Bab II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi. Akuntansi manajemen menyediakan data-data penting yang memberikan

perusahaan agar kegiatan bisa berjalan dengan lancar. Selain sebagai teknologi menjadikan kinerja manajer menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul

BAB I PENDAHULUAN. berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkambangan zaman, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) aktivitas yang dilakukan (Hansiadi, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian negara (Kasmir, 2014). adanya perbankan telah dirasakan di Kabupaten Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan mutu pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009) Sistem Informasi Akuntansi Manajemen merupakan alat yang efektif dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3

BAB IV METODA PENELITIAN. disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan struktur

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan

S K R I P S I. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Pendahuluan Perkembangan informasi dewasa ini terjadi dengan cepat dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kegiatan perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER. Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja Manajerial (Studi

BAB I PENDAHULUAN. walaupun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bill out sebesar 6,7 triliun

Umur : Lama Bekerja : Jabatan : Pendidikan terakhir : ( ) SLTA ( ) Diploma ( ) S1 ( ) S2 ( ) Lain lain...

BAB I PENDAHULUAN. proses yang memiliki nilai tambah (Juniarti dan Evelyne, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif dan para manajer juga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hubungan langsung antara variabel independen dan variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Eka (2013) pengukuran kinerja di Kementrian BUMN dinilai masih belum

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang tepat dan relevan untuk tujuan yang diteliti. dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkembangan zaman, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

Ajeng Nurpriandyni, Titiek Suwarti. Universitas Stikubank Semarang Jl. Trilomba Juang No 1 Semarang 50241

Skripsi PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk dapat beroperasi seefektif dan seefisien mungkin, salah satunya

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INFORMASI YANG DIHASILKAN OLEH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang sebagai pekerja profesional, ada yang mengalami perubahan dalam

Siti Alliyah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPPI Rembang

KUESIONER. isilah pada tempat yang disediakan dengan singkat dan jelas. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. Usia :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

KOORDINASI MASALAH-MASALAH PENCAPAIAN KOORDINASI EFEKTIF PENGERTIAN KOORDINASI KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi elemen penting dalam aktivitas setiap individu,

KIKI WIDIASTUTI Universitas Diponegoro Semarang. WAHYU MEIRANTO, S.E., M.Si., Akt. Universitas Diponegoro Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen

BAB II KIBLAT TEORITIS

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB I PENDAHULUAN. organisasi hingga tujuan yang diharapkan tercapai. Perencanaan Sistem Akuntansi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja manajemen bagian pemasaran dan operasional pada perusahaan jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam persaingan bisnis dewasa ini perusahaan dituntut untuk

LAMPIRAN 1 KUESIONER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing definisi memiliki tujuan yang sama. Menurut Goodhue (1995)

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014

PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI KASUS BPR DI KABUPATEN DEMAK)

Aceng Kurniawan, Citra Nensih ISSN :

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, informasi yang disediakan oleh sistem informasi akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian akuntansi menurut James M. Reeve, dkk (2009:9), akuntansi

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya dapat dinilai dari seberapa efektif hasil dari keputusan tersebut. Bentuk

Analisis Penerapan Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen dalam Meningkatkan Kinerja Manajerial pada PT TBIG tbk

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

BAB III METODE PENELITIAN

Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Mei 2013, Hal: 1-13 Vol. 2, No. 1 ISSN :

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat ketat, menuntut perusahaan/organisasi untuk menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh menggunakan metode

PENINGKATAN KINERJA UKM DENGAN MENGIMPLEMENTASIKAN INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN YANG DIDUKUNG OLEH INFORMASI ANTAR UNIT

Sistem Informasi Mananjemen

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) GAMBARAN UMUM

CBIS (Computer Base Information System)

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

Bandung, Mei Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner. Kepada Yth. Bapak/Ibu Responden Di Tempat. Dengan hormat,

KUESIONER. Pengaruh Tingkat Kesesuaian Antara Persepsi Tentang Suatu Keinginan Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

Wahyu Meiranto *, Kiki Widiastuti *, Elen Puspitasari ** *) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang

Kepada Yth. Bapak/Ibu Manajer... Di Tempat. Dengan hormat, Saya yang mengirimkan kuesioner ini

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA

PENGORGANISASIAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dari sebuah organisasi kepada pihak yang berkepentingan. Accounting cycle adalah

BABI PENDAHULUAN. Sebuah organisasi tidak akan berjalan mulus tanpa adanya. manajemen, yang merupakan satu kelompok utuh dari pengelola organisasi,

