PELATIHAN SISTEM INFROMASI GEOGRAFIKEPADA GURU SMA/MA SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN SISTEM INFROMASI GEOGRAFIKEPADA GURU SMA/MA SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

Agus Anggoro Sigit Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta

PERAN GEOGRAF DALAM MENSOSIALISASIKAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI SMA NEGERI 1 DAN MGMP GEOGRAFI KABUPATEN SEMARANG

Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

[Type the document title]

I. PENDAHULUAN. Atas (SMA) Swasta, Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Madrasah Aliyah Swasta

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU IPS SMP DALAM PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEWUJUDKAN KURIKULUM 2013 DI KOTA BENGKULU

Daftar Isi RUMUSAN SPESIFIKASI PROGRAM STUDI...1 RUMUSAN KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI GEOGRAFI, FAKULTAS GEOGRAFI...3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGERTIAN BELAJAR 1. BELAJAR ADALAH SUATU PROSES ADAPTASI ATAU PENYESUAIAN TINGKAH LAKU YANG BERLANGSUNG SECARA PROGRESIF (SKINNER) 2

MEMBUAT SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ESENSI PENGETAHUAN TRANSFER PENGETAHUAN. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) 12/05/2014

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

RIDA BAKTI PRATIWI K

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Komponen dalam proses pembelajaran salah satunya adalah sumber. belajar. Sumber belajar merupakan daya yang bisa dimanfaatkan guna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Aplikasi Pengetahuan

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

KURIKULUM 2013 KOMPETENSI DASAR GEOGRAFI

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa.

17.2 Pengertian Informasi Geografis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN TES Untuk dapat memperoleh alat penilaian (tes) yang memenuhi persyaratan, setiap penyusun tes hendaknya dapat mengikuti

Tujuan pendidikan kesehatan

SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTA BARAT SURAKARTA SKRIPSI. Oleh: SITI SOLEKHAH K

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang

PELATIHAN PEMBELAJARAN SIG DAN PJ BAGI GURU PAMONG PPG PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI FIS UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

SIG DALAM PEMETAAN SEBARAN GURU IPS DAN GEOGRAFI DI WILAYAH KOTA METRO (JURNAL) Oleh: RIKI TRI KURNIAWAN

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM

Task 1. Sistem Informasi Geografis Kompetensi Dasar. Memahami dasar-dasar Sistem Informasi Geografis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Jombang merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di

PEMBERDAYAAN STAF PEMERINTAH KOTA BOGOR DALAM PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PERENCANAAN PEMANFAATAN LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi bagi peserta didik. Tidak semua lulusan Sekolah Menengah Atas

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT USIA DI KABUPATEN SUKOHARJO BERBASIS WEB DISUSUN OLEH : AHMAD SIDIQ (K )

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN :

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

Pengertian Sistem Informasi Geografis

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM

DOKUMEN KURIKULUM FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA H a l a m a n

ABSTRACT. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Mengoptimalkan Lerning Cycle untuk Meningkatkan Pemahaman dan Pengaplikasian Konsep dalam Pembelajarn Fisika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 69-73

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.3, No.1, Mei 2016

E-LEARNING PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERT-3. Oleh Nanang Khuzaini, S.Pd.Si

Perancangan Sistem Informasi Geografis Sebaran Calon Legislatif

BAB I PENDAHULUAN. tentang fenomena-fenomena alam. Fenomena-fenomena alam dikemas berupa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Seni dan Pembelajaran TEKNIK PENILAIAN OBSERVASI PADA RAGAM GERAK TARI BEDANA DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG

E-GUIDANCE SEBAGAI INTERPRETASI YANG INFORMATIF PADA WATERWORLD TAMAN SAFARI INDONESIA

PERANAN DESAIN GRAFIS DALAM MENGGALI POTENSI LOKAL MELALUI KEGIATAN COLLABORATION PROJECT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

Dwi Susi Haryati, Yeni Tutu Rohimah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

KETERAMPILAN CALON GURU BIOLOGI MERANCANG PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BIOLOGY TEACHER CANDICATE SKILLS IN DESIGN LEARNING CURRICULUM 2013

