BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Asean Free Trade Area (AFTA) yang berlaku pada tahun 2003 dan

BAB II LANDASAN TEORI, HIPOTESIS, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan dari sudut

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. penerapan TQM terhadap kinerja perusahaan. 1. Musran Munizu, Surachman, Ubud Salim dan Solimun (2011)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dilihat dengan banyaknya berdirinya perusahaan-perusahaan baru sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Total Quality Management (TQM)

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa Total Quality

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

QUALITY COST OF PRODUCT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Garrison (2000: 23) kendala atau constraint adalah segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjiptono (2003:4) Total Quality Management dapat diartikan

BAB 1 PENDAHULUAN. di kawasan timur: China, Vietnam, dan India (Besterfield, 2003:2).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB I PENDAHULUAN. disenangi oleh masyarakat. Pada awalnya perusahaan menganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menempuh berbagai macam agar tetap survive. Saat ini sumber daya

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. multinasional, tetapi perusahaan kecil juga menghadapi persaingan global (Fandy

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Hansen dan Mowen (2009) dalam Triamelia (2015:12) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Masyarakat akan semakin kritis memilih barang dan jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Juran (1962) Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya.

BAB I PENDAHULUAN. global (Nasution, 2015:17). Berubahnya lingkungan global telah membawa

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB II LANDASAN TEORI. harus dijelaskan terlebih dahulu adalah mengenai definisi jasa. Kotler dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya

MANAJEMEN MUTU TERPADU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan tugas akhir.

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP TARGET PEMASARAN PADA PT. WIJAYA KARYA(PERSERO), Tbk DI SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TOTAL QUALITY MANAJEMEN DI PTP NUSANTARA I KAB. ACEH TAMIANG

Bab I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun

BAB I PENDAHULUAN. yang ada khususnya di Indonesia dihadapkan pada situasi persaingan global.

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka harapkan dengan cara yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di era globalisasi, perusahaan berlomba-lomba memasarkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SKRIPSI PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT TOYOTA KALLA CABANG COKROAMINOTO MAKASSAR ERIYUNDANI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam perdagangan global ini diperlukan suatu produk yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, semakin menghadapi banyak tantangan dengan tingkat

Analisis Penerapan Praktik Akuntansi Manajemen (Total Quality Management) dalam Kaitannya dengan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT Sky Foam)

AKUNTANSI MANAJEMEN. Buku : Akuntansi Manajerial Garrison/Noreen. Dosen : 1. BUDI S. PURNOMO, SE., MM,.MSi. 2. POPPY SUSIANI H, SE, SE.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Fernando Pasaribu dalam tulisannya Pengukuran dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan bertambahnya luas areal untuk bangunan. Kejadian ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total

MODUL KEWIRAUSAHAAN (3 SKS) Oleh: Dadan Anugrah, M.Si POKOK BAHASAN : KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS DALAM PERSAINGAN

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Total Quality Management dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajerial (Studi pada Industri Pesawat Terbang PT Dirgantara Indonesia)

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB I PENDAHULUAN. usaha perusahaan (Soemarso 2004:34). Laporan keuangan digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat tercapai. Untuk itu pencapaian tujuan ini perlu ditunjang oleh

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan bersaing (competitive advantages). Strategi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas)

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen mutu terpadu seperti Total Quality Management (TQM) agar dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus pula bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, pemberlakuan

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan mutu produk yang dihasilkan baik barang atau jasa. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Total Quality Management 2.1.1.1.Pengertian Total Quality Management Kualitas tidak hanya dijadikan sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa, akan tetapi ada konsep yang jauh lebih luas yang tidak hanya menekankan pada aspek hasil tetapi juga kualitas manusia dan kualitas prosesnya, konsep ini disebut dengan Total Quality Management (TQM). Gaspersz (2005) memberikan pengertian Total Quality Mangement (TQM) sebagai berikut : Manajemen mutu terpadu merupakan pendekatan manajemen sistimatik yang berorientasi pada organisasi, pelanggan dan pasar melalui kombinasi menciptkan peningkatan secara signifikan dalam kualitas, produktifitas manajemen adalah merupakan antara pencarian fakta praktis dan penyelesaian masalah, guna menciptakan peningkatan secara signifikan dalam kualitas, produktifitas dan kinerja lain dari organisasi. Selanjutnya Amin Widjaja Tunggal (2001), mengatakan bahwa : Total Quality Management merupakan suatu pengelolaan organisasi secara meneyeluruh agar organisasi memperoleh keunggulan pada semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi pelanggan dan bahwa kualitas mencakup keseluruhan organisasi pada setiap organisasi yang pada akhirnya kualitas akan didefinisikan pelanggan. Menurut Tjiptono dan Anastasia (2003:4), TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia dan lingkungannya. 14

