MEWUJUDKAN KOMITMEN SWASEMBADA PANGAN DAN SUMBANGAN INDONESIA PADA FEED THE WORLD Disampaikan pada Seminar Feed The World yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) tanggal 28-29 Januari 2010, di Jakarta Convention Center (JCC). KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, 28 Januari 2010 1
I. PENDAHULUAN 2
Tekad Membangun Ketahanan Pangan Deklarasi Roma 1996 KTT Pangan Dunia Deklarasi MDGs Tahun 2000 Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia (HAM), Pemerintah wajib menyediakan pangan yang layak. Penurunan jumlah penduduk lapar hingga setengahnya pada tahun 2015. Konvenan Internasional Tentang Hak hak Ekonomi, Sosial & Budaya Regional ASEAN: pada Sidang AMAF di Ha Noi, Oktober 2008 Regional/Daerah: Provinsi dan Kabupaten/Kota UU No. 11/2005 Pasal 11 ayat (1) mengakui bahwa hak atas standar kehidupan yang layak baginya dan keluarganya atas pangan. Sepakat bekerja sama membangun ketahanan pangan regional : ASEAN Integrated Food Security (AIFS) Framework and Strategic Plan of Action on Food Security (SPA-FS). Kesepakatan Gubernur/Ketua DKP/Provinsi dan Bupati dan Walikota/Ketua DKP/Kabupaten/Kota Kesepakatan Gubernur 2008 (Konferensi DKP Nop 2008): Intinya menempatkan pembangunan ketahanan pangan sebagai salah satu prioritas 3
KTT Ketahanan Pangan Dunia 2009: Diketahui sasaran KKT Pangan 1996 atau Tujuan MDG No. 1; menurunkan penduduk miskin dunia setengahnya tidak tercapai. Tahun 2009 penduduk miskin dunia 1 milyar jiwa atau 1/6 penduduk dunia. Tahun 2050 penduduk dunia 9 milyar orang, sehingga produksi pangan harus naik 70% dari produksi saat ini. 4
KTT Ketahanan Pangan Dunia 2009 (lanjutan): Lima Prinsip Roma untuk mencapai Ketahanan Pangan Global Berkelanjutan: 1. Investasi terencana berorientasi output. 2. Koordinasi strategis untuk memperbaiki alokasi sumberdaya. 3. Melaksanakan twin track approach. Bantuan pangan langsung Pemberdayaan masyarakat 4. Menjamin peran penting sistem multilateral. 5. Menjamin dipenuhinya komitmen para mitra untuk investasi di sektor pertanian dan ketahanan pangan. 5
JUSTIFIKASI PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN Membangun kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman dan halal; yang didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumberdaya lokal. Cakupan Luas Keterlibatan Lintas Sektor Multidisiplin Basis Sumber Daya Lokal Kerawanan pangan (kronis atau transien) mempunyai dampak besar bagi bangsa: Ekonomi (produktivitas rendah) Sosial (keresahan/ kerusuhan) Politik (instabilitas) Membangun Ketahanan Pangan Nasional, Daerah dan Masyarakat, Mutlak Perlu menjadi Prioritas 6
PERMASALAHAN PANGAN GLOBAL Kenaikan harga minyak bumi yang sangat fluktuatif, dapat mempengaruhi pola permintaan komoditas pangan untuk food, feed, fuel. Fenomena perubahan iklim global yang semakin nyata, akan secara nyata mempengaruhi kemampuan produksi dan stok pangan global. Permintaan pangan global meningkat, karena jumlah penduduk dunia terus bertambah, terutama dari negaranegara miskin Asia dan Afrika. Pergerakan harga pangan di pasar internasional yang fluktuatif ditambah dengan adanya krisis finansial dan ekonomi global berdampak pada pasar dan harga pangan dalam negeri. Kemandirian Pangan yang mantap dapat meredam dampak negatif krisis pangan global 7
