ANALISIS Escherichia coli DAN HIGIENE SANITASI PADA MINUMAN ES TEH YANG DIJUAL DI PAJAK KARONA JAMIN GINTING KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

Karakteristik Responden

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICIA COLI PADA ES TEH YANG DIJUAL DI SEPANJANG JALAN TARAKAN KOTA BANAJARMASIN

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara

Departemen Kesehatan Lingkungan. Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia ABCTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

Lampiran 1. Lembar ObservasiHigiene Sanitasi Pembuatan Ikan Asin di Kota Sibolga Tahun 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. diseduh dengan teh ditambah gula dan es. Minuman es teh banyak digemari oleh

GAMBARAN JUMLAH ANGKA KUMAN DAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PIRING DI RUMAH MAKAN PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2015 Cindy Stevani Sape

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HIGIENE SANITASI DAN ANALISIS ZAT PEMANIS BUATAN PADA DODOL YANG DI PRODUKSI DI KECAMATAN PANYABUNGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA. makanan secara keseluruhan (Depkes, RI 2004). lingkungan tempat orang tersebut berada.

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

Lampiran 1. Summary. Nama : Defiyanti Pratiwi Nim :

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar


HUBUNGAN HYGIENE SANITASI LINGKUNGAN PENJUALAN DENGAN KANDUNGAN ESCHERICHIA COLI PADA AIR TEBU DI BEBERAPA KECAMATAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

HIGIENE DAN SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN KEPADATAN LALAT PADA WARUNG MAKAN DI PASAR TRADISIONAL PASAR HORAS PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Es Batu

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN DODOL SALAK Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/SK/VII/2003

Untuk menjamin makanan aman

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN X,

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat

KONDISI BAKTERIOLOGIK PERALATAN MAKAN DI RUMAH MAKAN JOMBANG TIKALA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

HIGIENE SANITASI DAN ANALISA Eschericia coli PADA MINUMAN ES KELAPA MUDA YANG DIJUAL DI TAMAN TELADAN KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2012 SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI IDENTIFIKASI KEBERADAAN Escherichia coli PADA AIR CUCIAN DAN MAKANAN KETOPRAK DI KAWASAN KAMPUS UNDIP TEMBALANG

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUALITAS MINUMAN ES DAWET PADA BEBERAPA PRODUSEN DITINJAU DARI KANDUNGAN Escherichia coli DAN HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

4. PEMBAHASAN 4.1. Implementasi SSOP dan GMP

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang

Transkripsi:

ANALISIS Escherichia coli DAN HIGIENE SANITASI PADA MINUMAN ES TEH YANG DIJUAL DI PAJAK KARONA JAMIN GINTING KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2013 Rimadani Ritonga¹, Irnawati Marsaulina², Indra Chahaya² ¹Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara ²Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia ABSTRACT Iced tea is a traditional beverage which favored by many people. Iced tea could be contaminated by bacteria if not better way of processing. One of the bacteria that can contaminate is Escherichia coli which is an indicator of fecal coliforms and if drinking water contaminated by E. coli is the possibility that has been contaminated by human feces. This study aims to determine the content of Escherichia coli in iced tea and also hygiene and sanitation management iced tea in pajak karona jamin ginting kecamatan medan baru in 2013. The method used is a descriptive survey. The data obtained through observations and laboratory tests. Based on the survey results revealed that all examined iced tea have been contaminated by Escherichia coli is 7 samples 240 MPN, 2 samples 96 MPN and 1 sample 27 MPN. This is unqualified with Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 which states that the amount of content of E. coli in drinks is 0/100 ml sample. The presence of E. coli in iced tea may contaminated by human feces. Possible contamination of iced tea can be caused by lack of hygiene in the processing of iced tea, because based on observations obtained that all merchants have not applied the principles of hygiene and sanitation. To handle and restain the situation need to prevent the holding of inviligation and controlling by the relevant agencies (Departemen Kesehatan) about the importance of hygiene and sanitation iced tea. Keywords : Ice tea, Hygiene and Sanitation, Escherichia coli. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal diselenggarakan upaya kesehatan melalui 16 macam kegiatan, salah satu diantaranya adalah pengamanan terhadap penyehatan makanan dan minuman (UU RI No. 23, 1992) Makanan dan minuman sangat penting bagi manusia karena merupakan salah satu kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidupya dan di dalam makanan dan minuman tersebut terkandung senyawasenyawa yang diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam tubuh, perkembangbiakan dan menghasilkan energi untuk berbagai kepentingan dalam kehidupannya (Supardi, 1999) Dalam kegiatan proses produksi makanan dan minuman tindakan higiene sanitasi yang merupakan bagian dari kesehatan 1

