Pendahuluan Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang terdapat di dalam penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diprediksi (Ariffandita dan Sudarno, 2012). auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun

Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAAN UKDW. sistem keuangan semua negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Krisis ini

BAB V PENUTUP. penerimaan opini audit going concern pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

ANALISIS PENGARUH DEBT DEFAULT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Lie et al. / Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No. 2 (2016):

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit tenure,

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah 131 perusahaan pada tahun Banyaknya perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2004 alinea 1).

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya.. Berikut penjabaran dari beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Kelangsungan. melebihi suatu periode akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. (Riyatno, 2007). Untuk menghasilkan integritas yang baik atas suatu laporan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas ketika didirikan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan usaha. Selain strategi, perusahaan juga memerlukan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. (going corcern) perusahaan tersebut. Kondisi keuangan perusahaan ini

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO,

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. Dr. M. Anas, S.E., M.M., M.Si., Ak., CA. 2. Dian Kusumaningtyas, S.E., M.M JURNAL

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Dibagian ini akan dijelaskan teori-teori mengenai opini audit going

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) meminta

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui asumsi going concern (

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang te

BAB I PENDAHULUAN. keberanian mengungkapkan kelangsungan (going concern) perusahaan klien.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas (Syahrul,2000). Asumsi going concern memiliki arti bahwa

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka kesimpulan pada penelitian ini adalah : audit going concern sehingga H 1 ditolak. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan semakin meningkat. Perusahaan Go Public diwajibkan

BAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang dipicu oleh permasalahan lembaga-lembaga keuangan raksasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : Disclosure, Debt Default, Kualitas Audit, Opini audit tahun sebelumnya, Going Concern.

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan merupakan perusahaan yang go public

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun )

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

PENGARUH GROWTH, SIZE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis Rasio ROI, ROE, NPM, DAR dan DER pada Perusahaan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB III METODE PENELITIAN. Sekaran dan Bougie (2013: 240) menjelaskan definisi populasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDITOR GOING CONCERN DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA TAHUN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

Transkripsi:

Pendahuluan Latar Belakang Masalah Pelaporan tentu berkaitan dengan pertumbuhan dari suatu perusahaan, hasil dari pemeriksaan auditor dengan segala temuannya disampaikan dan disusun kedalam bentuk laporan auditor. Laporan auditor berisi opini auditor mengenai kewajaran pernyataan atau asersi manajemen yang dituangkan dalam laporan keuangan dengan standar akuntansi keuangan (SAK), hal tersebut dipergunakan oleh pihak-pihak pemakai sebagai dasar dalam melihat pertumbuhan dari suatu perusahaan dan mengambil keputusan. Opini audit dapat berupa opini wajar tanpa pengecualian (clean opinion), opini wajar dengan pengecualian, dan opini tidak wajar. Disamping ketiga opini tersebut, auditor juga dapat menolak memberikan pendapat (no opinion). Auditor eksternal harus mengidentifikasi setiap tahap kegagalan bisnis yang telah dicapai perusahaan dalam memberikan opini audit atas laporan keuangan perusahaan yang kemampuan mempertahankan kelangsungan hidupnya diragukan, Purba (2009). Menurut Boritz (1991) dalam Purba (2009) rekomendasi pemberian opini audit berdasarkan tingkat keraguan, yaitu keraguan besar (antara 50% hingga 70%) dalam laporan keuangan menjelaskan bahwa perlu adanya pengungkapan akan keraguan, penyebab adanya keraguan, rencana manajemen, dan potensi penyesuaian, sehingga opini audit yang akan dikeluarkan oleh auditor dalam laporan auditnya menambahkan paragraf penjelasan. Walaupun pengungkapan pada laporan keuangan telah memadai, tetapi dalam opini audit tidak perlu dilakukan modifikasi atas laporan audit, sepanjang dilakukan pengungkapan yang memadai. Tingkat keraguan yang sangat besar (70% hingga 95%) dalam laporan keuangan perlu adanya pengungkapan informasi mengenai adanya keraguan, akrual atas kerugian yang dapat diprediksi jika dapat diestimasi dan jika tidak dapat diestimasi perlu mengungkapkan informasi terkait dengan adanya potensi penyesuaian. Kondisi ini dalam opini audit perlu paragraf penjelasan pada laporan audit, walaupun pengungkapan pada laporan keuangan telah memadai. 1

Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas. Dalam pelaksanaan prosedur tersebut, auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut tidak akan tergantung atas keadaan, dan beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Kondisi atau peristiwa tersebut adalah trend negatif, petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, masalah intern, dan masalah luar yang telah terjadi, (SPAP 2011). Faktor-faktor yang mendorong auditor dalam mengeluarkan opini tersebut perlu untuk diketahui, karena berkaitan dengan pembaca atau orang-orang yang berkepentingan dalam laporan keuangan yang sudah diaudit sehingga tidak menyesatkan. Purba (2009) menjelaskan bahwa masing-masing pengguna laporan keuangan tersebut memiliki kepentingan yang berbeda-beda, seperti investor atau analisis, karyawan atau serikat karyawan, bankir atau kreditur, dan pemerintah atau fiskus. Dengan demikian, Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan adalah suatu opini yang dikeluarkan auditor karena auditor merasa penting atau wajib memberikan informasi tambahan. Beberapa kondisi yang menyebabkan Auditor mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Kondisi atau peristiwa tersebut adalah trend negatif, petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, masalah intern, dan masalah luar biasa yang telah terjadi, IAPI (2011). Berdasarkan standar tersebut penelitian ini akan dikembangkan dengan penelitian-penelitian going concern yang sudah dilakukan. Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa faktor yang 2

mendorong auditor dalam mengeluarkan opini going concern akan memiliki kaitan terhadap opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Penelitian tentang opini going concern sangat umum dan sudah banyak dilakukan, seperti penelitian Susanto (2009) menjelaskan bahwa dalam menetukan opini audit atas suatu perusahaan auditor juga harus memperhatikan likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan aset-aset likuid yang dimiliki perusahaan, profitabilitas menunjukkan keuntungan yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu, serta solvabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah kondisi keuangan perusahaan, current ratio, quick ratio, cash flow from operation,return on asset, debt to equity, long term debt to total asset, debt to total asset, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, debt default, opinion shopping untuk opini audit going concern. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan Santosa dan Wedari (2007) menggunakan variabel kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan untuk mengukur kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Dari kelima variabel tersebut dua diantaranya memiliki pengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern yaitu kondisi keuangan perusahaan,dan ukuran perusahaan. Variabel yang memiliki pengaruh positif hanya satu yaitu opini audit tahun sebelumnya, sedangkan kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Penelitian yang dilakukan Junaidi dan Hartono (2010) menggunakan audit client tenure, reputasi auditor, disclosure, dan ukuran perusahaan sebagai variabel pengukur, tiga diantaranya memiliki pengaruh positif dan hanya salah satu yang 3

tidak memiliki pengaruh terhadap opini going concern auditor yaitu ukuran perusahaan. yang diberikan oleh Namun demikian penelitian yang pengamatan objek penelitian perusahaan sektor manufaktur dan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan masih sangat minim. Karena itulah penulis ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan (studi kasus pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2012). Perusahaan manufaktur dipilih sebagai objek penelitian karena perusahaan manufaktur lebih kompleks dibandingkan dengan jenis perusahaan yang lain dan memiliki subsektor yang lebih banyak dibandingkan perusahaan lain yang terdaftar di BEI. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah penelitian ini adalah Apakah kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, audit client tenure, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan?. Peneltian ini dilakukan untuk menguji, membuktikan, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011 sampai 2012. Manfaat penelitian bagi akademisi, diharapkan dapat memberikan informasi lebih mendalam dari faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf pejelasan atau modifikasi perkataan, bagi investor dan calon investor, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dan bagi perusahaan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan evaluasi untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan sehingga kinerja dan kondisi 4

perusahaan akan mendapat pernyataan wajar dari auditor tanpa harus ada tambahan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Landasan Teori Dan Pengembangan Hipotesis Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Menurut Arens (2008), opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan merupakan salah satu opini yang dikeluarkkan oleh auditor karena auditor merasa penting atau wajib memberikan informasi tambahan walaupun kriteria audit sudah lengkap dengan hasil yang memuaskan dan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Ada lima penyebab dari penambahan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan pada laporan wajar tanpa pengecualian, yaitu tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip yang berlaku umum (GAAP), keraguan yang substansial mengenai going concern, auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dirumuskan, penekanan terhadap suatu hal atau masalah, dan laporan yang menyebabkan auditor lain. Teori Agensi (Agency theory) Jensen dan Meckling (1976) dalam Noverio (2011) menjelaskan bahwa adanya suatu kontrak antara satu atau lebih orang (pemilik) yang memerintah agen (manajemen). Pemilik memberikan wewenang kepada manajemen untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan, sehingga manajemen memiliki informasi yang lebih mengenai perusahaan. Pemilik maupun manajemen mempunyai rasionalisasi ekonomi dan semata-mata mementingkan kepentingan sendiri, hal ini sering disebut sebagai Asymetri information, Noverio (2011). Seharusnya manajemen mengungkapkan semua informasi yang berkaitan dengan perusahaan kepada masyarakat dengan jelas dan lengkap. Namun dalam praktiknya hal tersebut tidak dilakukan, karena manajemen takut informasi tersebut akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap perusahaan. pihak 5

