MENGINTERPRETASIKAN GAMBAR TEKNIK Kode Kompetensi : 021-DKK-005

dokumen-dokumen yang mirip
3.1. Sub Kompetensi Uraian Materi MODUL 3 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

BAB 2 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Juli Penulis

MEMBACA GAMBAR TEKNIK MESIN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK GAMBAR MESIN

Menggambar Teknik ASRI WULAN, ST., MT

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR TEKNIK

4. VISUALISASI DAN GAMBAR SKET

JENIS-JENIS GARIS DAN ALAT-ALAT GAMBAR. Jenis-jenis Garis

PENGGUNAAN ALAT DAN STANDARISASI GAMBAR

Dosen: Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on:

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR TEKNIK

PERTEMUAN 2 GARIS, HURUF DAN KONSTRUKSI GEOMETRIS

Contoh Soal Gambar Teknik

BAHAN AJAR MENGGAMBAR TEKNIK KODE :

Bab 4 SISTEM PROYEKSI 4.1. PENGERTIAN PROYEKSI GAMBAR PROYEKSI

Menafsirkan gambar teknik listrik. Menerapkan standarisasi dan normalisasi gambar teknik ketenagalistrikan

MENGGAMBAR PROYEKSI AKSONOMETRI

Penggaris pita atau Meteran. Macam-macam penggaris

MENGGAMBAR TEKNIK DASAR MENGGAMBAR KONSTRUKSI GEOMETRIS A.20.02

DASAR-DASAR MENGGAMBAR TEKNIK

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB SEKTOR INDUSTRI BARANG DARI LOGAM SUB BIDANG PENGELASAN SMAW

Berikut ini adalah materi pembelajaran mengenai Proyeksi,Sebagai. salah satu bagian dari materi mata pelajaran Membaca gambar mudahmudahan

FUNGSI DAN SIFAT GAMBAR TEKNIK

MEMBACA GAMBAR TEKNIK

Tentang mata kuliah TEKNIK KOMUNIKASI

JOB SHEET Menggambar Proyeksi Isometrik. B. Kompetensi Dasar Menggambar perspektif, proyeksi, pandangan dan potongan

MENGGAMBAR TEKNIK I. Jl. Letjend Suprapto No.73 Kebumen - Jawa Tengah 54311

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR.

HANDOUT GAMBAR TEKNIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Sebelum peneliti membahas tentang landasan teori, peneliti

Modul ini berisi teori tentang Hiperbola dan praktek menggambarnya dengan bantuan lingkaran maupun dengan bantuan persegi panjang.

Relly Andayani MENGGAMBAR REKAYASA

GAMBAR TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

PENGGUNAAN ALAT DAN STANDARISASI GAMBAR

MATA KULIAH PROYEKSI & PERSPEKTIF

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TEKNIK MEMBACA GAMBAR

Proyeksi Eropa, Aksonometri, dan Gambar Perspektif

BAB I PENDAHULUAN. 2. Membagi keliling lingkaran sama besar.

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

Gambar Teknik. TKS sks. Dr. Ir. Istiarto, M.Eng. Toriq Arif Ghuzdewan, ST, M.Sc.E. Dr. M. Zudhy Irawan, ST, MT Dr.

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

GAMBAR TEKNIK & PENGUKURAN

MENGGAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

PROYEKSI ISOMETRI PENDAHULUAN

Gambar Teknik TKS sks Dr. Ir. Istiarto, M.Eng. Thoriq A Guzdewan, ST, M.Sc., M.Phil. Dr. Teuku Faisal Fathani, ST, MT Intan Supraba, ST, M.Sc.

MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA

TEKNIK JILID 1 SMK. Suparno

Modul ini berisi teori tentang ELIPS dan praktek menggambarnya dengan bantuan lingkaran maupun dengan bantuan persegi panjang.

1 of 6 08/05/ :58

PEMBERIAN UKURAN DIMENSI

Kegiatan Pembelajaran 2. Standar Kertas dan Tata Letak pada Gambar Teknik A. Deskripsi

PENDAHULUAN Pokok bahasan pada materi Konsep Dasar Gambar Teknik meliputi definisi apa itu gambar teknik, fungsi menggambar teknik.

MATA KULIAH PROYEKSI DAN PERSPEKTIF. Arsianti Latifah, S.Pd., M.Sn. Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY

MEMBACA GAMBAR TEKNIK

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

5.1 KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR

MENGGAMBAR KONSTRUKSI PERSPEKTIF

Berdasarkan jenis kertasnya, kertas gambar yang dapat kita gunakan untuk menggambar teknik adalah

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MENGGAMBAR TEKNIK (T.INDUSTRI /S1) KODE / SKS KD /2 SKS

PERTEMUAN 7 ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN

Menemukan Dalil Pythagoras

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

PERTEMUAN 5. Gambar potongan

commit to user BAB II DASAR TEORI

ATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN

BAB.IV PERMULAAN DAN SUSUNAN GAMBAR-KERJA.

Siswa dapat menyebutkan dan mengidentifikasi bagian-bagian lingkaran

Diunduh dari BSE.Mahoni.com

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

Mistar segitiga siku-siku. Mistar segitiga samakaki. Arah gerakan KIM/ IND - II

Pertemuan ke 11. Segiempat Segiempat adalah bidang datar yang dibatasi oleh empat potong garis yang saling bertemu dan menutup D C

A. Deskripsi Modul ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar, yaitu: 1. Menggambar sudut 2. Memindahkan sudut 3. Membagi sudut


KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI

LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH

1.1 GAMBAR SEBAGAI BAHASA TEKNIK

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

TEKNIK JILID 2 SMK. Suparno

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 PENGUKURAN JARAK LANGSUNG PADA AREA MENDATAR, MIRING, DAN TERHALANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA

Transkripsi:

MODUL MENGINTERPRETASIKAN GAMBAR TEKNIK Kode Kompetensi : 021-DKK-005 Disusun Oleh: Citro Mulyo Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor SMK NUSA MANDIRI 2013

KATA PENGANTAR Modul ini disusun sebagai bahan ajar untuk mata pelajaran Menginterpretasikan Gambar Teknik dengan Kode kompetensi 021-DKK-005 pada kompetensi keahlian Teknik Sepeda Motor SMK Nusa Mandiri. Sebagai alat komunikasi di industri, gambar mempunyai peran yang penting.sebagai bahasa diantara perancang dan pelaksana. Agar dapat terjadi komunikasi yang intensif tanpa adanya kesalahan interprestasi diantara mereka yang ada di industri dalam pembuatan produk, maka diperlukan penguasaan kemampuan dalam membuat dan membaca gambar teknik. Dalam modul ini dimuat aturan dasar bagaimana membaca gambar dan membuat gambar sesuai dengan standar ISO. Buku ini sangat penting bagi para peserta didik TSM, sehingga apabila mereka berada didunia industri paling tidak sudah mendapat bekal bagaimana dasar gambar teknik yang menyangkut kemampuan aturan gambar, membaca pandangan gambar, serta bagaimana menyusun, mengurai dan membentangkan gambar. Memang untuk dapat menjadi berkompeten memerlukan latihan yang lebih banyak, untuk itu diharapkan setelah mempelajari teori langsung latihan praktik menggambar. Dalam pemakaian modul ini, tetap diharapkan berpegang kepada azas keluwesan, azas kesesuaian dan azas keterlaksanaan sesuai dengan karakteristik kurikulum SMK yang disempurnakan. Pemalang, Februari 2013 Guru Produktif Teknik Sepeda Motor Penulis ii

