ANALISIS NILAI TAMBAH. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil Menengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

Sebagai suatu model kuantitatif, Tabel IO akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai: mencakup struktur output dan nilai tambah masingmasing

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Distribusi Input dan Output Produksi

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MODEL INPUT-OUTPUT

ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor)

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK

III KERANGKA PEMIKIRAN

Arah Masa Depan Kondisi Sumberdaya Pertanian Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

Lanjutan Pemasaran Hasil Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

PENATAAN WILAYAH PERTANIAN INDUSTRIAL Kawasan Pertanian Industrial unggul berkelanjutan

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

Pemilihan Teknologi. Pemilihan Lokasi

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN LOGO UNIVERSITAS JAMBI

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar

PEMASARAN PRODUK PERTANIAN Konsep Pemasaran. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F.

V. DAYA SAING, KETERKAITAN DAN SUMBER-SUMBER PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI AGRO. Komparasi sektor industri agro Indonesia dengan China dan Thailand

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KOPI ATENG YANG MENJUAL DALAM BENTUK GELONDONG MERAH (Cherry red) DENGAN KOPI BIJI

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

ANALISA KETERKAITAN SEKTOR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN TABEL INPUT - OUTPUT

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut hasil

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. 3.4 Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah analisis biaya produksi, harga pokok,

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Pengukuran Pendapatan Nasional

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan atau

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

Model Input Output dan Aplikasinya pada Enam Sektor

ANALISIS INPUT-OUTPUT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

III KERANGKA PEMIKIRAN

KELAYAKAN FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENTE EKONOMI PERIKANAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN MARGIN PEMASARAN PISANG MENJADI OLAHAN PISANG ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING MARGIN OF PROCESSED BANANA PRODUCTS

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

Transkripsi:

ANALISIS NILAI TAMBAH Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://adamjulian.web.unej.ac.id

PRICE-CONSUMPTION CURVE AND DEMAND

AGRIBISNIS Sistem Agribisnis dan Lembaga Penunjangnya (Soehardjo, 1997) Agribisnis telah mengandung istilah tersirat bahwa terdapat orientasi pasar dan perolehan nilai tambah, sehingga perpindahan output dari subsistem satu ke yang lain harus memberikan nilai tambah yang berarti bagi pelaku agribisnis.

AGROINDUSTRI Merupakan bagian dari sistem agribisnis. Merupakan salah satu cabang industri yang memiliki keterkaitan erat dan langsung dengan pertanian (Soeharjo, 1991). Kaitan antara Produksi Primer dan Industri : US (AHu) Produksi input, alat dan mesin pertanian Produksi primer oleh petani, peternak dan nelayan DS (AHi) (procurement, processing, marketing) Penanganan dan pengolahan Backward linkage (karena produksi pertanian memerlukan sarana produksi yang langsung dipakai) Fordward linkage (karena karakteristik dari produk pertanian)

Lingkup Agroindustri Agroindustri biasanya didirikan mendekati pusat produksi pertanian. Penggolongan Agroindustri berdasarkan tingkatan pengolahan bahan baku :

NILAI TAMBAH Nilai tambah (value added) merupakan pertambahan nilai suatu komoditi karena adanya input fungsional yang diberlakukan pada komoditi tersebut. Input fungsional terdiri dari : 1. Form utility 2. Place utility 3. Time utility

Menurut Hayami (1987) Terdapat 2 cara menghitung nilai tambah : 1. Nilai tambah selama proses pengolahan Terdiri dari faktor teknis (kapasitas produksi, jumlah bahan dan tenaga kerja) dan faktor pasar (harga output, upah TK, harga bahan baku dan input lainnya) Nilai Tambah = f (K, B, T, U, Hout, Hbb, L) 2. Nilai tambah selama proses pemasaran Distribusi nilai tambah berhubungan dengan teknologi yang diterapkan dalam proses pengolahan, kualitas tenaga kerja berupa keahlian dan keterampilan, serta kualitas bahan baku. Apabila penerapan teknologi cenderung padat karya, maka proporsi bagian tenaga kerja yang diberikan lebih besar daripada proporsi bagian keuntungan bagi perusahaan, sedangkan apabila diterapkan teknologi padat modal maka besarnya proporsi bagian manajemen lebih besar daripada proporsi bagian tenaga kerja.

Menurut Soeharjo (1991) Nilai tambah merupakan imbalan bagi tenaga kerja dan keuntungan pengolahan. Nilai tambah dan Marjin dari Hasil Pengolahan (Soeharjo, 1991) Terdapat 2 faktor penentu dalam analisis nilai tambah, yaitu :

Menurut Manullang (1990) Terdapat beberapa kegunaan nilai tambah : 1. Merencanakan kegiatan produktifitas melalui pengalokasian sumberdaya-sumberdaya. 2. Perbaikan metode kerja 3. Melihat tingkat efisiensi yang dicapai dengan penggunaan atau pemanfaatan investasi perusahaan 4. Melihat hubungan antara produktifitas tenaga kerja, modal dan profitabilitas.

