MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEMASARAN PADA UKM DI PERKOTAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor)

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kompetensi kewirausahaan, keberhasilan usaha. vii. Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN (SERVICE QUALITY) TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA SOP AYAM PAK MIN KLATEN DI MALANG ABSTRACT

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang... 1

BAB V PEMBAHASAN. Pengaruh Motivasi Nasabah Terhadap Keputusan Memilih Produk MULIA. di Pegadaian Syariah Cabang Mayjend Sungkono Surabaya

t (5,1961) > t ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii

PENGARUH KEMAMPUAN KEWIRAUSAHAAN DAN SISTEM KEMITRAAN TERHADAP MOTIVASI PETERNAK AYAM PEDAGING DI KECAMATAN BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

DISERTASI KEBERDAYAAN, KEMAJUAN, DAN KEBERLANJUTAN USAHA PENGRAJIN : KASUS KABUPATEN SIDOARJO DAN KABUPATEN MAGETAN PROVINSI JAWA TIMUR

IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pemberdayaan, Kepuasan Kerja, Turnover Intention. i Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

Key words: reading interest, motivation to choose Study Program. Kata kunci: minat baca, motivasi memilih Program Studi.

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAAN Hal ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

JURNAL P ENYULUHAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMANDIRIAN PENGRAJIN KULIT DI KABUPATEN SIDOARJO DAN MAGETAN, JAWA TIMUR

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany

Profil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK PENDAHULUAN. Akhmad Ansyor, Zikril Hidayat dan Nia Kaniasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang

Kata kunci : kemasan, kewajaran harga, brand awareness dan brand loyalty.

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

EFEKTIVITAS PROGRAM DAERAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PDPM), STUDI TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KELURAHAN MAMBORO KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI

Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

ABSTRAK. Kata Kunci: Wisata Kuliner, Keputusan berkunjung. viii. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian..

Majalah Ilmiah DIAN ILMU Vol. 13 No. 1 Oktober

ABSTRAK PENGARUH KEPUTUSAN PERIKLANAN TERHADAP MINAT KONSUMEN MENJADI ANGGOTA SABAI MUAY THAI BANDUNG

FAKTOR-FAKTOR KUALITAS PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI MINAT KONSUMEN DALAM MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG PADA W2 BEAUTY SPA DI PONOROGO

M. Zulkarnain Yuliarso 1. Abstract

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN WARUNK UPNORMAL BANDUNG

III METODE PENELITIAN

ANALISIS KORELASI ANTARA KOMPETENSI PENGRAJIN TEMPE DENGAN KINERJA INDUSTRI TEMPE (Studi Kasus Di Kabupaten Sukoharjo)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KESIAPAN MENTAL MASUK DUNIA KERJA DITINJAU DARI PELAKSANAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA DAN PENERIMAAN BIMBINGAN KARIR SISWA SMK Dl DIY.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO PADA KELAS XI TAHUN AJARAN

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Kemandirian Petani dalam Mengelola Usahatani Sayuran di Kota Denpasar

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Desain Penelitian Populasi dan Sampel

ABSTRACT. Keywords : Mc Donald s, Brand Image, Consumer Buying Interest. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal penting tentang penelitian yang menggunakan

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA SWALAYAN LUWES DI PATI JAWA TENGAH

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRACT THE FACTORS THAT INFLUENCE SOCIETYS MIND SET ON THE IMPORTANT OF EDUCATION IN CUGUNG VILLAGE. (Rima Permata Sari, Holilulloh, Hermi Yanzi)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN PESERTA DIDIK DAN ORANGTUA PESERTA DIDIK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

ABSTRAK PERANAN ANGGARAN BIAYA PROMOSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN DALAM MENUNJANG PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOM TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PENGUSAHA INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ZAINIMUBARAK

SIKAP MAHASISWA TERHADAP MERK LOKAL (Studi pada Mahasiswa Pemakai Produk Kosmetik Sariayu) Oleh: Tiwi Nurjannati Utami *)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

Peningkatan Kompetensi Menganalisis... (Nurul Muslimah) 1

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

ABSTRACT. iiuniversitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

IV METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...viii Latar belakang Identifikasi Masalah...