MOHON DIISI DENGAN BENAR DAN TERIMA KASIH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan manufaktur skala besar dan sedang di Semarang. 3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel

BAB II BAHAN RUJUKAN

IX. KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN KOORDINASI

Skripsi PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN SALING KETERGANTUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SAM SCOPE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi

Pengembangan Sistem Pengambilan Keputusan Yang Berkualitas Bagi UKM Melalui Penerapan Sistem Akuntansi Manajemen Berbasis Teknologi Informasi

Transkripsi:

10 Bab II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Teknologi Informasi Autioe dan Leimanen, 1995 dalam Ellitan, 2002 (Dewi, 2006) mendefinisikan teknologi informasi sebagai kemampuan untuk mengenali masalah- masalah teknis dan mengeksploitasi konsep- konsep yang dapat memecahkan masalah teknis yang ada, serta di sisi lain teknologi merupakan peralatan atau perangkat seperti equipment, software, dan hardware yang digunakan untuk memecahkan masalah operasional secara efektif dalam suatu organisasi. Teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan. Hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah menggunakan aplikasi dan otomisasi teknologi informasi, dengan harapan bahwa teknologi informasi dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Ada dua kemajuan signifikan berhubungan dengan teknologi informasi. Pertama, erat kaitannya dengan manufaktur yang terintegrasi dengan komputer (Computer- Integrated Manufacturing = CIM). Dengan proses produksi terotomatisasi, komputer digunakan untuk memonitor dan mengendalikan berbagai kegiatan operasi. Penggunaan komputer memudahkan pengumpulan informasi yang dibutuhkan dan dapat dilaporkan kepada manajer dengan segera. Otomatisasi juga meningkatkan kuantitas dan kecepatan informasi. Karena

11 manajer memanfaatkan nilai sistem informasi yang lebih kompleks, maka mereka harus memiliki akses data dari sistem dan mampu memilah serta menganalisisnya secara cepat dan efisien (Sri Maharsi, 2000: 131). Kedua, ketersediaan alat- alat yang dibutuhkan, seperti ketersediaan komputer personal (PC), software, dan paket- paket grafis yang memudahkan pengguna (user friendly). Komputer personal berfungsi sebagai penghubung komunikasi ke sistem informasi perusahaan, sedangkan software dan paket grafis memberikan manajer kemampuan analitis untuk menggunakan informasi tersebut. Alat bantu PC dan software tersedia bagi manajer dari semua jenis organisasi. Jika sebuah PC bertindak sebagai suatu terminal dan dihubungkan ke database organisasi, maka manajer dapat mengakses informasi dengan cepat dan menyiapkan lebih banyak laporan. Penggunaan teknologi informasi memiliki dampak positif dan negatif bagi organisasi, oleh karena itu perlu pertimbangan yang matang sebelum menggunakan sistem informasi dalam suatu perusahaan, seperti pelatihan bagi karyawan sebelum pengadaan teknologi dalam organisasi dan pengadaan pengamanan bagi mereka yang berkepentingan (password dan access control matrix) setelah teknologi tersebut digunakan dalam aktivitas perusahaan. Teknologi informasi yang kuat akan menjadi competitive edge bagi perusahaan dan sekaligus menjadi entry barrier (Fasio, 1994 dalam Sri Maharsi, 2000). Bagi organisasi yang ingin maju dan berkembang, tidak ada alasan untuk tidak menggunakan teknologi sepanjang hal itu dapat mempermudah perusahaan

12 menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Hanscombe, 1989 dalam Sri Maharsi, 2000). 2.1.2. Saling Ketergantungan Scoot (1992) seperti yang dikutip oleh Ensign (1998) mendefinisikan saling ketergantungan sebagai tingkat dimana elemen pekerjaan yang dilaksanakan terkait satu sama lain sehingga perubahan dalam suatu elemen akan mempengaruhi elemen lainnya (Dewi, 2006). Suatu perusahaan yang berfungsi secara efektif, memiliki individu atau kelompok yang saling ketergantungan yang membentuk hubungan kerja dalam lingkungan batas organisasi, di antara orangorang secara individual dan di antara kelompok. Individu dan kelompok dapat bergantung satu sama lain untuk memperoleh informasi, bantuan, atau tindakan koordinasi. Hubungan ketergantuang semacam itu dapat membantu perkembangan perusahaan, tetapi juga dapat menimbulkan konflik antar individu dan kelompok itu sendiri (Gibson, 2003). Saling ketergantungan dalam pekerjaan terjadi jika dua kelompok organisasi atau lebih saling membutuhkan satu sama lain dalam menyelesaikan tugas. Potensi konflik dalam situasi saling ketergantungan cukup tinggi, karena adanya perbedaan tujuan, perbedaan persepsi, dan meningkatnya tuntutan akan spesialisasi. Ada tiga bentuk saling ketergantungan yang berhasil di identifikasi, yaitu (Gibson, 2003): 1. Saling ketergantungan yang dikelompokkan (Pooled Interdependece), merupakan ketergantungan yang tidak memerlukan interaksi antarkelompok

