II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi : 1. Sektor Pertanian Sektor ini terdiri dari 5 sub sektor, yaitu : (1) Tanaman bahan makanan (2) Tanaman Perkebunan (3) Peternakan dan Hasil-hasilnya (4) Kehutanan (5) Perikanan 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor ; (1) Minyak dan Gas Bumi (2) Pertambangan Tanpa Migas (3) Penggalian 3. Sektor Industri Pengolahan Sektor ini terdiri dari 9 sub sektor : (1) Industri Makanan, minuman, tembakau, (2) Industri Tekstil, barang kulit dan alas kaki, PDRB KABUPATEN TEGAL 2012 11
(3) Industri Barang kayu dan hasil hutan lainnya, (4) Industri Kertas dan barang cetakan, (5) Industri Pupuk, kimia, dan barang dari karet, (6) Industri Semen dan barang galian bukan logam, (7) Industri Logam dasar besi dan baja, (8) Industri Alat angkut, mesin, dan peralatannya, (9) Industri Lainnya 4. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor : (1) Listrik (2) Gas (3) Air Minum 5. Sektor Bangunan 6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor : (1) Perdagangan Besar dan Eceran (2) Hotel (3) Restoran 7. Sektor Angkutan dan Komunikasi Sektor ini terdiri dari 2 sub sektor : (1) Angkutan (2) Komunikasi 8. Sektor Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan PDRB KABUPATEN TEGAL 2012 12
Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor : (1) Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (2) Sewa Bangunan (3) Jasa Perusahaan 9. Sektor Jasa-Jasa Sektor ini terdiri dari 2 sub sektor : (1) Pemerintahan dan HANKAM (2) Jasa Hiburan dan Kebudayaan (3) Jasa Perorangan dan rumah Tangga (4) Jasa Sosial kemasyarakatan 2.2 Penghitungan Pendapatan Regional 2.2.1 Metode Yang Digunakan Di dalam penghitungan pendapatan regional dapat didefinisikan menjadi empat metode yang saling berbeda namun mempunyai satu pengertian yang sama. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut : Pendekatan Produksi (Production Approach) Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) Metode Alokasi (Allocation Method) PDRB KABUPATEN TEGAL 2012 13
2.2.1.1 Pendekatan Produksi (Production Approach) Penghitungan pendapatan regional dengan cara ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tambah di suatu wilayah dengan cara menilai seluruh produksi netto Barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh sektor perekonomian selama setahun. Barang dan jasa yang diproduksi dengan harga produsen yaitu yang belum termasuk biaya transport dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga produsen ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang benar-benar diterima oleh produsen. Sedangkan biaya transport akan diperhitungkan sebagai nilai tambah pada sektor transportasi dan keuntungan pemasaran akan dihitung pada nilai tambah sektor perdagangan. Nilai harga barang dan jasa pada harga produsen ini merupakan nilai produksi bruto, sebab masih terdapat biaya untuk memproduksi barang dan jasa yang dibeli dari sektor lain. Karena untuk menghindari penghitungan dua kali, maka biaya-biaya untuk memproduksi barang dan jasa yang disebut sebagai biaya antara dikeluarkan, sehingga PDRB KABUPATEN TEGAL 2012 14
diperoleh nilai produksi netto. Nilai ini biasanya disebut sebagai nilai tambah (value added). Jika dalam nilai tambah tersebut masih terdapat komponen penyusutan dan pajak tak langsung netto, maka disebut dengan nilai tambah bruto atas dasar harga pasar. Jumlah dari nilai tambah bruto atas dasar harga pasar dari seluruh sektor perekonomian akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar. 2.2.1.2 Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Menghitung pendapatan regional dengn metode ini dapat dilakukan dengan menjumlahkan seluruh balas jasa faktor produksi yang dapat berupa : Upah / Gaji/ Honorarium, Bunga Modal, Sewa Tanah, dan Keuntungan. Dengan menjumlahkan seluruh balas jasa faktor produksi yang dibayarkan oleh unit-unit ekonomi yang beroperasi di suatu wilayah, hasil yang akan diperoleh adalah nilai tambah netto atas biaya faktor produksi. Untuk mendapatkan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar harus ditambahkan dengan nilai penyusutan dan pajak tak langsung netto. 2.2.1.3 Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) PDRB KABUPATEN TEGAL 2012 15
