BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
MACAM/TIPE TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI & POLA ALIRAN PEMINDAHAN BAHAN

SISTEM PENANGANAN MATERIAL

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perancangan Tata Letak

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

Landasan Teori BAB II

BAB 2 LANDASAN TEORI

Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. jasa. Menurut Heizer dan Render (2009:4) manajemen operasi adalah serangkaian

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE

BAB II BAHAN RUJUKAN

Perancangan Tata Letak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Widianty (2001), meneliti dengan judul yaitu : Analisa Rencana Perubahan

PLANT LAY OUT. Iman P. Hidayat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Yunanto (1998) dalam skripsinya yang berjudul Perencanaan Layout

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan saat ini dituntut untuk dapat meningkatkan produktivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

BAB II LANDASAN TEORI. Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang terdiri atas teknik-teknik dan prinsipprinsip

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, bidang ekonomi merupakan bidang yang menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Proces Design. Bentuk Mutu. Volume Type. Bentuk. Volume. Bahan. Mutu. Type. Bahan. Plant. Plant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembahasan

TINJAUAN PUSTAKA. perencanaan dan integrasi pada aliran komponen-komponen suatu produk untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipakai sebagai patokan untuk mengatur atau menata penempatan fasilitasfasilitas

PERENCANAAN FASILITAS

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

TATA LETAK PERALATAN PRODUKSI Prosedur Tata Letak Industri

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. memiliki implikasi strategis bagi perusahaan. Keputusan tata letak dapat

ONGKOS MATERIAL HANDLING

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB VI LINE BALANCING

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PENERAPAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI UD SUMBER AYEM

Pembahasan Materi #10

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan sebuah era yang sangat dinamis, baik dalam aspek

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN

TUGAS AKHIR PENERAPAN PLANT LAYOUT DI PT. FYROM INTERNATIONAL

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini

BAB 2 LANDASAN TEORI. konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Tata letak pabrik ( Plan Lay Out ) ialah pengaturan tata letak untuk penempatan mesin, meyimpan material baik sementara maupun tetap, personil kerja dengan memanfaatkan luas area ( space ). Tata letak fasilitas ( facility lay out ) merupakan bagian dari plan lay out, dapat di definisikan sebagai suatu tata letak dari aktifitas pendukung sehingga dapat mencapai tujuan untuk menunjang kelancaran proses produksi ( Francis, 1992 ). Keuntungan dari tata letak pabrik yaitu : Mempermudah tata letak supervisi Menaikan out put produksi Mengurangi proses pemindahan barang ( material handling ) Proses manufacture menjadi lebih singkat dan mengurangi work in process Penghematan penggunaan area secara efektive dan efisien FTI Teknik Industri Page 10

2.2. Plant Layout 2.2.1. Pengertian Plant Layout Adapun pengertian plant layout itu sendiri menurut Render dan Heizer (2007;450) dikatakan bahwa: Tata letak (layout) merupakan sutu putusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Menurut Lalu Sumayang (2003;133) mengemukakan bahwa: Tata ruang adalah tatanan suatu fisik dari suatu terminal kerja beserta perlengkapan dan peralatan yang mengacu pada proses produksi. Adapun pengertian plant layout itu sendiri menurut Eddy Harjanto (2003;36) dikatakan bahwa : Perencanaan tata letak mencakup desain atau konfigurasi dari bagianbagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan baku. Dari pengertian tata letak diatas dapat disimpulkan bahwa plant layout yaitu merupakan suatu keputusan yang menyangkut penyusunan fasilitas operasi secara teratur dan efisien yang mencakup desain atau konfigurasi dari bagianbagian pusat kerja dan peralatan yang mengacu pada proses produksi (inputproses-output), baik yang ada didalam bangunan ataupun diluar sehingga kegiatan operasi berjalan dengan lancar. FTI Teknik Industri Page 11

