Resfinta Yudhi Rosanti Pembimbing I Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum. Pembimbing II Deddy Kurniawan, S.Pd, M.A.

dokumen-dokumen yang mirip
Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra. Rosyidah M. Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M. Hum.

Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen

KEMAMPUAN BAHASA JERMAN MAHASISWA SEMESTER V ANGKATAN TAHUN 2009 JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN

Kesalahan Penggunaan Kata dan Tanda Baca oleh Siswa Kelas III SDN Tegalgede 01 Jember dalam Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar Seri

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL

RISKI EKA AFRIANTI NIM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan.

PENGGUNAAN MULTITEKS PADA PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA KELAS XI SMA NEGERI 1 KEPANJEN

Wardhani et al., Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi...

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 6 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh URAY FERRY HARYANTO NIM

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

KEMAMPUAN MENYIMAK (HŐREN) SISWA KELAS XI KETERAMPILAN SMA NEGERI 6 MALANG

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI DAN TANDA BACA DALAM TEKS LHO PADA SISWA SMA KELAS X

Meningkatkan Kemampuan Menyimak melalui Media Boneka Tangan pada Siswa Kelas II SDN Nogosari 04 Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember

WINDA YULIA PUTRI NPM

Satria Hermano Pandrik 1, Gusnetti 2, Hidayati Azkiya 2. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan

PENERAPAN MODEL BILDERGESCHICHTE UNTUK PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DALAM BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 8 MALANG

苏北大学中文系学生汉语上声习得偏误分析 (sū běi dà xué zhōng wén xì xué shēng hàn yǔ shǎng shēng xí dé piān wù fēn xī) SKRIPSI. Oleh Ivan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL SISWA KELAS VII SEKOLAH MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BINTAN TIMUR TAHUN PELAJARAN

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Menyetujui Komisi Pe imbing. Prof. M. Silitonga. Ph.D Ketua '\,\ -- ~ "

Kata kunci: kesalahan, terjemahan abstrak. Keywords: errors, translating abstract

KESALAHAN EJAAN DALAM SURAT DINAS SISWA KELAS VI SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setia Rini, 2014

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216

Artikel oleh Dzikrullah Hakam Allif Mubarak ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SIAWA KELAS X5 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SRT (SEARCH REWRITE AND TEST

ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD

HUBUNGAN TINGKAT KERAJINAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PERBEDAAN MAKNA KATA-KATA BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA MELAYU PATTANI YANG DIGUNAKAN OLEH MAHASISWA THAILAND DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PEMANFAATAN VIDEO KARTUN ANIMASI BANG ONE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS OPINI SISWA KELAS XI IPB 1 DI SMA NEGERI 1 UBUD

KEMAHIRAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PERIKANAN DAN KELAUTAN BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB l PENDAHULUAN. mempelajari struktur dan tatabahasa. Kumpulan kata tanpa struktur dan

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG

PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BACAAN DAN MEDIA POSTER SISWA KELAS KELAS X SMAN 1 RANAH PESISIR

Kesesuaian Tipologi Latihan Buku Jung 1 Dengan KTSP Bahasa Jerman

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BINTAN

AN ANALYSIS OF DIFFICULTY LEVEL IN TRANSLATING METAPHORICAL EXPRESSION FOUND IN READER S DIGEST

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM

ABSTRAK. Kata Kunci: nilai hasil belajar mata pelajaran produktif, efikasi diri, nilai Praktik Kerja Lapangan, kesiapan kerja

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN 4 SURAKARTA

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMBUKTIAN PADA MATAKULIAH STRUKTUR ALJABAR

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI TARAB E- JURNAL ILMIAH

PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA SMP

PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PHI : Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1 No.1 Tahun 2017

Ika Rahmawati Pembimbing 1: Sri Prameswari Indriwardhani, M.Pd. Pembimbing 2: Desti Nur Aini, S.S., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIIIA MTS ZAINUL BAHAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TEMPEL KATA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dapat berupa percakapan (lisan) dan tulisan. Apabila pesan yang

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh. Ibrahim NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH MASANI BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL

PEMETAAN MASALAH MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN STRATEGI BUKU BERGAMBAR MINIM KATA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 IMOGIRI, BANTUL

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM.

