III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Singkong merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain singkong,

efektif alat (kg/jam)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DESAIN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian. Persentase singkong yang tidak terriris sempurna (%)

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Proses Manufaktur Komponen Dinamis Pada Mesin Pengiris multi hortikultura. Oleh : BENY SANTOSO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PERAJANG MEKANIK KRIPIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

MODIFIKASI PISAU DAN UJI JARAK MATA PISAU TERHADAP TEBAL IRISAN PADA ALAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkat mencapai ton. Kemudian pada tahun 2013 meningkat lagi

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Maret 2013.

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Pendekatan Rancangan dan Konstruksi Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

MESIN BOR. Gambar Chamfer

BAB I PENDAHULUAN. menunjang proses produksi, salah satunya mesin perajang (Slicer Machine).

Setyo Wahyu Pamungkas Eko Pristiwanto

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN


BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB III METODE PEMBUATAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang

IV. DESAIN PROSES PRODUKSI MESIN PANGKAS RUMPUT POTRUM BBE-02

BAB III PERANCANGAN CONTAINER DAN CONVEYOR ROKOK

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH DENGAN PENGIRIS VERTIKAL (SHALLOT SLICER)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSES PRODUKSI

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang ditujukan kepada

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG LONTONG KERUPUK MENGGUNAKAN TALI SENAR

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Laboratorium Mekanisasi Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah las listrik, mistar siku, jangka sorong, gerinda, bor listrik, tanggem, alat tulis, timbangan, dan lain-lain. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat perajang singkong tipe horizontal yang akan dimodifikasi, serta Singkong yang telah dikupas kulitnya dengan jumlah total untuk seluruh pengujian adalah sebanyak ±45 kg guna dilakukan pengujian. C. Metode Penelitian 1. Pendekatan Desain Sebelum alat perajang singkong tipe horizontal ini digunakan akan dilakukan modifikasi yaitu pada piringan perajang serta mata pisau alat

27 perajang singkong tipe horizontal ini. Perubahan yang diterapkan adalah perubahan pada sudut persimpangan posisi mata pisau terhadap garis lurus jari-jari piringan perajang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap untuk mempermudah dan memperjelas arah penelitian, yaitu tahap perancangan (desain) alat, pembuatan atau perakitan alat, pengujian hasil rancangan, pengamatan, dan pengolahan data seperti disajikan pada Gambar 21 dan Gambar 22. Mulai Modifikasi perajang singkong Pengupasan kulit Singkong hasil kupasan Pengujian Perajangan dengan posisi mata pisau 45 o Perajangan dengan posisi mata pisau 67,5 o Perajangan dengan posisi mata pisau 90 o Hasil rajangan Selesai Gambar 21. Tahapan pelaksanaan penelitian

28 Gambar 22. Diagram alir modifikasi alat perajang singkong tipe horizontal Perancangan dilakukan untuk mendesain awal alat yang akan dibuat dengan menggunakan program AutoCAD, kemudian dilanjutkan ketahap pembuatan atau perakitan alat dibengkel khusus pembuatan alsintan. Setelah alat selesai dibuat, kemudian alat diuji coba dengan parameterparameter pengujian yang selanjutnya dibahas dalam subbab pengujian alat. Sedangkan persiapan bahan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menyiapkan singkong yang telah dikupas kulitnya seberat ± 3 kg, 5 kg, dan 7 kg. Masing-masing ukuran disiapkan sebanyak 3 kali. Pengamatan dan pengolahan data dilakukan setelah alat diuji.

29 a) Kriteria Desain Alat yang dirancang diharapkan sesuai dengan kriteria sebagai berikut : - Alat yang dirancang mampu menghasilkan ketebalan hasil irisan yaitu antara 0,8 1,5 mm sesuai dengan SNI 01-4305-1996 tentang Keripik Singkong. - Mata pisau yang bergerak pada piringan perajang berotasi secara horizontal. - Alat perajang singkong tipe horizontal ini tergolong dalam alat mesin pengiris dan bahan yang dirajang teriris seluruhnya. - Hasil rajangan akan tertampung di wadah penampungan. b) Rancangan Fungsional - Piringan perajang berfungsi sebagai dudukan mata pisau sekaligus memutar mata pisau untuk merajang, sedangkan mata pisau perajang berfungsi untuk mengiris singkong. - Piringan perajang berputar disebabkan oleh transmisi daya dari motor listrik yang disalurkan melalui pulley dan v-belt dan diteruskan oleh besi poros. - Bahan dari piringan perajang adalah besi cor, sedangkan mata pisau terbuat dari baja stainless sehingga terbebas dari karat. - Pemasangan mata pisau dilakukan dengan menggunakan baut. Hal ini dimaksudkan agar mata pisau dapat dilepas dari piringan ketika sudah terbilang tumpul (harus diasah). - Posisi pemasangan mata pisau yang meliputi 45, 67,5 dan 90 ini lebih besar dari sebelumnya yaitu 22 dimaksudkan untuk mengurangi