Rifqi Fardi Pradhana 1, Paramita Mayadewi 2, Monterico Adrian

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi besarnya perubahan

INDUSTRIAL ENGINEERING

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Coding SIG

Pengaruh Metode Time Token Arends 1998 Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Waru

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bagian 2. EVALUASI : Prinsip, Karakteristik Kualitas, Taksonomi Hasil Belajar, Ragam Bentuk dan Prosedur.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (S I G )

Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM

Tujuan. Pengenalan SIG

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dijalankan secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

Transkripsi:

PELATIHAN SISTEM INFROMASI GEOGRAFIKEPADA GURU SMA/MA SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA M. Amin Sunarhadi, Dilahur, dan Priyono Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRACT The training aims at improving the capability of the training participants teachers for teaching Geography Information System by (1) giving information and introduction about the process in implementing SIG for the teachers of senior high schools (SMA/MA). (2) Demonstrating how to operate the technology of geography information system and (3) socializing the existence and technological implementation system of SIG. the methods used are speech, discussion, peer teaching and practice. The place to practice it is in the laboratory of Geography faculty of UMS. The participants are allowed to operate hardware and software of SIG. The result of pretest by using questioner and brainstorming shows that most of the participants master SIG in cognitive domain in comprehension level for the theory of SIG, while for its operation; they are in perception level of psychomotor domain. At the end of the training, the participants show that there is the change of comprehension about the theory of SIG from cognitive level to implementation level, whereas in the operation of SIG, the change is from perception level to implementation with guidance. The result of training is supplemented by the response of the participants which is appropriate to the target score. The response of the task of identification is the use of map and SIG in teaching Geography which finds that teaching Geography in senior high schools (SMA/MA) is directed to 3 targets: 1. analyzing the impulse of physical nature and the development of the shape of the earth and its reservation. 2. Evaluating social impulse in the earth and its interaction as well as its effect to our life and 3. Using the concept of region and graphic in understanding location, design, distribution and the relationship among the objects involved the specification for industry. Kata kunci: Sistem Informasi Geografi (SIG), pelatihan guru SMA/MA. Pelatihan Sistem Informasi... (Amin Sunarhadi, dkk.) 25

PENDAHULUAN Geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah. Fenomena yang diamati merupakan dinamika perkembangan dan pembangunan wilayah yang ada dalam keseharian, misalnya informasi mengenai letak dan persebaran dari kejadian-kejadian alamiah maupun fenomena terdapatnya sumberdaya. Ketersediaan data yang bersifat geografi, dimana memiliki atribut utama keruangan, akan memudahkan banyak kepentingan. Pengetahuan mengenai informasi geografi penting dimiliki oleh masyarakat luas sebagai bagian pemahaman mengenai sumberdaya maupun kerentanan bencana yang mungkin terjadi di sekitarnya. Arti penting ini diwujudkan dengan adanya pengajaran Ilmu Geografi dari mulai tingkat Sekolah Menengah hingga perguruan tinggi. Pengajaran Geografi pada Sekolah Menengah Atas berkaitan materi khusus Sistem Informasi Geografi diberikan secara terstruktur pula dalam kurikulum. Kurikulum berbasis kompetensi pada mata ajar Geografi tingkat SMA/ MA semestinya diimbangi dengan tersedianya perangkat dan pengetahuan/ ketrampilan guru yang memadai. Keterbatasan perangkat pada pengajaran Geografi tidak saja untuk materi Sistem Informasi Geografi namun hampir pada semua perangkat pendukung materi Geografi. Hal ini disebabkan tidak tersedianya Laboratorium Geografi di SMA. Berkaitan khusus dengan materi SIG, pengajaran materi ini di SMA/MA masih memiliki hambatan meskipun telah mendapatkan dukungan teknis melalui PPAG. Hambatan ini adalah adanya kelemahan pengetahuan dan penguasaan materi SIG oleh guru pengajar. Hal ini disebabkan karena: 1. Pada saat guru menjalani pendidikan S1 belum mendapatkan materi SIG sebagai bekal materi pengajarannya mengingat saat itu SIG belum masuk dalam kurikulum pengajaran S1, 2. Guru pengampu mata ajar Geografi mempunyai latar belakang non geografi, dan 3. Guru mempelajari SIG melalui pustaka tidak melalui praktek langsung. Permasalahan tentang kesulitan siswa memahami tentang SIG (teknologi pemetaan digital) adalah salah satu permasalahan yang terus dihadapi oleh sistem pembelajaran geografi di lingkungan SMA; teknologi SIG hanya dipahami secara sederhana oleh para siswa dan guru dalam batas-batas pengetahuan teoritis saja, disebabkan oleh keterbatasan SDM serta keterbatasan penyediaan sarana perangkat SIG baik keras maupun lunak yang memerlukan 26 WARTA, Vol. 10, No. 1, Maret 2007: 25-35

