BAB 4 2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Profil Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

DAFTAR ISI CHAPTER 5

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aktivitas penunjang yang cukup penting pada PT sebagai

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI. yang akan penulis evaluasi antara lain : cadang pada PT. Mercindo Autorama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT.

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Dipaparkan Oleh: Nafi Feridian. Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Elektro ITS Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi ITS

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna

Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources

LAMPIRAN 1 KUESIONER. PO 1 : Define a strategic IT Plan Pendefinisian Perencanaan Strategi TI

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN I. Kuisioner I : Management Awareness

Pendahuluan Tinjauan Pustaka

SIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Simpulan

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

TATA KELOLA INFRASTRUKTUR TI DAN NON TI PADA KELAS DI JURUSAN SISTEM INFORMASI

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB 3 1. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian dan Laporan Audit

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

Taryana Suryana. M.Kom

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

Bab II Tinjauan Pustaka

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0

PENGUKURAN MATURITY LEVEL PADA AL-IRSYAD AL- ISLAMIYYAH UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA KEUANGAN DAN PELANGGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Maturity Level merupakan respersentasi kedewasaan proses sistem informasi

Bab V Pengembangan Solusi

BAB V HASIL RANCANGAN MODEL

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN PADA PENDUKUNG JARINGAN SITU DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN. bergerak di bidang automotif. PT. Mercindo Autorama didirikan pada 22 April

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Bab III akan dilakukan pembahasan dimulai dengan profil

LAMPIRAN. Lampiran 1. A. Hasil Kuesioner Prioritas TI JUMLAH. Sangat Perlu. Tidak Perlu Perlu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahap pelaksanaan audit sistem informasi, serta tahap pelaporan audit sistem

Mengevaluasi Tingkat Kematangan Domain Delivery Support (DS11) Perpustakaan Menggunakan Kerangka COBIT 4.1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

PENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM INFORMASI AKADEMIK JURUSAN DI UNIVERSITAS GUNADARMA DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.

BAB III METODE PENELITIAN. Langkah pelaksanaan audit sistem informasi berdasarkan best practice

Tata Kelola Evaluasi Sistem Informasi Berdasarkan Control Objective For Information And Related Technology (COBIT) Domain Deliver And Support (DS)

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT LI

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA)

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bukti, memaparkan temuan-temuan hasil audit yang dibagi menurut masingmasing

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

BAB IV FRAMEWORK PENYUSUNAN TATA KELOLA TI

BAB IV SIMPULAN dan SARAN

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PERENCANAAN AUDIT DAN REKOMENDASI

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut telah ditentukan pada RACI Chart.

DAFTAR PUSTAKA. 1. COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute, 2000, COBIT (3rd Edition) Audit Guidelines, IT Governance Institute.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

Penyusunan COBIT, ITIL, dan iso 17799

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Bab II Tinjauan Pustaka

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA DIGILIB UNIVERSITAS XYZ MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa

Transkripsi:

30 BAB 4 2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Penerapan teknologi RFID di Perpustakaan Nasional RI tidak lepas dari tujuannya untuk menunjang tugas dan fungsi perpustakaan nasional itu sendiri. Adapun tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional adalah sebagai berikut. Tugas Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan Layanan perpustakaan dan informasi. Fungsi 1. Pelaksanaan layanan koleksi umum dan khusus; 2. Pelaksanaan bimbingan pemakai; 3. Pelaksanaan pameran dan promosi; 4. Pelaksanaan kerjasama dan otomasi perpustakaan. UraianTugas a. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan layanan koleksi umum dan khusus. b. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan bimbingan pemakai. c. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan pameran dan otomasi. d. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan kerjasama antar perpustakaan baik dalam negeri maupun luar negeri. e. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan otomasi perpustakaan. f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan terjemahan, transliterasi (alih aksara) dan konsultasi perpustakaan. g. Mengkoordinir tugas Kepala Bidang dan Sub Bidang di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi. h. Mengkoordinir dan melakukan pengawasan serta pelaporan terhadap kinerja Bidang/Sub Bidang di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi.

31 i. Melakukan penilaian (DP3) terhadap Kepala Bidang setiap akhir tahun. j. Melakukan koordinasi antar Kepala Pusat / Direktorat di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan bahan Pustaka dan Informasi. k. Membantu tugas administrasi dan teknis Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Informasi. 4.2 Analisis Proses Bisnis Proses bisnis adalah serangkaian atau sekumpulan aktifitas atau pekerjaan yang yang saling terkait dan dirancang untuk menyelesaikan tujuan strategik sebuah organisasi, seperti pelanggan dan pasar (Hollander, Denna, dan Cherrington, 2000). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya. Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan. Seringkali pemilik proses yaitu yang bertanggungjawab terhadap kinerja dan pengembangan berkesinambungan dari proses, juga dianggap sebagai suatu karakteristik proses bisnis. 2004) Proses bisnis memiliki beberapa karakteristik antara lain (Sparx System, 1. Memiliki tujuan 2. Memiliki input tertentu 3. Memiliki output tertentu 4. Menggunakan sumberdaya 5. Memiliki sejumlah aktifitas yang dilakukan dalam suatu urutan 6. Dapat mempengaruhi lebih dari satu unit organisasional. 7. Menciptakan suatu nilai untuk konsumen.

32 Proses bisnis Pusat Jasa Jasa Perpustakaan dan Informasi berdasarkan Laporan Akuntabilitas Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2007 Gambar 5. Proses Bisnis Pusat Jasa Perpustakaan Nasional RI 4.3 Analisis Portofolio Bisnis Organisasi Perpustakaan Nasional RI sebagai lembaga Non profit memiliki beberapa produk/jasa yang memberikan layanan kepada pengguna yang disebut dengan layanan perpustakaan. Adapun jenis layanan yang dimiliki oleh Layanan Terbuka sebagai bisnis organisasinya adalah : 1. Layanan Peminjaman 2. Layanan Pengembalian 3. Layanan Book Drop 4. Self Check 5. Stock Opname

33 4.4 Analisis Portofolio SI/TI Organisasi Untuk memaksimalkan fungsi layanan yang terdapat di Layanan Terbuka, Perpustakaan Nasional RI telah memilih teknologi RFID untuk mendukung fungsi layanan perpustakaan baik yang berorientasi kepada pengguna maupun karyawan sebagai pengelola layanan perpustakaan. Secara garis besar dapat dijelaskan tentang fungsi dukung teknologi RFID seperti pada tabel 6. Tabel 6 Fungsi RFID NO PERANGKAT KETERANGAN 1. RFID Frontdesk Station Digunakan oleh staf perpustakaan untuk melakukan proses peminjaman, pengembalian, dan menghidupkan/mematikan security bit pada RFID tag. Peralatan ini juga dapat digunakan untuk mengisi data pada RFID tag. 2. RFID security gate Digunakan sebagai gerbang Pengaman yang memiliki alarm counter sekaligus dapat berfungsi sebagai patron counter 3. RFID portable station (handheld station) Digunakan oleh staf perpustakaan untuk melakukan pemeriksaan koleksi yang telah dilengkapi dengan RFID tag pada rak koleksi guna mendukung sirkulasi dan Pengaman koleksi dan inventaris koleksi. 4. Self check station Layanan peminjaman mandiri yang dapat digunakan oleh pengguna perpustakaan untuk melakukan proses peminjaman, perpanjangan, dan pengembalian koleksi yang secara otomatis dapat melakukan update data peminjaman tersebut. 5. Aplikasi RFID tag dan reader untuk sirkulasi dan Inventory koleksi (stock opname) koleksi Perpustakaan Nasional RI Aplikasi ini terintegrasi dengan INLIS yang telah dibangun sebelumnya oleh Perpusnas RI dan digunakan sebagai aplikasi pengelolaan sirkulasi dan inventory koleksi yang berbasis pada RFID. 6. Workstation Digunakan sebagai alat dalam menjalankan aplikasi RFID 7. Server Digunakan sebagai server untuk aplikasi RFID 4.5 Analisis Strategi SI/TI Organisasi Dalam pelaksanaan kegiatan layanan perpustakaan yang ada di Layanan Terbuka, dibutuhkan kecepatan, keakuratan, efisiensi dan efektifitas layanan yang dapat dirasakan dan memuaskan pemustaka. Tentu saja keinginan itu dapat tercapai apabila difasilitasi oleh faktor-faktor pendukung kelancaran fungsi dimaksud. Diantara faktor tersebut adalah aspek teknologi informasi. Dengan beberapa fungsi teknologi yang dimiliki oleh RFID diharapkan dapat terbangun sistem pengamanan koleksi dan inventory koleksi e-library yang terintegrasi dan

