4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat

dokumen-dokumen yang mirip
4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol

4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

5026 Oksidasi antrasena menjadi antrakuinon

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

Bab III Metodologi Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

Deskripsi METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM

A STUDY OF THE SYNTHESIS OF VERATRYL CYANIDE REQUIRED AS AN INTERMEDIATE FOR THE PREPARATION OF C-9154 ANTIBIOTIC DERIVATIVE FROM VANILIN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

Theophil Eicher und Hermann J. Roth, Synthese, Gewinnung und Charakterisierung von Arzneistoffen. prof. aza

BABm METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

4 Pembahasan Degumming

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

3 Metodologi Penelitian

REAKSI ASETILASI EUGENOL DAN OKSIDASI METIL ISO EUGENOL RUMONDANG BULAN

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan

REAKSI KURKUMIN DAN METIL AKRILAT DENGAN ADANYA ION ETOKSI

3 Metodologi Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

3. Metodologi Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

3 Percobaan dan Hasil

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

3 Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Lingkup Penelitian Penyiapan Gliserol dari Minyak Jarak Pagar (Modifikasi Gerpen 2005 dan Syam et al.

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

dalam jumlah dan variasi struktur yang banyak memungkinkan untuk memmpelajari aplikasinya untuk tujuan terapeutik. IV.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

Transkripsi:

NP 4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat C 19 H 36 2 (296.5) 10 9 SnCl 4 H 2 Me (260.5) + H 3 C C N C 2 H 3 N (41.1) NH + 10 10 9 9 Me Me C 21 H 41 N 3 (355.6) NH Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Adisi pada alkena, reaksi Ritter Ester karboksilat, bahan terbarukan Teknik Laboratorium Pengadukan dengan pengaduk magnet, penambahan bertetes dengan corong tetes, pemanasan dengan refluk, penggojokan, ekstraksi, rekristalisasi, penyaringan, evaporasi dengan rotavapor, penggunaan penangas es, pemanasan dengan penangas minyak Instruksi (skala batch 8,4 mmol) Peralatan Labu leher dua 10 ml, corong tetes dengan pengatur tekanan, termometer dalam, pengaduk magnet dengan pemanas, batang pengaduk magnet, pendingin refluk, corong pisah, rotavapor, penangas es-garam natrium klorida, penangas minyak. Bahan metil oleat (kemurnian 84%) (td 218 C) asetonitril (td 82 C) Timah(IV)-klorida (td 114 C) air tert-butil metil eter (td 55 C) natrium hidrogen karbonat 1 3,0 g (8,4 mmol ester murni) 0,66 g (16 mmol) 3,1 g (12 mmol) 180 mg (10 mmol) 150 ml kira-kira 4 g (untuk 40 ml larutan jenuh berair)

NP natrium sulfat untuk pengeringan metanol/air (5:2) untuk rekristalisasi Reaksi Metil adipat (kemurnian 84%) 3,0 g (8,4 mmol) dan asetonitril 0,66 g (16 mmol) dimasukkan ke dalam labu alas bulat 10 ml yang telah dilengkapi dengan batang pengaduk magnet, corong tetes dan termometer dalam labu. Labu reaksi didinginkan dengan penangas campuran es-garam natrium sampai temperatur dalam labu mencapai -18 C. Dengan corong tetes, 3,1 g (12 mmol) timah tetraklorida ditambahkan secara bertetes-tetes selama 5 menit dengan pengadukan. Selama penambahan, temperatur dalam labu naik dari -18 menjadi +30 C. Kemudian 180 mg (10 mmol) air ditambahkan secara bertetes-tetes. Termometer dan corong tetes diambil, pendingin refluk dipasang dan campuran dipanaskan dengan pengadukan selama 4 jam pada temperatur 70 C. Penyelesaian Setelah pendinginan, campuran reaksi dipindahkan ke dalam corong pisah dengan 150 ml tert-butil metil eter dan digojog dengan 40 ml air. Kemudian fasa organik yang telah dipisahkan digojog dengan 40 ml larutan jenuh natrium hidrogen karbonat, dicuci empat kali dengan masing-masing 40 ml air dan dikeringkan dengan natrium sulfat. Setelah zat pengering disaring dan pelarut dievaporasi dengan rotavapor diperoleh produk kotor berupa padatan putih kecoklatan. Hasil kasar: 3,25 g Produk kotor direkristalisasi dengan metanol/air (5 : 2). Hasil : 2,50 g (7,03 mmol, 84%); padatan putih, tl 74 75 C Komentar Asetonitril dan timah tetraklorida digunakan secara berlebih. Jika jumlah stoikiometri digunakan, diperlukan 12 jam sampai reaksi selesai. Spektrometri massa menunjukkan bahwa produk yang diisolasi adalah campuran regioisomer. Selain 9- dan 10-asetamido metil stearat, produk substitusi pada posisi 7-, 8-, 11- dan 12- juga terbentuk dalam jumlah kecil. Manajemen limbah Daur ulang tert-butil metil eter dikumpulkan dan diredistilasi Pembuangan limbah Limbah Fasa air (juga mengandung asetonitril) larutan induk metanol air Natrium sulfat Pembuangan Campuran pelarut air, mengandung halogen Campuran pelarut air, bebas halogen Limbah padat, bebas dari merkuri Waktu 5 jam untuk reaksi kira kira 4 jam untuk penyelesaian 2