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Bab 1 Pengenalan Gambar Teknik... 1 1.1. Fungsi dan Sifat Gambar... 1 1.1.1. Gambar Sebagai "Bahasa Teknik"... 1 1.1.2. Fungsi Gambar Teknik... 3 1.1.3. Sifat-sifat Gambar... 4 1.1.4. Standarisasi Gambar... 4 1.2. Alat-alat Gambar dan Penggunaannya... 5 1.2.1. Alat-alat Gambar... 5 1.2.1.1. Papan Gambar dan Meja Gambar... 5 1.2.1.2. Kertas Gambar... 6 1.2.1.3. Pensil Gambar... 9 1.2.1.4. Jangka... 10 1.2.1.5. Mistar... 11 1.2.1.6. Penggaris... 11 1.2.1.7. Busur Derajat... 12 1.2.1.8. Penghapus dan Pelindung Penghapus... 13 1.2.1.9. Pita Gambar dan Selotip... 13 1.2.1.10. Alas Gambar... 13 1.2.1.11. Mesin Gambar... 13 1.2.2. Cara Menggunakan Peralatan Gambar... 14 1.2.2.1. Menempatkan Kertas Gambar... 14 1.2.2.2. Memindahkan Ukuran... 14 1.2.2.3. Menggambar Garis Lurus... 15 1.2.2.4. Menggambar Lingkaran... 16 1.3. Garis, Angka dan Huruf dalam Gambar... 18 1.3.1. Garis... 18 1.3.1.1. Jenis-jenis Garis... 18 iii

1.3.1.2. Penggunaan Garis... 19 1.3.1.3. Garis-garis yang Berhimpit... 21 1.3.2. Angka dan Huruf... 21 1.3.2.1. Bentuk Angka dan Huruf... 21 1.3.2.2. Ukuran Angka dan Huruf... 22 1.4. Etiket Gambar... 24 Bab 2 Menggambar Teknik... 25 2.1. Kontruksi Geometris... 25 2.1.1. Membuat Garis Tegak Pada Garis Lurus... 26 2.1.2. Membuat Garis Lurus Menjadi Dua Sama Panjang... 27 2.1.3. Membagi Garis Sama Panjang... 27 2.1.4. Memindahkan Sudut... 27 2.1.5. Membagi Sudut Menjadi Dua Sama Besar... 28 2.1.6. Membagi Sudut Siku-siku Menjadi Tiga Sama Besar... 28 2.1.7. Menggambar Segitiga... 29 2.1.8. Menggambar Bujur Sangkar... 31 2.1.9. Menggambar Lingkaran... 31 2.1.10. Membagi Keliling Lingkaran Sama Besar... 32 2.1.11. Menggambar Garis Singgung Lingkaran... 32 2.1.12. Menggambar Segi Lima Beraturan... 33 2.1.13. Menggambar Segi Enam Beraturan... 34 2.1.14. Mengambar Segi Tujuh Beraturan... 34 2.1.15. Menggambar Segi Delapan Beraturan... 35 2.1.16. Menggambar Segi Sembilan Beraturan... 35 2.1.17. Menggambar Segi Sepuluh Beraturan... 36 2.1.18. Menggambar Ellips... 36 2.1.19. Menggambar Bulat Telur... 37 2.1.20. Menggambar Parabola... 37 2.1.21. Menggambar Hiperbola... 38 2.2. Penyajian Gambar Tiga Dimensi... 39 2.2.1. Gambar Proyeksi... 39 2.2.2. Proyeksi Piktorial... 39 2.2.2.1. Proyeksi Isometri... 39 iv

2.2.2.2. Proyeksi Dimetri... 41 2.2.2.3. Proyeksi Miring... 42 2.2.2.4. Proyeksi Perspektif... 43 2.2.3. Proyeksi Ortogonal... 44 2.2.4. Proyeksi Pandangan... 45 2.2.4.1. Proyeksi Eopa... 45 2.2.4.2. Proyeksi Amerika... 45 2.3. Aturan-aturan Dasar Untuk Penyajian Gambar Kerja... 48 2.3.1. Penentuan Pandangan... 48 2.3.2. Pandangan Sebagian... 49 2.3.3. Pandangan Setempat... 49 2.3.4. Pandangan Detail... 50 2.3.5. Penggambaran Khusus... 50 2.4. Potongan... 53 2.4.1. Penyajian Potongan, Letak Potongan dan Garis Potong... 53 2.4.2. Potongan dalam Satu Bidang... 55 2.4.3. Potongan dalam Lebih dari Satu Bidang... 55 2.4.4. Potongan Separuh... 56 2.4.5. Potongan yang Diputar di Tempat atau Dipindahkan... 56 2.4.6. Susunan Potongan-potongan Berurutan... 57 2.4.7. Penampang-penampang Tipis... 57 2.4.8. Bagian yang Tidak Boleh Dipotong... 57 2.4.9. Arsir... 58 2.5. Penulisan Angka Ukuran... 60 2.5.1. Klasifikasi Pencatuman Ukuran... 60 2.5.2. Pencatuman Simbol-simbol Ukuran... 63 2.5.3. Pengukuran Ketebalan... 64 2.5.4. Jenis-jenis Penulisan Ukuran... 65 2.6. Toleransi... 70 2.6.1. Penulisan Toleransi... 71 2.6.2. Cara Penulisan Toleransi Ukuran/Dimensi... 72 2.6.3. Penandaan Kualitas Permukaan... 73 v

2.7. Suaian... 74 2.7.1. Jenis-jenis Suaian... 74 Bab 3 Simbol Kelistrikan... 77 3.1. Simbol Kelistrikan... 77 3.2. Simbol Elektronika... 78 3.3. Berbagai Simbol Kelistrikan dan Elektronika Otomotif... 78 Bab 4 Wiring Diagram... 101 Bab 5 Menginterprestasikan Gambar Teknik dan Rangkaian... 109 5.1. Menginterpretasikan Gambar Teknik... 109 5.2. Menginterpretasikan Diagram Rangkaian... 110 Daftar Pustaka... 111 vi

1

BAB I PENGENALAN GAMBAR TEKNIK Tujuan Setelah mempelajari bab pertama ini, diharapkan anda bisa: 1. Memahami gambar sebagai Bahasa Teknik. 2. Menyebutkan fungsi gambar teknik. 3. Menjelaskan sifat-sifat gambar. 4. Memahami tentang skala gambar serta dapat mengaplikasikan fungsi skala pada proses menggambar benda dari ukuran sebenarnya ke dalam kertas gambar. 5. Mengetahui serta menggunakan alat-alat gambar. 6. Mengaplikasikan penggunaan garis berdasarkan jenisnya. 7. Memahami bentuk serta ukuran angka dan huruf. 1.1. Fungsi dan Sifat Gambar 1.1.1. Gambar Sebagai "Bahasa Teknik" Apabila akan dibuat suatu benda kerja di dalam industri permesinan atau mendesain sebuah kendaraan mobil atau bermotor didunia otomotif, maka pemesan atau perencana cukup memberikan gambar kerja pada pelaksana atau teknisi, tidak perlu membawa contoh benda aslinya yang akan dibuat. Hal seperti ini dapat terjadi mengingat gambar dalam teknik dipakai sebagai sarana untuk mengemukakan gagasan tentang konstruksi pekerjaan jadi. Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa gambar berfungsi sebagai bahasa di industri permesinan. Untuk dapat melakukan fungsinya sebagai bahasa di industri, maka gambar teknik mesin harus menjadi alat komunikasi utama di antara orang-orang di dalam membuat desain dan komponen industri, bangunan dan peralatan konstruksi, dan pelaksana proyek penghasil permesinan dengan manajemen atau staf ahli permesinan. Agar dapat melakukan fungsinya sebagai bahasa teknik, maka perlu penguasaan didalam: (a) Penggunaan peralatan gambar (b) Membuat gambar sendiri (c) Memahami atau membaca gambar yang dibuat oleh orang lain Dari tujuan-tujuan tersebut, maka kemampuan dalam gambar teknik mesin dapat dilihat dari bagaimana is memahami atau membaca gambar yang dibuat oleh orang lain 1