15 Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa Total Quality Management sebagai cara untuk menjalankan strategi bisnis yang mengutamakan faktor kualitas dalam setiap proses dalam menjalankan perusahaan. Tiap perusahaan baik secara sadar maupun tidak, pasti telah memasukkan faktor kualitas dalam membuat produknya. Perusahaan yang menggunakan Total Quality Managementakan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitasnya yang pada akhirnya akan memuaskan pelanggannya. 2.1.1.2. Unsur-Unsur Total Quality Management Menurut Goetsch dan Davis, 1994, pp. 14-18 (dalam Tjiptono dan Anastasia, 2003:15) Total Quality Management memiliki sepuluh unsur utama yaitu : 1. Fokus pada Pelanggan 2. Obsesi terhadap Kualitas 3. Pendekatan Ilmiah 4. Komitmen jangka panjang 5. Kerja Sama Tim (Teamwork) 6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan 7. Pendidikan dan Pelatihan 8. Kebebasan yang Terkendali 9. Kesatuan Tujuan 10. Adanya keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan Dari komponen- komponen tersebut, berikut penjelasannya : 1. Fokus pada Pelanggan Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal

16 berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. 2. Obsesi terhadap Kualitas Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas yang diterapkan tersebut organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan tersebut. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif Bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik? bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas, maka berlaku prinsip good enough is never good enough. 3. Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan. 4. Komitmen Jangka Panjang TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis.untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.

17 5. Kerja Sama Tim (Teamwork) Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saing terdongkrak. Akan tetapi, persaingan internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan energi yang seharusnya dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas, yang pada gilirannya untuk meningkatkan daya saing eksternal. 6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan Setiap produk dan / atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan prosesproses tertentu di dalam suatu sistem / lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat meningkat. 7. Pendidikan dan Pelatihan Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan. Mereka beranggapan bahwa perusahaan bukanlah sekolah, yang diperlukan adalah tenaga terampil siap pakai. Jadi, perusahaan-perusahaan seperti itu hanya akan memberikan pelatihan sekadarnya kepada karyawannya. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental.setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa

18 belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. 8. Kebebasan yang Terkendali Dalam TQM keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Selain itu unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik. Pengendalian itu sendiri dilakukan terhadap metode-metode pelaksanaan setiap proses tertentu. Dalam hal ini karyawan yang melakukan standardisasi proses dan mereka pula yang berusaha mencari cara untuk meyakinkan setiap orang agar bersedia mengikuti prosedur. 9. Kesatuan Tujuan Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan mengenai upah dan kondisi kerja.

19 10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM.Usaha untuk melibatkan karyawan membawa dua manfaat utama. Pertama, hal ini akan meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya. Pemberdayaan bukan sekedar berarti melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan mereka dengan meberikan pengaruh yang sungguh-sungguh berarti. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyusun pekerjaan yang memungkinkan para karyawan untuk mengambil keputusan mengenai perbaikan proses pekerjaannya dalam parameter yang ditetapkan dengan jelas. 2.1.1.3. Prinsip-Prinsip Total Quality Management Prinsip-prinsip Total Quality Management sangat berperan penting dalam perusahaan. Apabila penerapan prinsip-prinsip total quality management berhasil akan berdampak baik pada perusahaaan. Bila Total Quality Management (TQM) diimplementasikan tidak tepat akan menjadi sumber pemborosan pada perusahaan. Menurut Hensler dan Brunellin yang dikutip oleh Tjiptono (2003: 14-