34 sejalan dengan realisasi pelaksanaan pengembangan grand desain Perpustakaan Nasional RI. Sehingga fungsi dan pemanfaatan produk/ jasa layanan sebagai bisnis organisasi perpustakaan di Layanan Terbuka dapat dioptimalisasikan secara tepat dan cepat. 4.6 Analisis Strategi Bisnis Organisasi Strategi bisnis Perpustakaan Nasional RI sebagai implementasi dari tujuan bidang pelayanan yang telah ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional RI, berdasarkan Laporan Akuntabilitas Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2007 adalah : 1. Peningkatan kualitas layanan kepada pengguna perpustakaan dilingkungan Perpustakaan Nasional RI; 2. Pengamanan koleksi dan inventaris koleksi yang bernilai sehingga informasi yang terkandung didalamnya tetap dapat digunakan dan dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat; 3. Penggunaan sistem RFID dengan frequency open standard platform untuk pengamanan koleksi dan inventaris koleksi; 4. Peningkatan kualitas layanan cetak mandiri bagi pengguna perpustakaan dilingkungan Perpustakaan Nasional RI yang terintegrasi dengan sistem informasi manajemen Perpustakaan Nasional RI; 5. Penyediaan aplikasi pendukung pencetakan mandiri pada perangkat multifungsi yang dapat ditampilkan dan dioperasikan melalui display perangkat multifungsi dan berjalan melalui server pendukungnya. 4.7 CSF (Critical Success Factor) Titik awal pengukuran tingkat kemapanan penerapan teknologi RFID dilakukan dengan menetapkan CSF karena dapat menjadi salah satu faktor penentu keakuratan hasil yang diperoleh. Perpustakaan Nasional RI tidak memiliki CSF dalam penerapan teknologi RFID. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa awal untuk menetapkan CSF penerapan Teknologi RFID. Penyusunan CSF dilakukan dengan melakukan wawancara, analisis dokumen dan diskusi

35 dengan staf Sub Bidang Otomasi Perpustakaan yang bertanggung jawab terhadap penerapan teknologi RFID di Perpustakaan Nasional RI. Berdasarkan analisis strategi bisnis yang telah ditetapkan, ditentukan CSF sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan goal organisasi. CSF disusun dengan cara merumuskan strategi bisnis dan menyesuaikannya dengan tujuan organisasi. Adapun CSF berdasarkan masing-masing strategi bisnis organisasi dapat dilihat pada tabel 7. Stategi Bisnis 1 Strategi Bisnis 2 Strategi Bisnis 3 Strategi Bibnis 4 Strategi Bisnis 5 Tabel 7 CSF Peningkatan kualitas layanan kepada pengguna perpustakaan di lingkungan Perpustakaan Nasional RI CSF 1 Pembangunan prosedur operasional yang baku untuk sistem pengamanan koleksi dan inventaris koleksi; CSF 2 Penyusunan petunjuk teknis pengoperasian sistem pengamanan koleksi dan inventaris koleksi; CSF 3 Melakukan pelatihan penggunaan sistem pengamanan koleksi dan inventaris koleksi; CSF 4 Pendampingan operasional selama 1 (satu) tahun sejak berita acara serah terima peralatan dan pengujian peralatan dilakukan guna mendukung sistem pengamanan koleksi dan inventaris koleksi hingga beroperasi penuh. Pengamanan Koleksi dan inventaris koleksi yang bernilai sehingga informasi yang terkandung di dalamnya tepat dapat digunakan dan dimanfaatkan selas-luasnya oleh masyarakat CSF 5 Tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung pembangunan system pengamanan koleksi dan inventaris koleksi berbasiskan teknologi RFID Penggunaan sistem RFID dengan frequency open standard platform untuk pengamanan koleksi dan inventaris koleksi; CSF 6 CSF 7 Pembangunan infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak sistem pengamanan koleksi dan inventaris koleksi dengan frequency open standard platform; Memastikan RFID system dapat berjalan dengan sistem yang ada yaitu sistem informasi manajemen Perpusnas RI dan pengembangan kedepannya menggunakan RFID open standard platform. Peningkatan kualitas layanan cetak mandiri bagi pengguna perpustakaan di lingkungan perpustakan nasional RI terintegrasi dengan sistem informasi manajemen Perpustakaan Nasional RI CSF 8 Pembangunan layanan cetak mandiri bagi pengguna perpustakaan dilingkungan Perpustakaan Nasional RI yang terintegrasi dengan sistem informasi manajemen Perpustakaan Nasional RI; Penyediaan aplikasi pendukung pencetakan mandiri pada perangkat multifungsi dan berjalan melalui server pendukungnya CSF 9 Menyediakan dan melakukan instalasi perangkat lunak dan keras RFID;

36 4.8 Kendali Proses Kendali proses COBIT 4.1 merupakan proses-proses yang harus dilalui untuk dapat mengukur tingkat kemapanan penerapan teknologi RFID. Untuk dapat menentukan kendali proses mana saja yang akan digunakan, maka dilakukan beberapa tahap seperti pada gambar 6. Gambar 7 Alur Penentuan Kendali Proses Penyusunan CSF merupakan titik awal pengukuran tingkat kemapanan penerapan teknologi RFID. Pemetaan CSF teadap Business Goals yang telah didefinisikan pada COBIT 4.1 ditujukan untuk mendapatkan business goals yang sesuai dengan strategi bisnis Perpusnas RI terutama yang berhubungan dengan RFID. Tabel 8 menunjukkan Business Goals COBIT 4.1 berdasarkan IT Governance Institut tahun 2001, yang akan dipetakan dengan CSF. Perspektif Keuangan Perspektif Pelanggan Tabel 8 Business Goals COBIT 4.1 Memberikan pengembalian investasi TI melalui 1 investasi bisnis aktif 2 Mengelola TI terkait dengan risiko bisnis 3 4 5 6 Meningkatkan tatakelola dan transparansi organisasi Meningkatkan orientasi kepada pelanggan dan pelayanan Menawarkan produk dan layanan yang kompetitif Membangun kesinambungan dan ketersediaan layanan

37 Sambungan Perspektif Pelanggan Perspektif Internal Perspektif pembelajaran dan peningkatan 7 Membuat terobosan dalam menanggapi perubahan kebutuhan bisnis 8 Mencapai optimasi biaya pelayanan 9 10 11 Memperoleh informasi yang handal dan berguna untuk mengambil keputusan strategis Meningkatkan dan mempertahankan fungsi proses bisnis Biaya proses lebih rendah Menjalankan kepatuhan (compliance) pada regulasi, kontrak yang berjalan, atau aturan 12 eksternal yang digunakan. Mematuhi hukum eksternal, regulasi, dan kontrak 13 Mematuhi kebijakan internal 14 15 Mengelola perubahan bisnis Meningkatkan dan mempertahankan produktifitas operasional dan staf 16 Mengelola inovasi produk dan bisnis 17 Mendapatkan dan mempertahankan orang-orang terampil dan bermotivasi Hasil pemetaan CSF dengan business goals COBIT 4.1 dapat dilihat pada tabel 9. NO Tabel 9 Hasil Pemetaan CSF dengan Business Goals COBIT 4.1 CSF 1 Pembangunan prosedur operasional yang baku untuk sistem pengamanan koleksi dan inventaris koleksi; 2 Penyusunan petunjuk teknis pengoperasian sistem pengamanan koleksi dan inventaris koleksi; 3 Melakukan pelatihan penggunaan sistem pengamanan koleksi dan inventaris koleksi; 4 Pendampingan operasional selama 1 (satu) tahun sejak berita acara serah terima peralatan dan pengujian peralatan dilakukan guna mendukung sistem pengamanan koleksi dan inventaris koleksi hingga beroperasi penuh. 5 Tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung pembangunan system pengamanan koleksi dan inventaris koleksi berbasiskan teknologi RFID Business Goals COBIT 4.1 15 12 17 15 10