dan bagaimana kinerjanya dalam membuat gambar agar dapat dipahami oleh orang lain, sedangkan kemampuan penggunaan peralatan gambar sudah termasuk dalam kemampuan membuat gambar, sebab bagaimanapun hasil gambar yang standar pasti diperoleh dari seseorang yang sudah mempunyai keterampilan dalam penggunaan peralatan gambar. Gambar teknik mesin harus cukup memberikan informasi untuk meneruskan maksud apa yang diinginkan oleh perencana kepada pelaksana, demikian juga pelaksana harus mampu mengimajinasikan apa yang terdapat dalam gambar kerja untuk dibuat menjadi benda kerja yang sebenarnya sesuai dengan keinginan perencana atau pemesan. Untuk itu standar-standar, sebagai tata bahasa teknik, diperlukan untuk menyediakan "ketentuan-ketelatuan yang cukup". Dengan adanya standar-standar yang telah baku ini akan lebih memudahkan suatu pekerjaan untuk dikerjakan di industri pada daerah atau negara lain yang kemudian hasil akhirnva akan dirakit pada industri di daerah atau negara yang berbeda hanya dengan menggunakan gambar kerja. Agar dapat menggunakan standar-standar gambar yang ada sebagai bahasa, maka gambar teknik yang dibuat harus dapat memberikan pandangan pada bidang yang cukup dan aturan-aturan yang benar, sehingga menunjukkan gambar yang lebih jelas. Selain itu untuk dapat menggunakan gambar sebagai bahasa, orang perlu mempunyai kemampuan: memahami gambar teknik membuat sketsa-sketsa yang digambar secara bebas atau diagram-diagram detail, penguasaan seluruh lingkup teknik menggambar yang khas bagi gambar kerja dalam lapangan kejuruan yang relevan, dan membuat gambar rancangan (design) lengkap. Gambar Teknik secara harfiah berasal dari kata Gambar (Suatu alat komunikasi visual ) dan Teknik atau Metode (cara kerja bersistem, atau cara sistematis dalam mengerjakan sesuatu). Jadi Gambar Teknik adalah metode komunikasi secara visual dalam menyampaikan informasi hasil rancangan suatu produk secara : (a) Komunikatif ( mudah dimengerti ) (b) Normatif ( sesuai aturan ) (c) Akurat ( presisi-tepat teknisnya) (d) Terukur ( memiliki skala ) (e) Efektif ( tepat guna ) Sebagai bahasa, gambar harus mempunyai aturan- aturan yang obyektif yang dapat dipahami oleh orang-orang yang ahli. Aturan-aturan gambar ini dibuat secara internasional yang disebut dengan standart ISO. 2

Kegiatan Perancangan Gambar Penyampain Informasi Proses Pembuatan Gambar 1. Ilustrasi Proses Gambar Teknik 1.1.2. Fungsi Gambar Teknik Dalam dunia teknik gambar memiliki beberapa fungsi antara lain: 1. Menyampaikan Informasi Saat ini antara perancang dan pembuat tidak lagi merupakan satu orang yang sama, tetapi menjadi dua pihak yang berbeda, sehingga antara keduanya perlu alat informasi, disini peranan gambar tekniks sebagai penyampai informasi. 2. Sebagai Pengawetan, Penyimpanan dan Penggunaan Keterangan Fungsi gambar dimana gambar sebagai data terhadap produk yang telah dihasilkan/dibuat. Penyimpaan gambar tersebut beragam, mulai dari hasil print out yang disimpan dengan baik maupun terhadap media komputer yaitu berupa media penyimpan dalam memori. Bagaimanapun gambar yang disimpan tersebut digunakan lagi sebagai bahan penyempurnaan terhadap produk tersebut ataup sebagai bahan pengembangan untuk kedepan sebagai acuan terhadap model barunya nanti. 3. Menuangkan Gagasan untuk Pengembangan Gagasan seorang perancang untuk membuat benda-benda teknik mula-mula berupa konsep dalam pikirannya. Konsep abstrak itu kemudian dituangkan dalam bentuk gambar. 4. Cara-cara Pemikiran dalam Penyiapan Informasi Cara-cara penyampaian merupakan rencana sebagai kemampuan untuk menggabungkan ide-ide, prinsip ilmu pengetahuan, sumber daya dan sering kali produk yang ada menjadi pemecahan untuk suatu permasalahan. Kemampuan memecahkan permasalahan dalam pembuatan rencana adalah hasil dari pendekatan yang terorganisir dan teratur kepada permasalahan dikenal sebagai proses pembuatan rencana. Penyiapan informasi tersebut mengikuti beberapa tahap : (a) Pengenalan permasalahan (b) Konsep-konsep dan ide-ide 3

(c) Pemecahan yang disetujui bersama (d) Model atau prototype (e) Produksi atau gambar-gambar kerja 1.1.3. Sifat Sifat Gambar Adapun yang dapat digolongkan sebagai sifat-sifat gambar dan tujuan-tujuan gambar antara lain: 1. Internasionalisasi gambar Artinya peraturan-peraturan yang ada dalam gambar teknik dimulai dengan persetujuan bersama dan kemudian dibuatkan suatu standar perusahaan. 2. Mempopulerkan Gambar Mempopulerkan gambar berarti bahwa gambar perlu diketahui kejelasan, peraturan- peraturan dan standarnya. Hal ini dikarenakan golongan yang harus membaca dan mempergunakan gambar meningkat jumlahnya. 3. Perumusan Gambar Bidang-bidang industri yang bermacam-macam misalnya permesinan, struktur, perkapalan, perumahan atau arsitektur dan teknik sipil, semuanya menggunakan gambar sebagai bahasa teknik. Akan tetapi dari beberapa bidang tersebut, terdapat hubungan yang erat sebab masing- masing bidang tidak mungkin dapat menyelesaikan suatu proyek tanpa menggunakan bidang lain. Untuk itu masing-masing bidang mencoba untuk mempersatukan dan mengidentifisir standar-standar gambar. 4. Sistematika Gambar Isi gambar sangat mementingkan susunan dan konsolidasi sistem standar gambar. 5. Penyederhanaan Gambar Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting, tidak hanya untuk mempersingkat waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana. Oleh karena itu penyederhanaan gambar menjadi masalah penting untuk menghemat tenaga dalam menggambar. 6. Modernisasi Gambar Dengan kemajuan teknologi, standar gambar telah dipaksa untuk mengikutinya. Misalnya saja menggambar menggunakan komputer. 1.1.4. Standarisasi Gambar Pengertian standarisasi gambar adalah aturan-aturan yang disepakati bersama antar orang-orang, antar organisasi perusahaan. Untuk lingkup negara disebut Standar Nasional 4

dan untuk lingkup antar negara disebut Standard Internasional. Fungsi standarisasi gambar : (a) Memberikan kepastian (b) Menyeragamkan penafsiran (c) Memudahkan komunikasi teknik (d) Memudahkan kerja sama antar perusahaan (e) Memperlancar produksi dan pemasaran Macam-macam standarisasi tiap-tiap negara cenderung untuk membuat standard sendiri : (a) JIS (Japanese Industrial Standard), Jepang (b) NNI ( Nederland Normalisatie Institut), Belanda (c) DIN ( Deutsche Industrie Normen), Jerman (d) ANSI ( American National Standard Institute ), Amerika (e) SNI ( Standar Nasional Indonesia ), Indonesia Secara internasional adalah Standard ISO (International Standarization for Organization) Meskipun perkembangan teknologi komputer berkembang pesat, sehingga penggambaran yang dilakukan dalam teknik mesin saat sekarang sudah tidak menggunakan pensil, pena gambar (rapido), jangka dan sebagainya, melainkan menggunakan aplikasi program gambar seperti penggunaan AutoCad, Solid Work, Pro Engineering, Catia, Inventor dan program-program yang lain, namun aturan yang digunakan dalam penggunaan program-program tersebut tetap harus mengacu pada aturan gambar teknik mesin. Jadi dalam penggunaan garis, huruf, proyeksi dan sebagainya tetap berdasarkan aturan gambar teknik mesin. 1.2. Alat-alat Gambar dan Penggunaannya 1.2.1. Alat-alat Gambar Untuk mendapatkan gambar teknik yang baik, tidak hanya menguasai teknik menggambar yang baik tetapi juga perlu didukung dengan alat-alat gambar yang tepat penggunaannya. 1.2.1.1. Papan Gambar dan Meja Gambar Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras misalnya kayu pinus. Sambungan papannya rapat, tidak berongga, bila permukaannya diraba, tidak terasa ada 5

