ANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA BAHAN ISOLASI PIPA SALURAN UAP PANAS PADA BOILER UNTUK MEMINIMALISASI HEAT LOSS. Muntolib**) dan Rusdiyantoro*)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

Perpindahan Panas Konveksi. Perpindahan panas konveksi bebas pada plat tegak, datar, dimiringkan,silinder dan bola

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

RANCANG BANGUN OVEN BERKAPASITAS 0,5 KG BAHAN BASAH DENGAN PENAMBAHAN BUFFLE UNTUK MENGARAHKAN SIRKULASI UDARA PANAS DI DALAM OVEN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI ALAT PENUKAR KALOR

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL

ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

PENGOLAHAN PRODUK PASCA PANEN HASIL PERIKANAN DI ACEH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan

Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks

9/17/ KALOR 1

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C

SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONDENSOR SISTEM DISTILASI ETANOL DENGAN MENAMBAHKAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN

RINGKASAN BAKING AND ROASTING

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

RANCANG BANGUN OVEN UNTUK MENGERINGKAN TOKEK DENGAN SUMBER PANAS UDARA YANG DIPANASKAN KOMPOR LPG

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING DI TINJAU DARI SPECIFIC ENERGY CONSUME PADA KERUPUK

BAB III. METODE PENELITIAN

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

BAB 3 PERANCANGAN ALAT PENGERING

KARYA AKHIR PERANCANGAN MODEL ALAT PENGERING KUNYIT

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA-IV FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

PEMBUAT TANGKI PENYIMPAN AIR PANAS TENAGA SURYA MENGGUNAKAN BAHAN SERBUK GERGAJI BATANG KELAPA SEBAGAI ISOLATOR

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING PISANG DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 4,5 kg PER-SIKLUS

Disusun Oleh : REZA HIDAYATULLAH Pembimbing : Dedy Zulhidayat Noor, ST, MT, Ph.D.

BAB II LANDASAN TEORI

PEMILIHAN MATERIAL DALAM PEMBUATAN DAPUR CRUSIBLE PELEBUR ALUMINIUM BERKAPASITAS 50KG DENGAN BAHAN BAKAR PADAT

Analisa Teoritis Berat Jenis dan Panas Spesifik Gas Pembakaran Pada Ketel Uap Mini Model Horizontal Di Tinjau Dari Susunan Pipa (Tubes)

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR LORONG UDARA TERHADAP KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PELAT DATAR

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

PEMILIHAN BAHAN BAKAR DALAM PEMBUATAN DAPUR CRUCIBLE UNTUK PELEBURAN ALUMINIUM BERKAPASITAS 50KG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BATU BARA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki

PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS, EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PADA SIRIP 2 DIMENSI KEADAAN TAK TUNAK ANTARA SIRIP BERCELAH DENGAN SIRIP UTUH

TEKNOLOGI ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dalam Peralatan Pengeringan

BAB IV DESAIN TERMAL

BAB I PENDAHULUAN I.1.

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI INSULATION MATERIAL PADA ELEMEN PEMANASMESIN MIXER KAPASITAS 6,9 LITER DAN PUTARAN 280 Rpm

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

EFEKTIVITAS FUEL OIL HEATER PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)

TINJAUAN PUSTAKA. Proses pembuatan kopra dapat dilakukan dengan beberapa cara: 1. Pengeringan dengan sinar matahari (sun drying).

Rancang Bangun Oven Untuk Proses Pengeringan Kulit Ikan

TUGAS AKHIR PERANCANGAN KOMPOR BRIKET BIOMASS UNTUK LIMBAH KOPI

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

Modifikasi Rancangan Incinerator Gas Asam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA MESIN AUTOCLAVE HOSE RADIATOR DI PT IRC INOAC INDONESIA

KALOR DAN KALOR REAKSI

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1)

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

ANALISA PENGARUH VARIASI DIAMETER RECEIVER DAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP EFISIENSI TERMAL MODEL KOLEKTOR SURYA TIPE LINEAR PARABOLIC CONCENTRATING