38 Sambungan NO CSF 6 Pembangunan infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak sistem pengamanan koleksi dan inventaris koleksi dengan frequency open standard platform; 7 Memastikan RFID system dapat berjalan dengan sistem yang ada yaitu sistem informasi manajemen Perpusnas RI dan pengembangan kedepannya menggunakan RFID open standard platform. 8 Pembangunan layanan cetak mandiri bagi pengguna perpustakaan dilingkungan Perpustakaan Nasional RI yang terintegrasi dengan sistem informasi manajemen Perpustakaan Nasional RI; 9 Menyediakan dan melakukan instalasi perangkat lunak dan keras RFID; Business Goals COBIT 4.1 10 15 4 10 Pemetaan CSF terhadap BG COBIT 4.1 pada table 8 didasarkan pada latar belakang sebagai berikut: 1. Pemetaan CSF 1 terhadap BG 15 Pembangunan prosedur operasional yang baku ditujukan untuk membentuk prosedur operasional kegiatan bisnis organisasi. Selain itu dengan adanya prosedur operasional baku, proses peningkatan produktifitas operasional dan sumber daya manusia dapat dikembangkan. Hal ini sejalan dengan dengan business goal nomor 15 2. Pemetaan CSF 2 terhadap BG 12 Penyusunan petunjuk teknis pengoperasian sistem ditujukan untuk membuat suatu petunjuk pelaksanaan sistem secara teknis. Fungsi petunjuk teknis tersebut adalah untuk memberikan petunjuk agar terdapat kesamaan pemahaman dalam pengoperasian sistem. Sedangkan manfaatnya adalah untuk mempermudah proses pengoperasian sistem. 3. Pemetaan CSF 3 terhadap BG 17 Pelatihan penggunaan sistem berlaku untuk karyawan baik yang terlibat langsung ataupun tidak dalam pengoperasian fungsi sistem tersebut. Hal tersebut ditujukan untuk mendapatkan generasi baru yang trampil dan juga mempertahankan kemampuan staf yang memang sudah ahli di bidangnya.

39 4. Pemetaan CSF 4 terhadap BG 15 Pendampingan operasional terhadap sebuah sistem baru sangat penting karena akan banyak terjadi proses penyesuaian, baik dari sisi sistem maupun staf sebagai pengelola. Produktivitas sebuah sistem baru harus dipastikan dapat beradaptasi sengan sistem yang ada dan berjalan dengan baik. Staf sebagai pengelola bukan hanya diperkenalkan fungsi-fungsinya saja tapi juga harus memahami setiap kendala yang mungkin terjadi. 5. Pemetaan CSF 5 terhadap BG 4 Proses bisnis suatu organisasi dibutuhkan untuk mencapai tujuan strategis suatu organisasi. Oleh karena itu ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung pembangunan sistem baru sangatlah penting sehingga proses bisnis organisasi dapat berjalan dengan baik. 6. Pemetaan CSF 6 terhadap BG 10 Pembangunan infrastruktur perangkat lunak dan perangkat keras sangat diperlukan untuk menjaga agar proses bisnis tetap berjalan bengan baik sehingga tujuan strategis organisasi dapat tercapai 7. Pemetaan CSF 7 terhadap BG 15 Memastikan RFID sitem dapat berjalan dengan sistem yang ada merupakan bagian yang sangat penting. Kondisi tersebut berhubungan langsung dengan produktifitas operasional dan staf. Bila sistem tersebut mengalami kerusakan maka produktifitas operasional dan stafpun akan terganggu. 8. Pemetaan CSF 8 terhadap BG 4 Layanan cetak mandiri merupakan salah satu fungsi RFID yang berhubungan langsung dengan pengguna. Oleh karena itu pembangunan layanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan orientasi kepada pelanggan dan pelayanan.

40 9. Pemetaan CSF 9 terhadap BG 10 Menyediakan dan melakukan instalasi perangkat lunak dan perangkat keras RFID dilakukan untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan fungsi proses bisnis organisasi sehingga dapat berjalan bengan baik. Dari hasil pemetaan CSF terhadap BG COBIT 4.1 seperti pada table 9, maka diperoleh lima BG COBIT 4.1 yang berhubungan dengan penerapan teknologi RFID. Setelah diperoleh hasil pemetaan SCF dengan BG COBIT 4.1 selanjutnya dilakukan pemetaan Business Goals dengan IT goals COBIT 4.1. Tabel 10 menunjukkan IT Goals yang akan dipetakan dengan Business Goals yang sudah terpilih. Tabel 10 IT Goals COBIT 4.1 IT Goals 1 Menanggapi kebutuhan bisnis sejalan dengan strategi bisnis 2 Menanggapi kebutuhan pemerintahan sejalan dengan arah papan 3 Menjamin kepuasan pengguna akhir dengan penawaran layanan dan tingkat layanan 4 Mengoptimalkan penggunaan informasi 5 Membuat kelincahan TI 6 Mendefinisikan bagaimana bisnis kebutuhan fungsional dan kontrol otomatis diterjemahkan dalam efektif dan efisien 7 Mendapatkan dan memelihara sistem aplikasi yang terintegrasi dan standar 8 Mendapatkan dan memelihara infrastruktur TI yang terintegrasi dan standar 9 Memperoleh dan mempertahankan kemampuan IT yang merespon strategi TI 10 Menjamin kepuasan bersama pihak ketiga hubungan 11 Memastikan integrasi aplikasi ke dalam proses bisnis 12 Memastikan transparansi dan pemahaman saya biaya, manfaat, strategi, kebijakan dan tingkat layanan 13 Memastikan penggunaan yang tepat dan kinerja solusi aplikasi dan teknologi 14 Account untuk dan melindungi semua aset TI 15 Mengoptimalkan infrastruktur TI, sumber daya dan kemampuan 16 Mengurangi cacat solusi dan jasa pengiriman dan pengerjaan ulang 17 Melindungi pencapaian tujuan TI 18 Membangun kejelasan dampak bisnis risiko untuk tujuan TI dan sumber daya

41 Sambungan IT Goals 19 Memastikan bahwa informasi penting dan rahasia yang disembunyikan dari mereka yang tidak harus memiliki akses ke sana 20 Memastikan bahwa transaksi bisnis otomatis dan pertukaran informasi dapat dipercaya 21 Memastikan bahwa layanan TI dan infrastruktur benar dapat melawan dan pulih dari kegagalan karena kesalahan, serangan yang disengaja atau bencana 22 Memastikan dampak bisnis minimum dalam hal terjadi gangguan layanan TI atau mengubah 23 Memastikan bahwa layanan TI yang tersedia seperti yang diperlukan 24 TI meningkatkan efisiensi biaya dan kontribusi terhadap profitabilitas bisnis 25 Memberikan proyek tepat waktu dan anggaran, memenuhi standar kualitas 26 Menjaga integritas infrastruktur informasi dan pengolahan 27 Memastikan kepatuhan dengan hukum TI, peraturan dan kontrak 28 Memastikan bahwa TI hemat biaya menunjukkan kualitas layanan, perbaikan terus-menerus dan kesiapan untuk mengubah masa depan Pemetaan Business Goals terhadap IT Goals telah ditetapkan secara baku dalam COBIT 4.1 yang terdapat dalan IT Governance Institut tahun 2007. Hasil pemetaan tersebut dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11 Hasil Pemetaan Business Goals dengan IT Goals BUSINESS GOALS Perspektif Keuangan Perspektif Pelanggan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Memberikan pengembalian investasi TI melalui investasi bisnis aktif Mengelola TI terkait dengan risiko bisnis Meningkatkan tatakelola dan transparansi organisasi Meningkatkan orientasi kepada pelanggan dan pelayanan Menawarkan produk dan layanan yang kompetitif Membangun kesinambungan dan ketersediaan layanan Membuat terobosan dalam menanggapi perubahan kebutuhan bisnis Mencapai optimasi biaya pelayanan Memperoleh informasi yang handal dan berguna untuk mengambil keputusan strategis IT GOALS 24 2 14 17 17 19 20 21 22 2 18 3 23 5 24 10 16 22 23 1 5 25 7 8 10 24 2 4 12 20 26