13 kecuali melalui organisasi secara total. Potensi konflik dari tipe saling ketergantungan yang dikelompokkan relatif rendah, dan manajemen dapat mengandalkan aturan dan prosedur standar yang ditentukan oleh kantor pusat untuk keperluan koordinasi. Contoh dari saling ketergantungan yang dikelompokkan adalah departemen pengembangan produk dan departemen pengiriman. Pada hakikatnya kedua departemen ini bekerja secara terpisah dan berbeda satu sama lain, tetapi saling tergantung untuk memajukan perusahaan. 2. Saling ketergantungan yang berurutan (Sequential Interdependence), merupakan saling ketergantungan yang mengharuskan satu kelompok menyelesaikan tugasnya sebelum kelompok lain dapat menyelesaikan tugasnya. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya konflik meningkat. Pengkoordinasian saling ketergantungan jenis ini melibatkan keefektifan penggunaan fungsi manajemen perencanaan. Contohnya adalah departemen perakitan dan departemen pengepakan. Departemen pengepakan tidak dapat menjalankan tugasnya jika departemen perakitan belum menyelesaikan tugasnya. Oleh karena itu diperlukan analisa pada departemen perakitan dan perlu pemecahan masalah tersebut, seperti keseimbangan lintasan (line balancing). 3. Saling ketergantungan timbal balik (Reciprocal Interdependence), merupakan saling ketergantungan yang mengharuskan keluaran satu kelompok dipakai sebagai masukkan kelompok lainnya, dan sebaliknya. Karena kondisi timbal balik semacam ini menyebabkan adanya basis konflik potensial. Koordinasi

14 yang efektif melibatkan keahlian manajemen dalam menggunakan proses komunikasi dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Tipe saling ketergantungan yang berhasil di identifikasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Robbins, S.P., Organization Theory, 1990: 190 dalam Arsono L. dan Muslichah, 2002): Pooled Interdependence A B Sequential Interdependence A B Reciprocal Interdependence A B Gambar 2. Tipe Saling Ketergantungan 2.1.3. Sistem Akuntansi Manajemen Sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Informasi akuntansi manajemen diperlukan oleh manajemen untuk melaksanakan dua fungsi pokok manajemen: perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan. Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan oleh manajemen berbagai jenjang organisasi, untuk menyusun rencana aktivitas perusahaan di masa yang akan datang.

15 Informasi akuntansi manajemen sangant bermanfaat bagi manajemen terutama pada tahap analisis konsekuensi setiap alternatif tindakan yang mungkin dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan sifat dari masukan, proses dan keluarannya. Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai manajemen. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mengidentifikasikan suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Jadi informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Chenhall dan Morris (dalam Arsono L. dan Muslichah, 2002) mengidentifikasi 4 karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) sebagai berikut: 1. Scope (Lingkup) Didalam sistem informasi, broad scope mengacu kepada dimensi fokus, kuantifikasi, dan horison waktu (Gorry dan Morton, 1971; Larcker, 1981; Gordon dan Narayanan, 1984). Lingkup SAM yang luas memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal yang mungkin bersifar informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal yang bersifat ekonomi atau non ekonomi. Lingkup SAM yang luas mencakup ukuran nonmoneter terhadap karakteristik lingkungan ekstern (Gordon dan Miller, 1976). Lingkup SAM yang luas juga akan memberikan estimasi