sambungan atau tonjolan. Meja gambar sebaiknya dibuat miring dengan bagian sebelah atas lebih tinggi supaya tidak melelahkan waktu menggambar. Meja gambar yang dapat diatur kemiringannya secara manual atau hidrolik. Manual pergerakan kemiringan dan naik turunnya dengan sistem mekanik, sedangkan meja gambar hidrolik kemiringan dan naik turunnya meja gambar menggunakan sistem hidrolik. Gambar 2. Gambar meja Ukuran papan gambar didasarkan atas ukuran kertas gambar, sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Tetapi dapat juga disesuaikan dengan kebutuhan, umumnya ukuran papan gambar: (a) Lebar : 90 cm (b) Panjang : 100 cm (c) Tebal : 3 cm 1.2.1.2. Kertas Gambar Sesuai dengan tujuan gambar, bermacam-macam kertas gambar dipakai, seperti misalnya kertas gambar putih, kertas kalkir dsb. Untuk gambar tata letak (perencanaan awal), biasanya dipakai kertas gambar putih yang permukaannya tidak berbulu atau kasar dan menggunakan pensil. Sedang untuk gambar kerja yang biasanya dibutuhkan lebih dari satu (untuk diperbanyak untuk disebarkan ke bengkel, arsip dsb) biasanya dipakai kertas kalkir. Sebab gambar diatas kertas kalkir ini dapat diperbanyak dengar cara cetak biru (blue print) atau dengan copy biasa. Jadi gambar yang dipakai dibengkel adalah gambar cetak birunya, sedang gambar asli (kalkir) disimpan sebagai arsip. Untuk gambar diatas kalkir ini biasanya digunakan tinta untuk mendapatkan hasil cetak biru (foto copy) yang baik. Berdasarkan jenis kertasnya, kertas gambar yang dapat digunakan untuk menggambar teknik antara lain: 6

(a) Kertas padalarang (b) Kertas manila (c) Kertas strimin (d) Kertas roti (e) Kertas kalkir Ukuran gambar teknik sudah ditentukan berdasarkan standar. Ukuran pokok kertas gambar adalah A0. Untuk mengetahui ukuran gambar kertas gambar dapat dilihat pada tabel 1. Standar Lebar A0 841 1189 20 10 Posisi Gambar Mendatar A1 594 841 20 10 Mendatar A2 420 594 20 10 Mendatar A3 297 420 20 10 Mendatar A4 210 297 20 5 Tegak A5 148 210 20 5 Tegak A6 105 148 20 5 Tegak Panjang Tepi kiri Tepi lain Tabel 1. Kertas gambar berdasarkan ukuran Gambar 3. Pembagian Ukuran Kertas Gambar 7

Dalam penggunaan kertas gambar untuk membuat gambar kerja tidak bisa dilakukan secara sembarangan, harus dibuat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, untuk ukuran kertas gambar A3, A2, Al, dan A0, kedudukan kertasnya adalah mendatar (lebar pada arah tegak, dan panjang pada arah datar) seperti terlihat pada gambar 4. Gambar 4. Kedudukan kertas untuk ukuran A3 dan di atasnya Sedangkan untuk ukuran kertas A4, A5, dan A6 kedudukan kertasnya adalah tegak (lebar pada arah datar, dan panjang pada arah tegak) seperti terlihat pada gambar 5. Gambar 5. Kedudukan kertas untuk ukuran A4 dan di bawahnya Ada kalanya karena sesuatu hal, pada penggambaran teknik, tidak bisa digambar sesuai dengan ukuran yang sebenarnya, karena misalnya benda yang digambar terlalu kecil, sehingga bila digambar sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya tukang yang mengerjakan tidak bisa, melihat dengan jelas, dikhawatirkan rusak, atau sebaliknya benda yang digambar terlalu besar, sehingga akan terlalu banyak memakan kertas dan tidak efisien. Maka tukang gambar dapat memperbesar atau memperkecil gambar yang akan dibuat dengan menggunakan skala. Besar kecilnya skala mempengaruhi efisiensi kerja dan faktor ekonomis. Semakin besar skala akan rnenyebabkan kertas untuk menggambar menjadi banyak, sehingga diperlukan biaya yang lebih mahal untuk membeli kertas, tinta, dan pengkopiannya, 8

sebaliknya bila skala terlalu kecil dikhawatirkan tidak efisien kerja dan lama dalam penggambaran dan pengerjaan nantinya. Ada tiga macam skala gambar (X adalah faktor pengali), yaitu: 1. Skala Penuh Digunakan apabila gambar dibuat dengan ukuran yang sama dengan benda sebenarnya. Penulisan skala penuh adalah dengan ditulis 1 : 1. 2. Skala Pembesaran Digunakan bila gambarnya dibuat lebih besar dari benda sebenarnya. Penulisan skala pembesaran ditulis X : 1. 3. Skala Pengecilan Digunakan bila gambarnya dibuat lebih kecil dari ukuran benda yang sebenarnya. Penulisan skala pengecilan ditulis 1 : X. Adapun skala untuk pengecilan dan pembesaran yang dinormalisasikan, artinya telah diakui secara internasional untuk gambar teknik mesin adalah sebagai berikut: (a) Untuk pengecilan 1:2 1:5 1:10 1:20 1:50 1:100 1 : 200 1 : 500 1:1000 (b) Untuk pembesaran 2:1 5:1 10 : 1 1.2.1.3. Pensil Gambar Pensil adalah alat gambar yang paling banyak dipakai untuk latihan mengambar atau menggambar gambar teknik dasar. Pensil gambar terdiri dari batang pensil dan isi pensil. 1.2.1.3.1. Pensil Gambar Berdasarkan Bentuk 1. Pensil Batang Pada pensil ini, antara isi dan batangnya menyatu. Untuk menggunakan pensil ini harus diraut terlebih dahulu. Habisnya isi pensil bersamaan dengan habisnya batang pensil. Gambar pensil batang dapat dilihat pada pada gambar 6. Gambar 6. Pensil batang 9

2. Pensil Mekanik Pensil mekanik, antara batang dan isi pensil terpisah. Jika Isi pensil habis dapat diisi ulang. Batang pensil tetap tidak bisa habis. Pensil mekanik memiliki ukuran berdasarkan diameter mata pensil, misalnya 0.3 mm, 0.5 mm dan 1.0 mm. Gambar pensil mekanik dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7. Pensil mekanik 1.2.1.3.1. Pensil Gambar Berdasarkan Kekerasan Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing-masing dibagi lagi dalam tingkat kekerasan. Golongan tersebut adalah keras (H), sedang (F) dan lunak (B). Golongan keras dari 9H sampai 4H, golongan sedang dari 3H sampai B dan golongan lunak dari 2B sampai dengan 7B. Sayang sekali derajat kekerasan pensil ini masih belum di standarkan sepenuhnya, karena itu dianjurkan untuk menggunakan satu merk pensil saja agar lebih tepat derajat kekerasannya. Keras 4H 5H 6H 7H 8H 9H Sedang 3H 2H H F HB B Lunak 2B 3B 4B 5B 6B 7B Tabel 2. Standar Kekerasan Pensil 1.2.1.4. Jangka Jangka digunakan untuk membuat lingkaran, membagi garis atau sudut dan sebagainya. Jangka yang baik memiliki bagian-bagian yang dapat diatur atau setting sesuai dengan keperluan penggambaran dan juga dengan jarum penusuk yang kecil dan runcing. Gambar 8. Bagian-bagian Jangka 10

1.2.1.5. Mistar Mistar ada dua yaitu Mistar Ukur dan Mistar Skala Mistar ukur mempunyai garis pembagi dalam mm dan inchi, dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak. Untuk memindahkan ukuran dengan baik dan tepat, ukuran pada mistar ukur harus sedekat mungkin dengan permukaan kertas. Jika menggambar benda menjadi lebih besar atau lebih kecil dari benda sesungguhnya, maka ukurannya diskala. Agar setiap kali mengukur tidak perlu menghitung (mengalikan atau membagi), maka cukup dengan mengunakan mistar skala. Ada mistar skala yang mempunyai penampang segitiga dan tiap ujung segitiga ada 2 skala, sehingga total keseluruhannya ada 6 skala pada satu mistar skala. Gambar 9. Mistar Skala 1.2.1.6. Penggaris Untuk menggambar diperlukan bermacam-macam penggaris, antara lain penggaris T, segitiga, mal lengkungan, mal/sablon bentuk. 1. Penggaris Segitiga Terdiri dari segitiga siku sama kaki dan sebuah segitiga siku 60 dan diginakan untuk membuat garis-garis sejajar, sudut-sudut istimewa dan garis yang saling tegak lurus. Gambar 10. Penggaris Segitiga dan T 11

