Era Perspektif Baru Kajian Kewirausahaan : Studi Komunikasi Intrapersonal



dokumen-dokumen yang mirip
III KERANGKA PEMIKIRAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)

Bab 2. Landasan Teori

BAB I. Pendahuluan. rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi yang di alami Indonesia kian memprihatinkan.

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. berupa kontribusi dalam keilmuan dan implikasi kebijakan. Masing-masing

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. gambaran menakutkan (Mangkuprawira, 2011). Hal itu biasanya muncul pada

STUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA. Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya,

PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF DAN KONTROL KEPERILAKUAN TERHADAP NIAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui

BAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

THEORY OF REASONED ACTION

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan banyak diperoleh melalui pendidikan, terutama sekolah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika Khaerunnisa, 2013

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Rencana siswa setalah lulus Jumlah Persentase (%) Manjadi Pegawai Berwirausaha 8 10 Melanjutkan sekolah Total

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

The Psychology of Entrepreneurship

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Guna meningkatkan pendapatan, pembudidaya rumput laut perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Kewirausahaan. Karakteristik dan Nilai-Nilai Kewirausahaan. Taufan Pamungkas Kurnianto S.S.T., M.A., M.Sc. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi

Transkripsi:

TOPIK UTAMA Era Perspektif Baru Kajian Kewirausahaan : Studi Komunikasi Intrapersonal Wahyu Budi Priatna Staf Pengajar Fakultas Ekonomi & Manajemen Institut Pertanian Bogor Abstrak Inti kewirausahaan adalah kemandirian seseorang untuk bertanggung jawab atas nasibnya. Kemandirian yang dibangun dari perjalanan sepanjang kehidupan individu, baik hasil dialog saat kesendiriannya maupun hasil dari proses komunikasi dengan lingkungannya. Kemandirian dalam kewirausahaan tiada lain kebebasan atau kemerdekaan. Oleh karena itu, kemandirian membutuhkan kepercayaan diri yang terukur. Salah satu pisau analisa yang kerap diabaikan dalam studi kewirausahaan adalah komunikasi, dalam hal ini komunikasi intrapersonal. pendekatan komunikasi intrapersonal memainkan peranan yang sangat penting karena akan mampu memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang kewirausahaan. Dialog di dalam diri individu yang memilih jalan hidup sebagai wirausaha, telah mampu melampaui kekhawatiran akan keamanan penghasilan (gaji rutin meskipun rendah), seandainya dia memilih profesi sebagai pegawai perusahaan atau pemerintah. Wirausaha telah melepaskan diri dari budaya prihatin asal aman, dengan kemampuan dan keberanian mengambil resiko. Kata Kunci: Kajian Kewirausahaan, Komunikasi Intrapersonal Pendahuluan Penelaahan tentang usaha kecil, selama ini secara umum lebih menekankan pada aspek -aspek ekonomi dan manajemen. Hal ini tidaklah sebuah kekeliruan. Kewirausahaan merupakan salah satu jalan untuk pemenuhan aspek kesejahteraan, yang ditandai dengan adanya peningkatan keuntungan, yang seringkali diukur dari hasil finansial bagi pengusahanya. Namun demikian, pengabaian terhadap proses pembentukan jiwa kewirausahaan sejatinya hanya akan menghantarkan proses kemandirian usaha (wirausaha) ini menjadi sebuah kesia-siaan belaka. Salah satu pisau analisa yang kerap diabaikan dalam studi kewirausahaan adalah komunikasi, dalah hal ini komunikasi intrapersonal. Menurut West dan Turner (2007), komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri, meliputi kegiatan berbicara kepada diri sendiri (dialog internal), serta kegiatan mengamati dan memberi makna (intelektual dan emosional) terhadap lingkungan. dialog internal dalam diri manusia adalah esensi dari komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal selain memberikan penilaian terhadap orang lain, ju-

PENTINGNYA Era Perspektif KOMUNIKASI Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL : DALAM KEBERHASILAN Studi Komunikasi MODIFIKASI Intrapersonal KOMUNIKASI ANTARMANUSIA ga memberikan kesempatan bagi individu untuk menilai dirinya sendiri. Individu akan memiliki kemampuan untuk menilai tentang kelebihan dan kekurangan dirinya dalam beberapa situasi tertentu. Selanjutnya dikatakan bahwa, penelitian komunikasi intrapersonal berfokus pada kognisi, simbol dan niat (intensi) yang dimiliki seseorang terhadap perilaku tertentu. Dengan demikian, pendekatan komunikasi intrapersonal memainkan peranan yang sangat penting karena akan mampu memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang kewirausahaan. Dialog di dalam diri individu yang memilih jalan hidup sebagai wirausaha, telah mampu melampaui kekhawatiran akan keamanan penghasilan (gaji rutin meskipun rendah), seandainya dia memilih profesi sebagai pegawai perusahaan atau pemerintah. Wirausaha telah melepaskan diri dari budaya prihatin asal aman, dengan kemampuan dan keberanian mengambil risiko. Berangkat dari fenomena tersebut, maka penelaahan kewirausahaan tidak cukup hanya dengan mengandalkan pada proses pembelajaran, pelatihan keterampilan berusaha dan dukungan pemodalan. Dalam situasi demikian, maka pendekatan komunikasi adalah sebuah pilihan konstruksi berfikir paradigmatik yang mampu memberikan penjelasan tentang belum tumbuhkembangnya jiwa kewirausahaan itu sendiri. Melalui pendekatan komunikasi intrapersonal, akan dapat menjelaskan berbagai faktor yang diestimasi dapat menjadi indikator untuk upaya-upaya meningkatkan dan mengembangkan kewirausahaan. Studi kali ini bersifat kajian kepustakaan tentang dinamika perilaku kewirausahaan sebagai aktivitas terencana yang berbasis pada komunikasi intrapersonal pada pengusaha, khususnya agribisnis. Mengapa hal ini dikedepankan? Krisis pada Juli 1997, yang awalnya bertumpu pada keuangan, berlanjut menjadi krisis multi dimensi. Hal ini semakin menyadarkan banyak pihak adanya kekeliruan dalam menerapkan prinsip perekonomian. Pemerintah cenderung mengutamakan kebijakan makro ekonomi. Tetapi sektor riil yang lebih berkeadilan dan pemerataan, kurang mendapat perhatian. Padahal, sebagian besar masyarakat menghidupi keluarga mereka dari sektor riil (Basri & Munandar, 2009). Menurut Kolopaking (2009), kondisi krisis yang lebih buruk dapat diredam oleh perkembangan sektor tradisional dan kecil (ekonomi kerakyatan). Fungsi penyelamatan ini segera terlihat pada sektor-sektor penyediaan kebutuhan pokok rakyat melalui produksi dan normalisasi distribusi. Bukti tersebut paling tidak telah menumbuhkan optimisme baru bagi sebagian besar orang yang menguasai sebagian kecil sumberdaya, akan kemampuannya untuk menjadi motor pertumbuhan bagi pemulihan ekonomi. Suherman (2008) menyatakan bahwa, usaha mikro-kecil (UMK) merupakan salah satu solusi keberlangsungan ekonomi negara yang langsung bersentuhan pada eksistensi masyarakat secara berkesinambungan. Sejarah perekonomian Indonesia di masa

PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Studi MATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Komunikasi Intrapersonal MPK Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia krisis, telah menunjukkan kelenturan dan kemandirian usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), terutama UMK dibandingkan para pengusaha besar (Kusmuljono, 2009; Basri & Munandar, 2009; Kolopaking, 2009, Tambunan, 2009). Pelaku UMK lebih dari 45 persen bergerak di sektor agribisnis. Ketangguhan sektor agribisnis diindikasikan oleh kemampuannya untuk tumbuh secara positif (0,22%). Sementara perekonomian nasional secara agregat mengalami kontraksi yang sangat hebat (- 13,7%), sehingga terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja nasional. Hal yang sebaliknya, sektor agribisnis justru mampu meningkatkan kapasitas penyerapan tenaga kerja. Fakta empiris ini menunjukkan bahwa sektor agribisnis merupakan sektor yang paling tangguh dalam menghadapi krisis, dan paling berjasa dalam menampung pengangguran sebagai akibat krisis (Saragih, 2001). Pada saat krisis keuangan global tahun 2008, kembali membuktikan bahwa perekonomian harus dibangun dengan memperkokoh real based economy. Rente ekonomi harus dilakukan dengan kegiatan investasi yang produktif (Kolopaking, 2009; Basri dan Munandar, 2009). Pemerintah sudah seharusnya, memberikan lebih banyak kesempatan dan fasilitas untuk perkembangan sektor riil. Keberpihakan pemerintah, khususnya pada UMK agribisnis merupakan pilihan tepat karena keberadaan pemerintah untuk mensejahterakan kehidupan nyata rakyatnya, bukan hanya mengejar pertumbuhan ekonomi yang kesejahteraan rakyat diwakili sebagian kecil pengusaha besar. Meskipun, lapisan atas mulai pulih semenjak tahun 2003, lebih cepat dibandingkan kelompok usaha rakyat. Namun menyisakan persoalan hutang dalam jumlah yang sangat besar, yang mesti ditanggung oleh generasi selanjutnya. Pengusaha besar dengan segala fasilitas yang diberikan perbankan dan keberpihakan kebijakan pemerintah, terbukti rapuh menopang perekonomian Indonesia. Krisis keuangan global telah mengajarkan kepada banyak negara maju, untuk kembali pada basic ekonomi, yaitu UMK, khususnya UMK pertanian. Dari sisi pengembangan pasar, krisis menunjukkan pentingnya mendayagunakan pasar domestik dan tidak tergantung hanya pada pasar global. Pasar domestik, ternyata menyimpan potensi ekonomi yang juga sangat besar (Kusmuljono, 2009; Daryanto, 2009). Kondisi tersebut merupakan peluang besar bagi tumbuhnya wirausaha-wirausaha Indonesia, untuk masuk ke sektor agribisnis berskala kecil, karena kelenturannya sekalipun menghadapi berbagai kondisi krisis. Selain itu, pengembangan pengusaha kecil diyakini telah mampu meningkatkan pertumbuhan dan mengubah struktur ekonomi nasional menjadi lebih kokoh dan berimbang (Pambudy dkk., 1999). Peranan wirausaha kecil agribisnis yang mampu bertahan dari kebangkrutan perekonomian nasional, mengindikasikan ketangguhan usaha yang dikelolanya. Hal ini menarik untuk menjadikan wirausaha kecil agribisnis sebagai subjek dari penelitian yang akan dilakukan. Wirausaha kecil agribisnis 25

PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA adalah sumberdaya manusia yang paling menentukan keberlangsungan usaha kecil agribisnis. Oleh karena itu, pemahaman terhadap wirausaha kecil agribisnis, diharapkan akan membantu perkembangannya. Komunikasi intrapersonal menjadi fokus penelitian yang akan dilakukan karena kewirausahaan tidak sekedar kemampuan dalam berbuat, tetapi lebih jauh merupakan proses pengolahan informasi untuk berperilaku wirausaha. Dengan demikian, dialog dalam diri sendiri merupakan faktor yang sangat menentukan munculnya perilaku kewirausahaan yang ditampilkan. Dialog dalam diri sendiri bukanlah proses yang terlepas dari aktivitas individu dengan pihak lain dan lingkungannya. Namun justru, dialog terjadi sebagai hasil dan aktivitas individu saat bertransaksi dengan pihak lain dan lingkungan sekitar. Rakhmat (1994), menjelaskan bahwa psikologi tidak hanya mengulas komunikasi diantara neuron, tetapi mencoba menganalisis seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Psikologi mengkaji komunikasi intrapersonal, yakni berkaitan dengan berbagai karakteristik dan sifat-sifat individu serta menganalisis berbagai faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku komunikasinya. Selain itu, psikologi tertarik juga untuk memahami komunikasi antarpribadi dan penggunaan lambang-lambang yang digunakan. Selanjutnya dijelaskan bahwa, pendekatan psikologi berkaitan dengan kesadaran dan pengalaman manusia, terutama pada perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan terjadinya perilaku itu. Menurut West dan Turner (2007), komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri, meliputi kegiatan berbicara kepada diri sendiri (dialog internal), serta kegiatan mengamati dan memberi makna (intelektual dan emosional) terhadap lingkungan. Dengan demikian, pendekatan komunikasi intrapersonal memainkan peranan yang sangat penting karena akan mampu memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang kewirausahaan, yang selama ini lebih banyak dikaji dari sudut pandang manajemen dan ekonomi. Pemikiran West & Turner (2007), menekankan bahwa dialog internal dalam diri manusia adalah esensi dari komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal selain memberikan penilaian terhadap orang lain, juga memberikan kesempatan bagi individu untuk menilai dirinya sendiri. Individu akan memiliki kemampuan untuk menilai tentang kelebihan dan kekurangan dirinya dalam beberapa situasi tertentu. Selanjutnya dikatakan bahwa, penelitian komunikasi intrapersonal berfokus pada kognisi, simbol dan niat (intensi) yang dimiliki seseorang terhadap perilaku tertentu. Mulyana (2005) berpendapat, bahwa istilah komunikasi intrapersonal sebenarnya belum tepat, karena pengertian segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Namun demikian, tidak diragukan sebelum individu melakukan komu-

PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Studi MATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Komunikasi Intrapersonal MPK Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia nikasi dengan orang lain akan melakukan komunikasi dengan diri sendiri. Berdasarkan pemikiran Mulyana (2007), komunikasi intrapersonal merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam kontekskonteks lainnya. Komunikasi intrapersonal dalam disiplin komunikasi belum dipaparkan secara rinci dan tuntas, karena melekat pada komunikasi antarpribadi dan bentuk-bentuk komunikasi lainnya. Hal yang sangat menarik dikatakannya bahwa, keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri. Dalam tinjauan teori komunikasi yang berperspektif psikologi tersebut, pada awalnya intensi untuk melaksanakan sesuatu dijelaskan dalam Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) dari Martin Fishbein & Icek Ajzen (1975). Teori Tindakan Beralasan merupakan salah satu teori terbaik yang mampu menjelaskan tentang bagaimana sikap mempengaruhi perilaku melalui intensi perilaku (Baldwin et. al. 2004). Selanjutnya dikatakan, bahwa teori didesain dengan mengetahui intensi perilaku terhadap situasi atau objek spesifik. Teori ini mengemukakan bahwa intensi perilaku dipengaruhi oleh faktor sikap terhadap perilaku (attitude toward the behavior) dan norma-norma subjektif (subjective norms). Fishbein dan Ajzen (1975) mendefinisikan intensi perilaku dalam teorinya, sebagai penempatan seseorang dalam suatu dimensi kemungkinan subjektif dalam kaitannya antara dirinya dengan beberapa tindakan. Sikap terhadap perilaku adalah evaluasi positif atau negatif dari individu sebagai perwujudan ketertarikan terhadap perilaku tertentu. Norma subjektif adalah persepsi sebagian besar orang yang dianggap penting bagi dirinya yang mengharapkan dirinya melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu. Beberapa tahun kemudian, setelah melalui serangkaian pengujian dan kritik, maka Icek Ajzen menyempurnakan teorinya dengan memperluasnya menjadi Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) pada tahun 1985. Faktor kendali perilaku terasakan (perceived behavioral control) dimasukan sebagai yang juga mempengaruhi intensi perilaku. Kajian tentang wirausaha dalam perspektif komunikasi adalah salah satu kecabangan disiplin ilmu komunikasi yang relatif belum dikembangkan di Indonesia. Selama ini, penelaahan wirausaha dan kewirausahaan lebih banyak didekati dari disiplin ilmu manajemen dan ekonomi. Padahal yang tidak dapat diabaikan dari interaksi wirausaha adalah manusia sebagai pelaku komunikasi. Zimmerer & Scarborough (2008), menyatakan wirausaha dituntut untuk menyukai tanggung jawab, keberanian mengambil resiko, memiliki kepercayaan diri, hasrat untuk langsung mendapatkan umpan balik, semangat yang tinggi, orientasi ke depan, keterampilan mengorganisasi, menilai prestasi lebih tinggi dari uang, berkomitmen tinggi, toleransi pada ketidakpastian, fleksibelitas, dan keuletan. Hal 27

PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA ini mengindikasi pentingnya kepemilikian potensi diri, yang hanya muncul ketika individu mampu melakukan dialog wirausaha secara internal. Menurut Mulyana (2007), keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri akan menentukan keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain. Griffin (2006) mengemukakan bahwa, salah satu dalam pemetaan studi komunikasi adalah penemuan kebenaran secara sistematis dan berbasis pada prinsip kausalitas. Memahami komunikasi sejatinya adalah berbicara tentang proses interaksi, yang mana individu memanfaatkan bentuk tanda atau simbol untuk membentuk dan memberikan makna dalam sebuah hubungan (Mulyana, 2005; West & Turner, 2007). Mereka juga menandaskan, bahwa komunikasi terjadi jika orang memberi makna pada pesan yang dikirim oleh sumber dalam rangka mempengaruhi. Penelitian yang akan dilakukan termasuk dalam kajian komunikasi intrapersonal di mana berlangsung dialog internal di dalam diri wirausaha. Morrow, 1998 (dalam West & Turner, 2007) mengungkapkan bahwa aktivitas manusia didominasi oleh perilaku konversasi dengan dirinya sendiri, alih-alih dengan orang lain. Aitken & Shedletsky, 1997 (dalam West & Turner, 2007) menambahkan, bahwa komunikasi intrapersonal menghadirkan pula atribusi tentang apa yang seharusnya diperbuat. Dengan kata lain, melalui dialog internal seseorang berusaha membentuk dan menghadirkan pemaknaan yang dipersepsikan penting dalam kehidupan. Tabel 1. Peranan UMKM dalam Perekonomian Nasional Tahun 2005 dan 2007 Indikator 2005 2007 Jumlah total UMKM (unit) 44.689.588 49.840.489 Total UMKM/Total Usaha (%) 99,90 99,99 Tenaga kerja UMKM (orang) 77.678.498 91.752.318 Tenaga kerja UMKM terhadap Total TK (%) 96,77 97,33 Investasi UMKM (Rp miliar) 275.367 462.012 PDB dari UMKM (Rp miliar) 1.480.003 2.121.310 PDB UMKM terhadap Total PDB (%) 54,22 53,60 Ekspor Non Migas UMKM (Rp miliar) 109.129 142.822 Ekspor Non Migas UMKM terhadap Total Ekspor (%) 19,16 20,02 Sumber: Kusmuljono (2009) Peranan UMKM dalam perekonomian UMKM), yang mampu menyerap hampir 77 Indonesia pada tahun 2005 dan 2007 diperlihatkan pada Tabel 1. Peranan UMKM dalam (Kusmuljono, 2009). Dengan demikian, usaha juta orang atau 81,7% dari total tenaga kerja perekonomian Indonesia pada tahun 2007, mikro adalah usaha yang paling banyak mengidentifikasikan pula bahwa jumlah usaha digeluti dan menyerap tenaga kerja. Apabila mikro sekitar 47,7 juta unit usaha (95,7% total pemerintah mampu meningkatkan 10% - 15%

PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA usaha mikro menjadi usaha kecil, maka bisa diharapkan pengangguran terbuka yang pada Agustus 2009 berjumlah sekitar sembilan juta orang, akan segera mendapat pekerjaan. Di Indonesia batasan mengenai UMKM telah ditentukan dengan terbitnya Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Tabel 2). Nilai nominal sebagai kriteria pengelompokan usaha, dapat mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan perekonomian, yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. Tabel 2. Kriteria UMKM Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2008 Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Aset < Rp 50 jt Rp 50 jt < Aset < Rp. 500 jt Rp 500 jt < Aset < Rp10M (tidak termasuk tanah dan (tidak termasuk tanah dan bangunan) (tidak termasuk tanah dan bangunan) bangunan) Omset per th < 300 jt Rp 300 jt < Omset per th < Rp 2.5M Rp 2.5M < Omset per th < Rp Sumber: Kusmuljono (2009) Wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi pada tindakan, bermotivasi tinggi, dan berani mengambil resiko dalam mengejar tujuannya (Meredith et al, 1996; Suryahadi, 2007; Suryana, 2008; Zimmerer & Scarborough, 2008; Nitisastro, 2009;). Dengan demikian, wirausaha memiliki karakteristik percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko, mandiri, inisiatif, energik, dan bekerja keras. Wirausaha juga memiliki kemampuan untuk memimpin, berjiwa inovatif, kreatif, dan be-rorientasi masa depan. Drucker (1985) menyatakan bahwa di Amerika, wirausaha seringkali diartikan sebagai seseorang yang memulai bisnis baru, kecil dan milik sendiri. Selain itu, wirausaha selalu mencari perubahan (inovasi), menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai peluang. Sumahamijaya, 1980 (dalam Soesarsono, 1996), mengartikan wirausaha sebagai sifat keberanian, keutamaan, keluhuran dan keteladanan dalam mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Oleh karena itu, wirausaha mengarah pada dua aspek utama, yaitu (1) mengembangkan dan memupuk sikap mental wira (berani, utama, luhur, teladan); dan (2) sikap mental berusaha (inovatif, mandiri). Menurut Soesarsono (1996), kemajuan dan keterbelakangan suatu negara bukan disebabkan karena baru atau sudah lama merdeka, bukan berlimpahnya kekayaan alam, luas wilayah atau jumlah penduduk yang dimiliki, tetapi karena sumberdaya manusia yang bemutu tinggi (wirausaha). Selanjutnya dikatakan wirausaha adalah individu-individu yang mempunyai sikap mental ksatria dan mampu berdiri sendiri, terutama untuk memperoleh nafkah dan kebutuhan hidup. Berdiri sendiri hendaknya ditafsirkan secara kritis dan dinamis, yaitu menuntut adanya kerjasama dan interaksi yang erat serta kepercayaan diri 29

PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Studi MATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Komunikasi Intrapersonal MPK Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia untuk mengatasi berbagai tantangan hidup. Indonesia dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar, serta kekayaan alam yang luar biasa, sampai sekarang belum dapat mensejahterakan rakyatnya sesuai amanat UUD 1945. Padahal berdasarkan pemaparan Kusmuljono (2009), Indonesia adalah penghasil crude palm oil (CPO) terbesar di dunia tetapi pusat transaksinya di Rotterdam, penghasil karet nomor dua di dunia dengan pusat transaksinya di Ohio-AS, rumput laut, rempah-rempah, kopi, kakao (transaksi di Swiss) dan masih banyak produk perkebunan lainnya. Indonesia juga penghasil gas alam kedelapan terbesar di dunia, penghasil batu bara dan emas ketujuh terbesar di dunia, penghasil minyak bumi serta penghasil tembaga dan nikel nomor lima dunia. Subianto, et. al. (2009) mengatakan juga bahwa Indonesia merupakan negara tropis terbesar kedua, sedangkan panjang pantai dan luas lautnya terluas ke empat di dunia. Fenomena terjadi karena masih lemahnya kemampuan bangsa Indonesia mengelola sumberdaya, yang mengindikasikan masih sangat kurangnya jumlah wirausaha. Wirausahawirausaha harus terus didorong, setidaknya untuk lingkup agribisnis yang merupakan lapangan pekerjaan yang paling banyak digeluti oleh masyarakat dan fundamental perekonomian masyarakat Indonesia (Solahuddin, 2009; Mangkuprawira, 2009). Di Indonesia konsep dan pemikiran sistem dan usaha agribisnis dikembangkan antara lain oleh Saragih dkk., dengan modifikasi kepentingan dan perkembangan masyarakat Indonesia sendiri. Sistem agribisnis merupakan totalitas atau kesatuan kinerja agribisnis yang terdiri dari subsistem agribisnis hulu yang berupa kegiatan ekonomi input produksi, informasi, dan teknologi; subsistem usahatani, yaitu kegiatan produksi pertanian primer tanaman dan hewan; subsistem agribisnis pengolahan, subsistem pemasaran; dan subsistem penunjang, yaitu dukungan sarana dan prasarana serta lingkungan yang kondusif bagi pengembangan agribisnis (Saragih, 2001; Tampubolon, 2002; Krisnamurthi, 2005). Dengan demikian, pembangunan sistem agribisnis mencakup lima sub Gambar 1. Konsep Sistem Agribisnis Subsistem Pengadaan& Distribusi Input: Subsistem Budidaya: Subsistem Pengolahan Hasil: Subsistem Pemasaran: Subsistem Penunjang: Pemerintah, Koperasi, Perbankan, Lembaga Penelitian, Asosiasi, Transportasi, Asuransi, dll.

PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Studi MATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Komunikasi Intrapersonal MPK Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia Pengembangan agribisnis telah menjadi kebijakan pemerintahan 2004-2009 dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui revitalisasi pertanian dalam arti luas. Pembangunan pertanian diarahkan untuk mendorong pengamanan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, diversifikasi, peningkatan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan serta kehutanan untuk peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan. Hal ini mengandung makna bahwa, dibutuhkan lebih banyak sumberdaya manusia yang mampu untuk melakukan kegiatan kewirausahaan (Daryanto, 2009). Sebuah pertanyaan besar kemudian mengemuka, ketika berwirausaha adalah sebuah solusi yang konstruktif dalam menggerakkan sektor riil, yang sekaligus membuka lapangan pekerjaan, dan bermuara pada peningkatan kesejahteraan hidup, mengapa banyak program pemerintah maupun swasta yang merupakan stimulus untuk wirausaha rakyat mengalami banyak kendala, bahkan kegagalan? Apakah benar hanya karena masyarakat lebih suka memilih profesi sebagai pegawai pemerintah atau swasta yang sifatnya dependentif? Apa yang menjadi pertimbangan individu dalam memilih wirausaha sebagai jalan hidup? Banyak bukti empiris yang menunjukkan, kegagalan program stimulus wirausaha karena faktor ketepatan pemilihan calon penerima stimulus yang masih lemah. Ternyata calon kurang cukup, bahkan tidak memiliki faktorfaktor wirausaha. Kuratko & Hodgetts (2007); Hisbrich et al (2008); Zimmerer & Scarborough (2008); Baron & Shane (2008), menyatakan wirausaha menuntut suatu sikap dan laku berupa keberanian mengambil resiko, bijaksana dalam pembuatan keputusan, kepandaian dalam melihat peluang dan berkemampuan manajerial yang baik, dan di atas segala-galanya wirausaha menuntut intensi untuk melakukan kegiatan bisnis. Nybakk & Hansen (2008) mengungkapkan, kewirausahaan dan inovasi telah mendapatkan perhatian banyak dalam berbagai penelitian, namun sangat sedikit yang mengkhususkan diri dalam pembahasaan usaha skala kecil. Riset yang dilakukan di Norwegia menunjukkan, bahwa para wirausaha yang memiliki sikap yang positif untuk mandiri cenderung akan mengubah cara mereka mengelola usaha dan berimplikasi pada meningkatknya tingkat kesejahteraan. Sedangkan dalam studi pengelolaan kepariwisataan di Australia ditemukan fakta bahwa melalui kewirausahaan, seseorang mampu melihat potensi dari situasi yang secara kebanyakan orang dinilai sebagai kerumitan multidimensi alih-alih menganggapnya sebagai penghambat dominan yang tidak mungkin terselesaikan (Russell & Faulkner, 2004). Penelitian serupa yang dilakukan di Yunani menunjukkan bahwa kreativitas, proaktivitas dan kendali situasi menentukan hasrat dan penitikberatan individu untuk terlibat dalam kegiatan kewirausahaan (Zampetakis, 2008). Sedangkan di China, selain pemberdayaan 31

PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA masyarakat lokal, deregulasi kebijakan dan pemberian hak privatisasi atas hasil karyanya, maka kebangkitan usaha mikro dan kecil ditandai oleh perilaku kewirausahaan secara massif (Gibb & Li, 2003). Bergevoet, et. al. (2004) menambahkan, penelitian pada peternak sapi perah di Belanda menunjukkan bahwa tujuan, ekspektasi dan sikap secara signifikan lebih menentukan strategi dan perilaku kewirausahaan alih-alih besaran kepemilikan usaha itu sendiri. Studi yang dilakukan oleh Van Gelderen et al (2008) dalam Career Development International, tentang intensi wirausaha dengan menggunakan Teori Perilaku Terencana. Metodologi yang digunakan adalah studi replikasi sampel. Penelitian dimulai dengan riset kualitatif terhadap 373 mahasiswa dua perguruan tinggi di Belanda. Pertanyaan pokok yang diajukan adalah (1) Menurut anda, aspek apa yang menarik tentang wirausaha? dan (2) Aspek apa yang anda pikir tidak menarik tentang wirausaha? Dua pertanyaan terbuka lainnya digunakan untuk menentukan kendali keyakinan, yaitu (1) apa yang diperlukan untuk mendirikan sebuah bisnis? dan (2) apa yang dibutuhkan untuk sukses menjalankan bisnis? Hasilnya, yang menarik dari wirausaha adalah otonomi dan tantangan, yang tidak menarik adalah kurangnya keamanan finansial dan beban kerja. Berdasarkan literatur, peneliti memasukan variabel akumulasi pendapatan dan kekayaan. Jawaban untuk dua pertanyaan berikutnya adalah ketekunan dan kreativitas. Peneliti kembali memasukan variabel tambahan dari literatur, yakni kesiapan berwirausaha dan efektivitas diri. Variabel-variabel tersebut, kemudian dioperasionalkan pada komponen-komponen dari Teori Perilaku Terencana. Pengujian intensi wirausaha dilakukan kepada para mahasiswa studi sarjana administrasi bisnis dari empat perguruan tinggi lainnya, dengan ukuran total sampel 1.225 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua variabel yang paling penting dari penjelasan intensi wirausaha, yaitu adanya kesiapan berwirausaha dan pentingnya keamanan financial (financial security). Studi ini juga menunjukkan intensi wirausaha dapat dijelaskan dengan baik oleh Teori Perilaku Terencana. Namun demikian, Teori Perilaku Terencana hanya mampu menjelaskan 35 persen dari varians dalam niat wirausaha. Menurut peneliti, hal ini dikarenakan faktor usia sampel yang rata-rata 22 tahun dan masih mahasiswa, sehingga pada umumnya belum pasti dalam memutuskan karirnya. Van Gelderen et al telah melakukan pengujian Teori Perilaku Terencana dengan dua tahap penelitian, yang sampelnya mahasiswa. Penelitian yang akan dilakukan, berusaha untuk menerapkanya pada sampel para wirausaha kecil dibidang agribisnis, dengan mempertimbangkan kelompok usaha yang dilakukannya (off farm hulu, on farm, off farm hilir). Zampetakis (2008), dengan penelitiannya

PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Studi MATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Komunikasi Intrapersonal MPK Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia yang berjudul The role of creativity and proactivity on perceived entrepreneurial desirability memfokuskan diri pada peranan kreativitas dan sifat proaktif mahasiswa di Yunani terhadap intensi kewirausahaan. Penelitian menggunakan Teori Perilaku Terencana dan Model Kegiatan Kewirausahaan untuk menguji pada 199 mahasiswa dari tiga univesitas di Yunani, yang berlatar belakang pendidikan manajemen sumberdaya manusia. Pengolahan datanya menggunakan teknik analisa Struktural Ekuasi Model (SEM). Hasilnya menunjukkan bahwa, secara terpisah dan bersama-sama bahwa proaktif dan kreativitas memiliki berpengaruh langsung dan nyata pada intensi kewirausahaan. Model yang didalilkan secara teoritis juga adalah fit. Penelitian ini memiliki keserupaan dalam penentuan aspek variabel terikat, yakni intensi wirausaha dengan menggunakan teknik struktural ekuasi model sebagai pisau analisanya. Namun demikian, penelitian yang akan dilakukan memiliki variabel bebas yang lebih lengkap, tidak hanya sekedar kreativitas dan proaktif. Diharapkan penelitian yang dilakukan relatif lebih komprehensif dan lebih sesuai untuk perilaku wirausaha di Indonesia. Penelitian yang dilakukan Linan & Santos (2007) berjudul does social capital affect entrepreneurial intentions? Penelitian ini dilatar belakangi pendapat mereka bahwa, studi tentang aspek-aspek kualitatif wirausaha yang berfokus pada karakteristik psikologis dan kepribadian serta yang menekankan pentingnya faktor-faktor demografi (usia, jenis kelamin, agama, etnis, pendidikan, keluarga, status sosial ekonomi dan pengalaman professional) akan menyulitkan orang-orang untuk belajar menjadi wirausaha. Hal ini dikarenakan kuatnya faktor penciptaan atau keturunan. Peneliti menerapkan teori intensi dari Icek Ajzen yang diintegrasikan dengan faktorfaktor modal sosial (hubungan formal dan informal yang dihasilkan individu dalam interaksinya dengan orang lain untuk mendapatkan apa yang diharapkannya). Dengan demikian, modal sosial merupakan hasil dari suatu proses investasi hubungan manusia, yang memerlukan sumberdaya dan waktu. Subyek penelitiannya adalah mahasiswa manajemen (69.2%) dan mahasiswa ekonomi (30.8%), yang total ukuran sampelnya sebanyak 354 orang (55% wanita dan 45% laki -laki) dari dua PTN di Seville. Uji reliabilitasnya menggunakan Cronbach Alpha. Pengaruh variabel diketahui dengan uji regresi berganda yang didasarkan pada kuadrat terkecil parsial (partial least square). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, modal sosial nyata secara tidak langsung mempengaruhi intensi untuk memulai wirausaha. Modal sosial dibutuhkan karena mampu memberikan akses pada sumbersumber produksi melalui hubungan timbal balik dan rasa saling percaya. Ada dua modal sosial yang penting untuk niat memulai wirausaha, yaitu hubungan individu dengan orang-orang terdekat dan hubungan individu dengan lingkungan wirausaha. Penelitian Linan dan Santos, mempunyai 33

PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA pendapat latar belakang teori yang agak berbeda dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Peneliti mempunyai keyakinan bahwa, meskipun setiap orang dapat menjadi wirausaha, tetapi perlu ada cara-cara yang lebih baik untuk mengetahui tingkatan potensi setiap orang. Hal ini untuk memudahkan seleksi dan pengembangannya. Hal yang relatif sama adalah adanya upaya-upaya untuk mengintegrasikan variabel lain dalam Teori Perilaku Terencana yang dikemukakan oleh Icek Ajen. Entrepreneurial behaviour of dutch dairy farmers under a milk quota system: goals, objectives and attitudes adalah judul penelitian yang dilaksanakan oleh Bergevoet, et al (2004). Penelitian di desain dengan model empiris berdasarkan Teori Perilaku Terencana untuk melihat perbedaan tujuan, sasaran dan sikap sebagai determinan strategis dan perilaku kewirausahaan. Hasil penelitian terhadap 112 peternak dari organisasi peternak di Belanda Utara dengan teknik analisa regresi, menunjukkan bahwa tujuan, sasaran dan sikap yang tercermin dalam keinginan untuk berubah, peningkatan penghasilan dan pandangan hidup adalah prediktor yang kuat dalam memahami perilaku kewirausahaan. Kekuatan Teori Perilaku Terencana dalam memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan, semakin meyakinkan peneliti untuk mengujinya. Dengan demikian, teori yang sama akan digunakan oleh peneliti, namun akan dilakukan lebih fokus pada pengintegrasian dua teori dalam sebuah model. Selain itu, teknik analisanya relatif berbeda. Davis et al (2002), telah meneliti mengenai keputusan siswa keturunan Afrika di Amerika untuk menyelesaikan SMU sebgai penerapan Teori Perilaku Terencana. Survei dilakukan kepada 166 siswa SMU keturunan Afrika di Amerika. Hasilnya menunjukkan bahwa, niat (intensi) untuk menyelesaikan sekolah SMU dapat secara akurat diperkirakan dari sikap, norma subjektif dan kendali perilaku (R = 0.71: p < 0.01) yang dikemukan oleh Teori Perilaku Terencana. Saltzera (1981), meneliti tentang moderasi kognitif diri suatu hubungan antara intensi perilaku dan perilaku itu sendiri. Saltzera, mengungkapkan bahwa studi intensi perilaku berkaitan dengan perilaku faktual. Peneliti mencari penjelasan apakah kontrol perilaku dan nilai yang dihasilkan dari perilaku akan mempengaruhi hubungan antara intensi perilaku dan perilaku faktual. Survey dalam studi ini dilakukan terhadap 115 orang yang berumur diantara 15 hingga 68 tahun, berkait dengan program penurunan berat badan. Hasil dalam penelitian tersebut mengungkapkan bahwa, kuatnya hubungan antara intensi perilaku dan perilaku faktual dipengaruhi oleh kontrol perilaku turunnya berat badan dan nilai relevan yang didapat dari turunnya berat badan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa, individu-individu akan yakin jika perilaku yang dilakukan dapat menghasilkan nilai-nilai lebih. Jadi nilai-nilai

PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Studi MATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Komunikasi Intrapersonal MPK Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia internal lebih menentukan dibandingkan dengan nilai-nilai eksternal dalam menampilkan perilaku tersebut. Penelitian Saltzera identik dalam pemanfaatan intensi, namun berbeda dengan rencana penelitian ke depan di mana teori yang diintegrasikan adalah teori kewirausahaan alihalih moderasi kognitif diri. Hal yang menarik dari hasil penelitiannya adalah adanya hubungan yang kuat antara intensi perilaku dengan perilaku faktual yang ditampilkan individu. Hal ini sejalan dengan Teori Perilaku Terencana yang meyakini bahwa intensi merupakan prediksi yang kuat untuk perilakunya. 1. Van Gelderen et al (2008) Menjelaskan Intensi Wirausaha melalui Teori Perilaku Terencana Korelasi, Regresi, dan kualitatif 1.225 mahasiswa 4 PT di Belanda 373 mahasiswa 2 PT di Belanda (kualitatif) Intensi wirausaha nyata sangat dipengaruhi oleh kesiapan berwirausaha dan kebutuhan akan keamanan finansial. Teori Perilaku Terencana bermanfaat dalam menjelaskan niat wirausaha. 2. Zampetakis (2008) Peran kreativitas dan proaktif dalam kewirausahaan mahasiswa di Yunani SEM Kreativitas dan proaktif memiliki pengaruh sangat nyata terhadap intensi kewirausahaan, baik secara terpisah maupun bersama-sama 3. Linan & Santos (2007) Modal Sosial dan Intensi (niat) wirausaha Survei Partial Least Square 354 mahasiswa 2 PT di Seville Modal sosial nyata secara tidak langsung mempengaruhi niat untuk memulai wirausaha. Modal sosial adalah seluruh rangkaian hubungan yang dimiliki individu 4. Bergevoet et al (2004) Perilaku wirausaha peternak Regresi 112 peternak di Belanda Perilaku wirausaha dapat dipahami melalui sikap, tujuan, dan sasaran usahanya. 5. Davis et al (2002) Keputusan siswa Keturunan Afrika di Amerika untuk menyelesaikan SMU: Penerapan Teori Perilaku Terencana Survei 166 siswa SMU keturunan Afrika Amerika Niat (intensi) untuk menyelesaikan sekolah SMU dapat secara akurat diperkirakan dari sikap, norma subjektif dan kendali perilaku (R = 0.71: p < 0.01) 6. Saltzera (1981) Hubungan antara intensi perilaku dan perilaku faktual Survey Nilai-nilai internal (keyakinan) lebih menentukan dibandingkan nilai-nilai eksternal dalam mewujudnya perilaku Tabel 3. Penelitian-Penelitian Terdahulu Tentang Intensi 35

PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Studi MATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Komunikasi Intrapersonal MPK Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia Teori tentang intensi (niat) dipandang peneliti merupakan salah satu teori komunikasi berdimensi psikologis yang akan mampu untuk digunakan menjelaskan dan mengelaborasi tentang perilaku wirausaha.teori yang pertama kali mengemukakan dengan jelas tentang intensi digagas oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein dalam Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Berasalan) pada tahun 1975. Pada beberapa tahun kemudian, setelah melalui serangkaian pengujian dan kritik, maka Icek Ajzen (1985, 1988, 1991) menyempurnakan teorinya dengan mengemukakan Theory of Planned Behavior (Teori Perilaku Terencana). Setelah diperluas menjadi Teori Perilaku Terencana, intensi dipengaruhi oleh tiga dimensi, yaitu sikap berperilaku (attitude toward the behavior), norma subjektif (subjective norms), dan kendali perilaku dirasakan (perceived behavioral control). Penelitian yang akan dilakukan, salah satu teorinya merupakan penerapan model dari Teori Perilaku Terencana tersebut. Secara teoritis, perilaku individu dapat diprediksi dari intensinya. Dengan perkataan lain, intensi wirausaha merupakan prediktor yang kuat untuk perilaku kewirausahaan individu. Intensi didefinisikan oleh Fishbein dan Ajzen (1975), sebagai penempatan seseorang dalam suatu dimensi kemungkinan subjektif dalam kaitannya antara dirinya dengan beberapa tindakan. Sebuah intensi perilaku merupakan kemungkinan subjektif seseorang yang akan ditunjukan dalam perilaku. Dari pengertian tersebut, intensi (niat) dapat dimaksudkan sebagai dasar pemikiran individu dalam dirinya, yang akan ditampilkan pada perilaku. Ajzen juga menyatakan bahwa, intensi dapat digunakan untuk meramalkan seberapa kuat keinginan individu untuk menampilkan, dan seberapa banyak usaha yang dilakukan individu untuk menampilkan perilaku. Sikap memiliki arti kecenderungan sebagai respon yang disukai ataupun tidak disukai terhadap objek, orang, institusi, atau peristiwa. Sikap dapat terbentuk karena berbagai hal, seperti pengalaman langsung dengan objek sikap (pengalaman pribadi dan asosiasi objek dengan objek lain dimana sikap telah terbentuk), orang tua, kelompok, teman sebaya dan pengaruh media. Sikap seseorang dapat berkembang sebagaimana orang tersebut dapat berkembang. Perkembangan sikap seseorang berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Hal ini menyebabkan perbedaan sikap seseorang dari sikap orang lain. Dengan mengetahui faktor yang berkaitan dengan sikap, maka diharapkan dapat memprediksi perilaku orang dalam waktu tertentu atau ingin mengendalikan tindakan seseorang. Selain itu, akan diketahui cara-cara untuk mengembangkan sikap-sikap baru, cara-cara menguatkan atau melemahkan bahkan menghilangkan sikap pada seseorang atau sekelompok orang. Sikap terhadap perilaku (attitude toward the behavior) merupakan evaluasi positif atau negatif individu sebagai perwujudan ketertarikan terhadap perilaku tertentu. Sikap terhadap

PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA perilaku (attitude toward the behavior) dipengaruhi oleh dua determinan, yaitu keyakinan berperilaku (behavioral beliefs) dan evaluasi terhadap konsekuensi perilaku (evaluation of that consequences). Keyakinan berperilaku (behavioral beliefs) adalah kemungkinan subjektif dari hubungan antara objek yang diyakininya dengan nilai, konsep, atau atribut atas objek. Belief terhadap objek terbentuk ketika seseorang menghubungkan objek tersebut dengan atribusi tertentu, dimana atribusi ini diperoleh melalui informasi, pengalaman dan penyimpulan. Sebuah penilaian subjektif seseorang terhadap suatu objek, yang mana hal tersebut menampilkan informasi yang dimiliki seseorang melalui pengalaman, pengetahuan dari orang lain, maupun proses resumeisasi atas belief-belief sebelumnya. Individu memungkinkan untuk memiliki belief yang banyak jumlahnya terhadap suatu objek, namun yang sangat menentukan sikapnya hanyalah belief yang mendasar. Belief mendasar yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek diperkirakan hanya berjumlah sekitar 5-9 item saja. Dengan mengidentifikasi belief yang mendasar ini, maka akan dapat diramalkan sikap individu secara lebih akurat. Evaluasi konsekuensi berperilaku (evaluation of that consequences) adalah kemungkinan subjektif yang mewujud sebagai konsekuensi logis yang akan didapat dari perilaku tertentu. Apabila dengan berperilaku tertentu individu yakin bahwa, akan menghasilkan konsekuensi positif baginya, maka individu tersebut akan menganggap bahwa perilaku tersebut adalah sesuatu yang positif baginya (menyenangkan, menguntungkan atau baik), demikian juga sebaliknya. Secara matematis sikap terhadap perilaku dapat dirumuskan sebagai berikut (Fishbein & Ajzen, 1975): n Ab = S bi. ei i=1 Ab= Sikap berperilaku seseorang Bi = Belief seseorang bahwa tingkah laku tersebut akan membawa konsekuensi i. ei = Evaluasi terhadap konsekuensi i. n = Jumlah belief seseorang tentang tingkah laku tersebut. Norma subjektif (subjective norms) merupakan persepsi sebagian besar orang yang dianggap penting bagi dirinya dan mempengaruhinya (significant others ), yang mengharapkan dirinya melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu. Norma subjektif ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu normative beliefs (keyakinan normatif) dan motivation to comply (motivasi kepatuhan). Keyakinan normatif (normative beliefs) adalah representasi persepsi dari orang-orang yang penting bagi seseorang dan mempengaruhinya (significant others ) tentang perilaku terbaik yang harus dilakukan. Dengan perkataan lain, keyakinan seseorang mengenai apa yang harus dilakukannya sesuai dengan harapan orang-orang yang penting baginya dan mempengaruhinya tentang perilaku yang dinilai terbaik. Motivasi kepatuhan (motivation to comply), berarti kemungkinan subjektif dari orang- 37

PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Studi MATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Komunikasi Intrapersonal MPK Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia orang yang penting baginya dan mempengaruhinya (sebagai referen), sehingga seseorang harus menampilkan perilaku tertentu dan memotivasinya untuk patuh terhadap ekspetasi referens. Motivasi kepatuhan ini, antara lain dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian tertentu, seperti kebutuhan untuk diterima atau afiliasi harga diri individu. Pengukuran terhadap norma subjektif dilakukan dengan menjumlahkan hasil perkalian normative belief dengan motivation to comply (Fishbein & Ajzen, 1975). n SN = S bi. mi. i=1 SN = Norma subjektif seseorang terhadap tingkah laku bi = Keyakinan normatif terhadap significant others mi = Motivasi kepatuhan seseorang terhadap harapan significant others n = Jumlah individu/ kelompok yang berarti baginya Kendali perilaku (perceived behavioral control) merupakan persepsi individu mengenai mudah atau sulitnya memunculkan suatu perilaku tertentu, serta diasumsikan sebagai refleksi dari pengalaman masa lalunya dan hambatan-hambatan yang diantisipasi. Kendali perilaku (perceived behavioral control) dipresentasikan melalui control beliefs (kendali keyakinan), yang merupakan keyakinan mengenai kesempatan dan sumberdaya yang dimiliki individu dalam melakukan suatu tingkahlaku. Kendali keyakinan dapat terbentuk dari pengalaman terhadap tingkahlaku tersebut, jika tidak memiliki pengalaman tersebut, maka kendali keyakinan seseorang dipengaruhi oleh informasi dari orang lain yang pernah mengalaminya, serta faktor lain yang dapat meningkatkan atau menurunkan persepsinya akan kemudahan untuk menampilkan tingkahlaku tertentu. Semakin yakin seseorang bahwa dia memiliki kesempatan dan sumberdaya yang besar, dan semakin sedikit halangan yang individu persepsikan ada, maka kendali perilakunya semakin kuat. Kemampuan menciptakan pekerjaan dan ketahanan terhadap krisis ekonomi, bahkan krisis multidimensi telah ditunjukkan pula oleh wirausaha UMKM di Indonesia. UMKM telah mampu menyerap lebih dari 97% tenaga kerja (2007), dan mampu mencegah kehancuran ekonomi Indonesia di masa krisis (Kusmuljono, 2009). Peranan dan ketangguhan wirausaha UMKM inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk menempatkannya sebagai subjek penelitian. Berdasarkan data tersebut, subjek penelitian akan difokuskan pada wirausaha kecil yang bergerak dibidang agribisnis. Usaha kecil agribisnis dipilih karena merupakan usaha yang paling berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat, sehingga sangat menentukan kelangsungan hidup perekonomian Nasional. Wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang melaksanakan perilaku kewirausahaan. Seorang wirausaha mampu mengubah tantangan dan peluang menjadi manfaat bernilai tambah sehingga memberikan keuntungan, dengan kemandirian sebagai dasar aktivitasnya. Oleh karena itu, wirausaha merupakan

PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA orang yang mempunyai energi, kreatif, inovatif, optimis, pekerja keras, berani mengambil resiko dan kemauan menerima tanggungjawab pribadi dalam mewujudkan suatu impian sehingga menjadi prestasi terbaik dengan orientasi ke masa depan. Wirausaha adalah pencipta kekayaan, pusat pertumbuhan pekerjaan dan ekonomi, yang memberikan mekanisme pembagian kekayaan. Selain kemandirian, seorang wirausaha dituntut memiliki kreativitas yang bermanfaat untuk menciptakan inovasi. Kreativitas adalah proses timbulnya ide yang baru, sedangkan inovasi adalah pengimplementasian ide itu sehingga menimbulkan perubahan. Kreativitas dibentuk oleh motivasi, rasa keingintahuan dan kemauan untuk mengatasi ketidakpastian. Kreativitas berarti kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan berbagai masalah dan menghadapi peluang. Inovasi berarti kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan mengelola peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan. Inovasi berarti sesuatu atau melakukan sesuatu yang baru atau dianggap baru pada lingkunganya. Inovasi dapat dilakukan terhadap produk, sistem, proses, dan metode yang secara ringkas berorientasi pada nilai tambah. Inovasi merupakan sumber kekuatan dan kemampuan baru untuk wirausaha dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat, yang sekaligus berdampak pada kehidupan dirinya. Inovasi adalah menciptakan sumberdaya ekonomi. Inovasi memberikan perubahan dengan konsekuensi ketidakpastian. Inovasi yang sukses adalah hasil pencarian dengan penuh kesadaran dan bertujuan mengantisipasi munculnya peluang. Inovasi harus dikembangkan dengan pengelolaan berbagai proses interaksi dan didukung budaya untuk selalu bertanya. Dalam praktek sehari-hari, tampaknya wirausaha dalam arti luas tidak selalu memerlukan sesuatu yang baru. Banyak bisnis yang berhasil karena meniru bisnis orang lain (Me-too business), dan ternyata juga bisa menghasilkan uang yang memadai. Inovasi dibutuhkan wirausaha, saat tak lagi ada perkembangan yang berarti karena orang lain akan mempelajari kekuatan usaha kita dan menirunya (imitation). Oleh karenanya, setiap saat dibutuhkan adanya inovasi dari sebagian wirausaha untuk menumbuhkan pasar-pasar baru. Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan kemampuan individu untuk menciptakan ide, produk atau jasa bernilai tambah melalui kreativitas dan inovasi dengan pendayagunaan seluruh potensi dirinya dan didukung lingkungan yang terukur secara cermat dalam risiko ketidakpastian untuk mendapatkan kemandirian dan kesejahteraan. Dengan perkataan lain, kewirausahaan membutuhkan kedinamisan individu untuk selalu memunculkan perilaku terbaik, sehingga memberikan banyak manfaat bagi diri dan lingkungannya. Standar yang diterapkan dalam 39

PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Studi MATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Komunikasi Intrapersonal MPK Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia kewirausahaan adalah mencapai prestasi terbaik. Ide, jasa dan produk yang dihasilkannya akan selalu memberikan nilai tambah dan bermanfaat untuk sendi-sendi kehidupan masyarakat. Dengan demikian, kewirausahaan merupakan suatu kualitas terbaik dari perilaku mandiri seseorang, tidak cukup sekedar keahlian dan tidak sekedar berbuat. Inti kewirausahaan adalah kemandirian seseorang untuk bertanggung jawab atas nasibnya. Kemandirian yang dibangun dari perjalanan sepanjang kehidupan individu, baik hasil dialog saat kesendiriannya maupun hasil dari proses komunikasi dengan lingkungannya. Kemandirian dalam kewirausahaan tiada lain kebebasan atau kemerdekaan. Oleh karena itu, kemandirian membutuhkan kepercayaan diri yang terukur. Dengan demikian, kewirausahaan lebih banyak berkaitan dengan potensi diri wirausaha. Hal ini mengindikasikan pula pentingnya pengkajian lebih mendalam terhadap faktor-faktor yang berpengaruh pada munculnya perilaku wirausaha. Beranjak dari kerangka ini, maka sesungguhnya peranan komunikasi, khususnya komunikasi intrapersonal memainkan peranan yang sangat penting untuk melihat bagaimana sesungguhnya dialektika di dalam diri individu yang memilih jalan hidup