beaya cukup besar. Pelatihan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam materi SIG sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran SIG di SMA/MA. METODE PEMECAHAN MASALAH Khalayak sasaran kegiatan pengabdian ini adalah guru SMA/MA di wilayah Karisidenan Surakarta. Adapun guru SMA/MA yang dipilih adalah sebagaimana pada Tabel 1 dengan pertimbangan bahwa sebagian SMA/MA tersebut telah melakukan kerja sama dengan BKKP-SPW Fakultas Geografi. Sebagian yang lain merupakan SMA/MA yang aktif mengikuti kegiatan di Fakultas Geografi UMS, yaitu pada Olimpiade Geografi Tahun 2005. Klasifikasi guru yang diutamakan adalah mereka yang melakukan pengajaran Geografi. Hal ini mempertimbangkan kemampuan mereka untuk meningkatkan ketertarikan calon-calon mahasiswa setelah lulus dari sekolahnya untuk menekuni Geografi di UMS. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, pengajaran antar sejawat (peer teaching) dan demonstrasi/praktek. Pelatihan berjalan dengan mendasarkan pada kondisi awal peserta serta target pelatiha yang ingin dituju. Hal ini dipandu dengan menggunakan Taksonomi Bloom yang mengklasifikasikan domain pembelajaran, dalam hal ini domain kognitif dan psikomotor. Pelatihan memberikan kesempatan peserta untuk praktek/demonstrasi serta mencoba mengoperasikan perangkat komponen Sistem Informasi Geografi (SIG), baik perangkat keras maupun lunak. Strategi pembelajaran utama dalam pelatihan ini adalah dengan menggunakan pembelajaran berbasis karya (project based learning). Strategi ini membimbing peserta pelatihan untuk melakukan aktivitas secara langsung untuk membuat suatu karya yang merupakan proyek individual, yaitu membuat peta dan mengorganisir datanya dalam SIG. Selain itu dipergunanakan juga strategi elisitasi dan evaluasi sejawat (peer evaluation). Pertimbangan efektivitas kegiatan maka demonstrasi/praktek hanya dibatasi satu kelas saja dengan peserta antara 13 orang guru Geografi. Tempat kegiatan dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Geografi UMS. HASIL DAN PEMBAHASAN SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan unuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisa informasi geografi beserta atribut-atributnya. Pelatihan Sistem Informasi... (Amin Sunarhadi, dkk.) 27

Untuk dapat memahami Sistem Informasi Geografi (SIG), ada baiknya bila memahami terlebih dahulu pengertian dari tiga pokok SIG yaitu sistem, informasi, dan geografi. Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan obyek, ide, berikut saling keterhubunganya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Dalam hal ini sistem sering disebut pemrosesan data (data processing ) sedangkan untuk memahami informasi, perlu dipahami dulu tentang data karena data dan informasi saling terkait. Data merupakan suatu kenyataan apa adanya (raw facts) sedangkan informasi adalah data yang ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh penerimanya. Atribut informasi adalah atribut-atribut/kualitas-kualitas yang berkaitan dengan konsep informasi yang membantu di dalam mengidentifikasikan dan mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhab informasi yang spesifik. Sistem informasi adalah untuk menyediakan dan mensistematikan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan. Pelatihan memberikan materi dasar SIG yang berbasis sistem bagi peserta. Hal ini disesuaikan dengan hasil pre test yang dilakukan dimana hampir seluruh peserta perlu pemahaman dasar subsistem SIG, yaitu: 1. Input, mengumpulkan dan memprsiapkan data spasial dan ata atribut dari berbagai sumber data. Data yang diguakan harus dikonversikan menjadi format digital yang sesuai. Salah satu teknik mengubah data analog menjadi data digital adalah dengan digitasi mengunakan digitizer. 2. Manipulasi, penyusaian terhadap data masukan untuk proses lebih lanjut, misalnya penyamaan skala, pengubahan sistem proyeksi, generalisasi dan sebagainya. 3. Managemen data, digunakan Data Base Management System (DBMS) untuk membantu menyimpan, menorganisasi dan mengelola data. 4. Query, penelusuran data menggunakan lebih dari satu layer dapat memberikan informasi untuk analisis data dan memperoleh data yang diinginkan, contoh: 5. Ada berapa jumlah kelurahan di propinsi Jawa Tengah? 6. Desa mana saja yang curah hujan sangat tinggi? 7. Analisis, kemampuan untuk analisis data spasial untuk memperoleh informasi baru. Pembuatan model skenario What If salah satu fasilitas yang banyak dipakai ialah analisis tumpang susun pata (Overlay). 28 WARTA, Vol. 10, No. 1, Maret 2007: 25-35

