MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE

STUDI POTENSI JUMLAH PENUMPANG BUS PEMADU MODA RUTE MALANG BANDAR UDARA JUANDA PP ABSTRAK

STUDI POTENSI PENUMPANG PADA RENCANA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA DI TULUNGAGUNG NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

STUDI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM KOTA DI KECAMATAN PAMEKASAN KABUPATEN PAMEKASAN

KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG BERDASARKAN MODEL LOGIT-BINOMIAL-SELISIH DAN LOGIT-BINOMIAL-NISBAH

PEMODELAN PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN TRAVEL DENGAN METODE STATED PREFERENCE RUTE PALANGKARAYA BANJARMASIN

STUDI KEBUTUHAN TAKSI DI KOTA MALANG DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE

KAJIAN POTENSI PENUMPANG PESAWAT TERBANG RUTE MALANG-BALIKPAPAN DAN MALANG-BANJARMASIN JURNAL SKRIPSI

THESIS ABDUL GAUS NRP :

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KA DAN TRUK UNTUK PENGIRIMAN BARANG KORIDOR SURABAYA-JAKARTA

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

BAB I PENDAHULUAN. negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatannya

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

BAB IV METODOLOGI Umum

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil survei kuisioner memberikan hasil sebagai berikut:

KINERJA TEKNIS DAN ANALISIS ATP WTP ANGKUTAN TRANS JOGJA

STUDI KARAKTERISTIK DAN MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN MAHASISWA MENUJU KAMPUS (SEPEDA MOTOR ATAU ANGKUTAN UMUM) DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh terbatasnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara baru untuk

MODAL SPLIT ANGKUTAN UMUM SURABAYA - MALANG. Adhi Muhtadi ABSTRAK

TUGAS AKHIR. Disusun oleh: DANIEL SAHAT IMATUA NIM : AGIL ALATAS NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KENDARAAN PRIBADI DAN BUS TRANS MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PRERFERNCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

KAJIAN PERMINTAAN BUS KORIDOR CIBIRU DAGO MENGGUNAKAN TEKNIK STATED PREFERENCE

PERENCANAAN RUTE BUS PENUMPANG DARI BANDARA JUANDA MENUJU BEBERAPA KOTA DI SEKITAR SURABAYA

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

KAJIAN ABILITY TO PAY, WILLINGNESS TO PAY DAN WILLINGNESS TO USE, CALON PENUMPANG KERETA API COMMUTER MALANG RAYA

PROBABILITAS PERPINDAHAN MODA DARI BUS KE KERETA API DALAM RENCANA RE-AKTIVASI JALUR KERETA API JEMBER-PANARUKAN

DAFTAR PUSTAKA Statistic for Experimenters: An Introduction to Design, Data Analysis, and Model Building, Intruduction to Transportation Planning,

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

NILAI WAKTU PENGGUNA PESAWAT TERBANG STUDI KASUS: RUTE PADANG-JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan angkutan umum yang semakin besar oleh pelaku perjalanan akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

MODEL PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN DALAM PROVINSI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Nasional, pengembangan jalur kereta api Yogyakarta Borobudur sudah direncanakan.

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SEKAR PANDAN ARUM NPM

ANALISA PROBABILITAS PENGGUNA JEMBATAN SURAMADU DAN KAPAL FERRY PADA RUTE SURABAYA MADURA

PENGARUH ANGKUTAN ONLINE TERHADAP PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PUBLIK DI KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK MALALAYANG - PUSAT KOTA)

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi penggunaan angkutan umum (angkot atau bemo) sangat

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERPINDAHAN MODA TRANSPORTASI DARAT RUTE SEMARANG-AMBARAWA DENGAN METODE STATED PREFERENCE

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

BAB VIII APLIKASI MODEL

II. TINJAUAN PUSTAKA. penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dalam Salim factor, dalam Dirgantoro Setiawan, 2003 :

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Regresi

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA JAKARTA LRT DENGAN KENDARAAN PRIBADI MENGGUNAKAN MODEL PEMILIHAN DISKRIT

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. suatu bandara perlu didukung oleh sarana angkutan umum yang handal dan