KONTRIBUSI INDONESIA TERHADAP PANGAN DUNIA Memberi kontribusi sampai 36% dari pertambahan produksi padi dunia. Indonesia merupakan negara penghasil utama minyak sawit dunia dan memegang pangsa pasar ekspor 80 % dari ekspor dunia Memberikan bantuan pangan untuk kemanusiaan bagi negara yang mengalami masalah pangan. Berpartisipasi dalam pengiriman tenaga ahli ke negara yang sedang mengembangkan komoditi pangan. Keragaman hayati Indonesia memberikan sumbangan 25% bagi dunia dengan memiliki sekitar 3.530 spesies tumbuhan dengan tingkat endemis 15%, dan 2.827 jenis ikan sebagai sumber penyediaan bahan pangan. 8
II. KINERJA SEKTOR PERTANIAN A. Makro (1) PDB sektor pertanian (diluar perikanan dan kehutanan) terus tumbuh mencapai 5,16% di tahun 2008 dan mencapai 3,57% di tahun 2009 (angka sementara). (2) Angkatan kerja sektor pertanian mencapai lebih dari 40 juta orang setiap tahun selama 2005-2009. (3) Nilai Tukar Petani (NTP) selama tahun 2005-2009, ratarata telah mendekati 100 yaitu sebesar 98,99. (4) Neraca perdagangan pertanian, selama periode 2005-2008, tumbuh sangat signifikan. Tahun 2005 neraca perdagangan sebesar US$ 6.44 trilyun. Tahun 2008, Neraca Perdagangan Pertanian mengalami kenaikan dalam tiga tahun sebesar US$ 17.97 trilyun. 9
B. Sektor Pertanian Lanjutan... 1) Periode 2005-2009, produksi bahan pangan pokok meningkat. Tahun 2009 produksi beras sebesar 63,84 juta ton GKG, sehingga kembali swasembada beras; 2) Ketersediaan energi meningkat 0,45% dan protein meningkat 1,98% per kapita. 3) Skor Pola Pangan Harapan (PPH) meningkat dari 74 pada tahun 2006 menjadi 81,9 pada tahun 2008. 4) Capaian penelitian pertanian : 191 varietas unggul padi, 46 varietas unggul jagung 64 varietas unggul kedelai Inovasi pola tanam, pemupukan, bioteknologi, PHT, dan alat mesin pertanian. 10
5) Telah dibangun Infrastruktur Pertanian : Lanjutan... Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) seluas 388 ribu ha Jaringan Irigasi Desa seluas 227 ribu ha, Tata Air Mikro (TAM) seluas 116 ribu ha, Reklamasi lahan seluas 80 ribu ha, Perluasan lahan sawah seluas 82 ribu ha, Embung 1.885 unit, dan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) sebanyak 3.941 unit. 6) Pengolahan dan Pemasaran Pertanian : Pasar Tani di 34 kabupaten, Pengembangan hasil hortikultura di 50 kabupaten, Pengolahan hasil kebun di 40 kabupaten, dan Pengolahan pakan ternak dan hasil ternak di 15 kabupaten. 11
III. POTENSI, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERTANIAN A. Potensi 1. Ketersediaan sumberdaya lahan dan air sebagai faktor produksi utama belum dikelola secara optimal. Terdapat 94,1 juta ha lahan yang sesuai untuk pertanian serta lahan dibawah tegakan hutan untuk menghasilkan bahan pangan. 2. Keragaman sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati baik flora dan fauna nasional belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pangan. 3. Tenaga kerja pertanian saat ini lebih dari 43 juta orang masih menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. 12
Lanjutan. 4. Semakin berkembangnya riset dan teknologi pangan yang telah menghasilkan berbagai varietas tanaman pangan yang tahan terhadap kondisi tidak optimal namun tetap berproduksi tinggi. 5. Jumlah penduduk yang sangat besar merupakan pasar dalam negeri yang potensial bagi produk-produk pertanian yang dihasilkan petani. 13
B. Permasalahan 1. Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global 2. Ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air. 3. Status dan luas kepemilikan lahan (9,55 juta KK < 0,5 Ha) 4. Lemahnya sistem perbenihan dan perbibitan 5. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani. 6. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh 7. Masih rawannya ketahanan pangan dan ketahanan energi. 8. Belum berjalannya diversifikasi pangan dengan baik. 9. Rendahnya Nilai Tukar Petani (NTP). 10. Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian. 11. Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian. 14
