KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM PLSBT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I Pengantar PLSBT. Dosen : Elly M. Setiadi

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

MODEL PENYELENGGARAAN MATA KULIAH UMUM DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

MODUL 1 PANCASILA. PENDAHULUAN (Landasan Pendidikan Pancasila) Dr. Dadan Anugrah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi. Program Studi Akuntansi

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38/DIKTI/Kep/2002 TENTANG

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA. Pendahuluan. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Beban SKS Efektif Program Studi D.25

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

PANDUAN TEKNIS PENULISAN NASKAH BACAAN SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH, TAHUN 2009 KATA PENGANTAR

PEDOMAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

PERAN METODE DISKUSI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Pengawsan Proses Pembalajaran A3/ D.52 1

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL No. Dok: LPM.23 No. Rev : 0 Berlaku: Januari 2018 Hal : 2/ 10 BAB I VISI dan MISI A. Visi ISTA Visi Institut Sai

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

STANDAR HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup

PENDIDIKAN PANCASILA

SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI. Oleh : Drs. S. Ichas Hamid Al-lamri, M.Pd. NIP

STANDAR ISI PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Oleh: DRS.H.IMAM GHOZALI, MM

Modul ke: PANCASILA 1FEB PENGANTAR PANCASILA. Fakultas. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Program Studi MANAJEMEN

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi adalah mahasiswa yang rata-rata masuk perguruan tinggi pada

MANUAL PENINGKATAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. modern seperti handphone, media sosial melalui data internet (facebook, twitter, ini membuat segala sesuatu berubah begitu cepat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB

SILABUS. 1. Identitas Mata Kuliah. Nomor Kode : KU 107. Semester : 3 Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Jenjang : S1 PGSD : Tim Dosen PSB UPI

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PENGANTAR ILMU SOSIAL. Oleh : SITI KOMARIAH

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

STANDAR ISI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT)

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI

STANDAR ISI PENELITIAN

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

PEDOMAN REVISI DAN PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

BUKU KODE ETIK DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

SILABUS MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Perencanaan Proses Pembelajaran A3/ D.41 1

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu aset sehingga perlu dikembangkan

Pedoman Revisi Kurikulum UNSIMAR Poso PJM

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

KONSEP MBB-ISBD DALAM KERANGKA GENERAL EDUCATION DI PERGURUAN TINGGI UMUM

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Rasio Dosen dan Mahasiswa D.39

BAB I PENDAHULUAN. konstruktif yang pelaksanaannya diarahkan untuk membimbing, membina

MANUAL PELAKSANAAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG

PEDOMAN BEASISWA KUALIFIKASI S2 GURU PAI CALON PENGAWAS

Pertemuan ke-1 IBD sebagai bagian dari MKDU:

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

STANDAR HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Mata Kuliah Kewarganegaraan

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Pengelolaan Akademik A3/ D.51

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

Transkripsi:

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM PLSBT Disajikan pada Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT) Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Ruang PTPG FPIPS UPI pada tanggal 25-26 Juli 2007 disajikan tanggal 25 Juli 2007 Oleh Dr. Drs. Astim Riyanto, SH, MH. Koordinator PLSBT Jurusan MKDU FPIPS UPI PANITIA SEMINAR DAN LOKAKARYA MATA KULIAH UMUM PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI JURUSAN MATA KULIAH DASAR UMUM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM PLSBT *) Oleh Dr.Drs.Astim Riyanto,SH,MH. **) DALAM suatu rapat pada awal tahun 1994 Senat Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung (menjadi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan Keputusan Presiden RI Nomor 124 Tahun 1999 tanggal 7 Oktober 1999 dan diresmikan tanggal 24 Januari 2000), dengan pertimbangan keterpaduan materi, keefektifan pencapaian tujuan, efisiensi ketenagaan, dan pemadatan sistem kredit semester (sks), diputuskan tiga mata kuliah bersifat nasional, yaitu Ilmu-ilmu Alamiah Dasar (IAD), Ilmu-ilmu Sosial Dasar (ISD), dan Ilmu-ilmu Budaya Dasar (IBD) difusi menjadi suatu mata kuliah, yaitu Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT). Nama mata kuliah ini lahir dengan penekanan-penekanan tertentu, yaitu : (1) mata kuliah ini mencakup dan mewakili materi dari mata kuliah yang difusi, yakni IAD, ISB, dan IBD; (2) materi mata kuliah pendidikan lingkungan hidup yang semula berdiri sendiri di IKIP/UPI dimasukkan ke topik penduduk/kependudukan dari ISD diangkat ke dalam mata kuliah PLSBT; serta (3) materi teknologi sebagai bagian dari mata kuliah ISD dalam hubungannya dengan antropologi budaya dan IAD diangkat ke dalam materi PLSBT. Di samping itu, dikandung maksud untuk mengurangi jumlah satuan kredit semester (sks) dari 2 (sks) x 3 (mata kuliah) adalah 6 sks menjadi 2 (sks) x 1 (mata kuliah) adalah 1 sks. Sisa 4 sks digunakan untuk mata kuliah dasar institut (MKDI) waktu itu. Mata kuliah PLSBT mulai dilaksanakan di IKIP/UPI pada semester ganjil 1994/1995 yang perkuliahannya berlangsung dari tanggal 1 September 1994 hingga 16 Januari 1995 dan Ujian Akhir Semester (UAS) tanggal 16 Januari 1995. Sementara itu, para pengambil kebijakan di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan/Departemen Pendidikan Nasional c.q. Direktorat Jenderal Pendidikan *) Judul dari Panitia Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT) Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Ruang PTPG FPIPS UPI pada tanggal 25-26 Juli 2007 disajikan tanggal 25 Juli 2007. **) Koordinator Mata Kuliah Dasar Umum Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT) Jurusan MKDU FPIPS UPI. 1

