METODE PENELITIAN. AT command. AT command merupakan instruksiinstruksi

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Mulai. Baca status register. Tulis control register dengan data 00H. Tulis control register dengan data 00H

PENGEMBANGAN SIJELITA SEBAGAI SISTEM KEAMANAN PERUMAHAN BERBASIS SMS DAN PSTN. Andi Setiadi, Heru Sukoco, Sri Wahjuni

PENGEMBANGAN SIJELITA SEBAGAI SISTEM KEAMANAN PERUMAHAN BERBASIS SMS DAN PSTN ANDI SETIADI G

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Prototipe [Pressman 1997] Analisis Kebutuhan

DESAIN, IMPLEMENTASI, DAN ANALISIS KINERJA SISTEM KEAMANAN PERUMAHAN CLIENT/SERVER BERBASIS MIKROKONTROLER DAN TEKNOLOGI NIRKABEL IEEE 802.

Bab I Persyaratan Produk

DT-AVR Application Note

a b c Gambar 1 DT-BASIC Nano System (a), DT-BASIC Micro System (b), DT-BASIC Mini System (c), de KITS Phone Interface ver 2.0 (d)

Heru Sukoco, Sri Wahjuni, Andi Setiadi

PC-Link Application Note

DT-51 Application Note

BAB 1 PENDAHULUAN. dibuat secara wireless oleh karena mobilitasnya yang tinggi dan kemudahan

BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

DT-SENSE. UltraSonic Ranger (USR)

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

DT-BASIC Mini System. Gambar 1 Blok Diagram AN132

DT-51 Application Note

Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

DT-AVR Application Note AN191 SMS Gateway dengan GSM STARTER KIT

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

Bab II Spesifikasi Produk

Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi

AMOS MARITO SIMANJUNTAK NIM : INDRI LESTARI NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keperluan yang penting maka keberadaan koneksi jaringan menjadi sesuatu yang

Buku Panduan bagi Pengguna MODEM USB Model : BRG-U100 Ver. USB B

de KITS Application Note AN24 - How 2 Use de KITS Phone Interface with DT-51 MinSys ver 3.0

DT-SENSE. Barometric Pressure & Temperature Sensor

DT-SENSE Color Sensor Q uick S tart

DGSM300 DELTA GSM MODEM INTERFACE

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

BAB 1. Persyaratan Produk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.2. Bahan dan Alat yang Dibutuhkan

PEMANFAATAN PABX DAN LINE TELEPON SEBAGAI JALUR TRANSMISI UNTUK PERINGATAN DINI KEBAKARAN. Darmawan Utomo Hananto Nugroho Handoko.

Abstraksi. Kata kunci : polling SMS, voting SMS, auto respons SMS, Soundex, data charting, SMS library, Margin of Error. Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.1 Arduino Uno

Menampilkan nilai dari 8 kanal ADC ke Port Serial PC oleh Modul ST-51 dan AD-0809 V2.0

BAB IV SISTEM MONITORING DAYA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN WATTMETER DIGITAL BERBASIS WEB APLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengukuran jarak jauh merupakan suatu proses pengukuran yang

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

Akses SD Card & FRAM Menggunakan MCS-51. Oleh: Tim IE

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT

DESAIN, IMPLEMENTASI, DAN ANALISIS KINERJA SISTEM KEAMANAN PERUMAHAN CLIENT/SERVER BERBASIS MIKROKONTROLER DAN TEKNOLOGI NIRKABEL IEEE 802.

BAB III PERANCANGAN ALAT

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET (KOMUNIKASI DATA)

Perancangan Serial Stepper

PERANCANGAN ALAT PENGONTROL BEBAN LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI SMS

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 menunjukkan silabus alur pembelajaran. Pengenalan lingkungan Kit SIM908 EVB dan instruksi AT SMS GPS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dirancang sebelumnya akan dibahas pada bab ini. Tahap implementasi merupakan

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

REALISASI PERANGKAT PENGENDALI ON-OFF LAMPU PENERANGAN MELALUI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DENGAN UMPAN BALIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

METODOLOGI PENELITIAN. : April 2010 sampai dengan selesai. Universitas Lampung. Sensor suhu yang digunakan adalah tipe LM35.