ketiga (auditor) memiliki tugas untuk mengungkapkan informasi tersebut, dalam hal ini auditor harus bertindak independen apabila ada informasi yang harus ditambahkan, atau perlu adanya penjelasan yang lebih khusus mengenai keadaan perusahaan maka auditor akan memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011), menguji reputasi auditor, ukuran perusahaan, rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage, dan rasio nilai pasar dalam memberikan pengaruh terhadap opini going concern oleh auditor. Penelitian ini memberikan bukti bahwa reputasi auditor, rasio profitabilitas, rasio leverage, dan rasio nilai pasar tidak memiliki pengaruh terhadap pemberian opini going concern, sedangkan ukuran perusahaan dan rasio likuditas memiliki pengaruh terhadap pemberian opini going concern. Adapun penelitian lain yang telah dilakukan oleh Widodo (2011) menggunakan variabel yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011). Widodo (2011) menguji reputasi auditor, auditor client tenure, disclosure, ukuran perusahaan, dan opini audit sebelumnya dalam pemberian opini going concern oleh auditor. penelitian ini menghasilkan bukti bahwa reputasi auditor, disclosure, dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap pemberian opini going concern oleh auditor, sedangkan auditor client tenure dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap pemberian opini going concern oleh auditor. Warnida (2011) menggunakan variabel rasio likuiditas, rasio solvabilitas, price earning ratio dan ukuran perusahaan untuk melihat pengaruhnya terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. Likuditas dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan solvabilitas dan price earning ratio tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Setyarno (2006) melakukan penelitian terhadap kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun 6

sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan untuk mengetahui pengaruh opini audit going concern. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh positif sedangkan rasio pertumbuhan perusahaan dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Pengembangan Hipotesis Auditor memiliki tanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, (SA seksi 110), setelah prosedur audit selesai dilakukan oleh auditor, maka auditor akan memberikan pendapat. Pendapat yang diberikan akan berkaitan dengan kinerja dan kondisi dari perusahaan, dan apabila ditemukan kondisi atau peristiwa pada laporan keuangan yang auditor merasa perlu untuk dijelaskan, Auditor akan menambahkan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan pada opini audit yang akan dikeluarkannya. Pentingnya pendapat audit yang wajar dengan atau tanpa kalimat penjelas akan memberikan pengaruh yang positif bagi semua pihak yang berkepentingan, Ningsih (2011). Hubungan kondisi keuangan perusahaan terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan Baik atau buruknya suatu perusahaan dapat dilihat melalui kondisi keuangan dari perusahaan itu sendiri. Haron et al., (2009) dalam penelitiannya mengenai faktor yang mempengaruhi auditor dalam opini going concern menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap penilaian auditor dalam menerbitkan opini going concern. Semakin baik kondisi keuangan perusahaan maka semakin kecil kemungkinan bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern, karena auditor hanya akan memberikan opini ini jika perusahaan dikatakan bangkrut atau sulit melanjutkan kelangsungan hidup 7

usahanya, Santosa dan Wedari (2007). Sama halnya dengan Setyarno et al., (2006) dan Susanto (2009) Menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Menurut Santosa dan Wedari (2007) dalam hasil penelitiannya menemukan bahwa auditor yang semula memberikan opini going concern mengubah opini yang diberikan ditahun berikutnya menjadi tidak memberikan opini going concern, sebaliknya saat kondisi keuangan dari perusahaan menurun, maka auditor yang semula tidak memberikan opini going concern, ditahun berikutnya memberikan opini going concern. Dengan kata lain kondisi keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau moodifikasi perkataan yang diberikan oleh auditor. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H1 : Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Hubungan opini audit tahun sebelumnya terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan Opini audit tahun sebelumnya merupakan opini audit yang sudah diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Mutchler dalam Widodo (2011) menyatakan bahwa apabila tahun sebelumnya perusahaan mendapat opini audit going concern, maka tahun berikutnya kemungkinan auditor memberi opini audit going concern akan lebih besar. Hal ini dilakukan dengan menguji pengaruh ketersediaan informasi publik terhadap prediksi opini audit going concern, menggunakan discriminant analysis yang memasukan tipe opini audit tahun sebelumnya yang mempunyai akurasi prediksi paling tinggi, yaitu 89,9%,. Berdasarkan penelitian diatas maka, opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau moodifikasi perkataan yang diberikan oleh auditor. 8

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H2 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan Hubungan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan Ukuran perusahaan adalah salah satu tolak ukur yang dianggap dapat melihat perkembangan dari perusahaan itu sendiri. Warnida (2011) mengatakan ukuran perusahaan merupakan besar atau luasnya suatu perusahaan dan merupakan suatu indikator yang dapat menunjukkan kondisi atau karakteristik suatu perusahaan sehingga dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Perusahaan kecil lebih sering mendapatkan opini audit going concern dari auditor dari pada perusahaan yang lebih besar, Mutchler (1985). Santosa dan Wedari (2007) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Hubungan audit client tenure terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan Menurut Inggrid (2012) audit client tenure adalah jangka waktu perikatan kantor akuntan publik dimana lamanya jumlah tahun Kantor Akuntan Publik (KAP) melakukan perikatan dengan auditee yang sama untuk melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Secara singkat audit client tenure merupakan lamanya hubungan atau ikatan antara auditor dengan kliennya yang 9