20 15) ada empat prinsip utama dalam Total Quality Management. Keempat Prinsip tersebut adalah: 1. Kepuasan Pelanggan 2. Respek Terhadap Setiap Orang 3. Manajemen Berdasarkan Fakta 4. Perbaikan yang Berkesinambungan Adapun penjelasan dari prinsip-prinsip Total Quality Management adalah sebagai berikut : 1. Kepuasan Pelanggan Dalam Total Quality Management, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk dalam harga, keamanan, dan ketepatan waktu. 2. Respek terhadap Setiap Orang. Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreatifitas yang unik. Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan. 3. Manajemen Berdasarkan Fakta Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok yang berkaitan denganhal

21 ini.pertama, prioritisasi (prioritazion)yakni suatu konsep yang menyatakan bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Kedua, variasi(variation) atau variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan. 4. Perbaikan yang berkesinambungan Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCA (plan-do-check-act), yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh. 2.1.1.4. Manfaat dan Keunggulan Total Quality Management Total Quality Management memberikan jaminan untuk pelanggan, bahwa perusahaan mempunyai tanggungjawab terhadap kualitas serta mampu menyediakan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan mereka. Perusahaan yang memahami konsep Total Quality Management dapat menerapkan suatu sistem yang fleksibel yang sesuai bagi perusahaan dan menyadari manfaat serta keefektifan yang dihasilkan oleh Total Quality Management. Ada banyak manfaat

22 Total Quality Management yang efektif, tetapi hal tersebut hanya dapat direalisasikan oleh perusahaan yang benar-benar mengenal Total Quality Management itu sendiri. M. Nasution (2005:42) menyebutkan beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan Total Quality Management yang berhasil sangat besar diantaranya: 1. Perbaikan kepuasan pelanggan 2. Penghapusan kesalahan-kesalahan dan pemborosan 3. Peningkatan dorongan semangat kerja dan tanggung jawab pegawai 4. Peningkatan profitabilitas dan daya saing. Menurut M. Nasution (2005:43) manfaat atau pengaruh Total Quality Management dikelompokkan menjadi dua yaitu dapat memperbaiki posisi persaingan (manfaat rute pasar) dan meningkatkan keluaran bebas dari kerusakan (manfaat rute biaya). Manfaat dan pengaruhnya tampak pada gambar 2.1 berikut: Gambar 2.1 Tujuan Perbaikan Kualitas Sumber :M. Nasution (2005)

23 Total Quality Management memberikan jaminan bagi pelanggan, bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab tentang kualitas dan mampu menyediakan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan mereka.sebuah perusahaan yang memahami mengapa mereka memperkenalkan Total Quality Management dapat menerapkan suatu sistem yang fleksibel yang cocok bagi mereka sendiri dan menyadari manfaat serta keefektifan yang dihasilkan Total Quality Management. Gasperz (2001:266) menyebutkan keunggulan-keunggulan perusahaan yang menerapkan Total Quality Management adalah: 1. Total Quality Management mengembangkan konsep kualitas dengan pendekatan totalitas Inisiatif untuk peningkatan kualitas harus dimulai dengan adanya pemahaman terhadap persepsi dan kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini, kualitas tidak dapat dipandang dalam arti yang sempit dan hanya dari segi produk yang dihasilkan perusahaan, tetapi juga harus dipandang sebagai keseluruhan aspek dari perusahaan. 2. Adanya perubahan dan perbaikan secara terus-menerus. Dengan menerapkan Total Quality Management, perusahaan dituntut untuk terus belajar dan berubah memperbaiki atau meningkatkan kemampuannya. 3. Adanya upaya pencegahan kerusakan produk. Adanya upaya pencegahan ini artinya sejak dari perancangan produk, proses produksi hingga menjadi produk akhir, yang kemudian akan

24 menghasilkan produk yang baik tanpa produk yang cacat (zero defect) sehingga perusahaan mampu mengurangi biaya (cost reduction), menghindari pemborosan dan menghasilkan produk secara efektif dan efisien dan pada akhirnya dapat meningkatkan profit bagi perusahaan. 2.1.2. Kualitas 2.1.2.1.Pengertian Kualitas Kualitas merupakan hal yang paling penting dalam suatu perusahaan, baik yang berhubungan dengan jasa, manusia ataupun kualitas lingkungan perusahaan itu sendiri. Menurut Goetsh dan Davis dalam Tjiptono (2004 : 51) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan dari sudut pandang konsumen kualitas adalah nilai atau kecocokan untuk digunakan. Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi harapan pelanggan (Lovelock dalam Tjiptono 2004: 59). Kualitas pelayanan keseluruhan ditentukan oleh kesesuaian keinginan yang dihasilkan dari perbandingan keinginan dan kinerja yang dirasakan konsumen. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah suatu tingkat keunggulan yang dirasakan seseorang terhadap suatu jasa yang diharapkan dari perbandingan antara keinginan dan kinerja yang dirasakan konsumen setelah membeli jasa tersebut.

