Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa"

Transkripsi

1 Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa ICS ; ; Badan Standardisasi Nasional

2 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...iii 1 Ruang lingkup Acuan normatif Definisi Persyaratan umum Kondisi umum untuk pengujian Klasifikasi Penandaan dan petunjuk Proteksi dari jangkauan ke bagian aktif Pengasutan peranti yang dioperasikan motor Masukan daya dan arus Pemanasan Kosong Arus bocor dan kuat listrik pada suhu operasi Tegangan lebih transien Ketahanan terhadap uap air Arus bocor dan kuat listrik Proteksi beban lebih pada transformator dan sirkit terkait Daya tahan Operasi abnormal Kestabilan dan bahaya mekanis Kuat mekanis Konstruksi Pengawatan internal Komponen Hubungan suplai dan kabel senur fleksibel eksternal Terminal untuk konduktor eksternal Ketentuan untuk pembumian Sekrup dan hubungan Jarak rambat, jarak bebas dan insulasi padat Ketahanan terhadap bahang dan api Ketahanan terhadap pengaratan Bahaya radiasi, keracunan dan bahaya sejenis...10 Lampiran Bibliografi...12 ii

3 Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya- Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa, diadopsi dari standar International Electrotechnical Commission (IEC) ( ) Household and similar electrical appliances Safety Part 2-41: Particular requirements for pumps. Standar ini merupakan persyaratan khusus yang terkait dengan suatu produk tertentu yang mengacu pada SNI : Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya- Keselamatan Bagian 1: Persyaratan umum. Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknik Peranti Pemanfaat (PTPM) dan telah dibahas dalam Konsensus XXII pada tanggal 11 sampai dengan 13 Nopember 2003 di Jakarta untuk mencapai mufakat. Semoga SNI ini dapat diterapkan dan bermanfaat bagi kita, terutama dalam menunjang pembangunan nasional. iii

4

5 Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya -- Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa 1 Ruang lingkup Ayat ini dari Bagian 1 diganti dengan: Standar ini berkaitan dengan keselamatan pompa listrik untuk cairan yang suhunya tidak melebihi 90 C, yang dimaksudkan untuk keperluan rumah tangga dan sejenis, dengan tegangan pengenal tidak lebih dari 250 V untuk peranti fase tunggal dan 480 V untuk peranti lainnya. CATATAN 101 Contoh peranti yang termasuk dalam ruang lingkup standar ini adalah: - pompa akuarium; - pompa kolam taman; - pompa lumpur; - pompa rendam; - pompa air mancur; - pompa sumur air vertikal. Peranti yang tidak dimaksudkan untuk penggunaan di rumah tangga biasa, tetapi dalam penggunaannya dapat menjadi sumber bahaya bagi publik, misalnya peranti yang dimaksudkan untuk digunakan orang awam di pertokoan, di industri kecil dan di pertanian, termasuk dalam ruang lingkup standar ini. Sejauh dapat dipraktekkan, standar ini berkaitan dengan bahaya umum yang disebabkan oleh peranti yang ditemui oleh semua orang di dalam dan di sekitar rumah. Namun, standar ini secara umum tidak memperhitungkan: - penggunaan peranti oleh anak-anak atau orang yang lemah kondisinya tanpa pengawasan; - peranti digunakan untuk bermain oleh anak-anak. CATATAN 102 Perlu diperhatikan fakta bahwa: - untuk peranti yang dimaksudkan untuk digunakan dalam kendaraan atau kapal atau pesawat udara, dapat diperlukan persyaratan tambahan; - persyaratan tambahan ditentukan oleh otoritas di bidang kesehatan nasional, otoritas nasional yang bertanggung jawab dalam proteksi tenaga kerja, dan otoritas serupa. CATATAN 103 Standar ini tidak berlaku untuk: - pompa sirkulasi untuk instalasi pemanas dan air ledeng (IEC ) ; - pompa untuk cairan yang mudah terbakar; - pompa yang khusus dimaksudkan untuk keperluan industri; - pompa yang dimaksudkan untuk digunakan di lokasi tempat terdapat kondisi khusus, misalnya adanya atmosfer korosif atau atmosfer ledak (debu, uap atau gas); - pompa yang mempunyai klorinator jenis elektrolitik. CATATAN 104 Pompa yang terpasang dalam peranti tidak tercakup dalam standar ini kecuali dibuat acuan spesifik. 1 dari 12