sama. Junaidi dan Hartono (2010) mengatakan bahwa ketika auditor mempunyai jangka waktu hubungan yang lama dengan kliennya, hal ini akan mendorong pemahaman yang lebih atas kondisi keuangan klien dan oleh karena itu akan cenderung mendeteksi masalah going concern. Dalam penelitian Junaidi dan Hartono (2010) tersebut menyatakan bahwa audit client tenure berpengaruh pada opini going concern, Semakin lama hubungan auditor dengan klien, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan opini going concern. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H4 : Audit client tenure berpengaruh positif terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Hubungan likuiditas terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan Likuiditas perusahaan adalah kemampuan dari suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Susanto (2009) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek bisa diukur dengan menggunakan current ratio. Sama halnya dengan Noverio (2011) yang mengatakan bahwa tingkat likuiditas perusahaan bisa diukur melalui current ratio, Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana aktiva lancar dengan hutang lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar, sehingga semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya maka semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar. Likuiditas perusahaan dapat menjadi salah satu indikator untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan berdasarkan kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 10

H5 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Hubungan profitabilitas terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan Rasio profitabilitas adalah kemampuan dari suatu perusahaan untuk memaksimalkan aktiva yang dimiliki guna memperoleh laba. Noverio (2011) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa rasio profitabilitas diukur dengan return on assets (ROA), menurutnya rasio ini memberikan ukuran yang lebih baik terhadap profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Susanto (2009) berpendapat bahwa ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh atau menghasilkan laba. Rasio profitabilitas umumnya digunakan karena masyarakat berpandangan bahwa tingkat keberhasilan operasional dan efektivitas perusahaan didasarkan pada tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan, Noverio (2011). Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H6 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Hubungan solvabilitas terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan Solvabilitas merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk membayar semua hutang, baik itu hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Noverio (2011) menjelaskan bahwa rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya, rasio solvabilitas yang tinggi dapat berdampak buruk bagi keuangan perusahaan yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan buruk dan 11

dapat menimbulkan ketidakpastian terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Rasio solvabilitas dapat diukur dengan menggunakan debt to total assets, hal ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Susanto (2009) dan Noverio (2011). Debt to total assets menggambarkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, supaya perusahaan aman jumlah hutang harus lebih kecil dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, Susanto (2009). Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H7 : Solvabilitas berpengaruh positif terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Gambar 1. Model Penelitian Metode Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2012 yang terdapat dalam Indonesia Stock Exchange (IDX) Bursa Efek Indonesia 2011-2012. Sampel dipilih berdasarkan pendekatan purposive sampling, kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel : 12

Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai 2012 yang menerbitkan laporan keuangan audit per 31 Desember (dalam mata uang Rupiah). Memiliki data-data untuk perhitungan rasio keuangan (Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas). Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX) Bursa Efek Indonesia 2011-2012. Tabel 1. Pengukuran Variabel Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel Pengukuran 1. Kondisi Keuangan Perusahaan Tingkat kesehatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Model kebangkrutan dengan menggunakan lima rasio yaitu likuiditas, Profitabilitas, leverage, rasio uji pasar dan aktivitas. (The Altman model,1968) Z = 1,2 z1 + 1,4 z2 + 3,3 z3 + 0,6 z4 + 0,999 z5 Z1= Working capital Total aset Z2= Laba ditahan Total aset Z3= Laba sebelum bunga dan pajak Total aset Z4= Market capitalization Book value of debt 13

Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel Pengukuran Z5= Penjualan Total aktiva 2. Opini Audit Tahun Sebelumnya Opini audit yang sudah diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya Variabel dummy akan digunakan untuk meninjau hal tersebut, opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan diberi kode 1, sedangkan non opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan diberi kode 0 (nol). 3. Ukuran Perusahaan Salah satu tolak ukur yang dianggap dapat melihat perkembangan dari perusahaan Ukuran perusahaan diukur dengan : natural log dari total aktiva (Widodo, 2011) 4. Audit Client Tenure Lamanya hubungan atau ikatan antara auditor dengan kliennya yang sama Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tentang jasa Akuntan Publik paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut 14

Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel Pengukuran 5. Likuiditas Kemampuan dari suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek Current ratio (%) = Aktiva lancar Hutang lancar 6. Profitabilitas Kemampuan dari suatu perusahaan untuk memaksimalkan aktiva yang dimiliki guna memperoleh laba ROA (%) = Net profit Total aktiva 7. Solvabilitas 8. Opini Wajar Tanpa Pengecualia n dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan Kemampuan dari suatu perusahaan untuk membayar semua hutang, baik itu hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang Salah satu opini yang dikeluarkan oleh auditor. Debt to total assets (%) = Total Hutang Total Aktiva Variabel dummy akan digunakan untuk meninjau hal tersebut, opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan diberi kode 1, sedangkan non opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan diberi kode 0 15

