BAB VI PENUTUP KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika di manfaatkan dengan baik,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PROSES PENDAMPINGAN KOMUNITAS PEREMPUAN DUSUN SUMBER DESA SUMBERJATI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana umumnya desa-desa daerah pegunungan di Jawa. Daerah tersebut

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi kehidupan petani karet, karena pada musim hujan petani karet

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. Desa Kepuharjo salah satu desa yang berada di Kecamatan Cangkringan

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

BAB III MENELUSURI DESA SUNGAI KUNYIT HULU. yang letaknya 7 km dari kantor Kecamatan Sungai Kunyit Hulu dan untuk

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

BAB III SETTING PENELITIAN. Banjar dapat dilihat dari aspek fisik yang meliputi letak, luas, topografi, dan. Desa Banjar adalah sebagai berikut :

BAB I. Dengan begitu para pemilik lahan dapat mengetahui batas-batas lahan

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB VII PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL DI DESA PANGRADIN TERHADAP PROGRAM PEMBAHARUAN AGRARIA NASIONAL (PPAN)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebuah komitmen untuk melibatkan masyarakat di dalam pembangunan

BAB V HASIL DAN ANALISA PERUBAHAN. A. Munculnya Usaha Baru Bagi Perempuan Buruh Konveksi Desa Bandung

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya sebagai modal dasar pembangunan nasional dengan. Menurut Dangler (1930) dalam Hardiwinoto (2005), hutan adalah suatu

BAB I. PENDAHULUAN A.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

I. PENDAHULUAN. sosial memegang peranan yang sangat penting dalam tindakan-tindakan yang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU. A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memuculkan sumber mata air untuk kehidupan bagi setiap makhluk. Sedangkan

PENINGKATAN KETERAMPILAN WIRAUSAHA KELOMPOK TANI DEWI RATIH III DESA SUKOANYAR-PAKIS, KABUPATEN MALANG MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN UBI JALAR

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

Disusun oleh FLipMAS BADUY Wilayah Banten

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati

KARANGANYAR, Hutan Sehat, Desa Sehat Oleh : Endang Dwi Hastuti*

BAB V PENUTUP. kehidupan sosial ekonomi masyarakat akan meningkat, ketika masyarakat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB IV PROSES PENDAMPINGAN KOMUNITAS PEREMPUAN BURUH KONVEKSI DESA. rancang bangun dengan mengedepankan latar belakang memilih Desa Bandung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hortikultura, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

BAB III PRAKTIK PEMANFAATAN LAHAN STREN KALI BRANTAS DI DESA LENGKONG KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN TEPUNG MOCAF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENARIKAN PERSENAN TANAH PERSILAN OLEH POLISI HUTAN DI DESA TENGGIRING KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bojonegoro. Desa Tlogoagung ini desa yang berada ditengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

BAB III PELAKSANAAN WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

PETA SOSIAL KOMUNITAS

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI

BAB V HASIL DAN ANALISA PERUBAHAN KOMUNITAS PEREMPUAN PETANI DUSUN SUMBER. A. Munculnya Asosiasi Di Kalangan Perempuan Petani Dusun Sumber

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Luas lahan sawah saat ini tinggal 7,5 juta hektar (ditambah 9,7 juta hektar lahan kering). Badan Pusat Statistik

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. urutan ketiga setelah Brazil dan Kongo. Hutan-hutan tropis ini memiliki kekayaan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

Alang-alang dan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Kelurahan/Desa. Desa Giripanggung merupakan salah satu desa yang

BAB V AKSI BERSAMA MASYARAKAT. kampung demak Jaya dan diikuti oleh ketua RT yakni Erik Setiawan (45 tahun) berkumpul di

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah

II. TINJAUAN PUSTAKA. berinteraksi dalam satu sistem (pohon, tanaman dan atau ternak) membuat

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

Desa Semoyo merupakan salah satu desa di Kec. Pathuk kab. Gunung Kidul.

