DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Bagian 2 Persyaratan dasar

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB 1 RINGKASAN MATERI

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

TEORI LISTRIK TERAPAN

JOBSHEET PRAKTIKUM 3 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT SEMESTER / SKS : IV / 2

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK. Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE

BAB II LANDASAN TEORI

Antiremed Kelas 08 Fisika

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III KEBUTUHAN GENSET

Dasar Rangkaian Listrik

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL

BAB III DASAR TEORI. makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana

BAB III PENGAMAN PRIMER TRAFO DISTRIBUSI PT. PLN (Persero) AJ GAMBIR

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI

ARUS SEARAH (ARUS DC)

BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

makalah tentang kubikel 20 kv

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

PRINSIP KERJA ALAT UKUR

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

Galvanometer. 1. Cara / Prinsip Kerja, Fungsi dan Komponen

ANALISA PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK TEGANGAN RENDAH YANG SESUAI DENGAN PERSYARATAN PUIL Oleh : Hartono ABSTRAK

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR

SISTEM PROTEKSI RELAY

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin

METODE PENELITIAN. Elektro Universitas Lampung. Penelitian di mulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan Agustus 2014.

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa

LATIHAN UJIAN NASIONAL

DASAR INSTALASI LISTRIK. Hasbullah, MT Electrical Engineering Dept. FPTK UPI com Mobile :

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING

BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MODUL 7 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Listrik) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember 2000. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000(PUIL 2000). Jakarta. [2] Mohammad Hasan Basri. 2008. Rancang Bangun Diagram Satu Garis Rencana Sistem Distribusi Tenaga Listrik Di Gedung Bertingkat (Highrises Building). Tugas Akhir S-1. Depok. [] Khairul Hidayat., Yani Ridal., Arzul. 201. Perancangan ATS (Automatic Transfer Switch) Satu Phasa Dengan Batas Daya Pelanggan Maksimum 4400VA. Jurnal. Padang. [4] Enggar T.santosa., Maradu Sibarani., Suripto. 2011. Rancangan Dasar Sistem Automatic Mains Failure dan Automatic Transfer Switch Untuk Ruang Pertemuan Gedung 71. Tangerang Selatan. [5] http://www.schneider-electric.com/site/home/index.cfm/ww/ [6] ASCO 7000 Series ACTS. Operator s Manual. 17 Airport Road. Brantford. Ontario. Canada. 61

Lampiran 1 LAMPIRAN

Lampiran 2

Lampiran

Lampiran 4 Tabel Ukuran standart luas penampang kabel instalasi jenis tembaga Luas Penampang(mm 2 ) 1,5 2,5 4 6 10 16 25 5 Tabel Ukuran standart luas penampang kabel instalasi (jenis tembaga dan alumunium) Luas Penampang(mm 2 ) 50 70 95 150 185 240 00 500

Lampiran 5

LAMPIRAN B (Normatif) Lambang gambar untuk diagram Lampiran B.1 Lambang gambar untuk diagram saluran arus kuat No. Lambang Keterangan 1 atau Arus searah CATATAN: Tegangan dapat ditunjukkan di sebelah kanan lambang dan jenis sistem di sebelah kiri. 2 2 M 220/110 V 4 5 50 Hz N 50 Hz 400/20 V 6 N 50 Hz / TN - S 7 8 CONTOH : Arus searah, tiga penghantar termasuk kawat tengah, 220V (110 V antara setiap penghantar sisi dan kawat tengah). 2 M dapat diganti dengan 2 + M. Arus bolak balik CATATAN: a) Nilai frekuensi dapat ditambahkan di sebelah kanan lambang. b) Tegangan dapat juga ditunjukkan di sebelah kanan lambang. c) Jumlah fase dan adanya netral dapat ditunjukkan di sebelah kiri lambang. CONTOH : Arus bolak balik, 50 Hz. Arus bolak balik, fase tiga, dengan netral, 50 Hz, 400 V (20 V tegangan antara fase dengan netral) N dapat diganti dengan + N. Arus bolak balik, fase tiga, 50 Hz, sistem mempunyai satu titik dibumikan langsung dan netral serta penghantar pengaman terpisah sepanjang jaringan. Penghantar Kelompok penghantar Saluran Kabel Sirkit CATATAN: a) Jika sebuah garis melambangkan sekelompok penghantar, maka jumlah penghantarnya ditunjukkan dengan menambah garis-garis pendek atau dengan satu garis pendek dan sebuah bilangan. CONTOH: Tiga penghantar (No. 8 dan No. 9) 457