16 tentang kemungkinan terjadinya peristiwa di masa depan dalam ukuran probabilitas. 2. Timeliness (Tepat Waktu) Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat atas suatu peristiwa, dipengaruhi oleh timeliness SAM. Informasi yang timeliness meningkatkan fasilitas SAM untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara cepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Jadi timeliness mencakup frekuensi pelaporan dan kecepatan pelaporan. Chia (1995) menyatakan bahwa timing informasi menunjuk kepada jarak waktu antara permintaan dan tersedianya informasi dari SAM ke pihak yang meminta. 3. Aggregation (Agregat) SAM memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu. Tipe agregasi yang lain mengacu kepada berbagai format yang konsisten dengan model keputusan formal. Agregasi informasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal, seperti area penjualan, pusat biaya, departemen produksi dan pemasaran, dan informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model keputusan formal. 4. Integration (Integrasi) Karakteristik SAM yang membantu koordinasi mencakup spesifikasi target yang menunjukkan pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai pengaruh keputusan pada operasi seluruh subunit organisasi. Chia (1995)

17 menyatakan bahwa informasi yang terintegrasi dari SAM dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit. Kompleksitas dan saling ketergantungan antar subunit akan direfleksikan dalam informasi yang terintegrasi dari SAM. Secara konvensional, rancangan SAM terbatas pada informasi keuangan internal yang berorientasi historis. Namun, meningkatnya peran SAM untuk membantu manajer dalam pengarahan dan pemecahan masalah telah merubah SAM sebagai masukan data eksternal dan non keuangan kepada informasi yang berorientasi masa datang (informasi SAM lingkup luas). Diantara karakteristik informasi SAM, informasi broad scope telah teridentifikasi sangat penting dalam membantu pengambilan keputusan manajerial (Chenhall dan Morris, 1986; Gordon dan Narayanan, 1984 dalam Arsono L. dan Muslichah, 2002). 2.1.4 Kinerja Manajerial Kinerja manajerial menurut Mahoney et al, 1963 seperti yang dikutip Nazaruddin (1998) adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, penyelidikan, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pemilihan staff, negosiasi, dan perwakilan. Kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari pelaksanaan fungsi- fungsi yang dituntut dari seseorang atas suatu hasil kerja individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja individu, yaitu:

18 1. Kemampuan mereka, 2. Motivasi, 3. Dukungan yang diterima, 4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5. Hubungan mereka dengan organisasi. Kinerja merupakan faktor yang mendukung keefektifan organisasi. Kinerja organisasi dapat dilihat berdasarkan kemampuan manajer dalam melaksanakan tugas manajerialnya. Kinerja manajerial meliputi kemampuan manajer dalam: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staff, negosiasi, perwakilan, dan kinerja secara menyeluruh. Kinerja diartikan dengan manajemen kinerja adalah suatu proses manajemen yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu sedemikian rupa, sehingga tujuan organisasi maupun tujuan individu dapat bertemu (Barry Chusway, 1996: 87 dalam Niken Safitri, 2006). Menurut Barry Cushway (Niken Safitri, 2006) ada empat langkah pokok dalam proses manajemen kinerja, yaitu: 1. Merencanakan kinerja 2. Mengelola kinerja 3. Meninjau kinerja 4. Memberi imbalan untuk bekerja.

19 2.2. Pengembangan Hipotesis 2.2.1. Teknologi Informasi, Karakteristik SAM Timeliness, dan Kinerja Manajerial Teknologi informasi sebagai kemampuan untuk mengenali masalahmasalah teknis dan mengeksploitasi konsep- konsep yang dapat memecahkan masalah teknis yang ada, serta di sisi lain teknologi merupakan peralatan atau perangkat seperti equipment, software, dan hardware yang digunakan untuk memecahkan masalah operasional secara efektif dalam suatu organisasi. Penggunaan teknologi informasi berbasis komputer mempermudah proses perolehan dan pelaporan beberapa informasi yang berguna bagi manajer, sehingga manajer dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Seperti yang dinyatakan oleh Hanses dan Mowen (1997) dengan menggunakan komputer sejumlah besar informasi yang berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer dengan segera. Ini memungkinkan manajemen dapat mengambil keputusan secara lebih cepat. Dari manfaat teknologi informasi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi informasi mempengaruhi karakteristik SAM timeliness. Informasi timeliness akan membantu manajemen dalam menyediakan informasi yang tepat waktu. Karena seberapa baik informasi yang didapatkan, tidak akan berguna jika informasi tersebut tidak tepat waktu. Informasi yang tepat wakytu ini akan segera didapatkan dengan bantuan teknologi informasi. Teknologi informasi dapat menyediakan informasi- informasi yang handal dalam beberapa saat saja. Informasi- informasi yang tepat waktu dapat meningkatkan kinerja manajerial