42 Sambungan Perspektif Internal Perspektif pembelajaran dan peningkatan 10 Meningkatkan dan mempertahankan fungsi proses bisnis 6 7 11 11 Biaya proses lebih rendah 7 8 13 15 24 12 Menjalankan kepatuhan (compliance) pada regulasi, kontrak yang berjalan, atau aturan eksternal yang digunakan. Mematuhi hukum eksternal, regulasi, dan kontrak 13 Mematuhi kebijakan internal 2 13 2 19 20 21 22 26 27 14 Mengelola perubahan bisnis 1 5 6 11 28 15 16 17 Meningkatkan dan mempertahankan produktifitas operasional dan staf Mengelola inovasi produk dan bisnis Mendapatkan dan mempertahankan orang-orang terampil dan bermotivasi 7 8 11 13 5 25 28 9 Berdasarkan hasil pemetaan CSF dengan Business Goals COBIT 4.1, diperoleh 5 Business Goals yang kemudian dipetakan kepada IT Goals COBIT 4.1. Hasil pemetaan 5 Business Goals tersebut terdapat pada tabel 12 BG4 BG10 BG12 BG15 BG17 Tabel 12 Pemetaan BG terhadap ITG COBIT 4.1 BUSINESS GOALS Meningkatkan orientasi kepada pelanggan dan pelayanan Meningkatkan dan mempertahankan fungsi proses bisnis Mematuhi hukum eksternal, peraturan, dan kontrak Meningkatkan dan mempertahankan produktifitas operasional dan staf Mendapatkan dan mempertahankan orang-orang terampil dan bermotivasi 3 23 6 7 11 IT GOALS 2 19 20 21 22 26 27 7 8 11 13 9 Berdasarkan hasil pemetaan pada tabel 12 diperoleh 15 IT Goals COBIT 4.1 yang akan digunakan. Tabel 13 menunjukkan 15 IT Goals COBIT beserta kendali prosesnya yang sudah ditetapkan pada COBIT 4.1.

43 Tabel 13 Kendali Proses COBIT 4.1 2 3 6 7 8 9 11 13 19 20 21 22 23 26 27 IT GOALS Respon terhadap persyaratan tatakelola sesuai dengan petunjuk Menjamin kepuasan pengguna melalui penawaran layanan dan tingkat layanan Menetapkan bagaimana fungsi dan control terhadap bisnis diterjemahkan secara otomatis melalui selusi yang efektif dan efisien Mendapatkan dan memelihara sistem aplikasi yang terintegrasi dan terstandardisasi Mendapatkan dan memelihara infrasruktur TI yang terintegrasi dan terstandar Memperoleh dan mempertahankan kemampuan TI yang dapat merespon strategi TI Memastikan integrasi aplikasi untuk proses bisnis Memastikan bahwa penggunaan dan kinerja solusi aplikasi dan teknologi adalah tepat Memastikan bahwa informasi penting dan rahasia tidak dimiliki oleh mereka yang tidak seharusnya memiliki akses kesana Memastikan bahwa transaksi bisnis otomatis dan pertukaran informasi dapat dipercaya Memastikan bahwa layanan dan infrastruktur TI benar-benar dapat bertahan dan pulih akibat dari kegagalan karena kesalahan, serangan yang disengaja, atau bencana Memastikan dampak bisnis minimum apabila terjadi gangguan atau perubahan layanan TI Memastikan bahwa layanan TI tersedia ketika diperlukan Menjaga integritas infrastruktur informasi dan pengolahan Memastikan bahwa TI memenuhi ketentuan hokum, peraturan dan kontak PROCESSES PO1, PO4, PO10, ME1, ME4 PO8, AI4, DS1, DS2, DS7, DS8, DS10, DS13 AI1, AI2, AI6 PO3, AI1, AI5 AI3, AI5 PO7, AI5 PO2, AI4, AI7 PO6, AI4, AI7, DS7, DS8 PO6, DS5, DS11, DS12 PO6, AI7, DS5 PO6, AI7, DS4, DS5, DS12, DS13, ME2 PO6, AI6, DS4, DS12 DS3, DS4, DS8, DS13 AI6, DS5 DS11, ME2, ME3, ME4

44 Berdasarkar hasil pemetaan pada table 13, diperoleh 30 kendali proses COBIT 4.1 yang relefan dengan penerapan teknologi RFID. Tabel 14 menunjukkan 30 proses COBIT 4.1 yang relefan dan akan diukur tingkat kemapanannya Tabel 14 Tiga Puluh Kendali Proses COBIT 4.1 NO PROCESSES 1 PO1 Menetapkan rencana strategis IT 2 PO2 Menetapkan arsitektur sistem informasi 3 PO3 Menetapkan arah teknologi 4 PO4 Menetapkan proses TI, organisasi dan hubungannya 5 PO6 Mengkomunikasikan tujuan dan arah manajemen 6 PO7 Mengelola sumberdaya manusia 7 PO8 Mengatur kualitas 8 PO10 Mengatur proyek 9 AI1 Identifikasi solusi-solusi otomatis 10 AI2 Mendapatkan dan memelihara perangkat lunak aplikasi 11 AI3 Mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi 12 AI4 Menjalankan operasi dan menggunakannya 13 AI5 Pengadaan sumberdaya TI 14 AI6 Mengelola perubahan 15 AI7 Instalasi dan akreditasi solusi serta perubahan 16 DS1 Menetapkan dan mengatur tingkat layanan 17 DS2 Mengatur layanan dengan pihak ketiga 18 DS3 Mengatur kinerja dan kapasitas 19 DS4 Memastikan ketersediaan layanan 20 DS5 Memastikan keamanan sistem 21 DS7 Mendidik dan melatih pengguna 22 DS8 Mengelola bantuan layanan dan insiden 23 DS10 Mengelola masalah 24 DS11 Mengelola data 25 DS12 Mengelola fasilitas 26 DS13 Mengelola operasi 27 ME1 Monitor dan evaluasi kinerja TI 28 ME2 Monitor dan evaluasi pengendalian internal 29 ME3 Memastikan kepatuhan terhadap persyaratan eksternal 30 ME4 Menyediakan tatakelola TI

45 4.9. Analisis Tingkat Kemapanan Bagian berikut menjelaskan mengenai analisis hasil pengukuran tingkat kemapanan implementasi RFID di Perpusnas RI berdasarkan setiap proses yang diukur. 1. PO 1 Menetapkan Rencana Strategis TI Kendali proses PO1 membahas mengenai penetapan rencana strategis. Dalam bahasan ini adalah penetapan rencana strategis mengenai implemetasi RFID di lingkungan Perpusnas RI. Tabel 15 menunjukkan nilai hasil pengukuran tingkat kemapanan pada kendali proses PO1 ini adalah 2,87. Hal ini menunjukan bahwa manajemen TI Perpusnas RI telah membuat perencanaan strategis TI dan telah disesuaikan dengan kebutuhan bisnisnya. Namun demikian, meskipun perencanaan strategis tersebut telah terstruktur dan didokumentasikan dengan baik, akan tetapi perencanaan tersebut masih belum disebarkan dan diketahui secara menyeluruh kepada seluruh staf TI. Hal ini mungkin dilakukan dalam rangka menjaga kerahasiaan perencanaan TI itu sendiri. Selain itu, meskipun telah menjadi pembahasan informal bagi manajemen TI, perencanaan TI yang telah dibuat tersebut masih belum terlihat adanya identifikasi risiko dari implementasi proyek yang dikerjakan. Tabel 15 PO1 Menetapkan Rencana Strategis IT Skor (A) 0 0 2 0.00 0.00 0.00 1 3 4 0.75 0.20 0.20 2 4 4 1.00 0.27 0.55 3 2.66 6 0.44 0.12 0.36 4 5.66 6 0.94 0.26 1.03 5 2.66 5 0.53 0.15 0.73 Total 17.98 27 3.67 1.00 2.87

