PENENTUAN LOKASI DENGAN NATURAL AREA CODING SYSTEM (NAC)

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian Sistem Informasi Geografis

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

By. Y. Morsa Said RAMBE

Pertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

RSNI2. Pertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis. Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

BAB II DASAR TEORI 2.1 Populasi Penduduk 2.2 Basis Data

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015

K NSEP E P D A D SA S R

MEMBACA DAN MENGGUNAKAN PETA RUPABUMI INDONESIA (RBI)

Pengenalan Peta & Data Spasial Bagi Perencana Wilayah dan Kota. Adipandang Yudono 13

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA Oleh : Winardi & Abdullah S.

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Tujuan Proyek I.3. Manfaat Proyek I.4. Cakupan Proyek...

SIFAT DAN FORMAT DATA TITIK GEOARKINDO 2016

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1603 K/40/MEM/2003 TENTANG PEDOMAN PENCADANGAN WILAYAH PERTAMBANGAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Persiapan

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

Peta Topografi. Legenda peta antara lain berisi tentang : a. Judul Peta

Materi : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST

MAP VISION citrasatelit.wordpress.com MEI

PROYEKSI PETA DAN SKALA PETA

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

Penentuan posisi. Nokia N76-1

Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

BAB III SISTEM TRACKING ARMADA

Bab IV ANALISIS. 4.1 Hasil Revisi Analisis hasil revisi Permendagri no 1 tahun 2006 terdiri dari 2 pasal, sebagai berikut:

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI

BAB III METODE PENELITIAN

Bab II TEORI DASAR. Suatu batas daerah dikatakan jelas dan tegas jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PEMBANGUNAN MODEL DISTRIBUSI POPULASI PENDUDUK PADA SISTEM GRID SKALA RAGAM

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Mengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84?

BAB 3 KOREKSI KOORDINAT

BAB I PENDAHULUAN. mempersingkat waktu dan menghemat biaya. satunya adalah kebutuhan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 1. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Ummi Athiyyah

Penentuan Posisi. Hak Cipta 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGABUNGAN INFORMASI TEKSTUAL DAN SPASIAL PADA SIG Indriani Putri 1 Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng 2 1 Sistem Informasi, Fakultas Il

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

BAB I Pengertian Sistem Informasi Geografis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Mei

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

Sistem Koordinat Global/Dunia (Global/World Coordinat system) Sistem koordinat global menganut pembagian wilayah dunia menjadi 4 bidang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) (2014), jumlah penduduk di

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Site Telkomsel Pada Pt Telkominfra Regional Jawa Barat

MENGGAMBAR BATAS DESA PADA PETA

BAB III PERANCANGAN PETA BATAS LAUT TERITORIAL INDONESIA

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

BAB 1 PENDAHULUAN - 1 -

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014

PENENTUAN MODEL GEOID LOKAL DELTA MAHAKAM BESERTA ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Panas Bumi. Survei. Penugasan. Pedoman.

BAB III PEMODELAN BISNIS, DATA, DAN PROSES

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

BAB III PENGOLAHAN DATA ALOS PRISM

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transaksi setelah melalui proses tawar-menawar harga. Biasanya pasar tradisional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

Mobile-Bisnis dalam E-Bisnis

17.2 Pengertian Informasi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi.

REKONSTRUKSI/RESTORASI REKONSTRUKSI/RESTORASI. Minggu 9: TAHAPAN ANALISIS CITRA. 1. Rekonstruksi (Destripe) SLC (Scan Line Corrector) off

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PETA RENCANA TATA RUANG

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Loger. Pemasangan e-logbook dilakukan di kapal pada saat kapal sedang

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GPS CORS DALAM RANGKA PENGUKURAN BIDANG TANAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat

Sistem Proyeksi Peta. Arif Basofi PENS 2012

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

BIG. Peta. Rencana Tata Ruang. Pengelolaan. Tata Cara.

Sistem Informasi Geografis. Model Data Spasial

BAB II TINJAUAN UMUM PENENTUAN BATAS DAERAH

Transkripsi:

PENENTUAN LOKASI DENGAN NATURAL AREA CODING SYSTEM (NAC) NIA HAERANI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Penentuan suatu lokasi dengan menggunakan sistem yang telah ada saat ini dirasakan masih mempunyai beberapa kelemahan, terutama jika menyangkut integrasi data. Sistem yang ada memiliki tatacara yang berbeda sehingga suatu lokasi yang sama dapat direpresentasikan secara berbeda. Natural Area Coding System (NAC) adalah suatu sistem yang dapat memberikan solusi terhadap beberapa kendala yang timbul pada saat representasi suatu lokasi. NAC adalah suatu sistem yang bersifat universal dan dapat diterapkan di seluruh dunia. Tujuan utama dari sistem geodetik NAC ini adalah untuk menyeragamkan dan membuat standar datum geodetik, koordinat geografi, kode geografi area, grid peta, alamat, dan kode pos. Untuk melakukan penyeragaman tersebut dilakukan melalui beberapa pendekatan diantaranya: penyatuan konsep titik geodetik, perpotongan titik, area, dan region 3 dimensi, menggunakan kode karakter untuk menggantikan angka digit. Hal ini dimaksudkan untuk menekan banyaknya representasi agar lebih efisien. Natural Area Coding System ditentukan berdasarkan suatu rangkaian grid yang disebut sebagai NAC grid yang membagi bumi menjadi beberapa tingkatan. Pendahuluan Dalam penentuan lokasi geografi suatu tempat dengan menggunakan sistem yang telah ada saat ini dirasakan masih banyak ditemukan kekurangan, yaitu : 1. Penentuan yang dilakukan dengan koordinat geografi seperti lintang-bujur ataupun UTM misalnya, memerlukan karakter string yang panjang sehingga kurang praktis bagi pengguna. Selain itu penentuan dengan koordinat geografi dihadapkan pada perbedaan datum sehingga memerlukan proses transformasi datum yang cukup sulit. Tata cara penulisan koordinat geografi juga memiliki banyak pilihan, misalnya dengan derajat desimal, derajat/menit/detik, kilometer, meter, feet, dan sebagainya, sehingga menimbulkan masalah yang lebih rumit terutama jika kita ingin melakukan konversi. 2. Penentuan posisi dengan menggunakan kode area geografi: Belum adanya kode yang berlaku secara universal. Nama-nama tempat sangat bervariasi tergantung pada bahasa setempat, serta adanya beberapa lokasi yang belum mempunyai nama. Kode pos dan nomor telepon pada tiap negara memiliki format yang berbeda, dan tidak mencakup seluruh area. Penomoran lembar peta ditentukan secara lokal, dan tidak berlaku jika digunakan untuk penggabungan dengan peta-peta wilayah negara lain. 3. Penentuan lokasi dengan menggunakan alamat sangat tergantung pada bahasa daerah setempat yang jumlahnya ratusan, selain itu tata cara pemberian alamat di tiap negara memiliki tata cara yang berbeda pula. Penulisan alamat juga tidak efisien, karena memerlukan karakter string yang panjang dan tidak relevan dengan koordinat geografi. 4. Penentuan lokasi dengan kode pos: Penentuan kode pos berbeda pada tiap negara, tidak bisa menunjukkan satu alamat tertentu, serta penyebarannya tidak beraturan. 5. Penentuan lokasi dengan grid peta: Peta-peta yang ada saat ini di-grid dengan menggunakan dasar yang berbeda, ada yang berdasarkan lintang/bujur, UTM maupun grid lokal. Grid tersebut sulit untuk dihubungkan dan terdapat grid di luar area yang tidak bisa digunakan. Selain itu Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2008 : 35-39 Hal : 35

pengguna tidak bisa langsung menunjuk dengan tepat suatu alamat pada peta grid ini. 6. Menggunakan receiver GPS: Meskipun GPS mampu memberikan lokasi suatu daerah dengan tepat dan cepat, tetapi masih mempunyai beberapa kelemahan. Untuk menyatakan alamat dengan GPS diperlukan database yang sangat besar dan harus di-update setiap saat. Selain itu memerlukan karakter string yang panjang untuk menyatakan satu alamat karena tergantung pada bahasa setempat. Meskipun GPS dapat mencakup seluruh koordinat geografi, tetapi koordinat yang dihasilkan terlalu panjang untuk diingat dan dikomunikasikan. Untuk menampilkan peta pada GPS sebagai hasil dari pencarian suatu alamat akan memerlukan catu daya yang besar, sehingga akan mengurangi daya tahan baterai. 7. Penentuan lokasi dengan GIS dan pemetaan: Penentuan ini didasarkan pada pencarian koordinat di peta, pencarian dengan cara ini memerlukan waktu yang lama karena banyaknya input yang harus disediakan. Selain itu hasil penelusuran alamat/lokasi dengan cara ini masih sulit untuk diingat dan dikomunikasikan. Penentuan lokasi dengan cara-cara di atas secara garis besar memiliki masalah utama berupa tidak adanya kesesuaian antara : alamat jalan dengan koordinat geografi, alamat jalan dengan grid peta, nama tempat dengan koordinat geografi, kode pos dengan koordinat geografi, dan alamat jalan dengan kode pos. geografi, kode geografi area, grid peta, alamat, dan kode pos. Penyeragaman tersebut dilakukan melalui pendekatan sebagai berikut : 1. Menyatukan konsep titik geodetik, perpotongan titik, area, dan region 3 dimensi, karena satu posisi geografi bisa saja hanya merupakan suatu wilayah yang kecil. 2. Menggunakan 30 karakter yang umum digunakan di dunia, daripada menggunakan 10 angka digit. Hal ini dimaksudkan untuk menekan banyaknya representasi dan menghasilkan representasi yang lebih efisien. Karakter yang digunakan tersebut adalah : 0123456789BCDFGHJKLMNPQRSTVWXZ. 3. Hanya menggunakan datum WGS-84 untuk menghindari adanya berbagai variasi. 4. Mengenalkan satu standar untuk merepresentasikan suatu lokasi yang dapat mencakup baik area maupun titik geografi secara efisien, fleksibel, dan seragam. Natural Area Coding System ditentukan berdasarkan suatu rangkaian grid yang disebut sebagai NAC grid. Grid ini membagi bumi menjadi beberapa tingkatan Grid level 1: membagi bumi menjadi 30 bagian dalam lintang dan bujur (Gambar 1). Grid level 2: membagi tiap bagian pada grid level 1 menjadi 30 bagian ke masing-masing bujur dan lintang (Gambar 2). Grid level n: membagi tiap bagian pada grid level-n menjadi 30 bagian dalam lintang dan bujur, dengan nilai n=2,3,...tiap bagian menunjukkan urutan karakter NAC (Gambar 3). Natural Area Coding System (NAC) Dengan latar belakang permasalahan seperti yang telah diuraikan di atas, maka diciptakan suatu sistem penentuan posisi geografis yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang ada, sistem tersebut dinamakan Natural Area Coding System (NAC). Tujuan utama dari sistem geodetik NAC ini adalah untuk menyeragamkan dan membuat standar datum geodetik, koordinat Hal :36 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2008 : 36-39