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

PROFIL KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT DI SMP

Abstrak. Kata kunci: peers support, student engagement, dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informatif, dukungan penghargaan

Penerapan Model Pembelajaran Stationenlernen Pada Keterampilan Membaca Karya Sastra Berbahasa Jerman di Kelas XI-Bahasa SMA Negeri 7 Malang

ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGI DALAM KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMAN 2 MAKASSAR ABSTRAK ABSTRACT

EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS XII SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN KEMBALI BERITA YANG DIDENGAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH MARLINA NPM

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENGEMBANGKAN KALIMAT TOPIK SISWA KELAS X SMA N 8 PADANG ARTIKEL ILMIAH

Oleh : RIYANI TUGAS AKHIR Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

HUBUNGAN ANTARA KEMAHIRAN MENYIMAK PUISI DAN KEMAHIRAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BINTAN UTARA TAHUN PELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 10 SIJUNJUNG

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

PENGGUNAAN PERMAINAN KARTU SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SD NEGERI JARAKAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh gambaran tentang kesalahan penggunaan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NURVIANA VELAYATI K

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN SILABUS

Pendahuluan. Rizkya et al., Peningkatan Kemampuan Menyusun Kata menjadi Kalimat Tanya...

Transkripsi:

Kesalahan Penggunaan Konjungsi da, weil, dan denn pada Pembentukan Kalimat Kausal oleh Mahasiswa Sastra Jerman Universitas Negeri Malang Angkatan 2010 pada Matakuliah Aufsatz 1 Resfinta Yudhi Rosanti Pembimbing I Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum. Pembimbing II Deddy Kurniawan, S.Pd, M.A. ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan Konjunktion da, weil, dan denn pada Aufsatz mereka serta mengetahui faktor-faktor penyebabnya. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil karangan mahasiwa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang angkatan 2010 pada matakuliah Aufsatz 1 yang berjumlah 75 orang. Data dalam penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang mengadung unsur Konjunktion da, weil, dan denn. Instrumen yang digunakan terbagi atas dua bagian, yaitu peneliti sebagai instrumen utama, serta tabel dan pedoman wawancara sebagai instrumen pembantu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat cukup banyak kesalahan penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn yang dilakukan oleh mahasiswa dalam kalimat, yaitu: 1) kesalahan pemilihan konjungsi, 2) kesalahan penempatan kata kerja, 3) kesalahan tidak adanya tanda baca koma (,) sebelum Nebensatz, dan 4) kesalahan tidak adanya kata kerja pada Nebensatz. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah karena kelalaian mahasiswa dan kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap materi Konjunktion. Kata Kunci: Kesalahan penggunaan, Konjunktion, Aufsatz 1 ABSTRACT: The aim of this study is to describe kinds of mistakes that made by students in using Konjunktion da, weil, and denn in subjects Aufsatz I, then understand the cause of errors. This study is used descriptive qualitative method. Data collection is taken from the result of passage made by students of German Literature at State University of Malang class 2010 in subjects Aufsatz I in amount of 75 students. The data in this study is sentences which consist of Konjunktion da, weil, denn. Instrument which is used in this study is divided into two. First, the researcher is as the main instrument. Second, table and rule of interview are as assistance instrument. The result of this study shows that there are still a lot of errors that found in using Konjunktion da, weil, and denn made by students such as (1) errors in choosing Konjunktion, 2) errors in putting verb, 3) there is no comma (,) before Nebensatz, and (4) there is no verb in Nebensatz. These errors were caused by some factors. One of them is student s carelessness and student s lack of understanding towards Konjunktion material. Key words: Errors in Using. Konjunktion, Aufsatz I Keterampilan menulis di Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang dipelajari di matakuliah Aufsatz. Matakuliah Aufsatz diberikan dua kali selama dua semester berturut-turut, yaitu pada semester 4 dan 5. Agar dapat menempuh matakuliah Aufsatz 2 maka mahasiswa wajib lulus Aufsatz 1 terlebih