6 2 Acuan Normatif 3 Definisi Penggantian: operasi normal operasi peranti dengan kondisi berikut: Pompa di operasikan dengan lubang masuk cairan bertekanan nol, yang berada di antara tinggi total minimum dan maksimum (tekan dan hisap), sehingga tercapai masukan daya tertinggi. CATATAN 101 Tinggi total diukur antara lubang masuk dan lubang keluar cairan. Pompa lumpur dioperasikan dengan air pompa rendam pompa yang bagian listriknya seluruhnya atau sebagian terendam dalam cairan selama penggunaan normal CATATAN Belitan motor dapat kering, terendam dalam minyak atau dalam cairan yang dipompakan pompa sumur air vertikal pompa yang bagian listriknya terpisah dari bagian hidrauliknya dan tidak terendam dalam cairan selama penggunaan normal CATATAN Kendali seperti sakelar tinggi permukaan air dapat terendam dalam cairan pompa lumpur pompa yang dimaksudkan untuk memindahkan campuran air dan benda padat kecil CATATAN Pompa lumpur dapat merupakan pompa rendam atau pompa sumur air vertikal. 4 Persyaratan umum 5 Kondisi umum untuk pengujian 5.7 Penambahan: Suhu cairan dijaga antara 0 C dan -5 C dari suhu yang tercantum pada pompa. 2 dari 12

7 5.101 Pompa diuji sebagai peranti portabel, kecuali dimaksudkan untuk magun (terpasang tetap) Pompa stasioner yang mempunyai motor fase tiga tanpa gawai proteksi dipasang dengan gawai yang tepat sesuai petunjuk. 6 Klasifikasi 6.1 Modifikasi: Pompa rendam yang digunakan dalam kolam renang saat orang berada dalam kolam harus kelas III dengan tegangan pengenal tidak melebihi 12 V. Pompa rendam lainnya untuk digunakan dalam air dan cairan konduktif lain harus kelas I atau kelas III. Namun, pompa akuarium boleh kelas II. Pompa portabel untuk pembersihan dan pemeliharan lain pada kolam renang harus kelas I atau kelas III. Pompa lainnya harus kelas I, kelas II atau kelas III. 6.2 Penambahan: Pompa rendam harus IPX8. Pompa portabel untuk pembersihan dan pemeliharaan lain pada kolam renang paling sedikit harus IPX7. Pompa lainnya harus paling sedikit IPX4. 7 Penandaan dan petunjuk 7.1 Penambahan: Pompa dengan masukan daya pengenal melebihi 50 W harus ditandai dengan: - tinggi total minimum, dalam meter, jika lebih besar dari nol; - kedalaman operasi maksimum, dalam meter dengan minimum 1 m (untuk pompa rendam); - arah putaran (untuk motor fase tiga). Pompa harus ditandai dengan suhu cairan maksimum yang tidak boleh kurang dari 35 C. Jika suhu melebihi 35 C, maka harus ditandai dengan periode maksimum operasinya, kecuali pompa dimaksudkan untuk operasi kontinu. 3 dari 12