20 perusahaan, karena dengan adanya informasi yang tepat waktu, perusahaan selalu mampu mengambil tindakan dengan cepat dan tepat. Semakin teknologi informasi membantu proses penyimpanan, perolehan dan penyajian informasi, maka informasi dapat tersedia secara tepat waktu. Kebutuhan akan informasi yang tepat waktu memungkinkan para manajer dalam membuat laporan dan mengambil keputusan secara tepat dan cepat. Dengan demikian, teknologi informasi yang mempengaruhi karakteristik SAM, memungkinkan manajer mengambil keputusan secara cepat dan tepat, sehingga dapat meningkatkan kinerja manajerial. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu bahwa semakin tinggi aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kemampuan suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam pengambilan keputusan (Arsono L. dan Muslichah, 2002). Maka atas dasar uraian diatas, hipotesa pertama dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H 1 : Terdapat pengaruh positif teknologi informasi terhadap kinerja manajerial melalui karakteristik SAM timeliness. 2.2.2. Saling Ketergantungan, Karakteristik SAM Timeliness, dan Kinerja Manajerial Saling ketergantungan merupakan tingkat dimana elemen pekerjaan yang dilaksanakan terkait satu sama lain sehingga perubahan dalam suatu elemen akan mempengaruhi elemen lainnya. Semakin tinggi tingkat saling ketergantungan, maka semakin kompleks informasi yang dibutuhkan. Suatu bagian dalam organisasi tidak hanya memerlukan informasi dari bagiannya sendiri, tetapi juga

21 informasi dari bagian lain. Informasi timeliness menyediakan berbagai informasi bagi manajer dari beberapa bagian sesuai dengan perkembangan atau kebutuhan informasi saat ini. Informasi yang tepat waktu sangat mempengaruhi kinerja suatu organisasi, karena dengan penyampaian informasi secara tepat waktu maka laporan bagi manajer dapat disediakan dengan segera. Ukuran suatu divisi yang mempunyai tingkat saling ketergantungan akan bermanfaat bila ukuran tersebut mencakup reliabilitas, kerjasama, dan fleksibilitas para manajer divisi. Adanya tingkat saling ketergantungan yang tinggi mempengaruhi SAM timeliness karena beberapa bagian yang saling bertukar informasi dan menyampaikan informasi dari bagiannya kepada bagian lain. Bila suatu bagian tidak dapat menyelesaikan tugasnya secara tepat waktu untuk dilanjutkan di bagian lain, maka akan menghambat kinerja dari bagian yang berkaitan. Dengan demikian, laporan bagi manajer tidak dapat tersedia secara cepat sehingga manajer tidak dapat mengambil keputusan secara cepat. Semakin tinggi tingkat ketergantungan maka semakin tidak tersedia informasi timeliness. Informasi timeliness yang tidak tersedia memungkinkan manajer tidak dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat, sehingga dapat menurunkan kinerja manajerial. Pada penelitian terdahulu menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat saling ketergantungan, semakin tinggi tugas yang dihadapi manajer dan semakin kompleks informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan, karena dalam melakukan kegiatannya manajer membutuhkan informasi dari bagiannya dan informasi dari bagian lain yang memiliki hubungan. Namun, jika adanya saling ketergantungan tersebut menghambat ketepatan waktu yang ingin

22 dilakukan oleh organisasi maka dapat menurunkan kinerja manajerialnya. Maka atas dasar uraian diatas, hipotesa kedua dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H2: Terdapat pengaruh negatif saling ketergantungan terhadap kinerja manajerial melalui karakteristik SAM timeliness. 2.3. Definisi Operasional Variabel 2.3.1. Teknologi Informasi (variabel Independen) Teknologi informasi adalah sebagai kemampuan untuk mengenali masalah- masalah teknis dan mengeksploitasi konsep- konsep yang dapat memecahkan masalah teknis yang ada, serta di sisi lain teknologi merupakan peralatan atau perangkat seperti equipment, software, dan hardware yang digunakan untuk memecahkan masalah operasional secara efektif dalam suatu organisasi. Teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan. Teknologi informasi dioperasionalkan sebagai teknologi yang digunakan untuk menyimpan, memperoleh, memanipulasi, mengkomunikasikan, menyajikan dan memanfaatkan data. Definisi ini dibatasi pada teknologi informasi yang didukung oleh komputer, jadi tidak termasuk teknologi komunikasi konvensional seperti telepon dan telex. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan sendiri oleh peneliti yang terdiri dari 3 pertanyaan dimana pertanyaan didasarkan pada indikator yang dikemukakan Haag dan Cummings (dalam Arsono L. dan