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

BAB IV KONVEKSI PAKSA ALIRAN UDARA PIPA HORIZONTAL

BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGERING KERUPUK TENAGA SURYA TIPE BOX MENGGUNAKAN KOSENTRATOR CERMIN DATAR

Tugas Akhir. Analisa Perpindahan Kalor Pada Proses Spray Dryer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL JUDUL PENELITIAN

PENGUJIAN MESIN PENGERING KAKAO ENERGI SURYA

Transkripsi:

ANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH Fashfahish Shafhal Jamil 1*, Qomaruddin 1, Hera Setiawan 2 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Desa Gondangmanis, PO. Box 53, Kec. Bae, Kab. Kudus, Jawa Tengah 59324 Email: fashfahishshafhalj098@gmail.com Abstrak Penelitian ini dilakukan pada mesin boiler yang terdapat di pabrik krupuk Yarkasih Kabupaten Kudus. Terjadi perpindahan panas dari saluran permukaan pipa boiler ke lingkungan akan mengakibatkan heat loss. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan isolator yang terbaik untuk meminimalisir heat loss dan kerugian akibat heat loss pada permukaan pipa saluran uap. Metode yang digunakan untuk meminimalisir heat loss adalah metode isolasi pada saluran pipa uap. Material isolator yang digunakan adalah rockwool, glasswool, rockwool alumunium foil, glasswool alumunium foil, dan glasswool rockwool. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur suhu saluran pipa uap tanpa isolator dan dengan menggunakan isolator. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa isolator dengan tebal 25 mm yang memiliki nilai heat loss terkecil adalah glasswool alumunium foil dengan hasil 40,52 W. Terjadi penurunan heat loss sebesar 128,20 W (75,98%) dari heat loss tanpa isolator sebesar 168,72 W. Kata kunci : boiler, glasswool, kehilangan panas, rockwool, uap panas. 1. PENDAHULUAN Pabrik Yarkasih merupakan salah satu industri krupuk yang berada di daerah Pengkol Kabupaten Kudus. Dalam proses produksinya ada beberapa tahap yang harus dilewati hingga bisa menjadi krupuk. Tahap pertama adalah pembuatan adonan dengan menggunan mesin pengaduk adonan setelah itu adonan masuk ke tahap kedua yaitu pencetakan krupuk yang dilakukan dengan mesin pencetak krupuk. Setelah krupuk selesai dicetak masuk ketahap pengukusan menggunakan uap panas. Setelah dikukus krupuk dikeringkan dengan sinar matahari lalu masuk ke proses pemanggangan untuk menurunkan kadar air secara maksimal dan proses terakhir yaitu proses penggorengan. Pada proses pengukusan uap panas dihasilkan dari mesin ketel uap atau boiler. Boiler atau ketel uap merupakan suatu alat peenghasil steam yang di hasilkan dari proses pembakaran. Steam yang dihasilkan pada proses pembakaran memiliki suhu dan tekanan tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk suatu proses produksi. Steam yang dihasilkan setelah proses pembakaran akan dialirkan melalui pipa dan digunakan untuk proses pengukusan. Perjalanan steam dari outlet steam hingga digunakan untuk proses pengukusan akan terjadi proses perpindahan panas dari suhu steam ke lingkungan, sehingga akan terjadi perbedaan suhu steam dari outlet steam hingga ke proses pengukusan. Terjadinya proses perpindahan panas yang terjadi dari pipa yang menghubungkan outlet steam hingga menuju proses pengukusan ke lingkungan sangat merugikan, karena suhu steam yang ada didalam pipa akan berkurang. Berkurangnya suhu steam akan berakibat pada lamanya proses pengukusan krupuk karena suhu steam telah berkurang akibat perjalanan dari outlet steam ke proses pengukusan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mempertahanan suhu steam dengan melakukan pengisolasian saluran pipa sehingga suhu steam akan tetap stabil. Pemilihan material isolasi sangat diperlukan karena semakin baik material isolasi yang di gunakan akan dapat memperkecil kehilangan panas yang terjadi pada steam. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang perbandingan material isolasi yang digunakan dalam pengisolasian pipa boiler saluran outlet steam hingga ke proses pengukusan terhadap besarnya kehilangan panas yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat menentukan material isoalasi yang terbaik yang digunakan untuk proses pengisolasian pipa boiler pada pabrik krupuk Yarkasih. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat menekan biaya penggunaan bahan bakar boiler karena dengan 121