NP Penghentian sementara Setelah pelarutan campuran reaksi dalam tert-butil metil eter dan penambahan air Tingkat kesulitan Sedang Instruksi (Skala batch 84 mmol) Peralatan Labu leher-dua atau leher-tiga 250 ml, corong tetes dengan pengatur tekanan, termometer dalam, pengaduk magnet dengan pemanas, batang pengaduk magnet, pendingin refluk, corong pisah, rotavapor, penangas es-garam natrium klorida, penangas minyak. Bahan metil oleat (kemurnian 84%) (td 218 C) asetonitril (td 82 C) Timah(IV)-klorida (td 114 C) air tert-butil metil eter (td 55 C) natrium hidrogen karbonat natrium sulfat untuk pengeringan metanol/air (5:2) untuk rekristalisasi 30,0 g (84,0 mmol ester murni) 6,58 g (160 mmol) 31,0 g (120 mmol) 1,80 g (100 mmol) 600 ml kira-kira 10 g (untuk 100 ml larutan jenuh berair) Reaksi Metil adipat (kemurnian 84%) 30,0 g (84,0 mmol) dan asetonitril 6,58 g (160 mmol) dimasukkan ke dalam labu leher-tiga 250 ml yang telah dilengkapi dengan batang pengaduk magnet, corong tetes dan termometer dalam labu. Labu reaksi didinginkan dengan penangas campuran es garam natrium sampai temperatur dalam labu mencapai -18 C. Dengan corong tetes, 31,0 g (120 mmol) timah tetraklorida ditambahkan secara bertetes-tetes selama 5 menit dengan pengadukan. Selama penambahan, temperatur dalam labu naik dari -18 menjadi +30 C. Kemudian 180 mg (10 mmol) air ditambahkan secara bertetes-tetes. Termometer dan corong tetes diambil, pendingin refluk dipasang dan campuran dipanaskan dengan pengadukan selama 4 jam pada temperatur 70 C. Penyelesaian Setelah pendinginan, campuran reaksi dipindahkan ke dalam corong pisah dengan 600 ml tert-butil metil eter dan digojog dengan 100 ml air. Kemudian fasa organik yang telah dipisahkan digojog dengan 100 ml larutan jenuh natrium hidrogen karbonat, dicuci lima kali dengan masing-masing 100 ml air dan dikeringkan dengan natrium sulfat. Setelah zat pengering disaring dan pelarut dievaporasi dengan rotavapor diperoleh produk kotor berupa padatan putih kecoklatan. Hasil kotor: 32,8 g Produk kotor direkristalisasi dengan metanol/air (5 : 2). Hasil : 27,8 g (78,2 mmol, 93%); padatan putih, tl 74 75 C 3

NP Komentar Asetonitril dan timah tetraklorida digunakan secara berlebih. Jika jumlah stoikiometri digunakan, diperlukan 12 jam sampai reaksi selesai. Spektrometri massa menunjukkan bahwa produk yang diisolasi adalah campuran regioisomer. Selain 9- dan 10-asetamido metil stearat, produk substitusi pada posisi 7-, 8-, 11- dan 12- juga terbentuk dalam jumlah kecil. Manajemen limbah Daur ulang tert-butil metil eter dikumpulkan dan diredistilasi Pembuangan limbah Limbah Fasa air (juga mengandung asetonitril) larutan induk metanol air Natrium sulfat Pembuangan Campuran pelarut air, mengandung halogen Campuran pelarut air, bebas halogen Limbah padat, bebas dari merkuri Waktu 5 jam untuk reaksi kira kira 4 jam untuk penyelesaian Penghentian sementara Setelah pelarutan campuran reaksi dalam tert-butil metil eter dan penambahan air Tingkat kesulitan Sedang Analisis Mengikuti reaksi dengan KLT Preparasi sampel: Dengan menggunakan pipet tetes, diambil satu tetes campuran reaksi dan diencerkan dengan 0,5 ml dietil eter Kondisi KLT adsorben: KLT aluminium foil (silika gel 60) eluen: petroleum eter / etil asetat / metanol (14 : 6 : 0.5) Reagen penampak: plat KLT aluminium foil dicelupkan dalam 2N H 2 S 4 dan kemudian dikeringkan dengan pengering udara panas. GC Preparasi sampel: 10 mg produk kotor atau murni dilarutkan dalam 10 ml diklorometana. Kondisi GC kolom: DB-1, 28 m, diameter dalam 0,32 mm, film 0,25 µm inlet: on-column-injection; volume injeksi 0,2 µl Gas pembawa: hidrogen (40 cm/detik) oven: 90 C (5 menit), 10 C/menit pada 240 C (35 menit) detektor: FID, 270 C 4

NP Persen konsentrasi dihitung dari luas puncak GC produk kotor Waktu retensi (menit) Senyawa Luas puncak % 27,99 produk (campuran regioisomer) 97,4 20,34 metil stearat 1,84 18,36 metil palmitat 0,74 GC produk murni Waktu retensi (menit) Senyawa Luas puncak % 27,96 Produk (campuran regioisomer) 100 5

NP Spektrum 1 H NMR produk (campuran regioisomer) (300 MHz, CDCl 3 ) HN 18 2 1 δ (ppm) Multiplisitas Jumlah H Keterangan 0,81 t 3 18-H 1,1-1,6 m 28 Semua CH 2 1,90 s 3 -NH-C(=)-CH 3 2,23 t 2 2-H 3,59 s 3 --CH 3 3,80 m 1 -CH-NH- 5,52 d 1 -NH- Spektrum 13 C NMR produk murni (campuran regioisomer) (75,5 MHz, CDCl 3 ) HN 18 2 1 δ (ppm) Keterangan 174,2 C-1 169,5 NH-C(=)- 51,3 -CH 3 49,2 -CH-NH- 35,1 -CH 2 -CH-NH- 34,0 C-2 76,5-77,5 pelarut 6