30 kerusakan terhadap bahan (singkong). Pembesaran sudut ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa semakin tinggi tingkat pengirisannya maka semakin rendah tingkat kerusakan pada bahan. Sehingga semakin besar sudut pemasangan mata pisau ini akan memperbesar tingkat gesekan (pengirisan) pisau terhadap bahan. c) Rancangan Struktural Piringan perajang memiliki diameter 30 cm dengan tebal 1 cm. Dimana sisi piringan perajang tersebut memiliki 3 buah mata pisau dengan lebar 4 cm, dan tebal mata pisau 1 cm, sedangkan mata pisau yang keluar dari piringan perajang 0,15 cm. Jenis piringan yang akan dibuat adalah piringan dengan pemasangan posisi mata pisau yang beragam meliputi 45, 67,5 dan 90 melintang terhadap garis lurus jari-jari piringan seperti yang terlihat pada Gambar 23, 24, 25. Persiapan dalam pengujian alat perajang singkong ini dimulai dengan perakitan komponen-komponen, yaitu : 1) Dengan memasang poros piringan pada kerangka Pemasangan dilakukan dari arah atas kerangka melalui lubang poros pada corong pengeluaran dan dilakukan penyetelan posisi poros terhadap bearing serta pulley. 2) Pulley dipasang di antara bearing atas dan bearing bawah pada poros piringan.

31 3) Pemasangan piringan perajang dilakukan dari bagian atas kerangka tepat pada poros piringan dan dikunci dengan menggunakan baut setelah putaran piringan menjadi seimbang. 4) Corong pemasukan dan penutup piringan dipasang pada bagian paling atas dari kerangka mesin. 5) Motor penggerak dipasang pada kerangka bagian bawah tepat berhadapan dengan pulley. 6) Untuk penggantian jenis piringan dilakukan pembongkaran corong pemasukan dan penutup piringan, kemudian dapat dilakukan penggatian piringan. : Bagiam tajam mata pisau : Jari-jari piringan Satuan : cm Gambar 23. Pemasangan posisi mata pisau pada kemiringan 45

32 : Bagiam tajam mata pisau : Jari-jari piringan Satuan : cm Gambar 24. Pemasangan posisi mata pisau pada kemiringan 67,5 : Bagiam tajam mata pisau : Jari-jari piringan Satuan : cm Gambar 25. Pemasangan posisi mata pisau pada kemiringan 90

33 2. Proses Pembuatan Piringan dan Pisau Perajang Singkong Pembuatan alat perajang singkong ini dimulai dengan pembuatan piringan yang terbuat dari besi cor yang dibentuk dengan ukuran diameter 30 cm dan tebal 1 cm. Pada piringan ini dibuat 3 (tiga) tempat dudukan mata pisau dan dibuat lubang sebagai tempat dudukan terhadap besi as yang disertai lubang mengelilingi dudukan besi as untuk pemasangan baut. Pembuatan piringan ini disertai dengan pembuatan besi as atau poros dengan ukuran 1 inch yaitu ukuran yang sesuai dengan tempat dudukan pada piringan. Selain itu, dilakukan pula pembuatan mata pisau sebanyak 3 mata pisau untuk setiap piringan. Sedangkan perlengkapan alat perajang singkong yang lain meliputi kerangka, motor penggerak dan system transmisi, corong pemasukan dan pengeluaran serta penekan bahan menggunakan perlengkapan yang telah ada sebelumnya. Proses selanjutnya adalah dilakukan perakitan sesuai dengan rancangan struktural. 3. Pengujian Pengujian dilakukan dengan 3 perlakuan berat bahan yang dirajang yaitu 3 kg, 5 kg, dan 7 kg untuk 1 (satu) jenis piringan dan mata pisau. Parameter dari pengujian adalah ketebalan rata-rata dan persentase kerusakan hasil rajangan.

34 D. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan adalah kualitas hasil rajangan yang meliputi ketebalan rata-rata hasil rajangan dan persentase kerusakan hasil rajangan. 1. Ketebalan Rata-rata hasil Rajangan Ambil contoh sebanyak 100 irisan hasil rajangan menurut SNI 01-0428- 1989 tentang petunjuk pengambilan contoh padatan. Ukur ketebalan hasil rajangan singkong tersebut, hasil pengukuran ditabulasikan. Ketebalan ratarata hasil rajangan dihitung dengan Persamaan 1. 2. Persentase Kerusakan Hasil Rajangan Ambil dan timbang hasil rajangan, kemudian pisahkan rajangan singkong yang rusak (kurang dari 20% bagian), timbang berat rajangan yang rusak. Persentase kerusakan dihitung dengan Persamaan 2.