PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS IX-F SMP NEGERI 1 PADEMAWU TAHUN PELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PUBLIKASI. Oleh : HERU SANTOSO NIM. A

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh: BAYU NUGROHO A

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

PENINGKATAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF COURSE REVIEW HORAY (CRH)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I, II, DAN III

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FRIEND GIVING

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MI Miftahul Ulum Kecamatan Tutur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dari hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari yang

Rahmayanti, Charles Kapile, dan Amiruddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

Peningkatkan Kemampuan Murid Kelas II SDNNo. 2 Tambu Membaca Permulaan Melalui Metode Global

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan yang lengkap, media dan lain sebagainya). materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kualitas pendidikan harus ditingkatkan. investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan menghadapi dunia global

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

SDN

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

Djumroh SDN 1 SUKARAME, Bandar Lampung ABSTRACT Keywords: Constructivist Approach, Learning Outcomes, Measurement Concept

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Arnot Pakpahan Surel :

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

MELALUI PENERAPAN METODE EXPLICIT INTRUCTIONS

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI POKOK BAHASAN LINGKUNGAN HIDUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau anitanajori@rocketmail.com

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

METODE BERVARIASI DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI I OLO-OLOHO KECAMATAN PAKUE KABUPATEN KOLAKA UTARA

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

Strategi Pembelajaran Peningkatan...I Nyoman Rida 96

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII A DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

1 < 60 Tidak Tuntas 9 56,25 %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode Problem Solving

Indrajaya. Staf pengajar Man 1 Mataram, Jl. Pendidikan No. 31, Dasan Agung Baru, Mataram

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI TUGAS KERJA KELOMPOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII

BAB II KERANGKA TEORETIS. agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS IX-F SMP NEGERI 1 PADEMAWU TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 ABSTRAK Oleh: Indang Sriyana, S.Pd Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat. Berbicara tentang mutu pendidikan, khususnya pendidikan formal, salah satu barometernya dapat dilihat melalui hasil atau prestasi belajar yang dicapai oleh para peserta didik. Pengerjaan lembar kerja peserta didik tersebut dimaksudkan untuk melatih peserta didik agar dapat mengkomunikasikan materi yang diserap dalam kegiatan pembelajaran melalui pengerjaan lembar kerja peserta didik. Rendahnya kemampuan peserta didik menjadi petunjuk adanya kelemahan sekaligus kesulitan belajar, yang dalam hal ini berarti ada kelemahan dan kesulitan belajar memahami konsep dasar matematika. Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama pada pelajaran matematika, diperlukan pengajaran yang lebih menekankan pada aktivitas belajar dan kreativitas para peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan terdiri dari 3 siklus masing-masing siklus meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah peserta didik kelas IX-F. Data yang diperoleh berupa hasil tes siklus dan lembar observasi. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu siklus I (56,25%) siklus II (65,625%) siklus III (87,5%). Kata Kunci : Penggunaan, Lembar Kerja Peserta Didik, Pemahaman Mata pelajaran Matematika di Sekolah Menengah merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai ilmiah pada peserta didik serta menumbuhkan berpikir praktis. Namun demikian dalam kegiatan pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah pada umumnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Menurut hasil pengamatan penulis selama ini, prestasi yang dicapai peserta didik dalam mata pelajaran Matematika di sekolah pada umumnya masih lebih rendah dibandingkan dengan beberapa mata pelajaran yang lain seperti PPKn, Bahasa Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah karena peserta didik belum memahami konsep-konsep dasar Matematika, mengingat selama ini pemberian materi banyak dilakukan melalui ceramah dan metode latihan soal. Padahal pemahaman atas konsep dasar Matematika tidak cukup apabila hanya dilakukan melalui kedua metode tersebut. 1 Perlu adanya upaya tindak lanjut yang salah satunya berupa lembar kerja peserta didik oleh peserta didik. Guru sendiri belum menciptakan Budaya memberikan latihan yang menggunakan lembar kerja, setelah peserta didik melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan mengerjakan lembar kerja peserta didik setelah mengadakan aktivitas pembelajaran Matematika melalui tugas, peserta didik diharapkan dan mau tidak mau berusaha menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan dan menyerahkan hasilnya pada guru. Dengan demikian secara tidak langsung peserta didik dituntut untuk memahami konsep dasar Matematika yang tertuang dalam bentuk lembar kerja peserta didik. Dari uraian di atas muncul kerangka pemikiran bahwa rendahnya pemahaman materi Matematika dikarenakan peserta didik kurang memahami konsep dasar Matematika. Permasalahan dalam keampuan utuk