46 2. PO 2 Menetapkan Arsitektur Sistem Informasi Kendali Proses PO2 membahas mengenai penetapan arsitektur sistem infomasi. Dalam pembahasan ini penetapan arsitektur sistem informasi khususnya yang mendukung pembangunan RFID. Tabel 16 menunjukkan nilai hasil pengukuran tingkat kemapanan pada kendali proses PO2 adalah 2.54. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi memahami pentingnya sebuah arsitektur informasi dan sudah ada orang yang bertanggung jawab akan pembuatannya. Prosedur, alat dan teknik terkait telah distandarkan. Kebijakan telah dibuat tetapi kepatuhannya tidak secar konsisten ditegaskan. Proses pendefinisian arsitektur informasi dilakukan secara proaktif dan focus kepada keperluan bisnis jangka panjang. Tabel 16 PO2 Menetapkan Arsitektur Sistem Informasi Skor (A) 0 0 2 0.00 0.00 0.00 1 2.33 4 0.58 0.18 0.18 2 3 3 1.00 0.31 0.63 3 5.33 6 0.89 0.28 0.84 4 5.66 8 0.71 0.22 0.89 5 0 7 0.00 0.00 0.00 Total 16.32 30 3.18 1.00 2.54 3. PO 3 Menetapkan Arah Teknologi Kendali proses PO3 membahas mengenai penetapan arah teknologi. Dalam hal ini penetapan arah teknologi ditujuakan pada pengembangan penerapan teknologi RFID. Tabel 17 menunjukkan nilai hasil pengukuran tingkat kemapanan penetapan arah teknologi adalah 2.78. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi telah memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengembangkan rencana infrastruktur teknologi yang dibutuhkan sehingga dapat mengalokasikan sumber daya dengan tepat, akantetapi belum ada staf yang ahli. Komunikasi tentang pengaruh yang potensial terhadap perubahan teknologi tidak dilakukan secara konsisten. Hal tersebut dilakukan karena keberhasilan pengembangan RFID

47 diperoleh secara bertahap sehingga komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keberhasilan yang ada. Tabel 17 PO3 Menetapkan Arah Teknologi Skor (A) 0 0 3 0.00 0.00 0.00 1 5 5 1.00 0.23 0.23 2 5 5 1.00 0.23 0.46 3 6 6 1.00 0.23 0.69 4 6.66 11 0.61 0.14 0.56 5 5 7 0.71 0.17 0.83 Total 27.66 37 4.32 1.00 2.78 4. PO4 Menetapkan Proses TI, Organisasi, dan Hubungannya Kendali proses PO4 membahas mengenai penetapan proses TI, organisasi, dan hubungannya. Penetapan proses TI dan hubungannya dengan organisasi diarahkan pada penetapan pengembangan RFID dalam mendukung tujuan organisasi yaitu Perpustakaan Nasional RI. Tabel 18 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 3.43 (Defined Process). Hal ini menunjukkan bahwa organisasi telah memiliki definisi tentang fung si yang harus dilakukan oleh personil TI dan orang-orang yang akan melakukan fungsi tersebut dan yang dilakukan oleh pengguna. Pendefinisian fungsi tersebut sangat penting, sehinga tujuan organisasi dapat tercapai. Pada kondisi tersebut, pengguna teknologi tidak memiliki keleluasaan untuk membantu dalam memantau kinerja organisasi dan proses TI. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kesinambungan proses pencapaian tujuan organisasi karena organisasi belum meiliki proses perbaikan yang berjalan secara terus menerus.

48 Tabel 18 PO4 Menetapkan Proses TI, Organisasi, dan Hubungannya Skor (A) 0 0 1 0.00 0.00 0.00 1 0 4 0.00 0.00 0.00 2 2 3 0.67 0.22 0.44 3 9 9 1.00 0.33 0.99 4 6 8 0.75 0.25 0.99 5 3 5 0.60 0.20 0.99 Total 20 30 3.02 1.00 3.43 5. PO 6 Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Manajemen Kendali proses PO6 yaitu mengkomunikasikan tujuan san arah manajemen. Pengembangan RFID harus sesuai dengan tujuan dan arah manajemen. Untuk itu harus dilakukan komunikasi yang baik sehingga setiap hal yang berhubungan dengan pengembangan teknologi RFID memiliki arah yang sama. Tabel 19 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.02 (Repeatable but Intuitive). Hasil tersebut menyatakan bahwa organisasi menyadari akan pentingnya peraturan, SOP, dan control namun pelaksanaannya masih bersifat sementara dan tidak konsisten. Keberadaan komponen tersebut hanya sekedar diketahui oleh staf dan digunakan hanya untuk menutupi masalah-masalah penting saja. Peraturan, SOP, dan control seharusnya menjadi tanggung jawab manajemen untuk mengkomunikasikannya, sehingga tujuan dan arah manajemen dapat tercapai Tabel 19 PO6 Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Manajemen Skor (A) 0 0 2 0.00 0.00 0.00 1 2 2 1.00 0.40 0.40 2 3 4 0.75 0.30 0.61 3 2.33 6 0.39 0.16 0.47 4 1.33 4 0.33 0.13 0.54 5 0 4 0.00 0.00 0.00 Total 8.66 22 2.47 1.00 2.02

49 6. PO 7 Mengelola Sumber Daya Manusia Kendali proses PO7 yaitu pengelolaan sumber daya manusia. Dalam hal ini berhubungan dengan pengelolaan sumber daya manusia dalam pengembangan penerapan teknologi RFID. Tabel 20 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.24 (Repeatable but Intuitive). Hasil tersebut menggambarkan bahwa pengelolaan sumber daya manusia lebih dipengaruhi oleh kebutuhan khusus pekerjaan yang ada, bukan karena ketersediaan staf yang terampil. Selain itu, pelatihan dilakukan secara informal sesuai dengan dasar pengetahuan yang diperlukan. Sebuah organisasi seharusnya memiliki komponen manajemen sumber daya manusia yang konsisten dengan praktik industry yang baik, seperti kompensasi, penilaian kinerja, partisipasi dalam forum industri, transfer pengetahuan, pelatihan, dan mentoring. Tabel 20 PO7 Mengelola Sumber Daya Manusia Skor (A) 0 0 2 0.00 0.00 0.00 1 4 4 1.00 0.29 0.29 2 2 2 1.00 0.29 0.59 3 5 5 1.00 0.29 0.88 4 2 5 0.40 0.12 0.47 5 0 5 0.00 0.00 0.00 Total 13 23 3.40 1.00 2.24 7. PO 8 Mengatur Kualitas Kendali proses PO8 membahas mengenai pengaturan kualitas. Pengaturan kualitas ditujukan pada penggunaal teknologi pendukung RFID sehingga dapat mendukung penerapan teknologi RFID. Tabel 21 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 1.53 (Repeatable but Intuitive). Kondisi yang dapat digambarkan yaitu bahwa sebenarnya organisasi menyadari pentingnya kebutuhan manajemen kualitas TI, akantetapi penerapannya kurang. Evaluasi terhadap proyek dan operasi TI belum pernah dilakukan terkait kualitasnya. Organisasi seharusnya melakukan standar untuk mengukur kualitas, dan melakukan survey kepuasan secara konsisten.