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

ALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER. Hasani

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DT-51 Application Note

DT-SENSE. Humidity Sensor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

de KITS Application Note AN51 How 2 Use de KITS SPC Character LCD w/ PC

BAB V IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dijelaskan tahap implementasi perangkat lunak simulasi SMS-

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM PENSINYALAN PELANGGAN PLC

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DT-SENSE. Temperature & Humidity Sensor

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

INTERFACING SERIAL, PARALEL, AND USB PORT

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, seiring dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. percepatan di berbagai bidang. Secara langsung ataupun tidak, teknologi informasi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PERSYARATAN PRODUK

Programmer. Petunjuk Penggunaan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281

PENGENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN TELEPON SELULER BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I PERSYARATAN PRODUK

Controller System. CodeVisionAVR Demo

Smart Peripheral Controller ALPHANUMERIC DISPLAY

Transkripsi:

3 SMSC (Short Message Service Center) SMSC bertanggungjawab untuk menangani operasi-operasi SMS pada jaringan. Ketika sebuah pesan dikirm, pesan tersebut akan sampai ke SMSC terlebih dahulu. Kemudian SMSC akan meneruskan pesan tersebut ke penerima. Tugas utama SMSC adalah untuk merutekan pesan-pesan SMS dan mengatur proses-proses yang ada. Jika penerima tidak aktif maka pesan yang dikirim akan disimpan selama beberapa saat dan akan dikirimkan kembali beberapa saat kemudian. (How Stuff Works 2006) AT Command AT command merupakan instruksiinstruksi yang digunakan untuk mengendalikan telepon seluler atau modem GSM/GPRS yang dihubungkan ke PC. Modem-modem dial-up, GSM/GPRS dan mobile phone mendukung instruksi-instruksi standar dalam AT command. Tabel 1 berisi instruksi-instruksi yang berhubungan dengan menulis dan mengirim pesan SMS. (Developer s Home 2006) Tabel 1 Beberapa AT command AT command +CMGS +CMSS +CMGW +CMGD +CMMS Instruksi Mengirim pesan Mengirim pesan dari tempat penyimpanan Menulis pesan ke memory Menghapus pesan Mengirim pesan lainnya PSTN (Public Switched Telephone Network) PSTN merupakan salah satu contoh dari tipe jaringan circuit switched dimana ketika sebuah panggilan dibuat, digit-digit akan diputar untuk memberitahu kepada jaringan tujuan dari panggilan tersebut. Dedicated circuit dibangun antara sumber dan tujuan selama panggilan dilakukan. Circuit ini akan dihilangkan ketika panggilan telah selesai dilakukan. (Stephen 2002) METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Ratih Ramadhini pada tahun 2006. Rancangan arsitektur SIJELITA dapat dilihat pada Gambar 2. Pada penelitian sebelumnya, informasi adanya gangguan kemanan hanya dikirimkan ke petugas keamanan. Pada penelitian ini informasi sinyal yang dihasilkan selain dikirim ke petugas keamanan akan dikirimkan juga ke pemilik rumah melalui layanan SMS dan PSTN. Skema pengembangan ini dapat dilihat pada Gambar 3. Analisis SIJELITA SIJELITA (SIstem Jaminan keamanan melalui Teknologi nirkabel) merupakan sebuah sistem keamanan dengan prinsip kerja mendekati sistem keamanan perumahan yang terpantau yang telah ada sebelumnya, dengan memanfaatkan teknologi komputer, mikrokontroler, dan jaringan nirkabel IEEE 802.11. Pemantauan pada sistem ini dilakukan oleh petugas keamanan di perumahan yang bersangkutan. Proses pengiriman pesan dari sebuah rumah ke pos jaga petugas keamanan dilakukan melalui transmisi teknologi nirkabel IEEE 802.11. Ketika pintu atau jendela dibuka, detektor yang terpasang akan membangkitkan sinyal analog yang dikirimkan ke perangkat mikrokontroler. Sistem mikrokontroler menerima masukan berupa sinyal analog tersebut melalui port 1 (P1) yang terdiri dari 8 pin. Mikrokontroler itu sendiri memiliki 4 port paralel Input/Output. Pada port ini terdapat 8 pin dengan skema seperti yang terlihat pada Gambar 4. P1.1 P1.3 P1.5 P1.7 P1.0 P1.2 P1.4 P1.6 Gambar 2 Pin-pin pada port 1.