PEMILIHAN MODA TENAGA PENGAJAR UNIVERSITASS SEBELAS MARET KE KAMPUS METODE STATED PREFERENCE

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

PROBABILITAS PEMILIHAN ANGKUTAN UMUM ANTARA MINI BUS DAN TRAVEL RUTE MEULABOH BANDA ACEH

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

EVALUASI TARIF KERETA API KOMUTER LAWANG-MALANG-KEPANJEN

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA ANGKUTAN UMUM DAN SEPEDA MOTOR UNTUK MAKSUD KERJA. Karnawan Joko Setyono. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG ANTARA MODA JALAN RAYA (MIKROLET/BISON) DAN MODA JALAN REL (KA.KOMUTER) RUTE : SURABAYA-SIDOARJO

Gambar III. 1 Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian

Pemilihan Moda Transportasi ke Kampus oleh Mahasiswa Universitas Brawijaya

MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG KAPAL ROLL ON ROLL OFF (PT.ASDP) & KAPAL CEPAT (SWASTA)

STUDI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM ANTAR PROVINSI MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS : MEDAN LHOKSEUMAWE)

BAB I PENDAHULUAN. dan atau mesin. Transportasi merupakan fasilitas yang sangat penting dalam perkembangan suatu

1. PERUBAHAN BIAYA PERJALANAN (COST) ANTARA KAPAL RORO & KAPAL CEPAT. Pasti Pilih Kapal Roro. Mungkin Pilih Kapal Roro

KAJIAN KINERJA DAN PREFERENSI PENGGUNA JASA TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

Anggri Apriyawan NIM : D NIRM :

PELAYANAN DAN TARIF KERETA API PERKOTAAN DI YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR KAJIAN FEEDER BRT KORIDOR II (SISEMUT - TERBOYO) WILAYAH TEMBALANG DAN SEKARAN

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG MENUJU BANDARA ( Studi Kasus : Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta )

TUGAS AKHIR KAJIAN PELAYANAN KERETA API RUTE SEMARANG-JAKARTA ( STUDI KASUS : KERETA API MENOREH )

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS DENGAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS MEDAN - SIDIKALANG) LEO GANDA SILALAHI

KAJIAN PREFERENSI MODA ANGKUTAN BARANG ANTARA TRUK DAN ANGKUTAN SUNGAI PADA PERGERAKAN DI SUNGAI KAPUAS KALIMANTAN BARAT

ANALISA PROBABILITAS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA SEPEDA MOTOR DENGAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA LHOKSEUMAWE

KAJIAN KINERJA PELAYANAN DAN TARIF KERETA API EKSEKUTIF JURUSAN MALANG JAKARTA (Studi Kasus Kereta Api Eksekutif Bima)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Umum. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan. manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

STUDI PERENCANAAN KORIDOR BRT (BUS RAPID TRANSIT) RUTE SIMPANGLIMA-GUNUNGPATI

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Karena dalam

LAMPIRAN 1 FORMAT KUESIONER PENELITIAN

BAB VI PENGUMPULAN DATA

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, November 2009

BAB IV INTEPRETASI DATA

PEMILIHAN MODA PERJALANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN KERETA API (STUDI KASUS : MEDAN TANJUNGBALAI) A. Diisi oleh surveyor

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PASSENGER PUBLIC TRANSPORTATION MODE CHOICE COMPETITION BETWEEN BUS AND STATION WAGON

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BUSWAY Pite Deanda NRP :