8 7.6 Penambahan: H min.. tinggi total minimum... kedalaman operasi maksimum...m 7.12 Penambahan: Petunjuk penggunaan pompa portabel kelas I untuk pembersihan dan pemeliharaan lain pada kolam renang harus mencakup substansi berikut: - pompa tidak boleh digunakan jika ada orang berada di dalam air; - pompa harus disuplai melalui gawai proteksi arus sisa (GPAS) dengan arus operasi sisa pengenal tidak melebihi 30 ma. Petunjuk penggunaan pompa yang ditandai dengan suhu melebihi 35 C harus menyatakan periode maksimum operasi dan periode minimum istirahat, kecuali pompa dimaksudkan untuk operasi kontinu pada suhu ini Penambahan: Petunjuk pemasangan harus memberikan informasi lengkap persyaratan yang ditentukan bagi instalasi listrik dan harus mencakup acuan ke kaidah perkawatan nasional. Jika acuan dibuat berdasarkan zone, maka gambar yang terkait harus dimasukkan. Petunjuk pemasangan harus menyatakan: - tinggi total maksimum, dalam meter, untuk pompa dengan masukan daya pengenal melebihi 50 W; - polusi cairan dapat terjadi karena kebocoran minyak pelumas, untuk pompa rendam dan pompa sumur air vertikal yang berisi minyak pelumas; - harus dipasang gawai proteksi pada perkawatan magun, dan karakteristik gawai harus diberikan (untuk pompa stasioner dengan motor fase tiga tanpa gawai proteksi). Petunjuk pemasangan pompa yang dimaksudkan untuk digunakan pada air mancur pasangan luar, kolam taman dan tempat yang sejenis harus menyatakan bahwa pompa disuplai melalui gawai proteksi arus sisa (GPAS) dengan arus operasi sisa pengenal tidak melebihi 30 ma. Petunjuk pemasangan pompa kelas I untuk operasi kolam renang harus menyatakan bahwa pompa disuplai dari transformator pengisolasi, atau disuplai melalui gawai proteksi arus sisa (GPAS) dengan arus operasi sisa pengenal tidak melebihi 30 ma. Petunjuk pemasangan pompa kelas III yang dimaksudkan untuk dipasang dalam zone 0 di kolam renang harus menyatakan bahwa transformatornya harus ditempatkan di luar zone 1. Petunjuk pemasangan pompa kelas II yang dimaksudkan untuk magun dalam zone 1 di kolam renang atau magun dekat dengan kolam taman atau tempat yang sejenis, harus menyatakan bahwa pompa harus ditempatkan di tempat yang tidak mungkin terjadi banjir. CATATAN 101 Zone ditentukan dalam IEC (Electrical installation of buildings - Part 7: Requirements for special installations or locations - Section 702 : Swimming pools). CATATAN 102 Tempat genangan air tanpa lubang keluar cairan yang memadai dianggap sebagai tempat yang mungkin terjadi banjir. 4 dari 12

9 8 Proteksi terhadap jangkauan ke bagian aktif 9 Pengasutan peranti yang dioperasikan motor Ayat ini dari Bagian 1 tidak dapat diterapkan. 10 Masukan daya dan arus 11 Pemanasan Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan, kecuali yang berikut: 11.7 Penggantian: Pompa dioperasikan sampai tercapai kondisi tunak (steady state), suhu cairan pada 35 C. Namun jika suhu cairan ditandakan pada pompa, suhu cairan yang tercantum sebagai pengganti, jika pompa ditandai juga dengan periode maksimum. Jika pompa ditandai dengan periode maksimum operasi, maka pompa juga dioperasikan selama periode ini dilanjutkan dengan periode istirahat yang ditentukan dalam petunjuk penggunaan, dengan cairan dijaga pada suhu yang ditandakan. Pengujian ini dilakukan untuk tiga daur operasi Penambahan: Untuk pompa yang ditandai dengan suhu melebihi 35 C, kenaikan suhu selungkup luar tidak diukur. 12 Kosong 13 Arus bocor dan kuat listrik pada suhu operasi 14 Tegangan transien Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan 5 dari 12

10 15 Ketahanan terhadap uap air Ayat ini darti Bagian 1 dapat diterapkan, kecuali sebagai berikut: Penambahan: Pompa IPX4 diuji dengan lubang masuk dihubungkan pada lubang keluar dengan selang yang berisi air. Pompa disuplai pada tegangan pengenal dan selang ditempatkan sedemikian sehingga pompa beroperasi pada setiap nilai antara tinggi total minimum dan maksimum. Pompa rendam direndam dalam air yang mengandung kira-kira 1% NaCl selama 24 jam dan pada suhu 30 C ± 5 C. Tekanan air pada selungkup adalah sama dengan: - 1,5 kali tekanan yang terdapat pada kedalaman maksimum, jika kedalaman operasi maksimum tidak melebihi 10 m; - 1,3 kali tekanan yang terdapat pada kedalaman maksimum atau pada 15 m, dipilih yang lebih besar, bila kedalaman operasi maksimum melebihi 10 m. Sebelum pengujian, suhu pompa dinaikkan hingga 5 K di atas suhu air Penambahan: Pompa rendam tidak dikenai pengujian ini. 16 Arus bocor dan kuat listrik 17 Proteksi beban lebih transformator dan sirkit terkait 18 Daya tahan Ayat ini dari Bagian 1 tidak dapat diterapkan 19 Operasi abnormal 19.1 Penambahan: Pompa juga dikenai dengan pengujian pada dan Tidak dapat diterapkan Pompa disuplai pada tegangan pengenal dan dioperasikan pada kira-kira setengah dari tinggi total maksimum selama 5 menit, setelah itu lubang masuk dipindahkan dari cairan dan operasi dilanjutkan selama 7 jam. Pompa kemudian dioperasikan kembali selama 5 menit pada kira-kira setengah dari tinggi total maksimum. 6 dari 12