lingkungan juga analisis bahaya dan titik pengendalian kritis (HACCP: Hazard Analysis Critical Control Point) merupakan salah satu upaya untuk menghindari pencemaran terhadap proses produksi. Yang dalam proses pengolahannya terdapat enam (6) prinsip higiene dan sanitasi yang harus diperhatikan, yaitu pemilihan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan masak, pengangkutan makanan dan penyajian makanan (Depkes RI, 2004). Berdasarkan hasil penelitian Kristofel (2003), menemukan bahwa es campur yang dijual pedagang kaki lima di Pasar Minggu Kelurahan Belakang Pondok Kecamatan Gading Cempaka Bengkulu, diketahui bahwa kandungan Escherichia coli dalam es campur tidak memenuhi persyaratan kualitas bakteriologis, sebab hasil dari pemeriksaan laboratorium 9 dari 10 sampel es campur yang diteliti tercemar oleh Escherichia coli sebanyak 4 sampai 7 sampel/100 ml sampel dan 1 sampel tidak tercemar Escherichia coli. Hasil penelitian Munthe (2006) diketahui bahwa kandungan Escherichia coli dalam air tebu di Pasar Kota Medan tidak memenuhi persyaratan kualitas bakteriologis air minum karena dari 16 sampel, semuanya mengandung Escherichia coli. Dalam air tebu yang tidak diberi es batu berkisar 7/100 ml air tebu. Di Pajak Karona Jalan Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru banyak dijumpai pedagang yang menjual makanan dan minuman, salah satunya adalah pedagang es teh yang konsumennya juga cukup banyak. Minuman es teh adalah teh yang di dinginkan dengan es batu, es teh seringkali ditambahkan rasa seperti melati, dan buah-buahan seperti limun, ceri, dan arbei, atau susu. Es teh adalah minuman yang sering diminum saat siang hari karena suhu udara yang panas, di warteg, es teh sering diminum selain air dingin (Anonimous, 2012). Tidak kecil kemungkinan minuman es teh dapat tercemar oleh beberapa jenis mikroba apabila cara pengolahannya tidak memenuhi syarat standar kesehatan. Misalnya higiene sanitasi pengolahan minuman es teh yang tidak baik, begitu juga dengan air yang digunakan tidak dimasak hingga mendidih. Mikroba yang dapat ditemukan pada minuman ini adalah jenis bakteri coliform yaitu Escherichia coli. Escherichia coli merupakan bakteri batang gram negatif, tidak berkapsul dan merupakan flora normal di dalam saluran pencernaan hewan dan manusia yang mudah mencemari air. Bakteri E. coli dapat berubah menjadi oportunis patogen bila hidup di luar usus, misalnya pada infeksi saluran kemih, infeksi luka dan mastitis (Supardi, 1999). Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan bahwa minuman jajanan yang dijual adalah jenis minuman es teh yang menggunakan tempat usaha sendiri. Minuman tersebut dapat terkontaminasi oleh E. coli yang mana keberadaan E. coli menunjukkan adanya pencemaran tinja pada minuman. Berdasarkan adanya kemungkinan minuman es teh yang dijual oleh pedagang tersebut mudah terkontaminasi, maka penulis ingin mengetahui kualitas minuman es teh secara bakteriologis dan higiene sanitasi pengolahannya serta lokasi penjualan dengan menggunakan standar yang ditetapkan oleh Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan dan Pengawasan Kualitas Air minum dan sejalan dengan Kepmenkes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan. Keberadaan Escherichia coli dalam makanan dan minuman menjadi indikator sanitasi makanan dan minuman, apakah pernah tercemar 2

