EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014 Temuan Survei di 45 Dapil April 2013 Jl. Lembang Terusan D-57, Menteng - Jakarta Pusat 10310 Telp. (021) 3919582, Fax (021) 3919528 Website: www.indikator.co.id
Latar Belakang Sejak 2009, MK memutuskan sistem suara terbanyak (open-list proportional system) sebagai cara untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan kursi DPR. Pada pemilu 2009, MK memutuskan hanya beberapa bulan sebelum pemilu legislatif dimulai. Pada pemilu 2014 nanti, hasil revisi UU No. 10/2008 menjadi UU No. 8/2012 tentang Pemilu Legislatif sejak awal memutuskan sistem suara terbanyak. Karena sejak awal para caleg sudah mengetahui mekanisme sistem suara terbanyak dan sosialisasi yang lebih luas terhadap pemilih, diperkirakan efek suara caleg lebih besar meningkatkan elektabilitas partainya dibanding pemilu sebelumnya. Pertarungan dan kompetisi antarcaleg dalam satu partai akan jauh lebih sengit dibanding sebelumnya. 2
Latar Belakang Sistem suara terbanyak juga dinilai banyak ahli akan mengurangi peran partai. Ini menjadi insentif bagi para caleg untuk menggunakan model kampanye yang bersifat partikularistik dan berdasar pada ketokohan personal (Norris, 2003; Hicken, 2007; Allen, 2012). Diperkirakan setiap calon legislatif akan bekerja keras, dan kemudian diharapkan akan memperbesar perolehan suara partai. Apakah betul demikian? Total perolehan suara dari sebuah partai di sebuah daerah pemilihan berasal dari jumlah yang hanya memilih partai ditambah yang hanya memilih calon, dan ditambah yang memperoleh suara partai dan calon sekaligus. Bila partai lemah tapi calon kuat, maka akhirnya perolehan akhir suara partai akan kuat juga, dan demkian juga sebaliknya. Bagaimana faktanya? Mana yang lebih kuat? Calon atau partai dalam menyumbang suara akhir? 3
SURVEI DAPIL JELANG 2009
JATENG III JATENG II JATENG VI JABAR V GORONTALO % Paralel Elektabilitas Calon & Partai dengan Info Calon (%) Sumber: Survei 2009 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 SUARA PARTAI DENGAN INFO CALON SUARA CALON SAJA 0 Perolehan akhir suara partai dipengaruhi oleh calonnya. 5
JATENG III JATENG II JATENG VI JABAR V GORONTALO % 90 Paralel Elektabilitas Calon & Partai dengan Info Calon (%) Sumber: Survei 2009 85 80 75 70 65 SUARA PARTAI DENGAN INFO CALON SUARA PARTAI SAJA 60 55 50 Perolehan akhir suara partai dipengaruhi oleh partai itu sendiri. 6
Efek Calon vs Partai: Koefisien Regresi Terstandarkan Sumber: Survei 2009 di 42 Dapil 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0.195 KOEFISIEN CALON 0.876 KOEFISIEN PARTAI Efek calon terhadap hasil akhir sekitar 0.195/(0.195+0.876) = 18%. 7
1,2 EFEK CALON & PARTAI PADA MASING-MASING PARTAI (Koefisien Regresi Terstandarkan) Sumber: Survei 2009 di 42 Dapil 1 0,8 0,70 0,85 0,84 0,82 0,87 0,94 0,96 0,6 0,4 0,2 0 0,41 0,28 0,26 0,24 0,18 0,11 0,06 PAN PPP DEMOKRAT GOLKAR PKS PDIP PKB KOEFISIEN CALON KOEFISIEN PARTAI Pada 2009, partai yang efek calonnya paling kuat adalah PAN. 8
Temuan Calon turut menentukan hasil akhir perolehan suara partai di DAPIL. Semakin positif kualitas calon suatu partai di sebuah dapil semakin besar hasil akhir yang diperoleh partai di dapil bersangkutan. Namun secara umum pengaruh calon tidak sekuat pengaruh partai itu sendiri. Pengaruh calon hanya sekitar 18%, lebih kecil dari pengaruh partai (82%). Dari 42 Dapil yang diamati, secara umum, hasil akhir perolehan suara partai di DAPIL lebih terkait dengan pilihan pada partai, bukan pilihan pada calon. 9