3 Gambar 3 Arsitektur sistem keamanan perumahan SIJELITA lama. Masing-masing pin dapat menerima masukan yang berbeda, sehingga satu mikrokontroler dapat menerima masukan dari maksimal 8 detektor yang dihubungkan pada pin P1.0 sampai P1.7 secara bersamaan. Untuk memudahkan identifikasi kedelapan detektor tersebut, maka tiap detektor diberi kode dengan aturan sebagai berikut: Kode detektor berupa 8 digit angka biner yang terdiri atas kode rumah pada 5 digit pertama dan kode detektor pada 3 digit berikutnya. Gambar 4 Skema pengembangan sistem. Kode rumah berupa 00000, 00001, 00010,..., 11111, sehingga rumah yang dapat dipantau pada sitem ini sebanyak 32 rumah. Kode detektor berupa 000, 001,..., 111, sehingga detektor yang dapat digunakan sebanyak 8 detektor. Setelah sinyal diterima, sinyal tersebut akan diteruskan ke komputer client melalui komunikasi serial menggunakan antar muka RS232 dengan inisialisasi sebagai berikut: Port = COM1 Baud Rate = 19200 bps

4 Parity = 0 Data Bit = 8 Stop Bit = 1 Flow Control = None Time Out = 1500 ms Program yang berada di komputer client akan menerima data dan mengirimkannya ke komputer server melalui jaringan nirkabel IEEE 802.11. Program ini dikembangkan dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic.NET 2003. Program yang berada pada komputer server akan menerima data yang dikirimkan dari komputer client dan menampilkan data tersebut ke layar monitor. Program ini juga dikembangkan dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic.NET 2003. Perancangan Modul-modul Pengembangan 1 Perancangan Modul Pengiriman SMS Mekanisme pengiriman SMS yang digunakan adalah pengiriman melalui telepon selular. Telepon selular yang digunakan tersebut dihubungkan ke PC menggunakan kabel data. Ketika sinyal datang, program yang berada pada PC akan menginstruksikan telepon selular untuk mengirimkan pesan ke nomor telepon selular pemilik rumah. Pesan tersebut akan dirubah ke dalam bentuk PDU (Protocol Description Unit). Telepon selular akan mengenali instruksi ini sebagai instruksi AT Command untuk mengirim SMS. Secara umum, skema pengiriman SMS ini dapat ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5 Skema pengiriman SMS. 2 Perancangan Modul Dial-Up Modul dial up membutuhkan modul mikrokontroler tambahan sebagai antarmuka antara mikrokontroler dan kabel telepon. Modul ini dihubungkan dengan mikrokontroler DT-51 MinSys yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Karena metode dial up dilakukan pada mikrokontroler, pemrograman yang digunakan menggunakan bahasa assembly. Program ini berfungsi untuk menerima masukan berupa sinyal analog dari detektor, meneruskan sinyal tersebut ke PC dan memutar nomor telepon tertentu. Secara umum, skema dial up ini dapat ditunjukkan pada Gambar 6. Phone B Core of PSTN Network Phone Line Phone Line Phone Line Phone A Power Line MCU (DT51 + AN67) Serial Line * * * DT-51 Min Sys Ver. 3.0 ` Phone Interface Phone Line Phone Line Power LineSerial Line To PSTN To Phone A Gambar 6 Skema dial up pesawat telepon. Pembuatan Modul-modul Pengembangan 1 Pembuatan Modul Pengiriman SMS Pengiriman SMS dilakukan dengan cara menghubungkan telepon selular ke PC menggunakan kabel data. Telepon selular yang digunakan harus mendukung instruksiinstruksi AT Command. Program yang digunakan untuk mengirimkan SMS dibuat dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic.NET 2003. Program ini membutuhkan library tambahan yang berisi class-class yang dapat digunakan untuk komunikasi ke telepon selular. Library yang digunakan adalah GSMComm yang dapat diunduh secara gratis dari internet. GSMComm berisi komponen-komponen yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi dari dan ke telepon seluler termasuk mengirim SMS. Agar semua fungsi dalam library ini dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan framework.net versi 1.1 dan telepon selular yang mendukung AT Command. Komponen-komponen terdiri dari: LINE PHONE GSMComm