dahulu. Aufsatz merupakan matakuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa Jurusan Sastra Jerman dengan beban empat satuan kredit semester (sks) dengan durasi 4 x 45 menit. Mata kuliah ini diikuti oleh setiap kelas (offering) dengan jumlah maksimal 20 mahasiswa pada tiap-tiap kelas. Tujuan mata kuliah Aufsatz 1 adalah untuk melatih mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan menulis karangan sederhana berdasarkan tema-tema yang sudah ditentukan. Materi dalam mata kuliah Aufsatz 1 adalah tema-tema yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti cita-cita, pengalaman liburan, menulis surat sederhana kepada teman, dan lain-lain. Pada proses penilaian karangan mahasiswa terdapat tiga aspek yang menjadi acuan. Salah satu aspek tersebut adalah kepaduan antar kalimat. Sebuah kalimat dapat dikatakan memiliki keterpaduan dengan kalimat lain jika dalam kalimat tersebut terdapat kata yang berfungsi merangkai, menyambung atau menghubungkan. Kata tersebut disebut konjungsi, kata hubung, atau kata sambung. Ciri khas Konjunktion bahasa Jerman adalah aturan peletakkan kata kerja yang berbeda-beda. Adanya variasi pola tersebut membuat mahasiswa yang baru belajar bahasa Jerman mengalami kesulitan. Ada beberapa mahasiswa yang masih salah dalam menggunakan konjungsi untuk membentuk kalimat. Bentuk kesalahannya antara lain seperti pemilihan konjungsi yang kurang tepat, letak kata kerjanya salah, tidak ada tanda baca koma (,) sebelum Nebensatz, dll. Misalkan pada kalimat Warum nenne ich meine Heimat Jeddah? Da ich dort geboren und aufgewachsen bin. Kalimat tersebut dinyatakan salah karena pemilihan konjungsi yang kurang tepat. Konjungsi da tidak dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan langsung. Seharusnya konjungsi yang digunakan adalah weil atau denn. Jadi kalimat yang tepat adalah Warum nenne ich meine Heimat Jeddah? Weil ich dort geboren und aufgewachsen bin. Contoh lain terdapat pada kalimat Jetzt wohne ich in Malang, denn ich in der Universität Malang studiere. Kalimat tersebut dinyatakan salah karena penempatan kata kerja yang kurang tepat. Pada penggunaan konjungsi denn, kata kerja berada di posisi kedua karena konjungsi denn selalu berada pada posisi nol. Seharusnya kata kerja terletak setelah subjek. Jadi kalimat yang benar adalah Jetzt wohne ich in Malang, denn ich studiere in der Universität Malang. Contoh-contoh tersebut adalah contoh penggunaan konjungsi dalam kalimat sederhana. Namun masih dapat ditemukan kesalahan-kesalahan. Atas dasar ini peneliti ingin mengamati penggunaan kalimat berkonjungsi dalam karangan mahasiswa angkatan 2010. Namun peneliti hanya berkonsentrasi pada penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatitf yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kesalahan penggunaan konjungsi da, weil, dan denn dalam karangan mahasiswa pada Matakuliah Aufsatz 1 Angkatan 2010/2011 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Selain itu penelitian ini juga dapat digolongkan ke dalam penelitian pendidikan karena berusaha memecahkan masalah yang ada dalam pengajaran