Lampiran B.1 (lanjutan) No. Lambang Keterangan 9 10 11 110 V 2 x 120 mm 2 A1 2 N 220 V 2 x 50 mm 2 + 1 x 25 mm 2 b) Penjelasan tambahan dapat ditunjukkan sebagai berikut : 1) di atas garis: jenis arus, sistem distribusi, frekuensi dan tegangan. 2) di bawah garis: jumlah penghantar sirkit diikuti dengan tanda kali dan luas penampang setiap penghantar. CONTOH : Sirkit arus searah, 110 V, dua penghantar aluminium berpenampang 120 mm 2. Sirkit arus searah, 220 V (antara penghantar sisi dan kawat tengah 110V), dua penghantar sisi berpenampang 50 mm 2 dan kawat tengah 25 mm 2. 12 N ~ 50 Hz 400 V Sirkit fase-tiga, 50 Hz, 400 V, tiga penghantar berpenampang 120 mm 2, dengan netral berpenampang 50 mm 2. x 120 mm 2 + 1 x 50 mm 2 1 Penghantar fleksibel 14 Penghantar pilin diperlihatkan dua penghantar. 15 (a) Penghantar dalam suatu kabel: a) Tiga penghantar dalam suatu kabel. b) Dua dari lima penghantar dalam suatu kabel. 16 (a) a) Ujung penghantar atau kabel tidak dihubungkan. (b) b) Ujung penghantar atau kabel tidak dihubungkan dan diisolasi khusus. 458

Lampiran B.1 (lanjutan) No. Lambang Keterangan 17 a) Percabangan penghantar. (a) (b) b) Dua percabangan penghantar. 18 Saluran bawah tanah. 19 Saluran dalam laut. 20 Saluran udara 21 Saluran dalam jalur atau pipa. CATATAN: Jumlah pipa, luas penampang dan keterangan lainnya dapat diperlihatkan di atas saluran yang menggambarkan lintas pipa. 6 CONTOH: Saluran dalam jalur dengan enam jurusan 22 Saluran masuk orang (manhole) 2 Saluran dengan titik sambung/hubung tertanam 24 Saluran dengan penahan gas atau minyak 25 Titik sadap pada saluran sebagai penyulang konsumen. 26 Sadap sistem 27 Sadapan hubungan seri 459

Lampiran B.1 (lanjutan) No. Lambang Keterangan 28 Unit daya saluran, yang diperlihatkan jenis arus bolak balik. 29 Penahan daya pada penyulang distribusi. 0 Titik injeksi penyulang daya a) Kotak ujung kabel; mof ujung 1 a) satu kabel berinti tiga b) b) tiga kabel berinti satu 2 a) b) Kotak sambung lurus, mof sambung lurus; tiga penghantar. a) dinyatakan dengan garis ganda. b) dinyatakan dengan garis tunggal. Kotak sambung cabang tiga 4 Kotak sambung cabang empat 5 Penghantar netral 6 Penghantar pengaman 7 Penghantar pengaman dan penghantar netral digabung CONTOH: Saluran fase tiga dengan penghantar pengaman dan penghantar netral 460

Lampiran B.2 Lambang gambar untuk diagram instalasi pusat dan gardu listrik No. Lambang Keterangan 1 a) Sakelar penghubung b) Sakelar pemutus c) Sakelar berselungkup; sakelar bersekat pelindung a) b) c) Sakelar dengan pemutusan : 2 a) Secara termis b) Secara elektromagnetis a) b) Sakelar dengan pelayanan a) Relai termal b) Relai elektromagnetik a) b) 4 a) b) a) Sakelar, lambang umum b) Sakelar kutub tiga 5 a) Sakelar pengubah aliran b) Sakelar pengubah aliran dengan kedudukan netral 6 Pemutus sirkit 7 Pemisah 461

Lampiran B.2 (lanjutan) 8 a) b) a) Pengaman lebur b) Sakelar pemisah dengan pengaman lebur 9 Pengaman lebur dengan sirkit alarm terpisah 10 Kotak kontak 11 Tusuk kontak 12 Kontak tusuk 1 14 a) b) a) b) c) a) Lampu; lambang umum lampu isyarat b) Lampu kedip; indikator a) Klakson b) Sirene c) Peluit yang bekerja secara listrik 15 Bel 462

Lampiran B.2 (lanjutan) 16 Pendengung 17 11 12 1 14 15 16 Jalur terminal; blok terminal 18 Perangkat Hubung Bagi dan Kendali 19 Bumi; pembumian 20 Hubungan rangka atau badan 21 Pembumian rangka 22 Penyekatan atau dielektrik 2 Sekat pelindung; selungkup CATATAN - Penjelasan macam selungkup dapat ditambahkan dengan catatan atau dengan lambang kimiawi logam 46