50 Skor (A) Tabel 21 PO8 Mengatur Kualitas 0 2 3 0.67 0.29 0.00 1 2 3 0.67 0.29 0.29 2 1 2 0.50 0.22 0.43 3 1 5 0.20 0.09 0.26 4 1 9 0.11 0.05 0.19 5 1 6 0.17 0.07 0.36 Total 8 28 2.31 1.00 1.53 8. PO 10 Mengatur Proyek Kendali proses PO10 adalah Mengatur proyek. Pengaturan terhadap proyek penerapan RFID dilakukan untuk mencapai tujuannya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Tabel 22 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 1.68 (Repeatable but Intuitive). Dalam mengatur proyek, organisasi kurang jelas dalam mendefinisikan proyek, jadwal, dan tahapan pencapaiannya. Hal tersebut dapat terjadi karena tidak adanya suatu bagian yang bertanggung jawab atas proyek TI dengan peran dan tanggung jawab yang telah didefinisikan dengan jelas. Skor (A) Tabel 22 PO10 Mengatur Proyek 0 1 1 1.00 0.28 0.00 1 7 8 0.88 0.24 0.24 2 4 6 0.67 0.18 0.37 3 5 8 0.63 0.17 0.52 4 2 8 0.25 0.07 0.28 5 1 5 0.20 0.06 0.28 Total 20 36 3.62 1.00 1.68

51 9. AI 1 Identifikasi Solusi-Solusi Otomatis Kendali Proses AI1 mengenai identifikasi solusi-solusi secara otomatis. Identifikasi solusi-solusi secara otomatis terhadap penerapan teknologi RFID dilakukan sehingga masalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan solusi yang tepat. Tabel 23 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.40 (Repeatable but intuitive). Hal ini menyatakan bahwa sudah ada pendekatan secara intuitif untuk mengidentifikasi solusi TI tapi belum ada keseragaman karena kesuksesannya tergantung pada keahlian dari beberapa orang tertentu saja. Untuk dapat melakukan identifikasi solusi, dibutuhkan suatu metodologi baku dan melakukan assessment terhadap solusi TI dan digunakan dalam hamper semua proyek. Tabel 23 AI1 Identifikasi Solusi-solusi Otomatis 0 0 2 0.00 0.00 0.00 1 4 4 1.00 0.32 0.32 2 3 5 0.60 0.19 0.38 3 4 4 1.00 0.32 0.95 4 2.33 6 0.39 0.12 0.49 5 1 6 0.17 0.05 0.26 Total 14.33 27 3.16 1.00 2.40 10. AI 2 Mendapatkan dan Memelihara Perangkat Lunak Aplikasi Kendali proses AI1 adalah mendapatkan dan memelihara perangkat lunak aplikasi. Penerapan teknologi RFID dapat berjalan dengan baik apabila perangkat lunak teknologi tersebut dapat diperoleh dan dipelihara. Tabel 24 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.33 (Repeatable but intuitive). Hasil tersebut menyatakan bahwa perhatian organisasi terhadap ketersediaan dan keamanan aplikasi pada proses disain atau perilehan software masih kurang. Tingkat keberhasilannya sangat tergantung pada pengalaman bagian IT. Namun demikian, usaha untuk mendokumentasikan proses tersebut

52 secara konsisten sudah dilakukan. Suatu organisasi hendaknya melakukan pendekatan berbasis pada komponen, dengan penetapan awal, standardisasi aplikasi sesuai dengan kebutuhan bisnis. Tabel 24 AI2 Mendapatkan dan Memelihara Perangkat Lunak Aplikasi 0 0.33 2 0.17 0.05 0.00 1 2.32 3 0.77 0.25 0.25 2 3.33 4 0.83 0.26 0.53 3 3.32 5 0.66 0.21 0.63 4 1.99 3 0.66 0.21 0.84 5 0.33 6 0.06 0.02 0.09 Total 11.62 23 3.15 1.00 2.33 11. AI 3 Mendapatkan dan Memelihara Infrastruktur Teknologi Kendali proses AI3 adalah mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi. Dalam hal ini membahas bagaimana pemeliharaan dan perolehan infrastruktur RFID sehingga penerapannya di Perpustakaan Nasional RI dapat berjalan dengan baik. Tabel 25 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 1.87 (Repeatable but intuitive). Kondisi tersebut menggambarkan bahwa kegiatan pengadaan dan pemeliharaan tidak didasarkan pada setiap definisi strategi dan tidak mempertimbangkan kebutuhan aplikasi bisnis yang harus didukung, hanya memperhitungkan kebutuhan jangka pendek. Dalam menerapkan suatu teknologi baru, seharusnya diikuti dengan adanya proses pengadaan dan pemeliharaan untuk infrastruktur teknologi secara proaktif dan sesuai dengan aplikasi bisnis dan arsitektur teknologi yang penting

53 Tabel 25 AI3 Mendapatkan dan Memelihara Infrastruktur Teknologi 0 0 1 0.00 0.00 0.00 1 4 4 1.00 0.49 0.49 2 2.66 5 0.53 0.26 0.52 3 1 4 0.25 0.12 0.37 4 0.99 4 0.25 0.12 0.49 5 0 5 0.00 0.00 0.00 Total 8.65 23 2.03 1.00 1.87 12. AI 4 Menjalankan Operasi dan Menggunakannya Kendali prosea AI4 adalah menjalankan operasi dan menggunakannya. Dalam hal ini membahas mengenai bagaimana Perpustakaan Nasional RI mengoperasikan dan menjalankan RFID untuk mencapai tujuannya. Tabel 26 menunjukkan nilai hasil yang dipeoleh adalah 1.55 (Repeatable but Intuitive). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada integrasi prosedur antara sistem dan unit bisnis yang berbeda. Selain itu juga kurangnya masukan dari unit bisnis dalam merancang program pelatihan. Tabel 26 AI4 Menjalankan Operasi dan Menggunakannya 0 1 2 0.50 0.17 0.00 1 6 6 1.00 0.33 0.33 2 5 5 1.00 0.33 0.66 3 3 7 0.43 0.14 0.42 4 1 10 0.10 0.03 0.13 5 0 4 0.00 0.00 0.00 Total 16 34 3.03 1.00 1.55

54 13. AI 5 Pengadaan Sumberdaya TI Kendali proses AI5 adalah pengadaan sumberdaya TI. Proses ini membahas tentang pengadaan sumber daya TI untuk mendukung kelancaran penerapan RFID di Perpustakaan Nasional. Tabel 27 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.25 (Repeatable but intuitive). Kondisi yang dapat digambarkan yaitu bahwa organisasi sudah memiliki kesadaran akan pentingnya memiliki prosedur dan kebijakan untuk pengadaan sumber daya TI. Namun demikian penerapannya belum menyeluruh, hanya ditujukan pada kegiatan-kegiatan besar saja. Hal tersebut dapat menyebabkan ketidaklancaran penerapan teknologi baru karena tidak adanya perlakuan yang sama dalam pengadaan sumberdaya TI. Oleh karena itu perlu adanya standar yang dapat dijadikan acuan sehingga kualitas yang didapatkan akan relative sama dan sejalan. Tabel 27 AI5 Pengadaan Sumber Daya TI 0 0 2 0.00 0.00 0.00 1 2 4 0.50 0.24 0.24 2 5 5 1.00 0.48 0.95 3 1 6 0.17 0.08 0.24 4 3 7 0.43 0.20 0.82 5 0 7 0.00 0.00 0.00 Total 11 31 2.10 1.00 2.25 14. AI 6 Mengelola Perubahan Kendali proses AI6 adalah pengelolaan perubahan. Proses ini menggambarkan bagaimana Perpustakaan Nasional mengelola setiap perubahan dengan adanya penerapan teknologi RFID. Tabel 28 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 1.00 (initial/ad hoc). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya organisasi menyadari bahwa setiap perubahan harus diatur dan dikontrol, akan tetapi pada pelaksanaannya terdapat perubahan yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur.

55 Keakuratan dokumen konfigurasi tidak konsisten, dan hanya merupakan perencanaan terbatas dan penilaian terhadap dampak yang berlangsung sebelum perubahan. Dengan adanya kondisi demikian maka dibutuhkan adanya peningkatan koodinasi antara manajemen perubahan TI dengan perubahan disain proses bisnis. Tabel 28 AI6 Mengelola Perubahan 0 0 2 0.00 0.00 0.00 1 4 4 1.00 1.00 1.00 3 0 4 0.00 0.00 0.00 4 0 9 0.00 0.00 0.00 5 0 5 0.00 0.00 0.00 Total 4 24 1.00 1.00 1.00 15. AI 7 Instalasi dan Akreditasi Solusi dan Perubahan AI7 membahas tentang instalasi dan akreditasi solusi dan perubahan. Dalam menerapkan teknologi baru, Perpustakaan Nasional RI perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan instalasi dan akreditasi solusi dan perubahan, sehingga penerapan teknologi RFID berjalan sesuai tujuannya. Tabel 29 menunjukkan nilai hasil yang dicapai adalah 1.49 (Initial/ad hoc). Hasil tersebut menggambarkan bahwa proses pengujian dilakukan berdasarkan inisisatif individu dan pendekatan yang digunakan pun berbeda-beda. Dalam mengembangkan teknologi baru seharusnya dilakukan pelatihan, pengujian, dan transisi karena sistem baru seringkali menimbulkan masalah. Oleh karena itu, proses evaluasi harus terstandardisasi dan diukur dengan sebuah metric yang dapat dikaji ulang dan dianalisis oleh manajemen secara efektif.

