BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat. Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat persaingan yang mana dapat

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh titanium..., Caing, FMIPA UI., 2009.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi kepuasan dan memenuhi

Proses Pengecoran Hingga Proses Heat Treatment Piston Di PT. Federal Izumi Manufacturing NAMA : MUHAMMAD FAISAL NPM : KELAS : 4IC04

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah tertentu dalam setiap periode waktu tertentu. Untuk itu, perlu dibuat suatu

aluminium dari kebanyakan bahan itu masih belum ekonomis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS KETIDAKSESUAIAN KUAT TARIK DENGAN SPESIFIKASI STANDAR MELALUI DIAGRAM ISHIKAWA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

COATING DI PT INDOKONVERTA INDAH

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PROSES MANUFACTURING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

PT Bhirawa Steel Surabaya adalah rolling mill modern di Indonesia, produsen baja tulangan dengan pengalaman lebih dari 4 DEKADE (mulai 1973 sekarang)

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PELAPISAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN TIMAH PUTIH

PROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 3 ANALISIS INVESTASI YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Purna Baja Heckett Cilegon

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan (job order). Perusahaan ini berada di Jl. Mayjend Sungkono No. 5 Blok

PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Bawen-50661, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini mulai berdiri

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENAMBAHAN AlTiB SEBAGAI PENGHALUS BUTIR PADA PROSES RAPID SOLIDIFICATION ALUMINIUM

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu menganggur mesin (idle machine) akan semakin berkurang dan secara. otomatis waktu produksi akan semakin cepat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

BAB III PELAKSANAAN PENGUPAHAN KARYAWAN HARIAN INDUSTRI PENGECORAN LOGAM PRIMA LOGAM DESA NGAWONGGO, KECAMATAN CEPER, KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN START

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MEMPELAJARI PERAWATAN MESIN DB 800 V5 EX DALAM PEMBUATAN PRODUK CARRIER CAMSHAFT DI PT PROGRESS DIECAST

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pengumpulan informasi tentang waktu yang dibutuhkan dalam suatu

PENGARUH SILIKON DAN FOSFOR DISEKITAR EUTEKTIK POINT ALUMUNIUM TERHADAP PENYUSUTAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan teknologi dewasa ini, Perkembangan teknologi semakin

1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

SKEMA SERTIFIKASI REGULATOR TEKANAN TINGGI UNTUK TABUNG BAJA LPG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia

Transkripsi:

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Sejarah Perusahaan Berdiri dengan nama PT. Indoaluminium Intikarsa Industri atau sering disebut dengan PT. 3I, pada tanggal 17 April 1990 dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Dengan Akta Notaris no. 352 tanggal 17 April 1990, di hadapan Notaris Benny Kristianto, SH, notaris di Jakarta. Sejak berdirinya, perusahaan ini bergerak dalam bidang Industri Aluminium Lembaran (sheet dan foil) dan Aluminium foil yang mengoperasikan pabriknya di Desa Ganda Mekar KM 24 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat, kurang lebih 40 km dari Jakarta. Pabrik ini berdiri seluas 7,8 Ha. Pabrik ini juga telah mengadakan Grand Openning pada tanggal 9 Juni 1994, yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Ir. Tungky Ariwibowo. Komersial produksi perdananya adalah : - Alloy : AA1235 - Thickness : 0,007 mm atau 7 μm - Width : 800 mm - Length : 8000 m - Weight : 121,5 kg - Temper : soft (0)

7 2.2. Struktur Organisasi Struktur organisasi berguna untuk menunjukkan tugas, tanggung jawab, dan wewenang dari setiap bagian organisasi sehingga bagian-bagian tersebut dapat melakukan fungsinya dengan baik, dengan demikian tujuan perusahaan dapat tercapai. Struktur organisasi umum PT. Indoaluminium Intikarsa Industri dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini. 2.3. Produksi Gambar 2.1. Struktur Organisasi