2.2.2. Pentingnya Plant Layout Setelah pabrik dipilih untuk menenpati suatu daerah dengan memperhitungkan berbagai factor, maka ada hal lain yang harus diperhatikan yaitu bagaimana menempatkan layout pabrik, sebab hal ini merupakan usaha untuk meminimumkan biaya produksi. Perpindahan dan pergerakan barang yang tidak perlu menyebabkan adanya tambahantambahan pengeluaran biaya, maka dengan demikian, perusahaan membutuhkan layout yang tepat untuk mengurangi tambahan-tambahan biaya tersebut sehingga lebih efektif dan efisien. Layout merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan dalam jangka panjang. Layout memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitias proses, fleksibilitas, dan biaya, serta mutu kehidupan kerja. Menurut Barry Render dan Jay Heizer (2001 ; 272) bahwa layout yang efektif dapat membantu perusahaan dalam mencapai hal-hal berikut : 1. Pemanfaaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan dan manusia. 2. Arus informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik. 3. Lebih memudahkan konsumen. 4. Peningkatan moral karyawan, dan kondisi kerja yang lebih aman. Mengingat pentingnya factor layout didalam suatu pabrik, maka perencanaan layout harus dilakukan dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan perusahaan untuk tetap bersaing. FTI Teknik Industri Page 12

2.3. Tujuan Plant Layout Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2003;68) dalam bukunya Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Barang tujuan utama didalamdesain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya sebagai berikut : Biaya untuk kontruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin maupun fasilitas produksi lainnya. Biaya pemindahan bahan (material handling cost) Biaya produksi, maintenance, safety, dan biaya penyimpanan produk setengah jadi. Secara spesifik lagi suatu tata letak yang baik akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan dalam system produksi, yaitu antara lain sebagai berikut : Menaikan output produksi Mengurangi waktu tunggu (delay) Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling) Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service. Pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan atau fasilitas produksi lainnya. Mengurangi inventory in process Proses manufacturing yang lebih singkat. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari oprator. FTI Teknik Industri Page 13

Memperbaiki moral dan kepuasan kerja. Mempermudah aktivitas supervise. Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran. Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi. 2.4. Faktor-faktor Pertimbangan Perencanaan Plant Layout Dalam menyusun plant layout yang baik, perlu diketahui factor-faktor yang harus dipertimbangkan. Adapun factor-faktor tersebut menurut Sofjan Assauri (2004;61) adalah sebagai berikut : 1. Produk yang dihasilkan. Mengenai produk yang dihasilkan ini perlu diperhatikan : a. Besar dan berat produk tersebut apabila produknya besar dan berat maka memerlukan handling yang khusus seperti fork truck atau conveyor yang dilantai, sehingga memerlukan ruangan bergerak. Sedangkan apabila produknya kecil an ringan, handling akan lebih mudah dan ruangan bergeraknya tidak terlalu besar. b. Sifat dari produk tersebut yaitu apakah mudah pecah atau tidak, mudah rusak atau tahan lama. 2. Urutan produksinya. Factor ini penting terutama bagi product layout. Karena product layout penyusunannya didasarkan pada urutan-urutan produksinya (operation Sequence). FTI Teknik Industri Page 14

3. Kebutuhan akan ruang yang cukup luas (Special Requirement). Dalam hal ini diperhatikan luas ruangan pabrik. 4. Peralatan/mesin-mesin itu sendiri. Apakah mesin-mesinnya berat, apabila berat maka diperlukan lantai yang lebih kokoh. 5. Maintenance and Replacement. Mesin-mesin harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga maintenancenya mudah dilakukan dan replacement-nya juga mudah. 6. Adanya keseimbangan kapasitas (balance Capacity). Keseimbangan kapasitas harus diperhatikan terutama dalam product layout, karena mesin-mesin diatur menurut urutan-urutan (sequence) prosesnya. 7. Minimum movement. Dengan gerak yang sedikit, maka biayanya (cost) akan lebih rendah. 8. Aliran (flow) dari material. Flow ini dapat digambarkan, yaitu merupakan arus yang harus diikuti oleh produknya pada waktu dia buat, gambar mana yang sangat penting bagi perencanaan lantai, atau ruangan pabrik (floor plan). 9. Employee area. Tempat kerja buruh dipabrik harus cukup luas, sehingga tidak mengganggu keselamatan dan kesehatannya serta kelancaran produksi. 10. Service area (seperti cafeteria, toilet, tempat istirahat, tempat parker mobil dan sebagainya). Service are diatur sedemikian rupa sehingga dekat dengan tempat kerja dimana sangat dibutuhkan. FTI Teknik Industri Page 15

