PERENCANAAN LABA PADA PT. ARTA SEDANA SINGARAJA TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada PR. Kreatifa hasta mandiri, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Analisis Cost-Volume-Profit Kaitannya dengan Perencanaan Laba

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. mencapai tujuan organisasi. Menentukan tujuan perusahaan termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PIA LATIEF KEDIRI

JURNAL ANALISIS PENERAPAN CVP (COST VOLUME PROFIT) UNTUK PERENCANAAN LABA PADA UD. TIDAR KEDIRI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR)

R. Mangundap., H. Sabijono., V. Tirajoh. Break Even Point. BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA SHMILY CUPCAKES

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

Vol.10, No Februari 2015 ISSN

Christine P. Ponomban, Analisis Break Even Point. ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

[Type the document title]

ANALISIS BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN LABA CV. ARTHA SARI JAKARTA

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA HOTEL SUNARI SINGARAJA TAHUN 2013

PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI SEPATU SAGGA LEATHER MALANG SKRIPSI

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ROTI MERAH DELIMA BAKERY KEDIRI

PENERAPAN BREAK EVEN POINT DALAM MENETAPKAN TARGET PENJUALAN Studi Kasus Pada Hotel Mirah

ANALISIS BIAYA, VOLUME PENJUALAN DAN LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAAN LABA PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KOTA KEDIRI

ANALISIS ESTIMASI COST-VOLUME-PROFIT (CVP) DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERENCANAAN LABA PADA HOTEL TLOGO MAS SARANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. dan berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka penulis dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TITIK IMPAS DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PADA CV. SURABAYA LAS KABUPATEN MAROS

ANALISIS CONTRIBUTION MARGIN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PENJUALAN PRODUK DALAM RANGKA MEMAKSIMALKAN LABA (Studi Pada Perusahaan Timbangan X Kota Malang)

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

ANALISIS BREAK EVENT POINT TERHADAP HASIL PENJUALAN KAIN PADA PT RICKY PUTRA GLOBALINDO, TBK. ABSTRAK

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN (Studi Pada Ud. Karya Pala Kediri)

Perencanaan Penetapan Laba melalui Pendekatan Analisis Break Even Point (BEP) Perusahaan Wingko UD. TUJUH TUJUH ELOK Babat - Lamongan

Bab 2. Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Perilaku Biaya

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L)

Djulaiha Fabanyo., D.P.E. Saerang., H. Sabijono. Analisis Break Even

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri)

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia usaha sekarang ini menyebabkan semakin ketatnya

Analisis Break Even Sebagai Alat Perencana Laba: Kasus pada Toko Putra Pasti Mandiri Cikampek Karawang

Rina L. Assa, Analisis Cost-Volume. ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN LABA PADA PT.

Variable Costing Sebagai Salah Satu Penentu Break Even Point Pada UD. Bali Alam Desa Padang Sambian Kelod, Denpasar Barat

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Program Studi Akuntansi OLEH :

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA SWISS-BELHOTELPAPUA JAYAPURA

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri telah memperketat persaingan. Dalam persaingan yang ketat,

BAB I PENDAHULUAN. Dampak perdagangan bebas dan persaingan dari perusahaan sejenis

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA)

ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA SEBAGAI PERENCANAAN LABA PRODUK KRUPUK RAMBAK PADA UD.GAJAH

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011.

ANALISIS BREAK EVEN TERHADAP PERENCANAAN LABA PR. KREATIFA HASTA MANDIRI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

PERANAN ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PT. WIRANATA MAKMUR JAYA SURABAYA SKRIPSI

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT BANTU EVALUASI PENCAPAIAN LABA PADA HOTEL GRASIA SEMARANG. Gilang Mifta Fariz *)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Maret 2015 dan berlokasi di Jalan Kyai Maja No.7 Jakarta Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN LABA PADA UD METTALON PERIODE

ABSTRACT. Keywords: break even point analysis, short-term profit planning ABSTRAK

Sheila F. Duyo, Analisis Cost Volume.. ANALISIS COST VOLUME PROFIT UNTUK PERENCANAAN LABA PADA HOTEL SINTESA PENINSULA MANADO. Oleh: Sheila F.

