BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK

BAB 3 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK

BAB 2 GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI SELATAN

BAB III SEJARAH DAN STRUKTUR BPS

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK. A. Sejarah Singkat Badan pusat Statistik (BPS) oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung

BAB II GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik Kota Medan

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KOTA MEDAN AKHIR TAHUN 2009 BERDASARKAN DATA TAHUN

PROYEKSI PENDUDUK DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR MENURUT UMUR TAHUN DENGAN METODE EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR JULI MARIA DONA RAJAGUKGUK

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB 3 BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

PROYEKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT DI INDONESIA PADA TAHUN CHRISTINE NATALIA MANURUNG

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR WIDODO

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

BAB 3 ANALISA DATA. produksi kelapa sawit dari tahun 2007 sampai dengan tahun Tabel 3.1 Data Produksi Kelapa Sawit di

KEPPRES 6/1992, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK

PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI SUMATERA UTARA UNTUK TAHUN 2008 TUGAS AKHIR EFRINA SINAGA

Membuat Grafik Di Microsoft Excel

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pada bagian ini akan di jelaskan tentang sejarah dibentuknya BPS

PERAMALAN NILAI PENJUALAN ENERGI LISTRIK DI PT. PLN (PERSERO) CABANG BINJAI UNTUK TAHUN 2008

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1992 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNANORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2010 DENGAN METODE PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR LEONARDO DAFINSI S

Membuat Grafik dengan Microsoft Excel

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1980 TENTANG. Presiden Republik Indonesia,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Membuat Piramida Penduduk dengan Excel

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.

Selamat Pagi. Sri Kadarwati, S.Si., M.T. Kepala BPS Kabupaten Lamongan. E :

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

TUGAS AKHIR RESTI FERONIKA PURBA

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA. A. Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUAPATEN TELUK WONDAMA NOMOR --- TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

LAPORAN KINERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN 2014

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Perindustrian dan Perdagangan

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BONDOWOSO

1.1. Latar Belakang. Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemahaman mengenai keadaan penduduk di suatu daerah atau negara diperlukan

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN NIAS PADA TAHUN RIZKA RAHMI ZEBUA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 136 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan penduduk dunia, Indonesia juga sebagai negara

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 6 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK DASAR

MENGENAL DAN BEKERJA DENGAN PROGRAM PENGOLAH ANGKA (MS. EXCEL) Oleh EDI SETIAWAN

LAKIP. Satuan Kerja BPS Kabupaten Kepahiang TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

ACARA II Grafik Batang (Bar Graph)

Pengenalan Microsoft Excel 2007

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM DPPKA KOTA SURAKARTA. 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 138 TAHUN 2017 TENTANG

DAFTAR ISI. Kata Pengantar.. Daftar Isi... Pernyataan Perjanjian Kinerja Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur... 1

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK

PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH AIR MINUM YANG DISALURKAN PDAM SIMALUNGUN UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR LASRI AFRIANYTA SIRAIT

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

PERTEMUAN 8: MENGOPERASIKAN DASAR DASAR MICROSOFT OFFICE EXCEL 2007

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

PERAMALAN PRODUKSI JAGUNG KABUPATEN SIMALUNGUN PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR SYAIPUL BAHRI STM

MODUL I OPERASI DASAR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA TAHUN 2016

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : MS. Excell 2010 (Bagian 2) Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

Modul 12 Open Office Calc

RENCANA STRATEGIS BPS KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

PENATAAN PERANGKAT DAERAH (Surat Edaran Menteri Dalam Negeri R.I No.061/729/TJ tgl.21 Maret 2000) Kepada;

PROPOSAL KERJA PRAKTEK Badan Pusat Statistik Yogyakarta

KATA PENGANTAR. Bantul, 27 Februari Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kepala, J. Bambang Kristianto

BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang sedang berkembang, tetapi juga oleh Negara - Negara

OpenOffice.org Writer OpenOffice.org Calc OpenOffice.org Impress OpenOffice.org Draw OpenOffice.org Math OpenOffice.org Base OPEN OFFICE CALC

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 061/729/SJ Tentang : Penataan Perangkat Daerah