Teknik Analisis Data Untuk menguji hipotesis, menggunakan variabel-variabel yang dirumuskan sebagai berikut: Y = α + β1 KKP + β2 OAS + β3 UP + β4 ACT + β5 LS + β6 PS + β7 SS + e Keterangan: Y α : Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. : Konstanta KKP : KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN OAS : OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA UP : UKURAN PERUSAHAAN ACT : AUDIT CLIENT TENURE LS PS SS : LIKUIDITAS : PROFITABILITAS : SOLVABILITAS β1-β4 : Koefisien Regresi e : Tingkat Kesalahan Metode Analisis Data Pengujian hipotesis akan menggunakan analisis regresi logistik karena variabel dependen akan diukur dengan menggunakan variabel dummy, untuk mengetahui tujuh variabel independen yaitu kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, audit client tenure, likuiditas, 16

profitabilitas, dan solvabilitas. Langkah-langkah pengujian pengujian seperti analisis data akan dilakukan dengan menilai kelayakan model regresi, menganalisis koefisien determinasi (Nagelkerke R Square), kemudian menganalisis daya klasifikasi model prediksi untuk masing-masing kelompok dan yang terakhir menguji koefisien regresi. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pengambilan Sampel Penelitian Tabel 2. Sampel Penelitian No Kriteria Jumlah 1 Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2012 272 2 Yang tidak menerbitkan laporan (104) keuangan audit per 31 desember (tidak dalam mata uang Rupiah). 3 Yang tidak memiliki data-data yang (68) lengkap untuk perhitungan rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas). Jumlah sampel 100 Sampel yang dijadikan obyek penelitian berjumlah 100 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2012. Sebanyak 104 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan audit per 31 desember (tidak dalam mata uang Rupiah). Dan sebanyak 68 perusahaan sektor manufaktur yang tidak memiliki data-data yang lengkap untuk perhitungan rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas). 17

Deskripsi Sampel Penelitian Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Minimum Maximum Mean Kondisi Keuangan Perusahaan -5,96 3,01 0,4601 Opini Audit Tahun Sebelumnya 0 1 - Ukuran Perusahaan 23,19 32,36 28,0822 Audit Client Tenure 0 1 - Likuiditas 0,22 11,74 2,5029 Profitabilitas -75,58 41,62 4,2571 Solvabilitas 0,00 308,07 24,6685 Opini Wajar 0 1 - Sumber : Olahan Data Penulis, (2014) Berdasarkan tabel perhitungan menunjukkan secara keseluruhan faktorfaktor yang mempengaruhi auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan memiliki nilai yang bagus. Faktor kondisi keuangan perusahaan memiliki keterkaitan dengan rata-rata 46,01%, meskipun begitu masih terdapat perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang rendah yaitu sebesar -5.96%. faktor opini audit tahun sebelumnya diukur dengan menggunakan variabel dummy, sehingga tidak memiliki nilai rata-rata. Nilai 0 (nol) akan diberikan apabila perusahaan tidak memiliki opini audit tahun sebelumnya sedangkan nilai 1 (satu) akan diberikan apabila perusahaan memiliki opini audit pada tahun sebelumnya. Untuk faktor ukuran perusahaan terlihat nilai rata-ratanya memiliki nilai paling tinggi yaitu 28,08%, hal ini menunjukkan perusahaan yang ukuran besar maupun kecil akan memiliki dampak yang sama terhadap pemberian opini. Nilai rata-rata terendah untuk ukuran perusahaan sebesar 23,19%, nilai ini masih menjadi rata-rata nilai terendah yang paling besar dari faktor yang lain. Dari data 18

terlihat faktor audit client tenure, diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan kata lain tidak memiliki nilai rata-rata. Nilai 0 (nol) akan diberikan apabila perusahaan tidak memiliki audit client tenure sedangkan nilai 1 (satu) akan diberikan apabila perusahaan memiliki audit client tenure. Kemampuan faktor likuiditas dalam mempengaruhi auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan belum cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 2,50%, nilai tersebut masih tergolong nilai yang kecil untuk memiliki pengaruh terhadap pemberian opini tersebut oleh auditor. Disamping itu nilai rata-rata terendahnya pun masih tergolong rendah yaitu 0,22%, hal ini menjelaskan bahwa faktor likuiditas belum tentu menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan opini tersebut. Faktor profitabilitas memiliki nilai rata-rata sebesar 4,25% menjelaskan bahwa sebagian besar perusahaan memiliki profitabilitas yang cukup baik, meskipun begitu terdapat perusahaan yang memiliki profitabilitas yang rendah yaitu sebesar -75,58%. Untuk faktor solvabilitas memiliki nilai ratarata yang cukup tinggi 24,66%, namun demikian nilai rata-rata terendahnya juga sangat kecil yaitu 0,00%. Hal ini menjelaskan bahwa faktor solvabilitas belum tentu menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Faktor opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan sebagai variabel dependen, diukur dengan menggunakan variabel dummy, sehingga tidak memiliki nilai rata-rata. Nilai 0 (nol) akan diberikan apabila perusahaan tidak mendapat opini wajar tanpa 19

pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan sedangkan nilai 1 (satu) akan diberikan apabila perusahaan mendapat opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Pengujian Hipotesis Tabel 4. Hasil Uji Regression (Uji F) ANOV A b Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares df Mean Square F Sig. 2,597 7,371 3,934,026 a 16,434 89,185 19,031 96 a. b. Predictors: (Constant), SOLV ABILITA S, KONDISI KEUA NGAN PERUSAHAA N, AUDIT CLIEN TUNNER, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, UKURAN PERUSAHA AN, LIKUIDITA S, PROFITA BILITA S Dependent Variable: OPINI WAJAR Sumber: Olahan SPSS Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh nilai F hitung sebesar 3,934 dengan tingkat tingkat signifikansi 0,026 dan karena nilai probalilitas 0,026 lebih kecil dari 0,05 maka model regresi bisa digunakan untuk memprediksi kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, audit client tenure, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Selain itu dilihat dari hasil analisis diketahui Adjusted R Square sebesar 0,552. Hal tersebut mampu menjelaskan perubahan variabel kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, audit client tenure, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan 20

paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan sebesar 55,20 %, sedangkan sisanya sebesar 44,80 % dijelaskan oleh variabel lain. Untuk menguji hipotesis yaitu mengetahui pengaruh kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, audit client tenure, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan, diketahui hasilnya sebagai berikut. Hasil Uji Individual (Uji t) dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji Individual (Uji t) Model Beta t hitung Sig Keterangan Constant 4,586 Kondisi keuangan perusahaan 0,254 2,977 0,012 Diterima Opini audit tahun sebelumnya 0,362 2,646 0,015 Diterima Ukuran perusahaan 0,323 1,094 0,277 Ditolak Audit client tenure 0,301 2,859 0,031 Diterima Likuiditas 0,370 1,278 0,138 Ditolak Profitabilitas 0,240 2,850 0,024 Diterima Solvabilitas 0,359 1,276 0,205 Ditolak Adjusted R Square 0,552 F hitung 3,934 Sig F 0,026 N 100 Sumber: Olahan Data Penulis (2014) Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk kondisi keuangan perusahaan memberikan nilai t hitung = 2,977 dengan sig 0,012 < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan 21

atau modifikasi perkataan. Opini audit tahun sebelumnya memberikan nilai t hitung = 2,646 dengan sig 0,015 < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Ukuran perusahaan memberikan nilai t hitung = 1,094 dengan sig 0,277 > 0,05. Hal ini menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Audit client tenure memberikan nilai t hitung = 2,859 dengan sig 0,031 < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa Audit client tenure perusahaan berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Likuiditas perusahaan memberikan nilai t hitung = 1,278 dengan sig 0,138 > 0,05. Hal ini menyatakan bahwa likuiditas perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Profitasbilitas perusahaan memberikan nilai t hitung = 2,850 dengan sig 0,024 < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Solvabilitas perusahaan memberikan nilai t hitung = 1,276 dengan sig 0,205 > 0,05. Hal ini menyatakan bahwa Solvabilitas perusahaan tidak 22

berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa ukuran perusahaan, likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Hasil penelitian menemukan kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, audit client tenure, dan profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan, Saat auditor melihat bahwa kondisi keuangan dari suatu perusahaan itu buruk, maka auditor tidak akan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian namun demikian jika auditor melihat rencana manajemen perusahaan kedepannya dapat memperbaiki kondisi keuangan perusahaan. Maka auditor dapat mempertimbangkan perusahaan tersebut untuk diberikan opini wajar tanpa pengecualian tetapi dengan menambahkan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Hal ini sejalan dengan penelitian Setyarno et al., (2006) dan Susanto (2009), serta Santosa dan Wedari (2007) yang menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, pada penelitian going concern jika kondisi keuangan dari 23

perusahaan menurun, maka auditor yang semula tidak memberikan opini going concern, ditahun berikutnya memberikan opini going concern. Sama halnya dengan penelitian going concern tersebut, jika kondisi keuangan dari perusahaan menurun, maka auditor yang semula tidak memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan, ditahun berikutnya memberikan opini opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Ketika auditor pada tahun sebelumnya sudah memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan untuk suatu perusahaan maka kemungkinan besar ditahun selanjutnya auditor masih memberikan opini tersebut karena auditor merasa masih perlu menjelaskan keadaan dari perusahaan tersebut sebagai catatan untuk pengguna laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian going concern yang sudah dilakukan Widodo (2011) mengungkapkan bahwa bahwa opini audit tahun sebelumnya tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini berarti penelitian going concern yang sudah dilakukan tidak sejalan dengan penelitian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Perusahaan yang ukuran besar maupun perusahaan yang ukuran kecil akan 24