Melda Darika Dua Sri Mangesti Rahayu Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

BAB V PENUTUP. biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) UNTUK PERENCANAAN LABA PADA PT SAKA AGUNG ABADI DI SAMARINDA

ANALISIS PENENTUAN HARGA TRANSFER BAHAN BAKU TERHADAP KONTRIBUSI LABA DI UD. MUEBEL BERKAT SUBUR BUJEL MOJOROTO KOTA KEDIRI

PENERAPAN METODE BIAYA-VOLUME-LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PT. AIR MANADO

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT.SINAR BINTANG SELATAN DI MAKASSAR

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas

BAB I PENDAHULUAN. Dengan situasi perekonomian yang dinamis membuat persaingan antar usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERENCANAAN LABA PERUSAHAAN DENGAN PENERAPAN BREAK EVEN POINT PADA PT. KHARISMA SENTOSA MANADO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah harga pokok produk

yang bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan pada metode variabel costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat variabel saja. D

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING PADA TAHU MANG UJANG PEKANBARU ABSTRACT

Analisis Harga Pokok Produksi Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda. Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Jurnal EMBA 1149 Vol.1 No.3 September 2013, Hal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan. melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan bisnis kue belakangan ini sudah semakin pesat dan persaingan

Transkripsi:

PERENCANAAN LABA PADA PT. ARTA SEDANA SINGARAJA TAHUN 2015 Ayuning Tyasnasari Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: ayuningtyasnasari@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan laba ditinjau dari (1) penjualan minimum yang harus dicapai perusahaan agar tidak menderita kerugian,(2) ditinjau dari ratio contribution margin, (3) ditinjau dari Break Event Point (BEP) dan (4) ditinjau dari margin of safety yang harus dicapai pada PT. Arta Sedana Singaraja tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah PT. Arta Sedana dan objek penelitian ini adalah perencanaan laba yang ditinjau dari penjualan minimum, Ratio Contribution Margin, analisis Break Even Point (BEP), Cost-Volume- Profit (CVP), dan Margin of Safety dalam meningkatkan laba perusahaan. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi, dan dianalisis dengan metode analisis cost-volume- profit (CVP), ratio contribution margin,analisis Break Event Point (BEP) dan margin of safety.hasil penelitian menunjukkan (1) penjualan minimum yang harus dicapai Rp. 18.009.434.100,00, (2) ratio contribution margin yang harus dicapai Rp.3.678.097.216,00, (3) break event point yang harus dicapai Rp.14.385.876.400,00 dan (4) margin of safety yang harus dicapai Rp. 7.372.122.420,00 Kata Kunci: Perencanaan laba Abstract This research aims to determine knowing the profit pland in review of (1) minimum sale should be aehieved by company to dont a loss suffer, (2) review of calculation ratio contribution margin, (3) review of Break Event Point (BEP) that should be achieved and (4) review of margin of safety should be achieved at PT. Arta Sedana Singaraja on 2015. The research this constitute a research descriptive by the quntitative approach. The subject is PT. Arta Sedana Singaraja and objek stady is profit planning review of minimum sale should, ratio contribution margin, Break even point ang margin of safety. Data gathered by method documentation, and than will be analyzed by method analyzed cost-volume-profit (cvp), ratio contribution margin, analyzed break even point (bep) and margin of safety. The result of study show (1) who achieved minimum sale Rp. 18.009.434.000,00, (2) who achieved ratio contibusi margin Rp. 3. 678.097.216,00, (3) who achieved break even point Rp. 14.385.876.400,00 and who achieved margin of safety Rp. 7.372.122.420,00. Keyword: Profit planning