SURVEI DAPIL APRIL 2013
Metodologi Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di 45 Dapil (Jawa, Sumut, Sulsel) yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Sampel: Jumlah sampel tiap dapil 400. Responden dipilih secara random dengan prosedur multistage random sampling. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Waktu wawancara lapangan April 2013. 11
Flow Chart Penarikan Sampel Populasi desa/kelurahan tingkat Dapil Kab 1 Ds 1 Ds n Kab k Ds 1 Ds m Desa/kelurahan di tingkat Kab/kota dipilih secara random dengan jumlah proporsional RT1 RT2 RT3. RT5 Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random KK1 KK2 Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK Laki-laki Perempuan Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan 12
TIGA BENTUK PERTANYAAN PILIHAN PILIHAN CALON SAJA: Seandainya pemilihan langsung anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dilaksanakan pada hari ini, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih dari nama-nama berikut? PILIHAN PARTAI SAJA: Jika pemilihan anggota DPR diadakan sekarang ini, partai atau calon dari partai mana yang akan ibu/bapak pilih dari daftar partai berikut ini? SIMULASI SURAT SUARA: Berikut adalah nama-nama partai dan namanama calon anggota DPR dari daerah pemilihan di sini. Kalau pemilihan umum diadakan sekarang ini, coba ibu/bapak tandai dengan jelas yang akan ibu/bapak pilih? Ibu/bapak boleh pergi sebentar, atau saya tinggal sebentar, ketika ibu/bapak menandai salah satu dari kartu suara ini. Kalau ibu/bapak sudah menandai, tolong masukan lagi ke amplop ini ATAU ditutup kembali surat suaranya. 13
TEMUAN
HUBUNGAN ANTARA SUARA PARTAI DENGAN FORMAT PILIHAN PARTAI SAJA & SUARA PARTAI DENGAN FORMAT PILIHAN MENGGUNAKAN SURAT SUARA Semakin kuat suatu partai, semakin besar perolehan akhir suara partai bersangkutan. 15
HUBUNGAN ANTARA SUARA CALON DENGAN FORMAT PILIHAN CALON SAJA & SUARA PARTAI DENGAN FORMAT PILIHAN MENGGUNAKAN SURAT SUARA Semakin kuat calon suatu partai, semakin besar perolehan akhir suara partai bersangkutan. 16
PENGARUH CALON & PARTAI TERHADAP PEROLEHAN AKHIR SUARA PARTAI (Model Regresi) B Std. Error Beta Sig. Calon.157.015.094.000 Partai.962.009.932.000 Calon berpengaruh positif terhadap perolehan akhir suara partai, namun kekuatan calon jauh di bawah kekuatan partai itu sendiri. 17
PENGARUH CALON & PARTAI TERHADAP PEROLEHAN AKHIR SUARA MASING- MASING PARTAI (Model Regresi, Beta) Pengaruh Calon Pengaruh Partai DEMOKRAT.167*.826*** PKS.133**.924*** NASDEM.127.732*** PAN.084.906*** GOLKAR.071*.951*** GERINDRA.069.870*** HANURA.060.856*** PKB.059.941*** PDIP.021.964*** PPP.001.957*** ***p<.001, **p<.01, *p<.05. 18
Temuan Secara umum, hasil akhir pemilu sangat ditentukan oleh kekuatan partai. Para calon hanya sedikit pengaruhnya. Hasil survei tahun 2013 ini konsisten dengan temuan survei tahun 2009. Calon memiliki kontribusi terhadap suara partai, namun kontribusinya sangat kecil bila dibandingkan kekuatan partai itu sendiri. Para calon pada umumnya sangat bergantung pada kekuatan partai. Sebagian besar calon legislatif menumpang popularitas partainya. Namun demikian, ada sejumlah kasus menunjukkan bahwa calon dapat mempengaruhi hasil akhir pemilu. 19
BEBERAPA KASUS HASIL TIGA SIMULASI PILIHAN: CALON SAJA, PARTAI SAJA, DAN SIMULASI SURAT SUARA Keterangan: komposisi nama-nama calon di masing-masing dapil yang disimulasikan dalam survei ini bisa tidak sesuai dengan komposisi calon untuk pemilu 2014, karena survei ini dilakukan sebelum penyusunan DCS.