DAFTAR ISI CELL POINTER COVER GAMBAR KOMPONEN JENDELA EXCL DAFTAR TOMBOL DAFTAR ISI MEMILIH AREA KERJA PENGERTIAN EXCEL LANGKAH UNTUK MENGAKHIRI EXCEL

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

MICROSOFT EXCEL (OCE RIDWANUDIN)

Perda No.30 / 2004 Tentang Pembentukan,Kedudukan,Tugas,Fungsi, SOT Dinas Nakertrans Kab. Magelang

Bekerja Dengan Lembar Kerja Excel

b. penyelenggaraan pembinaan dan pelatihan olahraga bagi olahragawan; c. penyelenggaraan pembinaan prestasi olahraga bagi olahragawan; d. penerapan me

Kata Pengantar. Sleman, Februari BPS Kabupaten Sleman Kepala, Ir. Arina Yuliati NIP

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

Membuat Piramida Penduduk dengan Microsoft Office Excel

Jumlah penduduk Kabupatent Bandung berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 3,17 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 2,56 persen per tahun

Kelas IV MI Assa adah Ulujami

Transkripsi:

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran ukuran lainnya. Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu: 1. Masa pemerintahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid en Hendle) dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan memublikasi data statistik.

Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama Centraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen (IUA) yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai. 2. Masa Pemerintahan Jepang Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu gunseikanbu. 3. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS. Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 No.219/S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah Kementrian Kemakmuran.

Dengan surat Mentri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Mentri Perekonomian, dan pada tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Mentri Perekonomian No. 18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A, dan bagian penyelenggaraan dan tatausaha yang disebut Afdeling B. Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 tahun 1957, Kementrian Perekonomian dipecah menjadi Kementrian perdagangan dan Kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS, dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Mentri Perekonomian dialihkan menjadi dibawah dan bertanggungjawab kepada Perdana Mentri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama BPS dipergunakan. Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara anggota menyelenggarakan sensus penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan UU No. 6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie 1930. Dalam rangka memperhatikan kebutuhan data bagi perencanaan pembangunan semesta berencana dan mengingat materi statistiek ordonnantie 1934 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan kemajuan yang cepat dicapai oleh Negara kita, maka tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU No. 7 tahun 1960 tentang Statistik.

Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. Aa/C/9 tahun 1965, maka tiap-tiap daerah Tingkat I dan Tingkat 2 dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan nama Kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang mempunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Disetiap daerah administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS ditingkat 2 dan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan. 4. Masa Orde Baru sampai sekarang Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi BPS. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu: a. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang organisasi Biro Pusat Statistik. b. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik. c. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan, Reorganisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik. d. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik. e. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik.

f. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPS. g. PP No. tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968, yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1988 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten/Kota terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/Kota. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang baru. 3.2 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah. a. Tugas BPS memunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Fungsi Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik. 2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional. 3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar. 4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistik; dan 5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga. c. Kewenangan Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai kewenangan: 1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya; 2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. 3. Penetapan sistem informasi di bidangnya; 4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional; 5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: 1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik 2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral

3.3 Visi dan Misi a. Visi Pelopor data statistik terpercaya untuk semua. b. Misi 1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien. 2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia. 3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik. 4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak. 5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien. 3.4 Struktur Organisasi BPS Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan BPS dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maka

diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari masingmasing bagian. Surat keputusan kepala BPS No. 104 tahun 1999 yang mengatur tentang uraian tugas, bagian bidang, subbagian dan seksi perwakilan BPS di daerah dipandang perlu untuk menetapkan perincian tugas setiap bidang, subbagian, dan seksi di lingkungan perwakilan dan cabang perwakilan BPS. a. BPS Kabupaten/Kota K E P A L A Sub Bagian Tata Usaha Seksi Stat. Sosial Seksi Stat. Produksi Seksi Stat. Distribusi Seksi Neraca Wilayah & Analisis Statistik Seksi Integrasi Pengolahan & Diseminasi Statistik Tenaga Tenaga Fungsional Fungsional/KSK Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Kabupaten