bahasa Jerman. Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan dari 75 mahasiswa semester 4 yang menempuh matakuliah Aufsatz 1 Angkatan 2010/2011 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang dengan 7 tema. Adapun data penelitiannya adalah kalimat-kalimat yang mengandung unsur Konjunktion da, weil, dan denn. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi dan wawancara. Dokumen dalam penelitian ini, yaitu kalimat dalam karangan mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Unversitas Negeri Malang Angkatan 2010 yang terdapat kesalahan penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn. Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data yang lebih rinci mengenai penyabab mahasiswa melakukan kesalahan dalam penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn dalam kalimat kausal. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis wawancara dengan pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, yang artinya yang pertanyaan yang dibuat oleh peneliti tidak terstruktur atau tidak disusun secara rapi dan ketat melainkan hanya berupa kerangka dan garis besarnya saja. Teknik wawancara tersebut dipilih peneliti untuk menjaring informasi sebanyak mungkin dengan batasan waktu penulisan penelitian yang singkat. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dapat dijabarkan sebagai berikut. 1) peneliti membaca hasil karangan mahasiswa, 2) peneliti mengidentifikasi penggunaan Konjunktion da,weil, dan denn dalam karangan mahasiswa. Jika unsur Konjunktion da,weil, dan denn tidak ditemukan, data tersebut tidak diambil untuk penelitian ini, 3) peneliti memberikan kode pada masing-masing data, 4) peneliti memasukkan data ke dalam tabel analisis kesalahan kalimat sesuai dengan jenis kesalahannya, 5) peneliti memberikan uraian dari masing-masing data dan sumber data. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dapat dijabarkan sebagai berikut. 1) peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa, 2) peneliti merekam dan mencatat hasil wawancara. Dalam penelitian ini digunakan 2 instrumen penelitian, yaitu instrumen kunci dan instrumen penunjang. Instrumen kunci dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Adapun instrumen penunjangnya adalah tabel dokumentasi dan pedoman wawancara. Tabel dokumentasi digunakan untuk mendaftar kesalahan penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn yang ditemukan dalam kalimat pada data dan kemudian diuraikan secara deskripstif. Sedangkan pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan mahasiswa melakukan kesalahan tersebut. Peneliti menngunakan pedoman wawancara tidak terstruktur. Pelaksanaan analisis data dilakukan melalui tiga tahap sebagai berikut. 1) pemilihan data, 2) pengklasifikasian data, 3) analisis data. Data yang diperoleh dengan teknik dokumentasi dianalisi melalui beberapa langkah, yaitu. 1) data dianalisis pengunaan serta ketepatan penggunaanya dengan menggunakan tabel analisis kesalahan kalimat berdasarkan jenis konjungsi. Penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn yang tidak tepat dijelaskan dengan cara memaparkan hasil analisis data, 2) peneliti menuliskan kalimat yang benar pada kolom tabel, kalimat seharusnya, 3) peneliti memberikan kesimpulan terhadap hasil analisis penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn. Data yang diperoleh dengan teknik