oleh kotoran manusia atau tidak. Minuman es teh adalah minuman umum yang banyak disukai masyarakat. Oleh karena itu perlunya diketahui apakah minuman es teh terkontaminasi/tercemar dengan melihat keberadaan bakteri Escherichia coli. Untuk mengetahui gambaran higiene dan sanitasi pengolahan dan menganalisis kandungan Escherichia coli pada Es teh yang diproduksi di Pajak Karona Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru tahun 2013. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam mengkonsumsi es teh. Sebagai masukan bagi dinas yang terkait untuk meningkatkan upaya penyehatan bahan makanan dan minuman. Sebagai informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah survai yang bersifat deskiptif dengan melihat gambaran higiene sanitasi dan analisa laboratorium untuk mengetahui jumlah kandungan bakteri Escherichia coli pada minuman es teh di Pajak Karona Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2013. Objek penelitian ini adalah 10 pedagang minuman es teh. Sampel yang diambil berasal dari pedagang yang sekaligus produsen dari minuman tersebut. Jumlah keseluruhan adalah 10 (sepuluh) sampel. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi langsung ke lokasi menggunakan lembaran observasi dan mengadakan wawancara langsung kepada pedagang minumam es teh serta data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap minuman es teh. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan kandungan E. coli dan higiene sanitasi pada minuman es teh dimulai dengan pengambilan sampel pada masing-masing tempat yang telah ditentukan sebagai lokasi penelitian kemudian dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Balai Laboratorium Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. Kandungan Bakteri E. coli pada Minuman Es Tabel 1. Kandungan Escherichia coli yang terdapat pada Minuman Es No. Kode Sampel Escherichia coli 1. A Positif 2. B Positif 3. C Positif 4. D Positif 5. E Positif 6. F Positif 7. G Positif 8. H Positif 9. I Positif 10. J Positif Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Minuman Es No. Kode Sampel Nilai MPN Nilai TPC Ket 1. A 240 272 10 TMS 2. B 240 776 10 TMS 3. C 96 20 10 TMS 4. D 240 154 10 TMS 5. E 96 16 10 TMS 6. F 27 528 10 TMS 7. G 240 146 10 TMS 8. H 24 66 10 TMS 9. I 240 560 10 TMS 10. J 240 936 10 TMS 3

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sampel yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, diperoleh data dari 10 (sepuluh) sampel minuman es teh yang diperiksa, ditemukan bakteri E. coli pada semua sampel. Ini menunjukkan minuman es teh yang dijual di Pajak Karona Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru tidak memenuhi syarat kesehatan menurut Permenkes RI No.492/Menkes/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum yang tidak memperbolehkan E. coli lebih dari 0 pada 100 ml air. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 12 november 2013, bahwa ternyata seluruh pedagang minuman es teh menggunakan air isi ulang(depot) sebagai air campuran untuk pembuatan es teh. Dimana dalam proses pengolahannya air isi ulang dimasukkan kedalam dispenser dan kemudian ditambahkan gula lalu diaduk setelah itu dimasukkan teh pekat yang telah dimasak dengan air mendidih lalu diaduk, dibiarkan terus berada di dalam dispenser sampai sore dan jika hampir habis dilakukan perlakuan yang sama. Sesuai dengan penelitian (Pakpahan, 2003) bahwa dari 10 sampel air isi ulang yang dipasarkan di kota Medan Tahun 2003 yang diperiksa terdapat 2 diantaranya mengandung E. coli sebanyak 38 MPN dan 27 MPN. Hal ini dapat memungkinkan terjadinya kontaminasi minuman es teh dengan bakteri yang terdapat pada air isi ulang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, semua pedagang minuman es teh menggunakan es kristal, dimana es kristal ini diantar setiap pagi ke tempat penjualan minuman es teh. Seluruh pedagang membeli es krisal dari pedagang es yang sama. Dari 10 (sepuluh) pedagang minuman es teh, terdapat 1 (satu) pedagang yang menyimpan esnya tidak didalam termos tetapi disimpan di dalam plastik dan dimasukkan kedalam box pendingin, padahal box yang digunakan tidak dicuci sebelum ataupun setelah penggunaanya. Sesuai dengan penelitian Susanti (2011) bahwa dari 5 (lima) sampel es batu yang diperiksa seluruhnya terkontaminasi bakteri coliform dan E. coli yang 3 (tiga) diantaranya es kristal. Hal ini dapat menjadi tempat pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri patogen. Berdasarkan uji laboratorium dijumpainya E. coli pada semua sampel hal ini terjadi karena tidak terpenuhinya critical control point pada HACCP pembuatan minuman es teh yang terletak pada pemasakan air hingga mendidih karena E. coli relatif peka terhadap panas dan dapat dihilangkan dengan pendidihan hingga 100 C, dan terletak pada penyimpanan minuman es teh yang terlalu lama di dalam dispenser. Diberbagai negara kini berkembang gejala diare yang disebabkan oleh bakteri yang diduga hasil mutasi genetic dari beberapa spesies utamanya E. coli. Antara lain dikenal E. coli 0157 : H7 yang sebelumnya bukan pathogen enteric. Cara penularannya melalui berbagai media yang kita kenal seperti air dan pangan yang intinya adalah kondisi sanitasi dasar yang kurang baik (Achmadi, 2012). E. coli adalah salah satu golongan dari bakteri koliform dan memiliki sifat dapat tumbuh pada suhu antara 10-40 C, dengan suhu optimum 37 C. ph optimim untuk pertumbuhannya adalah pada 7,0 7,5, ph minimum 4,0 dan maksimum 9,0. Bakteri ini relatif sangat sensitif terhadap panas dan dapat diinaktifkan pada suhu pasteurisasi makanan atau selama pemasakan makanan. Sehingga untuk mencegah pertumbuhan bakteri makanan, sebaiknya disimpan pada suhu rendah (Supardi,1999). 4

