BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi,

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II LANDASANTEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 LANDASAN TEORI

Pengendalian Persediaan. Fungsi Persediaan (2) Fungsi Persediaan 11/18/2015

Biaya persediaan = Rp ,-

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA KOSIKA AMIK INTeL Com GLOBAL INDO KISARAN

INVENTORY. Bambang Shofari

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara

BAB II TINJAUAN PUSATAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

PERSEDIAAN. Berdasarkan kriteria di atas, persediaan akan mencakup unsure-unsur sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT : STUDI KASUS PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

Akuntansi Persediaan (INVENTORY)

Materi: AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK PROSEDUR PENGADAAN RANGKAIAN SAMBUNG BARU PADA PDAM TIRTA MOEDAL KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi

BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

lancar, sehingga investasi pada persediaan memerlukan dana yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi dan

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang ditetapkan bersama. Suatu

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis

Penilaian Persediaan: Pendekatan Kos (Inventory Valuation: Cost Method)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk atau untuk diproses

Analisis Sistem Persediaan dalam Akuntansi Mina Sari dan Muhammad Dahria

#12 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan. Dari ketiga aktivitas yang berkaitan dengan pengertian akuntansi, akan dibahas secara lebih jelas: 1. Mengidentifikasikan yaitu peristiwa-peristiwa ekonomi akan melibatkan pemilihan aktivitas-aktivitas ekonomi yang relevan bagi suatu organisasi tertentu. 2. Mencatat yaitu setelah teridentifikasi, peristiwa-peristiwa ekonomi tersebut kemudian dicatat untuk menjadi alur aktivitas keuangan perusahaan. 3. Mengkomunikasikan yaitu aktivitas pengidentifikasian dan pencatatan tidak akan banyak memberikan manfaat, kecuali jika informasi tersebut dikomunikasikan kepada pengguna-pengguna yang berkepentingan. 6

7 Menurut (Niswonger Warren 2005:6) pengertian akuntansi adalah : akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. B. Pengertian Persediaan Istilah persediaan menunjukkan barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dagang. Persediaan merupakan bagian dari harta perusahaan dalam bentuk barang yang ditujukan untuk dijual maupun untuk diproses lebih lanjut sebelum dijual. Pada dasarnya persediaan akan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang, selanjutnya menyampaikan kepada konsumen melalui perusahaan. Persediaan yang diadakan mulai dari bahan baku sampai barang jadi, yang berguna untuk : 1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang 2. Menghilangkan risiko barang yang rusak 3. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan 4. Mencapai penggunaan mesin secara optimal 5. Memberi pelayanan yang sebaik-baiknya bagi konsumen

8 Pengertian persediaan yang dikemukakan oleh beberapa pendapat adalah : Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual. (Kieso et al. 2002:444) Pengertian persediaan, adalah : Barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual. (Zaki Baridwan, 2000:149). Persediaan adalah aktiva yang disimpan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, juga merupakan aktiva yang tersedia untuk digunakan sebagai bahan dalam proses produksi. (Skousen Stice, 2001:513). Ikatan Akuntan Indonesia melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SAK 2009 : 14.1) mendefinisikan persediaan sebagai berikut : Persediaan adalah aktiva yang : 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pembenahan jasa.

9 Sedangkan menurut (Warren et al. 2005:440) istilah persediaan digunakan mengartikan : 1. Barang dagang yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal. 2. Barang yang diterapkan dalam proses produksi atau disimpan untuk tujuan tersebut. Dari beberapa pengertian persediaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan barang yang dimiliki untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan usaha normal, apakah itu merupakan jenis persediaan barang jadi, barang dalam proses produksi atau bahan baku. Ketiga jenis persediaan tersebut berfungsi sebagai barang yang nantinya akan digunakan dalam proses produksi. Istilah persediaan menurut Mulyadi (2002:553) dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Untuk usaha dagang yaitu perusahaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk dijual kembali. 2. Untuk perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang mempunyai persediaan terdiri dari, persediaan barang jadi, persediaan produk, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan habis dipakai pabrik, dan persediaan suku cadang.