PENDAHULUAN Saat ini Indonesia sudah memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dalam dunia usaha yang ada di depan mata. Hal ini membuat persaingan bisnis semakin sulit, terutama bagi perekonomian negara kita yang masih terus dilanda krisis. Dengan perkembangan dunia usaha dewasa ini, sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor riil, maka persaingan antar perusahaan khususnya yang sejenis semakin meningkat. Untuk menjaga kesinambungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, diperlukan penanganan dan pengelolaan yang baik. Penanganan dan pengelolaan yang baik tersebut hanya dapat dilakukan oleh manajemen yang baik pula. Pihak manajemen selain dituntut untuk dapat mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien, juga dituntut untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan serta mempercepat Iperkembangan perusahaan. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah untuk mencapai laba yang optimal dan tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk menjaga kelangsungan usahanya. sehingga salah satu perencanaan yang dibuat pihak manajemen adalah perencanaan laba. Menurut Henry Simamora(2000:25) laba adalah perbedaan antara pendapatan dengan beban jika pendapatan melibihi beban maka hasilnya adalah laba bersih. Perencanaan pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber-sumber ekonomi yang di miliki perusahaan, untuk tujuan tersebut manajemen harus mengetahui data yang relevan terutama yang menyangkut penghasilan dan biaya di masa yang akan datang. Dalam perencanaan laba PT. Arta Sedana Singaraja perencanaan laba yang dilakukan oleh pihak manajemen masih menggunakan cara yang belum spesifik dimana pihak manajemen hanya membandingkan pendapatan yang diterima dari hasil penjualan dengan menguranginya dengan pengeluaran selama satu periode tersebut untuk mendapatkan laba. Pada setiap periode laba yang dihasilkan berbeda-beda, untuk periode mendatang manajer perusahaan mengingikan kenaikan laba atau profit margin sebesar 14,20% dari penjualan dua kelinci dan furmakila tahun 2015. Karena tidak menggunakan pedoman dalam menentukan target penjualan yang harus dicapai untuk menutupi seluruh biaya biaya yang dikeluarkan dan laba yang di inginkan pada periode tertentu. Melihat keadaan tersebut maka PT. Arta Sedana Sebaiknya menggunakan teknik analisis biaya-volume dan laba untuk membuat perencanaan laba dan dapat digunakan sebagai pengendalian biaya. Teknik-teknik dalam analisis biaya- volume dan laba juga dapat memberikan informasi bagi PT. Arta Sedana mengenai penjualan minimum yang harus dicapai sesuai dengan adanya kenaikan laba (profit margin), margin kontribusi, tingkat penjualan dua kelinci dan furmakila yang harus dicapai pada saat titik impas (break event point, tingkat penjualan dua kelinci dan furmakila boleh turun agar perusahaan tidak menderita kerugian. Teknik analisis biaya-volume dan laba direkomendasikan karena merupakan teknik analisis yang mudah dipergunakan untuk situasi sederhana maupun kompleks. Penelitian ini melaporkan tingkat penjualan minimum yang harus dicapai perusahaan, bila untuk periode tahun 2015 pihak manajemen ingin menaikan laba atau (profit margin) sebesar 14,20 % dari penjualan tahun 2014 serta tingkat marjin kontribusi, break even point, margin of safety, yang di capai oleh perusahaan untuk periode tahun 2015. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat di pergunakan untuk memahami perencanaan laba dengan cara menentukan tingkat penjualan minimum, marjin kontribusi, break event point, dan margin of safety. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen PT. Arta Sedana untuk mengetahui gambaran kegiatan operasional lebih jelas dalam hal melakukan perencanaan laba sehingga

dapat digunakan sebagai pedoman untuk membuat anggaran. Manajemen dalam mengelola perusahaan harus berusaha mendorong bidang yang paling menguntungkan dalam operasi perusahaan, sehingga seluruh usaha akan diarahkan kepada area yang paling menguntungkan tersebut. Salah satu tujuan perusahaan adalah berusaha mendapatkan laba dan untuk tujuan ini diperlukan suatu rencana yang matang. Tanpa perencanaan yang matang mungkin tujuan tersebut tidak akan dapat dicapai secara memuaskan. Perencanaan laba (profit planning) yang juga disebut sebagai rencana operasi (plan of operations) dapat dinyatakan sebagai suatu rencana manajemen yang mencakup keseluruhan langkah langkah operasi untuk mencapai laba yang telah ditetapkan. planning) adalah perencanaan yang digambarkan,dalamnya juga ditentukan tu juan laba yang dicapai oleh perusahaan. Pengertian perencanaan laba Menurut Supriyono (2000:7) perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan, perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek atau untuk jangka panjang dan akan dapat dipakai sebagai dasar untuk membandingkan kegiatan perusahaan. Menurut Carter Usry (2002:4) perencanaan laba merupakan rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dimana implikasi keuangannya dinyatakan dalam bentuk proyeksi perhitungan rugi laba, neraca, kas dan modal kerja untuk jangka panjang dan jangka pendek. Sedangkan Matz & Usry (2001) menyatakan bahwa perencanaan laba merupakan rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat, dengan mengemukakan segi-segi keuntungan dalam perkiraan neraca dan ramalanramalan. Analisis biaya, volume dan laba (cost, volume, profit / CVP) berkaitan dengan penentuan volume penjualan dan bauran produk yang di perlukan untuk mencapai tingkat laba yang di inginkan. Menurut Garrison/Noreen (2006:322) yaitu analisis cost-volume-profit adalah salah satu dari beberapa alat yang sangat berguna bagi manajer dalam memberikan perintah. Alat ini membantu manajer untuk memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume, dan laba. Menurut Blocher/Chen/Cokins/Lin (2009:387) yaitu analisis cost-volume-profit merupakan metode untuk menganalisis bagaimana keputusan operasi dan keputusan pemasaran mempengaruhi laba bersih, berdasarkan pemahaman tentang hubungan antara biaya variabel, biaya tetap, harga jual per unit, dan tingkat output. Menurut Hansen & Mowen (2000:423) yaitu analisis cost-volume-profit merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena analisis CVP menekankan pada keterkaitan antara biaya, jumlah yang dijual, dan harga, analisis ini menggabungkan semua informasi keuangan perusahaan. Analisis CVP dapat menjadi alat yang berharga untuk mengidentifikasi luas dan besarnya masalah ekonomi yang dihadapi perusahaan dan membantu menunjukkan secara tepat jawaban yang diperlukan. Analisis CVP juga dapat ditujukan pada banyak isu lainnya, seperti: jumlah unit yang harus dijual agar impas; dampak pengurangan biaya tetap pada titik impas; dan dampak peningkatan harga pada laba. Sebagai tambahan, analisis CVP memungkinkan manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan menguji pengaruh berbagai tingkat harga atau biaya pada laba. Menurut Bustami (2006:208), analisis cost-volume-profit dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:1) Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 2) Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu.3) Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 4) Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan. 5) Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan. Seringkali contribution margin ratio dapat membantu manajemen di dalam pengambilan keputusan produk mana yang