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

HUBUNGAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK DENGANKELANCARAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Kesimpulan. honorer sejarah di SMA se-kabupaten Bima yang ditunjukkan oleh uji korelasi yaitu: F

BAB III METODE PENELITIAN. Lowokwaru, Kota Malang. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan

DAFTAR ISI Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian...

ABSTRACT. Keywords : Service Quality, Customer Loyalty. Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Informatika

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

Transkripsi:

MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEMASARAN PADA UKM DI PERKOTAAN Zainul Arifin Dosen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Abstract Marketing competency is important factor for the manager of small business success. Small business in urban area faced various problems to survive their live and their business sustainability. This research was intended to identify the factors influencing marketing competency among managers of small business in urban area, especially at Malang City. Survey and interview technique were implemented among 32 small business managers in Malang City, started April 27 until July 27. Data was analyzed by using correlation and descriptive statistics. This research showed that individual quality and supporting business quality need improvement. Furthermore, a number of managers have a medium level of marketing competency, including their cognitive, affective and psycomotoric aspects. The marketing competencies were influenced by individual quality and supporting business quality. It was recommended that the purposes of promoting small business in urban area and the quality of life of managers, learning program that were developed based upon the competency and small business manager problems were required. Keywords: Marketing Competency, Individual Quality, Supporting Business Quality, Small Business Manager. Pendahuluan Sebagian besar program penanggulangan masalah kemiskinan di perkotaan masih terbatas pada upaya charity (pemberian sumbangan), sehingga kurang bisa menyelesaikan permasalahan di tingkat akar rumput, yang terkait dengan rendahnya kualitas sumber daya manusia, khususnya perilaku untuk mandiri. Tingkat kemandirian yang rendah menjadikan mereka tergantung pada program, oleh karena itu penentu Kompetensi pemasaran perlu dikaji sehingga dapat menjadi landasan perumusan pembinaan usaha dan pengembangan program penanggulangan kemiskinan masa depan. Kelompok masyarakat di perkotaan dicirikan dengan masyarakat yang dinamikanya sangat tinggi dan mulai meninggalkan sebagian adat istiadat. Pada sisi lain, masih terdapat kelompok masyarakat miskin yang belum memiliki kemandirian dan memiliki keterbatasan dalam akses sumberdaya, peluang, pengetahuan dan ketrampilan (Budi, 25). Menurut Hasibuan (21) Pengalaman-pengalaman menunjukkan bahwa kelompok-kelompok miskin sukar memanfaatkan peluang dan kualitas sumberdayanya rendah. Secara ekonomis yang tampaknya mendapat konsensus adalah bahwa seseorang atau kelompok miskin karena lack of economic resources. Oleh karena itu dianggap perlu untuk memahami tanggapan, sikap dan perilaku masyarakat miskin oleh pihak peneliti, perencana dan pelaksana program. Kemudian, kelompokkelompok ini pun lazimnya mengalami kelangkaan aksesibilitas kepada sarana, prasarana dan pelayanan. Pemerintah sudah menunjukkan perhatian terhadap kelompok masyarakat miskin, misalnya dengan pemberian bantuan bagi usaha kecil padat karya pada manusia