11. Waiting area. Yaitu untuk mencapai flow material yang optimum, maka harus diperhatikan tempat-tempat dimana kita harus menyimpan barang-barang disaat menunggu proses selanjutnya. 12. Plant climate. Udara dalam pabrik harus diatur, yaitu harus sesuai dengan keadaan produk dan buruh, jangan terlalu panas, jangan terlalu dingin, dan juga jangan merusak kesehatan buruh. 13. Flexibility. Perubahan-perubahan dari produk atau proses/mesin-mesin dan sebagainya hampir tidak dapat dihindarkan, karena sesuai dengan perkembangan teknologi dan perubahan-perubahan kecil yang terjadi tidak memerlukan biaya yang tinggi. 2.5. Macam-macam Plant Layout Menurut sritomo wignjosoebroto (2003;148) layout dibagi dalam 4 macam yaitu : tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi, tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap, tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk, tat letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses. 1. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Aliran Produksi (Product Line Product atau Product Layout) Tata letak berdasarkan produk yang dibuat (product Layout) atau sering pula disebut dengan flow/line layout. Didefinisikan sebagai metode pengaturan dan penempatan semua fasilitas produksi yang diperlukan kedalam suatu departemen khusus. Dengan tata letak menurut tipe ini, suatu produk akan dapat dikerjakan sampai selesai didalam departeme tersebut tanpa perlu dipindah-pindahkan kedepartemen lain. Disini bahan FTI Teknik Industri Page 16

baku akan dipindahkan dari sutu operasi ke operasi berikutnya secara langsung sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan-tujuan utama dari tata letak ini adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan (yang akhirnya juga berkaitan dengan biaya) dan juga memudahkan pengawasan didalam aktivitas produksinya. Tata letak fasilitas produk yang dibuat (product layout) dapat ditunjukan seperti terlihat dibawah ini : Gambar 2.1 Product Layout a. Keuntungan-keuntungan dari aplikasi layout tipe ini yaitu antara lain : Aliran pemindahan material berlangsung lancer, sederhana, logis dan biaya material handling rendah karena disini aktivitas pemindahan bahan menurut jarak yang terpendek. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relative singkat. Work in process jarang terjadi karena lintasan produksi sudah diseimbangkan. FTI Teknik Industri Page 17

Adanya insentif bagi kelompok karyawan akan dapat memberikan motivasi guna meningkatkan produktivitas kerjanya. Tipe unit produksi atau stasiun kerja memerlukan luas area yang minimal. b. Kekurangan atau kerugian dari aplikasi layout tipe ini yaitu antara lain : Adanya kerusakan salah satu mesin (machine breakdown) akan dapat menghentikan aliran proses produksi secara total. Tidak adanya fleksibilitas untuk membuat produk yang berbeda. Stasiun kerja yang paling lambat akan menjadi hambatan bagi aliran produksi. Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin baik dari segi jumlah maupun akibat specialisasi fungsi yang harus dimiliki. 2. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Lokasi Material Tetap (Fixed Material Location Product Layout atau Fixed Position Layout). Tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap disebut juga dengan Fixed Position Layout. Didefinisikan sebagai metode pengaturan dan penempatan fasilitas dengan material atau komponen FTI Teknik Industri Page 18

produk yang utama akan tinggal tetap pada posisi/lokasinya sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponenkomponen kecil lainnya akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut. Berikut skema diagram dari tata letak fasilitas produksi yang diatur berdasarkan posisi material tetap : Gambar 2.2 Fixed Position Layout a. Keuntungan-keuntungan dari aplikasi layout tipe ini yaitu antara lain : Karena yang bergerak pindah adalah fasilitas-fasilitas produksi, maka perpindahan material bias dikurangi. Bila mana pendekatan kelompok kerja digunakan dalam kegiatan produksi, maka kontinyuitas operasi dan tanggung jawab kerja bias tercapai dengan sebaik-baiknya. FTI Teknik Industri Page 19

Kesempatan untuk melakukan pengkayaan kerja (job enrichment) dengan mudah bias diberikan, demikian pula untuk meningkatkan kebanggaan dan kualitas kerja bisa dilaksanakan karena disini dilaksanakan dan memungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara penuh (do the whole job) Fleksibilitas kerja sangat tinggi, karena fasilitas-fasilitas produksi dapat diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan dalam rancangan produk, berbagai macam variasi produk yang harus dibuat (product mix) atau volume produksi. b. Kerugian dan kekurangan dari aplikasi layout tipe ini yaitu antara lain : Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas produksi atau operator pada saat operasi kerja berlangsung. Memerlukan operator dengan skill yang tinggi disamping aktivitas supervise yang lebih umum dan intensif. Adanya duplikasi peralatan kerja yang akhirnya menyebabkan space area dan tempat untuk barang setengah jadi (Work in Process). Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat khusunya dalam penjadwalan produksi. FTI Teknik Industri Page 20

3. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk (Product Family Product Layout atau Group Technology Layout). Tata letak tipe ini didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen yang dibuat. Produk-produk yang tidak identik dikelompokkelompokberdasarkan langkah-langkah pemrosesan, bentuk mesin atau pengelokpokan tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir. Pada tipe family atau group technology layout, mesin-mesin atau fasilitas produksi nantinya juga akan dikelompokan dan ditempatkan dalam sebuah manufacturing cell. Karena akan memiliki urutan proses yang sama, maka akan menghasilkan tingkat efisiensi yang tinggi dalam proses manufacturingnya. Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk dapat ditunjukan seperti terlihat dibawah ini : Gambar 2.3 Group Technology Layout FTI Teknik Industri Page 21

a. Keuntungan-keuntungan dari aplikasi layout tipe ini yaitu antara lain : Pendayaguanaan mesin yang maksimal. Lintasan aliran kerja menjadi lebih lancer dan jarak perpindahan material diharapkan perpindahan material lebih pendek bila dibandingkan dengan process layout. Suasana kerja kelompok akan bias dibuat sehingga keuntungan-keuntungan dari aplikasi job enlargement juga akan diperoleh. Memiliki keuntungan-keuntunagn yang bias diperoleh dari produk layout dan proses layout karena pada dasarnya pengaturan tata letak tipe kelompok produk merupakan kombinasi dari kedua tipe layout tersebut. b. Kerugian dan keterbatasan dari aplikasi layout tipe ini yaitu antara lain: Diperlukan tenaga kerja dengan ketreampilan tinggi untuk mengoprasikan semua fasilitas produksi yang ada. Kelancaran kerja sangat tergantung pada kegiatan pengendalian produksi khususnya dalam halnya menjaga keseimbangan aliaran kerja yang bergerak melalui individuindividu yang ada. FTI Teknik Industri Page 22

Bilamana keseimbangan sel aliran setiap sel yang ada sulit dicapai, maka diperlukan adanya buffer & worik in process Storage. Beberapa kerugian-kerugian dari product dan proses layout juga akan dijumpai disini. Kesempatan untuk mengaplikasikan fasilitas produksi tipe special purpose sulit dilakukan. 4. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi atau Macam Proses (Fungsional/Process Layout). Tata letak berdasarkan macam proses, sering dikenal dengan process functional layout. Didefinisikan sebagai metode pengaturan dan penempatan dari segala mesin serta peralatan produksi yang memiliki tipe/jenis sama kedalam satu departemen. Tata letak berdasarkan proses ini umumnya dipergunakan untuk industry manufacturing yang bekerja dengan jumlah/volume produksi relative kecil dan terutama untuk jenis produk yang tidak standar. Gambar berikut merupakan contoh dari suatu industry manufacturing yang layoutnya diatur berdasarkan aliran proses : FTI Teknik Industri Page 23

Gambar 2.4 Process Layout a. Keuntungan-keuntungan dari aplikasi layout tipe ini yaitu antara lain : Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan atau peralatan produksi lainnya. Pendayagunaan mesin yang maksimal fleksibelitas tenaga kerja dan fasilitas produksi besar dan sanggup mengerjakan berbagai macam jenis dan model produk. Kemungkinan adanya aktivitas supervise yang lebih baik dan efisien melalui spesialis pekerjaan. Pengendalian dan pengawasan akan lebih mudah dan baik. Mudah mengatasi breakdown pada mesin. FTI Teknik Industri Page 24

b. Kerugian dan keterbatasan dari aplikasi layout tipe ini yaitu antara lain: Karena pengaturan tata letak mesin tergantung pada macam proses atau fungsi kerjanya dan tidak tergantung pada urutan proses produksi, maka hal ini menyebabkan aktiitas pemindahahan material. Adanya kesulitan dalam hal menyeimbangkan kerja dari setiap fasilitas produksi yang ada akan memerlukan penambahan space area untuk work in process storage. Pemakaian mesin atau fasilitas produksi tipe general purpose akan menyebabkan banyaknya macam produk yang harus dibuat menyebabkan proses dan pengendalian produksi menjadi kompleks. Diperlukan skill operator yang tinggi guna menangani berbagai macam aktifitas produksi yang memiliki variasi besar. 2.6. Langkah-langkah Penyusunan Layout Didalam penyusunan plant layout tentunya diperlukan suatu langkahlangkah dalam menyusun layout. Menurut sofjan Assauri (2004;62) didalam melakukan plant layout ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu : FTI Teknik Industri Page 25