memiliki dampak yang sama terhadap pemberian opini oleh auditor. Hasil penelitian ini tidak memberikan kontribusi terhadap penelitian Santosa dan Wedari (2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian ini menemukan bahwa semakin besar ukuran atau luasnya suatu perusahaan dan merupakan suatu indikator belum tentu dapat menunjukkan kondisi atau karakteristik suatu perusahaan yang akan meningkatkan pemberian opini wajar tanpa pengecualian. Audit client tenure berpengaruh terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Ketika auditor mempunyai jangka waktu hubungan yang lama dengan kliennya, akan mendorong pemahaman yang lebih atas kondisi perusahaan klien tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian going concern Junaidi dan Hartono (2010) yang menyatakan bahwa audit client tenure berpengaruh pada opini going concern, Semakin lama hubungan auditor dengan klien, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan opini going concern. Dalam penelitian ini menemukan bahwa saat auditor mempunyai jangka waktu hubungan yang lama dengan kliennya, hal tersebut akan mendorong pemahaman yang lebih atas kondisi perusahaan klien, oleh karena itu akan cenderung mendeteksi masalah dan saat auditor melihat bahwa kondisi perusahaan itu masih tergolong baik, maka auditor akan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Hasil 25

penelitian ini memberikan kontribusi terhadap penelitian going concern yang sudah dilakukan oleh Susanto (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa return on asset yang rendah membuat auditor cenderung memberikan opini audit going concern. Return on asset digunakan sebagai pengukur profitabilitas, hal ini berarti saat profitabilitas suatu perusahaan tinggi maka semakin kecil kemungkinan auditor memberikan opini audit going concern, dan semakin besar kemungkinan auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian. Hal ini sejalan dengan penelitian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Saat profitabilitas perusahaan tinggi maka auditor akan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian. Akan tetapi saat perusahaan susah dalam memperoleh profitabilitas yang tinggi tetapi masih dalam kategori yang baik, maka auditor akan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Likuiditas dan Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas dan solvabilitas belum tentu dapat mempengaruhi opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Hasil penelitan ini tidak sejalan dengan Sari (2011) yang menemukan bahwa rasio likuiditas berpengaruh terhadap pemberian opini going concern akan tetapi penelitian ini memberikan kontribusi terhadap penelitian yang dilakukan oleh Warnida (2011) menemukan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. 26

Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Ukuran perusahaan, Likuiditas, dan Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan, karena opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan berbeda dengan opini going concern. Auditor berasumsi jika perusahaan kecil cenderung mendapatkan opini going concern, sehingga hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang membahas opini wajar tanpa pengecualiaan dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Likuiditas dan solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Saat perusahaan tidak mampu melunasi kewajibannya maka hal tersebut akan berdampak buruk bagi keuangan perusahaan dan menimbulkan ketidakpastian terhadap kelangsungan hidup perusahaan sehingga opini yang akan dikeluarkan auditor adalah opini going concern bukan opini wajar tanpa pengecualiaan dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Hasil penelitian menemukan bahwa kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, audit client tenure, dan profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Implikasi Hasil Penelitian Implikasi Teoritis Secara umum hasil penelitian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan menunjukkan ukuran perusahaan 27

dan likuditas, bertolak belakang serta tidak memiliki kontribusi dengan penelitian going concern walaupun ada beberapa faktor yang sejalan dengan penelitian going concern. Hal ini disebabkan penelitian sebelumnya melihat pengaruhnya terhadap opini going concern sedangkan penelitian ini melihat pengaruhnya terhadap opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan terhadap opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan yang berarti berbeda dengan penelitian Santosa dan Wedari (2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan terhadap opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan, hal ini bertolak belakang dengan penelitian Sari (2011) yang menemukan bahwa rasio likuiditas berpengaruh terhadap pemberian opini going concern. Implikasi Terapan Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menjadi evaluasi dalam meningkatkan pertumbuhan perusahaan sehingga kinerja dan kondisi perusahaan akan mendapat pernyataan wajar tanpa pengecualian. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor dan calon investor sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. 28

Keterbatasan Penelitian dan Saran Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitian yang dicapai. Keterbatasan tersebut seperti koefisien determinasi (Adjusted R Square) hanya sebesar 0,552 artinya bahwa sumbangan efektif variabel kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, audit client tenure, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan sebesar 55,20 %. Sisanya sebesar 44,80 % adalah faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap tingkat opini wajar tanpa pengecualian. Saran untuk penelitian akan datang, diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian serupa dengan menambahkan variabel lain, tahun penelitian serta obyek penelitian tidak terbatas hanya pada perusahaan sektor manufaktur, karena masih banyak faktor pendukung lain yang belum diteliti. 29