2 Tinggi (Ditjen Dikti) melakukan fusi atas tiga mata kuliah tadi menjadi Ilmu-ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) dan Ilmu-ilmu Alamiah Dasar (IAD). Usaha fusi tiga mata kuliah menjadi dua mata kuliah ini dilandaskan pada sifat mata-mata kuliah tadi, yaitu ISBD berasal dari rumpun ilmu yang memiliki banyak persamaan karakteristik, yaitu rumpun Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciences) dan Ilmu-ilmu Budaya (Humanities) serta IAD berasal dari rumpun Ilmu-ilmu Alamiah atau disebut juga Ilmu-ilmu Eksakta (Natural Sciences). Namun, di IKIP/UPI karena memiliki identitas dan karakteristik pendidikan serta dengan latar belakang sebagaimana tersebut di atas, maka IKIP/ UPI hingga saat ini mempertahankan nama PLSBT dengan segala konsekuensi dan kompetensinya. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas RI Nomor 43/Dikti/Kep/2006 menentukan tiga mata kuliah di Perguruan Tinggi yang masuk Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Ketiga mata kuliah ini mengacu kepada ketentuan Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menentukan tiga mata kuliah di Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa. Tidak diaturnya mata kuliah IAD, ISD, dan IBD atau dengan nama ISBD dan IAD atau dengan nama PLSBT dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tidak berarti mata-mata kuliah atau mata kuliah ini tidak penting. Oleh karena ketiga mata kuliah (IAD, ISD, dan IAD) atau kedua mata kuliah (ISBD dan IAD) atau satu mata kuliah (PLSBT) itu secara keilmuan telah penting dengan sendirinya, karena bersumber pada esensi keilmuan, di mana IAD bersumber dari rumpun Ilmu-ilmu Alamiah atau disebut juga Ilmu-ilmu Eksakta, ISD bersumber dari rumpun Ilmu-ilmu Sosial, dan IBD bersumber dari rumpun Ilmu-ilmu Budaya atau Humaniora. Begitu pula ISBD dan IAD atau PLSBT bersumber pada tiga rumpun ilmu tersebut. Dengan otonomi keilmuan yang dimiliki Perguruan Tinggi, maka Perguruan Tinggi dapat membuat kebijakan sesuai dengan visi dan misi Perguruan Tinggi yang bersangkutan yang mengacu kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, yaitu Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

1 3 Penguatan Keberadaan PLSBT Keberadaan PLSBT atau dengan nama lain dengan maksud yang sama dewasa ini dapat ditarik dari jabaran Dasar, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Nasional yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menentukan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan demikian bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional tersebut diturunkan ke dalam tujuan pendidikan tinggi yang diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, yaitu : 1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Pedoman dan Silabus Mata Kuliah PLSBT Hasil Seminar dan Lokakarya PLSBT Jurusan MKDU FPIPS UPI tahun 1995, sebagai mata kuliah dasar umum, PLSBT bertujuan : 1. Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk Tuhan dalam mendekatkan diri kepadanya melalui hubungan sesama manusia dan lingkungan alam. 2. Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk sosial, budaya dan bagian yang tak terpisahkan dari alam sekitarnya. 3. Meningkatkan kesadaran lingkungan dalam mengembangkan kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang dengan lingkungan hidup. 4. Meningkatkan melek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dalam menerapkannya secara selaras, serasi, dan seimbang dengan lingkungan hidup untuk