2. Penggaris T Terdiri dari sebuah kepala dan sebuah daun. 3. Mal Lengkungan Dipakai untuk membuat garis-garis lengkung yang tidak dapat dibuat menggunakan jangka. Gambar 11. Mal Lengkungan 4. Mal Bentuk Untuk membuat gambar secara cepat dipergunakan mal-mal bentuk. Mal bentuk memiliki bentuk bermacam-macam, seperti misalnya untuk menggambar lambang- lambang dalam bidang elektronik, gambar mur, dan lain sebagainya. Gambar 12. Mal Bentuk 1.2.1.7. Busur Derajat Busur derajat, terbuat dari logam (aluminium) atau plastik, mempunyai garis pembagi dari 0-180. Berfungsi untuk mengukur sudut atau membagi sudut. Gambar 13. Busur Derajat 12

1.2.1.8. Penghapus dan Pelindung Penghapus Penghapus terbuat dari karet atau plastik dan digunakan untuk membuang atau menghapus garis yang salah. Penghapus yang baik harus dapat menghilangkan garisgaris yang tidak diinginkan dan tidak merusak kertasnya. Pelindung penghapus ini dipakai bila kita ingin menghilangkan garis salah, dimana garis ini berdekatan dengan garis-garis lain yang diperlukan. Dengan alat ini garis-garis yang perlu dapat terlindung dari penghapusan. Gambar 14. Pelndung Penghapus 1.2.1.9. Pita Gambar dan Selotip Pita gambar/ selotip dipakai untuk menempelkan kertas gambar di atas papan gambar. Pita gambar mempunyai daya lekat yang cukup untuk menempelkan kertas gambar dan tidak merusak kertas pada saat dilepas. 1.2.1.10. Alas Gambar Alas kertas gambar digunakan untuk menghindari adanya bekas-bekas garis dan tusukan jarum dari jangka. Alas kertas gambar terbuat dari plastik lunak, karet magnetik, atau pita tipis dari baja tahan karat. 1.2.1.10. Mesin Gambar Mesin gambar adalah alat yang dapat menggantikan fungsi alat-alat gambar lainnya seperti busur derajat, penggaris T, segitiga dan ukuran. Gambar 15. Mesin Gambar 13

1.2.2. Cara Menggunakan Alat Gambar Dalam proses penggambaran dan ketersediaan alat, terdapat beberapa hal penting yaitu cara kita menggunakan alat-alat gambar tersebut. 1.2.2.1. Menempatkan Kertas Gambar Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara menempatkan kertas gambar adalah sebagai berikut. 1. Kertas putih diletakkan dengan permukaan yang halus menghadap ke atas. 2. Ukuran kertas disesuaikan dengan benda yang akan digambar. 3. Kertas gambar yang diletakkan di meja gambar disesuaikan dengan jenis mejayang digunakan. 4. Kertas gambar diletakkan dekat pada sisi, penempatan Kertas Gambar kiri dan sisi bawah papan gambar (tidak berlaku bila memakai mesin gambar). 5. Usahakan agar tepi kertas gambar sejajar dengan penggaris. 6. Kertas gambar diletakkan pada papan gambar dengan bantuan paku payung atau pita perekat. 7. Usahakan agar kertas gambar betul-betul rata di atas papan gambar Gambar 16. Penempatan Kertas Gambar 1.2.2.2. Memindahkan Ukuran Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara memindahkan ukuran adalah sebagai berikut. 1. Mistar diletakkan sejajar mungkin pada garis di mana akan diletakkan ukuran yang dikehendaki. 14

2. Dengan menggunakan pensil yang ujungnya tajam, buatlah goresan kecil tepat di hadapan tanda bagi yang diinginkan dan tegak lurus. 3. Jika diinginkan ketelitian yang lebih tinggi, tanda dapat dibuat dengan tusukan jarum atau dengan sebuah kaki dari jangka pembagi. 4. Jangan sekali-kali memindahkan ukuran langsung dari mistar ukur dengan jangka pembagi karena akan merusak mistar ukurnya. Gambar 17. Cara Memindahkan Ukuran 1.2.2.3. Menggambar Garis Lurus Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara menggambar garis lurus adalah sebagai berikut. 1. Garis lurus mendatar (horizontal) ditarik dari kiri ke kanan. 2. Garis lurus vertikal ditarik dari bawah ke atas. 3. Garis sembarang ditarik dari kiri ke kanan. 4. Garis lurus dapat ditarik/ digambar dengan menggunakan penggaris T atau menggunakan segitiga. 5. Tidak hanya garis mendatar dan tegak lurus saja, tetapi dapat juga digambar garis miring sembarang. 6. Garis-garis sejajar miring dapat digambar dengan menggunakan sepasang segitiga. 7. Pekerjaan-pekerjaan di atas dapat dipermudah oleh mesin gambar. Gambar 18. Menggambar Garis Lurus 15

Gambar 19. Penggunaan Segita 1.2.2.4. Menggambar Lingkaran Beberapa hal yang disarankan berhubungan dengan cara menggambar lingkaran adalah sebagai berikut. 1. Lingkaran-lingkaran kecil digambar sekaligus (satu tahap) dengan menggunakan jangka kecil. 2. Lingkaran-lingkaran besar digambar dalam dua tahap. 3 Pada saat menggunakan jangka, kedua kaki jangka berdiri tegak lurus pada kertas gambar. 4. Tekanlah jangka dengan tekanan konstan untuk menghasilkan tebal garis yang sama. 5. Gunakanlah mal lingkaran untuk menggambar lingkaran kecil. Penggunaan mal lingkaran selain mempermudah juga mempercepat waktu menggambar. 6. Garis-garis lengkung digambar menggunakan mal lengkung. 7. Bagian mal lengkung luar maupun dalam dapat dipergunakan. 8. Sebuah garis lengkung tidak dapat diselesaikan dengan satu tarikan. 16

9. Bagilah garis lengkung tersebut dalam bagian-bagian yang cocok dengan mal lengkung. 10. Bagian-bagian tersebut satu dengan yang lain harus menyambung, sehingga diperoleh garis lengkung yang licin (smooth). Gambar 20. Arah Penggambaran Lingkaran Gambar 21. Cara Menggambar Lingkaran Gambar 22. Cara Menggambar Lingkaran Besar dengan Jangka dan Batang Penyambung 17

Gambar 23. Sablon Lingkaran. Tanda- tanda Harus Berimpit dengan Garis Sumbu Gambar 24. Penggunaan Mal Lenkung 1.3. Garis, Angka dan Huruf dalam Gambar Dalam gambar dipergunakan beberapa jenis garis, yang masing-masing memiliki arti dan penggunaannya sendiri. Penggunaan garis harus sesuai dengan maksud dan tujuannya. Selain garis, dalam gambar juga dipergunakan angka, huruf atau lambanglambang untuk memberi ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul dsb. Penggunaan tersebut juga harus mengacu pada ketentuan tertentu. 1.3.1. Garis 1.3.1.1. Jenis-jenis Garis Ada empat jenis garis yang dipakai dalam gambar mesin, seperti sebagai berikut: 1. Garis nyata garis kontinu. 2. Garis gores garis pendek-pendek dengan jarak antara. 3. Garis Garis bergores bergores garis gores panjang dengan gores pendek/titik di antaranya. 4. Garis bergores ganda garis dengan gores panjang dengan dua gores/titik pendek diantaranya. 18

Jenis garis menurut tebalnya ada dua macam, yaitu garis tebal dan garis tipis. Kedua jenis garis ini mempunyai perbandingan 1 : 0,5. Tebal garis dipilih berdasarkan besar kecilnya gambar. Ketebalan garis dipilih dari deretan berikut: 0,18; 0,25; 0,35; 0,5; 0,7; 1; 1,4 dan 2 mm Pada mumumnya garis tipis dipakai 0,25 atau 0,35 mm. Sementara garis tebal adalah 0,5 atau 0,7 mm. a : Tebal garis b : Jarak antara garis dianjurkan nilai min = 3a c : Ruang antara garis min 0,7 mm Gambar 25. Jarak Antar Garis 1.3.1.2. Penggunaan Garis Dalam gambar mesin digunakan beberapa garis dengan bentuk sesuai dengan penggunaannya. Macam-macam garis beserta penggunaannya sebagai berikut: 19