Penentuan Lokasi dengan Natural Area Coding System (NAC) (Nia Haerani) Gambar 1. Grid level 1 NAC, menunjukkan suatu lokasi pada skala dunia. Gambar 4. Grid level 4 NAC, menunjukkan lokasi pada lingkup peta jalan. Gambar 2. Grid level 2 NAC, menunjukkan lokasi pada wilayah regional. Representasi NAC untuk menunjukkan satu titik bisa disajikan dalam bentuk sederhana sebagaimana contoh berikut : NAC : 8CNB Q7Z4 dimana: 8 dan Q merepresentasikan koordinat grid NAC level 1. C dan 7 merepresentasikan koordinat grid NAC level 2. N dan Z merepresentasikan koordinat grid level 3. B dan 4 merepresentasikan koordinat grid level 4. Representasi NAC untuk menunjukkan area berbentuk lebih kompleks sebagai mana contoh berikut : NAC : 8CNB Q7Z4 + NAC : 8CNC Q7Z4 8CNB 8CNC + NAC : 8CNB Q7Z5 + NAC : 8CNC Q7Z5 8CNB 8CNC Gambar 3. Grid level 3 NAC, menunjukkan lokasi kota. = NAC : 8CNB-C Q7Z4-5 8CNB-C Setiap grid sel NAC merepresentasikan suatu sel di permukaan bumi secara sederhana dengan beberapa luas cakupan. Kisaran luas yang dapat dicakup oleh suatu sel NAC dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2008 : 37-39 Hal : 37