8 Jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Indoaluminium Intikarsa Industri ada 2 jenis, yaitu : o Aluminium foil, dengan ketebalan < 100 μm. o Aluminium sheet, dengan ketebalan 100 μm. Kapasitas produksi PT. Indoaluminium Intikarsa Industri sekitar 10.000 ton / tahun atau 834 ton / bulan, yaitu : o Aluminium foil o Aluminium sheet : 6000 ton / tahun : 4000 ton / tahun 2.4. Perkembangan Perusahaan Pabrik ini menggunakan teknologi Pechiney Aluminium Engineering, yaitu perusahaan yang berasal dari Perancis, salah satu produsen aluminium di dunia, yang mendorong PT. Indoaluminium Intikarsa Industri untuk lebih meningkatkan kualitas kerja dan management perusahaan. Oleh karena itu, PT. Indoaluminium Intikarsa Industri berjanji untuk meningkatkan kualitas produksi dan meningkatkan pelayanan bagi pelanggan. PT. Indoaluminium Intikarsa Industri telah menembus pasaran dalam negeri dan luar negeri. Produksi Aluminum foil dipasarkan untuk industri rokok, kemasan makanan dan minuman, industri obat-obatan, lapisan kabel, industri rumah tangga, dan sebagainya. Aluminium sheet digunakan untuk komponen elektronik, alat-alat rumah tangga untuk memasak, dan lain sebagainya. Saat ini permintaan pasar domestik maupun luar negeri dari kedua jenis produk (Aluminium foil dan Aluminium sheet) terus meningkat.

9 2.5. Proses Produksi Proses produksi dalam P.T. Indoaluminium Intikarsa Industri (3I) secara garis besar terbagi atas dua jenis berdasarkan jenis produk yang dihasilkan yakni : 1. Proses Produksi Aluminium Foil Gambar 2.2 Flow Chart Proses Produksi Aluminium Foil Flow Chart proses produksi pembuatan aluminium foil dapat dilihat pada gambar 2.2. Produksi aluminium foil dimulai dari peleburan bahan mentah (raw material) yang terdiri dari ingot / batangan aluminium dan / atau scrap (produk cacat) yang dilebur di dalam tungku dengan suhu ± 800 o C. Lalu ditambahkan unsur-unsur paduan seperti Fe dan Si kemudian dibersihkan (skimming) dari kotoran yang berupa kerak dan abu. Masuk ke dalam holding furnace pada suhu 750 o C lalu masuk ke degasser untuk pelepasan hidrogen dari kandungan aluminium. Setelah itu aluminium disaring dengan filter dari bahan keramik baru masuk ke mesin casting yang berjalan kontinu. Aluminium yang sudah dicasting digulung dalam coil menjadi aluminium strip. Dari situ diroll dalam mesin roughing mill (Blow Knox) sampai ketebalan tertentu lalu dihomogenizing. Setelah itu diroll lagi untuk masuk tahap intermediate annealing. Kemudian diroll kembali sampai

10 dengan ketebalan 65 µm baru dipindah ke mesin foil mill (Von Rol / Pittsburgh / Swiss Mill). Dalam mesin foil mill aluminium diroll sampai dengan ketebalan sesuai pesanan (minimal sampai dengan 7 µm). Selesai diroll dimasukkan ke dalam annealer untuk final annealing sebelum dipackaging dan dibawa kepada pelanggan. 2. Proses Produksi Aluminium Sheet Gambar 2.3. Flow Chart Proses Produksi Aluminium Sheet Flow Chart proses produksi pembuatan aluminium sheet dapat dilihat pada gambar 2.3. Proses produksi aluminium sheet jauh lebih singkat daripada aluminium foil. Prosesnya sama dengan aluminium foil sampai dengan mesin roughing mill (Blow Knox). Biasanya untuk pembuatan aluminium sheet, raw material-nya hanya menggunakan scrap saja. Hal ini disebabkan untuk sheet tidak terlalu membutuhkan paduan aluminium yang kuat karena produknya masih pada ketebalan yang cukup sehingga akan jarang terjadi cacat. Sedangkan untuk foil membutuhkan paduan yang lebih baik karena umumnya dikerjakan sampai tipis sekali sehingga lebih rentan mengalami cacat di tengah proses apabila paduannya kurang baik. Di mesin Blow Knox produk sheet tidak mengalami proses homogenizing ataupun annealing. Semuanya diproses dengan pengerjaan dingin. Ketebalannya juga masih cukup tebal