10 C. Klasifikasi Persediaan Dari pengertian persediaan yang dinyatakan oleh para ahli, pada dasarnya persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu persediaan menurut fungsinya, dan persediaan menurut jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan suatu produk. Persediaan menurut jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan suatu produk adalah : 1) Persediaan bahan baku (raw material), yaitu merupakan barang-barang atau bahan yang diperoleh dari supplier yang digunakan untuk proses produksi. 2) Persediaan bagian produk atau parts yang dibelinya yaitu merupakan parts yang dibeli atau diterima dari perusahaan lain dimana secara langsung parts tersebut digunakan bersama-sama parts yang lain tanpa mengalami proses produksi sebelumnya. 3) Persediaan setengah jadi (material in process inventory), yaitu persediaan bahan yang pernah mengalami proses pengolahan tetapi belum selesai. 4) Persediaan barang jadi (finished goods inventory), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai dan siap untuk dijual.

11 1. Jenis Persediaan Jenis persediaan perusahaan manufacturing dengan perusahaan dagang dan jasa mempunyai perbedaan. Perusahaan dagang persediaannya adalah persediaan yang siap untuk dijual demikian pula dengan perusahaan jasa, persediaannya sudah siap untuk dijual jasanya. Hanya bedanya persediaan jasa tidak dapat diraba secara fisik sedangkan persediaan perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang terwujud secara fisik yang dapat diraba. Jadi jenis persediaan perusahaan dagang adalah persediaan barang jadi yang sudah siap untuk dijual. Pada saat membelinya demikian bentuknya begitu pula pada saat menjual tanpa mengubah bentuk dari barang tersebut. Jenis persediaan perusahaan jasa adalah jenis persediaan yang tidak berwujud dan jenis persediaan ini juga siap untuk dijual. Jenis persediaan menurut Zaki Baridwan (2000:170), dapat dibedakan menjadi : a. Persediaan Bahan Baku dan Penolong Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diakui biayanya, sedang bahan penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relative kecil atau sulit diakui biayanya. b. Supplies Supplies adalah barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi. misalnya : obat-obatan.

12 c. Persediaan Barang dalam Proses merupakan persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiaptiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diubah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. Elemen dari barang dalam proses ini terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. d. Persediaan barang jadi merupakan barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi atau yang siap dijual kepada pelanggan atau pemesan. Misalnya: dalam sebuah perusahaan industri mobil, hasil produksi berupa mobilmobil yang sudah selesai dan siap dijual. 2. Fungsi Persediaan Fungsi persediaan menurut Firdaus A. Dunia (2001:47) dapat dibedakan menjadi : a. Batch Stock Lot Size Inventory Yaitu persediaan yang timbul karena adanya pembelian atau pembuatan barang dalam kualitas yang lebih besar dari kebutuhan perusahaan pada saat pembelian atau pembuatan barang tersebut. Persediaan barang ini berfungsi untuk mendapatkan keuntungan dari potongan harga pembelian dan penghematan biaya pemesanan atau efisiensi dalam pelaksanaan proses produksi.

13 b. Fluctuation Stock Yaitu persediaan yang berfungsi untuk menghadapi permintaan konsumen yang tidak beraturan dan tidak dapat diramalkan. c. Anticipation Stock Yaitu persediaan yang berfungsi untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam 1 (satu) tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan yang meningkat. 3. Macam-macam Biaya Persediaan Menurut (Soemarso.Sr 2004 : 336) persediaan merupakan salah satu persediaan modal kerja yang cukup penting karena kebanyakan modal usaha perusahaan adalah dari persediaan. Kelebihan atau kekurangan persediaan merupakan gejala yang kurang baik dimana kekurangan dapat berakibat larinya pelanggan, sedangkan kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien. Oleh karena itu, manajemen persediaan berusaha agar jumlah persediaan yang ada menjamin kelancaran proses produksi. Dengan kata lain, total cost yang berhubungan dengan persediaan dapat minimal. Perhitungan total cost dari persediaan secara keseluruhan dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentuk biaya dari persediaan seperti :

14 a. Holding Cost Carrying Zcost Adalah biaya yang timbul karena perusahaan menyimpan persediaan, yang terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Misalnya : biaya modal, biaya keuangan, biaya asuransi persediaan, biaya perhitungan fisik, biaya pajak persediaan, biaya pencurian, perusakan, dan lain-lain. b. Ordering Cost Procurement Cost Adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pemesanan dan pengadaan bahan seperti : biaya ekspedisi dan pemrosesan pesanan, upah, biaya telepon, biaya pengepakan, biaya pengiriman ke gudang, dan lain-lain. Pada umumnya, biaya pemesanan total per periode adalah sama dengan jumlah pesanan yang dilakukan setiap periode dilakukan hanya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan. c. Stock-Out Cost Adalah biaya yang timbul akibat perusahaan kekurangan atau kehabisan persediaan, seperti : kehilangan penjualan, kehilangan pelanggan, selisih harga, terganggu operasi, tambahan pengeluaran, kegiatan manajerial dan sebagainya.