11 Jika selama pengujian pompa menjadi tidak dapat dioperasikan, maka dilepas dari suplai dan diisi dengan air Pompa yang ditandai dengan periode maksimum operasi disuplai pada tegangan pengenal dan dioperasikan pada operasi normal hingga tercapai kondisi tunak. 20 Kestabilan dan bahaya mekanis 20.1 Penambahan: Pompa rendam tidak dikenai pengujian ini. 21 Kuat mekanis Modifikasi: Energi tumbuk dinaikkan sampai 1,0 J. 22 Konstruksi Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan, kecuali sebagai berikut : 22.6 Penambahan: Pengedap dilepas dari sumbu pompa kelas II. Pompa disuplai pada tegangan pengenal dan dioperasikan selama 10 menit dengan tinggi maksimum yang dapat dicapai. Jika tekanan statik dapat terjadi, maka pengujian diulang pada tekanan yang sesuai dengan tinggi total maksimum. Pompa harus tahan terhadap uji kuat listrik pada Penambahan: CATATAN 101 Kontak langsung antara tembaga dan aluminium atau paduannya, mungkin sekali menghasilkan korosi Penambahan: Persyaratan tidak dapat diterapkan untuk pompa rendam dan pompa sumur air vertikal Pompa harus tahan tekanan statik yang terjadi pada penggunaan normal. Kesesuaian diperiksa dengan pengujian berikut. Pompa diisi dengan air untuk memastikan bahwa semua udara telah keluar. Kemudian tekanan dinaikkan secara hidraulik hingga 1,2 kali tekanan yang terjadi pada tinggi total maksimum dan dipertahankan selama 1 menit. 7 dari 12

12 Pada pemeriksaan harus terlihat bahwa tidak terdapat jejak air pada insulasi yang dapat menyebabkan berkurangnya jarak rambat dan jarak bebas hingga di bawah nilai yang ditentukan pada Ayat 29. Pompa rendam dan pompa sumur air vertikal tidak dikenai pengujian ini. CATATAN Pompa rendam telah diperiksa dengan pengujian pada Pompa sumur air vertikal dikonstruksi sedemikian sehingga motor tidak terkena tekanan Bahan pompa tidak boleh dipengaruhi oleh cairan yang diperuntukkan untuk pompa, jika dapat mengakibatkan bahaya. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi Pompa rendam dan pompa sumur air vertikal harus dikonstruksi sedemikian sehingga polusi cairan yang disebabkan oleh minyak pelumas sejauh mungkin dapat dicegah. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi Pompa rendam dan pompa sumur air vertikal yang mempunyai massa melebihi 3 kg harus dikonstruksi sedemikian sehingga dapat dilengkapi dengan sarana derek. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi Pompa rendam kelas I yang mempunyai selungkup plastik harus dikonstruksi sedemikian sehingga kebocoran cairan ke dalam motor tidak menyebabkan bahaya. Kesesuaian diperiksa dengan pengujian berikut. Dibuat sebuah lubang pada selungkup plastik. Pompa ditempatkan pada posisi yang paling tidak baik pada penggunaan normal. Air yang mengandung kira-kira 1% NaCl dituangkan ke dalam selungkup dengan laju pengisian kirakira 100 ml/menit, dengan menghindari bagian aktif. Air yang terkumpul harus kontak dengan logam yang dibumikan sebelum mencapai bagian aktif. 23 Perkawatan internal 24 Komponen Penambahan: Sakelar tinggi permukaan air diuji sampai daur operasi. 8 dari 12