5 PduConverter (terdapat dalam PduConverter.dll). Komponen ini berfungsi untuk mengubah format pesan SMS menjadi format PDU. Tidak ada komunikasi ke telepon selular ketika komponen ini digunakan. GsmCommunication (terdapat dalam GsmCommunication.dll). Komponen ini berfungsi untuk melakukan komunikasi ke telepon selular. Untuk ketepatan operasi, dibutuhkan telepon selular yang mendukung AT Command. RS232 (terdapat dalam RS232.dll). Komponen ini merupakan komponen low level yang digunakan dalam komunikasi serial. Proses pengiriman SMS menggunakan GSMComm adalah sebagai berikut: Membuat obyek dari class GSMComm baru dengan parameter inisialisasi komunikasi serial ke telepon selular yang digunakan. Inisialisasi komunikasi serial meliputi port, baud rate, parity, data bit, stop bit dan time out yang digunakan. Port yang digunakan tergantung dari hasil instalasi driver telepon selular. Dalam hal ini, port yang digunakan adalah port 3 (COM3). Berikut ini adalah nilai inisialisasi lainnya: Baud Rate = 19200 Parity = None Data Bit = 8 Stop Bit = 1 Time Out = 30000 Membuka koneksi ke telepon selular. Untuk membuka koneksi ke telepon selular digunakan method Open yang terdapat pada class GSMComm. Mengirim SMS. Pengiriman SMS dilakukan menggunakan method SendMessage dengan parameter berupa obyek PDU dan parameter bertipe boolean yang menyatakan sebuah exception akan dilempar apabila terjadi suatu kesalahan. Obyek PDU mempunyai dua buah parameter yaitu pesan yang akan dikirim dan nomor telepon tujuan. Kedua tipe tersebut bertipe string. Menutup koneksi komunikasi ke telepon seluler. Method yang digunakan untuk menutup koneksi adalah method Close yang terdapat dalam class GSMComm. 2 Pembuatan Modul Dial Up Mekanisme dial up dilakukan dengan menambahkan sebuah modul mikrokontroler ke dalam rangkaian mikrokontroler yang ada. Modul tambahan ini berfungsi sebagai antarmuka mikrokontroler ke kabel telepon atau ke pesawat telepon. Modul tambahan yang digunakan adalah modul DT-IO Phone Interface Ver 2.0 dari Innovative Electronics. Modul ini kompatibel penuh dengan mikrokontroler DT-51 MinSys Ver 3.0 yang digunakan pada SIJELITA. Selain itu, modul ini dilengkapi dengan rutin-rutin siap pakai yang dapat digunakan untuk keperluan berbagai aplikasi. Hubungan antara DT-51 MinSys dengan de Kits Phone Interface dilakukan dengan menghubungkan pin-pin pada port data, control, dan port 1. Tabel 2 menunjukkan hubungan pin-pin pada ketiga port tersebut. Tabel 2 Hubungan DT-51 dengan de Kits Phone Interface DT-51 MinSys de Kits Phone Interface DATA&CS DATA Pin Name Pin Name 1 AD0 1 D0 2 AD1 2 D1 3 AD2 3 D2 4 AD3 4 D3 9 CS0 9 CS CONTROL CONTROL 1 VCC 1 VCC 2 GND 2 GND 3 I0 3 IRQ 5 T0 5 PLL_OUT 7 WR 7 WR 8 RD 8 RD PORT C & PORT 1 PORT 1 9 P10 9 RI 10 P11 10 HK 11 P12 11 RE 12 P13 12 RS0 Gambar 7 Modul de Kits Phone Interface.