perlu ditambah dan produk mana yang dikurangi produksinya atau tetap diproduksi hanya karena penjualannya bermanfaat bagi produk produk lain. Dalam full costing method, informasi yang relevan tersebut tidak hanya dikumpulkan, tetapi juga berbahaya bagi manajemen apabila meletakkan kepercayaan pada data harga pokok produk per satuan yang berisi elemen biaya overhead pabrik tetap. Contribution margin merupakan data penting untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan apabila suatu produk harus dihentikan produksinya.menurut Garrison,dkk(2006:324) Margin kontribusi adalah jumlah tersisa untuk menutup biaya tetap dan memberikan keuntungan. Margin kontribusi juga dapat disajikan dalam bentuk persentase. Margin kontribusi yang di kenal dengan sebutan pendapatan marjinal, merupakan kelebihan jumlah penjualan terhadap seluruh jumlah variabel (yaitu : biaya produksi, penjualan dan administrasi) karena besar manfaatnya sebagai suatu sarana perencanaan laba, maka margin kontribusi mempunyai arti yang sangat penting dalam perhitungan laba rugi. Menurut Mursyidi (2008:54) Contribution margin, dapat digunakan menilai berbagai macam alternatif yang timbul dalam hubungannya dengan penurunan harga jual, potongan khusus, kampanye advertensi khusus, dan penggunaan premi untuk meningkatkan volume penjualan Analisis biaya-volumelaba seringkali diartikan sebagai analisis titik impas. Hal ini sangat disayangkan karena analisis titik impas hanyalah satu elemen dalam analisis biaya-volume-laba, walaupun merupakan elemen yang penting. Pengertian Analisis Titik Impas (Break Event Point) menurut Bustami (2006:208): suatu cara atau teknik yang digunakan oleh seorang manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah suatu perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba. Menurut Blocher/Chen/Cokins/Lin (2009:392) adalah titik impas yaitu titik ketika pendapatan sama dengan biaya total dan laba sama dengan nol. Menurut L.M Samryn(2001:168) titik impas adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau sebagai titik dimana total margin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Menurut Hansen dan Mowen(2005:274) Break even point adalah titik dimana total pendapatan sama dengan biaya, titik dimana laba sama dengan nol. Titik impas dapat dihitung dengan menggunakan dua metode yaitu: Metode Persamaan Dalam metode persamaan, terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menghitung titik impas baik dalam unit maupun rupiah sebagai berikut: 1) Pendekatan Pendapatan Operasi memfokuskan pada laporan laba-rugi sebagai alat yang berguna dalam mengorganisasikan biaya perusahaan dalam kategori biaya tetap dan variabel. Laporan laba-rugi dapat dinyatakan dalam persamaan naratif: Penghasilan operasi = Pendapatan penjualan Beban variabel Beban Tetap Persamaan ini dapat diperluas lagi menjadi: Penghasilan operasi = (Harga Jual x Jumlah unit) (Biaya variabel per unit x jumlah unit) Jumlah biaya tetap. Pendekatan Margin Kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi biaya variabel total. Pada titik impas, jumlah margin kontribusi setara dengan beban tetap. Metode Margin Kontribusi Metode margin kontribusi pada dasarnya hanyalah versi jalan pintas dari metode persamaan yang telah dijelaskan. Pendekatan ini memusatkan pada ide bahwa setiap unit yang terjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap. Untuk menentukan berapa unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas, total biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi perunit. Pendekatan ini lebih sesuai di gunakan pada perusahaan yang mempunyai jenis produk lebih dari satu macam dan mengkehendaki menghitung Break Even point. Hal ini sesuai dengan kondisi perusahaan yang akan diteliti. Rumus BEP yang pertama adalah menghitung break even point yang harus diketahui adalah jumlah total biaya tetap, biaya variable per unit atau total variable, hasil penjualan total atau harga jual per-unit. Apabila penghasilan pada tingkat break even point dihubungkan dengan penjualan yang