15 D. Sistem Pencatatan Persediaan Menurut (Kieso et al. 2002) ada dua sistem pencatatan persediaan adalah sebagai berikut : 1. Sistem Periodik (Periodic System) Metode pencatatan periodik adalah metode pencatatan persediaan yang ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut : a) Setiap pembelian persediaan barang dagang akan dicatat di sebelah debet pada rekening pembelian. b) Pada setiap dilakukan penjualan tidak diikuti dengan harga pokok sehingga laba kotor pada tanggal penjualan tidak diketahui. c) Dilakukan perhitungan atas nilai persediaan akhir pada akhir periode. d) Dilakukan perhitungan harga pokok persediaan. Perlu diketahui, bahwa metode ini sangat sederhana, karena dalam hal ini tidak ada catatan mutasi atas persediaan barang. Tetapi ada masalah yang timbul jika menggunakan metode ini, apabila diinginkan menyusun laporan keuangan jangka pendek misalnya bulanan, maka harus mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang. Apabila barang yang dimiliki jenis dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang cukup lama dan akibatnya laporan keuangan juga akan terlambat. Adapun jurnal untuk mencatat persediaan dengan sistem persediaan periodik adalah sebagai berikut :

16 a. Ayat jurnal untuk mencatat pembelian Pembelian Hutang dagang b. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan Piutang dagang Penjualan c. Ayat jurnal untuk mencatat persediaan akhir periode Ikhtisar rugi laba Persediaan (saldo awal) Persediaan (saldo akhir) Ikhtisar rugi laba d. Ayat jurnal penutup Persediaan Harga pokok penjualan Pembelian Persediaan (awal) Kelebihan metode pencatatan ini adalah : a) Persediaan dinyatakan berdasarkan jumlah barang yang sebenarnya ada dalam perusahaan. Sedangkan kelemahannya adalah : a) Banyak waktu yang tidak efisien untuk mengetahui persediaan akhir yang ada.

17 b) Informasi tentang persediaan pada setiap waktu tidak dapat diketahui secara tepat. c) Pengawasan terhadap persediaan tidak dapat dilakukan melalui pembukuan. 2. Sistem Persediaan Perpetual (Perpetual System) Sistem perpetual memberikan tingkat kontrol terhadap persediaan yang lebih akurat dibandingkan dengan sistem periodik karena informasi mengenai persediaan dalam sistem perpetual selalu mencerminkan keadaan persediaan sekarang. Metode pencatatan perpetual adalah metode pencatatan persediaan yang ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Setiap pembelian persediaan barang dagang akan dicatat di sebelah debet, dalam perkiraan persediaan barang dagang. b. Pada saat dilakukan penjualan akan diikuti dengan perhitungan atas harga pokok penjualan. c. Perkiraan dari persediaan digunakan juga untuk mencatat persediaan yang ada pada awal periode, persediaan pada saat dijual dan persediaan pada akhir periode. d. Tidak perlu dilakukan perhitungan fisik atas barang-barang yang masih ada digudang pada akhir periode.

18 Jika dibandingkan dengan metode periodik, maka metode perpetual merupakan cara yang lebih baik untuk pencatatan persediaan barang, karena dapat membantu memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan pada waktu-waktu yang diinginkan dan harga pokok dari persediaan barang dapat dengan segera diketahui tanpa harus menunggu perhitungan periodik terlebih dahulu terhadap jumlah persediaan barang yang ada. Dan juga membantu dalam mengawasi keluar dan masuknya barang-barang yang ada dalam gudang. Adapun jurnal untuk mencatat persediaan dengan sistem persediaan periodik adalah sebagai berikut : a. Ayat jurnal untuk mencatat pembelian Persediaan Hutang dagang b. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan Piutang dagang (harga jual) Penjualan Harga Pokok Penjualan Persediaan (harga pokok) c. Ayat jurnal untuk retur penjualan dan harga pokok Retur penjualan Piutang dagang Persediaan Harga pokok penjualan