wawancara dianalisis melalui dua tahap, yaitu. 1) memberikan uraian singkat tentang hasil wawancara, 2) membuat kesimpulan dari hasil wawancara. TEMUAN PENELITIAN Data Karangan Mahasiswa dan Bentuk Kesalahannya Setelah semua data dikumpulkan dan dianalisis, diperoleh hasil dari penelitian yang menunjukkan bahwa masih terdapat berbagai kesalahan yang dibuat oleh mahasiwa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang angkatan 2010 pada penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn dalam karangan yang mereka buat karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut adalah (1) tema Konjunktion hanya dibahasa sepintas saja atau tidak mendalam, (2) baru belajar bahasa Jerman, (3) kurang teliti atau tidak pernah memeriksa ulang hasil Aufsatz yang telah dibuat, (4) lupa, (5) tidak bisa membedakan penggunaan konjungsi kausal dalam kalimat. Bentuk kesalahan tersebut yaitu (1) kesalahan pemilihan konjungsi, (2) kesalahan peletakan kata kerja, (3) kesalahan tidak adanya tanda baca koma (,) sebelum Nebensatz, (4) kesalahan tidak adanya kata kerja pada Nebensatz. Dari hasil karangan mahasiswa ditemukan 9 (sembilan) data kesalahan berupa kesalahan pemilihan konjungsi. Contoh kesalahan tersebut ditemukan pada data kalimat sebagai berikut. Warum nenne ich meine Heimat Jeddah? Da ich dort geboren und aufgewachsen bin. Kalimat pada data tersebut menunjukkan adanya kesalahan pemilihan konjungsi karena seharusnya untuk menjawab pertanyaan langsung harus menggunakan konjungsi weil atau denn. Konjungsi da tidak dapat dipakai untuk menjawab pertanyaan langsung. Kalimat yang benar untuk data tersebut adalah Warum nenne ich meine Heimat Jeddah? Weil ich dort geboren und aufgewachsen bin. Dari hasil analisis data ditemukan pula kesalahan penempatan kata kerja pada. Peneliti menemukan 21 (dua puluh satu) kesalahan sejenis ini dari seluruh karangan mahasiswa. Data lengkap kesalahan penempatan kata kerja tercantum pada lampiran. Contoh kesalahan tersebut ditemukan pada data kalimat seperti berikut ini. Jetzt wohne ich in Malang, denn ich in der Universität Malang studiere. Pada data tersebut peletakkan kata kerjanya kurang tepat karena seharusnya kata kerja terletak di posisi kedua. Konjungsi denn yang digunakan pada kalimat tersebut berada di posisi nol sehingga posisi kata kerja terletak setelah subjek. Kalimat yang benar untuk data tersebut adalah Jetzt wohne ich in Malang, denn ich studiere in der Universität Malang. Salah satu jenis kesalahan yang paling sering dilakukan oleh mahasiswa adalah tidak adanya tanda koma sebelum Nebensatz. Peneliti menemukan 50 (lima puluh) kesalahan sejenis. Kesalahan tersebut ditemukan pada data kalimat sebagai berikut. Malang ist eine groβe Stadt weil Malang viele Universitäten hat. Data kalimat tersebut dinyatakan salah karena sebelum konjungsi weil tidak ada tanda baca koma (,) karena seharusnya terdapat tanda baca koma (,) sebagai pemisah antara induk kalimat dengan anak kalimat. Kalimat yang benar untuk data adalah Malang ist eine groβe Stadt, weil Malang viele Universitäten hat.