E. coli dipilih sebagai indikator karena kuman jenis ini ditemukan di mana-mana (dalam tinja manusia, hewan, tanah ataupun air yang telah terkontaminasi dengan debu, serangga, burung, binatang kecil lainnya), serta secara relatif sukar dibunuh dengan pemanasan. Karena itulah jika air mengandung E. coli, hendaknya harus dipertimbangkan penolakan pemakaiannya untuk air minum, sebab besar sekali kemungkinan air tersebut telah tercemar dengan bahan-bahan kotor (Azwar, 1990). Karakteristik Pedagang Minuman Es 1. Jenis Kelamin Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa semua pedagang minuman es teh yang menjadi objek penelitian di Pajak Karona Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru berjenis kelamin perempuan. 2. Umur Tabel 3. Distribusi Umur Pedagang Minuman Es No. Golongan Umur Jumlah % 1. 16-20 3 30 2. 21-25 5 50 3. 26-30 2 20 3. Pendidikan Jumlah 10 100 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa semua pedagang minuman es teh yang menjadi objek penelitian di Pajak Karona Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru berpendidikan SMA. minuman es teh di Pajak Karona Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan kepada para pedagang, diketahui bahwa keenam prinsip higiene sanitasi pengelolaann minuman yang dilakukan oleh para pedagang di Pajak Karona Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru dapat dilihat secara rinci yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. 1. Pemilihan Bahan Baku Minuman Es Tabel 4. Pemilihan Bahan Baku Minuman Es No. Kriteria Penilaian Kategori 1. Kemasan teh tidak dalam keadaan kadarluwarsa rusak/ 2. Bubuk teh hanya digunakan satu kali saja 3. Menggunakan air yang bersih 4. Menggunakan air yang sudah dimasak sampai mendidih 5. Menggunakan gula pasir 6. Menggunakan es kristal 7. Kelihatan bersih, bening Bahan baku minuman es teh adalah teh, air dan gula pasir dan es batu. Dari hasil observasi, semua pedagang sudah memenuhi syarat kesehatan. Kualitas bahan baku yang aman kadang-kadang dapat tampak dari warna, konsistensi, kebesihan, kesegaran, bau atau bila tidak tampak dapat diperiksa dengan menggunakan standar kualitas bahan makanan yang telah dibuat oleh antara lain WHO ( Soemirat, 2009). Prinsip-prinsip Higiene Sanitasi Dalam Pengelolaan Minuman Es Dalam wawancara dan observasi peneliti langsung datang ke tempat pengolahan 5

