PEMBUATAN ANEKA JAJANAN PASAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL UNTUK ANAK BADUTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

BAB I PENDAHULUAN. (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air) menjadi. ditemui, tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah umum yang biasa ditemui dalam peggunaan hasil protein

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Effect of Substitution Soy Flour and Flour Anchovy towards Protein and Calcium Crackers

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. KEP disebabkan karena defisiensi zat gizi makro. Meskipun

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

PEMANFAATAN WORTEL (Daucus carota) DALAM PEMBUATAN MIE BASAH SERTA ANALISA MUTU FISIK DAN MUTU GIZINYA

4. PEMBAHASAN. (Depkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. penderita DM pada tahun 2013 (2,1%) mengalami peningkatan dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40


PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

MAKANAN SIAP SANTAP DALAM KEADAAN DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. dibuat dengan menambahkan santan, gula merah, daun pandan dan. pisang.menurut Veranita (2012), bolu kukus adalah bolu yang berbahan

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan vitamin A (KVA). KVA yaitu kondisi kurang zat gizi mikro

4. PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Analisa Proksimat Kadar Air

Namun diversifikasi pangan belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi. dalam bukunya An Essay on the Principle of Population, yang mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DAN SNACK

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu. permasalahan gizi di Indonesia (Herman, 2007). Balita yang menderita KEP

KUALITAS DAN DAYA TERIMA NAGASARI PADAT GIZI SEBAGAI MAKANAN ANAK BALITA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL PADA PEMBUATAN BISKUIT DITINJAU DARI KADAR β-karoten, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu untuk

PEMANFAATAN BARUASA UBI JALAR UNGU SEBAGAI MAKANAN SELINGAN DALAM UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

PENGARUH LAMA PENGERINGAN KENTANG DAN PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KENTANG TERHADAP MUTU COOKIES KENTANG

BAB I PENDAHULUAN. asupan zat gizi makro yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi vitamin A

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

PEMANFAATAN BEKATUL DAN AMPAS WORTEL (Daucus carota) DALAM PEMBUATAN COOKIES. THE USED OF BRAND AND CARROT WASTE (Daucus carota) IN COOKIES MADE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PEMBUATAN ANEKA JAJANAN PASAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL UNTUK ANAK BADUTA Siti Nur Rochimiwati 1), Lydia Fanny 1), Thresia Dewi Kartini B. 1), Sirajuddin 1), Sukmawati 1) 1) Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar ABSTRACT Background: The strategy to prevention of malnutrition is mobilize all the potential that exists in society and relevant sectors to meet the family food sufficiency. One effort to overcome undernutrition is to create foods that are high quality and acceptable to children under five. Carrot flour can be used as a substitute making snacks (cake) is healthy and acceptable by infants, especially the clown who is expected to be useful to overcome malnutrition in under five children Objective: To create snacks with carrot flour substitution for under two children. Methods: The study was designed to experiment with making various traditional snacks (kue bolu, kue pukis, kue talam dan kue lapis) with the substitution of carrot flour 10% and 25%. Result: The result is from 1 (one) kg fresh carrot provide 50 grams carrot powder with nutrition content were moisture 6.73%, 13.5% carbohydrate, fat 1.15%, 7.7% protein and beta-carotene 33.74 mg/kg (56.18 SI/100gr). Under two years chidren have good acceptable to the both concentrations of carrot flour. Nutrition content of cake for carbohydrate and energy were lower than the traditional cake without substitutes of carrot flour. Snacks with carrot flour substitution is less appropriate for children under five malnutrition. Cake with the substitution of carrot flour can be used for low-calorie diet and a diet high in fiber. Keywords: PENDAHULUAN Kurang gizi pada balita akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Dampak status gizi kurang khususnya pada anak baduta dapat mengakibatkan anak menjadi status gizi buruk dan menjadi mudah terkena penyakit infeksi dan penyakit lainnya serta lambatnya regenerasi sel tubuh. Menurut WHO, Indonesia tergolong sebagai negara dengan status kekurangan gizi yang tinggi pada tahun 2004 karena 5.119.935 balita dari 17.983.244 balita Indonesia (28,47%) termasuk kelompok gizi kurang dan gizi buruk. Berdasarkan data statistik kesehatan Depkes RI tahun 2005 dari 241.973.879 penduduk Indonesia, 6% atau sekitar 14,5 juta orang menderita gizi buruk. Penderita gizi buruk pada umumnya anak-anak dibawah usia lima tahun (balita). Depkes telah melakukan pemetaan dan hasilnya menunjukkan bahwa penderita gizi kurang ditemukan di 72% kabupaten di Indonesia, sedangkan menurut Riskesdas tahun 2007, prevalensi gizi kurang tingkat nasional, Propinsi Sulawesi Selatan dan Kota Makassar adalah 13,0%, 12,5% dan 11,4%. Strategi operasional penanggulangan gizi kurang adalah memobilisasi seluruh potensi yang ada dimasyarakat dan sektor terkait untuk memenuhi kecukupan pangan keluarga. Salah satu upaya untuk mengatasi gizi kurang adalah menciptakan makanan yang berkualitas dan dapat diterima oleh anak balita, khususnya anak baduta. Wortel (Daucus Carota L) adalah bahan makanan yang mudah diperoleh di pasar dan harganya murah tersedia sepanjang tahun. Tanaman ini berasal dari daerah subtropics atau iklim sedang, di daerah Asia Timur dekat Asia Tengah. Wortel mengandung berbagai jenis 11

senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan seperti antioksidan, karotenoid dan pengaruh pada respon kekebalan tubuh, membantu menurunkan kadar kolesterol, membantu mencegah resiko kanker,mencegah konsptipasi, dll. Wortel dapat dibuat menjadi tepung yang akan menjadi bahan dalam pembuatan aneka jajanan pasar yang diharapkan berguna untuk mengatasi baduta gizi kurang. METODE PENELITIAN Pembuatan tepung wortel : Populasi adalah semua wortel yang ada dipasar kota Makassar. Sampel adalah wortel dengan criteria : segar, bersih, warna orange, besar seragam. Caranya adalah Wortel dibersihkan kemudian cuci sampai bersih. Wortel diparut, kemudian diperas, taburkan dalam nyiru lalu jemur dipanas matahari sampai kering (penjemuran 3-4 hari). Setelah kering digiling/blender dan ayak. wortel siap digunakan Pembuatan jajanan pasar Bahan yang digunakan adalah tepung terigu, telur, gula pasir, margarine, santan, minyak goreng. Cara : tepung terigu yang digunakan sesuai ukuran dalam tiap resep kemudian disubstitusi dengan tepung wortel 10% dan 25%. Resep yang digunakan adalah HASIL PENELITIAN wortel Proses pembuatan tepung dari 1 kg wortel segar menjadi tepung wortel sebanyak 50 gram. Sedangkan untuk nilai organoleptik tepung wortel adalah :warnanya orange sampai orange agak tua, teksturnya: ada butiran halus seperti tepung beras dan, aromanya : khas wortel. Hasil analisis zat gizi tepung wortel pada tabel tabel sebagai berikut : Tabel 1. Hasil analisis zat gizi tepung wortel Zat gizi Kadar Kadar air 6,73 Karbohidrat 13,15 Lemak 1,15 Protein 7,7 betakaroten 33,74 mg/kg wortel mengandung kadar air 6,73%, kadar karbohidrat 13,15%, kadar lemak 1,15%, kadar protein 7,7% dan betakaroten 33,74 mg/kg. Sedangkan jenis jajanan pasar dengan substitusi tepung wortel ( kue bolu, kue pukis, kue talam, kue lapis, dapat diterima responden dan anak baduta. standar resep yang biasa dipakai (kue bolu/cake, kue lapis, kue pukis dan kue talam) Uji daya terima Populasi : adalah semua anak baduta di wilayah kerja puskesmas Sudiang Raya. Sampel adalah anak baduta dengan criteria : Umur 1-2 tahun yang datang pada pelayanan posyandu wilayah puskesmas Sudiang Raya, kelurahan Pacerakang RW 12. Besar sampel : semua anak baduta yang datang pada pelayanan posyandu RW 12 kelurahan Pacerakang diperoleh 33 anak Uji organoleptik Panelis : adalah orang dewasa, mengetahui tentang uji orgaoleptik (mahasiswa dan dosen Jurusan Gizi), dengan jumlah 29 orang Tabel 2. Perbandingan kadar zat gizi wortel segar dan tepung wortel Zat gizi Wortel segar Kadar air 88,2 6,73 Karbohidrat 9,3 13,15 Lemak 0,3 1,15 wortel Protein 1,2 7,7 betakaroten 33,74 mg/kg Tabel 3. Perbandingan nilai gizi tepung beras, tepung terigu dan tepung wortel per 100 gram Zat gizi beras terigu wortel Energi 364 kkal 365 kkal 93,75 kkal Kadar air 12% 12% 6.73% Karbohidrat 80% 77,3% 13,15% Lemak 0,5% 1,3% 1,15% Protein 7,0% 8,9% 7,7% 12