56 Tabel 29 AI7 Instalasi dan Akreditasi Solusi serta Perubahan 0 0 1 0.00 0.00 0.00 1 3 3 1.00 0.69 0.69 2 1 3 0.33 0.23 0.46 3 0 4 0.00 0.00 0.00 4 1 8 0.13 0.09 0.34 5 0 5 0.00 0.00 0.00 Total 5 24 1.46 1.00 1.49 16. DS 1 Menetapkan dan Mengatur Tingkat Layanan Kendali proses DS1 membahas tentang penetapan dan pengaturan tingkat layanan. Penetapan dan pengaturan tingkat layanan sangat dibutuhkan, sehingga setiap individu memiliki tanggung jawab sesuai dengan peranannya masingmasing. Tabel 30 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.66 (Defined process). Hasil tersebut menunjukkan bahwa organisasi telah memiliki definisi yang jelas mengenai tanggung jawab meskipun dengan otoritas yang bebas. Setiap kegagalan layanan didefinisikan namun solusinya hanya bersifat informal. Namun demikian belum ada pengukuran kepuasan pelanggan secara rutin. Tabel 30 DS1 Menetapkan dan Mengatur Tingkat Layanan 0 0.33 2 0.17 0.05 0.00 1 3.66 4 0.92 0.29 0.29 2 2.32 5 0.46 0.15 0.30 3 2.98 6 0.50 0.16 0.48 4 3.64 9 0.40 0.13 0.52 5 3.31 5 0.66 0.21 1.07 Total 16.24 31 3.11 1.00 2.66

57 17. DS 2 Mengatur Layanan dengan Pihak Ketiga Kendali proses DS2 membahas tentang pengaturan layanan dengan pihak ketiga. Perpustakaan Nasional RI harus mengatur hubungan dengan pihak ketiga sehubungan dengan penerapan teknologi RFID terutama karena teknologi tersebut merupakan teknologi baru bagi Perpustakaan Nasional RI. Tabel 31 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.73 (Defined Process). Kondisi yang dapat digambarkan yaitu bahwa prosedur pengaturan layanan pihak ketiga telah tedikumentasi dengan baik, dengan proses yang jelas, untuk pemeriksaan dan kegiatan dengan vendor. Ada pertanggungjawaban untuk pengawasan terhadap layanan yang diberikan oleh pihak ketiga. Akantetapi proses untuk meninjau kesesuaian kinerja layanan dengan ketetapan yang ada dalam kontrak, memberikan masukan untuk menilai layanan pihak ketiga belum dilakukan secara menyeluruh. Tabel 31 DS2 Mengatur Layanan dengan Pihak Ketiga 0 0.33 5 0.07 0.03 0.00 1 2.66 4 0.67 0.26 0.26 2 0.66 3 0.22 0.09 0.18 3 4.65 6 0.78 0.31 0.93 4 3.96 8 0.50 0.20 0.79 5 2.31 8 0.29 0.12 0.58 Total 14.57 34 2.51 1.00 2.73 18. DS 3 Mengatur Kinerja dan Kapasitas Kendali proses DS3 membahas tentang pengaturan kinerja dan kapasitas. Teknologi RFID merupakan hal baru di Perpustakaan Nasional RI, oleh karena itu pengaturan kinerja dan kapasitas harus dilakukan dengan tepat. Tabel 32 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.67 (Define Process). Hasil tersebut menyatakan bahwa organisasi memiliki laporan yang dapat yang dapat memberikan statistic kinerja, meskipun informasinya belum upto-date dan belum sesuai dengan standar. Kinerja dan kapasitan yang ada telah sesuai dengan hal-hal yang mungkin menjadi masalah.

58 Tabel 32 DS3 Mengatur Kinerja dan Kapasitas 0 0.66 2 0.33 0.10 0.00 1 2.97 5 0.59 0.18 0.18 2 3.32 6 0.55 0.17 0.34 3 4.64 7 0.66 0.20 0.61 4 3.97 7 0.57 0.17 0.70 5 3.3 6 0.55 0.17 0.84 Total 18.86 33 3.26 1.00 2.67 19. DS 4 Memastikan Ketersediaan Layanan Kendali proses DS4 membahas tentang kepastian ketersediaan layana. Perpustakaan Nasional RI sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang layanan, harus dapat memastikan layanan yang tersedia berjalan dengan baik sehingga kebutuhan pengguna terpenuhi. Tabel 33 menunjukkan nilai hasil yang dicapai adalah 2.23 (Repeatable but Intuitive). Hal tersebut menggambarkan bahwa praktek kesinambungan layanan merupakan hal yang wajib, namun kesuksesannya bergantung pada individu. Tabel 33 DS4 Memastikan Ketersediaan Layanan 0 1.32 2 0.66 0.18 0.00 1 4.31 6 0.72 0.19 0.19 2 4.3 6 0.72 0.19 0.39 3 4.29 8 0.54 0.14 0.43 4 4.95 9 0.55 0.15 0.59 5 5.28 10 0.53 0.14 0.71 Total 24.45 41 3.71 1.00 2.32 20. DS 5 Memastikan Keamanan Sistem Kendali proses DS5 adalah memastikan keamanan sistem. RFID sebagai teknologi baru, dalam penerapannya tentu membutuhkan proses adaptasi dengan sistem yang sudah ada. Oleh karena itu keamanan sistem harus dipastikan terlebih dahulu.

59 Tabel 34 menunjukkan nilai hasil yang dicapai adalah 2.35 (Repeateble but intuitive). Hasil tersebut menggambarkan bahwa tanggung jawab dan akuntabilitas keamanan TI ditugaskan kepada coordinator keamanan TI dengan otoritas terbatas. Pelaporan tentang keamanan TI lengkap namun kurang sesuai. Keamanan TI hanya dilihat sebagai tanggung jawab domain dan bisnis TI dan tidak melihat keamanan TI sebagai bagiannya. Mengingat pentingnya keamanan TI maka tanggung jawab atas hal tersebut harus ditetapkan. Resiko dan analisis dampak keamanan TI secara konsisten dilakukan Tabel 34 DS5 Memastikan Keamanan Sistem 0 2.65 5 0.53 0.16 0.00 1 2.98 5 0.60 0.18 0.18 2 4.95 8 0.62 0.19 0.38 3 3.63 6 0.61 0.19 0.56 4 4.62 10 0.46 0.14 0.57 5 4.62 11 0.42 0.13 0.65 Total 23.45 45 3.23 1.00 2.35 21. DS 7 Mendidik dan Melatih Pengguna Kendali proses DS7 adalah mendidik dan melatih pengguna. Pada proses ini dibahas mengenai bagaimana mencapai tujuan penerapan teknologi RFID dengan cara membangun sumber daya manusia sebagai pengguna teknologi tersebut. Tabel 35 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.04 (Repeatable but Intuitive). Hal tersebut menggambarkan bahwa kebutuhan akan adanya pelatihan mulai diidentifikasi dalam rencana kinerja individu karyawan akan tetapi belum memiliki proses pelatihan dan pendidikan yang standard an didokumentasikan. Selain itu tidak ada control terhadap kepatuhan pelaksanaan dengan terus menerus meninjau dan memperbaharui program dan proses pendidikan dan pelatihan.