DAFTAR PUSTAKA Arens, Elder R.J, dan Beasley M.S. (2008). "Auditing and Jasa Assurence". Erlangga, 12, 61-62. Haron Hasnah, Bambang Hartadi, Mahfooz Ansari, dan Ishak Ismail. (2009). "Factors Influencing Auditors Going Concern Opinion". Asian Academy of Management Journal, 14, 1-19. Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). (2011). "Standar Profesional Akuntan Publik". Salemba Empat, Jakarta. Inggrid, I. (2012). "Faktor Yang Mempengaruhi Opini Auditor Going Concern Di Perusahaan Manufaktur Pada Tahun 2009-2011". Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Junaidi dan Jogiyanto Hartono. (2010). "Faktor Non Keuangan pada Opini Going Concern". Simposium Nasional Akuntansi XIII 2010, Purwokerto. Mutchler, J.F. (1985). "A Multivariate Analysis Of The Auditor's Going Concern Opinion Decision". Journal Of Accounting Research, Vol. 23 No. 2 Autumn 1985, U.S.A. Ningsih, Dewi Puspita. (2011). "Analisis Opini Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelasan Dan Pengaruh Opini Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan LQ 45". Skripsi. Universitas Andalas, Padang. Noverio, Rezkhy. (2011). "Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia". Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang. 30

Purba, Marisi.P. (2009). "Asumsi Going Concern Suatu Tinjauan Terhadap Dampak Krisis Keuangan Atas Opini Audit Dan Laporan Keuangan". Graha Ilmu, 1,16-18, 61-64. Santosa, A.F dan Linda Kusumaning Wedari. (2007). "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecendrungan Penerimaan Opini Audit Going Concern". JAAI, 11, 2. Sari, Mardhiyyah Ria. (2011). "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini Going Concern (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2009)". Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang. Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal (2006). "Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern". Simposium Nasional Akuntansi IX 2006, Padang. Susanto, Yulius Kurnia. (2009). "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur". JBA, 11, 3. Warnida. (2011). "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang listing Di BEI)". Jurnal Akuntansi Manajemen, 6, 1. Widodo, Dian M.S. (2011). "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Going Concern (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009)". Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang. 31

DAFTAR TABEL Sampel Penelitian No Kriteria Jumlah 1 Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2012 272 2 Yang tidak menerbitkan laporan (104) keuangan audit per 31 desember (tidak dalam mata uang Rupiah). 3 Yang tidak memiliki data-data yang (68) lengkap untuk perhitungan rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas). Jumlah sampel 100 Sumber : Olahan Data Penulis (2014) Statistik Deskriptif De scriptive Statis tics KONDISI KEUANGAN PERUSAHA AN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA UKURAN PERUSAHAAN AUDIT CLIEN TUNNER LIKUIDITA S PROFITA BILITA S SOLV ABILITAS OPINI WAJAR Valid N (listw ise) N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 100-5,96 3,01,4601,77478 100 0 1,73,448 100 23,19 32,36 28,0822 1,65292 100 0 1,72,453 100,22 11,74 2,5029 1,99831 100-75,58 41,62 4,2571 11,71630 100,00 308,07 24,6685 38,73797 100 0 1,74,442 100 Sumber : Olahan SPSS (2014) 32

Hasil Uji Regression (Uji F) Variable s Entere d/re m ove d b Model 1 Variables Entered SOLVABILI TAS, KONDISI KEUANGA N PERUSAH AA N, AUDIT CLIEN TUNNER, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUM NYA, UKURAN PERUSAH AA N, LIKUIDITA S, PROFITABI a LITAS Variables Removed, Enter Method a. b. All requested variables entered. Dependent V ariable: OPINI WA JA R Mode l Sum m ary Model 1 R Adjusted Std. Error of R Square R Square the Estimate,369 a,536,552,430 a. Predictors: (Constant), SOLV ABILITA S, KONDISI KEUANGAN PERUSA HAA N, AUDIT CLIEN TUNNER, OPINI AUDIT TA HUN SEBELUMNYA, UKURA N PERUSAHA AN, LIKUIDITAS, PROFITA BILITA S Sumber : Olahan SPSS (2014) 33

ANOV A b Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares df Mean Square F Sig. 2,597 7,371 3,934,026 a 16,434 89,185 19,031 96 a. b. Predictors: (Constant), SOLV ABILITA S, KONDISI KEUA NGAN PERUSAHAA N, AUDIT CLIEN TUNNER, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, UKURAN PERUSAHA AN, LIKUIDITA S, PROFITA BILITA S Dependent Variable: OPINI WAJAR Sumber : Olahan SPSS (2014) Hasil Uji Individual (Uji t) Coefficients a Model 1 (Constant) KONDISI KEUANGAN PERUSAHA AN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA UKURAN PERUSAHAAN AUDIT CLIEN TUNNER LIKUIDITA S PROFITA BILITAS SOLV ABILITAS Unstandardized Standardized Coeff icients Coeff icients B Std. Error Beta t Sig. 4,586,857 3,850,018,254,128,245 2,977,012,362,298,376 2,646,015,323,295,320 1,094,277,301,242,363 2,859,031,370,357,372 1,278,138,240,227,363 2,850,024,359,248,372 1,276,205 a. Dependent Variable: OPINI WAJAR Sumber : Olahan SPSS (2014) 34