memahami konsep dasar matematika juga selalu terjadi pada peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu. Dari data yang ada menunjukkan bahwa pada pekerjaan pertama hingga ke tiga, hanya ada 10% - 25% peserta didik yang mendapat nilai 75 ke atas (batas ketuntasan matematika SMP Negeri 1 Pademawu). Namun sebagian besar peserta didik mendapat nilai di bawah 75. bahkan ada yang mendapat nilai 15 (nilai terendah). Rendahnya kemampuan peserta didik menjadi petunjuk adanya kelemahan sekaligus kesulitan belajar, yang dalam hal ini berarti ada kelemahan dan kesulitan belajar memahami konsep dasar matematika. Mengenai masalah ini guru kelas IX mengidentidifikasi penyebab kegagalan peserta didik dalam proses belajar dan mengerjakan soal. Berkaitan dengan rendahnya minat dan motivasi mereka terhadap pelajaran matematika. Adapaun berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik diperoleh fakta bahwa bagi mereka aktivitas belajar hanya dilakukan kalau ada tugas dari guru. Oleh karenanya mereka tidak merasa perlu memperhatikan latihan soal. Hal itulah yang membuat peserta didik kurang termotivasi untuk mempelajai matematika. Karena peserta didik memiliki anggapan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dan tidak disukai. Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama pada pelajaran matematika, diperlukan pengajaran yang lebih menekankan pada aktivitas belajar dan kreativitas para peserta didik. Adapun upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar seperti itu adalah dengan menggunakan pendekatan yang menekankan pada aktivitas-aktivitas selama proses kreatif tersebut berlangsung, yaitu pendekatan proses Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di lapangan terungkap bahwa penelitian, percobaan dan pengamatan secara langsung, kemungkinan hal ini disebabkan dalam mengajar mereka, yang terpenting adalah materi pelajaran dapat disampaikan secara keseluruhan sesuai dengan jatah waktunya. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah dengan penggunaan lembar kerja peserta didik dapat meningkatkan pemahaman materi Matematika pada peserta didik Kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu? Dalam rangka menjawab permasalahan, penulis mencoba untuk memberikan tindakan dalam proses belajar mengajar Matematika berupa pengunaan lembar kerja peserta didik setelah mengadakan kegiatan pembelajaran. adapun tujuan yang hendak dicapai bertolak dari permasalahan di atas, adalah: untuk mengetahui apakah penggunaan lembar kerja peserta didik dapat mempermudah pemahaman materi Matematika. Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti perlu merumuskan indikator-indikator ketercapaiannya. Indikator ini dirumuskan dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (1) selama ini dalam pembelajaran matematika belum pernah diterapkan penggunaan lembar kerja, (2) jumlah peserta didik yang mendapat nilai minimal 75 kurang dari 50%, dan (3) peserta didik kelas IX.F saat ini jumlahnya cukup besar, yaitu 32 orang Yang menjadi tujuan secara umum yaitu untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi matematika pada peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu setelah menggunakan lembar kerja peserta didik. Sedangkan tujuan tiap indikator pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu dengan menggunakan lembar kerja; 2) Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran matematika peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu melalui penggunaan lembar kerja; dan 3) Meningkatkan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran Matematika dengan pendekatan proses sebagaimaa yang dikehendaki dalam kurikulum. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus Pertama Tahap pelaksanaan tindakan yang berupa pembelajaran matematika pada Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Indikator: Menghitung Luas Selimut Tabung, Kerucut dan Bola, dilakukan dalam 1 kali tatap muka dengan menggunakan waktu 2 x 40 menit. 2