yang lebih keras harus dilakukan. Jumlah penduduk miskin, secara absolut dan relatif yang terbesar, baik dewasa ini maupun di masa datang akan terdapat di India, yakni sekitar 255 juta jiwa, bukan di negeri Cina. Ini berarti diperkirakan dalam 15 tahun India diharapkan mampu menurunkan jumlah penduduk miskin sekitar 165 juta jiwa. Rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kompetensi pemasaran pengelola UKM di perkotaan? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang menentukan kompetensi pemasaran pada pengelola UKM di perkotaan? Berdasarkan pada pokok masalah dan penjabaran dari tinjauan pustaka di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kompetensi pemasaran pengelola UKM di perkotaan 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan kompetensi pemasaran pada pengelola UKM di perkotaan. 3. Untuk merumuskan model pengembangan kompetensi pemasaran yang relevan untuk pengelola UKM di perkotaan Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif survey korelasional, yaitu penelitian yang menyoroti hubungan antara peubah-peubah penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk mengetahui adanya hubungan atau pengaruh akan dilakukan uji statistik sehingga menggunakan pendekatan kuantitatif. Dan untuk menjelaskan substansi hasil uji stitistik digunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada Kelompok Masyarakat Masyarakat Miskin di Kota Malang yang mengelola UKM. Tepatnya di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Populasi dan sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh pengelola UKM yang menjadi anggota dari Kelompok Swadaya Masyarakat yang ada di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang yang berjumlah 115 orang. Jumlah sampel adalah 32 orang yang ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, dan diambil secara acak kelompok. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Yang pertama kali dilakukan adalah pengujian terhadap hipotesis deduktif. Dari hasil uji hipotesis dilakukan analisis kualitatif dengan pendekatan induktif yakni tidak hanya menyajikan hasil berupa penolakan atau peneriman hipotesis tetapi menjelaskan dan memahami situasi yang ada di lapangan. Analisis kualitatif dilakukan melalui kajian mendalam terhadap : (a) alasan filosofis masyarakat miskin melakukan usaha di bidang saat ini (b) harapan-harapan masyarakat miskin (c) hambatan-hambatan yang dihadapi masyarakat miskin dalam melakukan usaha. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan penelitian ini melihat hubungan kausal antara berbagai peubah bebas dan terikat untuk menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan penelitian. Untuk itu dilakukan analisis korelasi Rank Spearman untuk melihat hubungan bivariate dan analisis regresi ganda untuk melihat hubungan multivariat. Pembahasan 1. Faktor Internal Responden Penelitian ini dilakukan pada Kelompok Masyarakat Masyarakat Miskin yang mengelola UKM di Kota Malang. Tepatnya di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Kelurahan Tlogomas memiliki kelompok swadaya masyarakat yang merupakan kelompok masyarakat miskin kota yang memiliki keberlanjutan usaha yang signifikan sejak awal pembentukannya. Kota Malang merupakan salah satu kota yang memiliki kelompok masyarakat miskin yang dibina oleh Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan.

Tabel 1. Karakteristik Internal Responden Faktor Internal Responden Kategori Individu Persen Umur Muda. Dewasa 12 37.5 Tua 2 62.5 Tingkat Pendidikan Rendah (s/d 6 tahun / Tamat SD) 9 28.1 Menengah (9 tahun / Tamat SMP) 3 9.4 Tinggi (12 tahun ke atas /Tamat SMA) 2 62.5 Pengalaman Usaha Sedikit 5 15.6 Sedang 1 3.1 Banyak 26 81.3 Motif Usaha Menguntungkan 9 28.1 Membantu ekonomi keluarga 2 62.5 Ajakan keluarga, teman, tetangga dll. 2 6.3 Tidak ada pilihan lain 1 3.1 Jumlah tanggungan Sedikit 4 12.5 keluarga Sedang 19 59.4 Banyak 9 28.1 Berdasarkan hasil pengamatan pada saat penelitian, jumlah responden adalah 32 orang, dengan jenis usaha yang bervariasi, diantaranya adalah Bengkel, Dagang sayuran dan buah, Foto kaki lima, Menjahit, Warung makanan, Katering, Dagang sayuran, Percetakan, Kerajinan kayu, dan Peternakan. Adapaun karakteristik internal responden tercantum pada Tabel 1. Faktor Pendukung Usaha Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa ketersediaan sarana komunikasi adalah tinggi. Sedangkan ketersediaan sarana usaha dan permodalan realtif sedang. Responden tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh peralatan, karena mereka telah memilikinya dalam jangka waktu yang lama. Bahkan sebagian perlatan telah dimilikinya selama puluhan tahun. Namun berdasarkan perkembangannya, peralatan yang dimiliki masih tidak mengalami banyak perkembangan. Namun aspek pendampingan dalam bentuk pelatihan masih rendah. Oleh karena itu dibutuhkan keterlibatan pemerintah untuk melakukan kegiatan pelatihan dan merumuskan kebijakan pemberdayaan kelompok miskin ini. Nilai adat istiadat sangat kental pada kelompok miskin, meskipun mereka tinggal dalam lingkungan perkotaan namun prinsip dan nilai-nilai hidup yang berlandaskan adat istiadat Jawa masih mereka pegang teguh dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kehidupan berusaha. Deskripsi peubah pendukung usaha tersaji dalam Gambar 1. Hubungan Faktor Internal dengan Kompetensi Pemasaran Hasil penelitian menunjukkan, bahwa dari kelima variabel dalam pendukung usaha yang terdiri dari umur, pendidikan, pengalaman usaha, motivasi berusaha, dan tanggungan keluarga, tidak semuanya memiliki hubungan yang signifikan dengan kompetensi pemasaran. Hasil korelasi rank spearman dengan taraf signifikansi,1 diringkas dalam Tabel 2. Umur berhubungan nyata dengan aspek kognitif (P =,76) koefisien korelasi,68 dan berhubungan nyata dengan aspek psikomotorik (P =,11) koefisien korelasi yang sangat kuat,95, namun umur tidak berhubungan nyata dengan aspek afektif. Berdasarkan hasil dari wawancara dengan responden, bahwa mereka memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan tentang pemasaran yang berkembang secara bertahap.