1. Plant Inventory Tahap pertama didalam menentukan layout sebuah pabrik yang baru atau mengubah layout yang telah ada adalah membuat : a. Daftar mesin: membuat daftar semua mesin atau peralatan yang diperlukan untuk extension dikemudian hari. b. Ukuran mesin: bentuk dan ukuran mesin-mesin secara garis besar harus jelas. c. Gambar-gambar mesin (menurut skala) gambar-gambar ini tidak perlu secara mendetail cukup dengan kotak-kotak menurut skala. Dengan demikian dapatlah digambarkan suatu situasi yg overall dengan mesin-mesin yang telah ditentukan didalam skala yang cukup jelas. 2. Group Ountline Didalam menggambar perlu diperhatikan pula macam-macam mrsin secara kelompok (group), terdiri dari mesin-mesin yang sama dan ukuran yang sama. 3. Alat-alat pembantu Yang dimaksud dengan alat-alat pembantu adalah alat-alat yang diperlukan untuk membantu jalannya produksi seperti lori (trolley) untuk transport. 4. Method Investivigation Dari hasil method study, layout suatu mesin, operator dan alat-alat pembantu dapat digambarkan dan diskala. Ruang bergeraknya hasil produksi dan alat-alat transport dari dan ke mesin serta ruangan- FTI Teknik Industri Page 26

ruangan untuk gang-gang harus cukup lebar sehingga tidak menghalangi kegiatan pengangkutan. Demikian pula harus dijaga jangan sampai ruangan-ruangan banyak yang terbuang. 5. Daerah Mesin Ruangan untuk maintenance harus ditambahkan pada ruangan kerja mesin demikian pula dengan ruangan tempat hasil pembongkaran akibat perbaikan jadi yang dibutuhkan adalah untuk: a. Operasi b. Membawa material work in process dan hasil produksi ke dan dari mesin. c. Bekas hasil pembongkaran d. Maintenance. 6. Machine Block Plan Pengaturan mesin sesuai dengan mesin produksi terdiri dari kumpulan mesin-mesin didalam bentuk machine block plant. Kumpulan mesin-mesin ini dapat terdiri dari mesin-mesin yang sejenis atau terdiri dari suatu kelompok (group) mesin untuk suatu tahap produksi. 7. Shop floor layout a. Flow of production b. Pembagian area/gang c. Dimensi machine shop FTI Teknik Industri Page 27

d. Kedudukan dari penghalang-penghalang yang tidak dapat bergerak seperti tiang-tiang atau kolom-kolom penempatan dari gudang (stores). 2.7. Metode-metode dalam merencanakan Layout Menurut Pangestu Subagyo (2004;94) ada banyak metode yang digunakan untuk merencanakan layout. penggunaan layout ini disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi. 1. Perencanaan Layout Garis Macam produk yang dibuat dalam layout garis selalu sama. Arus barang tetap melalui mesin-mesin yang diletkan sesuai dengan urutan proses produksi pembuatan barang. Kegiatan produksi sesuai dengan kapasitas mesin yang ada. Untuk menjaga kelancaran proses produksi dan menghindari penumpukan barang dalam proses, maka kapasitas setiap macam mesin harus seimbang. Apabila ada mesin atau pusat kerja yang kapasitasnya terlalu kecil, maka harus ditmbah, agar dapat mengimbangi kapasitas mesin-mesin yang ada. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk merencanakan layout garis, antara lain string diagram dan line balancing. a. String Diagram String diagram adalah diagram yang menggambarkan arus barang dari bagian pertama sampai bagian terakhir dalam pembuatan barang. Arus ditunjukan dengan bantuan benang (string). Arus barang dari gudang bahan baku ke bagian-bagian sesudahnya FTI Teknik Industri Page 28