2. Penyimpanan Bahan Minuman Es Tabel 5. Penyimpanan Bahan Minuman Es No. Kriteria Penilaian Kategori 1. Tempat penyimpanan bahan baku minuman es teh dalam keadaan bersih dan kedap air. 2. Tempat penyimpanan bahan baku minuman es teh tertutup 3. Bahan baku minuman es teh terhindar dari serangga dan vektor penyakit Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa semua pedagang menyimpan bahan minuman es teh di dalam plastik dan tertutup, untuk penyimpanan es batu disimpan di box pendingin dan dalam keadaan tertutup. Semua bahan terhindar dari serangga dan vektor penyakit. Bahan makanan hendaknya tidak diletakkan di bawah saluran/pipa air untuk menghindari terkena bocoran dari saluran tersebut, semua bahan hendaknya disimpan pada rak-rak yang baik dengan ketinggian rak terbawah dari lantai 20-25 cm. Hal ini untuk menghindari kontaminasi karena genangan air, memudahkan pembersihan, dan mencegah infestasi serangga (Depkes, 1997). dapat merugikan konsumen, karena dapat menimbulkan bakteri atau virus yang akhirnya menimbulkan penyakit. Peralatan yang digunakan dalam pengolahan juga sangat penting. Selain itu yang penting pula adalah status kesehatan pengolah makanan serta cara kerjanya, yang tentunya menentukan terjadinya kontaminasi dari pekerja ke makanan (Soemirat, 2009). Tabel 6. Pengolahan Minuman Es 10 100 - No. - Kriteria Penilaian Kategori 1. Penjamah minuman tidak menderita penyakit mudah menular misalnya batuk atau influenza, diare, dan penyakit perut sejenisnya. 2. Penjamah minuman tidak menderita infeksi kulit misalnya bisul atau kudis 3. Menggunakan APD (celemek, tutup kepala, sarung tangan dan penutup mulut) 4. Mencuci tangan setiap kali hendak menangani minuman 5. Tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut atau bagian lainnya) 6. Tidak batuk atau bersin di hadapan minuman jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau hidung. 3. Pengolahan Minuman Es Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa semua pedagang tidak menggunakan APD (celemek, tutup kepala, sarung tangan dan penutup mulut) pada saat proses pengolahan minuman, tidak mencuci tangan setiap kali hendak menangani minuman dan ada yang mempunyai kuku yang panjang, bercakap-cakap saat menangani minuman, tempat pengolahan dilakukan ditempat terbuka, tidak bebas dari vektor, tidak tersedia tempat pembuangan sampah tertutup. Hal ini 7. Tidak bercakap-cakap saat menangani minuman 8. Mencuci peralatan pengolahan dengan menggunakan air yang bersih dan menggunakan sabun 9. Lantai selalu bersih, kering, tidak lembab dan tidak licin 10. Tempat pengolahan bebas vektor 11. Peralatan yang digunakan dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan dalam setiap pengolahan 12. Tersedia tempat pembuangan sampah tertutup 6

No 4. Penyimpanan Minuman Es Tabel 7. Penyimpanan Minuman Es Kriteria Penilaian 1. Tersedia tempat khusus untuk meyimpan minuman jadi 2. Tempat dalam keadaan bersih 3. Minuman es teh yang sudah diolah dibiarkan di termos dari pagi sampai sore 4. Minuman es teh ditambahkan lagi ke dalam termos apabila sudah berkurang 5. Tempat tertutup dengan baik Kategori 8 80 2 20 Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa proses penyimpanan minuman es teh dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu sebagian minuman dimasukkan kedalam dispenser dan sebagian lagi dimasukkan kedalam plastik. Dari 10 (sepuluh) ditemukan 8 (delapan) pedagang membiarkan minuman es teh didalam dispenser dari pagi sampai sore dan kemudian ditambah lagi dengan minuman es teh yang telah disimpan didalam plastik kedalam dispenser apabila sudah berkurang. Sedangkan sisnya 2 (dua) pedagang menggunakan ceret sebagai tempat penyimpanan minuman es teh. Dalam penyimpanan makanan dan minuman yang paling perlu diperhatikan adalah suhu dan tempat penyimpanan minuman jadi harus memiliki tutup dan bebas dari serangga sehingga tidak mudah terkontaminasi oleh bakteri pathogen dan harus selalu dibersihkan. (Purnawijayanti, 1999). 5. Pengangkutan Minuman Es Tabel 8. Pengangkutan Minuman Es No. Kriteria Penilaian 1. Tersedianya tempat khusus untuk mengangkut minuman jadi 2. Minuman diangkut dalam keadaan tertutup Kategori Dari hasil observasi yang dilakukan, dapat dilihat bahwa minuman yang diangkut sudah dikemas kedalam plastik dann disusun didalam kotak kardus. Minuman yang berasal dari tempat pengolahan minuman perlu memerlukan pengangkutan untuk disimpan dan disajikan. Kemungkinan kontaminasi minuman terjadi selama pengangkutan minuman bila cara pengangkutannya kurang tepat dan alat angkutnya kurang baik dari segi kualitasnya. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Penangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingin 40 C (Purawidjaja, 1995). 6. Penyajian Minuman Es Hasil observasi yang dilakukan, dapat dilihat bahwa semua pedagang menggunakan gelas plastik yang dalam keadaan bersih dan baik (tidak koyak) yang kemudian diisi dengan minuman es teh dan ditutup. Tangan penyaji tidak kontak langsung dengan minuman es teh. Tempat penyajian minuman es teh tidak terbebas dari debu karena berada ditepi jalan masuknya tempat parker sepeda motor. Hal ini dapat menyebabkan minuman es teh terkontaminasi oleh bakteri yang dibawa oleh debu. 7