b. BPS Propinsi/Kota K E P A L A Bagian Tata Usaha SubBag Bina Program SubBag Urusan Dalam SubBag Kepegawaian dan Hukum SubBag Keuangan SubBag Perlengkapan Bidang Stat. Sosial Bidang Stat. Produksi Bidang Stat. Distribusi Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik Bidang Integrasi Pengolahan & Diseminasi Statistik Seksi Statistik Kependudukan Seksi Statistk Pertanian Seksi Statistk Harga Konsumen & Perdag. Besar Seksi Neraca Produksi Seksi Integrasi Pengolahan Data Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat Seksi Statistik Industri Seksi Statistk Keuangan & Harga Produsen Seksi Neraca Konsumsi Seksi Jaringan dan Rujukan Statistik Seksi Statistik Ketahanan Sosial Seksi Statistik Konstruksi, Pertambangan & Energi Seksi Statistk Niaga & Jasa Seksi Analisis Statistik Lintas Sektor Seksi Diseminasi dan Layanan Statistik Tenaga Fungsional Gambar 3.2 Struktur Organisasi BPS Provinsi Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur unsur spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja. Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara adalah : a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain. b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi manajemen. c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan keputusan dan mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut. Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari : a. Sub Bagian Urusan Dalam b. Sub Bagian Perlengkapan c. Sub Bagian Keuangan d. Sub Bagian Kepegawaian e. Sub Bagian Bina Program

Sedangkan Bidang Penunjang Statistik Terdiri dari Lima (5) bidang yaitu : 1. Bidang Statistik Produksi Bidang statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan Statistik Pertanian, Industri, Konstruksi pertambangan dan energi. 2. Bidang Statistik Distrubusi Bidang Statistik ditribuisi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik konsumen dan perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta niaga dan jasa. 3. Bidang Statistik Sosial Bidang Statistik kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, serta statistik kesejahteraan. 4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statitik (IPDS) Penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer. 5.Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Mempunyai tugas untuk penyusunan Neraca Produksi, Neraca konsumsi, dan Akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Arti dan Kegunaan Analisis Data Analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut: 1. Membandingkan dua hal atau lebih variabel untuk megetahui selisih atau rasionya kemudian diambil kesimpulannya. 2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih kecil agar dapat: a. Mengetahui komponen yang menonjol b. Membandingkan antara komponen yang satu dengan yang lainnya c. Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhannya. 3. Memperkirakan atau memperbandingkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu kejadian lainnya serta memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya yang dapat dinyatakan dengan perubahan nilai suatu variabelnya.

4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan Tahun 2014 Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan biasanya dinyatakan dalam persentase. Hampir semua Negara maju telah menyusun perkiraan jumlah seluruh penduduk setiap tahun. Dalam hal ini prosedur untuk menghitung angka pertumbuhan penduduk boleh dikatakan cukup sederhana, karena perhitungannya dilakukan dengan membagi pertambahan jumlah penduduk selama tahun yang bersangkutan dengan jumlah penduduk pada awal tahun. Pada kenyataannya banyak Negara tidak mempunyai angka yang tepat mengenai kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk dan akhirnya jumlah penduduk yang paling tepat banyak diketahui dari hasil sensus. Dalam pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan model Matematis yang sesuai. Model yang digunakan adalah Model Eksponensial dengan rumus sebagi berikut: P n = P 0 e rn r =

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000-2009 TAHUN JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 2000 300.542 297.286 597.828 2001 300.373 302.477 602.850 2002 306.564 308.876 615.440 2003 316.126 313.020 629.146 2004 321.977 318.490 640.467 2005 326.801 322.853 649.654 2006 331.360 327.516 658.876 2007 336.788 339.817 676.605 2008 342.723 345.806 688.529 2009 349.046 351.560 700.606 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara Gambar 4.1 Penduduk Kabupaten Asahan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000-2009