8. Visualisasi, penyajian hasil barupa informasi baru atau basis data yang ada baik alam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti dalam bentuk : peta, tabel, grafik dan lain-lain. Pemahaman peserta pelatihan mengenai sistem SIG, yang menjadi pijakan pemahaman teori dan operasi SIG, menunjukkan pemahaman yang baik. Hal ini diketahui dari hasil penjajagan kemampuan peserta dengan menggunakan kusioner yang menanyakan data diri mereka. Selanjutnya, dengan brainstorming di awal pelatihan, didapatkan jawaban mengenai pengalaman mereka dalam mengoperasikan komputer serta SIG. Jawaban dari peserta kemudian diklasifikasikan dalam domain pembelajaran dari Taxonomy Bloom. Taksonomi Bloom mengklasifikasikan bahwa domain belajar terdiri atas tiga, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor (Hisyam Zaini, dkk. 2001). Pelaksanaan pelatihan SIG memerlukan landasan teori terlebih dahulu, yang berkaitan erat dengan domain kognitif. Selanjutnya pada sesion praktik banyak didominasi domain psikomotor. Hasil penjajagan melalui kuesioner dan brainstorming, sebagai pretest, menunjukkan gambaran bahwa penguasaan SIG peserta hampir semuanya untuk domain kognitf dalam taraf pemahaman (comprehension) teori SIG dan untuk pengoperasian SIG dalam taraf persepsi (perception) domain psikomotor. Kondisi domain kognitif awal peserta yang berada dalam level pemahaman (comprehension) teori SIG menunjukkan peserta telah pada level 2 pembelajaran SIG (pengetahuan à pemahaman). Level pengetahuan SIG (level 1) ditunjukkan dengan kemampuan peserta saat brainstorming mengenai kegiatan ini pada awal pelatihan. Peserta dapat mengungkapkan istilah umum, fakta, dan prinsip dalam SIG. Saat dihadapkan dengan visualisasi berbagai peta tematik, peserta memberikan respon dengan istilah maupun penamaan yang tepat (identifikasi, label, dan penggambaran). Level pemahaman (level kedua pembelajaran) teori SIG ditunjukkan pada saat peserta mampu memberikan penjelasan dan contoh prinsip dalam SIG serta menafsirkan mekanisme input-proses-output dalam SIG. Pada akhir pelatihan menunjukkan adanya perubahan penguasaan teori yang dapat dilihat dimana peserta mencapi level penerapan (application) teori SIG. Penerapan SIG adalah sebagai sekumpulan obyek, ide, berikut saling keterhubunganya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Dalam hal ini sistem sering disebut pemrosesan data (data processing ), Pelatihan Sistem Informasi... (Amin Sunarhadi, dkk.) 29