Tabel 3. Macam-macam Garis dan Penggunaannya Gambar 26. Penggunaan Maca-macam Jenis Garis 20

1.3.1.3. Garis-garis yang Berhimpit Jika dua buah garis atau lebih yang berbeda jenisnya berimpit, maka penyambungannya harus dilaksanakan sesuai urutan prioritas berikut: 1. Garis gambar (garis tebal kontinu, Jenis A). 2. Garis tidak tampak (garis gores tipis, Jenis E). 3. Garis potong (garis gores yang dipertebal pada ujungnya pada tempat-tempat perubahan arah, Jenis H). 4. Garis-garis sumbu (garis gores, Jenis C). 5. Garis bantu, garis ukur, dan garis arsir (garis tipis kontinu, Jenis B). 1.3.2. Angka dan Huruf 1.3.2.1. Bentuk Angka dan Huruf Huruf dan angka dipergunakan untuk memperjelas maksud informasi yang disajikan gambar. Penggunaan huruf dan angka dalam gambar biasanya untuk menunjukkan besarnya, ukuran, keterangan bagian gambar dan catatan kolom etiket gambar. Untuk itu semua ukuran, keterangan dan catatan hendaknya ditulis tangan dengan gaya yang terang, dapat dibaca dan dapat dibuat dengan cepat. Ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan dalam penulisan huruf dan angka pada gambar teknik agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu: 1. Jelas 2. Seragam 3. Dapat dibuat microfilm atau direproduksi Oleh karena itu angka dan huruf harus digambar dengan cermat dan jelas, hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan salah baca dari pembaca gambar yang lain. Penulisan huruf dan angka juga dapat memakai sablon atau mal. Berikut contoh bentuk huruf dan angka. Gambar 27. Bentuk Huruf-huruf JIS 21

1.3.2.2. Ukuran Angka dan Huruf Ukuran huruf dan angka dalam menggambar teknik harus mempunyai karateristik: mudah dibaca dan tingginya tidak kurang dari 2,5 mm. Maksud dari tinggi huruf dan angka tidak boleh terlalu kecil, sebab akan menyebabkan sukar dibaca di dalam ruangan. Selain tidak boleh terlalu kecil, huruf yang digunakan dalam gambar teknik mesin juga perbandingan tinggi, tebal, jarak diantara huruf dan angka serta kata yang ada harus proportional. Tabel 4 rnemperlihatkan keterangan tinggi huruf/angka besar (h), tinggi huruf kecil (c), jarak huruf (a), jarak garis (b), jarak kata (e), dan tebal huruf (d). Tinggi h dari huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. Daerah standar tinggi huruf yang dipakai adalah sebagai berikut: 2,5; 3,5; 5; 7; 10; 14 dan 20 mm Tabel 4. Perbandingan Huruf yang Dianjurkan 22

Bentuk huruf dan angka yang dipergunakan dalam gambar teknik sudah standar, ada yang tegak dan juga ada yang miring (15 ). Adapun bentuk dari huruf dan angka adalah seperti terlihat pada Gambar 28 untuk huruf dan angka tegak, sedangkan untuk huruf dan angka miring adalah seperti terlihat pada gambar 29. Gambar 28. Bentuk Huruf dan Angka Tegak Gambar 29. Bentuk Huruf dan Angka Miring 23

1.4. Etiket Gambar Untuk menjelaskan apa yang digambar, di dalam gambar teknik dibuat etiket gambar yang letaknya disebelah bawah atau bawah bagian kanan. Bentuk dari etiket gambar ini bermacam-macam, namun bentuk yang umum digunakan adalah model vsm (verein schweizerischer maschinen = sekolah teknik mesin) dan model penunjukkan proyeksi. Bentuk standar etiket gambar model vsm (sekolah teknik) adalah seperti terlihat pada Gambar 30. Ukuran dan tebal garis serta bentuk tulisan dari etiket ini seperti terlihat pada Gambar 30 tersebut. Untuk gambar lengkap yang berupa susunan, etiket model vsm seperti terlihat pada Gambar 31. Pada etiket model vsm susunan ini selain keterangan seperti pada etiket standar juga ditambahi keterangan-keterangan yang berhubungan dengan bagian-bagian (detailnya). Bentuk etiket yarig lain adalah model penunjukkan proyeksi seperti terlihat pada Gambar 32. Ukuran dan garis-garisnya serta tulisannya seperti terlihat pada gambar tersebut. 3-3-2013 Deny P. TSM SMK NUSMA Gambar 30. Etiket Gambar Standar Model VSM (Sekolah Teknik) 3-3-2013 Deny P. TSM SMK NUSMA 24 Gambar 31. Etiket Gambar Susunan Model VSM (Sekolah Teknik)

Deny Priyanto 3-3-2013 TSM SMK NUSMA Gambar 32. Etiket Gambar Standar Model Penunjukan Proyeksi 25

BAB II MENGGAMBAR TEKNIK Tujuan Setelah mempelajari bab pertama ini, diharapkan anda bisa: 1. Memahami fungsi gambar kontruksi geometris. 2. Menggambar macam-macam kontruksi geometris. 3. Memahami macam-macam proyeksi. 4. Menggambar bentuk proyeksi. 5. Mengetahui aturan-aturan dasar untuk penyajian gambar kerja. 6. Memahami penggunaan potongan dan toleransi. 2.1. Kontruksi Geometris Dalam menggambar teknik, desainer sering menggunakan kontruksi geometris untuk membantu dalam menyelesaikannya. Kontruksi geometris yang sering digunakan seperti garis, sudut, lingkaran, busur, segi banyak dan lain lain. Penggunaan kontruksi geometris dalam gambar teknik dengan maksud agar hasil gambar yang didapat lebih baik. Pembuatan elips yang dibuat dengan bantuan lingkaran hasilnya akan lebih akurat dan pantas dari pada yang dibuat dengan perkiraan aja. Untuk itulah desainer harus menguasai cara pembuatan kontruksi geometris ini. 2.1.1. Membuat Garis Tegak Pada Garis Lurus a. Buat garis lurus AB. b. Dari titik C buat busur DE. c. Dari titik D lingkarkan jari-jari sembarang ke atas. d. Dari titik E lingkarkan jari-jari sembarang ke atas sehingga memotong di titik F. e. Hubungkan titik F dan C. Jadi garis FC tegak lurus dengan AB. F C A D E B Gambar 1. Garis Tegak Pada Garis Lurus 26

2.1.2. Membagi Garis 2 Bagian a. Buat dua busur lingkaran dengan A dan B sebagai pusat, jari-jari R sembarang. b. Kedua busur saling berpotongan di a dan b. c. Tarik garis ab yang memotong AB di C. d. Maka AC = CB. Gambar 2. Membagi Garis 2 Bagian 2.1.3. Membagi Garis Sama Panjang a. Tarik garis sembarang dari A ke B. b. Ukuran pada garis a-h bagian yang sama panjang dengan memakai jangka Aa = ab = bc = cd = de = ef = fg= gh. c. Hubungkan titik h dengan B d. Tariklah dari titik-titik : g, f, e, d, c, b, a, garis sejajar dengan garis hb garis-garis ini akan memotong AB di titik- titik yang membaginya dalam 8 bagian yang sama panjang. Gambar 3. Membagi Garis Sama Panjang 2.1.4. Memindahkan Sudut a. Buat busur lingkaran dengan A sebagian pusat dengan jari-jari sembarang R yang memotong kaki-kaki sudut AB dan AC di n dan m. b. Buat pula busur lingkaran dari A1 dengan jari-jari R1 (R=R1) yang memotong kaki sudut A1 C1 di m1. c. Buat busur lingkaran dari titik m dengan jari-jari r = nm. 27

d. Buat pula busur lingkaran dengan jari-jari r1 = r dari titik di m1 busur ini memotong busur yang pertama ( jari-jari R1) di titik n. e. Tarik garis A1 n1 yang merupakan kaki sudut A1 B1. Maka sudut B1 A1 C1 = sudut BAC Gambar 4. Memindahkan Sudut 2.1.5. Membagi Sudut Menjadi Dua Sama Besar a. Lingkaran sebuah busur lingkaran dengan titik A sebagai pusat dengan jari-jari sembarang R yang memotong kaki sudut AB dan AC dititik-titik P dan O. b. Buat dengan P dan O sebagai pusat busur lingkaran dengan jari-jari sebarang R2 dan R3 (R2 = R3) yang sama besar. Kedua busur lingkaran tersebut berpotongan di T c. Tarik garis AT maka sudut BAT = sudut TAC. Gambar 5. Membagi Sudut Menjadi Dua Sama Besar 2.1.6. Membagi Sudut Siku-siku Menjadi Tiga Sama Besar a. Lingkaran sebuah busur lingkaran dengan titik A sebagai pusat dengan jari-jari sembarang R:busur, lingkaran ini memotong kaki sudut AB di P dan kaki sudut AC di O. b. Buat dengan jari-jari R dan busur lingkaran dengan titik pusat P dan O kedua busur lingkaran ini memotong busur yang pertama di titik-titik R dan S. c. Tarik garis AR dan AS, maka sudut BAR = sudut RAS = sudut SAC. 28