25 2.1.2.2. Dimensi Kualitas Menurut Edwin S. Schecter (1992) (dalam Hansen/Mowen, 2009: 269-270) yaitu sebagai berikut : 1. Kinerja (Performance) 2. Estetika (aesthetics) 3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability) 4. Fitur (features) 5. Keandalan (reliability) 6. Tahan lama (durability) 7. Kualitas Kesesuaian (quality of conformance) 8. Kecocokan Penggunaan (fitness for use) Adapun penjelasan dari dimensi kualiatas adalah sebagai berikut : 1. Kinerja (performance), mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk. Dalam jasa, prinsip tidak dapat terpisahkan (inseparability principle) berarti jasa dilakukan secara langsung dihadapan pelanggan. Jadi, dimensi kinerja untuk jasa dapat didiefinisikan lebih jauh sebagai atribut daya tanggap, kepastian dan empati. 2. Estetika (aesthetics), berhubungan dengan penampilan wujud produk (misalnya, gaya dan keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa. 3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability), berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk. 4. Fitur (features), adalah karakteristik produk yang berbeda dari produkproduk sejenis yang fungsinya sama.

26 5. Keandalan (reliability), adalah probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu. 6. Tahan lama (durability), didefinisikan sebagai jangka waktu produk dapat berfungsi. 7. Kualitas kesesuaian (quality of conformance) adalah ukuran mengenai apakah suatu produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak. 8. Kecocokan pengguna (fitness for use) adalah kecocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang dijalankan. 2.1.3. Laba 2.1.3.1 Pengertian Laba Laba merupakan pos dasar dan penting dari iktisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks, kebanyakan orang mengaitkannya dengan uang sisa dari pendapatan, setelah dikurangi semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh laba tersebut. Laba atau profit merupakan indikasi kesuksesan suatu badan usaha, walaupun tidak semua perusahaan menjadikan laba (profit) sebagai tujuan utamanya, tetapi akan mempertahankan usahanya memerlukan laba (profit). Laba biasanya mengacu pada surplus atau kelebihan pendapatan atas biaya. Berdasarkan uraian tersebut berikut ini beberapa pengertian laba menurut para ahli. Pengertian laba menurut Baridwan, Zaki (2000)pengertian laba adalah sebagai berikut :

27 Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Sedangkan menurut Soemarso SR (2002 :227) pengertian laba adalah selisih antara laba bruto dengan beban usaha, laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan. Dalam penelitian ini, penulis melihat dari peningkatan laba perusahaan. Menurut Warsidi dan Pramuka (2000) pertumbuhan laba dapat dihitung menggunakan rumus : Pertumbuhan laba = Laba tahun t Laba tahun t-1 Laba tahun t-1 2.1.3.2.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba dan Jenis-jenis Laba Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap laba menurut Soemarso SR (2002) antara lain sebagai berikut : 1. Biaya, biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa atau mempengaruhi harga jual produksi yang bersangkutan. 2. Harga jual, Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan. 3. Volume penjualan dan produksi, besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.