Tabel 1. Luas cakupan grid sel NAC berdasarkan level-nya. Level Contoh NAC Luas area 1 NAC : 8Q 1000 x 700 km 2 NAC : 8C Q8 33 x 23 km 3 NAC : 8CN Q8Z 1,1 x 0,8 km 4 NAC : 8CNB Q8Z4 35 x 25 m 5 NAC : 8CNBD Q8Z4H 1,2 x 0,8 m NAC memiliki keunggulan dalam penghematan representasi karakter. Sekitar 50% karakter dapat dihemat untuk representasi titik, sedangkan untuk representasi area bisa menghemat 90% karakter dibandingkan dengan representasi dengan menggunakan sistem geodetik lain. Selain itu, NAC bukan hanya merepresentasikan lokasi, tetapi juga disertai dengan resolusi dari representasi yang diberikan. Contoh perbandingan representasi dengan menggunakan NAC dan dengan sistem lain dapat dilihat pada Tabel 2 : Tabel 2. Contoh perbandingan representasi suatu lokasi yang sama, dengan menggunakan NAC dan dengan sistem lain. NAC NAC : 02CK7 7SPJJ NAC : 8G PW Sistem lain 43.05632 LU, 179.04567 BB suatu area yang memiliki titik pusat pada 78,2 BB dan 41,5 LU dan jangkauan 24 menit ke arah timur dan 12 menit ke arah utara. Aplikasi NAC Sistem NAC bisa diaplikasikan untuk keperluan : 1. Alamat universal; 8 atau 10 karakter NAC merepresentasikan satu area dengan luas 25x35 meter atau 0,8x1,2 meter di mana saja di seluruh dunia. Representasi tersebut dinamakan universal address yang angkanya khas dan unik karena hanya menunjukkan satu lokasi tertentu. Dibandingkan dengan cara pemberian alamat tradisional, alamat universal ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu : standar di seluruh dunia, tidak tergantung pada bahasa, bisa menunjukkan tempat yang berada di mana saja, mudah untuk display, dibaca, diingat, dan dikomunikasikan, hanya memerlukan sedikit ruang untuk penulisan, bisa ditunjukkan langsung pada peta dengan universal grid, lokasi bisa dicari dengan menggunakan GPS, berguna untuk layanan darurat karena bisa lebih cepat, dan bisa digunakan untuk kode pos baik domestik maupun internasional. 2. Kartu nama; pencantuman alamat pada kartu nama/kartu bisnis dengan menggunakan NAC hanya memerlukan ruang yang lebih sedikit dan orang bisa mencari alamat yang tercantum dengan lebih efisien. 3. Jam tangan GPS; mengganti display peta ataupun koordinat geografi pada GPS dengan NAC akan menghemat waktu dan baterai. Selain itu ukuran jam tangan bisa lebih kecil sehingga harganya bisa lebih murah. 4. Telepon selular GPS; dibandingkan dengan pencantuman koordinat geografi, pencantuman NAC pada telepon selular akan langsung mengacu pada satu alamat tertentu dan langsung bisa digunakan oleh pengguna telepon selular tersebut. Dengan pencantuman NAC pada telepon selular akan meningkatkan fungsi telepon selular tersebut sebagai alat navigasi. 5. Peta Grid Universal; grid peta dengan menggunakan UTM misalnya akan menghasilkan angka koordinat yang panjang dan susah diingat. Grid NAC bisa diaplikasikan untuk peta dengan berbagai sistem dan menghasilkan angka yang lebih pendek. Selain itu dengan peta grid universal NAC, lokasi yang dicari bisa ditunjukkan langsung pada peta. 6. Buku telepon; daftar telepon akan mudah dicari berdasarkan alamat universal. Hal :38 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2008 : 38-39

Penentuan Lokasi dengan Natural Area Coding System (NAC) (Nia Haerani) 7. Layanan arah bagi pengemudi; dengan bantuan telepon selular lokasi yang dituju akan lebih mudah diketahui arah pencapaiannya karena seluruh lokasi sudah merupakan alamat universal. 8. Penelusuran peta; penomoran lembar peta dengan menggunakan NAC akan lebih mudah dicari pada server, dan penomoran peta tersebut lebih mudah diingat. 9. Penelusuran lokasi; pengkodean alamat dengan NAC lebih mudah untuk dicari dibandingkan dengan menggunakan jalan. 10. Kode Pos Global; alamat universal dapat digunakan sebagai kode pos global di seluruh negara, baik untuk kode pos domestik maupun internasional. 11. Rambu jalan raya; alamat universal dapat digunakan pada rambu petunjuk jalan raya sehingga pengguna dapat langsung memperkirakan jarak dari tempat yang akan dituju dengan cara membandingkan dua buah alamat universal. Rambu jalan dengan menggunakan alamat universal dapat menunjukkan lokasi kecelakaan misalnya, perayaan, parkir, dan sebagainya, secara lebih akurat. 12. Identifikasi hak milik (Universal Property Identifier); alamat universal dapat digunakan untuk mengidentifikasi hak milik secara akurat dan berlaku di seluruh dunia. 13. Layanan gawat darurat; alamat universal lebih mudah ditemukan sehingga layanan gawat darurat akan lebih cepat. universal, kode pos global, kode area universal, dan grid peta universal. Referensi http://www.nacgeo.com/nacsite/documents/nac. asp Shen, Xinhang,1995, Geographic Coordinates and The Universal Addresses, www.nacgeo.com/nacsite/press /10aug2003.asp Shen, Xinhang, 2003, Problems and Solutions; Wireless Location Based Services., www.wirelessdevnet.com/featur es/nacjan03 Kesimpulan Natural Area Coding System (NAC) merupakan satu teknologi yang bisa memberikan banyak manfaat. NAC memberikan kemudahan bagi otak manusia untuk mengingat suatu alamat/lokasi. NAC memerlukan kapasitas storage dan memory yang lebih sedikit. NAC memberikan lokasi geografi dengan resolusi tinggi. NAC menjadi solusi bagi permasalahan yang disebabkan oleh perbedaan bahasa dan lebih mudah digunakan dalam sistem informasi geografi di berbagai negara karena menyediakan standar alamat Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2008 : 39-39 Hal : 39