dianggarkan atau pada tingkat penjualan tertentu maka akan diperoleh informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga tidak menderita kerugian. Margin of safety dapat membantu manajer untuk mengetahui besarnya risiko yang terkandung dalam suatu rencana penjualan. Perusahaan yang mempunyai margin of safety yang besar dikatakan lebih baik karena rentang penurunan penjualan yang dapat ditolerir adalah lebih besar sehingga kemungkinan menderita kerugian rendah. Namun sebaliknya jika margin of safety rendah, kemungkinan perusahaan untuk menderita kerugian besar. Adapun manfaat dari titik impas atau (break even point) adalah: Alat untuk menghasilkan laba. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan. Analisis break event point mempunyai beberapa asumsi yang tercermin dalam anggaran perusahaan masa yang akan datang. Dasar asumsi yang mendasari analisis Break event poin menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2005:58) sebagi berikut : 1) Harga jual per unit tidak berubah-ubah pada berbagai volume penjualan.2) Perusahaan berproduksi pada jarak kapasitas yang secara relatif konstan.3) Biaya dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap jumlahnya tidak berubah dalam jarak kapasitas tertentu, sedangkan biaya variabel berubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. 4) Jumlah perubahan persediaan awal dan persediaan akhir tidak berarti. 5) Jika perusahaan menjual lebih dari satu macam produk, komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah. Margin of safety atau tingkat keamanan memberikan informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun dari yang dianggarkan namun perusahaan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, margin of safety merupakan batas keamanan bagi perusahaan dalam hal terjadi penurunan penjualan, berapa pun penurunan penjualan yang terjadi sepanjang dalam batas-batas tersebut perusahaan tidak akan menderita rugi. Margin of safety dapat membantu manajer untuk mengetahui besarnya risiko yang terkandung dalam suatu rencana penjualan. Perusahaan yang mempunyai margin of safety yang besar dikatakan lebih baik karena rentang penurunan penjualan yang dapat ditolerir adalah lebih besar sehingga kemungkinan menderita kerugian rendah. Namun sebaliknya jika margin of safety rendah, kemungkinan perusahaan untuk menderita kerugian besar. Dalam hal ini, manajer dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan volume penjualan atau menurunkan biayanya. Langkah ini akan membantu untuk menurunkan timbulnya risiko kerugian. Margin of safety menurut Adul Halim dan Bambang (2005:57) Margin keamanan adalah selisih antara rencana penjualan (dalam unit atau satuan uang) dengan impas (dalam unit atau satuan uang) penjualan. Margin of safeti memberikan informasi tentang seberapa jauh realisasi penjualan dapat turun dari rencana penjualan. Menurut Bambang Riyanto (2001:366) Margin of safety adalah angka yang menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau dibudgetkan (budgedted sales) dengan penjualan pada Break event. Dengan demikian maka, Margin of safety juga menggambarkan batas jarak, dimana kalau berkurangnya penjualan melampaui batas jarak tersebut perusahaan akan menderita kerugian jadi Penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan maksimum harus sebesar margin of safety agar perusahaan tidak menderita kerugian. METODE Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi, yaitu pengumpulan bahan-bahan tertulis, yang mempunyai keterkaitan dengan permasalahan yang tengah peneliti amati. Teknis analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis kuantitatif. Analisis data kuantitatif adalah analisis yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan rumus rumus yang menunjang, yaitu 1) Perencanaan penjualan merupakan besarnya penjualan minimal yang dicapai perusahaan, bila manajemen menginginkan adanya