Peran kata kerja dalam sebuah kalimat sangatlah penting. Namun masih ada beberapa mahasiswa yang lupa menuliskan kata kerja terutama pada Nebensatz. Dari hasil analisis ditemukan pula jenis kesalahan lain yakni kesalahan tidak adanya kata kerja pada Nebensazt. Untuk kesalahan jenis ini peneliti menemukan 9 (sembilan) kesalahan. Contoh kesalahan tersebut ditemukan pada data kalimat seperti berikut ini. Ich muss diese Strafe akzeptieren, weil es meine eigene Schuld. Data kalimat tersebut dinyatakan salah karena pada Nebensatz tidak terdapat kata kerja. Kata kerja yang dibutuhkan pada Nebensatz tersebut adalah kata kerja Sein. Dalam hal ini kata kerja Sein yang dimaksud adalah ist karena subjek pada kalimat tersebut adalah orang ketiga tunggal, yaitu es. Kalimat yang benar untuk data tersebut adalah Ich muss diese Strafe akzeptieren, weil es meine eigene Schuld ist. Data Hasil Wawancara Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini berisi 3 buah kerangka pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab mahasiswa melakukan kesalahan dalam menggunakan konjungsi da, weil, dan denn pada karangan yang mereka buat. Wawancara dilakukan dengan teknik pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara dengan pertimbangan pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden untuk menjaring informasi sebanyak mungkin dengan batasan waktu penulisan penelitian yang singkat. Proses wawancara dilaksanakan 3 kali. Proses wawancara pertama dilakukan pada hari Rabu, 21 Maret 2012 pukul 12.30 di gedung perkuliahan D7.301 dengan responden 10 (sepuluh) orang mahasiswa dengan menggunakan alat bantu perekam, yaitu Handphone. Proses wawancara yang kedua dilakukan pada hari yang sama, yakni pada hari Rabu, 21 Maret 2012 pukul 13.00 di taman Fakultas Sastra gedung E6 dengan responden 6 (enam) orang mahasiswa dan proses wawancara terakhir dilakukan pada hari Kamis, 22 Maret 2012 pukul 12.30 di gedung perkuliahan D7.203 dengan responden 8 (delapan) orang. Dapat diketahui bahwa 4 (empat) dari 24 (dua puluh) orang responden jarang menggunakan Konjunktion terutama kausale Konjunktion karena pada setiap karangan atau tema, mereka hanya menggunakan satu atau dua kali Konjunktion terutama kausale Konjunktion. Responden memiliki ragam jawaban untuk pertanyaan butir ke-3. Sebanyak 3 (tiga) orang mengatakan faktor penyebab kesalahan tersebut karena tema Kojunktion hanya dibahas sepintas saja atau tidak mendalam. Namun tidak seorangpun dari keseluruhan responden yang tidak atau belum paham dengan tema Konjunktion. Sebagaian besar responden, yakni 21 (dua puluh satu) orang mengatakan faktor penyebab mereka melakukan kesalahan adalah karena mereka kurang teliti dan tidak pernah memeriksa ulang hasil Aufsatz yang mereka buat, sedangkan 1 (satu) orang responden mengatakan faktor penyebabnya adalah karena baru belajar bahasa Jerman. Terdapat 4 (empat) orang responden menjawab karena mereka lupa, sedangkan 1 (satu) orang menjawab karena tidak bisa membedakan penggunaan konjungsi da, weil, dan denn dalam kalimat. Dari hasil wawancara tersebut, dapat diambil kesimpulan sementara bahwa faktor penyebab mahasiswa Jurusan Sastra Jerman angkatan 2010 melakukan kesalahan dalam penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn dalam

karangan mereka berdasarkan banyaknya jawaban responden yaitu 1) karena kurang teliti atau tidak memeriksa ulang hasil Aufsatz yang telah meraka buat, 2) lupa, 3) tema Konjunktion hanya dibahas sepintas atau tidak mendalam, 4) baru belajar bahasa Jerman dan tidak bisa membedakan penggunaan konjungsi da, weil, dan denn dalam kalimat. HASIL PENELITIAN Karangan Mahasiswa dan Bentuk Kesalahannya Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, masih terdapat banyak kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam penggunaan konjungsi da, weil, dan denn pada karangan mereka. Keseluruhan data yang ditemukan berjumlah 89 (delapan puluh sembilan) kesalahan. Bentuk kesalahan dan jumlah data kesalahan dari tiap jenis kesalahan yang ditemukan peneliti adalah 1) kesalahan pemilihan konjungsi sebanyak 9 (sembilan), 2) kesalahan penempatan kata kerja sebanyak 21 (dua puluh satu), 3) kesalahan tidak adanya tanda baca koma (,) sebelum Nebensatz sebanyak 50 (lima puluh), 4) kesalahan tidak adanya kata kerja pada Nebensatz sebanyak 9 (sembilan). Kesalahan mendasar yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah kesalahan tidak adanya tanda baca koma (,) sebelum Nebensatz. Peran tanda baca koma (,) pada kalimat yang menggunakan konjungsi subordinatif harus benarbenar diperhatikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Eppert (1993) yang menyatakan bahwa subordinierende Konjunktionen berada setelah tanda baca koma (,) pada anak kalimat (Nebensatz). Jenis kesalahan selanjutnya berupa kesalahan penempatan kata kerja. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Eppert (1993) yang menyatakan bahwa konjungsi subordinatif menyebabkan posisi kata kerja menjadi di akhir kalimat. Konjungsi weil termasuk dalam konjungsi subordinatif. Hal senada juga diungkapkan oleh Helbig (1991) yang menyatakan bahwa klausa yang menggunakan penghubung subordinatif dipisahkan dari klausa utama dengan tanda baca koma (,) dan kata kerja diletakkan di akhir kalimat. Peneliti juga menemukan kesalahan pemilihan konjungsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hering, dkk. (2006) yang menyatakan bahwa apabila dipandang dari segi gaya bahasa, kalimat yang diawali dengan anak kalimat menggunakan da akan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan weil. Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Eppert (1993) yang menyatakan bahwa kalimat yang dimulai dengan konjungsi da selalu berada di awal kalimat. Bentuk kesalahan lain yang juga ditemukan peneliti adalah tidak adanya kata kerja pada Nebensatz. Hal ini sesuai dengan pendapat Hering, dkk. (2006) yang menyatakan bahwa pada anak kalimat letak kata kerja yang dikonjugasikan berada di belakang kalimat. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Helbig (1991) yang menyatakan bahwa klausa yang menggunakan penghubung subordinatif kata kerjanya diletakkan di akhir kalimat.