11 yakni minimal 100 µm. Setelah itu langsung dipindahkan ke mesin potong (slitting) untuk dipotong sesuai dengan pesanan. Lalu dipackaging dan siap untuk delivery. Dengan melihat proses produksi kedua jenis produk di atas, dapat ditemukan perbedaan mendasar antara keduanya, yakni pada tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Aluminium Foil dan Aluminium Sheet Kriteria Aluminium Foil Aluminium Sheet 1. Ketebalan < 100 µm 100 µm 2. Produk Akhir wrapping makanan dan obat-obatan, memasak bahan baku uang logam Untuk menghasilkan kedua jenis produk tersebut, P.T. 3I membagi tanggung jawab dalam lantai produksi ke dalam empat departemen yang berbeda, yakni : 1. Departemen Caster Departemen Caster adalah departemen yang bertanggung jawab atas tahap produksi awal kedua jenis produk di atas. Departemen ini melingkupi : a. Bagian Tungku Peleburan (Melting Furnace / MF) Bagian inilah yang melebur bahan mentah berupa ingot-ingot aluminium atau scrap aluminium dengan campuran sesuai dengan jenis produk yang ingin dibuat menjadi aluminium cair. b. Bagian Tungku Penampungan (Holding Furnace / HF) Bagian ini hanya menampung sementara aluminium hasil peleburan sambil melakukan pendinginan dan beberapa proses quality control. c. Bagian casting yang memproses aluminium cair dari bagian holding furnace untuk kemudian menjadi lembaran-lembaran aluminium (sheet) dengan menggunakan mesin roll yang dilengkapi dengan tip. Kegunaan dari tip

12 adalah untuk pendistribusian aluminium cair tadi sehingga pada saat mengeras akan menghasilkan permukaan lembaran aluminium yang merata. Dalam bagian casting ini terdapat beberapa peralatan seperti degasser yang digunakan untuk pemurnian aluminium hasil peleburan dari kotoran-kotoran seperti hidrogen dengan menggunakan gas Argon. Lalu ada juga Al 2 TiB 3 (Aluminium Titanium Boron) yang berbentuk seperti gulungan kabel yang diumpankan ke dalam aluminium untuk membentuk inti-inti partikel aluminium yang baru sehingga akan didapat hasil Aluminium dengan struktur partikel yang lebih rapat dan kekuatan yang lebih baik. Setelah itu masih ada saringan (filter) untuk membersihkan kotoran yang masih tersisa pada aluminium. Filter tersebut terbuat dari bahan keramik tertentu dengan struktur yang tidak beraturan sehingga dapat menahan kotoran yang lewat melaluinya. Setelah itu baru aluminium mengalir ke head box untuk tempat penampungan sementara lalu masuk ke dalam tip. Setelah lembaran-lembaran aluminium digulung dalam coil dengan panjang sheet dan diameter gulungan yang telah ditentukan. Coil tersebut diserahkan untuk pemrosesan lebih lanjut pada departemen Rolling. 2. Departemen Rolling Departemen Rolling adalah departemen yang ruang lingkupnya paling luas. Departemen ini memproses aluminium dari departemen Caster untuk kemudian dibedakan perlakuannya untuk dua jenis produk yang berbeda tadi. Di dalam departemen ini terdapat banyak mesin-mesin milling yang masing-masing