Gambar 1. Posisi Faktor Pendukung Usaha 1 9 8 2 1 89.5 75 75 62.5 62.5 34.375 25 18.75 12.5 15.625 6.25 9.375 9.375 3.125 3.125 Komunikasi Sarana Modal Pendampingan Nilai Adat Pendidikan formal masyarakat miskin memiliki hubungan yang nyata dengan aspek afektif (P =,76) koefisien korelasi,74, dan berhubungan nyata dengan aspek psikomotorik (P =,21) koefisien korelasi yang sangat kuat,9, namun pendidikan tidak berhubungan nyata dengan aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan formal penting bagi masyarakat dalam memasarkan hasil usaha. Dalam melakukan pemasaran dasar-dasar pengetahuan yang dimiliki dalam bangku pendidikan akan menentukan tingkat kecepatan, kecermatan dan kemampuannya. Kajian yang dilakukan berbagai pihak membuktikan ternyata tidak terdapat korelasi yang positif antara tingkat pendidikan dan kapasitas berusaha. Sebaliknya justru waktu berwirausaha (entrepreneurial age) merupakan variabel yang dominan. Sehubungan dengan hal ini, kenyataan memang menunjukkan hanya wirausaha kecil yang memiliki pengalaman panjang dalam jenis usaha tertentu yang dapat berhasil sementara orang-orang yang baru masuk kedalam usaha atau selalu berganti-ganti usaha lebih sulit berkembang (Ismawan, 22). Pengalaman berusaha di bidang wisata bahari berhubungan secara nyata terhadap aspek afektif dengan nilai P=,2 dan korelasi yang kuat dengan koefisien sebesar,89. Semakin tinggi pengalaman berusaha akan mendorong mereka untuk bersikap positif terhadap kegiatan pemasaran. Tabel 2. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Variabel Faktor Internal dengan Kompetensi pemasaran Kompetensi Pemasaran Faktor Internal Keterangan Kognitif Afektif Psikomotorik Y1 Y2 Y3 Umur Koefisien Korelasi.685474.1536.952317 Nilai P.7446.25856.111 Pendidikan Koefisien Korelasi.378423.747652.95487 Nilai P.1619.5918.21856 Tanggungan Keluarga Koefisien Korelasi.9234.136317.97623 Nilai P.17723.269156.5492 Pengalaman Usaha Koefisien Korelasi.564991.89714.364127 Nilai P.15643.238.16592 Motivasi berusaha Koefisien Korelasi.215641.12.93 Nilai P.2218.24841.429