sedangkan untuk memahami informasi, perlu dipahami dulu tentang data karena data dan informasi saling terkait. Data merupakan suatu kenyataan apa adanya (raw facts), sedangkan informasi adalah data yang ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh penerimanya. Pada akhir pelatihan menunjukkan adanya perubahan penguasaan teori yang dapat dilihat dimana peserta mencapi level penerapan (application) teori SIG. Penerapan SIG adalah sebagai sekumpulan obyek, ide, berikut saling keterhubunganya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Dalam hal ini sistem sering disebut pemrosesan data (data processing), sedangkan untuk memahami informasi, perlu dipahami dulu tentang data karena data dan informasi saling terkait. Data merupakan suatu kenyataan apa adanya (raw facts), sedangkan informasi adalah data yang ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh penerimanya. Peserta dapat menunjukkan bahwa atribut informasi adalah atribut-atribut/ kualitas-kualitas yang berkaitan dengan konsep informasi yang membantu di dalam mengidentifikasikan dan mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan informasi yang spesifik. Sistem informasi adalah untuk menyediakan dan mensistematikan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengenalikan operasi-operasi organisasi. Pada level penerapan ini, peserta telah dapat mendemonstrasikan metode dan prosedur dalam SIG. Selain itu, peserta telah mulai memunculkan gagasan-gagasan dalam menggunakan SIG untuk pemecahan masalah berbasis informasi spasial. Level Kognitif Awal Peserta Pelatihan SIG Sederhana Sulit Pengetahuan (Knowledge) Pemahaman (Comprehension) Penerapan (Application) Analisis (Analysis) Sintesis (Synthesis) Evaluasi (Evaluation) Kondisi Awal peserta Akhir Pelatihan 30 WARTA, Vol. 10, No. 1, Maret 2007: 25-35

Kondisi domain psikomotor awal peserta yang berada dalam level persepsi operasi SIG menunjukkan peserta ada pada level 1 pembelajaran SIG. Level persepsi operasi SIG ditunjukkan dimana peserta mengenali fungsifungsi alat yang dibutuhkan dalam pelatihan. Pada akhir pelatihan peserta menunjukkan perubahan dalam operasi SIG dari level persepsi dalam level gerakan terbimbing. Pada level psikomotor ini, peserta telah dapat mempertunjukkan cara pembuatan peta dan memperbaiki kesalahan yang ada dalam proses mengoperasikan SIG sesuai dengan contoh yang diberikan. Contoh diberikan dalam bentuk modul pelatihan yang diharapkan secara mandiri dapat dipergunakan secara mandiri untuk melatih penguasaan operasi SIG paska pelatihan yang diikuti. Level Psikomotor Awal Peserta Pelatihan SIG Sederhana Sulit Persepsi (Perception) Kesiapan (Set) Gerakan Terbimbing (Guided Response) Gerakan Terbiasa (Mechanism) Gerakan Kompleks (Complex overt Response) Penyesuaian Pola Gerakan (Adaptation) Kreativitas (Origination) Kondisi Awal peser Akhir Pelatihan Penilaian pada akhir pelatihan dilengkapi dengan penilaian secara kuantitatif melalui responsi oleh instruktur. Responsi dilakukan dalam 2 bentuk, yaitu responsi berupa kuis dan penugasan identifikasi penggunaan peta dan SIG dalam kurikulum SMA/MA. Identifikasi ini dilakukan individu kemudian dikonfirmasikan kepada peserta lain untuk mendapatkan hasil identifikasi yang plaing tepat. Hampir pada setiap kompetensi Geografi SMA/MA memerlukan penggunaan SIG dalam pengajarannya. Dalam hal ini, SIG tidak saja di maknai sebagai perangkat komputer namun juga sebagai bagian-bagian darinya, yaitu input, proses, dan outputnya. Pembelajaran Geografi pada tingkat SMA/MA diarahkan pada 3 (tiga) sasaran pendidikan pada siswa agar terbentuk generasi muda yang mampu untuk (1) menganalisis gejala alam fisik dan perkembangan bentuk muka bumi serta pelestariannya, (2) mengevaluasi gejala sosial di muka Pelatihan Sistem Informasi... (Amin Sunarhadi, dkk.) 31