Faktor-Faktor Penyebab Mahasiswa Melakukan Kesalahan pada Penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn Kesalahan-kesalahan dalam penggunaan Konjunktion yang dilakukan oleh mahasiswa terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal-hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara, salah satunya karena materi Konjunktion dibahas hanya sepintas atau tidak mendalam. Faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya kesalahan tersebut adalah karena mahasiswa sering lupa dan kurang teliti atau tidak pernah memeriksa ulang hasil Aufsatz yang telah dibuat. Selain itu mereka juga baru belajar bahasa Jerman sehingga mereka tidak bisa membedakan penggunaan konjungsi kausal dalam kalimat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Slameto (2003:87 ) yang menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu dari faktor internal tersebut adalah kelelahan. Jika seseorang sudah mengalami kelelahan maka orang tersebut tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. Terdapat pula beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi mahasiswa melakukan kesalahan, yaitu metode mengajar, metode belajar, dan waktu belajar. Jika metode mengajar yang dilakukan pengajar dan metode belajar yang dilakukan pebelajar kurang tepat maka hasil belajar menjadi tidak baik. Begitu pula dengan pemilihan waktu belajar yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap hasil belajar. Hal senada juga diungkapkan oleh Tarigan (1990: 68) kesalahan dan kekeliruan merupakan dua buah kata yang bersinonim yang mempunyai makna sama. Keterbatasan mengingat sesuatu atau sifat lupa menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya. Kekeliruan ini bersifat acak, artinya bisa terjadi pada setiap tataran linguistik. Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki oleh pembelajar itu sendiri apabila yang bersangkutan lebih mawas diri, lebih sadar dan mempunyai kemauan yang keras dalam mempelajari bahasa sasaran. Sebenarnya pembelajar telah mengetahui sistem bahasa yang dipelajari dan digunakan, namun karena suatu hal, pembelajar lupa akan sistem tersebut. Sifat lupa ini biasanya tidak lama, oleh sebab itu kekeliruan itu pun tidak bersifat lama. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembahasan tentang gramatikal bahasa Jerman pada matakuliah pendukung yaitu Deutsch 1, Deutsch 2, Deutsch 3 dan Struktur und Wortschatz 1 masih kurang. Hasil penelitian dan uraian di atas secara tidak langsung menguatkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Marciano (2012) mengenai penggunaan Konjunktion. Untuk mencegah terjadinya kesalahan yang sama diharapkan pembahasan mengenai Konjuktion maupun unsur-unsur gramatik lainnya lebih diperdalam lagi pada matakuliah pendukung Aufsatz 1 seperti Deutsch 1, Deutsch 2, Deutsch 3 dan Struktur und Wortschatz 1. Sebaiknya dosen pada matakuliah pendukung tersebut memberikan materi tentang Konjunktion dengan lebih rinci disertai dengan contoh yang jelas dan membahasnya lebih jelas lagi disertai dengan pemberian tugas-tugas tambahan yang berkaitan dengan setiap unsur kalimat yang dikerjakan di luar jam matakuliah tersebut. Pada pertemuan berikutnya dosen matakuliah tersebut hendaknya memberikan waktu