kenaikan laba (profit margin), 2) rasio marjin kontribusi (Ratio contribution margin), 3) Analisis titik impas ( break even point), 4) Marjin pengaman (margin of safety). Analisis data dalam penalitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu data yang data yang berupa angka-angka seperti penjualan produk, pendapatan perusahaan, biaya tenaga kerja, biaya resparasi dan pemeliharaan serta data lainnya yang dapat menunjang penelitian ini. Selanjutnya sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, baik publikasi maupun data perusahaan itu sendiri seperti sejarah singkat perusahaan, kegiatan perusahaan mengenai proses penyusunan anggaran, laporan laba rugi tahun 2015 dan buku anggaran tahun 2015. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pihak manajemen PT. Arta Sedana menginginkan kenaikan laba sebesar 14,20% dari penjualan tahun 2015. Berikut ini adalah anggaran penjualan minimal produk dua kelinci dan furmakila dalam rupiah, anggaran penjualan produk dua kelici dan furmakila dalam unit serta perhitungan anggaran penjualan produk menurut masing-masing jenis produk. Penentuan anggaran penjualan minimal (rupiah) tahun 2015 yang harus dicapai oleh perusahaan : Penjualan minimal = + profit margin Penjualan minimal = Penjualan minimum=rp.18.009.434.100,00 Anggran penjualan (rupiah) untuk masing masing jenis produk di PT. Arta Sedana. Setelah dilakukan perhitungan total penjulan produk (rupiah), maka berikut ini untuk masing- masing jenis produk sebagai berikut : Penjualan minimal = x Anggaran 2015 Penjualan minimal (dua kelinci ) = x 21.682.713.000=13.009.627.800 Penjualan minimal (furmakila) = x 21.682.713.000 = 8.673.085.200 Anggran penjualan (unit) untuk melakuakan penjualan dalam unit maka akan dilakukan dengan membagi anggran penjualan sebagai berikut : Penjualan minimal produk Dua kelinci (unit) = Penjualan minimal produkl Dua kelinci (unit) = Penjualan minimal produk Dua kelinci (unit) = 3.505.915,83 Penjualan minimal produk Furmakila (unit) = Penjualan minimal produk Furmakila (unit) = Penjualan minimal produk Furmakila (unit) = 2.323.440 Dari perhitungan diatas maka dapat dikethui untuk tahun 2015 adalah Rp. 18.009.434.100. dan masing-masing jenis produk besarnya anggaran penjualan adalah untuk produk dua kelinci Rp.13.009.627.800 atau 3.505.915,83(unit). Dan untuk produk furmakila sebesar Rp.8.673.085.200 atau 2.323.440 (unit). Analisis rasio marjin kontribusi Berdasarkan rasio margin kontribusi di PT. Arta Sedana tahun 2015 dengan perkiraan adanya kenaikan laba (profit margin) 14,20% dari penjualan. Perhitungan rasio kontribusi marjin sebagai berikut : RCM = % 41% x 8.970.968.820 = 3.678.097.216 Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa total RCM margin kontribusi untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp. 3.678.097,00 dengan tingkat presentase 41%. Sehingga dapat dihitung rasio masing masing produk sebagai berikut : RCM dua kelinci = x 100 = 36% RCM dua kelinci (Rp) = 36% x 4.591.514.000 = Rp 2.012.248.512 RCM furmakila = x 100 = 48% RCM furmakila (Rp) = 48% x 4.379.684.400 = Rp. 2.102.248.512. Rasio marjin kontribusi produk dua kelinci yaitu sebesar Rp. 2.012.248.512,00.