secara berturut-turut dihubungkan dengan bantuan benang. Untuk menjaga agar benang tidak berubah posisinya, maka pada setiap usaha atau tujuan dikaitkandengan jarum bundle. Pada alternatife pertema diukur panjang benang mulai gudang bahan baku sampai dengan gudang bahan jadi. Hal ini menunjukan jarak yang ditempuh barang dalam proses produksi. Kemudian diubah posisi mesin-mesinnya. Gunakan benang lagi dan ulanglah langkahlangkah. Sebelumnya sampai ditemukan jarak yang ditempuh barang. Bandingkan antara jarak alternatife-alternatif layout tadi, pilih yang terpendek. 1) Layout Mula-mula Gambar 2.5 String Diagram untuk Layout mula-mula 2) Layout Setelah Perbaikan (jarak angkut lebih pendek) Gambar 2.6 String Diagram untuk Layout setelah perbaikan FTI Teknik Industri Page 29

String diagram memang baik dan mudah. Kelemahannya terlalu sederhana dan hanya mengukur jarak tempuh dengan anggapan setiap mesin sudah seimbang. b. Line balancing Salah satu cara yang digunakan dalam perencanaan layout garis adalah line balancing. Line balancing adalah proses pembagian pekerjaan kepada work station sedemikian rupa sehingga diperoleh keseimbngan setiap work station. work station atau pusat kerja atau bagian adalah kumpulan beberapa elemen krja yang merupakan salah satu kasatuan sedangkan elemen kerja adalah satuan kerja terkecil suatu proses produksi, misalnya pengorbanan dan pengecekan kualitas barang jadi. Langkah-langkah yang dipelukan dalam line balancing sebagai berikut : Langkah 1 : Mencari pekerjaan Pekerjaan dirinci sesuai dengan elemen-elemen kerja yang ada Langkah 2 : Mencari waktu setiap elemen kerja Waktu yang diperlukan oleh setiap elemen kerja untuk membuat satu buah atau satuan barang harus ditentukan dahulu. Cara menentukan dapat menggunakan standar yang ada. Apabila mesin biasanya sudah diketahui standarnya secara teknis. FTI Teknik Industri Page 30

Langkah 3 : Menyusun precedence diagram. Untuk memudahkan analisis, maka hubungan hubungan kerja disusun dalam suatu diagram jaringan kerja yang disebut sebagai presedenca diagram. Dalam diagram itu elemen kerja diberi symbol lingkaran dan hubungan kerja ditujukan dengan anak panah. Elemen kerja yang terdahulu diberi nomor lebih kecil dari eleme kerja yang mengikutinya. Langkah 4 : Menghitung cycle time. Cycle time adalah maksimum waktu untuk mengerjakan satu buah (satuan) barang pada tiap work station. Cara mencarinya adalah sebagai berikut: Langkah 5 : Menghitung jumlah work station minimum. Jumlah minimum work station (sering disebut dengan theoretical minimum) dapat dihitung dengan menggunakan cara berikut ini: FTI Teknik Industri Page 31

Langkah 6 : Menentukan alternatif pengelompokan anggota station. Tentukan alternative-alternatif pengelompokan mesin-mesin atau elemen-elemen kerja yang ada, yang memungkinkan dibentuk work station. Banyak work station sesuai dengan theoretical minimum. Langkah 7 : Menghitung kembali kumulatif setiap alternatif Hitung kembali kumulatif setiap alternative work station. Waktu kumulatif tersebut jangan sampai melebihi cycle time. Langkah 8 : Menentukan work station. Pilihlah kelompok elemen-elemen kerja yang membentuk work station dengan waktu kumulatif tidak melebihi cycle time tetapi meminimumkan pengangguran. Langkah 9 : Hitung tingkat pengagguran dan efisiensi. a) Waktu menganggur dalam suatu work station (cycle time) dapat dihitung dengan (c dikurangi waktu kumulatif semua elemen kerja). FTI Teknik Industri Page 32

b) Persentase waktu menganggur dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : c) Tingkat efisiensi dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : 2. Perencanaan Layout Fungsional Cara merencanakan layout fungsional sangat berbeda dengan layout garis. Dalam layout ini tidaklah mungkin diperoleh keseimbangan kapasitas karena urutan proses mengerjakan barangbarang selalu berbeda. Pedoman dalam merencanakan layout ini adalah meminimumkan pekerjaan terutama pekerjaan pengangkutan barang didalam pabrik. Bagian-bagian atau mesinmesin yang sering berhubungan atau yang volume pegankutannya banyak herua didekatkan. Bagian-bagian yang boleh dijauhkan hanyalah yang beban angkutnya kecil atau yang jarang berhubungan. Akibatnya jumlah volume pengangkutannya secara keseluruhan kecil. Untuk menilai banyaknya volume pengangkutan FTI Teknik Industri Page 33