6 Program untuk mengoperasikan rangkaian mikrokontroler ini dibangun dengan menggunakan bahasa assembler untuk mikrokontroler DT-51, yaitu ASM51 yang selanjutnya dikompilasi menjadi format Hexadesimal (HEX). Karena rutinrutin yang akan dipakai dibuat menggunakan sistem operasi DOS 16 bit maka file ASM51 tersebut juga harus dikompilasi menggunakan sistem operasi DOS 16 bit. File dalam bentuk HEX inilah yang kemudian diunduh dan disimpan ke mikrokontroler. Program ini selanjutnya akan tersimpan di dalam mikrokontroler selama masih mendapatkan catu daya (tegangan). Rutin-rutin built in yang digunakan dalam pemrograman dial up adalah sebagai berikut: Init8888: berfungsi meng-inisialisasi MT-8888 (komponen inti modul phone interface) CekDialTone: berfungsi untuk mengecek dial tone DTMFDialing: berfungsi untuk membangkitkan dan mengirimkan sinyal-sinyal DTMF (Dual Tone Multi Frequency) ke jaringan telepon Delay60: berfungsi untuk menghasilkan delay selama 60 ms Delay40: berfungsi untuk menghasilkan delay selama 40 ms CekCP: berfungsi untuk mengecek bussy tone, ringback tone atau outgoing call complete. Implementasi Modul dan Modifikasi SIJELITA 1 Implementasi Modul Pengiriman SMS Program yang dibuat berdasarkan algoritma pengiriman SMS dienkapsulasi menjadi sebuah modul. Fungsi pemanggilan modul ini kemudian disisipkan ke dalam program client SIJELITA. Penyisipan fungsi pemanggilan modul pengiriman SMS dilakukan sebelum program tersebut mengirimkan sinyal ke komputer server melalui jaringan nirkabel IEEE 802.11. Dengan demikian, diharapkan agar SMS diterima oleh pemilik rumah tidak lama setelah petugas keamanan mendapatkan sinyal. 2 Implementasi Modul Dial Up Modul dial up yang dibuat dengan bahasa assembler dienkapsulasi menjadi sebuah fungsi yang dapat digunakan dan dipanggil oleh program assembler lain. Fungsi tersebut kemudian ditambahkan dan disisipkan ke dalam program assembler SIJELITA. Pemanggilan fungsi dial up ini dilakukan setelah prosedur pengiriman data ke komputer melalui komunikasi serial. Modul mikrokontroler phone interface menggunakan beberapa pin port 1 seperti P1.0, P1.1, P1.2 dan P1.3. Hal ini mengakibatkan pin-pin tersebut tidak dapat digunakan untuk aplikasi lain. Oleh karena itu, SIJELITA tidak dapat menggunakan pin-pin tersebut sebagai masukan dari detektor. Perubahan port ini mengakibatkan adanya modifikasi pada program assembler SIJELITA. Modifikasi dilakukan pada proses pembacaan bit-bit masukan. Pembacaan dialihkan ke P1.4-P1.7 yang tidak digunakan oleh modul dial up. Selain perubahan pembacaan, modifikasi lain pada program assembler adalah menambahkan fungsi dial up ke nomor telepon tertentu. Pengujian Sistem Pengujian sistem bertujuan untuk melihat waktu yang diperlukan pada proses pengiriman SMS dan dial up telepon. Kinerja yang diukur adalah waktu pengiriman SMS (t kirimsms ), waktu dial up telepon (t dialup ) dan akurasi/kehandalan sistem (P, Q). 1 Lokasi Pengujian Pengujian prototipe pengembangan SIJELITA ini dilakukan di dua tempat yaitu Perumahan Sindang Barang II Blok C/3 Darmaga-Bogor 16680 dan Jalan Perwira No. 12 Darmaga-Bogor 16680. Pengujian modul dial up menggunakan jaringan telepon Telkom sebagai jalur dial up. Aplikasi client dan server dilakukan pada satu buah komputer. 2 Alat Pengujian Perangkat yang digunakan untuk pengujian pengembangan sistem keamanan perumahan adalah sebagai berikut:

7 Sistem Mikrokontroler yang dilengkapi dengan kabel RS-232 sebagai antarmuka komunikasi mikrokontroler dengan komputer. Satu buah komputer yang digunakan sebagai client dan server dengan spesifikasi: Prosesor AMD Athlon 3500+ 2,20 GHz, Memori RAM 512 MB, dan Media Penyimpanan 80 GB. Satu buah komputer dengan sistem operasi Microsoft Windows 98 yang digunakan untuk melakukan kompilasi program assembler dan mengunduhnya ke mikrokontroler. Satu buah telepon seluler Motorola E398 yang dilengkapi dengan kabel data USB sebagai antarmuka dengan komputer yang digunakan untuk mengirim SMS menggunakan jaringan GSM IM3. Satu buah telepon seluler Siemens A31 yang digunakan sebagai tujuan dial up, SMS dan sebagai pencatat waktu. Satu buah pesawat telepon 3 Model Sistem pada Pengujian Terdapat dua model pengujian pengembangan sistem. Model pengujian pertama memisahkan pengujian untuk modul SMS dan dial up. Pengujian untuk modul dial up dilakukan di Perumahan Sindang Barang sedangkan pengujian untuk modul SMS dilakukan di Jalan Perwira. Kedua buah model pengujian ini dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9. Model pengujian kedua menggabungkan kedua buah modul tersebut menjadi sebuah sistem dan dilakukan di Perumahan Sindang Barang. Model pengujian tersebut dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 8 Model pengujian modul dial up. Transmitter MCU RS 232 Data Cable C/S ` Siemens A31 Motorola E398 Gambar 9 Model pengujian modul SMS. Gambar 10 Model pengujian gabungan. Arsitektur pengujian sedikit berbeda dengan arsitektur pengembangan sistem yang dapat dilihat pada Gambar 2. Salah satu penyebab utamanya adalah keterbatasan modul dial up yang hanya dapat bekerja pada frekuensi tone 425 Hz yang notabene merupakan frekuensi dari PT. Telkom. Oleh karena itu, harus dicari lokasi pengujian yang mempunyai jalur telepon langsung ke PT. Telkom dan dapat melakukan panggilan ke luar. Perbedaan-perbedaan pada arsitektur pengujian ini antara lain: Aplikasi client dan server dijalankan pada satu buah komputer. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan jumlah komputer pada lokasi pengujian. Proses dial up dilakukan dari mikrokontroler ke telepon seluler dan bukan ke telepon rumah. Hal ini juga dikarenakan keterbatasan telepon rumah pada lokasi pengujian. Perbedaan tujuan dial up ini tidak mempengaruhi waktu proses pada mikrokontroler. Proses yang dipengaruhi oleh perbedaan tujuan dial up ini adalah waktu proses dial up pada jaringan Telkom itu sendiri. 4 Rancangan Percobaan Data yang diambil berupa waktu respon dan akurasi sistem. Pengambilan data dilakukan pada saat menjalankan keseluruhan program. Pada saat pengujian sistem, detektor untuk sementara digantikan dengan transceiver ultrasonik. SMS SMS