menggunakan material isolasi yang baik kehilangan panas pada boiler tidak terlalu besar sehingga dapat menghemat penggunaan bahan bakar boiler. 2. METODOLOGI Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode kuantitatif, Somantri (2005) penelitian kuantitatif biasanya mengukur fakta objektif melalui konsep yang diturunkan pada variabel-variabel dan dijabarkan pada indikator-indikator dengan memperhatikan aspek reliabilitas. 2.1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan metode observasi yang meliputi luas permukaan pipa, jenis dan ketebalan isolasi, suhu operasional, suhu permukaan isolasi dan suhu lingkungan. Serta juga menggnakan metode literature untuk mencari nilai thermal konduktivitas bahan isolasi, aluminium dan thermal konveksi rata-rata. 2.2. Metode Analisa Data Data pengukuran suhu yang sudah terkumpul selanjutnya dilakukan analisa kerugian akibat dari kehilangan panas pada permukaan saluran pipa uap. Tahapan dalam melakukan analisa heat loss saluran pipa uap adalah sebagai berikut (Frank Kreith, 1997): 1. Menghitung kehilangan panas tanpa menggunakan isolasi Dimana : (1) A= x l (2) h dicari menggunakan rumus rumus bilangan Nusselt, Grashof, Reyleigh dan Prandlt (Holman, 1998): a. Menentukan nilai T f (suhu rata-rata) yang didapatkan dari rata-rata suhu operasional dan suhu lingkungan. b. Berdasarkan nilai Tf diatas maka didapatkan nilai (koefisien jumlah ekspansi) c. Berdasarkan nilai Tf diatas maka didapatkan nilai k, Pr dan v dengan melihat tabel nilai properti gas sesuai tabel 1. Tabel 1. Sifat udara pada tekanan atmosfer T K 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 ρ kg /m3 3.6010 2.3675 1.7684 1.4128 1.1774 0.9980 0.8826 0.7833 0.7048 0.6423 0.5879 C p kj /kg. o C 1.0266 1.0099 1.0061 1.0053 1.0057 1.0090 1.0140 1.0207 1.0295 1.0392 1.0551 µ kg /m.s x 10-5 0.6924 1.0283 1.3289 1.5990 1.8462 2.075 2.286 2.484 2.671 2.848 3.018, 2 /s 10-6 1.923 4.343 7.490 11. 15.69 20.76 25.90.71 37.90 44.34 51.34 υ m x k, W /m.k 0.009246 0.013735 0.01809 0.02227 0.02624 0.03003 0.03365 0.03707 0.04038 0.04360 0.04659 α, m 2 /s x 10-4 Pr 0.02501 0.05745 0.10165 0.15675 0.22160 0.2983 0.3760 0.4222 0.5564 0.6532 0.7512 0.770 0.753 0.739 0.722 0.708 0.697 0.689 0.683 0.680 0.680 0.680 (3) (4) 122

d. Dari nilai nilai diatas maka dapat dihitung nilai Ra, Nu dan h sebagai berikut: e. Untuk konveksi bebas dari silinder vertikal menggunakan rumus Nu sebagai berikut: Nu = 0,68 + untuk Ra < 10 9 (6) (5) Nu 1/2 = 0,285 + untuk 10-1 < Ra <10 12 (7) f. Untuk konveksi bebas dari silinder horizontal menggunakan rumus Nu sebagai berikut: Nu 1/2 = 0,60 + 0,378 10-5 < Gr Pr < 10 12 (8) Nu = 0,36 + 10-6 < Gr d Pr < 10 9 (9) g. Konduktivitas termal konveksi rata-rata dari permukaan pipa ke lingkungan (h) didapatkan dengan rumus sebagai berikut: 2. Tahap kedua menghitung kehilangan panas dengan menggunakan isolasi rockwool, glasswool, rockwool alumunium foil, glasswool alumunium foil, dan paduan glasswool rockwool. analisa difokuskan pada material isolasi, sehingga mengabaikan perpindahan panas pada dinding pipa saluran uap (Muntholib dan Rusdiantoro 2014): a. Perpindahan panas di dalam isolasi setiap satuan panjang: (10) (11) b. Perpindahan panas di dalam alumunium sheet diperoleh: c. Perpindahan panas dari permukaan alumunium ke udara secara konveksi: (12) d. Nilai Q di dapat dengan menjumlahkan ke 3 persamaan suhu diatas, sehingga diperoleh: (13) 123