bumi beserta interaksinya dan pengaruhnya terhadap kehidupan, dan (3) menggunakan konsep wilayah dan grafikasi dalam memahami lokasi, pola, penyebaran dan hubungan antar obyek, termasuk spesifik untuk industri. Hasil pembelajaran Geografi ini, pada tataran kepentingan nasional, akan turut membentuk manusia Indonesia yang membawa masa depan bangsa dan negara pada keadilan dan kesejahteraan dimana potensi sumberdaya dapat dimanfaatkan secara optimal, kerentanan bencana dari bahaya lingkungan dapat Tabel 3. Kurikulum Geografi Berbasis Kompetensi Analisis Gejala Alam Fisik dan Proses Pembentukan Bumi (Kelas X SMA/MA) (Gambar 1). SEKTOR - Sumberdaya Manusia - Sumberdaya Alam dan Lingkungan - Kependudukan - Pembangunan Daerah - Prasarana dan Sarana - Pendidikan Pembelajaran Geografi SMP-SMA/MA-PT Generasi yang mampu menganalisis gejala alam fisik, gejala sosial, dan menggunakan konsep wilayah. Manusia Indonesia yang membawa masa depan bangsa dan negara pada keadilan dan kesejahteraan dimana potensi sumberdaya dapat dimanfaatkan secara optimal, kerentanan bencana dari bahaya lingkungan dapat dikurangi, dan pemanfaatan ruang lokal maupun nasional menjadi terpadu Gambar 1. Arti penting pengetahuan dan pemahaman Geografi dalam pengembangan sumberdaya manusia dan kepentingan nasional Pembelajaran Geografi memerlukan media dan peralatan agar siswa dapat mengetahui dan memahami proses kajian Geografi dan lingkup yang dapat diperankan dalam mengatasi masalah masyarakat dan pembangunan. Peralatan dan media yang dipergunakan terutama yang berkaitan dengan informasi geografi yang dipergunakan dalam kajiannya. Manajemen informasi 32 WARTA, Vol. 10, No. 1, Maret 2007: 25-35

geografi dilakukan dalam sebuah sistem yang disebut sebagai Sistem Informasi Geografi (SIG). Berdasarkan pola sistem maka SIG terdiri atas tiga fase, yaitu Masukan Proses Keluaran. Pada masing-masing fase membutuhkan media pembelajaran agar terjadi proses belajar mengajar yang efisien, efektif, dan berarti (meaningful). Peta dan citra (fotografik maupun satelit) merupakan media utama dalam pembelajaran Geografi baik itu pada fase masukan, proses, maupun keluaran. Berdasarkan hal ini maka kebutuhan keterampilan pengelolaan data spasial melalui SIG bagi guru SMA/MA sangat diperlukan. Penggunaan materi dasar maupun aplikasi SIG merupakan bagian mutlak dari pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi. Kompetensi adalah sekumpulan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan niali sebagai kinerja yang berpengaruh terhadap peran, perbuatan, prestasi, serta pekerjaan seseorang (Yulaelawati, 2004). Pengetahuan merupakan pengetahuan tentang fakta atau prosedur. Ketrampilan adalah keterampilan kognitif atau perilaku sedangkan karakteristik personal adalah ciri pembawaan individu. Pada masing-masing kompetensi terdapat tuntutan untuk membentuk tiga golongan ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini dilakukan dengan berbagai alat dan media pembelajaran sebagaimana yang ada pada Geografi. Kompetensi pada Geografi mutlak membutuhkan berbagai alatb peraga terutama yang berkaitan peta dan citra, baik yang sifatnya hasil fotografik maupun satelit. Media pembelajaran adalah semua bentuk perantara yang dipakai penyebar atau penggagas untuk sampai pada penerima (Ruseffendi, et. al., 1982). Penggunaan peta dan citra dalam pemebelajaran Geografi sangat mendominasi dan mutlak adanya. Meskipun sebetulnya saat ini telah berkembang pemetaan dengan berbasis digital sehingga pemahaman tentang peta tidak harus selalau dalam bentuk lembaran namun juga dapat berbentuk dijital. Data dan informasi spasial tersebut, dalam bentuk dijital, diolah dan dikelola dalam satu sistem manajemen yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG). SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan Tiga konsep dasar SIG adalah sistem, informasi, dan geografi. Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan obyek, ide, berikut saling keterhubunganya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Dalam hal ini sistem Pelatihan Sistem Informasi... (Amin Sunarhadi, dkk.) 33