Jajanan Pasar Jenis jajanan pasar yang telah dibuat dengan substitusi tepung wortel adalah kue bolu, kue talam, kue pukis dan kue lapis. Konsentasi tepung wortel untuk untuk substitusi adalah 10% dan 25 % terhadap tolal tepung. hasil uji organoleptik jajanan pasar dengan 30 orang panelis sebagai berikut Tabel 4. Distribusi rata-rata hasil uji organoleptik jajanan pasar Konsentrasi 10% Konsentrasi 25% Aspek Warna Rasa Tekstur Warna Rasa Tekstur Tidak suka 6,6 13,3 10,0 6,6 3,3 10,0 Agak suka 30,0 66,6 36,6 30,0 33,3 36,6 Suka 63,3 20,0 53,3 63,3 63,3 53,3 Daya terima Hasil observasi daya terima jajanan pasar pada anak baduta/balita dengan jumlah anak 33 anak, rata rata mengahabiskan lebih dari 75 % kue/jajanan pasar yang disajikan. Pada orang dewasa (pendamping anak balita) 33 orang semuanya menghabiskan kue yang disajikan. Porsi kue yang disajikan 50 gram. Nilai gizi jajanan pasar Tabel 5. Distribusi nilai gizi jajanan pasar menurut konsentrasi substitusi tepung wortel Jajanan pasar Energi Protein Lemak Katbohidrat Substitusi 10% Kue bolu 97,5 2,3 4,2 12,4 Kue talam 128 2,05 5,85 16.95 Kue lapis 128 2,05 5,85 16.95 Kue pukis 120,4 4,2 3,82 18,5 Rata rata 118,5 2,65 4,93 16,2 Substitusi 25% Kue bolu 95 2,3 4,2 11,9 Kue talam 123,8 2,05 5,85 15,7 Kue lapis 123,8 2,05 5,85 15,7 Kue pukis 119,35 3,2 3,84 17 Rata rata 115,49 2,4 4.94 15,08 PEMBAHASAN Wortel merupakan bahan pangan yang mudah diperoleh, harga murah tersedia sepenjang tahun. Wortel memiliki berbagai kandungan zat atau senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan mulai dari daunnya, akar/umbi yang dikenal sebagai wortel dan bijinya. Kadar air yang tinggi pada wortel segar menyebabkan wortel tidak dapat disimpan lama pada suhu ruang dan mudah rusak/busuk. Untuk meningkatkan daya simpan wortel, pembuatan tepung wortel ini menjadi satu alternatif. Kandungan gizi tepung wortel mendekati kandungan tepung terigu dan tepung beras. Perbedaan terbesar terletak pada kandungan karbohidrat dan energi. Kadar karbohidrat yang rendah pada tepung wortel menjadikan kandungan energi tepung wortel juga rendah. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk kadar serat tepung wortel. Mengingat kadar serat pada wortel segar cukup tinggi maka kemungkinan kadar serat pada tepung wortelpun tinggi. Bila kadar serat tidak larut pada tepung wortel tinggi, maka dapat dibuat suatu formula tinggi serat berbahan dasar tepung wortel yang 13