TAHUN Tabel 4.2 Jumlah Perubahan Penduduk Kabupaten Asahan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000-2009 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PERUBAHAN/TAHUN LAKI-LAKI WANITA LAKI-LAKI WANITA 2000 300.542 297.286 - - 2001 300.373 302477-169 5.191 2002 306.564 308.876 6.191 6.399 2003 316.126 313.020 9.562 4.144 2004 321.977 318.490 5.851 5.47 2005 326.801 322.853 4.824 4.363 2006 331.360 327.516 4.559 4.663 2007 336.788 339.817 5.428 12.301 2008 342.723 345.806 5.935 5.989 2009 349.046 351.560 6.323 5.754 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara 4.3 Keadaan Jumlah Penduduk Adapun perhitungan jumlah penduduk didahului dengan menghitung tingkat pertumbuhan penduduk, yang nantinya dengan tingkat pertumbuhan tersebut digunakan sebagai peramalan jumlah penduduk di masa yang akan datang. Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah penduduk sebagai berikut: r = Dengan t log e = 0,43429 Dan rumus menghitung jumlah penduduk yaitu: P n = P 0 e rn

4.3.1 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki Per Tahun r 2001 = = -0,000562 = -0,06 % r 2002 = = 0,020402 = 2,04 % r 2003 = = 0,030715 = 3,07 % r 2004 = = 0,018339 = 1,83 % r 2005 = = 0,014871 = 1,49 % r 2006 = = 0,013854 = 1,39 % r 2007 = = 0,016248 = 1,62 % r 2008 = = 0,017469 = 1,75 % r 2009 = = 0,018281 = 1,83 %

Tabel 4.3 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki Per Tahun Tahun Penduduk Laki-laki Bilangan Pokok Logaritma Perubahan Jumlah Penduduk Persentase Jumlah Perubahan penduduk (%) 2000 300.542 2,718282 - - 2001 300.373 2,718282-0,000562-0,06 2002 306.564 2,718282 0,020402 2,04 2003 316.126 2,718282 0,030714 3,07 2004 321.977 2,718282 0,018339 1,83 2005 326.801 2,718282 0,014871 1,49 2006 331.360 2,718282 0,013854 1,39 2007 336.788 2,718282 0,016248 1,62 2008 342.723 2,718282 0,017469 1,75 2009 349.046 2,718282 0,018281 1,83 4.3.2 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan Per Tahun r 2001 = = 0,017311 = 1,73 % r 2002 = = 0,020935 = 2,09 % r 2003 = = 0,013327 = 1,33 % r 2004 = = 0,017324 = 1,73 % r 2005 = = 0,013606 = 1,36 % r 2006 = = 0,014340 = 1,43 %

r 2007 = = 0,036871 = 3,69 % r 2008 = = 0,017471 = 1,75 % r 2009 = = 0,016503 = 1,65 % Tabel 4.4 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan Per Tahun Tahun Penduduk Perempuan Bilangan Pokok Logaritma Perubahan Jumlah Penduduk Persentase Jumlah Perubahan penduduk (%) 2000 297.286 2,718282 - - 2001 302.477 2,718282 0,017311 1,73 2002 308.876 2,718282 0,020935 2,09 2003 313.020 2,718282 0,013327 1,33 2004 318.490 2,718282 0,017324 1,73 2005 322.853 2,718282 0,013606 1,36 2006 327.516 2,718282 0,014340 1,43 2007 339.817 2,718282 0,036870 3,69 2008 345.806 2,718282 0,017471 1,75 2009 351.560 2,718282 0,016502 1,65

4.3.3 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Per Tahun r 2001 = = 0,008365 = 0,84 % r 2002 = = 0,020669 = 2,07 % r 2003 = = 0,022026 = 2,20 % r 2004 = = 0,017834 = 1,78 % r 2005 = = 0,014242 = 1,42 % r 2006 = = 0,014096 = 1,41 % r 2007 = = 0,026553 = 2,66 % r 2008 = = 0,017467 = 1,75 % r 2009 = = 0,017388 = 1,74 %