13 24.2 Modifikasi: Sakelar tinggi permukaan air boleh dipasang pada kabel senur interkoneksinya. 25 Hubungan suplai dan kabel senur fleksibel eksternal 25.1 Modifikasi: Pada pompa rendam, yang bukan kelas III, harus dipasang dengan kabel senur suplai dengan tusuk kontak Modifikasi: Pompa rendam, yang bukan kelas III, harus dipasang dengan kabel senur suplai Penambahan: Kelengkapan jenis X tidak diizinkan untuk pompa rendam. Kelengkapan jenis Z diizinkan untuk: - pompa dengan masukan daya pengenal tidak lebih dari 100 W; - pompa untuk kolam taman Penambahan: Untuk pompa yang dimaksudkan untuk pasangan luar dan pompa yang dimaksudkan untuk digunakan dalam kolam renang yang bukan pompa kelas III, maka kabel senur suplai harus berselubung polikloropren atau elastomer sintetis yang setara dan tidak lebih ringan dari kabel senur fleksibel berselubung polikloropren berat (kode penandaan IEC 66). Namun, untuk pompa magun dengan masukan daya pengenal tidak melebihi 1 kw dan pompa portabel yang mempunyai massa tidak lebih dari 5 kg boleh dilengkapi dengan kabel senur fleksibel berselubung polikloropren biasa (kode penandaan IEC 57). CATATAN Massa pompa ditentukan tanpa air pompa dan tanpa kabel senur suplai. Untuk pompa yang dimaksudkan untuk pasangan dalam, kecuali pompa air mancur, pompa akuarium dan pompa kelas III, kabel senur suplai harus berselubung polikloropren atau elastomer sintetis yang setara dan tidak lebih ringan dari kabel senur fleksibel berselubung polikloropren biasa (kode penandaan IEC 57) Penambahan: Kabel senur suplai pada pompa rendam yang bukan pompa kelas III yang dimaksudkan untuk pasangan luar, harus mempunyai panjang paling sedikit 10 m Penambahan: Semua pompa portabel dikenai pengujian. 9 dari 12

14 26 Terminal untuk konduktor eksternal 27 Ketentuan untuk pembumian 28 Sekrup dan hubungan 29 Jarak bebas, jarak rambat dan insulasi padat 30 Ketahanan terhadap bahang dan api Ayat ini dari Bagian 1 dapat diterapkan, kecuali sebagai berikut Tidak dapat diterapkan. 31 Ketahanan terhadap pengaratan 32 Bahaya radiasi, keracunan dan sejenis 10 dari 12

15 Lampiran dari Bagian 1 dapat diterapkan. Lampiran 11 dari 12

16 Bibliografi Kepustakaan dari Bagian 1 dapat diterapkan, kecuali sebagai berikut. Penambahan: IEC , Household and similar electrical appliances Safety Part 2-51: Particular requirements for stationary circulation pumps for heating and service water installations. IEC , Electrical installations of buildings Part 7: Requirements for special installations or locations Section 702: Swimming pools and other basins. 12 dari 12

17 BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta Telp: ; Faks: ; bsn@bsn.go.id

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa (IEC 60335-2-41 (2005-06), IDT) ICS 13.120; 97.180; 23.080 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin SNI IEC 60335-2-80:2009 Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin (IEC 60335-2-80 (2005-11), IDT) ICS 13.120 Badan

Lebih terperinci

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik (IEC 60335-2-3 (2005-12), IDT) ICS 97.060; 13.120 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 901 K/30/MEM/2003 TANGGAL 30 JUNI 2003 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA 04-6292.2.80-2003 MENGENAI PERANTI LISTRIK UNTUK RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran

Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran Standar Nasional Indonesia Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran ICS 29.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

Tegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS

Tegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS Standar Nasional Indonesia Tegangan standar ICS 29.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi SNI 04-0227-2003 Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang Iingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Tabel tegangan

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur)

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur) Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur) ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

: Laboratorium Uji, PT Hartono Istana Teknologi : Jl. Raya Semarang Demak km. 9, Semarang, Jawa Tengah Telp. (024) Faks.