19 Keuntungan metode pencatatan perpetual adalah : a) Dapat diberikan setiap saat pada manajemen mengenai unit dan nilai setiap bahan yang memiliki informasi yang menjurus untuk menghilangkan hambatan serta terhentinya aktivitas produksi. b) Suatu hal mungkin bagi bagian keuangan bila setiap bulan membuat daftar perhitungan fisik persediaan. c) Suatu sistem internal check dijalankan pada setiap aktivitas dari bagian pembelian, bagian gudang, bagian produksi yang saling mengecek satu sama lain. d) Perhitungan fisik persediaan sering tidak perlu dilakukan. e) Investasi ke dalam persediaan dapat ditentukan dalam jumlah minimum. Kelemahan metode pencatatan perpetual adalah : Secara teoritis di dalam metode ini tidak terdapat suatu kelemahan dalam sistem pencatatannya. Ciri-ciri metode buku (Perpetual Metode) : a) Setiap jenis persediaan dibuatkan rekening tersendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. b) Tidak ada rekeningnya untuk transaksi pembelian, apabila terjadi pembelian langsung dicatat dalam rekening persediaan. c) Harga pokok penjualan dihitung dan dicatat setiap ada transaksi penjualan. d) Digunakan kartu stock untuk setiap barang.

20 Menurut Kieso et al. (2002:550) ciri-ciri yang membedakan antara sistem pencatatan perpetual dengan sistem periodik dapat diikhtisarkan sebagai berikut : 1. Rekening persediaan digunakan untuk mencatat mutasi atau perubahan yang terjadi terhadap persediaan. 2. Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan. Jadi dalam metode ini tidak digunakan rekening pembelian. 3. Untuk memudahkan pengawasan, setiap jenis persediaan disediakan kartu tersendiri. Kartu persediaan ini berfungsi sebagai buku pembantu persediaan. E. Sistem Penilaian Persediaan Penilaian persediaan barang merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk menentukan nilai persediaan yang dicantumkan dalam neraca. Dalam menghitung harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan, perlu dilihat beberapa asumsi yang berkenaan dengan penentuan harga pokok yang mana akan dibebankan pada persediaan dan penjualan. Menurut (Zaki Baridwan, 2004:181) ada tiga metode penilaian persediaan yaitu : 1. Metode harga pokok (cost) yang terdiri dari FIFO, LIFO, dan Average. 2. Metode harga pokok atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah (lower of cost or market). 3. Metode harga jual

21 Pada penyusunan skripsi ini penulis akan lebih membahas penilaian persediaan berdasarkan harga pokok (cost), yaitu metode FIFO dan LIFO, Sedangkan metode lainnya tidak dibahas lebih lanjut. Dalam melakukan penilaian persediaan barang dagang dengan metode periodik, yaitu : 1. Metode First In-First Out (FIFO) Sesuai dengan nama metode ini yaitu masuk pertama keluar pertama, penilaian persediaan diambil dari mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga unit yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian. Dengan metode FIFO, harga pokok barang yang lebih dulu dibeli merupakan biaya yang pertama kali diakui sebagai harga pokok penjualan. Keunggulan dari FIFO adalah mendekatkan nilai persediaan akhir dengan biaya berjalan. Sedangkan kelemahannya adalah bahwa biaya berjalan tidak ditandingkan dengan pendapatan berjalan pada laporan laba-rugi. Misalkan diketahui data untuk satu jenis barang sebagai berikut :

22 Contoh Perhitungan Metode FIFO: Tabel 2.1 Tanggal Uraian Unit Biaya/unit Total Biaya 1 Jan persediaan awal 100 unit @ Rp.10,- = Rp. 1.000,- 15 Apr pembelian 200 unit @ Rp.11,- = Rp. 2.200,- 24 Ags pembelian 300 unit @ Rp.12,- = Rp. 3.600,- 27 Nov pembelian 400 unit @ Rp.13,- = Rp. 5.200,- 1000 unit Rp. 12.000,- Sumber: Jerry J. Weygandt, 2007 Dengan demikian dengan metode FIFO, nilai persediaan akhir ditentukan dengan pembelian paling akhir dan dihitung ke belakang setelah seluruh unit persediaan dihitung biayanya. Tabel 2.2 Contoh Perhitungan Metode FIFO Tanggal Uraian Unit Biaya/unit Total 27 Nov pembelian 400 unit Rp. 13 Rp. 5.200 24 Ags pembelian 50 unit Rp. 12 Rp. 600 Jumlah 450 unit Rp. 5.800 Sumber: Jerry J. Weygandt, 2007