kepada mahasiwa untuk menanyakan kesulitan dan membahasnya secara bersama. Kegiatan ini diharapkan bisa menambah pemahaman mahasiwa terhadap materi Konjunktion serta bisa mengurangi kesulitan dan kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam penggunaan Konjunktion. Peningkatan kualitas karangan yang dibuat oleh mahasiswa tergantung pada matakuliah pendukungnya karena pemahaman mahasiswa terhadap materi Konjunktion diperoleh dari matakuliah pendukungnya khususnya pada matakuliah Struktur und Wortschatz 1 serta Deutsch 1, Deutsch 2, dan Deutsch 3. Oleh karena itu, pembahasan terhadap materi ini sangatlah dibutuhkan. Selain itu peneliti menduga bahwa mahasiswa masih melakukan kesalahan pada penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn karena masih terpengaruh oleh struktur bahasa Indonesia, yaitu penggunaan konjungsi kausal dalam bahasa Indonesia tidak perlu menggunakan tanda baca koma (,) dan tidak merubah posisi kata kerja pada kalimat. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat diambil dua kesimpulan. Pertama, masih banyak mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang angkatan 2010 yang belum menguasai penggunaan Konjunktion terutama kausale Konjunktion, yaitu Konjunktion da, weil, dan denn dengan baik. Dari keseluruhan data yang ditemukan terdapat beberapa jenis kesalahan sebagai berikut. Kesalahan pemilihan konjungsi, kesalahan penempatan kata kerja, kesalahan tidak adanya tanda baca koma (,) sebelum Nebensatz dan kesalahan tidak adanya kata kerja pada Nebensatz. Dari ketiga Konjunktion tersebut mahasiswa lebih sering melakukan kesalahan pada penggunaan Konjunktion weil. Kedua, faktor yang menyebabkan banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah karena mahasiswa sering lupa dan kurang teliti atau tidak pernah memeriksa ulang hasil Aufsatz yang telah dibuat. Selain itu mereka juga baru belajar bahasa Jerman, sehingga mereka tidak bisa membedakan penggunaan konjungsi kausal dalam kalimat. Saran Dari hasil penelitian yang dipaparkan, diajukan dua saran yang dianggap dapat mengurangi jumlah kesalahan dan menambah pemahaman mahasiswa terhadap materi Konjunktion. Pertama, dosen matakuliah pendukung matakuliah Aufsatz 1, seperti Deutsch 1, Deutsch 2, Deutsch 3 dan Struktur und Wortschatz 1 hendaknya membahas tentang materi Konjunktion dengan lebih rinci lagi. Kedua, bagi mahasiswa disarankan untuk lebih teliti ketika menyusun karangan agar dapat menghasilkan karangan yang baik dan benar. Selain itu mahasiwa hendaknya bersikap lebih aktif dan mandiri, artinya mempelajari bahasa Jerman tidak hanya mengandalkan informasi dari dosen saja, tetapi juga belajar dari sumber lain seperti buku, teman, internet, dan lain-lain. Untuk penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan penelitian serupa dengan jenis kajian yang berbeda.

DAFTAR RUJUKAN Eppert. Franz. 1993. Grammatik Lernen und Verstehen. Stuttgart: Lernst Klett Verlag GmbH ü.co.kg. Helbig, Gerhard. 1991. Deutsche Grammatik. Bamberg: Difodruck. Hering, Axel, dkk. 2006. Em Übungsgrammatik. Leipzig : Max Heuber Verlag. Tarigan. Henry Guntur. 1990. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Artikel Ilmiah oleh Resfinta Yudhi Rosanti ini telah diperiksa. Penulis, Resfinta Yudhi R. NIM. 208241412597 Malang,. Pembimbing I Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum. NIP. 19710530 200312 1 001 Malang, Pembimbing II Deddy Kurniawan, S.Pd, M.A. NIP. 19830801 200604 1 002