60 Tabel 35 DS7 Mendidik dan Melatih Pengguna 0 2.33 2 1.17 0.29 0.00 1 2.32 4 0.58 0.14 0.14 2 3.96 6 0.66 0.16 0.33 3 3.97 6 0.66 0.16 0.49 4 3.63 8 0.45 0.11 0.45 5 3.96 8 0.50 0.12 0.62 Total 20.17 34 4.02 1.00 2.04 22. DS 8 Mengelola Bantuan Layanan dan Insiden Kendali proses DS8 membahas tentang pengelolaan bantuan layanan dan insiden. Dalam hal ini dibahas tentang bagaimana pengelolaan bantuan layanan dan insiden terkait penerapan RFID sebagai teknologi baru. Tabel 36 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.28 (Repeatable but intuitive). Hasil tersebut menggambarkan bahwa dalam memenuhi permintaan pengguna dan pengelolaan insiden belum menggunakan suatu standar system yang didukung oleh kualitas alat dan personil nya. Tabel 36 DS8 Mengelola Bantuan Layanan dan Insiden 0 1.65 3 0.55 0.18 0.00 1 2.64 4 0.66 0.21 0.21 2 1.98 4 0.50 0.16 0.32 3 3.96 7 0.57 0.18 0.55 4 2.64 7 0.38 0.12 0.49 5 2.64 6 0.44 0.14 0.71 Total 15.51 31 3.09 1.00 2.28 23. DS 10 Mengelola Masalah Kendali proses DS10 membahas tentang pengelolaan masalah. Dalam hal ini di bahas bagaimana mengelola masalah yang muncul saat penerapan RFID. Tabel 37 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2,20 (Repeatable but intuitive). Hasil tersebut menggambarkan bahwa pada setiap masalah yang

61 muncul saat penerapan RFID belum dapat terkelola dengan baik. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya personil khusus yang mampu mengindentifikasi masalah dan memberikan solusi. Selain itu, belum dimilikinya suatu alur proses mulai dari pendataan masalah, indentifikasi masalah, disposisi penanggung jawab penanganan masalah hingga solusi dari masalah tersebut. Tabel 37 DS10 Mengelola Masalah 0 0.99 2 0.50 0.16 0.00 1 1.66 3 0.55 0.18 0.18 2 2.98 4 0.75 0.24 0.48 3 4.31 6 0.72 0.23 0.69 4 2.64 7 0.38 0.12 0.48 5 1.65 7 0.24 0.08 0.38 Total 14.23 29 3.12 1.00 2.20 24. DS 11 Mengelola Data Kendali proses DS11 membahas tentang Pengelolaan Data. Dalam hal ini dibahas mengenai hal-hal yang terkait dengan pengelolaan data seperti manajemen data, tata kelola keamanan data, hingga penanggung jawab pengelolaan data tersebut. Tabel 38 menunjukkan nilai hasil yang di peroleh adalah 2,46 (Repeatable but intuitive). Hasil tersebut menggambarkan bahwa management telah menyadari bahwa sangat dibutuhkan sebuah pengelolaan data yang sistematis. Hal tersebut didasari pada jumlah data yang semakin berkembang secara kuantitas sehingga dibutuhkan system back-up dan pengamanan data terpadu. Tabel 38 DS11 Mengelola Data 0 0.33 2 0.17 0.05 0.00 1 3.66 4 0.92 0.26 0.26 2 4.32 5 0.86 0.24 0.49 3 2.98 4 0.75 0.21 0.63 4 2.98 6 0.50 0.14 0.56 5 2.64 7 0.38 0.11 0.53 Total 16.91 28 3.56 1.00 2.46

62 25. DS 12 Mengelola Fasilitas Kendali proses DS12 membahas tentang pengelolaan fasilitas. Dalam hal ini fasilitas yang dimaksud adalah seluruh asset pendukung penerapan teknologi RFID. Tabel 39 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2,44 (Repeatable but intuitive). Hasil yang menggambarkan bahwa managemen belum memikirkan secara detil bahwa pemeliharaan seluruh fasilitas pendukung RFID akan mempengaruhi kinerja teknologi RFID secara keseluruhan. Saat ini pengelolaan fasilitas hanya mengandalkan pada praktek-praktek yang baik dari beberapa individu. Tabel 39 DS12Mengelola Fasilitas 0 1.32 2 0.66 0.18 0.00 1 1.65 4 0.41 0.11 0.11 2 3.66 4 0.92 0.25 0.50 3 4.29 7 0.61 0.17 0.50 4 4.29 9 0.48 0.13 0.52 5 5.29 9 0.59 0.16 0.80 Total 20.5 35 3.66 1.00 2.44 26. DS 13 Mengelola Operasi Kendali proses DS13 membahas tentang pengelolaan operasi. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pengoperasian teknologi RFID. Tabel 40 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2,43 (Repeatable but intuitive). Dapat digambarkan bahwa saat ini prosedur pengoperasian teknologi RFID masih bersifat reaktif dan tidak terstruktur. Hal ini didukung juga dengan kondisi dimana pengelolaan pengoperasian masih sangat bergantung pada skill individu beberapa orang dan belum didisposisikan secara merata kepada operator yang lain.

63 Table 40 DS13 Mengelola Operasi 0 0 1 0.00 0.00 0.00 1 3.99 5 0.80 0.26 2 3.98 6 0.66 0.21 0.43 3 4.97 7 0.71 0.23 0.69 4 5.3 10 0.53 0.17 0.69 5 2.31 6 0.39 0.12 0.62 Total 20.55 35 3.09 1.00 2.43 27. ME 1 Monitor dan Evaluasi Kinerja TI Kendali proses ME1 membahas tentang proses monitor dan evaluasi kinerja IT. Kinerja yang dimaksud adalah terkait proses implementasi dan operasional teknologi RFID. Tabel 41 mennjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2,22 (Repeatable but intuitive) dimana saat ini belum diterapkannya pengawasan proses secara terpadu. Pengawasan yang dilakukan masih bersifat reaktif bagi insiden sehingga evaluasi yang diperoleh masih sangat bersifat umum. Hasil evaluasi yang bersifat umum tersebut tidak dapat dijadikan kerangka acuan peningkatan kinerja teknologi RFID. Tabel 41 ME1 Monitor dan Evaluasi Kinerja TI 0 1.98 4 0.50 0.16 0.00 1 3.99 5 0.80 0.25 0.25 2 2.31 4 0.58 0.18 0.37 3 3.64 8 0.46 0.14 0.43 4 2.97 7 0.42 0.13 0.54 5 1.98 5 0.40 0.13 0.63 Total 16.87 33 3.15 1.00 2.22

64 28. ME 2 Monitor dan Evaluasi Pengendalian Internal Kendali proses ME2 membahas tentang pengawasan dan evaluasi pengendalian internal. Tabel 42 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2,09 (Repeatable but intuitive). Hal ini menggambarkan bahwa managemen dan karyawan kurang memiliki kesadaran pengendalian internal. Saat ini pengendalian internal masih sangat bergantung pada keterampilan individu-individu kunci. Tabel 42 ME2 Monitor dan Evaluasi Pengendalian Internal 0 2.98 4 0.75 0.24 0.00 1 2.32 4 0.58 0.19 0.19 2 3.64 6 0.61 0.20 0.39 3 2.97 8 0.37 0.12 0.36 4 2.64 7 0.38 0.12 0.49 5 1.65 4 0.41 0.13 0.67 Total 16.2 33 3.09 1.00 2.09 29. ME 3 Memastikan Kepatuhan Terhadap Persyaratan Eksternal Kendali proses ME3 membahas tentang memastikan kepatuhan terhadap persyaratan eksternal. Dimana persyaratan ekternal meliputi peraturan, kontrak dan hokum yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi RFID. Tabel 43 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2,25 (Repeatable but intuitive), dimana pada saat ini telah ada sedikit kesadaran terhadap kebutuhan eksternal namun belum ada proses yang menunjukan kepatuhan terhadap peraturan, hukum dan persyaratan kontrak. Sehingga dangat dibutuhkan pengembangan kebijakan, rencana dan prosedur yang memastikan kepatuhan terhadap seluruh persyaratan eksternal.