: Laboratorium Uji, PT Hartono Istana Teknologi : Jl. Raya Semarang Demak km. 9, Semarang, Jawa Tengah Telp. (024) Faks. AMANDEMEN LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-260-IDN Nama Laboratorium Alamat : Laboratorium Uji, PT Hartono Istana Teknologi : Jl. Raya Semarang Demak km. 9, Semarang, Jawa Tengah Penandatangan

Lebih terperinci

Luminer Bagian 2-3: Persyaratan khusus Luminer untuk pencahayaan jalan umum

Luminer Bagian 2-3: Persyaratan khusus Luminer untuk pencahayaan jalan umum SNI 04-6973.2.3-2005 Standar Nasional Indonesia Luminer Bagian 2-3: Persyaratan khusus Luminer untuk pencahayaan jalan umum ICS 29.140.40; 93.080.30 Badan Standardisasi Nasional SNI 04-6973.2.3-2005 Daftar

Lebih terperinci

Bagian 2 Persyaratan dasar

Bagian 2 Persyaratan dasar Bagian 2 Persyaratan dasar 2.1 Proteksi untuk keselamatan 2.1.1 Umum 2.1.1.1 Persyaratan dalam pasal ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan manusia, dan ternak dan keamanan harta benda dari bahaya

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 2: Metode uji

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 2: Metode uji Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 2: Metode uji ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi Standar Nasional Indonesia Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi ICS 13.020.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman Standar Nasional Indonesia Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman ICS 91.060.40 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ICS 91.100.15; 91.010.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI 31-01 Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga

SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI 31-01 Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga Standar Nasional Indonesia Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan unjuk kerja (IEC 60969 Edition 1.2 (2001), Self-ballasted lamps for general lighting services - Performance requirements,

Lebih terperinci

Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan

Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan 3.1 Pendahuluan 3.1.1 Proteksi untuk keselamatan menentukan persyaratan terpenting untuk melindungi manusia, ternak dan harta benda. Proteksi untuk keselamatan selengkapnya

Lebih terperinci

Cara uji berat jenis aspal keras

Cara uji berat jenis aspal keras Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis aspal keras ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

INTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC dan SNI IEC Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan

INTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC dan SNI IEC Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan INTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC 60335-1 dan SNI IEC 60335-2-24 Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-24: Persyaratan khusus untuk Refrigerator oleh : Irwan I (B4T)

Lebih terperinci

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT) Standar Nasional Indonesia SNI ASTM D6934:2012 Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D 6934 04, IDT) ICS 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI POMPA LISTRIK

SKEMA SERTIFIKASI POMPA LISTRIK 1/10/2014 : 1 dari 5 SKEMA PIRANTI LISTRIK RUMAH TANGGA DAN SEJENIS - KESELAMATAN - BAGIAN 2-41: PERSYARATAN KHUSUS UNTUK POMPA (SNI IEC 60335.2.41-2009) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN A. AWAL

Lebih terperinci

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat SNI 7585:2010 Standar Nasional Indonesia Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 7585:2010 Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball) Standar Nasional Indonesia Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball) ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin

Lebih terperinci

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan Standar Nasional Indonesia Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara SNI 7586:2010 Standar Nasional Indonesia Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 7586:2010 Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT) Standar Nasional Indonesia ICS 93.080.20 Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D 6935 04, IDT) Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin,

Lebih terperinci

SNI IEC :2010. Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS :

SNI IEC :2010. Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS : Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi karet Voltase pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 2: Metode uji (IEC 60245-2 Ed 2.2 (1998-04), Rubber insulated cables Rated voltages up to and including

Lebih terperinci

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian Standar Nasional Indonesia SNI 1975:2012 Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian ICS 13.080.20; 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta

Lebih terperinci

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN III.1.

Lebih terperinci

Amandemen 1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)

Amandemen 1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) SNI 0402252000/Amd12006 Standar Nasional Indonesia Amandemen 1 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) ICS 91.140.50 Badan Standardisasi Nasional SNI 0402252000/Amd12006 Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

Pupuk kalium klorida

Pupuk kalium klorida Standar Nasional Indonesia Pupuk kalium klorida ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1

Lebih terperinci

Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan

Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan Standar Nasional Indonesia Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan ICS 13.040.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar Isi...i Prakata... ii Pendahuluan...iii

Lebih terperinci

V. BAHAYA DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN DAN PELEDAKAN AKIBAT LISTRIK

V. BAHAYA DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN DAN PELEDAKAN AKIBAT LISTRIK V. BAHAYA DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN DAN PELEDAKAN AKIBAT LISTRIK Penyebab Kebakaran dan Pengamanan - Ukuran kabel yang tidak memadai. Salah satu faktor yang menentukan ukuran kabel atau penghantar adalah

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar Standar Nasional Indonesia Tata cara pengambilan contoh uji beton segar ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2835:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2835:2008 Daftar

Lebih terperinci

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol Standar Nasional Indonesia SNI 7729:2011 Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol ICS 93.080.20; 19.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...