pelaksanaan diawali dengan pemberian apersepsi berupa Tanya jawab tentang tabung, kerucut dan bola beserta unsur-unsurnya yang sudah dibahas pada pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya, peserta didik diminta mengamati benda-benda yang terbuat dari karton, kemudian mengguntingnya pada sisi tegaknya (tinggi tabung), maka terbentuk jaring-jaring tabung, kemudian kerucut dengan langkah yang sama seperti tabung pada bola peserta didik membuat percobaan dengan melilitkan tali pada kulit bola, kemudian tali pada kulit bola dipindahkan pada tabung ternyata tali tersebut seluruhnya menyelimuti selimut tabung, dengan ketentuan diameter tabung = diameter bola = tinggi tabung. Kemudian guru meminta peserta didik untuk mengamatinya dan membuat kesimpulan. Dengan bantuan guru peserta didik menentukan luas tabung, kerucut dan bola. Setelah luas tabung kerucut dan bola disimpulkan dengan benar peserta didik diarahkan untuk membuat rangkuman. Kemudian guru memberi contoh soal dan peserta didik memperhatikan dengan baik. Setelah peserta didik paham dan bisa maka peserta didik diberi latihan soal dengan menggunakan lembar kerja. Pada lembar kerja ini anak dibantu bagaimana cara mengerjakan soal yang benar. Maka disini anak tinggal mengisi titik-titik saja. Dengan demikian supaya anak terlatih untuk mengerjakan soal dengan langkah dan menggunakan prinsip dasar yang benar. Setelah selesai dikoreksi bersama peserta didik, mana soal yang peserta didik merasa kesulitan kemudian dibahas bersama hingga peserta didik paham kemudian peserta didik diberi soal ulangan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik. Peserta didik mengerjakan soal secara individu maka tidak boleh ada diskusi. Setelah selesai soal dikumpulkan oleh guru untuk dikoreksi dan dinilai. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: a) Masih banyak yang belum aktif, dia masih belum bisa memanfaatkan waktu dengan baik karena dia hanya diam saja; b) Masih banyak yang kurang antusias dalam mengerjakan; c) 56,25% peserta didik sudah mencapai nilai 75. Berkaitan dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa indikator penelitian ini belum tercapai, peneliti berupaya menggali faktor penyebab fenomena tersebut, kemudian melakukan refleksi bersama-sama. Adapun hasilnya adalah, a) Para peserta didik belum bisa aktif dalam mengerjakan ulangan karena takut atau malu bertanya pada guru; b) Para peserta didik yang kurang antusias di dalam mengerjakan yang menjadi penyebabnya adalah faktor kurang percaya diri dengan kemampuannya; c) Untuk peserta didik yang mendapat nilai kurang dari 75 ini disebabkan kurangnya perhatian peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Refleksi dari hasil tindakan siklus ini adalah para peserta didik perlu diberi motivasi tentang pentingnya dalam mengikuti pembelajaran, dan perlu diberi waktu yang lebih banyak dan diadakan pembimbingan lagi. Hasil Penelitian Siklus Kedua Pada siklus ini guru selaku peneliti menyiapkan materi pembelajaran yang akan digunakan. Pada siklus kedua ini masih tetap menggunakan materi Bangun Ruang Sisi Lengkung (tabung, kerucut dan bola), indikator menghitung volume tabung, kerucut, dan bola. Materi ajar diambil dari Buku Pegangan Peserta didik. Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti menyusun skenario pembelajaran dengan memperhatikan hasil tindakan siklus I, selain itu yang perlu disiapkan adalah media pembelajaran tabung, kerucut dan bola. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan ditempuh adalah, a) Guru memberi apersepsi; b) Guru menunjukkan tabung, kerucut dan bola; c) Guru mengingatkan kembali volume balok; d) Untuk mencari volume tabung caranya sama dengan volume balok, yaitu luas alas x tinggi; e) Guru bersama peserta didik untuk mencari volume kerucut; f) Guru bersama peserta didik mencari volume bola; g) Peserta didik melakukan percobaan mencari volume kerucut dan bola; h) Peserta didik menyimpulkan tentang volume tabung, kerucut dan bola; i) Guru membagikan lembar 3