METODE ANALISIS NILAI TAMBAH

1. Metode Model I-O Model Input-Output bersumber dari Tabel I-O Indonesia, 1975. Dalam metode ini, nilai tambah suatu perusahaan atau sektor merupakan input primer (terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, pajak tak langsung dan subsidi) sektor tersebut yang digunakan untuk menghasilkan output. Kontribusi masing-masing komponen terhadap nilai tambah diketahui dengan cara membagi nilai masing-masing komponen dengan nilai tambah domestik bruto.

2. Metode M. Dawam Rahardjo Diambil dari buku Transformasi Pertanian, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja, 1986. Nilai tambah diperoleh dari selisih nilai produk bruto (nilai output ditambah nilai jasa yang diberikan) dengan total pengeluaran (gaji atau upah, bahan baku, bahan bakar dan biaya lainnya).

3. Metode Bank of Japan Dikembangkan oleh M.R. Lehman dan A.W. Rucker dari Pusat Produktivitas Jepang atau Bank of Japan dalam buku Fasilitator Produktifitas dalam Gugus Kendali Mutu, 1990. Nilai tambah merupakan penjumlahan dari laba sebelum kena pajak, biaya personil, biaya keuangan, sewa, pajak, biaya umum dan depresiasi.

4. Metode David W. Smith Bersumber dari buku Human Geography: A Welfare Approach, 1977. Nilai tambah merupakan selisih antara produk akhir dengan pengorbanan yang telah dilakukan.

5. Metode Hayami Bersumber dari buku Agricultural and Processing in Upland Java, 1987. Metode ini yang sering dan umum digunakan pada subsistem pengolahan dalam sistem agribisnis. Nilai tambah adalah selisih antara nilai komoditi yang mendapat perlakuan pada tahap tertentu dikurangi dengan nilai korbanan yang digunakan selama proses berlangsung. Konsep pendukung dalam metode ini adalah : 1. Faktor konversi 2. Koefisien tenaga kerja 3. Nilai Output

Kelebihan perhitungan model nilai tambah Hayami : Dapat dimodifikasi untuk analisis nilai tambah selain subsistem pengolahan Dapat diterapkan untuk jenis pengolahan yang berbeda dalam satu badan usaha Balas jasa bagi pemilik faktor produksi dapat diketahui Produktifitas dan efisiensi tenaga kerja dapat diketahui

Kerangka Analisis Perhitungan nilai Tambah Metode Hayami

Keluaran dari Analisis Nilai Tambah Metode Hayami : Perkiraan nilai tambah (Rp) Rasio nilai tambah terhadap jumlah produk yang dihasilkan (%) Imbalan tenaga kerja (Rp) Bagian dalam tenaga kerja (%) Keuntungan dalam agroindustri (Rp) Tingkat keuntungan agroindustri (%)

Rasio Nilai Tambah Rasio-rasio nilai tambah merupakan dasar nilai produktifitas Rasio dapat digunakan untuk mengukur kemajuan yang dicapai dalam produktifitas. 1. Rasio Nilai Tambah per Tenaga Kerja 2. Rasio Output per Tenaga Kerja 3. Rasio Nilai Tambah per Nilai Output

1. Rasio Nilai Tambah per Tenaga Kerja Rasio ini merupakan kunci pengukuran produktifitas. Mencerminkan jumlah kekayaan yang diciptakan agroindustri relatif terhadap jumlah karyawan. Rasio tinggi menunjukkan lebih banyak keuntungan yang dihasilkan dari kemampuan perusahaan menciptakan kekayaan. Rasio rendah menunjukkan jumlah karyawan atau prosedur kerja yang kurang menguntungkan.

2. Rasio Output per Tenaga Kerja Menunjukkan output yang dihasilkan setiap tenaga kerja Rasio tinggi menunjukkan efisiensi yang baik dari setiap tenaga kerja Rasio rendah menunjukkan inefisiensi produksi.

3. Rasio Nilai Tambah per Nilai Output Menunjukkan nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap nilai output. Rasio tinggi menunjukkan efisiensi yang baik antara biaya produksi dan nilai output Rasio rendah menunjukkan inefisiensi biaya produksi.

Menurut Sudiyono Untuk menghitung nilai tambah dapat menggunakan formulasi sebagai berikut (Sudiyono, 2004): VA = NP IC Dimana: VA : nilai tambah (value added) NP : nilai produksi IC : intermediate cost Kriteria pengambilan keputusan: Apabila VA > 0 maka mampu memberikan nilai tambah. Apabila VA 0 maka tidak mampu memberikan nilai tambah.

TERIMA KASIH