Lebih terperinci

Cara uji penetrasi aspal

Cara uji penetrasi aspal SNI 2432:2011 Standar Nasional Indonesia Cara uji penetrasi aspal ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

Cara uji daktilitas aspal

Cara uji daktilitas aspal Standar Nasional Indonesia Cara uji daktilitas aspal ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi

Lebih terperinci

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.) Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 SNI ASTM C123:2012 Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C 123-03,IDT.) Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan SNI 7537.3:2011 Standar Nasional Indonesia Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan ICS 79.040.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Cara uji slump beton SNI 1972:2008 Standar Nasional Indonesia Cara uji slump beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

Selang karet untuk kompor gas LPG

Selang karet untuk kompor gas LPG Standar Nasional Indonesia Selang karet untuk kompor gas LPG ICS 83.140.40 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1

Lebih terperinci

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.) Standar Nasional Indonesia ICS 93.080.20 Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D 6930-04, MOD.) Badan Standardisasi Nasional SNI 6828:2012 BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Standar Nasional Indonesia ICS 93.010 Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS Standar Nasional Indonesia Mete gelondong ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Pendahuluan...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1 4 Istilah... 1 5 Penggolongan...

Lebih terperinci

Metode uji CBR laboratorium

Metode uji CBR laboratorium Standar Nasional Indonesia Metode uji CBR laboratorium ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional SNI 1744:2012 BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin, menggandakan dan mengumumkan

Lebih terperinci

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron Standar Nasional Indonesia ICS 93.080.20 SNI 3643:2012 Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT) Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C 136-06, IDT) Badan Standardisasi Nasional SNI ASTM C136:2012 BSN 2012 Hak cipta dilindungi

Lebih terperinci

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya SNI 0405000 Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 6. Ruang lingkup 6.. Bab ini mengatur persyaratan PHB yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk

Lebih terperinci

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification SNI ISO 1096:2010 Standar Nasional Indonesia Kayu lapis - Klasifikasi Plywood - Classification (ISO 1096:1999,IDT) Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu ICS 79.060 Badan

Lebih terperinci

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air Standar Nasional Indonesia Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air ICS 75.140; 93.080.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles Standar Nasional Indonesia Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang Standar Nasional Indonesia Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang Lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2836:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2836:2008 Daftar

Lebih terperinci

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 BIDANG DISTRIBUSI No. SPLN No. JUDUL 1 SPLN 1 : 1995 TEGANGAN-TEGANGAN STANDAR 2 SPLN 3 :1978 PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 PEDOMAN PENERAPAN SISTEM DISTRIBUSI

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...

Lebih terperinci

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung ICS 13.220.50; 91.100.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi

DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember 2000. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000(PUIL 2000). Jakarta. [2] Mohammad Hasan Basri. 2008. Rancang Bangun Diagram Satu Garis Rencana Sistem

Lebih terperinci

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap Standar Nasional Indonesia SNI 7711.2:2012 Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap ICS 91.060.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 SNI 7619:2012 Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum-persyaratan keselamatan

Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum-persyaratan keselamatan Standar Nasional Indonesia Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum-persyaratan keselamatan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KONSEP TGL. 9-4-2003 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Bab

Lebih terperinci

Pupuk dolomit SNI

Pupuk dolomit SNI Standar Nasional Indonesia Pupuk dolomit ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Syarat mutu... 1 4 Pengambilan contoh...

Lebih terperinci

ALAT UJI INTERNATIONAL PROTECTION PADA PERALATAN LISTRIK

ALAT UJI INTERNATIONAL PROTECTION PADA PERALATAN LISTRIK POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.2, MEI 2013 ALAT UJI INTERNATIONAL PROTECTION PADA PERALATAN LISTRIK Ismujianto 1, Isdawimah 1, Silo Wardono 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta, Jalan Prof.