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE Andi Hadid Septi Nugraha Djoeddawi, M. Ruslin Anwar, Rahayu Kusumaningrum Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: andihadid@gmail.com ABSTRAK Hubungan erat antara kota Makassar dan Parepare sangat berpotensi terhadap terjadinya pergerakan. Potensi pergerakan rute Makassar - Parepare cukup besar dan diprediksi akan semakin meningkat di masa yang akan datang. Di samping itu, adanya rencana dari pemerintah kota Makassar mengenai pembangunan jalur kereta api rute Makassar-Parepare sehingga diperlukan analisis agar mengetahui model pemilihan moda untuk memberikan suatu pemilihan moda baru yang lebih kompetitif kepada masyarakat. Survei dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara berisi karakteristik sosial ekonomi responden, karakteristik perjalanan, dan kuesioner yang disusun menggunakan teknik Stated Preference dengan atribut selisih biaya perjalanan, selisih waktu tempuh, dan selisih frekuensi keberangkatan antara bus dan kereta api rute Makassar-Parepare. Lokasi studi berada di Terminal Bus Damri Todopuli, Terminal Bus Daya Makassar, dan di dalam bus rute Makassar Parepare PP. Dari hasil penelitian dapat diperoleh model pemilihan moda berdasarkan selisih biaya perjalanan adalah U KA U BAK = 0,2842-0,000092 ΔX 1, sedangkan model pemilihan moda berdasarkan selisih waktu tempuh adalah U KA U BAK = 0,4376-0,7259 ΔX 2, serta model pemilihan moda berdasarkan selisih frekuensi keberangkatan adalah U KA U BAK = 1,4486+0,4674 ΔX 3. Potensi perpindahan penumpang dari bus ke kereta api berdasarkan biaya perjalanan adalah sebesar 57%, kemudian berdasarkan waktu tempuh sebesar 61%, serta berdasarkan frekuensi keberangkatan sebesar 51%. Kata kunci : bus, kereta api, pemilihan moda, stated preference, Makassar, Parepare PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Makassar adalah ibukota Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan kota terbesar di Kawasan Timur Indonesia berperan sebagai pusat perdagangan, industri, dan kegiatan pemerintahan. Kota Makassar juga mempunyai potensi sebagai kota pelajar, karena tempattempat pendidikan cukup banyak dan berkembang. Bahkan daerah asal pelajar dalam skala rata-rata yang melanjutkan pendidikannya di kota Makassar adalah dari kota Parepare. Hubungan erat antara kota Makassar dan Parepare ini sangat berpotensi terhadap terjadinya pergerakan. Dikarenakan kedua kota tersebut memiliki kesamaan, maka potensi pergerakan untuk tujuan Makassar ke Parepare cukup besar dan diprediksi akan semakin meningkat di masa yang akan datang. Di samping itu, adanya rencana dari pemerintah kota Makassar mengenai pembangunan jalur kereta api rute Makassar-Parepare sehingga diperlukan analisis agar mengetahui model pemilihan moda untuk memberikan suatu pemilihan moda baru yang lebih kompetitif kepada masyarakat. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui karakteristik sosial ekonomi dan karakteristik perjalanan penumpang rute Makassar-Parepare yang menggunakan transportasi bus saat ini. 2. Mengetahui model pemilihan moda antara bus dan kereta api berdasarkan 1

persepsi penumpang bus rute Makassar-Parepare dan Parepare- Makassar. 3. Mengetahui jumlah potensi penumpang yang pindah dari moda bus ke moda kereta api. TINJAUAN PUSTAKA Diagram Alir Pelaksanaan Studi Mulai Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Studi Literatur Survei Pendahuluan Pengumpulan Data Karekteristik Sosial Ekonomi Responden Karakteristik Perjalanan Responden Stated Preference Analisis Logit Binomial Analisis Jumlah Penumpang Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1 Diagram Alir Pelaksanaan Studi Konsep Pemilihan Moda Model perencanaan transportasi yang paling popular saat ini adalah Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap. Model ini merupakan gabungan dari beberapa submodel yang terpisah dan berurutan. Submodel itu antara lain: 1. Bangkitan dan tarikan pergerakan. 2. Sebaran pergerakan. 3. Pemilihan moda. 4. Pemilihan rute. Model Pemilihan Moda Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang akan menggunakan setiap moda. Model dapat digunakan untuk meramalkan pemilihan moda dengan menggunakan nilai peubah bebas (atribut) untuk masa mendatang. Metode Stated Preference Metode Stated Preference merupakan pendekatan untuk mengetahui bagaimana preferensi dari responden jika dihadapkan pada berbagai situasi hipotesis. Responden Berdasarkan Rating Pada pendekatan ini, responden diminta menunjukkan tingkat kesukaannya 2