dapat digunakan untuk diet rendah kalori dan diet tinggi serat. Pembuatan tepung wortel dengan hasil yang sedikit (1 kg wortel segar menjadi 50 gram tepung wortel) menjadi tidak efisien dan tidak ekonomis bila diproduksi jumlah besar. Dibutuhkan bahan baku yang jumlahnya cukup banyak, waktu pengeringan yang lama dengan panas matahari serta risiko busuk sangat tinggi. Apabila ingin memproduksi dalam skala besar/industri dibutuhkan peralatan khusus untuk pengeringan yaitu alat pengering untuk pangan berkadar air tinggi. Salah satu tahap pada pembuatan tepung wortel yaitu dengan proses pemerasan parutan wortel dan menghasilkan ampas dan air perasan. Pada air perasan ini masih mengandung pati yang larut dan zat gizi lainnya. Air perasan ini masih dapat dimanfaatkan misalnya sebagai sari wortel atau yang lainnya. wortel dapat digunakan sebagai bahan campuran pembuatan berbagai produk makanan seperti jajanan pasar. Produk ini dapat diberikan pada anak balita khususnya baduta. Pada penelitian anak baduta dan balita dapat menerima produk ini. Pada penelitian ini telah dibuat empat jenis kue jajanan pasar dengan substitusi tepung wortel 10% dan 25%. Pembuatan jajanan pasar ini menggunakan resep yang sudah dikenal dan biasa dipakai oleh ibu rumah tangga./masyarakat. Perbandingan hasil analisis nilai gizi jajanan pasar antara jajanan pasar yang tidak disubstitusi dan yang disubstitusi tepung wortel tidak jauh berbeda. Konsentrasi substitusi tepung wortel 10 % dan 25% tidak memberikan peningkatan nilai protein dan energi tetapi menurunkan nilai energi dan karbohidrat. Hal ini disebabkan kandungan nilai karbohidrat dan energi yang rendah pada tepung wortel dibanding nilai energi dan karbohidrat tepung terigu. Tekstur yang agak kasar pada substitusi 25% lebih terasa padat dibandingkan dengan substitusi 10%, dengan porsi (volume atau berat) yang sama. Serat yang tinggi akan menghasilkan volume yang besarnya sama tetapi nilai energi dan karbohidrat jajanan pasar rendah dengan tekstrut padat dan agak kasar (terasa butiran waktu mengunyah). Sedangkan aroma lebih terasa pada jajanan pasar dengan konsetrasi substitusi 25% dengan warna yang lebih gelap. Aroma, warna dan tekstur jajanan pasar yang disubstitusi dengan tepung wortel dapat diterima oleh panelis dan anak balita/baduta pada kedua konsentrasi. Pemberian untuk jangka waktu lama misalnya untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan anak balita yang menderita gizi kurang dengan porsi saji pada penelitian ini belum memenuhi persyaratan. Nilai energi dan protein PMT yang dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi energi dan protein anak balita gizi kurang yaitu energi dan protein sebesar 30%-50% kebutuhan ( nergi 350-700 kkal dan protein 8-20 gram. Untuk mencapai nilai gizi PMT tersebut maka setiap anak harus mengkonsumsi 3 porsi dengan berat 150 gram. Porsi yang sangat besar dan kemungkinan tidak dapat dihabiskan dan akan menyebabkan tidak mau mengkonsumsi makanan utamanya. Penggunaan produk seperti jajanan pasar dengan substitusi tepung wortel dapat dianjurkan bagi orang yang memerlukan diit rendah kalori dan tinggi serat. Diet tinggi serat bagi penderita konstipasi dan penurunan berat badan. Kendala dalam penelitian ini adalah pada proses pembuatan tepung wortel dimana membutuhkan waktu pengeringan yang lama yaitu sekitar 3-4 hari untuk pembuatan dengan pemarutan dan pemerasan wortel untuk mengurangi kadar air. Bila proses pembuatan tepung wortel dengan cara mengiris tipis/sliser membutuhkan waktu pengeringan sekitar seminggu (7 hari). Hasil yang diperoleh persatu kg wortel segar adalah 50 gram, sehingga untuk membuat jajanan pasar dalam jumlah besar tidak ekonomis dan efisien. Untuk intervensi menjadi sulit atau memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyediakan tepung wortelnya. Diperlukan bahan baku wortel yang banyak ditambah lagi dengan faktor cuaca, bila hujan maka wortel yang dijemur akan busuk. Untuk produksi masal tepung wortel diperlukan alat khusus pengering bahan makanan yang kadar airnya tinggi. Untuk analisis zat gizi di laboratorium juga membutuhkan sampel tepung wortel cukup banyak (200 gram untuk penentuan kadar air, kadar karbohidrat, kadar protein, kadar lemak dan betakaroten). Perlu dipertimbangkan pemakaian tepung wortel untuk pembuatan jajanan pasar dengan tujuan untuk intervensi peningkatan konsumsi zat gizi anak baduta gizi kurang. Produk ini dianjurkan untuk orang atau pasien 14