13 dilengkapi dengan mesin filter dan juga mesin X-Ray untuk pengendalian tebal aluminium yang sedang diproses. Departemen ini melingkupi : a. Bagian Roughing Mill (Blow Knox / BK) Pada bagian ini, semua coil aluminium yang berasal dari departemen Caster belum mengalami pemisahan dan mendapat perlakuan yang sama yakni penipisan sampai dengan 100 µm atau 0,1 mm. Sampai pada ketebalan tersebutlah baru terdapat perbedaan perlakuan terhadap jenis produk Foil dengan jenis produk Sheet. Untuk sheet, aluminium lalu ditransfer ke bagian pemotongan (slitting) untuk dipotong sesuai dengan pesanan lalu ditransfer ke departemen Finishing. Sedangkan untuk foil akan ditipiskan lebih lanjut sampai dengan 65 µm 70 µm dan juga mengalami proses homogenizing dan annealing sebelum dipindahkan ke bagian foil mill. b. Bagian Foil Mill (Von Rol / VR, Pittsburgh / PB, Swiss Mill / SM) Pada bagian ini terdiri atas tiga macam mesin yang dapat dipakai untuk melakukan foil milling yaitu Von Rol, Pittsburgh dan Swiss Mill. Ketiganya sama-sama memiliki fungsi yang sama dengan perbedaan hanya pada lebar mesin saja. Dimana Von Rol adalah mesin yang paling lebar, setelah itu Pittsburgh baru Swiss Mill. Setiap mesin tersebut hanya terdapat satu buah. Oleh karena penjadwalan produksi dalam PT. 3I tidak pasti akibat kapasitas produksi yang masih di bawah permintaan, maka hasil proses dari roughing mill tidak secara spesifik diharuskan dikerjakan pada mesin tertentu. Pengaturan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Proses rolling dalam kesemua mesin pada bagian ini dapat mencapai ketebalan 6 µm sampai 7 µm.

14 Dari bagian ini produk aluminium sudah selesai proses produksinya lalu diserahkan ke bagian finishing. c. Bagian Annealing Furnace Dalam bagian ini terdapat tiga furnace yang digunakan untuk proses homogenizing dan annealing. Proses homogenizing dan intermediate annealing dilakukan pada saat aluminium diproses di mesin Blow Knox. d. Bagian Roll Shop Bagian ini bertugas untuk melakukan maintenance terhadap roll-roll yang digunakan oleh setiap mesin milling yang digunakan di PT. 3I. Penggerindaan dan atau pembubutan roll yang baru diturunkan dan setting roll yang akan dipakai kembali menjadi tanggung jawab dari bagian ini. e. Bagian Filter Bagian ini bertugas untuk menyaring cairan-cairan pendingin yang digunakan selama proses milling dilakukan. Setiap mesin memiliki filternya masingmasing yang diletakkan berdekatan dengan mesin yang bersangkutan. 3. Departemen Finishing Departemen ini sudah tidak lagi berurusan dengan proses rolling sama sekali, berbeda dengan kedua departemen sebelumnya. Departemen ini menerima produk setengah jadi dari mesin Blow Knox bila produknya aluminium sheet dan dari mesin foil mill bila produknya adalah aluminium foil. Dalam departemen ini juga terdiri atas beberapa bagian lagi yakni :

15 a. Bagian Slitting Sheet Bagian ini menerima produk setengah jadi aluminium sheet untuk dilakukan pemotongan sesuai dengan pesanan. b. Bagian Separator Bagian ini menerima produk setengah jadi aluminium foil untuk dilakukan pemisahan lembaran foil untuk mendapatkan permukaan aluminium yang mengkilap (glossy) di bagian atasnya dan permukaan yang tidak mengkilap (dove) di bagian bawahnya. Di bagian ini terdapat lima buah mesin separator. Dari sini foil dimasukkan ke dalam annealing furnace untuk final annealing. c. Bagian Annealing Furnace Bagian annealing furnace di departemen ini berbeda dengan di departemen Rolling. Pada departemen ini terdapat sepuluh buah annealing furnace yang digunakan untuk final annealing setelah aluminium foil selesai dipisahkan dengan mesin separator. Setelah itu produk didinginkan dan yang lolos quality control siap untuk dilakukan packaging. d. Bagian Packaging Bagian ini melakukan pengepakan produk akhir aluminium untuk selanjutnya dikirimkan kepada pelanggan yang memesan produk tersebut. e. Bagian Produksi Packaging Box PT. 3I membuat sendiri box untuk packaging-nya, dan pembuatan box tersebut menjadi tanggung jawab dari bagian ini. Bagian ini mendapat ruangan yang terpisah dari lantai produksi tetapi dekat dengan bagian packaging.