kerja kepada peserta didik untuk evaluasi pembelajaran; j) Peserta didik mengerjakan latihan soal pada lembar kerja yang telah disediakan; k) Guru meneliti/ memperhatikan peserta didik yang sedang mengerjakan latihan soal; l) Guru menjelaskan soal-soal yang peserta didik merasa kesulitan; m) Guru mengoreksi hasil tes/ ulangan dan menganalisisnya sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan Siklus II. Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru melakukan pembelajaran. Pertemuan ini (2 x 40 menit) diawali dengan pemberian apersepsi dengan pertanyaan mengenai unsurunsur tabung, kerucut dan bola. Selanjutnya guru memberikan contoh nyata benda-benda yang berbentuk tabung, kerucut dan bola. kemudian guru bersama peserta didik mempraktekkan mencari volume tabung, kerucut dan bola. Setelah peserta didik dinilai dapat memahami bagaimana cara mendapatkan volume tabung, kerucut dan bola mereka diminta untuk mencoba sendiri dengan cara berkelompok, bagaimana cara menetukan volume tabung, kerucut dan bola. meski demikian bimbingan guru tetap diberikan kepada peserta didik yang tampak mengalami kesulitan, baik bagaimana cara melakukannya maupun langkah-langkahnya. Setelah peserta didik merasa paham dan jelas peserta didik diarahkan untuk membuat suatu kesimpulan tentang rumus volume tabung, kerucut dan bola. Guru memberi contoh soal dalam lembar kerja peserta didik untuk dikerjakan peserta didik sebagai alat mengevaluasi sampai dimana peserta didik dapat memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/ peneliti. Setelah peserta didik dirasa cukup memahami materi yang diberikan oleh guru kemudian peserta didik diberi soal untuk ulangan yang telah disiapkan oleh guru/ peneliti, dengan langkah-langkah kerja seperti yang telah dicoba/ dikerjakan peserta didik pada lembar kerja pada pertemuan pertama. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh data sebagai berikut: a) Peserta didik yang kurang aktif dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran mulai berkurang; b) Peserta didik mulai antusias di dalam mengerjakan soal; dan c) 65,625% peserta didik sudah mencapai nilai 75. Dari hasil refleksi yang dilakukan guru/peneliti diperoleh fakta-fakta dan rencana tindakan adalah: a) Untuk peserta didik yang kurang antusias dan kurang aktif selama pembelajaran berlangsung beranggapan bahwa pelajaran matematika itu sulit. Sehingga mereka tidak percaya diri dengan kemampuannya. Ini terlihat dari bagaimana cara dia mengerjakan soal, dia tidak tenang selalu minta pertimbangan temannya, sehingga pekerjaannya/ jawabannya sering diganti-ganti yang menyebabkan jawabannya menjadi kotor dan banyak coretannya. Ini akan diatasi dengan meyakinkan kepada anak bahwa jawabannya itu belum tentu salahm dan mungkin jawaban dari temannya itu malah masih banyak kekurangannya; b) Peserta didik nilainya kurang dari 75 ini disebabkan karena peserta didik kurang maksimal dalam pengerjaannya, karena kurang memanfaatkan contoh-contoh yang diberikan guru, disebabkan kurang memahami langkah-langkah mengerjakannya, karena itu pembetulan yang dilakukan hanya bersifat coba-coba, sehingga perbaikan yang dilakuan masih juga salah. Kesulitan ini akan di atasi dengan cara guru memberi banyak contoh tentang penyelesaian soal-soal yang baik, selain itu, karena pemberian tanda-tanda kesalahan pada jawaban/pekerjaan peserta didik sangat membantu dalam melakukan perbaikan, langkah tersebut akan tetap diterapkan pada siklus berikutnya. Hasil Penelitian Siklus Ketiga Pada siklus ini Kompetensi yang akan diajarkan adalah Memahami Sifat-Sifat Tabung, Kerucut dan Bola, serta Menentukan Ukurannya pada Kompetensi Dasar: Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola. Pada Indikator: Menghitung unsur-unsur pada tabung, kerucut, dan bola jika volumenya diketahui. Sebelum melaksanakan siklus III ini, penerapan langkah-langkah yang berdasarkan hasil penerapan siklus I dan II belum berhasil diperbaiki untuk diterapkan lagi. Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan guru selaku peneliti dengan melakukan pembelajaran pada Kompetensi 4