C. Tantangan 1. Memperbaiki produktivitas dan nilai tambah produk pertanian di beberapa sentra produksi dengan menciptakan sistem pertanian yang ramah lingkungan; 2. Penggunaan pupuk kimiawi dan organik secara berimbang untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah; 3. Memperbaiki dan membangun infrastruktur lahan dan air serta perbenihan dan perbibitan; 4. Membuka akses pembiayaan pertanian dengan suku bunga rendah bagi petani/peternak kecil; 5. Pencapaian Millenium Development Goals (MDG s) yang mencakup penurunan kemiskinan, pengangguran, dan rawan pangan; 15
Lanjutan.. 6. Penciptaan pricing policies yang proporsional untuk produk-produk pertanian khusus. 7. Persaingan global serta pelemahan pertumbuhan ekonomi akibat krisis global; 8. Memperbaiki citra petani dan pertanian agar kembali diminati generasi penerus; 9. Memperkokoh kelembagaan usaha ekonomi produktif di perdesaan; 10. Menciptakan sistem penyuluhan pertanian yang efektif; 11. Pemenuhan kebutuhan pangan, disamping pengembangan komoditas unggulan hortikultura dan peternakan, serta peningkatan komoditas ekspor perkebunan. 16
IV. ARAH DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN 17
ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN 1. Mewujudkan Sistem Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan yang Berbasis Sumberdaya Lokal 2. Meningkatkan dan Memantapkan Swasembada Berkelanjutan 3. Menumbuhkembangkan Ketahanan Pangan dan Gizi Termasuk Diversifikasi Pangan 4. Meningkatkan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor Produk Pertanian 5. Meningkatkan Kesejahteraan dan Pendapatan Petani 18
TARGET UTAMA 1. Peningkatan Produksi Dan Swasembada Berkelanjutan 2. Diversifikasi Pangan 3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor 4. Peningkatan Kesejahteraan Petani 19
1. PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN Swasembada Kedelai; produksi 2,7 ton di tahun 2014 Gula; produksi 4,81 juta ton di tahun 2014 Daging sapi; produksi 0,55 juta ton di tahun 2014 Swasembada Berkelanjutan Padi; produksi 75,70 juta ton di tahun 2014 Jagung; produksi 29 juta ton di tahun 2014 Dukungan Utama Perluasan lahan baru 2 juta ha selama 2010-2014 Penyediaan pupuk sesuai kebutuhan selama 5 tahun (urea 35,6 juta ton, SP-36 22,1 juta ton, ZA 6,3 juta ton, KCL 13,1 juta ton, NPK 45,9 juta ton, Oragnik 62,2 juta ton) 2. PENINGKATAN DIVERSIFIKASI PANGAN Skor Pola Pangan Harapan mencapai 93,3 di tahun 2014 Konsumsi pangan pokok beras menurun 3% per tahun 20
3. PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, DAN EKSPOR Industri hilir berbasis komoditas: beras, tepungtepungan, sagu, ganyong, jagung, kedelai, buahbuahan; biofarmaka, sawit, kakao, karet, kopi, tebu, susu, mete, pakan ternak skala kecil Pengolahan produk pangan fermentasi dan non fermentasi, derivasi produk Peningkatan iklim usaha yang kondusif melalui regulasi/ deregulasi 4. PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI Pendapatan per kapita pertanian Rp 7,93 juta di tahun 2014 Rata-rata laju peningkatan pendapatan per kapita 11,10 persen per tahun 21
STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2010-2014 7 GEMA REVITALISASI 1.Revitalisasi Lahan 2.Revitalisasi Perbenihan dan Perbibitan 3.Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana 4.Revitalisasi Sumber Daya Manusia 5.Revitalisasi Pembiayaan Petani 6.Revitalisasi Kelembagaan Petani 7.Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir 22