dengan R total tahanan (14) (15) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan luas permukaan pipa saluran steam, suhu operasional, suhu lingkungan dan suhu permukaan isolator. Dalam analisa ini menggunakan data dari boiler pada pabrik krupuk Yarkasih sesuai tabel 1. Tabel 2. Data hasil penelitian tanpa isolasi dan menggunakan isolasi No Isolator 1. Tanpa Isolator 2. 3. 4. 5. 6. Alumunium foil Alumunium foil Panjang pipa (m) Pengukuran suhu Ta ( o C) 2 3 1 Rata-rata 0,3 86 85 87 86 1 81 83 82 82 1,6 78 73 75 75,33 0,3 44 45 43 44 1 42 40 41 41 1,6 37 39 39 38,33 0,3 43 44 42 42 1 40 43 40 41 1,6 38 38 39 38,33 0,3 40 41 41 40,67 1 39 38 39 38,67 1,6 37 36 36 36,33 0,3 41 40 40 40,33 1 38 38 37 37,67 1,6 35 36 36 35,67 0,3 43 42 42 42,33 1 40 41 40 40,33 1,6 39 38 38 38,33 Ringkasan hasil perhitungan dari penelitian yang telah dilakukan di jabarkan pada tabel 3 dan digambarkan pada grafik 1 dan 2 hubungan antara panjang pipa dan heat loss Tabel 3. Tabel hasil perhitungan heat loss saluran permukaan pipa steam Panjang Heat Jumlah Heat o Isolator pipa Loss Loss (m) (W) (W) 0,3 14,85. Tanpa Isolator 1 41,70 100,04 1,6 43,49 0,3 5,04 2. 1 16,50 39,63 1,6 18,09 0,3 4,84 3. 1 15,78 38,14 1,6 17,52 4. 5. 6. Alumunium foil Alumunium foil 0,3 4,91 1 15, 1,6 17,59 0,3 4,72 1 14,57 1,6 16,85 0,3 4,90 1 15,40 1,6 17,80 37,81 36,14 38,10 Tu C) ( o 124

Gambar 1. Grafik nilai heat loss tanpa isolator Gambar 2. Grafik heat loss dengan isolator 3.1 Pembahasan Berdasarkan gambar 1 pengujian heat loss tanpa menggunakan isolator yang dilakukan pada permukaan pipa boiler dengan panjang pipa 0,3 meter, 1 meter, dan 1,6 meter. Pada pengujian permukaan pipa tanpa isolator titik pertama dengan panjang pipa 0,3 meter nilai heat loss = 14,85 W. Pada pengujian permukaan pipa tanpa isolator titik kedua dengan panjang pipa 1 meter nilai heat loss = 41,7 W. Pada pengujian permukaan pipa tanpa isolator titik ketiga dengan panjang pipa 1,6 meter nilai heat loss = 43,49 W. Dari pengujian tanpa isolator total heat loss dari tiga kali pengujian adalah 100,04 W. Berdasarkan gambar 2 pengujian heat loss menggunakan isolator pada pipa dengan panjang 0,3 meter, 1 meter, dan 1,6 meter. Pengujian pertama dilakukan dengan menggunakan isolator rockwool. Pada pengujian menggunakan isolator rockwool titik pertama dengan panjang pipa 0,3 meter nilai heat loss = 5,04 W. Pada pengujian menggunakan isolator rockwool titik kedua 125