23 Sedangkan harga pokok penjualan adalah sebesar Rp. 6.200,- (Rp. 12.000 Rp. 5.800). 2. Metode Last In-First Out (LIFO) Metode ini didasarkan pada asumsi biaya terakhir dari suatu unsur barang tertentu. Metode LIFO mengasumsikan bahwa barang yang terakhir dibeli adalah barang yang pertama kali dijual. Berdasarkan metode LIFO, biaya persediaan akhir ditentukan dengan mengambil biaya per unit atas barang paling lama dan dihitung ke depan setelah seluruh unit persediaan dihitung biayanya. Sehingga biaya yang pertama kali dihitung dalam persediaan akhir adalah biaya persediaan awal. Dengan demikian nilai persediaan akhir menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk adalah : Contoh Perhitungan Metode LIFO: Tabel 2.3 Tanggal Uraian Unit Biaya/unit Total Biaya 1 Jan persediaan awal 100 unit @ Rp.10,- = Rp. 1.000,- 15 Apr pembelian 200 unit @ Rp.11,- = Rp. 2.200,- 24 Ags pembelian 300 unit @ Rp.12,- = Rp. 3.600,- 27 Nov pembelian 400 unit @ Rp.13,- = Rp. 5.200,- 1000 unit Rp. 12.000,- Sumber: Jerry J. Weygandt, 2007

24 Tabel 2.3 Contoh perhitungan Metode LIFO Tanggal Uraian Unit Biaya/unit Total Biaya 1 Jan persediaan awal 100 unit Rp.10,- = Rp. 1.000,- 15 Apr pembelian 200 unit Rp.11,- = Rp. 2.200,- 24 Ags pembelian 150 unit Rp.12,- = Rp. 1.800,- Jumlah 450 unit Rp. 5.000,- Sumber: Jerry J. Weygandt, 2007 Sedangkan harga pokok penjualan adalah sebesar Rp. 7.000,- (Rp. 12.000 Rp. 5.000). 3. Metode Average (Rata-rata) Metode biaya rata-rata mengasumsi bahwa barang yang tersedia untuk dijual memiliki biaya per unit yang sama (rata-rata). Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang dijual harus dibebani dengan biaya rata-rata, dimana rata-rata itu dipengaruhi menurut jumlah unit yang diperoleh pada masing-masing harga. Jadi, pendapatan dibebani dengan biaya rata-rata tertimbang. Dalam rumus biaya rata-rata tertimbang, biaya setiap unit ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari unit

25 yang serupa pada awal periode dan biaya unit yang serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu periode. Contoh: Dari data diatas harga rata-rata tertimbang adalah : Rp.12 (Rp.12.000 :1000). F. Sistem Pencatatan Slow Moving Sistem pencatatan slow moving ini dilakukan 3 bulan sekali, yang berfungsi untuk kesinambungan sebagai upaya pengawasan terhadap persediaan obat-obatan yang sudah memasuki masa kadaluarsa (expire) dalam gudang dalam RS. Medika Permata Hijau. Slow moving dapat mengetahui obat-obatan yang selama 3 bulan sudah tidak ada pergerakan sama sekali digudang dalam Rumah Sakit maka akan dilakukan pencatatan produk, dan kemudian kepada dokter tersebut diberikan surat peringatan terhadap obat tersebut dan kemudian selanjutnya akan terus dijalankan/kembali diproduksi atau dikeluarkan dari Rumah Sakit, dengan persyaratan obat tersebut harus dikosongkan stocknya terlebih dahulu dalam gudang. Berikut ini adalah produk dalam Rumah Sakit yang menggunakan sistem slow moving : a) Baquinor Infus b) Zithromax Dry Sumber: Kieso & Jerry J. Weygandt, 2008

26 1. Penyajian Persediaan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Menurut PSAK Nomor 14 (SAK 2009:14.6) tentang persediaan menyatakan bahwa persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lainnya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. Biaya persediaan, harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang. Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda diperkenankan. Formula MPKP mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga unit yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian. Dalam rumus biaya rata-rata tertimbang, biaya setiap unit ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari unit yang serupa pada awal periode dan biaya unit yang serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu periode. Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala atau pada setiap penerimaan kiriman, tergantung pada keadaan entitas.