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan Standar Nasional Indonesia Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

Proteksi Bahaya Kebakaran Kebakaran Kuliah 11

Proteksi Bahaya Kebakaran Kebakaran Kuliah 11 Proteksi Bahaya Kebakaran Kuliah 11 Penanggulangan Bahaya Kebakaran Beberapa kebakaran pabrik yang menewaskan pekerja di China dalam 10 th Tahun Tempat Perusahaan Meninggal 1991 Cina Pabrik jas hujan 72

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi

Lebih terperinci

Cara uji bliding dari beton segar

Cara uji bliding dari beton segar Standar Nasional Indonesia Cara uji bliding dari beton segar ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii Pendahuluan...iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK. Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak

SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK. Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak e SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM Abstrak Terdapat dua risiko utama dalam pemanfaatan energi listrik, yaitu arus kejut listrik dan suhu

Lebih terperinci

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI 125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI NO NOMOR SNI J U D U L KETERANGAN 1. SNI 07-0728-1989 Pipa-pipa baja pengujian tekanan tinggi untuk saluran pada industri minyak dan

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang apa itu tahanan isolasi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan pemakaian alat ukur

Lebih terperinci

Unit penghasil biogas dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton

Unit penghasil biogas dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton Standar Nasional Indonesia Unit penghasil biogas dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton ICS 27.190 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000 INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000 34 Instalasi pemanfaatan tenaga listrik adalah instalasi listrik milik pelanggan atau yang ada di sisi pelanggan. Definisi umum : 1. Yang dimaksud

Lebih terperinci

Pupuk urea amonium fosfat

Pupuk urea amonium fosfat Standar Nasional Indonesia Pupuk urea amonium fosfat b. ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah

LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan 1. Beaker Glass 2. Blender 3. Micrometer 4. Wadah 51 5. Cetakan Kertas 6. Neraca Digital 7. Digester 52 8. Tensile Strength Terster 9. Tearing Strength Tester 10.

Lebih terperinci

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu

Lebih terperinci

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 1: Persyaratan umum

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 1: Persyaratan umum Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 1: Persyaratan umum (IEC 60335-1 (2001) + Am 1 (2004-03), IDT) ICS 13.120; 97.030 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

Katup tabung baja LPG

Katup tabung baja LPG Standar Nasional Indonesia Katup tabung baja LPG ICS 23.020.30 Badan Standardisasi Nasional Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI), Katup tabung baja LPG merupakan revisi SNI 1591:2007 dengan pertimbangan:

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 6: Kabel lift dan kabel hubungan fleksibel

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 6: Kabel lift dan kabel hubungan fleksibel Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 6: Kabel lift dan kabel hubungan fleksibel ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

Pupuk amonium klorida

Pupuk amonium klorida Standar Nasional Indonesia Pupuk amonium klorida ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Cara uji berat isi beton ringan struktural Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi beton ringan struktural ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 - BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu

Lebih terperinci

Bagian 1 Pendahuluan

Bagian 1 Pendahuluan Bagian 1 Pendahuluan 1.1 Maksud dan tujuan Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini ialah agar pengusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Susu pasteurisasi. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI Standar Nasional Indonesia. Susu pasteurisasi. Badan Standardisasi Nasional ICS SNI 01-3951-1995 Standar Nasional Indonesia Susu pasteurisasi ICS 13.040.30 Badan Standardisasi Nasional SNI 01-3951-1995 Daftar isi Daftar isi...i Pendahuluan... 1 Spesifikasi... 1 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

KAMUS INSTALASI LISTRIK Sumber: PUIL 2000

KAMUS INSTALASI LISTRIK Sumber: PUIL 2000 KAMUS INSTALASI LISTRIK Sumber: PUIL 2000 A aparat (listrik), lihat definisi radas. armatur luminair tanpa lampu, lihat definisi luminair. arus beban lebih (suatu sirkit) arus lebih yang terjadi dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA 2 PERSYARATAN KHUSUS DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT Lampiran ini menguraikan

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa ancaman

Lebih terperinci

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan Standar Nasional Indonesia Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan ICS 79.040.20 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...

Lebih terperinci