28 Sedangkan jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, menurut Soemarso SR (2002) antara lain sebagai berikut : 1. Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok penjualan 2. Laba operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi. 3. Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan nilai-nilai dikurangi dengan beban lain-lain. 2.1.3.3.Teknik Peningkatan Laba Pada umumnya perusahaan bertujuan untuk meningkatkan laba yang sebesar-besarnya, agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya serta memperluas usahanya. Di dalam bisnis, terdapat tiga kemungkinan cara untuk meningkatkan laba. Menurut Morine dalam Ernawati (2000:26), disebutkan: 1. Meningkatkan volume penjualan 2. Menaikkan harga penjualan 3. Mengurangi biaya Meningkatkan volume penjualan dapat dilakukan dengan cara menurunkan harga. 2.1.3.4.Peranan Laba Dalam Perusahaan Laba merupakan salah satu tujuan dari setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta.karena dengan perolehan laba, perusahaan dapat

29 menjalankan dan meneruskan kegiatan perusahaannya menjadi lebih baik.laba juga merupakan salah satu faktor untuk menarik pihak investor untuk menanamkan modalnya kedalam perusahaan, dengan perolehan laba yang maksimal, kinerja manajemen perusahaan dapat dinilai dengan baik. Menurut M. Nafarin (2000 :235) Peranan laba dalam perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Menerapkan laba sebagai tujuan perusahaan yang paling utama untuk setiap usaha dan sebagai dasar untuk menekan tingkat biaya, sehingga dapat memaksimalkan laba penjualan karena dengan meminimalkan biaya maka laba yang maksimal akan tercapai. 2. Sebagai kompensasi dari dan yang ditanamkan perusahaan maupun pihak investor untuk melakukan kegiatan perusahan baik di bidang produksi maupun penjualan. 3. Laba digunakan sebagai jaminan sosial untuk para karyawan yang mendukung kegiatan kerjanya, agar mereka bekerja dengan tenang karena kesejahteraan mereka telah dijamin perusahaan dan mereka membalasnya dengan produktivitas kerja. 4. Laba yang diterima dalam periode atau tahun sebelumnya dikembalikan dalam bentuk dana perusahaan menuju kearah kemajuan yang dapat bersaing dengan perusahaan lain. 5. Merupakan salah satu daya tarik untuk para investor baru untuk menanamkan modalnya kedalam perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan perusahaan agar lebih maju dan dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dari kutipan diatas, dapat dikatakan bahwa laba, selain sebagai tujuan utama perusahaan juga bisa digunakan sebagai daya tarik investor lain atau pihak ketiga untuk menanamkan modalnya pada perusahan. Selain sebagai daya tarik, laba juga digunakan sebagai alat mengefisiensikan kegiatan usaha yang akan dijalankan.

30 2.2. Penelitian Terdahulu Untuk melakukan penelitian ini, tidak terlepas dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan tujuan untuk memperkuat hasil dari yang sedang dilakukan penelitian, selain itu juga bertujuan untuk membandingkan dengan penelitian sebelumnya. 2.2.1. Eriyundani (2013) Judul penelitian ini adalah Pengaruh Penerapan Total Quality Management Terhadap Laba Perusahaan Pada PT Toyota Kalla cabang cokroaminoto Makassar, Variabel Independen (TQM) (X) terdiri dari empat subvariabel yaitu fokus pada pelanggan (X 1 ), perbaikan sistem secara berkesinambungan (X 2 ), pendidikan dan pelatihan (X 3 ), serta keterlibatan dan pemberdayaan karyawan (X 4 ) dan yang menjadi variable dependennya adalah laba perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa penerapan total quality management berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba perusahaan. Variabel dependen (laba) mampu dijelaskan oleh variabel independen TQM (fokus pada pelanggan, perbaikan sistem berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan serta keterlibatan dan pemberdayaan karyawan). 2.2.2. Siti Maryam (2013) Judul penelitian adalah Pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT.PLN (Persero) APJ Bandung). Variabel Independen (TQM) terdiri dari sepuluh subvariabel yaitu

31 Fokus pada Pelanggan, Obsesi terhadap Kualitas, Pendekatan Ilmiah, Komitmen jangka panjang, Kerja Sama Tim (Teamwork), Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan, Pendidikan dan Pelatihan, Kebebasan yang Terkendali, Kesatuan Tujuan, Adanya keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan. Variable dependennya adalah kinerja perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa Total Quality Management dengan semua dimensi Total Quality Management (TQM) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan sebesar 1,56%, hal ini menunjukkan bahwa Total Quality Management memberikan kontribusi terhadap Kinerja Perusahaan sebesar 1,56%. Berikut disajikan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka konseptual penelitian. Table 2.1 Penelitian Terdahulu Nama peneliti dan Tahun Penelitian Eriyundani (2013) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Pengaruh ariabel Independen Penerapan Total (TQM) (X1) terdiri Quality dari empat Management subvariabel yaitu Terhadap Laba fokus pada Perusahaan Pada pelanggan, perbaikan PT. Toyota Kalla sistem secara cabang berkesinambungan, cokroaminoto pendidikan dan Makassar pelatihan, perlibatan dan pemberdayaan karyawan. dan yang menjadi Variable dependennya adalah laba perusahaan. Menunjukan bahwa penerapan total quality management berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba perusahaan. Variabel dependen (laba) mampu dijelaskan oleh variabel independen TQM (fokus pada pelanggan, perbaikan sistem berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan serta keterlibatan dan pemberdayaan karyawan).