(degree of preference) terhadap pilihan yang ada dengan menggunakan skala numeric tertentu. Misalnya untuk dua pilihan A atau B respon dapat diekspresikan dalam bentuk pilihan 1 5, dimana: 1 Pasti memilih A 2 Mungkin memilih A 3 Pilihan berimbang 4 Mungkin memilih B 5 Pasti memilih B Kelima pilihan tersebut kemudian ditansformasikan ke dalam bentuk probabilitas (Berkson-Theil Transformation) seperti berikut: 1 0,1 2 0,3 3 0,5 4 0,7 5 0,9 Kemudian kelima skala probabilitas tersebut ditransformasikan ke dalam skala simetrik (symmetric scale) yang nantinya akan menjadi nilai utilitas yang bersesuaian dengan skala probabilitas tersebut. Proses transformasi ini menggunakan persamaan Logit Binomial. Metode regresi Teknik regresi secara luas digunakan dalam pemodelan transportasi. Dalam penggunaan analisis teknik Stated Preference, teknik regresi digunakan pada pilihan rating. Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan hubungan kuantitatif antara sekumpulan atribut dan respon individu. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan linier Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3..+ bnxn dimana: Y = respon individu X 1, X 2, X 3,... Xn= atribut b 0 = konstanta b 1, b 2, b 3,... b n = koefisien parameter model Pemodelan Logit Model analisis logit merupakan suatu bentuk pendekatan matematis untuk mengetahui persentase pengguna masing-masing moda pada sistem transportasi dengan manipulasi proporsi dari utilitas yang terdapat pada setiap moda. Misalnya seseorang mempunyai pilihan antara menggunakan moda kereta api atau menggunakan bus antar kota. Jika probabilitas kereta api adalah P KA, maka probabilitas menggunakan bus adalah 1 P KA. Jika P KA dinyatakan sebagai kombinasi linear antara peubah bebas (atribut pemilihan moda), maka dapat ditulis sebagai berikut: U KA U BAK = b 0 + b 1 (ΔX 1 ) + b 2 (ΔX 2 ) + b 3 (ΔX 3 ) +. + b n (ΔX n ) Keterangan: b 0 = konstanta. b 1, b 2, b 3, b n = koefisien parameter model. ΔX 1, ΔX 2, ΔX 3,, ΔX n = perbedaan atribut antara kereta api dan bus antar kota. Pada penelitian ini perilaku pemilihan moda angkutan penumpang yang diminati adalah antara kereta api dan bus antar kota, maka: P BAK = 1 P KA Keterangan: P BAK = Probabilitas penggunaan bus antar kota. P KA = Probabilitas penggunaan kereta api. U BAK = fungsi utilitas moda bus antar kota. U KA = fungsi utilitas moda kereta api. 3

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian mengenai potensi jumlah penumpang Kereta Api rute Makassar Parepare termasuk jenis penelitian deskriptif Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Makassar. Dengan obyek studi di Terminal Bus Todopuli, Makassar, Terminal Daya Makassar, dan di dalam bus rute Makassar Parepare PP. Survei dilakukan dengan wawancara berdasarkan kuisioner kepada responden yang pernah melakukan perjalanan rute Makassar Parepare PP dengan bus dalam kurun waktu yang tidak terlalu jauh dari pengambilan data via wawancara agar didapat sebaran yang update dan merata. Variabel Penelitian Variabel-variabel yang dipilih sebagai hipotesa dari penelitian tentang faktor pemilihan moda adalah: 1. Karekteristik Sosial Ekonomi a. Usia b. Jenis Kelamin c. Jenis pekerjaan d. Pendidikan terakhir e. Pengeluaran untuk transportasi f. Pendapatan total per bulan 2. Karakteristik Perjalanan a. Asal dan Tujuan perjalanan b. Maksud perjalanan c. Waktu perjalanan d. Tarif/biaya perjalanan e. Alasan memilih moda 3. Variabel Stated Preference a. Perubahan biaya perjalanan b. Perubahan waktu tempuh perjalanan c. Perubahan frekuensi keberangkatan Analisis Jumlah Sampel Karena sulitnya untuk mengetahui jumlah populasi penumpang bus, maka untuk menghitung jumlah sampel minimum digunakan persamaan populasi yang tidak diketahui. Untuk perhitungan jumlah sampel minimum, apabila besar populasi (n) tidak diketahui, maka besar sampel dihitung dengan rumus berikut: Keterangan: ( ) n = jumlah sampel / responden minimum = nilai standart (derajat kepercayaan) 2 p = probabilitas = 0,5 (maksimal estimasi untuk data yang tidak diketahui) q = 1 p = 1 0,5 = 0,5 d = kesalahan yang dapat ditolerir (ditentukan sendiri) = 0,05 Nilai dalam distribusi t ( α untuk uji dua pihak ) : Tabel 1. Tabel Nilai Distribusi t dk 0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01 0,674 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576 Jumlah sampel minimum untuk studi ini adalah: Karena α (tingkat kepercayaan)= 5% maka Z 0,05 (derajat kepercayaan)= 1,960 ( ) ( ) = 96,04 100 Dengan demikian peneliti yakin bahwa sampel sebanyak 100 orang akan mewakili semua populasi penumpang bus dengan tingkat kepercayaan 95%. 4

Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif merupakan pengelompokkan data yang telah terkumpul sesuai dengan pertanyaan yang diajukan dalam blangko wawancara dengan cara menabelkan dan merubah dalam bentuk prosentase. Analisis statistik deskriptif dibagi tiga yaitu: 1. Karakteristik sosial ekonomi, adalah karakteristik yang berhubungan dengan sosial ekonomi. Misalnya jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, dan pendapatan. 2. Karakteristik perjalanan, adalah karakteristik yang berhubungan dengan perjalanan tersebut. Misalnya asal tujuan, maksud perjalanan, waktu perjalanan, tarif perjalanan dan alasan memilih moda. 3. Stated Preference merupakan pengandaian kondisi pada masa mendatang ataupun saat ini. Analisis Data Mulai Pengumpulan Data Analisis Karakteristik Sosial Ekonomi Responden: Jenis Kelamin Jenis Pekerjaan Pendidikan Terakhir Pengeluaran Transportasi Jumlah Pendapatan Stated Preference: Harga Tiket Waktu Perjalanan Frekuensi Keberangkatan Analisis data Stated Preference: Skala Numerik: 1,2,3,4,5 Skala Probabilitas: Analisis Karakteristik Perjalanan Responden: Asal dan Tujuan Maksud Perjalanan Waktu perjalanan Biaya Perjalanan Akses Kendaraan 1=0,1 ; 2=0,3 ; 3=0,5 ; 4=0,7 ; 5=0,9 Analisis data untuk menghitung nilai utilitas: = UKA UBAK Regresi Linier: Karakteristik Sosial Ekonomi dan Karakteristik Perjalanan Penumpang Konstanta (b0) dan Koefisien (bn) Persamaan Utilitas : UKA UBAK = b0 + bn (ΔXn) Analisis Model Logit Binomial: PBAK = 1 PKA = Model Pemilihan Moda Potensi Jumlah Penumpang Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial - Ekonomi Responden Tabel 2. Rekapitulasi Karakteristik Sosial Ekonomi Variabel Rute Perjalanan Makassar-Parepare Hasil % Usia 21-30 tahun 36 Jenis Kelamin Perempuan 68 Jenis Pekerjaan PNS/ABRI 38 Pendidikan Terakhir Universitas 52 Pengeluaran transportasi perbulan Rp 100.000 Rp 200.000 43 Pendapatan perbulan > Rp 2.500.000 39 Karakteristik Perjalanan Responden Tabel 3. Rekapitulasi Karakteristik Perjalanan Responden Rute Perjalanan Variabel Makassar-Parepare Hasil % Asal dan Tujuan Makassar-Parepare 84 Maksud Perjalanan Sosial (bertemu teman, keluarga) 43 Waktu Perjalanan 3-4 jam 82 Tarif Perjalanan < Rp 50.000 72 Alasan memilih moda Lebih nyaman 43 Gambar 3. Grafik Probabilitas Pemilihan Moda Berdasarkan Selisih Biaya Rute Makassar Parepare b. Rute Parepare Makassar (U KA U BAK ) = 0,11983-0,00007 (ΔX 1 ) Analisis Data Stated Preference Atribut Biaya Perjalanan a. Rute Makassar Parepare (U KA U BAK ) = 0,422-0,00011 (ΔX 1 ) Gambar 4. Grafik Probabilitas Pemilihan Moda Berdasarkan Selisih Biaya Perjalanan Pare pare - Makassar c. Rute Gabungan (U KA U BAK ) = 0,2842-0,000092 (ΔX 1 ) 6