23 Muslichah, 2002), yaitu menangkap, menyampaikan, menyimpan, dan mengkomunikasikan informasi. Masing- masing komponen teknologi informasi diukur dengan menggunakan skala numerik (numeric scale), di mana skala ini menggunakan dua buah nilai ekstrim dan responden diminta untuk menentukan responsnya dengan angka- angka numeric (1 sampai 5 untuk poin skala likert) (Jogiyanto, 2004 dalam Esti, 2008). Pertanyaan yang diajukan kepada responden terdiri dari: 1. Menangkap Informasi yang terdiri dari pertanyaan nomor 1 dan 3. 2. Menyampaikan Informasi yang terdapat dalam pertanyaan nomor 2. 3. Menyimpan Informasi yang terdapat dalam pertanyaan nomor 4. 4. Mengkomunikasikan Informasi yang terdapat pada pertanyaan nomor 3. 2.3.2. Saling Ketergantungan (Variabel Independen) Saling ketergantungan merupakan tingkat dimana elemen pekerjaan yang dilaksanakan terkait satu sama lain sehingga perubahan dalam suatu elemen akan mempengaruhi elemen lainnya. Pengukuran ini menggunakan pertanyaan yang menggambarkan tiga tipe saling ketergantungan (pooled interdependence, sequential interdependence, dan reciprocal interdependence). Pertanyaan diajukan berkenaan dengan seberapa sering pertukaran output terjadi dalam suatu organisasi sebagaimana dijelaskan dalam kuesioner. Masing- masing komponen saling ketergantungan diukur dengan menggunakan skala numerik (numeric scale), di mana skala ini menggunakan dua buah nilai ekstrim dan responden diminta untuk menentukan responsnya dengan angka- angka numerik (1 sampai 5

24 untuk poin skala likert) (Jogiyanto, 2004 dalam Esti, 2008). Namun, untuk pertanyaan nomor 1 skala pengukurannya perlu di recoding. Pertanyaan yang diajukan kepada responden terdiri dari: 1. Pertanyaan tidak terdapat saling ketergantungan terdapat pada pertanyaan nomor 1. 2. Sequential Interdependence terdapat pada pertanyaan nomor 2. 3. Reciprocal Interdependence terdapat pada pertanyaan nomor 3. 2.3.3. Kinerja Manajerial (Variabel Dependen) Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi, dan representasi (Mahoney et al. 1963 dalam Arsono L. dan Muslichah, 2002). Variabel kinerja ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan sendiri oleh peneliti yang di dasarkan pada tugas pokok dan fungsi pegawai kantor dinas kabupaten Semarang. Masing-masing menggunakan lima point skala likert. Kritik terhadap penggunaan instrument ini adalah digunakannya model pengukuran kinerja dengan self rating, yaitu responden cenderung memberi skor yang melebihi skor yang sebenarnya (leniency bias) dibandingkan dengan pengukuran kinerja bawahan yang dilakukan oleh atasan atau model superior rating (Arsono L. dan Muslichah, 2002). Pertanyaan yang diajukan kepada responden terdiri dari: 1. Tugas pokok kepala bidang yang ditujukan kepada kepala bidang terdiri dari 8

25 pertanyaan. 2. Tugas pokok kepala seksi yang ditujukan kepada kepala seksi yang terdiri dari 8 pertanyaan. 2.3.4. Karakteristik SAM Timeliness (Variabel Intervening) SAM dioperasionalkan sebagai ketersediaan informasi SAM timeliness. Variabel SAM ini akan diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian terdahulu. Instrumen ini digunakan untuk mengukur persepsi informasi yang bermanfaat bagi para manajer. Ukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah persepsi responden dalam mengakui ketersediaan informasi dari SAM. Pengukuran ini terdiri dari 4 pertanyaan. Pengukuran variabel menggunakan skala likert, responden diminta untuk menyatakan persepsinya dengan memilih satu nilai dalam skala 1 (sangat tidak tersedia) sampai skala 5 (sangat tersedia). Namun, untuk pertanyaan nomor 4 skala pengukurannya perlu di recoding.pertanyaan yang diajukan kepada responden terdiri dari: 1. Ketepatan waktu penyampaian informasi yang terdiri dari pertanyaan nomor 1, 2 dan 4. 2. Pelaporan secara sistematis yang terdiri dari pertanyaan nomor 3.