1. REVITALISASI LAHAN a. Menindak lanjuti Undang-Undang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) dengan Peraturan Pemerintah. UU PLP2B dan Peraturan Pemerintah pendukungnya merupakan perangkat hukum untuk melindungi dan mengatur konversi lahan pertanian; b. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian terlantar. c. Membangun database yang akurat berisi ketersediaan dan keberadaan lahan secara geografis dan peruntukkan lahan untuk berbagai sub sektor pertanian; d. Upaya pemantapan dan peningkatan kesuburan lahan pertanian; e. Pemantapan kepemilikan dan status lahan pertanian; f. Pemantapan penggunaan ketersediaan air pertanian. 23
2. REVITALISASI PERBENIHAN DAN PERBIBITAN a. Menata kembali kelembagaan perbenihan/perbibitan nasional mulai dari tingkat pusat sampai di daerah; b. Melindungi, memelihara dan memanfaatkan sumberdaya genetik nasional untuk pengembangan varietas unggul lokal; c. Mendorong sektor swasta untuk ikut berpartisipasi dalam usaha pengembangan bibit/benih; d. Memperkuat tenaga tenaga pemuliaan di berbagai stratra/tingkat pendidikan; e. Membentuk penangkar-penangkar benih unggul di tingkat lapangan; f. Memperbanyak/ekstensifikasi sumber-sumber bibit unggul baik dari sumber lokal maupun dari luar negeri; g. Penerapan undang-undang perbenihan/perbibitan. 24
3. REVITALISASI INFRASTRUKTUR DAN SARANA a. Memperkuat kelembagaan alsin di pusat yang bertujuan untuk membuat kebijakan dan regulasi berkaitan dengan pembuatan, penyebaran dan penggunaan alat mesin di tingkat petani secara bertanggung jawab; b. Mendorong unsur swasta untuk mendesain, memproduksi dan menyebarkan alsin sesuai dengan kualitas standar nasional; c. Bekerjasama dengan sektor terkait untuk mendorong terbentuknya fasilitas bengkel-bengkel alsin di daerah; d. Mengusahakan skim bantuan permodalan dalam pengadaan aslin di tingkat petani. 25
4. REVITALISASI SUMBERDAYA MANUSIA a. Meningkatkan jumlah formasi penyuluh di daerah; b. Mendorong munculnya tenaga penyuluh swadaya; c. Memberikan bimbingan teknis dan usahatani produktif termasuk dalam mengakses informasi teknologi dan informasi pasar; d. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah berkaitan rekrutmen dan pembiayaan tenaga penyuluh daerah. 26
5. REVITALISASI PEMBIAYAAN PETANI a. Penyediaan skim perkreditan dengan kemudahan proses administrasi seperti KKP-E, KPEN-RP, KUPS; b. Memperluas skim baru yang lebih mudah; c. Menumbuhkan kelembagaan ekonomi mikro di pedesaan; d. Melakukan koordinasi dengan instansi di pusat dan di daerah untuk mempermudah petani dalam mengakses sumber pembiayaan koperasi termasuk skim pembiayaan yang sudah ada; e. Menumbuhkan kembali koperasi khusus dibidang pertanian. 27
6. REVITALISASI KELEMBAGAAN PETANI a. Terus memperbanyak kelompok dan gabungan kelompok tani; b. Memberikan bimbingan dan pendampingan teknis untuk memperkuat kemampuan baik dari segi aspek budidaya maupun dalam aspek pemasaran; c. Memperluas jenis kelompok tani sesuai dengan bidang usaha, misalnya kelompok PHT, IB, P3A, Revitbun dsb.; d. Memperkuat modal usaha bagi kelompok/gabungan kelompok melalui pemberian bantuan modal, dan memperkuat jaringan kelompok tani dengan penyuluh lapangan. 28