Lampiran B.2 (lanjutan) 24 Garis batas; garis pemisah; sumbu 25 G M a) b) a) Generator - G b) Motor - M 26 Transformator 27 Auto transformator satu fase 28 Sel atau akumulator 29 Baterai sel atau baterai akumulator 0 V W Wh a) b) c) Lambang umum dari : a) instrumen penunjuk langsung atau pesawat ukur b) instrumen pencatat c) instrumen penjumlah CONTOH : a) Voltmeter b) Wattmeter c) Wh-meter (lihat Lampiran A) 464

Lampiran B.2 (lanjutan) 1 Pusat tenaga listrik 2 Gardu listrik Pusat listrik tenaga air 4 Pusat listrik tenaga termal (batubara, minyak bumi, gas, dsb) 5 Pusat listrik tenaga nuklir 6 Pusat listrik panas bumi 7 Pusat listrik tenaga matahari 8 Pusat listrik tenaga angin 465

Lampiran B.2 (lanjutan) 9 Pusat listrik plasma MHD (magneto-hydrodynamic) 40 Gardu listrik konversi arus searah ke a.b.b. ~ 466

Lampiran B. Lambang gambar untuk diagram instalasi bangunan No. Lambang Keterangan 1 Pengawatan (lambang) CATATAN - Untuk maksud tertentu, "garis" dapat diganti dengan "garis putus-putus" 2 Pengawatan tampak (di permukaan) Pengawatan tidak tampak (di bawah permukaan) Pengawatan dalam pipa 4 CATATAN - Jenis pipa dapat dinyatakan, jika perlu 5 a) b) a) Pengawatan menuju ke atas b) Pengawatan menuju ke bawah CATATAN : Lambang 5 dan 6 1) Pernyataan "ke atas" dan "ke bawah" hanya berlaku jika gambar dibaca dalam posisi yang benar 2) Panah pada garis miring menyatakan arah aliran daya ) Pengawatan berpangkal pada lingkaran atau titik hitam 6 Pengawatan melalui ruangan secara tegak lurus 7 Kotak, lambang umum 467

Lampiran B. (lanjutan) 8 Kotak sambung atau kotak hubung 9 Kotak cabang tiga 10 Kotak-saluran masuk utama 11 Perangkat Hubung Bagi dan Kendali dengan lima pipa 12 a) b) a) Lampu; titik sadap lampu dengan pengawatannya b) Lampu dipasang tetap pada dinding dengan pengawatan-nya 1 Kelompok dari tiga buah lampu 40 W x40 W 14 Perangkat lampu dengan sakelar sendiri 15 a) b) a) Lampu darurat b) Armatur penerangan darurat 468

Lampiran B. (lanjutan) 16 a) b) a) Lampu floresen, lambang umum b) Kelompok dari tiga buah lampu floresen 40 W x40 17 Proyektor, lambang umum 18 Lampu sorot 19 Lampu sebar 20 Lengkapan tambahan untuk lampu luah CATATAN - Hanya digunakan jika lengkapan tambahan tidak termasuk dalam armatur penerangan 21 Peranti listrik CATATAN - Jika perlu untuk lebih jelas dapat diberikan nama 22 Alat pemanas listrik Pemanas air listrik 2 Kipas dengan pengawatannya 469

Lampiran B. (lanjutan) 24 Jam hadir (time clock) 25 Kunci listrik 26 Instrumen interkom 27 Sakelar, lambang umum 28 Sakelar dengan lampu pandu 29 Sakelar pembatas waktu, kutub tunggal t 0 a) b) c) Sakelar satu arah a) kutub tunggal b) kutub dua c) kutub tiga 1 a) b) a) sakelar tarik kutub tunggal b) fungsi dari sakelar 0 a) dan 1 a) 470

Lampiran B. (lanjutan) 2 a) Sakelar dengan posisi ganda untuk bermacammacam tingkat penerangan b) Fungsi dari sakelar a) a) b) a) Sakelar dua arah b) Fungsi dari dua buah sakelar a) yang digabung a) b) 4 a) Sakelar silang b) Fungsi dari sakelar a) 5 Sakelar dim 6 Tombol tekan 7 Tombol tekan dengan lampu indikator 471

Lampiran B. (lanjutan) 8 Tombol tekan dengan pencapaian terbatas (tertutup gelas, dsb) 9 t Perlengkapan pembatas waktu 40 Sakelar waktu 41 Sakelar berkunci gawai sistem jaga 42 Kotak kontak 4 Kotak kontak ganda, misalnya untuk buah tusuk kontak 44 Kotak kontak dengan kontak pengaman, misalnya kontak pembumian 45 Kotak kontak bertutup 472

Lampiran B. (lanjutan) 46 Kotak kontak dengan sakelar tunggal 47 Kotak kontak dengan sakelar interlok 48 Kotak kontak dengan transformator pemisah misalnya untuk alat cukur 49 Kotak kontak untuk peranti elektronik misalnya untuk telepon, teleks, dsb. 47