Daftar Pustaka PENTINGNYA Era Pentingnya Perspektif KOMUNIKASI Komunikasi Baru Kewirausahaan ARTIFAKTUAL Artifaktual : DALAM dalam KEBERHASILAN Keberhasilan Studi Komunikasi MODIFIKASI Modifikasi Komunikasi Intrapersonal KOMUNIKASI Antarmanusia ANTARMANUSIA Ajzen, I. 1985. "From intentions to actions: a theory of planned behaviour", in Kuhl, J. et al. (Ed.), Action-Control: From Cognition to Behaviour, Springer, Heidelberg, pp. 11-39. Ajzen, I. 1988. Attitude, Personality, and Behavior. Milton Keynes, England: Open University Press. Ajzen, I. 1991. "The theory of planned behaviour", Organizational Behaviour and Human Decision Processes, Vol. 50, pp. 179-211. Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Antoncic, B. 2009. The Entrepreneur's General Personality Traits and Technological Developments, World Academy of Science, Engineering and Technology 53. 2009. Asrori, M. (tanpa tahun). Hubungan Sikap, Norma Subjektif dan Perceived Behavior Control dengan Intensi Menghindari Pajak (Studi pada Wajib Pajak, Pajak Penghasilan Perorangan di Kodia Semarang). Perpustakaan Pusat UI. Melalui h p://lontar.cs.ui.ac.id/gateway/file? file=digital/74400-t 143.pdf Baker, W.E. & J.M. Sinkula. 2009. The Complementary Effect of Market Orientation and Entrepreneurial Orientation on Profitability in Small Businesses. Journal of Small Business Management. Milwaukee: Oct 2009. Vol. 47. Iss. 4: pg. 443, 22 pgs. Baldwin, J.R., S.D. Perry & M.A. Moffitt. 2004. Communication Theories: for Everyday Life. United State of America: Pearson Education, Inc. Bann, C.L. 2009. An Innovative View of the Entrepreneur Through Exploration of the "Lived Experience" of the Entrepreneur in Startup of the Business. The Journal of Business and Economic Studies. Oakdale: Vol. 15, Iss. 2; pg. 62, 22 pgs. Baron, R.A. & S.A. Shane. 2008. Entrepreneurship: a process perspective. China: Thomson South- Western. Basri, F. & H. Munandar. 2009. Lanskap Ekonomi Indonesia: Kajian dan Renungan terhadap Masalah-Masalah Struktural, Transformasi Baru, dan Prospek Perekonomian Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group. Bergevoet, R.M.H., C.J.M. Ondersteijn, H.W. Saatkamp, C.M.J. van Woerkum & R.B.M. Huirne. 2004. Entrepreneurial behaviour of dutch dairy farmers under a milk quota system: goals, objectives and attitudes. http://www. sciencedirect.com www.elsevier.com/locate/agsy, Agricultural Systems 80 (2004) 1 21 Biro Pusat Statistik Jawa Barat. 2009. Jawa Barat Dalam Angka 2009. Bandung. Biro Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2009. Kabupaten Bogor Dalam Angka 2009. Bogor. Boeree, C.G. 2009. Personality Theories. Terjemahan. Inyiak Ridwan Muzir. Jogyakarta: Prismashopie. Cochran, W.G. 1991. Teknik Penarikan Sampel. Terjemahan. Rudiansyah dan Erwin R. Osman. Jakarta: UI-Press. Costa, P.T., & McCrae, R.R. 1992. NEO PI-R. Professional manual. Odessa, FL: Psychological Assessment Resources, Inc. Daryanto, A. 2009. Dinamika Daya Saing Industri Peternakan. Bogor: IPB Press. Davis, Larry E., Icek Ajzen, Jeanne Saunders and Trina Williams. 2002. The Decision of African American Students to Complete High School: An Application of the Theory of Planned Behavior. School of Social Work, University of Pittsburgh, University of Massachusetts, George Warren Brown, and Washington University. Fishbein, M. & Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Reseach. Sydney: Addison-Wesley Publishing Company. Gartner. 1990. What Are We Talking About When We Talk About Entrepreneurship? Journal of Business Venturing. 5 (1), pg.15-28 Gibb A. & J. Li. 2003. Organizing for Enterprise in China: what can we learn from the Chinese 41

PERILAKU Perilaku COPING Era Pentingnya Coping Perspektif MAHASISWA Mahasiswa Komunikasi Baru Kewirausahaan dalam DALAM Artifaktual Mengatasi MENGATASI : Stres STRES dalam MENGIKUTI Keberhasilan Mengikuti Studi MATA Komunikasi Mata Modifikasi KULIAH Kuliah Komunikasi Intrapersonal MPK Kuantitatif KUANTITATIF Antarmanusia micro, small, and medium enterprise development experience. http://www.sciencedirect.com www.elsevier.com/locate/futures future 35 (2003) 403-421. Griffin, E.M. 2006. A First Look At Communication Theory. New York: McGraw-Hill. Hisrich, R.D., M.P. Peters & D.A. Shepherd. 2008. Kewirausahaan. Terjemahan. Criswan Sungkono dan Diana Angelica. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat. Kolopaking, L.M. 2009. Mengatasi Pengangguran melalui Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Makalah Lokakarya Nasional Upaya Pemberdayaan Usha Mikro Sektor Pangan dan Ketenagakerjaan. IICC-Bogor. Krech, D., R.S, Crutchfield and E.L. Ballachey. 1963. Individual in Society. International Student Edition. McGraw-Hill International Book Company. Tokyo. Krisnamurthi, B. 2005. Menumbuhkan Ide dan Pemikiran: Pembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis. Bogor: Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan-LPPM IPB. Kuratko, D.F. & R.M. Hodgetts. 2007. Entrepreneurship. Canada: Thomson South-Western. Kusmuljono, B.S. 2009. Menciptakan Kesempatan Rakyat Berusaha. Bogor: IPB Press. Linan, F. & F.J. Santos. 2007. Does Social Capital Affect Entrepreneurial Intentions? International Atlantic Society. http://www.proquest.com [9/9/2007] Lupiyoadi, R. 2007. Entrepreneurship: from mindset to strategy. Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit, Fakultas Ekonomi UI. Mangkuprawira, S.Tb. 2009. Bisnis, Manajemen dan Sumberdaya Manusia. Bogor: IPB Press. Mastuti, E. 2008. Memahami Perilaku Prokrastinasi Akademik Berdasar Tingkat Self Regulation Learning dan Trait Kepribadian. Surabaya: Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga. Meredith, G.G., R.E. Nelson & P.A. Neck. 1996. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Terjemahan. Andre Asparasayogi. Jakarta: LPPM dan PT Pustaka Binaman Pressindo. Muatip, K. 2008. Kompetensi Kewirausahaan Peternak Sapi Perah: Kasus Peternak Sapi Perah Rakyat di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bogor: Program Pascasarjana IPB. Mulyana, D. 2005. Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nitisusastro, M. 2009. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Bandung: Alfabeta. Nybakk & Hansen. 2008. Entrepreneurial attitude, innovation and performance among Norwegian nature-based tourism enterprises. http://www. sciencedirect.com www.elsevier.com/locate/forpol, Forest Policy and Economics 10 (2008) 473 479 Pambudy, R., T. Sipayung, W.B. Priatna, Burhanuddin, A. Kriswantriyono dan A. Satria. 1999. Bisnis dan Kewirausahaan dalam Sistem Agribisnis: Bogor: Pustaka Wirausaha Muda. Phalestie, A.A. 2007. Hubungan Antara Trait Kepribadian dan Kemampuan Komunikasi Interpersonal dengan Prestasi Kerja pada Agen Asuransi. Skripsi. Jakarta: Universitas Atmajaya. Primiana, I. 2009. Menggerakkan Sektor Riil: UKM & Industri. Bandung: Alfabeta. Rakhmat, J. 1989. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: CV Remadja Karya. Rokhman, A. 2008. Peranan Kebijakan Publik, Orientasi Kewirausahaan dan Kompetensi Sumberdaya Manusia dalam Pengembangan Produk Perikanan Prima. Bogor: Program Pascasarjana IPB. Russell, R & B. Faulkner. 2004. Entrepreneurship, Chaos And The Tourism Area Lifecycle. http:// www.sciencedirect.com www.elsevier.com/locate/atoures. Annals of Tourism Research, Vol. 31, No. 3, pp. 556 579, 2004. Saragih, B. 2001. Membangun Sistem Agribisnis. Bogor: USESE Foundation dan Sucofindo. Saragih, B. 2001. Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Bogor: Yayasan Mulia Persada Indonesia dan PT Surveyor Indonesia. Saltzera, E.B. 1981. Cognitive moderators of the relationship between behavioral intentions and behavior. Journal of Personality and Social Psychology Volume 41, Issue 2, August 1981,