4 mempertahankan kelestarian kehidupan umat manusia serta kehidupan pada umumnya. 5. Meningkatkan kepekaan dan keterbukaan terhadap masalah-masalah lingkungan, sosial, budaya, dan teknologi serta bertanggung jawab dalam memecahkan masalah tersebut. Visi dan Misi PLSBT Sejalan dengan visi kelompok MPK di perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya (Pasal 1 Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/Dikti/Kep/2006), maka visi PLSBT adalah membantu program studi dalam mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya dalam memperkuat pemahaman, penghayatan, dan komitmennya terhadap lingkungan, sosial, budaya, dan teknologi terutama yang terdapat di lingkungan sekitarnya. Sejalan dengan misi kelompok MPK di perguruan tinggi membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab (Pasal 2 Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/Dikti/Kep/2006), maka misi PLSBT adalah membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mau dan mampu secara bertanggung jawab memecahkan masalah-masalah lingkungan, sosial, budaya, dan teknologi terutama yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Kekuatan PLSBT PLSBT hadir karena tuntutan kebutuhan pendidikan tinggi i.c. perguruan tinggi akan penguasaan keilmuan secara holistik, integral, dan komprehensif. Melalui PLSBT mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal seluruh ilmu yang ada dalam suatu kurun waktu tertentu dan dewasa ini. Dengan diajarkan PLSBT, maka para mahasiswa sebagai peserta didik dapat :

5 1. Meningkatkan, mempertebal, dan memupuk keimanan dan ketaqwaan (imtaq). 2. Membina, meningkatkan, dan mengembangkan intelektualitas dengan memperkenalkan konteksitas ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang dilandasi nilai-nilai agama, kebudayaan, dan kemanusiaan. 3. Menumbuhkan rasa peka (keterpanggilan, ketersentuhan, kepedulian) terhadap masalah-masalah lingkungan, sosial, budaya, dan teknologi (LSBT). 4. Mempunyai kemampuan tertentu secara konsepsional untuk memecahkan masalah LSBT dengan menentukan model, pola, sistem, tata kerja, rencana, program, dan prosedur yang aplikatif. 5. Mempunyai kemauan dengan mempelopori, membantu berpartisipasi, atau ikut serta dengan penuh rasa tanggung jawab untuk memecahkan masalah-masalah LSBT. Di samping itu, melalui PLSBT sekaligus berfungsi sebagai perekat hubungan struktural dan fungsional seluruh ilmu yang ada, baik dalam rumpun ilmu yang bersangkutan maupun antarrumpun ilmu, yaitu Ilmu-ilmu Kealaman (IIK), Ilmu-ilmu Sosial (IIS), dan Ilmu-ilmu Budaya (IIB). Setelah ilmu-ilmu dalam suatu rumpun atau antarrumpun ilmu terekat, maka ilmu yang relevan dapat bekerja sama secara fungsional dalam memecahkan masalah-masalah kealaman, sosial, serta budaya dan kejiwaan yang kompleks, lintas ilmu, dan silang ilmu dengan pendekatan-pendekatan interdisipliner, multidisipliner, transdisipliner, atau krosdisipliner. Penutup Agar proses pembelajaran atau proses belajar mengajar PLSBT berjalan efektif, maka unsur-unsur yang terkait dengan itu harus diperkuat, yaitu komitmen pada tujuan, pengayaan bahan, kekuatan metode, profesionalisasi dosen, respons mahasiswa, kelengkapan fasilitas, pemantapan interaksi, dan ketepatan evaluasi. Daftar Pustaka Astim Riyanto, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi, Cetakan Pertama, Yapemdo, Bandung, 2000. Panitia Seminar dan Lokakarya PLSBT, Pedoman dan Silabus Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT), Jurusan MKDU FPIPS IKIP, Bandung, 24 Agustus 1995.

Ridwan Effendi dan Elly Malihah, Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi, Cetakan Kedua, CV. Yasindo Multi Aspek, Bandung, 2007. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tanggal 8 Juli 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (LN 2003 No. 78, TLN No. 4301). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tanggal 24 Juni 1999 tentang Pendidikan Tinggi (LN 1999 No. 115, TLN No. 2860). Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas RI, Nomor 43/Dikti/Kep/ 2006 tanggal 2 Juni 2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian Di Perguruan Tinggi. 6