Tabel 4.5 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Pertahun Tahun Penduduk Keseluruhan Bilangan Pokok Logaritma Perubahan Jumlah Penduduk Persentase Jumlah Perubahan penduduk (%) 2000 597.828 2,718282 - - 2001 602.850 2,718282 0,008365 0,84 2002 615.440 2,718282 0,020669 2,07 2003 629.146 2,718282 0,022026 2,20 2004 640.467 2,718282 0,017834 1,78 2005 649.654 2,718282 0,014242 1,42 2006 658.876 2,718282 0,014095 1,40 2007 676.605 2,718282 0,026552 2,66 2008 688.529 2,718282 0,017470 1,75 2009 700.606 2,718282 0,017388 1,74 Tabel 4.6 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000-2009 Tahun Jumlah Lakilaki (%) Jumlah Perempuan (%) Jumlah Lakilaki dan Perempuan 2000 - - - (%) 2001-0,06 1,73 0,84 2002 2,04 2,09 2,07 2003 3,07 1,33 2,20 2004 1,83 1,73 1,78 2005 1,49 1,36 1,42 2006 1,39 1,43 1,40 2007 1,62 3,69 2,66 2008 1,75 1,75 1,75 2009 1,83 1,65 1,74 Sumber : Hasil Pengolahan Data Tabel

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persentase perubahan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan secara keseluruhan menurun dan dari hasil survei, penurunan ini terjadi karena kesadaran masyarakat untuk melaksanakan program KB (Keluarga Berencana) yang digalakkan pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga dan ada kemungkinan dikarenakan oleh imigrasi, mortalitas yang terjadi dikarenakan fasilitas kesehatan yang kurang memadai. Dari perubahan angka-angka tersebut di atas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah penduduk di Kabupaten Asahan selalu berubah, terkadang jumlahnya meningkat dan juga menurun. Hal ini mungkin ada kaitannya dengan program Keluarga Berencana (KB) yang telah disarankan pemerintah, yaitu dengan kebijakan menekan angka kelahiran. 4.4 Proyeksi Jumlah Penduduk a. Untuk Laki-laki r 2009 = = = 0.016624 = 1.66 % b. Untuk Perempuan r 2009 = = = 0.018632 = 1.86 %

c. Untuk laki-laki dan perempuan r 2009 = = = 0.017627 = 1.76 % Dengan diperolehnya persentase jumlah penduduk Kabupaten Asahan maka ramalan atau taksiran jumlah penduduk dapat ditentukan dengan menggunakan harga perubahan jumlah penduduk Kabupaten Asahan dengan menggunakan rumus: P n = P 0 e rn 4.4.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki Kabupaten Asahan Tahun 2010-2014 a. Untuk Tahun 2010 P 2010 = P 2009. e r.n = 349.046 x 2,718282 0,016624 x 1 = 349.046 x 1,016763 = 354.897 b. Untuk Tahun 2011 P 2011 = P 2010. e r.n = 354.897 x 2,718282 0,016624 x 2 = 354.897 x 1,033807 = 366.895 c. Untuk Tahun 2012

P 2012 = P 2011. e r.n = 366.895 x 2,718282 0,016624 x 3 = 366.895 x 1,051137 = 385.657 d. Untuk Tahun 2013 P 2013 = P 2012. e r.n = 385.657 x 2,718282 0,016624 x 4 = 385.657 x 1,068757 = 412.174 e. Untuk Tahun 2014 P 2014 = P 2013. e r.n = 412.174 x 2,718282 0,016624 x 5 = 412.174 x 1,086672 = 447.898 Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki Tahun 2010-2014 Tahun Penduduk Laki-laki e R 2010 354.897 2,718282 0,016624 2011 366.895 2,718282 0,016624 2012 385.657 2,718282 0,016624 2013 412.194 2,718282 0,016624 2014 447.898 2,718282 0,016624

4.4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Perempuan Kabupaten Asahan Tahun 2010-2014 a. Untuk Tahun 2010 P 2010 = P 2009. e r.n = 351.560 x 2,718282 0,018632 x 1 = 351.560 x 1,018807 = 358.172 b. Untuk Tahun 2011 P 2011 = P 2010. e r.n = 358.172 x 2,718282 0,018632 x 2 = 358.172 x 1,037967 = 371.771 c. Untuk Tahun 2012 P 2012 = P 2011. e r.n = 371.771 x 2,718282 0,018632 x 3 = 371.771 x 1,057488 = 393.143

d. Untuk Tahun 2013 P 2013 = P 2012. e r.n = 393.143 x 2,718282 0,018632 x 4 = 393.143 x 1,077376 = 423.563 e. Untuk Tahun 2014 P 2014 = P 2013. e r.n = 423.563 x 2,718282 0,018632 x 5 = 423.563 x 1,097637 = 464.918 Tabel 4.8 Proyeksi Jumlah Penduduk PerempuanTahun 2010-2014 Tahun Penduduk Perempuan e R 2010 358.172 2,718282 0,018632 2011 371.771 2,718282 0,018632 2012 393.143 2,718282 0,018632 2013 423.563 2,718282 0,018632 2014 464.918 2,718282 0,018632