7. REVITALISASI TEKNOLOGI DAN INDUSTRI HILIR a. Meningkatkan kegiatan penelitian khususnya dalam rangka penciptaan inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan dan produk olahan serta pemanfaatan sumberdaya lahan dan air ; b. Mempercepat diseminasi hasil penelitian dengan mengoptimalkan kelembagaan pengkajian, diklat, penyuluhan, tenaga teknis pertanian lapangan dan kelembagaan petani; c. Mendorong pengembangan industri pengolahan pertanian di perdesaan secara efisien guna peningkatan nilai tambah dan daya saing di pasar dalam negeri dan internasional; d. Meningkatkan jaminan pemasaran dan stabilitas harga komoditas pertanian; e. Meningkatkan dan menjaga mutu dan keamanan pangan pada semua tahapan produksi mulai dari hulu sampai hilir. 29
PROGRAM DEPARTEMEN PERTANIAN TAHUN 2010-2014 1. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan swasembada Berkelanjutan 2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan 3. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 4. Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal 5. Penyediaan dan Pengembangan Infrastruktur, Lahan, Irigasi dan Sarana Pertanian 6. Peningkatan Nilai Tambah, daya Saing, Industri Hilir, pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian 30
Lanjutan 7. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat 8. Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing 9. Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Pertanian 10. Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati 11. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Departemen Pertanian 12. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Departemen Pertanian 31
SASARAN INDIKATOR MAKRO PERTANIAN TAHUN 2010-2014 INDIKATOR MAKRO 2010** 2011* 2012* 2013* 2014* Rerata - Pertumbuhan PDB Pertanian Sempit (%) 1) 3.62 3.61 3.69 3.77 3.75 3.69 - Penyerapan Tenaga Kerja (juta orang) 2) 42.4 42.9 43.5 44.0 44.6 43.5 - Tambahan Lapangan Kerja (ribu orang) 2) 930 1.193 1.285 924 1.068 1.080 - Nilai Tukar Petani (2007=100) 3) 100 100 100 100 100 100 - Investasi PMDN (Rp milyar) 4) 4.604 6.558 8.674 11.238 14.112 9.000 - Investasi PMA (US$ juta) 4) 382 500 750 1.000 13.000 3.127 - Neraca Perdagangan Pertanian US $ milyar 5) 24,351 29,535 35,660 42,909 52,016 36,894 Ket : *) Target sementara Renstra 32
No. Kelompok Komoditas Pangan Jenis Komoditas Non Pangan 1 Komoditas Tanaman Pangan Padi, jagung, kedelai, kacang tanah, (7 komoditas) kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar 2 Komoditas Hortikultura Cabe, bawang merah, kentang, mangga, Rimpang dan tanaman hias (10 komoditas) pisang, jeruk, durian, dan manggis 3 Komoditas Perkebunan Kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, lada, Karet, kapas, tembakau, cengkeh, (15 komoditas) jambu mete, teh, tebu, dan kemiri sunan Jarak pagar, dan nilam 4 Komoditas Peternakan Sapi potong, sapi perah, kerbau, (7 komoditas) kambing/domba, babi, ayam buras, dan itik 33
KOMODITAS TARGET POSISI 2009 (Juta Ton) SASARAN 2014 (Juta Ton) PENINGKATAN PER TAHUN FOKUS PROPINSI PADI JAGUNG Swasembada berkelanjutan Swasembada berkelanjutan 63,84 *) 75,7 3,22 % NAD, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Jawa, Sulsel 17,66 *) 29 10,02 % Jabar, jateng, Jatim, Sumut, Lampung, Sulawesi KEDELAI Swasembada 2014 1,00 *) 2,7 20,05 % Jatim, Jateng, NTB, NAD, Jabar, DIY GULA Swasembada 2014 2,85 **) 4,81 12,55 % Jabar, Jateng, Jatim, Lampung, Sulawesi DAGING SAPI Swasembada 2014 0,40 **) 0,55 7,30 % Sumut, NAD, Sumsel, Lampung, Sumbar, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Bali, Kalsel, Kalbar, Sulsel, Sulteng, Sultra, Gorontalo, NTB, NTT, Jambi, Riau 34
SASARAN PRODUKSI KOMODITAS PANGAN UTAMA ( ribu ton ) TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 BERAS 66.680 68.800 71.000 73.300 75.700 JAGUNG 19.800 22.000 24.000 26.000 29.000 KEDELAI 1.300 1.560 1.900 2.250 2.700 GULA 2.966 3.449 3.902 4.355 4.806 411 439 471 506 546 DAGING SAPI 35
36