Dasar Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola. Pada pertemuan ini guru mengadakan apersepsi dengan menanyakan tentang unsur-unsur volume dan luas tabung, kerucut dan bola. yang terdapat dalam materi pembelajaran pada pelajaran sebelumnya. Selanjutnya peserta didik diminta membuka buku pelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Kompetensi Dasar: Memecahkan Masalah Yang Berkaitan Dengan Tabung, Kerucut dan Bola. Pertamatama guru menyampaikan/ menjelaskan tentang materi pembelajarannya dan peserta didik memperhatikan dengan seksama. Bila ada hal-hal yang dirasa peserta didik masih belum paham, peserta didik diarahkan untuk bertanya. Kemudian guru memberikan contoh soal untuk diselesaikannya. Peserta didik diminta memahami dengan baik. Kalau dinilai anak sudah memahaminya dengan baik, maka guru selaku peneliti memberikan latihan soal kepada peserta didik untuk dikerjakannya, yang berupa lembar kerja masing-masing peserta didik menerima lembar kerja. Pekerjaan yang sudah selesai dikumpulkan pada. Selanjutnya guru mengoreksi pekerjaan peserta didik untuk dinilai. Berkaitan dengan hasil observasi, guru selaku peneliti melakukan refleksi dengan hasil sebagai berikut: a) Peserta didik yang belum menunjukkan keaktifan dan kesungguhannya karena bimbingan yang diberikan guru tidak bisa maksimal, mengingat jumlah peserta didik dalam satu kelas yang cukup besar, yaitu 32 peserta didik. Pada pembelajaran berikutnya masalah ini akan diatasi dengan meminta para peserta didik yang masih kesulitan dalam mengerjakan soal dengan baik untuk duduk di deretan depan. Cara ini memungkinkan mereka mendapat bimbingan secara individual lebih banyak; b) Masalah peserta didik yang belum bisa menunjukkan kesungguhannya dalam mengerjakan soal karena mereka tidak berupaya untuk memperbaiki pekerjaannya, padahal sudah diberi tahu oleh guru bahwa pekerjaannya masih banyak kekeliruannya. Ini tampak dari fakta bahwa bagian-bagian jawaban yang telah ditunjukkan oleh guru tidak diperbaiki peserta didik; c) Para peserta didik yang belum mampu mendapat nilai 75 permasalahannya hampir sama seperti di atas. Refleksi lebih lanjut mengenai hal ini mendapati bahwa para peserta didik beranggapan bahwa pekerjaannya/jawabannya sudah selesai atau sudah benar sehingga tidak perlu diperbaiki lagi. Untuk meluruskan pandangan peserta didik tersebut guru selaku peneliti akan menyampaikan bagaimana cara mengerjakan soal yang benar melalui berbagai kesempatan. Mengingat pencapaian siklus III yang telah sesuai dengan Indikator yang dirumuskan, penelitian ini diakhiri. Namun demikian, karena masih terdapat hambatan dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja, guru selaku peneliti memutuskan untuk tetap menerapkan tindakan pada pembelajaran berikutnya. PEMBAHASAN Melihat pencapaian indikator penelitian antar siklus dapat dinyatakan bahwa penerapan dengan menggunakan lembar kerja pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran matematika para peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu. Dengan kata lain bahwa suatu proses pembelajaran akan menghasilkan suatu kualitas yang baik, bila aktivitas-aktivitas dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Dalam kegiatan belajar mengajar sering terdapat beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, banyak faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik, salah satunya adalah kurang motivasi dalam belajar. Hal ini seperti diungkapkan A. Tabrani Rusyan, yaitu Sumber kegagalan belajar dapat berasal dari kurangnya motivasi belajarnya. Penggunaan lembar kerja ini sebagai motivasi dalam proses pembelajaran matematika. Dengan demikian dalam upaya perbaikan kesulitan belajar peserta didik guru dituntut agar dapat memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan peserta didik untuk belajar. Hanya apabila mempunyai motivasi yang kuat, peserta didik akan minatnya, aktivitasnya dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang sedang dilakukan, 5