Hubungan Faktor Pendukung Usaha dengan Kompetensi Pemasaran Hasil penelitian menunjukkan, bahwa dari kelima variabel dalam pendukung usaha yang terdiri dari alat komunikasi, sarana, modal, intensitas pendampingan, dan nilainilai adat masyarakat, hanya alat komunikasi yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kompetensi pemasaran. Hasil korelasi rank spearman dengan taraf signifikansi,1 diringkas dalam Tabel 3. Berdasarkan pada Tabel 3, diketahui bahwa alat komunikasi berhubungan nyata dengan kompetensi kognitif dengan nilai P=,1 dan koefisien korelasi r=,41. Alat komunikasi berhubungan secara nyata dengan aspek afektif dengan nilai P=,4 dan koefisien korelasi r=,35. Namun itu alat komunikasi tidak berhubungan secara nyata dengan aspek psikomotorik dengan nilai P masing-masing sebesar,74. Rendahnya pembinaan dari kunjungan petugas yang dilakukan baik oleh Pemerintah Daerah maupun LSM untuk melakukan penyuluhan terhadap responden menjadi salah satu penyebab tidak ada hubungan yang signifikan antara kebijakan pemerintah dengan kompetensi responden. Kebijakan pemerintah tidak memiliki hubungan yang nyata dengan aspek kognitif di bidang pemasaran, (P=,77), aspek afektif (P=,11), dan psikomotorik responden (P=,82). Nilai-nilai adat dan norma yang ada pada masyarakat tidak berhubungan secara nyata dengan aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Tidak ada tingkat kesesuaian nilai-nilai dalam masyarakat dengan kegiatan usaha dengan kompetensi pemasaran. Meskipun mereka melakukan kegiatan ritual, misalnya apabila hendak memulai berjualan harus dilakukan perhitungan hari baik, dan membuat bubur merah atau pengajian bersama dengan para kerabat atau tetangga. Hal itu hanya relevan dengan kemantapan dan ketenangan hati mereka untuk menjalankan tugas, tetapi bukan pada kompetensi pemasarannya. Kompetensi Pemasaran dan Upaya Peningkatannya Pola perilaku setiap orang bisa berbeda-beda tetapi proses terjadinya adalah mendasar bagi semua individu, yakni terjadi karena disebabkan, digerakkan dan ditunjukkan pada sasaran (Kast dan Rosenzweig, 1995). Responden yang mempunyai kompetensi pemasaran bisa dimengerti sebagai orang yang mempunyai kepercayaan diri dalam mengambil keputusan secara bebas dan bijaksana (Karsidi, 1999). Responden yang kompeten akan dapat terlihat dari potensi yang dimiliki dalam berkomunikasi dengan pembeli dan bekerjasama dengan yang lain dalam rangka Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Variabel Pendukung Usaha dengan Kompetensi pemasaran Kompetensi Pemasaran Faktor Internal Keterangan Kognitif Afektif Psikomotorik Y1 Y2 Y3 Alat komunikasi Koefisien Korelasi -.4179 -.356274.5898 Nilai P -.17369* -.45346*.748777 Sarana Koefisien Korelasi -.8273 -.15823.1267 Nilai P -.652625 -.3879.5749 Modal Koefisien Korelasi -.158659 -.2612.18623 Nilai P -.385769 -.257727.748 IntensitasPendampingan Koefisien Korelasi -.5285 -.28143.39977 Nilai P -.773893 -.118669.82824 Nilai-nilai dan Adat Koefisien Korelasi -.8892 -.139753.2357 Nilai P -.628432 -.445543.271554