32 Siti Maryam Pengaruh Total ariabel Independen enunjukan bahwa Total (2013) Quality (TQM) terdiri dari Quality Management Management(TQM) sepuluh subvariabel dengan semua terhadap Kinerja yaitu Fokus pada dimensitotal Quality Perusahaan (Studi Pelanggan, Obsesi Management kasus pada PT.PLN terhadap Kualitas, (TQM)berpengaruh (Persero) APJ Pendekatan Ilmiah, terhadap kinerja Bandung) Komitmen jangka perusahaan sebesar panjang, Kerja Sama 1,56%, hal ini Tim (Teamwork), menunjukkan bahwa Perbaikan Sistem Total Quality Secara Management Berkesinambungan, memberikan kontribusi Pendidikan dan terhadap Kinerja Pelatihan, Kebebasan Perusahaan sebesar yang Terkendali, 1,56%. Kesatuan Tujuan, Adanya keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan. Variable dependennya adalah Kinerja Perusahaan. Sumber :Penulis (2015) 2.3. Kerangka Pemikiran Pada era globalisasi saat ini persaingan antar organisasi bisnis menjadi sangat ketat.sehingga membuat para manajer perusahaan wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan agat dapat mengkaji sebuah masalah dalam perusahaan. Agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan, manajer perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas produk dan jasa. Kualitas merupakan kunci keberhasilan dalam suatu bisnis agar mampu meningkatkan laba suatu perusahaan. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi

33 melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya (Tjiptono dan Diana, 2003:4). Menurut (Goetsch dan Davis, 1994, dalam Tjiptono dan Anastasia, 2003 : 15), Total Quality Management (TQM) memiliki sepuluh dimensi yaitu, fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim (teamwork), perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Namun, dalam penelitian ini penulis menetapkan beberapa hal yang menjadi batasan masalah pada dimensi Total Quality Management (TQM) diantaranya fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerja sama tim (Teamwork), perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Menurut Soemarso SR (2002 :227) pengertian laba adalah selisih antara laba bruto dengan beban usaha, laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan. Penerapan Total Quality Management (TQM) dalam suatu perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat utama yang pada gilirannya meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan. Dengan melakukan perbaikan kualitas secara terus-menerus maka perusahaan dapat meningkatkan labanya. Seperti halnya pada penelitian yang dilakukan oleh Eriyundani (2013) dengan judul Pengaruh Total Quality Management terhadap Laba Perusahaan. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

34 Total Quality Management(TQM) (X) Peningkatan Laba Perusahaan (Y) 1. Fokus Pada Pelanggan 2. Obsesi terhadap Kualitas 3. Kerja Sama Tim (Teamwork) 4. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan 5. Pendidikan dan Pelatihan 6. Adanya Keterlibatan dan Pembedayaan Karyawan) Sumber: Penulis (2015) Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 2.4. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013: 93). Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan daya saing organisasi melalui perbaikan secara terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya (Tjiptono dam Anastasia 2001:4). Penerapan Total Quality Management (TQM) dapat memperbaiki kinerja kualitas dalam perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba. Menurut Soemarso SR (2002) Laba adalah selisih antara laba bruto dengan beban usaha, laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan. Dalam penelitian sebelumnya penerapan total quality management dengan kategori yang baik akan menunjukan adanya pengaruh signifikan terhadap peningkatan laba perusahaan. Berdasarkan tujuan pustaka, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

35 Total Quality Management (TQM) berpengaruh signifikan terhadap peningkatan laba perusahaan.