Gambar 6. Membagi Sudut Siku-siku Menjadi Tiga Sama Besar 2.1.7. Menggambar Segitiga Untuk dapat menggambar segitiga maka minimal harus ditentukan 3 buah untuk agar segitiga dapat dibuat sesuai yang dikehendaki. Adapun unsur unsur yang dapat dipakai sebagai pedomana dalam menggambar segitiga bila ditentukan: 1. Sisi sudut sisi a. Buat garis AB, dengan mengukur garis pengukuran 1 dengan jangka. b. Pindahkan sudut yang ditentukan dengan pengukuran urutan 2, 3, 4 terus 5 pada titik A. c. Ukurkan panjang garis ukuran 6 ke garis sudut yang telah dibentuk pada titik C. d. Segitiga ABC sudah tergambar. Gambar 7. Menggambar Segitiga Sisi Sudut Sisi 29

2. Sudut sisi sudut a. Buat garis AB, dengan mengukur garis pengukuran 1 dengan jangka. b. Pindahkan sudut yang ditentukan dengan pengukuran urutan 2, 3 pada titik A dan urutan 4, 5 pada titik B. c. Pertemuan garis pembentuk kedua sudut memotong titik C. d. Segitiga ABC sudah tergambar. Gambar 8. Menggambar Segitiga Sudut Sisi Sudut 3. Sisi sisi sisi a. Segitiga ini merupakan segitiga sama sisi karena ketiga sisinya sama panjang. b. Tentukan atau ukur salah satu sisinya misalnya Ab. c. Ukurlah urutan 1 dari titik A sepanjang garis AB. d. Kemudian ukurkan kembali urutan 2 dari titik B sepanjang AB. e. Segitiga ABC sama kaki tergambar. Gambar 9. Menggambar Segitiga Sisi Sisi Sisi 30

2.1.8. Menggambar Bujur Sangkar a. Tentukan lingkaran dengan titik pusat M. b. Tarik garis tengahnya memotong titik A dan B. c. Lingkarkan jari-jari dari titik A dan B sama panjang. d. Hubungkan perpotongan lingkaran dari titik A dan B, sehingga memotong lingkaran yang ditentukan pada titik C dan D. e. Titik A, B, C dan D dihubungkan membentuk segi empat beraturan atau bujur sangkar. Gambar 10. Menggambar Bujur Sangkar 2.1.9. Menggambar Lingkaran a. Tentukan panjang jari-jari lingkaran. b. Buat garis AB sesuai dengan jari-jari lingkaran yang ditentukan. c. Buat lingkaran dari titik A sepanjang AB dengan jangka, maka lingkaran sudah dibuat denganjari-jari AB. Gambar 11. Menggambar Lingkaran 31

2.1.10. Membagi Keliling Lingkaran Sama Besar Untuk membagi keliling lingkaran sama saja dengan membagi busur lingkarannya. Untuk menentukan panjang lingkaran sama besar kita gunakan rumus yaitu 360 º : jumlah pembagian keliling yang diinginkan. Contoh kita menginginkan 8 bagian dari busur lingkaran, maka 360 º : 8 = 45 º. Berati kita harus membuat sudut luar sebesar 45 º atau membagi lingkaran menjadi 8 bagian atau dapat dikatakan membuat segi 8 beraturan terlebih dahulu. Ingat buatlah sudut yang dapat dibuat dengan bantuan jangka. Contoh keliling lingkaran yang dibagi menjadi delapan sama besar. a. Tentukan lingkarannya pusat M. b. Tarik garis tengah lingkaran memotong titk A dan B. c. Buat busur dari titik A dan titik B sama panjang. d. Tarik perpotongan kedua busur hingga memotong lingkaran diditik C dan D. e. Buat busur dari titik A dan C sama panjang dan juga busur dari titk B dan titik C sama panjang. f. Perpotongan kedua busur dihubungkan ke titik M memotong lingkaran di titik E dan G. g. Kemudian diteruskan hingga memotong lingkaran berikut di titik F dab H. h. Keliling lingkaran sudah dibagi 8 sama besar. Yaitu AE, EC, CG, GB, BF, FD, DH dan HA. Gambar 12. Membagi Keliling Lingkaran Sama Besar 2.1.11. Menggambar Garis Singgung Lingkaran a. Ditentukan titik P dan lingkaran yang berpusat di titik M. b. Tarik dari titik M ke P dan tentukan titik N ditengah- tengah antara garis MP. Caranya buat busur yang sama dari titik M dan dari titik P hingga perpotongan busur kalau ditarik garis akan memotong garis MP di titik N. c. Buat lingkaran titik N sebagai pusat dengan jari-jari NP atau NM. d. Lingkaran tersebut memotong lingkaran pertama di titik R1 dan R2. 32

e. Garis PR1 dan PR2 merupakan garis singgung lingkaran. Gambar 13. Menggambar Garis Singgung Lingkaran 2.1.12. Menggambar Segi Lima Beraturan a. Ditentukan lingkaran dengan pusat M. b. Tarik garis tengah melalui titk M memotong lingkaran di titik A dan titik B. c. Buat busur yang sama dari titik A dan titik B, perpotongan busur tersebut ditarik garis memotong lingkaran di titik C dan D serta melalui titik M. d. Kemudian buat busur yang sama pada titik M dan titik B, perpotongan busur tersebut ditarik garis hingga memotong di titik E. e. Hubungkan garis dari titik E dan titik D. f. Lingkarkan dari titk E sepanjang ED kearah MA hingga memotong di titik F. g. Garis DF merupakan sisi dari segi lima beraturan. h. Dan seterusnya lingkarkan sisi tersebut pada keliling lingkaran akan membentuk segi lima beraturan. Gambar 14. Menggambar Segi Lima Beraturan 33

2.1.13. Menggambar Segi Enam Beraturan a. Ditentukan lingkaran dengan pusat M. b. Tarik garis tengah melalui titk M memotong lingkaran di titik A dan titik B. c. Buat busur yang sama dari titik A dan titik B sepanjang AM = BM memotong lingkaran. d. Hubungkan titk potong yang terdapat pada lingkaran tersebut, sehingga tergambarlah segi enam beraturan. Gambar 15. Menggambar Segi Enam Beraturan 2.1.14. Mengambar Segi Tujuh Beraturan a. Ditentukan lingkaran dengan pusat M. b. Tarik garis tengah melalui titk M memotong lingkaran di titik A dan titik B. c. Buat busur yang sama dari titik B sepanjang BM memotong lingkaran dititik C dan D. d. Hubungkan titk potong c dan D memotong BM dititik E, maka CE merupakan sisi dari segi tujuh beraturan. e. Lingkarkan sisi CE pada keliling lingkaran sehingga tergambarlah segi tujuh beraturan. Gambar 16. Menggambar Segi Tujuh Beraturan 34