No. Menurut Depkes RI (2003) untuk meningkatkan mutu makanan jajanan, perlengkapan/sarana penjaja disarankan juga memenuhi syarat kesehatan, antara lain yaitu mudah dibersihkan, harus terlindung dari debu dan kotoran. Tabel 9. Penyajian Minuman Es Kriteria Penilaian 1. Peralatan untuk penyajian keadaan bersih dalam 2. Tempat penyajian bebas dari debu 3. Tempat penyajian dalam keadaan bersih dan kering 4. Penyaji menjaga kebersihan tubuhnya anggota saat menyajikan minuman es teh 5. Tangan penyaji tidak kontak langsung dengan minuman es teh 6. Penyaji berpakaian bersih dan rapi dan diganti setiap hari Kategori Lokasi Penjualan Minuman Es Tabel 10. Lokasi Penjualan Minuman Es No. Kriteria Penilaian 1. Lokasi usaha terhindar dari vektor (lalat, tikus, dll) 2. Lokasi usaha dilengkapi tempat penampungan sampah yang tertutup 3. Dilengkapi fasilitas sanitasi air bersih Kategori 10 100-0 Hasil observasi yang dilakukan, semua pedagang memiliki tempat penampungan sampah, tetapi tidak satupun pedagang yang memiliki penampungan sampah tertutup. Tempat sampah yang dimiliki berupa keranjang sampah terbuka. Lokasi penjualan minuman es teh tidak terbebas dari vektor, karena lokasinya tidak jauh dari pinggiran jalan raya dan tempat pembuangan sampah sementara. Menurut Depkes (2003), lokasi penjualan yang mana juga harus memenuhi syarat kesehatan yaitu lokasi usaha harus jauh atau minimal 500 meter dari sumber pencemar, lokasi usaha terhindar dari serangga, lokasi usaha dilengkapi tempat pembuangan sampah yang tertutup, lokasi usaha dilengkapi fasilitas sanitasi air bersih, tempat penampungan sampah, saluran pembuangan air limbah, dan sebagainya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pemeriksaan dan observasi dapat ditarik kesimpulan yaitu seluruh sampel mengandung E. Coli dan seluruh pedagang tidak memenuhi prinsip hygiene sanitasi. Kepada Dinas Kesehatan Kota Medan agar memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang hygiene sanitasi makanan jajanan kepada pedagang dan bagi masyarakat untuk lenih berhati-hati memilih makanan jajanan yang sehat. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2012, Manfaat, http://www.sosro.com/indone sia/manfaatteh.htm, Diakses pada tanggal 13 Juli 2013. Achmadi, U, F, 2012, Dasar-dasar Penyakit Berbasis Lingkungan, Cetakan Kedua, Rajawali Pers, Jakarta. Azwar, A, 1990, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Cetakan kelima, Penerbit Mutiara Sumber Widya. Jakarta. Chandra, B, 2007, Pengantar kesehatan lingkungan, Penerbit 8

Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Depkes RI, 1997, Pedoman Sanitasi Rumah Sakit Di Indonesia, Dirjen PPM dan PLP dan Dirjen Pelayanan Medik, Jakarta. Depkes RI, 2003, Keputusan Menteri Kesehatan RI No 942/menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, Jakarta. Depkes RI, 2004, Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman, Dirjen PPM dan PLP, Jakarta. Kristofel, S, 2008, Pengelolaan dan Kandungan Bakteri Escherichia coli Pada Es Campur, Skripsi FKM USU, Medan. Munthe, P, 2006, Pemeriksaan Escherichia coli Pada Air Tebu Yang Dijual Dibeberapa Pasar Tradisional Di Kota Medan Tahun 2006, Skripsi FKM USU, Medan. Pakpahan, R, 2003, Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Air Minum Isi Ulang Yyang Dipasarkan Di Kota Medan Tahun 2003. Purawidjaja, 1995, Enam Prinsip Dasar Penyediaan makan di Hotel, Restoran dan Jasa Boga, http://putraprabu.wordpress.co m//2009/01/09/penyajianmakanan-prinsip-foodhygiene/, Diakses pada tanggal 17 Juli 2013. Purnawijayanti, H, 1999, Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengelolaan Makanan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Soemirat, J, 2009, Kesehatan Lingkungan, Cetakan Kedelapan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Supardi, I & Sukamto, 1999, Mikrobiologi Dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan, Penerbit Alumni, Bandung. Susanti (2011), Pemeriksaan Mikrobiologis Pada Es Batu yang Dipasarkan di Kota Medan Tahun 2011. 9