16 4. Departemen Quality Control Departemen ini tidak secara langsung melakukan proses produksi terhadap produk perusahaan. Akan tetapi departemen ini berhubungan erat sekali dengan proses produksi yang berlangsung dalam perusahaan karena departemen ini yang bertanggung jawab atas kualitas dari produk akhir perusahaan. Departemen ini melakukan inspeksi di banyak bagian produksi seperti yang ditunjukkan dengan gambar segitiga pada diagram alir proses manufaktur perusahaan. Selain itu departemen ini juga yang bertanggung jawab atas dokumentasi serta penerapan atas sertifikat standar mutu ISO 9000:2000 yang didapat perusahaan. 2.6. Sistem Kerja Sistem kerja pada PT. Indoaluminium Intikarsa Industri menggunakan standar internasional yaitu, seorang karyawaan yang bekerja tidak lebih dari 40 jam seminggu. Karyawaan pada PT. Indoaluminium Intikarsa Industri terbagi menjadi dua sistem kerja, yaitu sistem kerja pada bagian kantor dan sistem kerja pada bagian pabrik. o Kantor Sistem kerja bagian kantor hampir sama dengan kantor-kantor lain pada umumnya. Karyawaan bekerja dari hari Senin Jum at, dari jam 08.00 16.00 o Pabrik Pabrik pada PT. Indoaluminium Intikarsa Industri bekerja setiap saat yaitu 24 jam sehari, 7 x seminggu. Ini menunjukkan pabrik bekerja terus-menerus tanpa

17 berhenti. Untuk itu, sistem kerja pada bagian pabrik (plant service) dibagi menjadi 5 shift. Shift 1 : Senin - Kamis ; 06.00 14.00 Shift 2 : Senin - Kamis ; 14.00 22.00 Shift 3 : Senin - Kamis ; 22.00 06.00 Shift 4 : Jum at - Minggu ; 06.00 18.00 Shift 5 : Jum at - Minggu ; 18.00 06.00 Satu hal yang perlu dicatat di sini bahwa tidak semua karyawaan yang bekerja di pabrik dibagi menjadi shift-shift seperti di atas. Karyawaan yang tidak termasuk dalam pembagian shift-shift di atas adalah karyawaan kantor pabrik. Termasuk di dalamnya adalah mulai dari level Kepala Departemen (Ka.Dep) sampai dengan Kepala Seksi (Ka.Sie). Sistem kerja mereka sama dengan karyawaan yang bekerja di kantor. Karyawaan yang termasuk dalam pembagian shift-shift di atas adalah karyawaan pada level di bawah Ka.Sie, mulai dari operator sampai dengan supervisor. Untuk karyawaan shift pun dibagi menjadi dua bagian, yaitu : o Bagian I, karyawaan yang bekerja dari hari Senin Kamis (Shift 1 3) o Bagian II, karyawaan yang bekerja dari hari Jum at Minggu (Shift 4 5) Jadi karyawaan pada bagian 1 tidak bisa pindah ke bagian 4, demikian sebaliknya, karena pembagian ini sudah disesuaikan dengan jumlah jam kerja selama seminggu. Total jam kerja pada bagian I yaitu 32 jam, sedangkan pada bagian II yaitu 36 jam. Keduanya tidak melanggar standar internasional yang telah ditetapkan.

18 Setiap bagian karyawaan akan digilir shift-nya setiap minggu. Untuk bagian I, karyawaan akan bergantian shift antara shift 1 3. Untuk bagian II, karyawaan akan bergantian shift antara shift 4 dan 5. 2.7. Pemasaran Produksi PT. Indoaluminium Intikarsa Industri telah menembus pasaran dalam negeri dan luar negeri. Dalam negeri : o Aluminium foil, sekitar 4200 ton / tahun, sekitar 70 % dari produksi seluruhnya o Aluminium sheet, sekitar 2800 ton / tahun, sekitar 70 % dari produksi seluruhnya. Luar negeri : o Aluminium foil, sekitar 1800 ton / tahun, sekitar 30 % dari produksi seluruhnya o Aluminium sheet, sekitar 1200 ton / tahun, sekitar 30 % dari produksi seluruhnya.