2.1.15. Menggambar Segi Delapan Beraturan a. Ditentukan lingkaran dengan pusat M. b. Tarik garis tengah melalui titk M memotong lingkaran di titik A dan titik B. c. Buat busur yang sama dari titik A dan titik B dan tarisk perpotongan busur sehingga memotong lingkaran di titik C dan D dan melalui titik M. d. Bagilah busur AD dan BD sama besar, kemudian tarik garis hingga memotong lingkaran. e. Hubungkan ke 8 titik potong pada lingkaran tersebut, sehingga tergambarlah segi delapan beraturan. Gambar 17. Menggambar Segi Delapan Beraturan 2.1.16. Menggambar Segi Sembilan Beraturan a. Buat lingkaran. b. Tarik garis tengah AB dan bagilah AB menjadi 9 bagian sama panjang. c. Tarik garis CD tegak lurus garis AB ditengah-tengah AB. d. Perpanjang garis AB dan CD berturut-turut denagn BE dan DF = 1/9 AB. e. Hubungkan DF hingga memotong lingkaran, maka garis dari titik potong lingkaran ke titik 3 merupakan sisi segi 9 beraturan dan ukuranlan pada keliling lingkaran. Gambar 18. Menggambar Segi Sembilan Beraturan 35

2.1.17. Menggambar Segi Sepuluh Beraturan a. Ditentukan lingkaran dengan pusat M. b. Tarik garis tengah melalui titk M arah mendatar sehingga memotong lingkaran. c. Buat garis tengah melalui titik M arah tegak sehingga memotong lingkaran. d. Buat busur yang sama dari titik M dan titik Q, perpotongan busur tersebut ditarik memotong garis MQ di titik L dan D. e. Lingkarkan dari titk L sepanjang LD kearah MP hingga memotong di titik F. f. Garis DF merupakan sisi dari segi lima beraturan, sedangkan MF merupakan sisi segi sepuluh g. Dan seterusnya lingkarkan sisi tersebut pada keliling lingkaran akan membentuk segi lima beraturan dan juga segi sepuluh beraturan. Gambar 19. Menggambar Segi Sepuluh Beraturan 2.1.18. Menggambar Ellips a. Lebar ditentukan. b. Buatlah CD tegak lurus garis AB dan buatlah lingkaran ditengah AB. c. Buatlah garis melalui CB dan DB d. Buatlah busur lingkaran jari-jari Cd = AB dari titik C dan D hingga memotong di titik E dan F. Seterusnya buat busur lingkaran dari titik B jari-jari BE = BF, maka tergambarlah bulat telur 36

Gambar 20. Menggambar Elips 2.1.19. Menggambar Bulat Telur a. Lebar ditentukan. b. Buatlah CD tegak lurus garis AB dan buatlah lingkaran ditengah AB. c. Buatlah garis melalui CB dan DB. d. Buatlah busur lingkaran jari-jari Cd = AB dari titik C dan D hingga memotong di titik E dan F. Seterusnya buat busur lingkaran dari titik B jari-jari BE = BF, maka tergambarlah bulat telur. Gambar 21. Menggambar Bulat Telur 2.1.20. Menggambar Parabola a. Buatlah garis bantu sejajar arah tegak 10 bagian dengan jarak yang sama. b. Buat juga garis bantu sejajar arah mendatar 5 bagian sama panjang. c. Jarak garis mendatar lebih lebar dari pada jarak arah tegak. d. Hubungkan dari titik 0 tepi ke titik 1, 2, 3, 4 dan 5 tengah atau juga hubungkan garis dari titik 5 tengah ke titik 1, 2, 3, 4 tepi. e. Hasil tarikan garis tersebut akan dipotongkan dengan garis tegak yaitu 01, 51 dengan garis tegak A, garis 02, 52 dengan garis tegak B, garis 03, 53 dengan garis tegak C dan garis 04, 54 dengan garis D serta sebagai puncaknya garis E5. 37

f. Perpotongan garis-garis tersebut merupakan titik penghubung dalam pembuatan garis parabola. Gambar 22. Menggambar Parabola 2.1.21.Menggambar Hiperbola a. Buatlah sumbu X dan Y. b. Buatlah lingkaran pusat C dan bujur sangkar. c. Tarik garis menyilang melalui sudut diagonal dari bujur sangkar. d. Pada sumbu X berpotongan di V dan V1. e. Tentukan pusat putaran hiperbola F dan F1 dengan jarak dari V dan V1 setengah jarak jari-jari lingkaran sehingga FV = F1V1. f. Tentukan titik A, A1, A2, A3 dan A4 pada sumbu X. g. Jarak AA1 = A1A2 = A2A3 = A3A4. h. Buatlah busur dari titik F dengan jarak AV dipotongan busur dari titik F1 dengan jarak AV1, kemudian dibalik dari titik F` dengan jarak AV dipotongan busur dari titik F dengan jarak AV1. i. Dan seterusnya jarak busur A1V dan A1V1, A2V dan A2V1, A3V dan A3V1 dan yang terakhir A4V dan A4V1, pusat putarannya bergantian dari titik F dan F1. j. Hasil perpotongan dihubungkan membentuk gambar hiperbola. 38

Gambar 23. Menggambar Hiperbola 2.2. Penyajian Gambar Tiga Dimensi 2.2.1. Gambar Proyeksi Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial/pandangan tunggal adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi. Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. 2.2.2. Proyeksi Piktorial Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan aturan menggambar. Beberapa macam cara proyeksi antara lain: 2.2.2.1. Proyeksi Isometri Untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai bentuk benda yang sebenarnya pada umumnya dibuat gambar isometri, dimetri dan trimetri, dari proyeksi aksonometrinya. Pada proyeksi aksonometri tidak terdapat panjang sisi yang sebenarnya dari benda yang bersangkutan. Oleh karena itu, penggambarannya memakan waktu. Di pihak lain gambar isometri, dimetri atau trimetri setidaknya satu sisi merupakan panjang sisi yang benar. Pada gambar isometri panjang garis pada sumbu-sumbu isometri menggambarkan panjang yang sebenarnya. Karena itu penggambarannya sangat sederhana, dan banyak dipakai untuk membuat gambar satu pandangan. Gambar isometri dapat menyajikan benda dengan tepat dan memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan cara proyeksi yang lain. 39

Ciri pada sumbu - Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30 terhadap garis mendatar. - Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120. Ciri pada ukurannya - Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang digambarnya. Gambar 24. Proyeksi Isometri a. Penyajian Proyeksi Isometri Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan beberapa posisi (kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan horisontal. 1) Proyeksi isometri dengan posisi normal Contoh : Gambar 25. Proyeksi Isometri Dengan Posisi Normal 40

2) Proyeksi isometri dengan posisi terbalik Contoh : Gambar 25. Proyeksi Isometri Dengan Posisi Terbalik 3) Proyeksi isometri dengan posisi horisontal Contoh : Gambar 26. Proyeksi Isometri Dengan Posisi Horisontal 2.2.2.2. Proyeksi Dimetri Proyeksi pada gambar dimana skala perpendekan dari dua sisi dan dua sudut dengan garis horizontal sama, disebut proyeksi dimetri. Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu diketahui, ciri dan ketentuan tersebut antara lain: 41

1. Ciri pada sumbu Pada sumbu x mempunyai sudut 10, sedangkan pada sumbu y mempunyai sudut 40. 2. Ketentuan ukuran Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1 Contoh : Gambar 27. Proyeksi Dimetri Keterangan : - Ukuran pada sumbu x 40 mm - Ukuran pada sumbu y digambar ½ nya, yaitu 20 mm - Ukuran pada sumbu z 40 mm 2.2.2.3. Proyeksi Miring Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis horisontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45 dengan garis mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan skala pada proyeksi dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1. Gambar 28. Proyeksi Miring 42

2.2.2.4. Proyeksi Perspektif Jika antara benda dan titik penglihatan tetap diletakkan sebuah bidang vertikal atau bidang gambar, maka pada bidang gambar ini akan terbentuk bayangan dari benda tadi. Bayangan ini disebut gambar perspektif. Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang dilihat dengan mata biasa dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur. Ini merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit dari pada cara-cara gambar yang lain. Untuk gambar teknik dengan bagian-bagian yang rumit dan kecil tidak menguntungkan, oleh karenanya jarang sekali dipakai dalam gambar teknik mesin. Dalam gambar perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu sisi dalam ruang, yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar perspektif, seperti perspektif satu titik (perspektif sejajar), perspektif dua titik (perspektif sudut) dan perspektif tiga titik (perspektif miring). Gambar 29. Perspektif Satu Titik Gambar 30. Perspektif Dua Titik (Perspektif Sudut) 43