Gambar 2. Aspek Kognitif Pemasaran 62.5 59.4 31.3 34.4 34.4 34.4 31.3 2 1 6.3 6.3 Pengetahuan Bauran Promosi Pengetahuan Mutu Pelayanan Pemahaman Teknik Menjual Gambar 3. Aspek Afektif Pemasaran 8 2 1 18.8 65.6 15.6 Sikap Mengutamakan Kepuasan Konsumen 9.4 71.9 71.9 18.8 Sikap Mengutamakan Kualitas Pelayanan 12.5 15.6 Tanggapan terhadap Perkembangan Teknik Menjual Gambar 4. Aspek Psikomotorik Pemasaran 8 2 1 68.8 68.8 31.3 31.3 Kecermatan Mempromosikan Produk Keluwesan Melayani Pelanggan 53.1 28.1 18.8 Kecepatan Menjual Produk memenuhi kebutuhan hidupnya. Aspek kognitif pemasaran pada UKM yang dikelola masyarakat miskin relatif tinggi. Namun masih ada aspek kognitif yang relatif lemah terutama pada aspek pemahaman teknik menjual. Sedangkan aspek afektif atau sikap pada kelompok masyarakat miskin relatif sedang. Responden sudah mulai tertarik terhadap cara-cara mengutamakan kualitas pelayanan dan mengutamakan kepuasan konsumen. Selain itu responden juga tanggap terhadap perkembangan teknik menjual. Kondisi yang lebih baik adalah pada aspek psikomotorik. Responden kecermatan mempromosikan produk dan memiliki keluwesan dalam melayani pelanggan.

Namun responden masih banyak yang kurang cepat dalam melakukan penjualan. Responden memiliki kompetensi di bidang pemasaran (kecermatan mempromosikan produk, kecepatan menjual produk, dan keluwesan melayani pelanggan) relatif sedang. Namun masih perlu dilakukan pembinaan agar mereka mampu meningkatkan kompetensi agar mampu meningkatkan pendapatannya. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Masyarakat miskin memiliki potensi berkembang, namun terdapat masalah yang dihadapi terkait dengan kompetensi pemasarannya. 2. Dilihat dari karakteristiknya, usaha kecil yang dikembangkan kelompok masyarakat miskin memiliki jenis usaha yang bervariasi, diantaranya adalah bengkel, dagang sayuran dan buah, foto kaki lima, menjahit, warung makanan, katering, dagang sayuran, percetakan, kerajinan kayu, dan peternakan. 3. Berdasarkan hasil analisis deskriptif sebagian besar pengrajin memiliki kemampuan kognitif dan afektif di bidang permodalan yang tinggi, namun aspek psikomotoriknya reltif sedang. 4. Hasil uji korelasi rank Spearman menunjukkan bahwa bahwa dari kelima variabel dalam pendukung usaha yang terdiri dari umur, pendidikan, pengalaman usaha, motivasi berusaha, dan tanggungan keluarga memiliki hubungan yang signifikan dengan kompetensi pemasaran. 5. Pada faktor pendukung usaha, dari kelima variabel dalam pendukung usaha yang terdiri dari alat komunikasi, sarana, modal, intensitas pendampingan, dan nilai-nilai adat masyarakat, hanya alat komunikasi yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kompetensi pemasaran. Saran Sesuai dengan hasil analisis data pada penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan kompetensi masyarakat antara lain: 1. Perlu mengaktifkan keberadaan kelompok swadaya masyarakat sehingga dapat menumbuhkan partisipasi dalam kegiatan pemberdayaan yang meliputi kegiatan identifikasi permasalahan, penemuan alternatif pemecahan sebagai perwujudan learning process menuju kemandirian pada masa yang akan datang. 2. Perlu dikembangkan lagi fungsi koperasi sebagai penghubung pengrajin dengan pasar, karena selama ini fungsinya masih sebagai toko pengecer saja tetapi belum dimanfaatkan sebagai jaringan komunikasi dan pusat informasi. 3. Pemerintah daerah perlu membuat kebijakan yang mendukung terlaksananya program pembinaan baik dari segi pendanaan atau penyuluhannya dengan lebih mengoptimalkan fungsi dinas-dinas yang terkait. Daftar Pustaka Hasibuan, N., 21, Kemiskinan Struktural Di Indonesia: Menembus Ke Lapisan Bawah, Jakarta: Jurnal Universitas Terbuka, Volume 7.1/ 21 Ismawan, Bambang, 22, Masalah UKM dan Peran LSM, Jakarta: www.binaswadaya.org. (23/12/23). Kast, Fremont E., James E. Rosensweig. 1995. Organisasi dan Manajemen, A. Hasyim Ali (penterjemah), Jakarta, Bumi Aksara. Mar at. 1982. Sikap Manusia: Perubahan dan Pengukuran, Bandung, Ghalia Indonesia.