BAB I PENDAHULUAN. dengan sistem CBT (Community Based Tourism) terhadap kondisi berdaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

Transkripsi:

138 BAB VI PENUTUP KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Mengurai Aset dan Kemanfaatan Aset yang dimiliki oleh masyarakat Dusun Sumber sangatlah berlimpah dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika di manfaatkan dengan baik, tapi karena tidak adanya kemampuan yang di miliki, tidak ada yang tidak memiliki kemanfaatan dan nilai ekonomis yang dapat membuat penghasilan masyarakat Dusun Sumber menjadi bertambah, alam yang memberikan segala apa yang ada di dalamnya hanya sebagai tumpuhan bagi alam itu sendiri jika masyarak di sekitarnya tidak mau memberikan sedikit waktunya untuk berusaha menjadikan diri mereka untuk menjadi lebih baik lagi. Masyarakat dusun sumber mayoritas bekerja sebagai buruh tani, yang hanya mendapatkan upah yang sangat sedikit sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan harian, termasuk kebutuhan untuk makan pun banyak yang berhutang di warung-warung. Faktor-faktor yang mengakibatkan aset tidak dapat berjalan dengan maksimal yaitu karena tidak adanya kesadaran dalam masyarakat tersebut untuk mencapai kesejahteraan dengan menjadikan diri sendiri untuk lebih mandiri, bahkan kalau bisa jadi masyarakat yang mandiri sehingga tidak bergantung pada orang lain ataupun bantuan dari pemerintah. Banyak hal yang dapat di lakukan supaya masyatakat bisa mandiri, salah satunya adalah dengan cara membangun cara ferfikir yang baru, bagaimana caranya supaya bisa berubah tanpa menunggu bantuan dari oarang

139 lain, tidak banyak masyarakat yang menyadari pitensi yang dimiliki sanagtlah banyak, tapi karena kendala modal yang harus dikeluarkan sebagai awal perubahan, meski tanpa modal pun bisa, dengan memanfaatkan apa yang sudah ada dalam masyarakat itu sendiri. Lahan yang dapat dimanfaatkan bukan hanya lahan tanah milik perhutani, tapi setiap rumah memiliki lahan yang luas untuk di jadikan sesuatu yang bermanfaat, masyarakat yang memanfaatkan lahan sekitar rumah hanya bisa di ikur dengan jari saja, sanagt sedikit sekali, padahal jika semua warga mau memanfaatkan tanah di sekitar rumah akan mendapatkan nilai ekonomis yang tinggi, seperti untuk menanam jagung, ketela pohon, mangga, petai, bahkan ada yang di tanami tanaman rempah-rempah serta jamu-jamuan yang bisa di manfaatkan serta di olah menjadi sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis. 2. Menganalisa Potensi Pada dasarnya, Dusun Sumber merupakan wilayah yang memiliki bentang alam yang sangat menakjubkan dengan benteng-benteng yang terdiri dari vegetasi tanaman yang berbagai macam jenisnya. Sawah dan tegal merupakan lahan produktif warga sebagai mata pencaharian utama warga Dusun Sumber. Lahan tegal di Dusun Sumber merupakan tanah percil yang merupakan tanah perhutani di wilayah perbukitan di sekitar Dusun Sumber. Hampir seluruh warga memiliki lahan percil, karena merupakan lahan bebas untuk dimanfaatkan hanya saja tidak boleh menebang pohon jati dan sengon laut di lahan yang akan dimanfaatkan

140 sebagai lahan pertanian. Bebas untuk dimanfaatkan namun warga tidak memiliki hak kepemilikan tanah. Warga hanya menanami tetumbuhan dan mengambil manfaat hasil dari tanah milik perhutani tersebut. Warga menggarap lahan perhutani sebagai tegal untuk ditanami singkong, petai, jagung dan rumput gajah untuk pakan ternak. Sedang lahan persawahan tidak kesemua warga Dusun Sumber memiliki. Warga yang tidak memiliki sawah cendrung pasif dan tidak ada kegiatan pertanian. Mreman merupakan salah satu pencaharian warga bagi yang ttidak memiliki lahan persawahan. Namun, diperbolehkannya lahan perhutani untuk digarap oleh warga membuat warga berlomba untuk membuka lahan percil yang pohom jatinya masih belum besar untuk ditanami. Mereka menyadari bahwa konsekuensi yang diakibatkan kalau dikemudian hari pohon jati yang ditanah di lahan perhutani tersebut besar dan tanah tidak produktif lagi untuk ditanami. Faktor cuaca yang sejuk dengan tanah alluvial sebagai ciri khas tanah pedesaan mempengaruhi varietas tanaman yang didapatkan sehingga sebenarnya mampu mengangkat nilai ekonomis dari hasil daya masyarakat ini. Namun kenyataannya, pengelolahan potensi alam di dusun ini masih rendah. Selain menjualnya dengan sistem terabasan dan mengandalkan pabrik, perempuan Dusun Sumber juga mengolahnya menjadi tepung gaplek, keripik dan jamu. Singkong/Ketela pohon pun tidak dijual perbatangan melainkan dengan terabasan. Analisa belanja harian yang dilakukan oleh fasilitator menunjukkan bahwa kehidupan keluarga petani Dusun Sumber memang cenderung