Sedangkan rasio marjin kontribusi produk furmakila sebesar Rp. 2.102.248.512,00 Analisis titik impas (break even point) Analisis titik impas merupakan salah satu elemen dari analisis biaya, volume dan laba. Analisis titik impas dapat memberikan jawaban mengenai sejauh mana penjualnya dapat diturunkan tetapi tidak menderita kerugian pada perusahaan. Titik impas di PT.Arta Sedana tahun 2015 dapat di hitung sebagai berikut : Perhitungan titik impas untuk keseluruhan produk BEP Total (dalam rupiah) = BEP Total (dalam rupiah) = BEP Total (dalam rupiah) = 14.385.876.400,00 Perhitungan titik impas untuk masingmasing produk (dalam rupiah) BEP dua kelinci = BEP Dua kelinci = BEP Dua kelinci = 8.552.939.444 BEP Furmakila = BEP Furmakila = BEP Furmakila = 4.960.117.250 Perhitungan titik impas untuk keseluruhan produk (unit) BEP Total (Unit) = BEP Total (Unit) = BEP Total (Unit) = 1,62 Perhitungan titik impas masing-masing produk (unit) BEP dua kelinci (per unit) = BEP dua kelinci (per unit) = BEP dua kelinci (per unit) = BEP Furmakila (per unit) = BEP Furmakila (per unit) = BEP Furmakila (per unit) = Berdasarkan perhitungan tersebut dapat di ketahui bahwa PT.Arta Sedana pada tahun 2015 berada dalam keadaan titik impas pada saat penjualan total sebesar Rp. 14.385.876.400,00. masingmasing jenis produk total penjualan pada saat titik impas sebesar Rp. 8.552.939.444,00 untuk produk dua kelinci dan untuk produk furmakila 4.960.117.250,00. Margin of safety (MOS) Margin of safety (MOS) merupakan salah satu ukuran risiko karena dalam membuat suatu perencanaan biasanya terdapat kejadian-kejadian yang tidak dapat diketahui. Berikut ini perhitungan margin of safety untuk perencanaan laba yang dibuat tahun 2015 adala sebagai berikut MOS = MOS Rupiah = MOS X Anggaran penjualan MOS TOTAL = x 100 = 34% Dalam rupiah = 34 % x 21.682.713.000 = 7.372.122.420 Dapat pula ditentukan Margin of Safety dari masing- masing produk sebagai berikut. MOS Dua Kelinci = x 100 = 22% Dalam rupiah = 22% x 12.621.297.000 = 2.776.685.340 MOS Furmakila = x 100 = 46% Dalam rupiah = 46 % x 9.061.416.600 = 4.168.251.360 Jadi dari perhitungan tersebut dapat diketahui, apabila volume penjualan produk menurun lebih besar dari marjin of safety sebesar 34% atau Rp 7.372.122.240,00 dan masing-masing produk sebesar dua kelinci 2.776.685.340 dan furmakila 4.168.251.360. Hasil ini menunjukan penjualan dua kelinci lebih rawan mengalami kerugian karena memiliki MOS lebih kecil dari furmakila. Semakin kecil MOS berarti semakin cepat perusahaan menderita kerugian, dalam hal ini terdapat penurunan jumlah penjualan yang nyata. perusahaan akan menderita kerugian, selain itu menghitung margin of safety akan diperoleh indikator bahwa semakin besar MOS, maka perusahaan tersebut akan semakin aman. Hal ini disebabkan karena perusahaan akan mempunyai kelonggaran yang cukup untuk menampung kemungkinan penurunan volume penjualan. Simpulan dan Saran Simpulan Perusahaan menetapkan profit margin atau target keuntungan sebesar 14.20%