8 Pengujian sistem dimulai dengan memberikan masukan pada sistem, yaitu dengan mengaktifkan transmitter sehingga detektor berkondisi ON. Penilaian waktu respon sistem bertujuan untuk melihat lama pengiriman SMS dari telepon seluler pada client (perumahan) hingga ke telepon seluler tujuan (pemilik rumah) dan melihat waktu proses dial up dari client (perumahan) ke tetangga. Waktu respon pengiriman SMS dihitung dengan menggunakan fungsi sebagai berikut: t kirimsms = t terimasms - t detektor... (1) dengan: t terimasms adalah waktu pada saat SMS diterima pada telepon seluler tujuan t detektor adalah waktu pada saat detektor aktif Sedangkan waktu respon dial up dihitung dengan menggunakan fungsi sebagai berikut: t dialup = t terimadialup - t detektor... (2) dengan: t terimadialup adalah waktu pada saat dering pertama pada telepon tujuan berbunyi Penilaian terhadap akurasi atau kehandalan sistem bertujuan untuk melihat peluang kegagalan atau keberhasilan sistem merespon permintaan dari client. Kehandalan sistem diperoleh dengan menggunakan fungsi sebagai berikut: Np Nq P = atau Q =...(3) N N dengan: P : peluang banyaknya percobaan yang berhasil, yaitu jika keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Q : peluang banyaknya percobaan yang gagal, yaitu jika keluaran yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan (1-P). N : banyaknya percobaan yang dilakukan Np : banyaknya percobaan yang gagal Nq : banyaknya percobaan yang berhasil Waktu dan metode pengambilan data disesuaikan dengan prinsip pengukuran intensitas trafik pada rekomendasi CCITT (International Telegraph and Telephone Consultative Committee) E500. Berdasarkan rekomendasi ini, pengambilan data dilakukan sebanyak 30 kali percobaan/hari selama 10 hari pada waktu sibuk. Dari data yang diperoleh, waktu sibuk jaringan Telkom adalah pukul 09.00-16.00 WIB sedangkan waktu sibuk jaringan GSM IM3 adalah pukul 07.00-19.00 WIB. Data pada waktu sibuk diperhitungkan sebagai data dengan nilai puncak trafik dari nilai rata-rata yang diperoleh dalam satu hari. Pengambilan data waktu respon dilakukan dalam rentang waktu sibuk kedua jaringan tersebut yaitu pukul 10.00-12.00 WIB untuk pengambilan waktu respon SMS dan 13.00-15.00 WIB untuk pengambilan waktu respon dial up. Lingkungan Pengembangan Lingkungan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lingkungan pengembangan pada sisi client dan server. Lingkungan pengembangan pada sisi client adalah sebagai berikut: Perangkat lunak: - Sistem Operasi: Microsoft Windows XP - Bahasa Pemrograman: Bahasa Assembler Mikrokontroler 89C51 dan Microsoft Visual Basic.Net 2003 - Aplikasi pendukung : DOS 16 bit dan library GSMComm for.net 1.1 Perangkat keras: - Komputer untuk pembuatan dan pengolahan data, dengan spesifikasi: Prosesor AMD Athlon 64 3500+ 2,20 Ghz, Memori RAM 512 MB, dan Media penyimpanan 80 GB. - Satu buah telepon seluler yang dilengkapi dengan kartu GSM dan kabel data. Sementara lingkungan pengembangan pada sisi server adalah sebagai berikut: Perangkat lunak: - Sistem Operasi: Microsoft Windows XP - Bahasa Pemrograman: Microsoft Visual Basic.Net 2003