berkaitan dengan ini A. Tabrani Rusyan (1989: 127) mengemukakan, Belajar tanpa adanya motivasi kiranya akan sulit untuk berhasil, seperti yang diungkapkan juga oleh Sardiman A.M. (1990) bahwa, Seorang peserta didik yang mempunyai intelegensi tinggi boleh jadi gagal dalam belajarnya karena kurangnya motivasi. Jadi motivasi dapat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan belajar peserta didik. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan diskripsi hasil yang dicapai, dapat disimpulkan bahwa: 1) Penerapan pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja dapat meningkatkan keaktifan dan kesungguhan peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu dalam melakukan aktifitas pembelajaran, ini ditunjukkan dari meningkatnya presentase jumlah peserta didik yang memenuhi kriteria pada Indikator tersebut, baik dari siklus I ke siklus II, maupun dari siklus II ke siklus III. Peningkatan kualitas jawaban /pekerjaan peserta didik juga mengindikasikan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran; 2) Penerapan pendekatan dengan menggunakan lembar kerja meningkatkan hasil pembelajaran, ini ditunjukkan dari adanya peningkatan presentase jumlah peserta didik yang mendapat nilai minimal 75. Bahkan dari data nilai dapat dinyatakan bahwa sejak siklus I ketercapaian pekerjaan peserta didik kelas IX.F lebih tinggi bila dibandingkan nilai menulis sebelumnya; dan 3) Penerapan pendekatan dengan menggunakan lembar kerja dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Pademawu khususnya di kelas IX.F hingga mencapai 87,5 %. Saran Tindakan pada penelitian ini pada hakekatnya layak digunakan dan dikembangkan oleh guru yang mengalami permasalahan sejenis terutama untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Kreativitas guru sangat menentukan keberhasilan penerapan model ini, karena sebelum menerapkan model ini guru harus merancang pembelajaran yang dapat mengkondisikan peserta didik aktif melakukan kegiatan penelitian/ pengamatan, sebaiknya guru meningkatkan kreativitasnya dalam mengajar DAFTAR RUJUKAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Chaplin. 1972. Kamus Psikologi. Jakarta: Penerbit Gramedia. Moh. Uzer Usman. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remadja Roesdakarya. Nana Sudjana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Roesdakarya. Nasution, S. 1972. Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung: Jenmars. Ngalim Purwanto. 1983. Ilmu Pendidikan Teoretis Praktis. Bandung: Remaja Karya. Roestiyah N. K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bhineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Zahara Idris dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Zainal Arifin. 1988. Evaluasi Instruksional Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: CV. Remaja Karya.. 1985. Suatu Pengantar dalam Metodologi Pengajaran. Salatiga: CV. Saudara. Penulis: Indang Sriyana, S.Pd., Guru pengajar di SMP Negeri 1 Pademawu Kec. Pademawu Kab. Pamekasan 6