tahun 2015. Dengan target keuntungan ini telah dihitung penjualan minimal yang harus dicapai sebesar Rp. 21.682.713.000 Tahun 2015 untuk memperoleh keuntungan 14.20% dari penjualan, perusahaan harus dapat menjual produk sebesar Rp. 18.009.434.100,00 Penjualan minimal setelah adanya profit margin 14.20% untuk dua kelinci sebesar Rp. 13.009.627.800, sedangkan untuk produk furmakila sebesar Rp.8.673.085.200. Ratio contribution margin menunjukkan penjualan furmakila yang lebih diutamakan dalam penjualan di tahun 2015 yaitu sebesar 48% atau 2.102.248.512 dengan laba 1.998,828.120. Apabila komposisi penjualan produk berubah dari semula (secara individu) maka komposisi contribution margin akan berubah. Elemen yang menentukan Break Event point yaitu : harga jual, biaya tetap, serta perubahan komposisi penjualan. Dalam penelitian ini BEF menujukkan pemjualan perusahaan tidak mendapatkan laba dan tidak mendapatkan rugi. Pada tahun 2015 break even point total perusahaan sebesar Rp 18.009.434.100. Sedangkan BEF masing-masing produk menunjukkan BEF furmakila lebih kecil dari pada produk dua kelinci karena dengan bertambahnya produk furmakila sebesar 6.804, unit keuntungan lebih besar dan BEF lebih rendah. Margin of safety (MOS) menunjukan jarak antara penjualan yang direncanakan dengan penjualan pada break even. Dengan demikian margin of safety juga menggambarkan batas jarak, dimana kalau berkurangnya penjualan melampaui batas jarak tersebut perusahaan akan menderita kerugian. Margin of safety tahun 2015 sebesar 34% atau 7.372.122.420,00 menunjukan bahwa jumlah penjualan yang nyata berkurang atau menyimpang lebih besar dari 34% (dari penjualan yang direncanakan) perusahaan akan menderita rugi. Saran Bagi PT. Arta Sedana Singaraja di dalam merencanakan laba dengan menggunakan analisis Break Even point dan anlisis Cost-Volume-Profit yang meliputi perencanaan penjualan, analisis marjin kontribusi dan margin of safety alangkah baiknya dapat diterapkan oleh perusahaan dalam perencanaan laba karena dapat digunakan untuk menganalisis sehingga perusahaan akan mendapatkan jumlah laba yang optimal. Dalam perencanaaan laba, dengan adanya analisis ini diharapkan perusahaan untuk dapat memperoleh laba yang maksimal dan sesuai dengan target pertahunnya. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang perencanaan laba diharapkan mampu menganalisis dengan metode analisis yang lain dan lebih rinci sehingga penggolongan biaya-biaya yang dikeluarkan dapat dispesifikasi lagi. Selain itu, bagi peneliti berikutnya mampu menambahkan variabel dan data yang lebih mendukung penelitian selanjutnya sehingga hasil yang di dapatkan lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamaruddin. 2005. Akuntansi Manajemen: Dasar-dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada. Aulia Puspita KD. 2012. Analisis Break Event terhadap Perencanaan Laba Pr. Kreatif Hasta Mandiri Yogyakarta.Skripsi (tidak diterbitkan).pendidikan Akuntansi.Ekonomi.Universitas Negeri Yogyakarta. Abdul Halim dan Bambang Supormo. 2005. Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Blocher, Edward J.,dkk. 2009. Manajemen Biaya: Penekanan Strategis. Alih bahasa oleh Tim Penerjemah Penerbit Salemba. Buku I Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Bustami, Bastian. Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya: Kajian Teori dan Aplikasi. Yogyakarta :Graha Ilmu. Carter & Usri.(2002).Akuntansi biaya jilid 1(edisi13).Yogyakarta.Salemba empat.

Eti Verawati. 2014. CVP (Cost Volume Profit) sebagai Alat Bantu Analisis Perencanaan Laba dalam Mencapai Target Perusahaan pada Vinito Brownis. Skripsi. (tidak diterbitkan). Akuntansi Ekonomi dan bisnis Universitas Dian Nuswanto Semarang. Eri Oktavianti W. 2000. Analisis Cost, Volume, Profit sebagai alat perencanaan laba pada perusahaan Tempe Murni Pedro di Yogyakarta. Skripsi.(tidak diterbitkan) UNY : Yogyakarta. Garrison, Ray H., Noreen, Eric W.,Brewer, Peter C. 2006. Akuntansi Manjerial (alih bahasa: A. Totok Budi Santoso). Buku I. Salemba Empat. Hansen, Don R., Mowen, Maryanne M. 2000. Cost Management: Accounting and Control. Jakarta: Salemba Empat. Hansen dan mowen.2005.management Accounting.Buku 2. Edisi 7.Salemba empat.jakarta. Horngren, Charles T., Datar, Srikant M., Foster, George. 2008. Akuntansi Biaya. Edisi Dua Belas. Jakarta: Erlangga. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan.Jakarta: Salemba Empat. Kessi Purwandari. 2004. Analisis Biaya- Volume Laba sebagai Alat bantu Manajemen dalam Perencanaan laba pada UD. Sri Rejeki. Skripsi. (tidak diterbitkan) UNY : Yogyakarta. Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Cetakan Pertama. Bandung: Refika Aditama Simamora, Henry.2000.Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jilid dua. Cetakan pertama.salemba empat.jakata. Supriyono. R.A. 2000. Akuntansi Biaya perencanaan dan pengendalian biayaserta pembuatan keputusan. Edisi kedua.yogyakarta.bpfe. Samryn.L.M. 2001.Akuntansi Manajerial. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Samryn. L.M. 2001.Akuntansi Manajerial. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta. Supomo. 2007. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat Supriyono. R.A. 2000. Akuntansi Biaya : perencanaan dan pengendalian biaya serta pembuatan keputusan. Edisi kedua.yogyakarta.bpfe. Sugiri,Selamet.2009.Akuntansi Manajemen.Edisi Kedua.Yogyakarta:UPP AMP YKPN. Samryn. L.M. 2001.Akuntansi Manajerial. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Mursyidi.2008.Akuntansi Biaya.Cetakan Pertama.Bandung:Refika Aditama. Matz. Adolph & Usry Milton F.2001. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Biaya. Edisi ke 9.Jakarta. Erlangga.