4.4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Kabupaten Asahan Tahun 2010-2014 a. Untuk Tahun 2010 P 2010 = P 2009. e r.n = 700.606 x 2,718282 0,017627 x 1 = 700.606 x 1,017783 = 713.065 b. Untuk Tahun 2011 P 2011 = P 2010. e r.n = 713.065 x 2,718282 0,017627 x 2 = 713.065 x 1,035883 = 738.652 c. Untuk Tahun 2012 P 2012 = P 2011. e r.n = 738.652 x 2,718282 0,017627 x 3 = 738.652 x 1,054304 = 778.764

d. Untuk Tahun 2013 P 2013 = P 2012. e r.n = 778.764 x 2,718282 0,017627 x 4 = 778.764 x 1,073053 = 835.655 e. Untuk Tahun 2014 P 2014 = P 2013. e r.n = 835.655 x 2,718282 0,017627 x 5 = 835.655 x 1,092136 = 912.649 Tabel 4.9 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Tahun 2010-2014 Tahun Penduduk Keseluruhan e R 2010 713.065 2,718282 0,017627 2011 738.652 2,718282 0,017627 2012 778.764 2,718282 0,017627 2013 835.655 2,718282 0,017627 2014 912.649 2,718282 0,017627

Tabel 4.10 Hasil Proyeksi (Perkiraan) Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan dari Tahun 2010-2014 Tahun Laki-laki Jumlah Penduduk Perempuan Jumlah 2010 354.897 358.172 713.065 2011 366.895 371.771 738.652 2012 385.657 393.143 778.764 2013 412.194 423.563 835.655 2014 447.898 464.918 912.649 Gambar 4.2 Penduduk Kabupaten Asahan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010-2014 4.5 Keadaan Laju Pertumbuhan Penduduk Adapun perhitungan laju pertumbuhan penduduk sebagai berikut: P n = P 0 ( 1+ r ) n

Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan asumsi lima tahun sekali, yaitu tahun 2000-2005, 2001-2006, 2002-2007, 2003-2008, 2004-2009, 2005-2010, 2006-2011, 2007-2012, 2008-2013, 2009-2014. Maka akan kita peroleh: 1. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2000-2005 P n = P 0 ( 1 + r ) n P 2005 = P 2000 ( 1 + r ) 5 649.654 = 597.828 ( 1 + r ) 5 ( 1 + r ) 5 = ( 1 + r ) 5 = 1,086690 5 log(1 + r) = log 1,086690 log(1 + r) = log(1 + r) = 0,007221 1 + r = antilog 0,007221 1 + r = 1,016766 r = 1,016766 1 r = 0,016766 r = 1,68 % 2. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2001-2006 P n = P 0 ( 1 + r ) n P 2006 = P 2001 ( 1 +r ) 5 658.876 = 602.850 (1 + r ) 5 ( 1 + r ) 5 =

( 1 + r ) 5 = 1,092935 5 log(1 + r) = log 1,092935 log(1 + r) = log(1 + r) = 0,007712 1 + r = antilog 0,007712 1 + r = 1,017916 r = 1,017916 1 r = 0,017916 r = 1,79 % 3. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2002-2007 P n = P 0 ( 1 + r ) n P 2007 = P 2002 ( 1 + r ) 5 676.605 = 615.440 ( 1 + r ) 5 ( 1 + r ) 5 = ( 1 + r ) 5 = 1,099384 5 log(1 + r) = log 1,099384 log(1 + r) = log(1 + r) = 0,008230 1 + r = antilog 0,008230 1 + r = 1,019131 r = 1,019131 1 r = 0,019131 r = 1,91 %

4. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2003-2008 P n = P 0 ( 1 + r ) n P 2008 = P 2003 ( 1 + r ) 5 688.529 = 629.146 ( 1 + r ) 5 ( 1 + r ) 5 = ( 1 + r ) 5 = 1,094387 5 log(1 + r) = log 1,094387 log(1 + r) = log(1 + r) = 0,007834 1 + r = antilog 0,007834 1 + r = 1,018202 r = 1,018202 1 r = 0,018202 r = 1,82 % 5. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2004-2009 P n = P 0 ( 1 + r ) n P 2009 = P 2004 ( 1 + r ) 5 700.606 = 640.467 ( 1 + r ) 5 ( 1 + r ) 5 = ( 1 + r ) 5 = 1,093899 5 log(1 + r) = log 1,093899 log(1 + r) = log(1 + r) = 0,007795

1 + r = antilog 0,007795 1 + r = 1,018111 r = 1,018111 1 r =,018111 r = 1,81 % 6. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2005-20010 P n = P 0 ( 1 + r) n P 2010 = P 2005 ( 1 + r ) 5 713.065 = 649.654 ( 1 + r ) 5 ( 1 + r ) 5 = ( 1 + r ) 5 = 1,097607 5 log(1 + r) = log 1,097607 log(1 + r) = log(1 + r) = 0,008089 1 + r = antilog 0,008089 1 + r = 1,018800 r = 1,018800 1 r = 0,018800 r = 1,88 %

7. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2006-2011 P n = P 0 ( 1 + r ) n P 2011 = P 2006 ( 1 + r ) 5 738.652 = 658.876 ( 1 + r ) 5 ( 1 + r ) 5 = ( 1 + r ) 5 = 1,121079 5 log(1 + r) = log 1,121079 log(1 + r) = log(1 + r) = 0,009927 1 + r = antilog 0,009927 1 + r = 1,023121 r = 1,023121 1 r = 0,023121 r = 2,31 % 8. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2007-2012 P n = P 0 ( 1 + r ) n P 2012 = P 2007 ( 1 + r ) 5 778.764 = 676.605 ( 1 + r ) 5 ( 1 + r ) 5 = ( 1 + r ) 5 = 1,150988 5 log(1 + r) = log 1,150988 log(1 + r) = log(1 + r) = 0,012214

1 + r = antilog 0,012214 1 + r = 1,028523 r = 1,028523 1 r = 0,028523 r = 2,85 % 9. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2008-2013 P n = P 0 ( 1 + r ) n P 2013 = P 2008 ( 1 + r ) 5 835.655 = 688.529 ( 1 + r ) 5 ( 1 + r ) 5 = ( 1 + r ) 5 = 1,213682 5 log(1 + r) = log 1,213682 log(1 + r) = log(1 + r) = 0,016821 1 + r = antilog 0,016821 1 + r = 1,039492 r = 1,039492 1 r = 0,039492 r = 3,95 % 10. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2009-2014 P n = P 0 ( 1 + r ) n P 2014 = P 2009 ( 1 + r ) 5 912.649 = 700.606 ( 1 + r ) 5

( 1 + r ) 5 = ( 1 + r ) 5 = 1,302657 5 log(1 + r) = log 1,302657 log(1 + r) = log(1 + r) = 0,022966 1 + r = antilog 0,022966 1 + r = 1,054304 r = 1,054304 1 r = 0,054304 r = 5,43 % Menghitung Rasio Jenis Kelamin Kita dapat menghitung Rasio Jenis Kelamin, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk Rasio JenisKelamin 2010 SR i = SR i = SR i = 2. Untuk Rasio JenisKelamin 2011 SR i = SR i = SR i =

3. Untuk Rasio JenisKelamin 2012 SR i = SR i = SR i = 4. Untuk Rasio JenisKelamin 2013 SR i = SR i = SR i = 5. Untuk Rasio JenisKelamin 2014 SR i = SR i = SR i =

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Tahap Implementasi Tahap implementasi merupakan tahapan hasil desain tertulis ke dalam Programming (coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa pemograman tertentu untuk menghasilkan sebuah system informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis. Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga system yang dibentuk memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri. 5.2 Mengaktifkan Microsoft Excel Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsoft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian klik tombol start pada taskbar, kemudian klik all programs, lalu pilih Microsoft Office, kemudian ada menu program Excel, maka pilih aplikasi Excel tersebut.