yang memerlukan diet rendah kalori dan tinggi serat. Air perasan wortel masih dapat dimanfaatkan sebagai minuman atau campuran KESIMPULAN 1. Wortel segar dapat dibuat menjadi tepung wortel dengan hasil 1 kg wortel segar menjadi 50 gram tepung 2. Kadar zat gizi tepung wortel kadar air 6,,73 %, kadar karbohidrat 13,15%, kadar protein 7,7%, kadar lemak 1,15% dan kadar betakarotin 33,74 mg/kg ( 56,18 SI/100 gram tepung). 3. Nilai gizi jajanan pasar dengan substitusi tepung wortel menghasilkan nilai energi dan SARAN 1. Tidak menganjurkan substitusi tepung wortel pada pembuatan jajanan pasar untuk peningkatan konsumsi gizi (energi dan protein) anak baduta gizi kurang 2. Produk jajanan pasar dengan substitusi tepung wortel dapat dianjurkan untuk diet rendah kalori dan diet tinggi serat. dalam pembuatan jajanan pasar atau diganti dengan wortel segar untuk pembuatan jajanan pasar. karbohidrat lebih rendah dibanding jajanan pasar tanpa substitusi tepung wortel 4. Untuk mencapai nilai energi dan protein PMT anak balita gizi kurang harus dengan porsi yang besar ( 3 porsi saji ) yang akan mengganggu konsumsi makanan utama. 5. Anak baduta/balita dapat menerima (mengkonsumsi) jajanan pasar yang disubstitusi dengan tepung wortel. 3. Penelitian lanjut penggunaan wortel segar pada pembuatan jajanan pasar 4. Perlu alat pengering khusus untuk bahan pangan dengan kadar air tinggi (drum dryer) DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2007. Penuntun Diit ( edisi baru). Gramedia Jakarta. Bawono, Hayu Ning,2010. Manfaat wortel. http://www. wonosari.com/ medis.f6/ informasi manfaat wortel Depkes RI, 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (ASI) (MP-ASI) lokal. Depkes, 2006. Klasifikasi Status Gizi Depkes RI. 2007.Riskesdas, Kumalaningsih Sri, 2007, Antioksidan, Penangkal radikal bebas. Trubus Agrisarana.Surabaya Tedjokusuma,Prudianti, 2008. Kumpulan resep mak nyusss. Medpress Yogyakarta 15