sering disebut pemrosesan data (data processing), sedangkan untuk memahami informasi, perlu dipahami dulu tentang data karena data dan informasi saling terkait. Data merupakan suatu kenyataan apa adanya (raw facts), sedangkan informasi adalah data yang ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh penerimanya. Hasil penjajagan melalui kuesioner dan brainstorming, sebagai pretest, menunjukkan gambaran bahwa penguasaan SIG peserta hampir semuanya untuk domain kognitf dalam taraf pemahaman (comprehension) teori SIG dan untuk pengoperasian SIG dalam taraf persepsi (perception) domain psikomotor. Pada akhir pelatihan peserta menunjukkan perubahan penguasaan teori SIG dari level kognitif pemahaman menjadi level penerapan. Adapun dalam operasi SIG dari level persepsi dalam level gerakan terbimbing. Pembelajaran Geografi pada tingkat SMA/MA diarahkan pada 3 (tiga) sasaran, yaitu (1) menganalisis gejala alam fisik dan perkembangan bentuk muka bumi serta pelestariannya, (2) mengevaluasi gejala sosial di muka bumi beserta interaksinya dan pengaruhnya terhadap kehidupan, dan (3) menggunakan konsep wilayah dan grafikasi dalam memahami lokasi, pola, penyebaran dan hubungan antar obyek, termasuk spesifik untuk industri. Hasil pembelajaran Geografi ini, pada tataran kepentingan nasional, akan turut membentuk manusia Indonesia yang membawa masa depan bangsa dan negara pada keadilan dan kesejahteraan dimana potensi sumberdaya dapat dimanfaatkan secara optimal, kerentanan bencana dari bahaya lingkungan dapat dikurangi, dan pemanfaatan ruang lokal maupun nasional menjadi terpadu. b. Saran Peningkatan kapasitas guru-guru Geografi perlu dilanjutkan dan siperluas khalayak pesertanya mengingat pemahaman spasial melalui praktek oleh guru dalam pelatihan sangat membantu mereka dalam mengajarkan mata pelajaran Geografi. Mengingat adanya kesenjangan media ajar dalam mencapai tujuan pembelajaran berbasis kompetensi Geografi di SMA/MA maka diperlukan adanya upaya praktis oleh perguruan tinggi dalam mengembangkan inovasi media ajar bersama sekolah (SMA/MA). 34 WARTA, Vol. 10, No. 1, Maret 2007: 25-35

DAFTAR PUSTAKA Antenucci, et al. 1991. Geographic Information Sistems. A Guide to The Technology. New York: Van Nostrand Reinhold. Hartono. 1996. Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi serta Aplikasinya. Yogyakarta: FG UGM. Hisyam Zaini, Sekar Ayu Ariyani, Bermawi Monthee. Desain Pembelajaran, Yogyakarta: CTSD-UIN. Jacob Rais. 1993. Pokok-Pokok Perkembangan dalam Penataan Sistem Informasi Geografi Nasional. Bahan Ceramah di UI Jakarta. Mas Sukoco. 1985. Kartografi Dasar. Yogyakarta: FG UGM. Mas Sukoco dan Sukwarjono. 1993. Pengetahuan Peta. Yogyakarta: FG UGM. Pelatihan Sistem Informasi... (Amin Sunarhadi, dkk.) 35

36 WARTA, Vol. 10, No. 1, Maret 2007: 25-35

Pelatihan Sistem Informasi... (Amin Sunarhadi, dkk.) 37

Lanjutan Tabel 4 5.3. Mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan 5.4. Memberi contoh pewilayahan secara formal dan fungsional 5.5. Menentukan batas wilayah pertumbuhan 38 WARTA, Vol. 10, No. 1, Maret 2007: 25-35

Pelatihan Sistem Informasi... (Amin Sunarhadi, dkk.) 39

40 WARTA, Vol. 10, No. 1, Maret 2007: 25-35

Pelatihan Sistem Informasi... (Amin Sunarhadi, dkk.) 41

42 WARTA, Vol. 10, No. 1, Maret 2007: 25-35

Pelatihan Sistem Informasi... (Amin Sunarhadi, dkk.) 43

44 WARTA, Vol. 10, No. 1, Maret 2007: 25-35

Pelatihan Sistem Informasi... (Amin Sunarhadi, dkk.) 45