% 45 40 DEMOKRAT (%) 41 35 30 25 20 15 22 12 20 16 24 10 5 0 BANTEN III (Dapil Wahidin Halim) JABAR III (Dapil Dede Yusuf) SUARA CALON SAJA SUARA PARTAI SAJA SUARA PARTAI DENGAN INFO CALON 21
% 25 PKS (%) 20 19 15 10 12 9 10 5 4 5 0 SULSEL I (Dapil Anis Matta) DKI III (Dapil Adang Darajatun) SUARA CALON SAJA SUARA PARTAI SAJA SUARA PARTAI DENGAN INFO CALON 22
% 30 GOLKAR (%) 25 21 22 20 15 14 10 5 JABAR VII (Dapil Nurul Arifin) SUARA CALON SAJA SUARA PARTAI SAJA SUARA PARTAI DENGAN INFO CALON 23
% 60 PDI Perjuangan (%) 50 46 48 40 30 27 28 20 10 12 18 0 JATENG VII (Dapil Ganjar Pranowo) JATENG V (Dapil Puan Maharani) SUARA CALON SAJA SUARA PARTAI SAJA SUARA PARTAI DENGAN INFO CALON 24
Temuan Sejumlah kasus menunjukkan adanya perbedaan hasil antara suara partai tanpa informasi calon dan suara partai dengan informasi calon (simulasi surat suara). Setelah pemilih mengetahui calonnya, suara partai Demokrat di Banten III naik dari 12% menjadi 20%; suara PKS di Sulsel I naik dari 4% menjadi 5%; suara Golkar di Jabar VII naik dari 21% menjadi 22%; suara PDIP di Jateng V naik dari 46% menjadi 48%. Ini menunjukkan bahwa calon dapat mempengaruhi hasil akhir pemilu. 25
KESIMPULAN Sejak rezim pemilihan melalui sistem suara terbanyak ditetapkan, calon legislatif ikut menentukan hasil akhir perolehan suara partai di setiap daerah pemilihan. Semakin tinggi popularitas calon dan semakin positif kualitas calon suatu partai di sebuah dapil, maka semakin besar perolehan elektoral suatu partai di sebuah dapil. Namun demikian, survei di 45 dapil yang dilakukan pada April 2013 menunjukkan bahwa kontribusi para calon dalam menaikkan elektabilitas partainya masih sangat minimal. Sebagian besar para calon legislatif dari semua partai yang menjadi kontestan pemilu, menumpang popularitas partainya. 26
KESIMPULAN Dari 45 Dapil yang disurvei, secara umum, hasil akhir perolehan suara partai di daerah pemilihan lebih terkait dengan pilihan pada partai, bukan pilihan pada calon. Namun ada beberapa kasus, terutama calon legislatif dari Demokrat dan PKS yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara suara partai tanpa informasi calon dan suara partai dengan informasi calon (simulasi surat suara). Agar ke depan elektabilitas partai dengan atau tanpa kontribusi calon legislatif bisa dipotret lebih akurat, surveisurvei akan lebih baik jika memakai simulasi surat suara, bukan hanya menanyakan variabel partai saja. Survei yang dilakukan pada tingkat dapil, bukan agregat nasional, juga lebih bagus dalam memotret dinamika elektoral di setiap dapil. 27
TERIMA KASIH @indikatorcoid indikatorcoid