Penghitungan dengan cara pendekatan ini adalah guna mendapatkan nilai barang dan jasa yang digunakan untuk konsumsi, pembentukan modal, dan ekspor netto. Dimungkinkan bahwa barang dan jasa yang dimanfaatkan adalah dari daerah sendiri atau mungkin dari daerah lain, dalam hal demikian produksi baik barang dan jasa yang berasal dari luar daerah dipisahkan, dan nilai produksi yang dihitung hanya nilai produksi domestik saja. Dalam penghitungan metode ini perlu kita bedakan ke dalam komponen-komponen seperti : nilai konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, konsumsi lembagalembaga swasta nirlaba, pembentukan modal dan ekspor netto, selanjutnya apabila dijumlahkan akan diperoleh Produk Domestik Regional Brutto Atas Dasar Harga Berlaku. 2.2.1.4 Metode Alokasi (Allocation Method) Sering kali kita menjumpai banyak kendala di dalam pelaksanaan penghitungan nilai tambah serta lainlain sebagai akibat dari keterbatasan yang ada, baik yang bersifat sarana, tenaga, bahkan finansial. PDRB KABUPATEN TEGAL 2012 16
Dalam hal demikian, dilakukan dengan menggunakan metode alokasi yaitu dengan cara mengambil langsung hasil prosentase/hasil survei yang telah dilaksanakan oleh pihak lain. Indikator yang digunakan dapat berupa nilai produksi, banyaknya produksi, banyak karyawan, banyaknya penduduk, dan sebagainya. Metode alokasi ini lazim disebut metode tidak langsung, sedangkan ketiga metode yang digunakan sebelumnya adalah metode langsung. Angka-angka yang dihasilkan dalam perhitungan metode langsung akan lebih mendekati kenyataan bila dibanding dengan angkaangka yang diperoleh dari metode tidak langsung. Oleh karena itu sejauh mungkin supaya dilakukan dengan metode langsung. Namun bila hal ini tidak mungkin dilakukan, maka baru ditempuh metode tidak langsung. Dalam penyusunan Produk Domestik Regional Bruto Tahun 2012 ini, kita menggunakan 2 metode untuk penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku yaitu metode Produksi dan metode Pendapatan. Metode Produksi untuk sector-sector seperti sector pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik dan air minum, bangunan, perdagangan, hotel dan PDRB KABUPATEN TEGAL 2012 17
restoran. Sedangkan metode pendapatan digunakan untuk sector Keuangan dan Jasa-jasa. Hal ini disesuaikan dengan ketersediaan data yang ada. 2.2.2 Produk Regional Bruto Merupakan jumlah keseluruhan Nilai Tambah dari masing-masing sektor ekonomi dalam suatu wilayah. 2.2.3 Produk Regional Neto Adalah merupakan produk regional bruto yang dikurangi dengan seluruh nilai penyusutan atas barang modal tetap yang digunakan selama setahun. 2.2.4 Produk Regional Neto Atas Dasar biaya Faktor Produksi Adalah produk regional neto atas dasar harga pasar yang dikurangi dengan pajak tak langsung neto. Sedangkan pajak tak langsung neto yang dipungut oleh pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diterima. Baik pajak tak langsung maupun subsidi, keduanya berhubungan kuat dengan barang dan jasa yang diproduksi atuapun yang dijual, perbedaannya adalah apabila pajak tak langsung seolah-olah menaikkan harga sedangkan subsidi adalah sebaliknya. PDRB KABUPATEN TEGAL 2012 18
Produk Regional Neto atas dasar biaya faktor produksi ini yang disebut dengan pendapatan regional. 2.2.5 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Adalah merupakan Produk Domestik Regional Bruto yang dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun di suatu daerah. Pendapatan regional per kapita atau disebut Income per capita adalah produk neto atas dasar biaya faktor produksi dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB KABUPATEN TEGAL 2012 19