Gambar 5. Grafik Probabilitas Pemilihan Moda Berdasarkan Selisih Biaya Perjalanan Rute Gabungan Atribut Waktu Tempuh a. Rute Makassar Parepare (U KA U BAK ) = 0,299 0,861 (ΔX 2 ) Gambar 7. Grafik Probabilitas Pemilihan Moda Berdasarkan Waktu Tempuh Antara Kereta Api dan Bus Rute Parepare Makassar c. Rute Gabungan (U KA U BAK ) = 0,4376 0,7259 (ΔX 2 ) Gambar 6. Grafik Probabilitas Pemilihan Moda Berdasarkan Waktu Tempuh Antara Kereta Api dan Bus Rute Makassar Parepare Gambar 8. Grafik Probabilitas Pemilihan Moda Berdasarkan Waktu Tempuh Antara Kereta Api dan Bus Rute Gabungan b. Rute Parepare Makassar (U KA U BAK ) = 0,603 0,564 (ΔX 2 ) 7

Atribut Frekuensi Keberangkatan a. Rute Makassar - Parepare c. Rute Gabungan (U KA U BAK ) = 1,449 + 0,467 (ΔX 3 ) (U KA U BAK ) = 1,380 + 0,386 (ΔX 3 ) Gambar 11. Grafik Probabilitas Pemilihan Moda Berdasarkan Frekuensi Keberangkatan Antara Kereta Api dan Bus Rute Gabungan Gambar 9. Grafik Probabilitas Pemilihan Moda Berdasarkan Frekuensi Keberangkatan Antara Kereta Api dan Bus Rute Makassar Parepare b. Rute Parepare Makassar (U KA U BAK ) = 1,5309 + 0,5645 (ΔX 3 ) Analisis Potensi Penumpang Tabel 4. Potensi Perpindahan Penumpang dari Bus ke KA Atribut Nilai Probabilitas Potensi penumpang per hari Biaya Perjalanan Rp 45.000 57% 127 Waktu Tempuh Perjalanan 4 jam 61% 135 Frekuensi Keberangkatan 2 kali per hari 51% 113 Pembahasan Gambar 10. Grafik Probabilitas Pemilihan Moda Berdasarkan Frekuensi Keberangkatan Antara Kereta Api dan Bus Rute Parepare Makassar Berdasarkan usia, responden terbanyak berusia 20-31 tahun dengan prosentase 36%, kemudian usia 31-40 tahun (28%). Dari sisi jenis kelamin, responden didominasi oleh responden perempuan dengan prosentase 68%. Jenis pekerjaan responden mayoritas memiliki pekerjaan PNS/ABRI yaitu sebesar 38% sedangkan dari tingkat pendidikan mayoritas responden berpendidikan hingga universitas yaitu sebesar 35 %. Sebanyak 43 % responden mengeluarkan Rp 100.000 Rp 200.000 perbulannya untuk biaya transportasi. Sementara itu, jumlah 8

