langsung. accounting dapat melakukan confirm RFQ dan validasi invoice melalui sistem. Reporting transaksi dapat diakses secara langsung oleh pihak warehouse, accounting dan procurement.

DAFTAR PUSTAKA [1] Z. J. H. Tarigan, Pengaruh Key User, Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Implementasi Teknologi Enterprise Resource Planning, Malang, 2006. [2] J. O'Brien, Introduction to Information System (12th Ed), USA: McGraw-Hill, 2005. [3] A. N. Lumenta, Manajemen Rumah Sakit Konsep dan Prinsip Manajemen Rumah Sakit, Jilid II, Jakarta: Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1990. [4] J. Sinn, A Comparison of Interactive Planning and Soft Systems Methodology: Enhancing the Complementarist Position. Systemic Practice and Action Research, 11(4), 435-453, 1998. [5] T. Maqsood, A. Finegan and D. H. Walker, Five Case Studies Applying Soft Systems Methodology to Knowledge Management, 2001. [6] C. R. Yukins and S. Steven L., Incrementalism: Eroding the Impediments to a Global Public Procurement Market, 2007. [7] Hardjowijono and Muhammad, Daftar Simak Monitoring Proses, 2008. [8] Satzinger, Jackson and Burd, System Analys and Design in a Changing World, Boston: Course Technology, 2009. LAMPIRAN Lampiran A : Tabel C.A.T.W.O.E.

LAMPIRAN A Tabel C.A.T.W.O.E. Holon Customer Aktor Transformation Weltanschauung Owner Environment Possible System Pencatatan Data Barang Pencatatan Data Supplier Pencatatan Permintaan Barang Pengajuan rancangan permintaan barang Pengajuan Surat Permintaan Pengadaan Pemesanan Barang Pembuatan Invoice Warehouse, Warehouse, Warehouse,,, Warehouse Manager Pencatatan data barang yang berisi nama, jenis, dan harga barang Pencatatan data supplier yang berisi nama, alamat, dan contact supplier Pencatatan permintaan barang dari warehouse & user Pengajuan rancangan permintaan barang menggunakan sistem Mengajukan SPP melalui sistem Pemesanan Barang sesuai SPP Pembuatan invoice pengadaan barang Data barang lengkap hasil pencatatan berfungsi sebagai acuan barang pengadaan Data supplier lengkap hasil pencatatan berfungsi sebagai acuan pemilihan supplier saat barang pengadaan Pencatatan permintaan barang digunakan sebagai pedoman pengadaan barang Pengajuan rancangan permintaan barang sesuai pengajuan dari warehouse dan aset Pengajuan SPP Pemesanan Barang sesuai SPP kepada supplier Pembuatan invoice transaksi barang Pihak Supplier Tidak adanya database barang secara lengkap Tidak adanya database supplier secara lengkap Data barang yang tidak lengkap. Pengajuan rancangan permintaan barang yang dilakukan secara konvensional. Pengajuan SPP yang tidak didasari oleh PAPB Barang yang dipesan tidak ada Lamanya pembuatan invoice Sistem menyimpan data barang dan dapat digunakan sebagai acuan pengadaan barang Sistem menyimpan data supplier dan dapat digunakan acuan pemilihan supplier saat barang pengadaan Sistem menyimpan permintaan barang secara real-time. Sistem menyimpan Pengajuan rancangan permintaan barang yang dimasukkan Sistem secara otomatis menyimpan SPP yang disetujui ke dalam bentuk pdf. Sistem mencatat pemesanan sesuai supplier Sistem mampu membuat invoice secara otomatis sesuai dengan pesanan yang telah diajukan pada supplier