ini digunakan load distance seperti pada pemilihan letak pabrik. Langkah-langkah dari metode ini adalah : Langkah 1 : Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan Data-data yang diperlukan antara lain sebagai beriku : a) Kebutuhan ruangan setiap bagian, data kebutuhan ruangan dapat ditentukan berdasarkan data teknis mesin-mesin ditambah dengan prakiraan volume kegiatan. b) Tersedianya ruangan, luas ruangan yang tersedia harus diketahui dan sebaiknya ditunjukan dengan denah. Ukuran denah sesuai dengan ukuran aslinya, meskipun dengan skala yang lebih kecil. c) Jarak antar ruangan, jarak antar ruangan diukur sesuai dengan jarak sebenarnya. Diukur melalui jalan-jalan yang tersedia. d) Rating keeratan hubungan, rating keeratan hubungan adalah angka-angka yang menunjukan eratnya hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain. Biasanya keeratan hubungan ini diukur dengan frekuensi atau sering tidaknya berhubungan dengan jumlah barang yang biasanya diangkut atau ukuran lain yang relevan. Angka-angka itu biasanya disebut load atau beban. Untuk lebih menjelaskan, maka digunakan contoh sebagai berikut : Suatu perusahaan menghasilkan barang-barang dari besi, macam barang yang dibuat selalu berganti-ganti dan jumlah barang yang dibuat setiap macamnya hanya sedikit. Pekerja pabrik memerlukan beberapa mesin bor FTI Teknik Industri Page 34

(A), mesin poton (B), mesin bubut (C), mesin gerinda (D), mesin poles (E), dan mesin cut (F). kebutuhan mesin setiap produk berbeda-beda sesuai dengan proses yang dikehendaki. Perusahaan sekarang sedang merencanakan layoutnya, yang tentu saja berapa layout fungsionalnya, kebutuhan ruangan setiap bagian adalah 100 m² (untuk memudahkan dianggap sama), luas ruangan yang tersedia 600 m² dengan ukuran 20m x 30m. denah ruangan seperti pada gambar 2.7 Gambar 2.7 Denah Ruangan yang tersedia Jarak antara ruangan seharusnya diukur sesuai dengan jarak yang sebenarnya, tetapi untuk memudahkan dianggap tanpa gang (jalan) dan pengukuran jarak dengan menggunakan banyaknya blok yang dilalui. Tabel 2.1 Rating keeratan hubungan FTI Teknik Industri Page 35

Langkah 2 : Membuat Block Plan Block plan adalah gambar yang menunjukan garis besar alokasi penggunaan ruangan. Hal ini ditujukan dengan daerah denah ruangan yang sudah ditujukan bagian apa saja yang menempatinya. Block plan dibuat berdasarkan ranking keeratan hubungan, yang rankingnya tinggi (erat) didekatkan kemudian berturut-turut yang rankingnya rendah. Berdasarkan block plan itu dicari load distance-nya kemudian dibuat lagi alternative block plan yang lain dengan pedoman yang sama dan dihitung load distance-nya. Demikian seterusnya, diantara alternative-alternatif itu dipilih yang memiliki load distance minimum. Tabel 2.2 Rating keeratan hubungan FTI Teknik Industri Page 36

Gambar 2.8 Block Plan Alternatif Pertama Gambar 2.9 Block Plan Alternatif Pertama Langkah 3 : Menghitung load distance Setiap alternative layout harus dihitung load distancenya, kemudian dibandingkan dan dipilih layout dengan load distance terkecil. Sesuai dengan beban (load) serta jarak yang ditempuh antar bagian. Meskipun dapat dihitung jarak meternya, tetapi dalam contoh ini digunakan blok saja untuk mempermudah (kalau menggunakan meter lebih teliti) berdasarkan data di atas dapat dihitung load distance seperti pada table 2.3 FTI Teknik Industri Page 37