141 memprihatinkan. Terdapat banyak faktor yang menjadi dalang dari problem ini, yakni adanya sikap pesimisme dalam mengembangkan pemanfaatan potensi alam. Masyarakat lebih memilih bekerja di luar desa untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Selain itu sikap individualisme dalam menjalankan usaha juga mengakibatkan sering macetnya usaha yang dilakukan masyarakat dan usaha yang cenderung monoton. Adanya partisipasi masyarakat dalam berorganisasi diharapkan mampu menjadi kerangka solusi yang efektif bagi perempuan petani Dusun Sumber. Karena selain perempuan petani dapat melakukan sharing dan tukar pendapat sesama anggota dan mampu menghimpun ide-ide kreatif yang dapat dikembangkan, hal ini juga dapat menunjang penyediaan modal yang dapat dikumpulkan secara sukarela. Kedua adanya relasi dari stakeholder sebagai jejaring yang menjembatani perempuan petani dalam mengembangkan usahanya. Dalam hal ini adalah kerjasama dengan Departemen Agama Kabupaten Mojokerto dan Koalisi Perempuan Indonesia Jawa Timur untuk wilayah Kabupaten Mojokerto. Kedua lembaga besar ini diharapkan mampun menciptakan simbiosis mutualisme dalam memasarkan hasil produk masyarakat selain melalui Pusat Sentra Oleh-Oleh Mojokerto dan bazar-bazar umum. 3. Menghimpun Ide Perempuan Petani dusun Sumber mempunyai keahlian dalam menghasilkan olahan pertanian yang memiliki nilai jual yang tinggi yaitu olahan rempah-rempah. Alasan lain dalam pemeberdayaan perempuan petani

142 di dusun Sumber ini adalah terdapat salah satu perempuan yang bernama Sukemi, yang masih sering memanfaatkan temulawak dan jahe menjadi bahan pokok dari pembuatan makanan dan minuman. Jika makanan masih dikonsumsinya sendiri sedangkan minuman di jual ke pasar. Kemandirian yang dimiliki Sukemi sangat menginspirasi. Keikutsertaan Sukemi dalam pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh desa dan di luar desa membuat Sukemi semakin mantap dalam mengembangkan hasil usahanya. Meskipun persoalan modal dan rendahnya pemasaran menjadi persoalan yang seringkali dihadapinya. Sumber daya manusianya yang ada bisa dijadikan suatu komunitas, yaitu dari kumpulan - membuat olahan hasil alam seperti membuat keripik, mengembangkan penanaman holtikulur, serta keterampilan mengolah jamu. Pembuatan jamu merupakan hal yang mudah menurut sebagian orang, namun untuk mengembangkannya menjadi hasil olahan yang unik dan memiliki nilai jual tinggi bukanlah hal yang mudah. Pemanfaatan pekarangan rumah kemudian menjadi fokus utama dalam mewujudkamimpi perempuan petani ini dengan menanam tanaman holtikultur seperti rempah-rempah, cabe dan tomat Di perkotaan khususnya Surabaya, model pemanfaatan tanah pekarangan ini digandrungi oleh sebagian besar perempuan-perempuan kota. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya konsumsi yang tinggi. Sedangkan di Dusun Sumber memiliki luas pekarangan yang lumayan dapat diberdayakan melalui sistem penanaman holtikultur yang nantinya hasil rempah-rempah tersebut dikelola menjadi hasil olahan unik.