pendapatan responden terbanyak senilai >Rp 2.500.000 dengan prosentase 39 %. Berdasarkan asal dan tujuan perjalanan didominasi oleh responden dari Makassar tujuan ke Parepare dengan prosentase 84%. Dari sisi maksud perjalanan terbanyak yang melakukan perjalanan dengan tujuan sosial (bertemu teman,keluarga) dengan prosentase 43%. Untuk waktu perjalanan, prosentase terbesar 82% dengan waktu 3-4 jam. Berdasarkan tarif perjalanan, responden terbanyak mengeluarkan < Rp 50.000 dengan prosentase 72 orang. Dari segi alasan memilih moda transportasi mayoritas responden memilih alasan paling nyaman yaitu sebesar 43%. Potensi perpindahan penumpang bus yang pindah ke kereta api berdasarkan atribut selisih biaya perjalanan sebesar 57%, sedangkan berdasarkan atribut selisih waktu tempuh, potensi penumpang bus yang pindah ke kereta api sebesar 61%, serta berdasarkan atribut selisih frekuensi keberangkatan, potensi penumpang bus yang pindah ke kereta api sebesar 51%. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil analisis data yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil survei karakteristik sosial-ekonomi telah diperoleh karakteristik sosial ekonomi responden yang melakukan perjalanan rute Makassar-Parepare. Mayoritas responden berusia 21-30 tahun dengan terbanyak berjenis kelamin perempuan serta memiliki pekerjaan mayoritas PNS/ABRI. Di samping itu, pendidikan terakhir responden hingga universitas dengan pengeluaran untuk transportasi berkisar Rp 100.000 Rp 200.000 perbulan serta memiliki pendapatan > Rp 2.500.000 perbulannya. Sedangkan dari hasil survei karakteristik perjalanan responden telah diperoleh karakteristik perjalanan responden yang melakukan perjalanan rute Makassar- Parepare. Mayoritas responden melakukan perjalanan berasal dari Makassar dan bertujuan ke Parepare dengan maksud perjalanan sosial (bertemu teman, keluarga) yang menghabiskan waktu perjalanan 3-4 jam dengan mengeluarkan uang < Rp 50.000 untuk tarif perjalanan serta memilih bus dengan alasan kenyamanan. 2. Dari analisis stated preference moda bus rute Makassar-Parepare diperoleh model pemilihan moda berdasarkan selisih biaya perjalanan adalah (U KA U BAK ) = 0,2842-0,000092 (ΔX 1 ), sedangkan model pemilihan moda berdasarkan selisih waktu tempuh adalah (U KA U BAK ) = 0,4376-0,7259 (ΔX 2 ), dan model pemilihan moda berdasarkan selisih frekuensi keberangkatan adalah (U KA U BAK ) = 1,4486 + 0,4674 (ΔX 3 ). Berdasarkan analisis stated preference, dapat terjadi perpindahan moda dari bus ke kereta api rute Makassar-Parepare PP apabila dengan kondisi sebagai berikut: a. Apabila harga tiket kereta api lebih tinggi sama sengan tiket bus, maka penumpang dapat menjadikan kereta api sebagai alternatif moda dalam melakukan perjalanan. b. Apabila waktu tempuh perjalanan kereta api dan bus sama, maka kereta api dapat dijadikan alternatif moda dalam melakukan perjalanan. c. Apabila frekuensi keberangkatan kereta api minimal kurang dari 3x keberangkatan bus, maka responden dapat memilih kereta api dalam melakukan perjalanan. 3. Potensi Penumpang Kereta Api Dari analisis stated preference antara moda kereta api dan bus rute 9

Makassar-Parepare PP diperoleh kesimpulan yaitu berdasarkan selisih harga tiket potensi penumpang sebesar 127 orang per hari saat harga kereta api Rp45.000,00. Berdasarkan selisih waktu tempuh perjalanan potensi penumpang sebesar 135 orang per hari saat waktu tempuh kereta api sama dengan waktu tempuh bus. Sedangkan berdasarkan selisih keberangkatan moda potensi penumpang sebesar 133 orang per hari ketika keberangkatan kereta api ada 2 kali per hari. DAFTAR PUSTAKA Arofah, N & Shinta. 2011. Pemodelan Pemilihan Moda dengan Metode Stated Preference Studi Kasus Komuter Rute Gubeng Juanda Surabaya. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya. Depatemen Perhubungan. 2007. Konsumsi Bahan Bakar Masing-Masing Moda Transportasi Erliana, Siska. 2009. Kajian Potensi Penumpang Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) Trayek Batu Surabaya (Dengan Menggunakan Metode Stated Preference). Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya. Ortuzar, Juan de Dios & Willumsen, L.G. 1997. Modelling Transport Second Edition. London: John Wiley and sons ltd. Peraturan Menteri Perhubungan 28 Tahun 2012. Pedoman Perhitungan dan Penetapan Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api. Jakarta: Dephub Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 43 Tahun 2011. Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. Jakarta: Dephub Pio S. & Rizky A. 2013. Evaluasi Biaya Operasional, Load Factor, dan Tarif Kereta Api Penataran Jurusan Surabaya Blitar. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya. Sabrina R & Ardiani W. 2012. Pemodelan Pemilihan Moda Antara KA dan Bus dengan Metode Stated Preference Rute Malang Yogyakarta. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya. Sugiarto,dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Warpani, 1990. Angkutan umum penumpang 10