dengan panjang pipa 1 meter nilai heat loss = 16,50 W. Pada pengujian ketiga dengan menggunakan isolator rockwool titik ketiga dengan panjang pipa 1,6 meter nilai heat loss = 18,09 W. Dari pengujian menggunakan isolator rockwool total heat loss dari tiga kali pengujian adalah 39,63 W. Pengujian kedua dilakukan dengan menggunakan isolator glasswool. Pada pengujian menggunakan isolator glasswool titik pertama dengan panjang pipa 0,3 meter nilai heat loss = 4,84 W. Pada pengujian menggunakan isolator glasswool titik kedua dengan panjang pipa 1 meter nilai heat loss = 15,78 W. Pada pengujian ketiga dengan menggunakan isolator glasswool titik ketiga dengan panjang pipa 1,6 meter nilai heat loss = 17,52 W. Dari pengujian menggunakan isolator glasswool total heat loss dari tiga kali pengujian adalah 38,14 W. Pengujian ketiga dilakukan dengan menggunakan isolator rockwool alumunium foil. Pada pengujian menggunakan isolator rockwool alumunium foil titik pertama dengan panjang pipa 0,3 meter nilai heat loss = 4,91 W. Pada pengujian menggunakan isolator rockwool alumunium foil titik kedua dengan panjang pipa 1 meter nilai heat loss = 15, W. Pada pengujian ketiga dengan menggunakan isolator rockwool alumunium foil titik ketiga dengan panjang pipa 1,6 meter nilai heat loss = 17,59 W. Dari pengujian menggunakan isolator rockwool alumunium foil total heat loss dari tiga kali pengujian adalah 37,81 W. Pengujian keempat dilakukan dengan menggunakan isolator glasswool alumunium foil. Pada pengujian menggunakan isolator glasswool alumunium foil titik pertama dengan panjang pipa 0,3 meter nilai heat loss = 4,72 W. Pada pengujian menggunakan isolator glasswool alumunium foil titik kedua dengan panjang pipa 1 meter nilai heat loss = 14,57 W. Pada pengujian ketiga dengan menggunakan isolator glasswool alumunium foil titik ketiga dengan panjang pipa 1,6 meter nilai heat loss = 16,85 W. Dari pengujian menggunakan isolator glasswool alumunium foil total heat loss dari tiga kali pengujian adalah 36,14 W. Pengujian terakhir dilakukan dengan menggunakan isolator gabungan antara glasswool dan rockwool. Pada pengujian menggunakan isolator glasswool rockwool titik pertama dengan panjang pipa 0,3 meter nilai heat loss = 4,90 W. Pada pengujian menggunakan isolator glasswool rockwool titik kedua dengan panjang pipa 1 meter nilai heat loss = 15,40 W. Pada pengujian ketiga dengan menggunakan isolator glasswool rockwool titik ketiga dengan panjang pipa 1,6 meter nilai heat loss = 17,80 W. Dari pengujian menggunakan isolator glasswool rockwool total heat loss dari tiga kali pengujian adalah 38,10 W. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian heat loss pada permukaan saluran pipa uap dan kerugian akibat heat loss dapat disimpulkan bahwa: 1. Nilai heat loss pada saluran pipa uap tanpa menggunakan isolator sebesar 100,04 W. 2. Isolator yang memiliki nilai heat loss terkecil adalah isolator glasswool alumunium foil dengan nilai heat loss 36,14 W. 3. Dengan penggunaan isolator glasswool alumunium foil dapat menurunkan heat loss sebesar 63,90 W (63,87%) dari nilai heat loss tanpa menggunakan isolator. DAFTAR PUSTAKA Frank Kreith, 1997, Prinsip Perpindahan Panas, edisi 3, Erlangga, Jakarta. Holman J.P., 1984, Perpindahan Kalor, Erlangga, Jakarta. Muntolib dan Rusdiyantoro, 2014, Analisa Bahan Isolasi Pipa Saluran Uap Panas Pada Boiler Untuk Meminimalisasi Heat Loss, Jurnal Teknik Waktu, No. 02, Vol. 12, Hal. 50-56. Somantri G.R., 2005, Memahami Metode Kualitatif, Makara, Sosial Humaniora, No. 02, Vol.9, Hal. 57-65. 126