Gambar 5.1 Mengaktifkan Microsoft Excel 5.3 Membuka Lembar Kerja Baru Setelah pengaktifan, akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk dipergunakan. Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan dari atas ke bawah sedangkan baris berurutan dari kiri ke kanan yang terdiri dari 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja. Pada setiap kolom dan baris terdapat sel dan ini diidentifikasikan dengan alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris, di samping itu lembar kerja Excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi tersendiri.

Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel 5.4 Pengisian Data Pengisian data ke dalam lembar kerja Excel adalah sama dengan memasukkan atau mengetikkan data ke dalamnya. Ada dua pilihan cara pengisian data, yaitu menggunakan keyboard computer atau melalui submmenu yang terdapat pada menu Excel. Dalam pengisian data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data. 2. Ketik data yang diinginkan.

3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk konfirmasi atau mengakhirinya. Gambar 5.3 Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data Sedangkan pilihan kedua dalam mengisi data adalah menggunakan submenu pada menu editdi Excel. Dengan pilihan ini, maka memiliki lebih banyak pilihan,yaitu: Down, Up, Left, dan Series (Autofil). 5.5 Pembuatan Grafik Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar kerja sendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada Excell, biasa menggunakan icon chart Wizard yang terdapat pada toolbar.

Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah: 1. Sorot Sel atau range yang ingin dibuat grafik. 2. Klik Icon Insert, maka akan tampil kotak dialog Chart Type. 3. Klik Type grafik yang diinginkan dan kllik next, tampil kotak dialog Sourcedata. 4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio. Botton rows atau coloums yang diinginkan, klik next. Maka akan tampil kotak dialog Chart Option. 5. Pada Chart Option, klik judul grafik. Setelah itu klik next. Tampil kotak dialog chart options. 6. Anda dapat memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, kemudian klik finish. Gambar 5.4 Tampilan Kotak Dialog Chart Type

Gambar 5.5 Tampilan Hasil Grafik

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi dari perhitungan Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan berdasarkan tahun 2000-2009, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan rumus pertumbuhan eksponensial dapat dicari persentase perubahan jumlah penduduk laki-laki, persentase perubahan jumlah penduduk perempuan, serta perubahan jumlah penduduk secara keseluruhan (laki-laki dan perempuan) sehingga dapat diramalkan jumlah penduduk di Kabupaten Asahan di masa yang akan datang. 2. Diperkirakan Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan menurut jenis kelamin lakilaki pada tahun 2014 adalah 447.898 jiwa, jenis kelamin perempuan sebesar 464.918 jiwa, dan secara keseluruhan (jenis kelamin laki-laki dan perempuan) sebesar 912.649 jiwa. 3. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Asahan pada tahun 2014 diperkirakan sebesar 5,43 %.

6.2 Saran Berdasarkan data yang diamati, penulis memberi saran dari hasil analisis jumlah pertumbuhan penududuk di Kabupaten Asahan yaitu sebagai berikut: 1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dalam keadaan jumlah penduduk yang besar dapat menjadi beban yang berat bagi proses pembangunan. Sehingga hal ini akan dapat menyebabkan suatu masalah bagi pertumbuhan dan perbaikan ekonomi. Oleh karena itu penyebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, yang mana dapat memberikan pemecahan masalah kependudukan tersebut serta mengambil suatu kebijakan yang dapat mensukseskan pemabangunan kependudukan di Kabupaten Asahan. Salah satunya yaitu menerapkan Keluarga Berencana yang sangat mempengaruhi masalah kependudukan. 2. Pemerintah harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan jumlah penduduk yang terjadi di Kabupaten Asahan setiap tahunnya. 3. Memeratakan penyebaran penduduk, misalnya dengan mengadakan transmigrasi dan pemerataan pembangunan yang berwawasan lingkungan demi terciptanya kesejahteraan rakyat.