Tabel 2.3 Menghitung load distance untuk layout alternative 1 dan alternative 2 Langkah 4 : Menyimpulkan Dengan melihat load distance dari kedua alternative letak tadi, maka alternative 1 yang dipilih karena menghasilkan load distance yang terendah yaitu 5210. FTI Teknik Industri Page 38

2.8. Hubungan Plant Layout dengan Material Handling Perencanaan system material handling aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan memiliki kaitan erat dengan perencanaan tata letak fasilitas produksi. Aktivitas ini sendiri sebetulnya merupakan aktivitas yang klarifikasikan non produktif sebabtidak memberikan nilai perubahan apa-apa terhadap material atau bahan yang dipindahkan. Disini tidak akam terjadi perubahan bentuk, dimensi maupun sifat-sifat fisik atau kimiawi dari material yang dipindahkan. Disisi lain justru kegiatan pemindahan bahan/material tersebut akan menambah biaya (cost). Dengan demikian sedapat-dapatnya aktivitas pemindahan bahan tersebut dieliminir atau paling tepat untuk menekan biaya pemindahan bahan tersebut adalah memindahkan bahan pada jarak yang sependek-pendeknya dengan mengatur tata letak fasilitas produksi atau departemen yang ada. Selain itu tujuan material handling adalah mencapai pemindahan bahan-bahan yang tertib dan teratur sesuai dengan syarat yang telah ditentukan dengan biaya rendah. Menurut Fien Zulfikarijah (2005;224) untuk merencanakan aterial handling yang baik, maka perlu diperhatikan beberapa hal dibawah ini : 1. Jenis angkutan material handling. 2. Volume material handling. 3. Jumlah material handling. 4. Kecepatan material handling. 5. Frekuensi material handling. 6. Operator material handling. 7. Rute yang harus dilalui material handling 8. Jarak tempuh material handling. FTI Teknik Industri Page 39

Dengan adanya plant layout yang baik pada perusahaan maka kegiatan material handling dapat berjalan dengan lancer sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar sehingga proses produksi dapat berjalan seiring dengan layout yang ditetapkan dengan baik pula. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimulkan bahwa material handling merupakan kegiatan memindahkan bahan/barang dari suatu tempat ketempat yang lain atau dari satu departemen kedepartemen lainnya. Dalam pemindahan dapat menggunakan tenaga manusia, peralatan manual dan peralatan otomatis. Pada intinya material handling sangat berhubungan erat dengan plant layout yang betujuan untuk meminimumkan waktu dan biaya pemindahan. 2.9. Hubunangan Plant Layout dengan Produktivitas Proses pembuatan barang dan jasa memerlukan transformasi sumber daya menjadi barang dan jasa. Semakin efisien kita melakukan perubahan ini, kita menjadi semakin produktif dan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. Produktivitas adalah perbandingan antara output (barang dan jasa) dibagi dengan input (sumber daya, seperti tenaga kerja dan modal). Output yang didapatkan berhubungan dengan efektivitas dalam mencapai prestasi sedangkan sumber daya yang digunakan berhubungan dengan efisiensi dalam mendapatkan hasil dengan menggunakan sumber daya yang minimal. Efektivitas berfokus pada keluaran yang berarti bahwa seberapa baik keluaran yang dihasilkan dari masukan sumber daya yang ada digunakan untuk menghasilkan keluaran yang optimal atau seberapa jauh kita mendayagunakan FTI Teknik Industri Page 40

masukan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan keluaran yang sudah ditentukan. Dengan demikian kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya seperti material, man, machine, method, money dan market akan menghasilkan produktivitas yang relative tinggi. Produktivitas akan menngkat jika terjadi : 1. Input tetap output bertambah 2. Input berkurang output tetap 3. Input bertambah sedikit output bertambah lebih besar Pada dasarnya pelaksanaan plant layout pada suatu perusahaan adalah untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dan untuk mencapai produktivitas yang tinggi tersebut, biasanya diperlukan perbaikan dan penambahan pada salah satu atau beberapa unsure dari material, man, machine, method, money dan market (6M0). Dengan adanya perbaikan pada nsur metode berarti dapat diciptakan plant layout yang baik sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancer dan produktivitas perushaan akan meningkat pula. Pada umumnya output akan meningkat apabila input bertambah dengan adanya perbaikan pada unsure metode, sehingga proses produksi berjalan dengan lancer dan tingkat yang diinginkan oleh perusahaan tercapai. FTI Teknik Industri Page 41